Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
Ditetapkan
PANDUAN Tanggal terbit: Direktur,
PRAKTIK KLINIS
NIP
Nutrisi parenteral: cara untuk memenuhi persyaratan nutrisi,
DEFINISI
sebagian atau seluruhnya, untuk pertumbuhan bayi.

1. Neonatus kurang bulan dengan usia kehamilan kurang dari


INDIKASI
30 minggu dengan berat lahir kurang dari 1250 gram.
2. Neonatus yang dicurigai atau pasti mengalami enterokolitis
nekrotikans, diperkirakan mendapat nutrisi parenteral total
lebih dari tiga hari
3. Neonatus dengan kasus bedah karena kelainan saluran
cerna kongenital dan tidak dapat menerima asupan nutrisi
enteral dalam periode lima hari dengan kecukupan 100
mL/kgBB/24jam.

1. Komplikasi yang berkaitan dengan kateter, antara lain sepsis,


KOMPLIKASI
infeksi kulit lokal dan slough, trombosis dan chylothorax
2. Komplikasi metabolik: hiperglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, asidosis, osteopenia, kerusakan hati dan kolestasis
Kecukupan nutrisi pada neonatus adalah jumlah asupan adekuat
KECUKUPAN
pada bayi baru lahir sesuai dengan grafik pertumbuhan baik intra
NUTRISI PADA
maupun ekstra uteri.
NEONATUS

KECUKUPAN Bertujuan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pada fase


diuresis dan mencegah kehilangan cairan ekstraseluler pada fase
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
CAIRAN pascadiuresis.

Jumlah diuresis dipertahankan pada 1-3 mL/kgBB/jam. Jumlah


cairan yang diberikan pada fase pradiuresis adalah IWL ditambah
jumlah diuresis minimal 1 mL/kgBB/jam.

Kebutuhan cairan ditingkatkan 10-20 mL/kgBB/hari sampai 140-160


mL/kgBB/hari pada minggu pertama (fase pascadiuresis), maksimal
200 mL/kgBB/hari pada minggu kedua agar tercapai pertumbuhan
optimal intrauterin.

KECUKUPAN Jumlah yang dianjurkan diberikan secara parenteral adalah 90–100


ENERGI kkal/kg/hari dan secara enteral 115-120 kkal/kg/hari

KECUKUPAN Rekomendasi nutrisi bayi kurang bulan berdasarkan evidence-


MAKRONUTRIEN based (Adamkin, 2009)

 Karbohidrat
Pemberian glukosa pada bayi prematur harus dimulai dalam
24 jam pertama pascalahir dengan kecepatan infus glukosa
(glucose infusion rate, GIR) pada usia gestasi <32 minggu 6-
8 mg/kgBB/menit dan pada usia gestasi >32 minggu 4-6
mg/kgBB/menit, kemudian ditingkatkan bertahap 1-2
mg/kgBB/menit sampai mencapai kecukupan maksimal
dukungan NPT dengan GIR 12-13 mg/kgBB/menit.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8

Dalam pemberian glukosa ini perlu pemantauan terhadap


risiko terjadinya hiperglikemi. Kadar gula darah
dipertahankan 50-120 mg/dL

 Protein
Pemberian protein 2,5 g/kgBB/hari pada 24 jam pertama
pascalahir, ditingkatkan 0,5-1 g/kgBB/hari. Dosis maksimal
protein pada minggu pertama adalah 3,5-4 g/kgBB/hari.
Untuk 1 g protein membutuhkan 20-25 kkal non protein.
Pemberian dosis 1,5 kgBB/hari pada hari pertama pascalahir
ditoleransi dengan baik karena dapat memenuhi kecukupan
protein, mencegah katabolisme protein, menjaga
keseimbangan nitrogen sehingga tercapai peningkatan
tumbuh kembang. Manfaat lain adalah meningkatkan
toleransi glukosa, mengurangi risiko hiperglikemia melalui
sekresi insulin endogen dan glukoneogenesis. Protein dalam
sediaan nutrisi neonatus harus mengandung conditionally
essential amino acid, yaitu tirosin, sistein, taurin, histidin,
glisin, glutamin, dan arginin. Mulai infus asam amino, jika
tersedia, pada usia dua hari dengan jumlah 0,5-1,0 g/kg/hari.
 Lemak
Pemberian lipid intravena pada bayi prematur dimulai dalam
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
24 jam pertama pascalahir dengan dosis 0,5- 1 g/kgBB/hari
dinaikkan bertahap sebanyak 0,5-1 g/kgBB/hari sampai
mencapai 3-3,5 g/kgBB/hari.

KECUKUPAN  Elektrolit
MIKRONUTRIEN Kebutuhan natrium (Na) bervariasi pada minggu pertama
sebesar 0-3 mEq/kgBB/hari. Setelah terdapat diuresis awal,
dapat diberikan natrium (Na) dan kalium (K) dengan dosis 2-3
mEq/kgBB/hari disesuaikan dengan kondisi klinis dan kadar
elektrolit. Saat asupan cairan mencapai 150 mL/KgBB/hari,
cairan parenteral haruslah mengandung 12.5-15 mmol/L Ca
elemental and 13-15 mmol/L Phospor. Kebutuhan Ca, P,
dan Mg dalam nutrisi enteral bayi prematur dihitung
berdasarkan kandungan komposisi Ca, P, dan Mg dalam ASI
dan variabilitas penyerapan elektrolit tersebut berdasarkan
usia gestasi (Ca2+:4070 %, P:60-95%, Mg:40%)

Trace Elements

 Besi
Penting dalam perkembangan otak fetus dan neonatus
Pemberian suplementasi besi untuk BBLSR yang mendapat
ASI bila bayi telah memasuki fase pertumbuhan (growing
care), umumnya dimulai pada usia 2 minggu dengan dosis 2
mg/kgBB/hari dan dievaluasi setelah pemberian 3 bulan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
untuk ditentukan apakah dilanjutkan atau tidak.

 Zinc
Asupan zinc minimal 1,4-2 mg/kgBB/hari diperlukan untuk
mencapai pertumbuhan optimal pada bayi prematur.
Rekomendasi terkini untuk asupan zinc enteral pada bayi
prematur adalah 1-2 mg/kg/hari atau maksimal 1-3
mg/kg/hari.

KECUKUPAN Vitamin A
VITAMIN Dapat menurunkan kematian, kebutuhan oksigen pada 1 bulan,
serta kebutuhan oksigen pada usia 36 minggu masa gestasi.

Vitamin D

Pada bayi yang mendapat ASI eksklusif atau parsial untuk


mendapat vitamin D 400 IU/hari selama minimal setahun pertama
kehidupan. Bayi yang tidak mendapat ASI juga sebaiknya mendapat
suplementasi, sampai 32 fl.oz. (1000 ml) per hari susu formula
fortifikasi vitamin D.

Vitamin E
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
Diet pada bayi prematur sebaiknya mengandung minimal 1 IU
vitamin E/gram asam linoleat, setara ± 0.6 mg δ tocopherol/gram
polyunsaturated fatty acids (PUFA). Bayi prematur yang mendapat
nutrisi enteral dan suplemen multivitamin, di mana asupan setiap
harinya mengandung 5 IU vitamin E, mendapat ±5–10 IU/kg/hari
vitamin E, tetapi untuk nutrisi parenteral kadarnya lebih rendah.

NUTRISI Rute pemberian


PARENTERAL Pemberian melalui vena sentral lebih diutamakan. Pemasangan
TOTAL akses vena sentral sesuai dengan prosedur baku yang telah
ditetapkan. Osmolaritas maksimal untuk akses vena perifer adalah
630 mOsm/L setingkat dengan konsentrasi dekstrosa 12,5%.

Nutrisi parenteral tidak boleh terpapar sinar matahari untuk


mencegah terbentuknya peroksida yang merusak lipid dan vitamin.

Perubahan pemberian asupan parenteral menjadi enteral yang


bersumber dari payudara dan/atau puting dapat dimulai dan
ditingkatkan secara bertahap, segera setelah bayi menunjukkan
refleks mengisap dan menelan yang cukup untuk memperoleh
asupan secara oral tanpa mengalami kelelahan atau apnea.

PEMANTAUAN Meliputi pemantauan jangka pendek dan jangka panjang.


DAN EVALUASI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
Jangka pendek :

 Akseptabilitas yaitu penilaian perbandingan asupan yang


masuk secara aktual terhadap preskripsi nutrisi yang
direncanakan dokter.
 Toleransi, meliputi penilaian adanya muntah, diare, residu
lambung, food adverse reaction pada pemberian nutrisi
enteral atau oral; parameter biokimia dan klinis pada
pemberian nutrisi parenteral.
 Efisiensi yaitu menilai kenaikan berat badan

Jangka panjang:

 Untuk menilai pertumbuhan dan osteopenia


prematuritas

DAFTAR RUJUKAN 1. Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI


PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RSUD/BLUD TATA LAKSANA NUTRISI PARENTERAL PADA


I LA GALIGO NEONATUS
LUWU TIMUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
C.09.036 00 1/8
Ed.pertama 2018:699-705

Anda mungkin juga menyukai