060100073
FK USU
BAB 1
PENDAHULUAN
Dukungan nutrisi merupakan suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
manajemen holistik terutama untuk pasien yang sakit kritis oleh karena tindakan
bedah atau non bedah. Pada banyak kasus keadaan pasien memburuk atau bisa
meninggal yang bukan disebabkan oleh penyakit utama namun sebagai
komplikasi sekunder dari malnutrisi. Hal ini penting bagi para klinisi untuk
memahami perubahan metabolisme tubuh yang terjadi pada proses tersebut. Hal
penting lain yang tidak bisa dilupakan adalah bagaimana mendukung pasien
dengan nutrisi yang baik. Nutrisi enteral merupakan pilihan pertama untuk pasien,
namun jika ada kontraindikasi, harus selalu dipertimbangkan untuk menggunakan
nutrisi parenteral (Surya B, 2006).
Nutrisi seperti halnya oksigen dan cairan senantiasa dibutuhkan oleh
tubuh. Penderita yang tidak dapat makan atau tidak boleh makan harus tetap
mendapat masukan nutrisi melalui cara enteral (pipa nasogastrik) atau cara
parentral (intravena). Nutrisi parenteral tidak menggantikan fungsi alamiah usus,
karena itu hanya merupakan jalan pintas sementara sampai usus berfungsi normal
kembali (Ramli, 2009).
Teknik nutrisi parenteral memang tidak mudah dan penuh liku-liku
masaalah biokimia dan fisiologi. Juga harga relatif mahal tetapi jika digunakan
dengan benar pada penderita yang tepat, pada akhirnya akan dapat dihemat lebih
banyak biaya yang semestinya keluar untuk antibiotik dan waktu tinggal dirumah
sakit. Contoh kesalahan yang masih banyak ditemukan di rumah sakit yaitu
pemberian protein tanpa kalori karbohidrat yang cukup dan Pemberian cairan
melalui vena perifer dimana osmolaritas cairan tersebut lebih dari 900 m Osmol
yang seharusnya melalui vena sentral. Jika krisis katabolisme kecil sedang tubuh
mempunyai cukup cadangan tidak timbul masalah apapun. Penderita dewasa
mudah sehat dengan status gisi yang baik, dapat menjalani pembedahan, puasa 5-7
hari setelah operasi sembuh dan pulang dengan selamat hanya dengan kerugian
penurunana berat badan. Tetapi pada kenyataannya lebih banyak penderita yang
1
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
kondisi awalnya sudah jelek (berat badan kurang, kadar albumin < 3,5 gr/dl),
untuk penderita ini puasa puasa pasca bedah / pasca trauma 5-7 hari hanya
mendapat infus elektrolit sudah cukup untuk mencetuskan hipoalbuminemia,
hambatan penyenbuhan luka, penurunan daya tahan tubuh sehingga infeksi mudah
menyebar. Sehingga banyak diantara penderita pasca bedah laparotomi karena
perforasi ileum (typhus abdominalis), invaginasi, volvulus, atau hernia inkarserata
kemudian mengalami kebocoran jahitan usus yang menyebabkan peritonitis atau
enterofistula ke kulit . Dengan bantuan nutrisi yang baik penyulit-penyulit fatal ini
dapat dihindari (Ramli, 2009).
2
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Nutrisi parenteral (PN) adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan.
Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena sesuatu hal,
misalnya: Malformasi Kongenital Intestinal, Enterokolitis Nekrotikans, dan
Distres Respirasi Berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat
dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan (Sulastri, 2009).
3
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
(NHS, 2011)
4
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Kebutuhan Nutrien
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bayi baru
lahir harus mendapat cairan dan elektrolit, kalori (karbohidrat, protein, lemak),
vitamin dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan.
Cairan
Kebutuhan cairan inisial pada neonatus
Berat badan Jumlah cairan (ml/kg BB/hari)
(kg) < 24 jam 24-28 jam > 48 jam
< 1,0 100 – 150 120 – 150 140 – 190
1,0 – 1,5 80 – 100 100 – 120 120 – 160
> 1,5 60 - 80 80 - 120 120 – 160
Elektrolit
Kebutuhan elektrolit yang dianjurkan pada neonatus
Elektrolit Dosisi harian yang dianjurkan (meq/kg/BB)
Kalium 1–4
Natrium 2–5
Klorida 1–5
Kalsium 3–4
Magnesium 0,3 – 0,5
Fosfor 1 – 2 mmol/kg
Energi
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60
kkal/kg BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce
weight-gain).
Karbohidrat
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah
terjadinya hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan
adalah 6-8 mg/kg BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit,
dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg
BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan meningkat pada keadaan stress
(misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan ibu Diabetes Mellitus.
5
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Protein
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi
parenteral dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-
0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5
g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg
BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari.
Pemberian asam amino tidak boleh diberikan jika pemberian kalori dalam
bentuk glukosa < kal/kg BB/hari, karena penggunaan asam akan rendah sehingga
timbul asidosis dan hiperammonia.
Lemak
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang
mengandung 10 g trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g
trigliserida dan 2 kkal/ml.
Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :
a. Nonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg
BB/hari sampai mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan
1 g/kg BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari.
6
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
7
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Vitamin :
Vitamin A 700 mcg 500 mcg
Vitamin E 7 mg 2,8 mcg
Vitamin K 200 mcg 80 mcg
Vitamin D 10 mcg 4 mcg
Thiamine (B1) 1,2 mg 0,35 mg
Riboflavin (B2) 1,4 mg 0,15 mg
Niacin 17 mg 6,8 mg
Piridoksin 1,0 mg 0,18 mg
Asam askorbat (C) 80 mg 25 mg
Asam pantotenat 5,0 mg 2 mg
Sianokobalamin 1,0 mg 0,3 mcg
Folat 140 mg 56 mcg
Unsur Kelumit :
Zinc 100-200 mcg 400-600 mcg
Copper (cupric sulfate) 10-20 mcg 20 mcg
Manganese sulfat 2-10 mcg 2-10 mcg
Kromium klorida 0,14-0,2 mcg 0,14-0,2 mcg
Flouride 1 mcg 1 mcg
Iodin 3-5 mcg 3-5 mcg
(Etika R, 2009)
2.2.2. Dewasa
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan penderita dewasa pada umumnya sekitar 30-50ml
/KgBB / hari, apabila oligouria cairan yang diperlukan 500-600 ml ditambah
produksi urine perhari. untuk orang dewasa (Berat badan 60 kg).
Kebutuhan Energi
Energi expanditure harus dihitung agar keseimbangan nitrogen yang lebih
baik dapat dicapai dan dipertahankan. Metode yang digunakan untuk menghitung
kebutuhan energi ada dua cara yaitu dengan rumus Harris-Benedict dan indirect-
calorimetry dengan expired gas analysis. Harris-Benedict mengkalkulasikan
kebutuhan energy seseorang dalam keadaan istirahat, nonstres, setelah puasa
overnigt. Pada keadaan metabolic-stress, maka harus dikalikan stress faktor.
8
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Rumus Harris-Benedict.
Pr. BEE = 665 + 9,6 BB + 1,7 TB- 4,7 U
Lk BEE = 66 + 13,7 BB + 5 TB - 6,6 U
BEE = K cal/ hari BB: kg TB: cm U ; Thn
Perhitungan diatas mungkin sulit diaplikasikan maka untuk penggunaan
klinis sehari-hari nilai BEE = 25 - 30 k cal/Kg/hari tidak jauh berbeda dengan nlai
yang didapat bila kita menggunakan rumus Harris Benedict.
Indirect-calorimetry.
Walaupun memberi hasil yang lebih akurat tetapi oleh karena membutuhkan
pemeriksaan laboratorium, teknologi dan mahal maka jarang digunakan untuk
perhitungan sehari-hari.
9
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat lainnya maka
defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari ketujuh
dengan gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk mencegah keadaan ini
diberikan 500 ml emulsi lemak 10 ml paling sedikit 2 kali seminggu. Asam lemak
esensial berperan dalam fungsi platelet , penyembuhan luka, sintesa prostaglandin
dan immunocompetence. Oleh karena ada keuntungan bila diberikan bersama-
sama dengan glikosa sebagai sumber energi dianjurkan 30 -40 % dari total kalori
diberikan dari lemak. Ada bukti infus lemak merata 24 jam lebih baik dan lebih
dipilih dibanding pemberian intermitten. Direkomendasikan untuk tidak
memberikan > 60% kalori total diambil dari subtrat lemak. Sebagai pegangan
jangan berikan porsi lemak > 2 gr / kg BB /hari. Sebaiknya lakukan pemeriksaan
kadar triglised plasma sebelum pemberian emulsi lemak intravena sebagai data
dasar.
Preparat emulsi lemak yang beredar ada dua jenis, konsetrasi 10%
(1kcal/mlk ) dan 20 % ( 2 k cal / ml ) dengan osmolalityas 270-340 m Osmol /L
sehingga dapat diberikan melalui perifer.
Kontra indikasi absolut infus emulsi lemak adalah trigliserit 500 mr/l
,Kolesterol 400 mg/l . kontraindikasi rtelatis : Trigeliderit 300-500 mg/l.
Kolesterol 300-400 mg/l ganggguan berat faal ginjal dan hepar.
10
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
asam amino atau protein jika diberikan protein 1 gram/ kg = 50 gram / hari maka
diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
Mikronutrient
Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari,
masing-masing :
* Calcium : 0,2-0,3 meq/ kg BB/ hari
* Magnesium : 0,35-0,45 meq/ kg BB/ hari
* Fosfat : 30-40 mmol/ hari
* Zink : 3-10 mg/ hari
Immunonutrient
Perkembangan terbaru dalam tunjangan nutrisi diperkenalkannya
immunonutrient. Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient
adalah:
- Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
- Fatty acid.
- Nucleotide.
Nutrient-nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang peran
penting dalam proses wound healing peningkatan sistem immune dan mencegah
proses inflamasi kesemuanya essenstial untuk proses penyembuhan yang pada
pasien-pasien critical ill sangat menurun.
Kombinasi dari nutrient-nutrient tersebut diatas, saat ini ditambahkan
dalam support nutrisi dengan nama Immune Monulating Nutrition (IMN ) atau
immunonutrition.
11
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Pemantauan Penderita
Kemajuan dan kemunduran keadaan umum penderita dipantau setiap
harinya, termasuk keseimbangan cairan dan elektrolitnya (bila fasilitas ada).
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah :
1. Darah:
a. Darah rutin pemeriksaan hemaglobin, hemetokrik, leukosit, mula-mula
dua kali seminggu selanjutnya sekali seminggu.
b. Gula darah setiap hari selama seminggu, kemudian dua kali seminggu.
c. Protein dan albumin mula-mula dua kali seminggu, kemudian sekali
seminggu.
2. Urine.
Volume urine diukur setiap jam.
12
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
13
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Kontarindikasi CPN
1. Riwatar trombosis pada vena sentral
2. Telah mengalami komplikasi akibat kateterisasi vena sentral
3. Secara teknis, kanulasi pada vena sentral diperkirakan sulit atau berbahaya
Dari beberapa bahan kateter yang tersedia, polyurethrane dianggap sebagai
bahan yang paling baik, meskipun sejumlah laporan menyebutkan adanya
keretakan akibat stress lingkungan dan kalsifikasipada pemakaian dalam waktu
lama. Namun selain bahan kateter yang ideal, yang lebih penting adalah
melakukan kanulasi dengan teknik yang benar dan perawatan yang cermat.
(Surya B, 2006)
Teknik Insersi
Tempat kanulasi vena sentral yang paling sering adalah pada vena
subklavia. Ada 2 metode utama dalam mengakses vena ini yaitu melalui:
1. Infraklavikula
14
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
15
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
Komplikasi
Komplikasi Insersi
Kanulasi vena sentral dapat menimbulkan komplikasi 3-12%. Pada jalur
infraklavikula sering terjadi trauma pleura menyebabkan pneumothorax serta
trauma arteri subklavia.
Komplikasi lain adalah hemorhorak, emfisema subkutan, hematoma
subklavia, efusi pleura, hydromediastinum, trauma pleksus brakhialis, kerusakan
duktus torasikus (apabila jalr dari lengan kiri), trauma jantung dengan tamponade,
perforasi vena kava inferior atau pembuluh darah paru.
Sepsis Kateter
Terjadi akibat kontaminasi organisme kulit terutama Staphylococcus
aureu. Apabila dilakukan tunneling dapat terjadi sepsis akibat Corynebacterium,
Enterococcus, gram negative dan jamur. Menegakkan diagnosa sepsis kateter
hanya berdasarkan gejala klinis memberi hasil positif palsu 75-85% kasus yang
dikonfirmasi dengan kultur dari ujung kateter yang telah dicabut. Mengganti
kateter secara periodic dalam rangka mencegah sepsis kateter sudah tidak
dianjurkan lagi, sebab insiden sepsis kateter tidak terbukti disebabkan lamanya
16
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
pemakaian kateter. Kateter hanya diganti apabila telah terjadi komplikasi (Surya
B, 2006).
Trombosis Vena
Angka kejadian trombosis berbanding lurus dengan pemakaian kateter.
Beberapa faktor yang mempengaruhi trombosis ini antara lain:
- Jenis material kateter
- Posisi kateter (vena sentral atau perifer)
- Kerusakan endotel vena saat insersi
- Infeksi yang menyertai
Pasien dengan trombosis vena ditandai dengan pembengkakan anggota
gerak atau sindroma obstruksi vena kava superior. Penatalaksaan keadaan ini
meliputi:
- Kateter dilepas
- Anggota gerak ditinggikan
- Pemberian antikoagulan
(Surya B, 2006)
Penyumbatan Kateter
Kateter dapat menyumbat disebabkan bekuan darah, tumpukan lemak atau
garam kalsium. Penyumbatan dapat diceah dengan pronsip bahwa bekuan darah
dan sisa cairan nutrisi tidak boleh tertahan meski sebebentar. Pemberian 1-3 unit
heparin dalam setiap ml cairan dapat menurunkan resiko penyumbatan (Surya B,
2006).
17
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
(Surya B, 2006)
Kontraindikasi PPN
1. Penderita hiperkatabolisme seperti luka bakar dan trauma berat
2. Penderita dengan kebutuhan cairan substansial tertentu, misalnya pada pasien
fistula enterokutaneus dengan output tinggi
3. Penderita yang telah memakai akses vena sentral untuk tujuan lain dimana
nutrisi parenteral dapat menggunakan kateter yang telah ada
4. Akses vena perifer tidak dapat dilakukan
5. Pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral jangka lama (>1 bulan)
(Surya B, 2006)
Keuntungan PPN
- Terhindar dari komplikasi kanulasi vena sentral
- Perawatan kateter yang lebih mudah
- Mengurangi biaya
- Mencegah penundaan nutrisi parenteral oleh keterbatasan kemampun pemakaian
akses vena sentral.
Keterbatasan pemakaian jalur ini dapat diatasi dengan penjelasan berikut:
Mayoritas pasien yang memerlukan nutrisi parenteral hanya membutuhkan kurang
dari 0,25 gram Nitrogen/kgBB/hari atau 30 Kcal/kgBB/hari yang dapat dicukupi
dalam 3 liter cairan/hari dapat menggunakan jalur perifer. 75% penderita yang
membutuhkan nutrisi parenteral hanya memerlukan nutrisi ini selama kurang dari
14 hari dan bahkan 50% penderita hanya perlu TPN selama kurang dari 10 hari.
Dengan kurun waktu demikian maka kebanyakan pemakaian PPN bukan
merupakan halangan karena PPN aman dipakai hingga 3 minggu.
Keterbatasan PPN yang sering adalah akses vena perifer yang inadekuat,
khususnya penderita yang sakit serius dan kasus darurat bedah. Namun suatu
penelitian dijumpai 56% pasien yang diberikan PPN dapat menyelesaikan TPN
hingga sembuh. Hal ini membuktikan bahwa PPN harus dipertimbangkan pada
pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral. Lagipula akses vena perifer dapat
18
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
dilakukan melalui venous cut down. Faktor yang paling sering membatasi
pemakaian PPN adalah komplikasi thrombophlebitis vena perifer (PVT). Namun
dengan pemahaman etiologi PVT serta teknik meminimilasi angka kejadian
komlikasi ini telah merubah persepsi terhadap keterbatasan penggunaan PPN.
(Surya B, 2006)
19
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
20
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
(Ziegler T. R, 2009)
21
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
BAB 3
KESIMPULAN
22
MAGRINOV AZANIA
060100073
FK USU
DAFTAR PUSTAKA
23