HIPOTIROID KONGENITAL
1
• SHK dilakukan pada semua bayi baru lahir
termasuk bayi prematur, BBLR, BBLSR,
bayi dirawat di NICU, bayi dengan
komplikasi, dll.
• JAMPERSAL 2018 terdapat klausul
pemeriksaan SHK pada seluruh BBL
tanpa memandang miskin atau tidak yang
didanai dari DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan 2018
2
TAHAPAN SKRINING
HIPOTIROID KONGENITAL
SKRINING
Persiapan,
Pengambilan spesimen,
Dimulai dengan
diperolehnya persetujuan
orang tua bayi
Spesimen sampai
di laboratorium
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL
• Pengambilan sampel darah
idealnya saat bayi berusia
48 – 72 jam.
• Jika bayi terpaksa dipulangkan
pada usia antara 24 – 48 jam,
sampel darah tetap diambil,
walaupun kemungkinan hasilnya
false positif.
• Jika bayi dipulangkan sebelum
24 jam, maka spesimen diambil
saat Kunjungan Neonatal ke-2,
karena pengambilan sampel
darah sebelum 24 jam, kadar
TSH bayi tinggi akibat stress
persalinan, menghasilkan false
positif. 8
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN
• Persiapan Keluarga
- Memotivasi orang tua dan keluarga
- Persetujuan (Informed consent)
menggunakan informed consent yang sudah
ada di fasyankes/general consent
- Penolakan (Dissent consent)
Contoh form penolakan ada di buku
pedoman SHK
9
PERSIAPAN UNTUK IBU/ORANGTUA
11
PERSIAPAN ALAT
Siapkan peralatan yang diperlukan:
1. Sarung tangan 2
pasang
2. Lanset ujung tipe blade
ukuran 2 mm
3. Kertas saring 6
5
4. Kapas alkohol/alcohol 7
swab
2
5. Kasa steril 3
8
6. Rak pengering 1
4
7. Kotak limbah tajam
(safety box)
8. Plester, jika diperlukan 12
LANGKAH PENGISIAN KARTU KERTAS SARING
• Cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, keringkan Kertas
saring
dan gunakan sarung tangan
• Keluarkan kartu kertas saring
dari plastik, hindari
menyentuh area bulatan pada
kertas saring
• Letakkan kartu kertas saring
di atas area yang kering dan
bersih.
• Hindari pencemaran (air, teh,
kopi, minyak, susu, cairan
antiseptik, bedak dll)
• Isi formulir secara lengkap
dan akurat dengan huruf
kapital menggunakan
ballpoint biru/hitam (jangan
gunakan pena tinta/spidol) 13
Data demografi bayi yang harus disi
Isilah dengan teliti :
• Nama rumah sakit/rumah
bersalin/puskesmas/klinik bidan.
• Nomor rekam medik bayi
• Nama ibu, suku bangsa/etnis & nama
bayi (kl sdh ada)
• Nama ayah, suku bangsa/etnis.
• Alamat jelas (No rumah,
jln/gang/blok/RT/RW/kd pos
• No tlp/HP/telpon yg dpt dihubungi.
• Dr penanggung jawab
• Usia gestasi dlm minggu
• Jenis kelamin, beri tanda √ pd kotak
tersedia.
RSCM RSHS
PERSIAPAN NAKES PENGAMBIL
SPESIMEN
18
6. Buka tutup lanset dan siapkan
kapas alkohol/alcohol swab
7. Genggam tumit bayi (seperti
gambar). Bersihkan area
tempat tusukan menggunakan
kapas alkohol 70% / swab
alcohol dengan arah berputar
dari tengah keluar. Biarkan
kering.
9. Ambil lancet dan posisikan
ujung lancet di daerah
penusukan. Tekan lancet
sampai berbunyi “klik”, biarkan
darah mengalir bebas
19
• Hapus/usap tetesan darah
pertama dengan kasa steril
secara perlahan
• Lakukan pijatan lembut hingga
terbentuk tetesan darah yang
cukup besar Hindarkan
gerakan memeras karena
akan mengakibatkan
hemolisis atau darah
tercampur cairan jaringan.
• Teteskan darah ke tengah
bulatan kertas saring sampai
bulatan terisi penuh dan
tembus kedua sisi 20
• Hindarkan tetesan darah yang
berlapis-lapis (layering)
• Ulangi meneteskan darah ke atas
bulatan lain.
• Bila darah tidak cukup, lakukan
tusukan di tempat terpisah dengan
menggunakan lancet baru
• Tekan bekas tusukan dengan
kasa/kapas steril sampai
perdarahan berhenti, sambil
mengangkat tumit bayi sampai
berada di atas kepala bayi.
• Jika diperkirakan masih terjadi
rembesan darah, bekas tusukan
dapat diberi plester atau pembalut
21
• Buanglah lanset dan semua
bahan yang terkontaminasi
ke dalam wadah limbah
tajam (safety box)
• Contoh spesimen
yang tidak dapat
diperiksa
23
PENANGANAN SPESIMEN
• Kartu kertas saring diletakkan di
rak pengering dengan posisi
horizontal atau letakkan di atas
permukaan datar yang kering dan
tidak menyerap.
• biarkan spesimen mengering pada
suhu kamar sekitar 15 -25 ⁰C
selama 3-4 jam, sampai warna
darah merah gelap
• Hindari menyimpan spesimen di
laci/ terkena panas/ sinar matahari
langsung /dikeringkan dengan 24
pengering.
Hindari:
• Meletakkan pengering berdekatan
dengan bahan - bahan yang
mengeluarkan uap seperti cat
aerosol, insektisida, dll
• Menyentuh area kertas saring baik
sebelum atau setelah terisi darah
• Menumpuk beberapa kertas saring
berisi darah yang berbeda untuk
menghindari kontaminasi
• Memasukkan kertas saring yang
belum kering dalam kantong
penyimpan
25
PROSES PENGIRIMAN SAMPEL
• Pastikan identitas sudah terisi lengkap
• Spesimen yang sudah kering, dimasukkan kembali ke dalam
plastik klip, pastikan tertutup rapat.
• Masukkan ke dalam amplop yang sudah bertuliskan alamat
laboratorium rujukan (maksimal 10 sampel per amplop).
Sertakan daftar nama bayi.
• Jika tidak tersedia plastik klip, dan sampel lebih dari satu,
letakkan kartu kertas saring berselang seling (seperti
gambar) atau diberi kertas pembatas di antara kartu kertas
saring.
• Jangan biarkan bercak darah pada satu kartu kertas saring
menyentuh yang lainnya
• Spesimen dikirimkan oleh fasilitas kesehatan ke
laboratorium rujukan yang ditunjuk oleh Kemenkes
menggunakan jasa layanan pengiriman yang
tersedia.
• Lama pengiriman sebaiknya tidak lebih dari 7
(tujuh) hari sejak spesimen diambil.
• Perjalanan pengiriman sebaiknya tidak lebih dari 3
(tiga) hari
27
Alamat laboratorium rujukan
• RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
Laboratorium Rujukan Skrining Hipotiroid Kongenital
Laboratorium Pusat RSCM
Koordinator Pelaksana Pusat Skrining Hipotiroid Kongenital
Gedung CMU I Departemen Medic Patologi Klinik lantai 6
Jl. Diponegoro 71, Jakarta 10430
Telpon 021-500135 pesawat 8811.
Laboratorium 24 Jam
Telp. 021-3143707/3142265 pesawat 11.
HP: +62-85888747155; Fax: 021-3147713.
Kepala Laboratorium :
Dra. N.Elly Rosilawati, M. Farm, M.Hkes.
Hp. 081220196296
29
PENGORGANISASIAN
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL (SHK)
1. Mekanisme kerja jejaring SHK
31
PERIODE PELAKSANAAN SHK
GOLDEN
PERIOD
TERAPI
USIA 16 HARI
USIA 0 HARI USIA 11 HARI
48-72 JAM
SETELAH 3 – 4 JAM MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
LAHIR 4 HARI 3 HARI 3-4 HARI 24 JAM 7 HARI 7 HARI
Pelacakan
Pengambilan Pengeringan Pengiriman Hasil TERDIAGNOSIS
Pemeriksaan Ke Rumah
BAYI Sampel Sampel Penyimpanan Sampel SHK Positif HIPOTIROID
Sampel Bayi,
LAHIR Darah Darah Sampel Dari Diinformasikan KONGENITAL
Di Lab Konsul Sp.A
Tumit Bayi Di Atas Untuk Fasyankes Ke MENDAPAT
Rujukan Dan
Kertas Pengiriman Ke Lab Pengirim TERAPI
2x Seminggu Tes Konfirmasi
Saring Kolektif Rujukan Sampel
PENANGGUNG JAWAB
PUSKESMAS
FASYANKES LABORATORIUM WILAYAH Sp.A di
RUJUKAN SHK DOMISILI RS
BAYI 32
Dalam mendukung kelancaran pelaksanaan SHK, perlu
ada jejaring kemitraan yang merupakan jejaring kerjasama.
Pada tahap pengembangan program, perlu dibuat
Kelompok Kerja (pokja) SHK baik di tingkat pusat maupun
di daerah.
Pokja bersifat adhoc (Bersifat sementara, hingga
terbangun system yang lebih permanen), berfungsi
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program SHK
di fasilitas pelayanan kesehatan dan di laboratorium SHK
serta memperkuat upaya peningkatan program SHK
sampai menjadi program nasional.
Pusat
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan SHK dengan
laboratorium SHK, dinas kesehatan provinsi dan pokjada
melalui mekanisme kerja jejaring Pokjanas SHK.
2. Melakukan pengembangan dan penetapan kebijakan
nasional program SHK. diupayakan masuk dalam
Paket Persalinan (JKN)
3. Merencanakan dan mengadakan kebutuhan program
SHK melalui APBN atau sumber dana lain yang tidak
mengikat.
4. Pelatihan fasilitator (Training of Trainer/ToT) SHK untuk
tenaga kesehatan daerah.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK
Provinsi
Menyusun perencanaan kegiatan SHK
Penyediaan kebutuhan program SHK melalui APBN,
APBD atau sumber dana lainnya yang tidak mengikat.
Mendukung penyiapan fasilitator SHK, melatih tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, dan tenaga
kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK.
Provinsi
Bekerjasama dengan Pokjada untuk mendukung
pelaksanaan program SHK di tingkat provinsi yaitu :
1. Advokasi program SHK kepada penentu kebijakan
2. Sosialisasi program SHK
3. Koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelacakan pasien
dengan hasil skrining tinggi agar dapat dilakukan tes
konfirmasi.
Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota dan laboratorium SHK, termasuk
pembuatan kontrak kerjasama.
Melakukan kompilasi dan pengolahan data pelaksanaan
program SHK dari kabupaten/kota untuk dilaporkan
kepada Kementerian Kesehatan.
Kabupaten / Kota
Merencanakan dan menyediakan kebutuhan program SHK
dengan dana APBD atau sumber dana lainnya yang tidak
mengikat.
Melakukan pelatihan SHK bagi tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan yang berada di wilayah kerjanya.
Mendorong fasilitas pelayanan kesehatan swasta dan
masyarakat yang mampu untuk melaksanakan SHK secara
mandiri
Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK.
Kabupaten / Kota
1)Melakukan /
mengkoordinir
PKS dgn Lab
Rujukan,
Kordinator
2)Koordinator
mengambil &
penyediaan
mengirim sampel,
kertas saring melacak bayi u/
3)Membantu test konfirmasi D/
pelacakan kasus
positif & tindak
lanjut, 4)Monev Lab Lokal: tes
konfirmasi D/
pelks SHK
RSCM &
RSHS
2. Logistik SHK
Meliputi obat dan alat kesehatan serta
sarana penunjang yang dibutuhkan dalam
melaksanakan skrining hipotiroid kongenital
di fasilitas pelayanan kesehatan
Obat dan Alat kesehatan :
1. Kertas saring
2. Lancet,
3. Kapas alcohol 70%,
4. Kasa steril
5. Sarung tangan
6. Rak pengering specimen darah,
7. Safety box/kotak limbah tajam
8. Plester
Sarana penunjang :
• amplop untuk mengirim spesimen darah
• formulir pencatatan dan pelaporan
Gambar 1 : 1. Sarung tangan non powder, 2. Lancet, 3. . Alkohol
swab/Kapas Alkohol 70%, 4, Kertas saring, 5. Kasa steril, 6. Rak
pengering, 7. Safety box limbah tajam, 8. Plester (jika perlu)
Pengelolaan Logistik
1. Perencanaan Kebutuhan
2. Pemeliharaan logistik
3. Pencatatan logistik
4. Pemantauan dan Evaluasi logistik
Pengelolaan Logistik
1. Perencanaan Kebutuhan
dilaksanakan sesuai dengan sifat logistik, termasuk dalam
barang habis pakai atau dapat digunakan dalam jangka
panjang
• Kebutuhan kertas saring, dan lancet dalam satu tahun
dihitung dengan rumus :
A= B+ (10%B)
A= Jumlah kertas saring dan lancet
B= Jumlah target sasaran bayi akan dilakukan skrining di
fasilitas pelayanan kesehatan dalam satu tahun rata-
rata dalam tiga tahun terakhir. Bila hasilnya pecahan,
maka dilakukan pembulatan ke atas
Jenis Logistik
Nama Fasyankes
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
Kondisi diterima
Jumlah
Nama Jumlah Tanggal Tanggal Jumlah Sisa
No Tanggal Jumlah Keluar/ Ket
Dagang diterima Jumlah Baik Ket Kadaluarsa Keluar/ dipakai Penyesuaian kumulatif
rusak Dipakai
Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik lain.
Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.
Lampiran 3
Pencatatan logistik di Fasyankes
Pengelolaan Logistik
Jenis Logistik
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
Kondisi diterima
Jumlah
Nama Jumlah Tanggal Tanggal Jumlah Sisa
No Tanggal Jumlah Keluar/ Ket
Dagang diterima Jumlah Baik Ket Kadaluarsa Keluar/ dipakai Penyesuaian kumulatif
rusak Dipakai
Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik lain.
Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.
Lampiran 4
Pencatatan logistik di Kab/Kota
Pengelolaan Logistik
4. Pemantauan dan Evaluasi Logistik
– Pemantauan logistik dilakukan untuk menjamin agar
logistik selalu tersedia dalam kondisi baik.
– Evaluasi logistik dilakukan agar kesalahan-kesalahan
dalam pengelolaan logistik tidak terulang.
Tujuannya adalah logistik tersedia dalam kondisi baik,
jumlah cukup, tidak terjadi kelebihan pasokan, dan
tidak terjadi kerusakan logistik sebelum masa
kadaluarsa berakhir serta meminimalkan logistik yang
terbuang akibat kesalahan/kegagalan dalam
pengambilan spesimen darah
3. Pencatatan dan Pelaporan SHK
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Pencatatan di Laboratorium SHK
3. Pencatatan di Dinas Kesehatan
A. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
B. Dinas Kesehatan Propinsi
Pelaporan
1. Laporan Pelaksanaan di tingkat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Laporan Pelaksanaan di tingkat Kabupaten/Kota
3. Laporan Pelaksanaan di tingkat Propinsi
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pencatatan pemantauan status kesehatan dan pelayanan
kesehatan setiap bayi menggunakan kohort bayi.
Pencatatan pengambilan dan hasil spesimen darah
SHK dimasukkan pula dalam kohort bayi di puskesmas.
Data yang dimasukkan adalah tanggal pengambilan
spesimen SHK, hasil SHK (normal, perlu tes
konfirmasi, tes gagal), hasil tes konfirmasi diagnostik
(normal, tinggi), tanggal mendapatkan pengobatan HK,
pada kolom keterangan dapat diisi keterangan bila bayi
tidak berhasil dilacak atau pengobatan terlambat
Pencatatan SHK di Puskesmas
Lampiran 5
Pencatatan
2. Pencatatan di Laboratorium SHK
• Formulir Umpan Balik Hasil Pemeriksaan SHK
Normal: berisi umpan balik pemeriksaan sampel darah
dengan hasil normal, dan akan dikirim langsung ke
masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan melalui
dinas kesehatan provinsi dengan tembusan Pokjada
SHK. Penyampaian umpan balik hasil ini tidak bersifat
segera, dilakukan tiap minggu.
• Formulir Umpan Balik Hasil Pemeriksan SHK Tinggi
berisi umpan balik pemeriksaan sampel darah dengan
hasil tinggi akan dikirim langsung ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang bersangkutan.
Penyampaian informasi ini bersifat segera, dan dapat
menggunakan alat komunikasi yang paling efektif.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota
58
4. Monitoring Evaluasi
Monitoring
Tujuan : untuk memperbaiki pelaksanaan
program apabila ditemukan kegiatan yang
tidak sesuai dengan standar
dilakukan secara terus menerus untuk
memantau hasil pelaksanaan skrining,
pengobatan HK, serta logistik SHK
4. Monitoring Evaluasi
Evaluasi
dilakukan secara berjenjang.
Pokjanas mengevaluasi kegiatan program
SHK di tingkat provinsi, Pokjada
mengevaluasi kegiatan program SHK di
tingkat kabupaten/kota. Selanjutnya
koordinator di kabupaten/kota mengevaluasi
kegiatan pelaksanaan program SHK di
fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana
Kesimpulan
• Peran pemerintah, pemda dan masyarakat sangat
penting untuk meningkatkan akses dan cakupan
pelayanan SHK
• Koordinasi dan kerjasama jejaring SHK secara
berjenjang untuk memperoleh dukungan pelaksanaan
SHK
• Dalam pengelolaan logistik Alat kesehatan harus
terpisah dari bahan lain yang dapat mengkontaminasi
• Monitoring SHK dilakukan secara terus menerus
untuk memantau hasil pelaksanaan skrining,
pengobatan HK, serta logistik SHK
TERIMA KASIH