Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM MAKANAN 10.

Membuka tutup botol reaksi lalu


mengambil kertas strip CN yang
(Sianida, Arsen, Timbal, Merkuri) dibandingkan warnanya dengan
Alat: Pipet, mortar, syringe, air aquades, rapid Cyanida Color Chart.
test kit untuk cyanide, rapid test kit untuk arsen,
rapid test kit untuk mercuri, test strip lead
Tujuan: Mengetahui adanya cemaran sianida,
arsen, timbal, dan merkuri pada makanan
Manfaat: Mengidentifikasi sampel makanan
yang diperiksa mengandung sianida, arsen,
timbal, dan merkuri.
Sianida Skala warna Konsentrasi
(ppb)
• Standar cemaran sianida menurut BPOM Putih 0
(2006) sianida yang masuk ke tubuh tidak Ungu pucat 10
boleh melebihi 1 mg/kg berat badan per Ungu muda 20
hari. Ungu tua 50
• Gejala keracunan sianida meliputi Biru muda 100
penyempitan kerongkongan, mual, muntah, Biru tua 200
sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat Keterangan : 1 ppb = 0,001 mg/kg
menimbulkan kematian.
• Contoh makanan mengandung sianida:
Arsen, Timbal, Merkuri
singkong
Prosedur Pengujian Sianida Peraturan BPOM No 9 Tahun 2022 tentang
Persyaratan Cemaran Logam Berat Dalam
1. Masukkan cairan sampel dalam gelas ukur Pangan Olahan:
sebanyak 20 ml. Batas maksimum cemaran lihat di lampiran
2. Menambahkan 20 ml cairan sampel uji ke Cek disini BPOM NO 9 2022
botol reaksi menggunakan syringe.
3. Merendam kertas strip CN ke dalam - Cemaran Logam Berat adalah elemen
reagent CN-1 kimiawi metalik dan metaloida,
4. Kertas strip CN dikering-keringkan memiliki bobot atom dan bobot jenis
5. Menambahkan 1 tetes reagen CN-2 ke yang tinggi, yang tidak sengaja ada
dalam kertas strip CN (bekas rendaman dan/atau tidak dikehendaki dalam
pertama) dan tunggu sampai bereaksi dan pangan yang berasal dari lingkungan
kering. atau sebagai akibat proses di sepanjang
6. Memasukkan kertas strip CN ke dalam rantai pangan, yang dapat mengganggu,
lobang atas pada tutup botol reaksi. merugikan, dan membahayakan
7. Menambahkan 1,5 ml reagen CN-3 ke kesehatan manusia.
dalam botol reaksi dengan menggunakan - Jenis Cemaran Logam Berat dalam
pipet. Pangan Olahan berupa: Arsen (As),
8. Memasang tutup botol reaksi yang telah timbal (Pb), cadmium (Cd), merkuri
terpasang kertas strip CN. (Hg), timah(Sn)
9. Menggoyangkan botol reaksi agar cairan
sampel uji dan reagen tercampur sempurna, Prosedur Uji Arsen
biarkan selama 10 menit.
1. Memasukan air sampel sebanyak 20 ml ke
dalam tabung reaksi menggunakan syringe
2. Memasukkan strip A dan B ke dalam 2. Masukkan lead test strips ke dalam
lubang pada tutup botol reaksi gelas ukur dan tunggu selama 2-5 detik.
strip A: dimasukkan pada lubang paling 3. Mengangkat lead test strips dan
atas di atas ring karet pertama mendiamkan selama 60 detik dan
menunggu hingga agak mengering.
strip B: dimasukkan di antara ring karet
4. Membandingkan lead test strips dengan
pertama dan kedua bagan warna yang telah tersedia.
3. Menuangkan semua isi kapsul Reagen Z 5. Mencatat dan mengamati perubahan
ke dalam botol reaksi. warna pada lead test strips kemudian
4. Memasukkan bubuk Reagen S sebanyak membandingkannya dengan Lead Color
satu sendok ke dalam botol reaksi Chart, jika terjadi perubahan warna pada
menggunakan sendok yang telah test strips menjadi warna yang lebih
disediakan. gelap maka dapat dipastikan bahan
makanan yang diuji mengandung timbal.
5. Menutup segera botol menggunakan tutup
yang telah dipasang strip A dan strip B. Dampak keracunan timbal: peningkatan
6. Membiarkan reagen bereaksi selama 20 tekanan di dalam tengkorak, delirium
menit. (gangguan mental yang ditandai oleh
7. Melepaskan tutup botol, melepaskan strip halusinasi), koma, kejang, dan sakit kepala.
A, dan membandingkan warna yang
terbentuk dengan skala warna. Prosedur Uji Merkuri
1. Memasukkan cairan sampel uji ke
dalam gelas ukur sebanyak 20 ml.
2. Menyiapkan botol reaksi dengan
memasukkan strip H ke celah bagian atas
diatas ring karet
3. Menambahkan 2 ml reagent R ke dalam
botol reaksi menggunakan pipet plastik.
Skala warna Konsentrasi µg 4. Menutup botol pereaksi yang telah
(ppb) terpasang potongan strip H.
Putih 0 0 5. Menggoyangkan botol reaksi agar
Krem 5 0,1 sampel uji dan reagent tercampur, lalu
Kuning pucat 10 0,2 diamkan selama 20 menit.
Kuning muda 30 0,8 6. Membuka tutup botol reaksi lalu
mengambil strip H yang dibandingkan
Kuning tua 50 1
warnanya dengan Mercury Color Chart.
Orange muda 100 2
Orange tua 200 4
Coklat muda 300 6
Coklat tua 500 10

Dampak keracunan arsen : sakit perut dan


diare, perubahan warna kulit, vertigo atau
pusing berputar, gangguan irama jantung,
urine bewarna gelap

Prosedur Uji Timbal


1. Memasukkan cairan sampel ke dalam
gelas ukur sebanyak 20 ml menggunakan
pipet.
Skala warna Konsentrasi
(ppb) PRAKTIKUM DEBU
Krem 0
Oranye pucat 5 Alat:
Oranye muda 20 • Thermohygrometer
Oranye tua 50 • EPAM-500 HAZ-DUST (Dust
Oranye 100 Sampler)
kecoklatan • Impactor PM 10,0
Coklat muda 200 • Impactor PM 2,5
Coklat tua 500 • Impactor sleeve
Dampak keracunan merkuri: • Handphone
mengganggu sistem saraf, sistem
pencernaan, sistem kekebalan tubuh MATERI
menurun • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesimpulan laporan akhir: Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
NAB untuk kadar debu total di tempat
• Terdapat 24 sampel makanan yang diuji kerja adalah 10 mg/m3.
• Berdasarkan uji sianida bahwa 9 sampel • SNI 19-0232-2005 Tentang Nilai
positif mengandung sianida. Sampel Amabang Batas (NAB) Zat Kimia di
makanan tersebut yaitu buah pir Pasar Udara Tempat Kerja juga menetapkan
Balongsari, Singkong Bojonegoro, NAB untuk kadar debu total di tempat
singkong, sawi tukang sayur Karang Rejo, kerja adalah 10 mg/m.
kangkung Pasar Yamuri,Singkong Pasar • Permenkes Nomor 2 Tahun 2023
Jojoran,dan daun bayam yang diperoleh tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan
dari tempat lain. Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
• Berdasarkan uji merkuri bahwa 3 sampel tentang Kesehatan Lingkungan (pake ini
buat ngebandinginnya)
positif mengandung merkuri. Sampel
Cek disini Permenkes 2 2023
makanan tersebut yaitu ikan pindang
Parameter Waktu Baku mutu
tukang sayur Karang Rejo, tuna kaleng
pengukura
Pasar Mleto, tuna kaleng merk “Ayamku”, n
dan daging ayam Pasar Gedangan. Suhu 20-30℃
• Berdasarkan uji pB (timbal) bahwa 22 Kelembap 40-70%
sampel positif mengandung timbal. Sampel an
makanan yang mengandung timbal yaitu Debu 24 jam 75 µ/m3
terasi, ikan makarel, tuna kaleng Transmart, partikulat Tahunan 40 µ/m3
bakwan, toga, cilok, cakue, ikan kembung (PM10)
tukang sayur nasgorin Sutorejo, terasi outdoor
udang Pasar Mleto, jagung manis Pasar Debu 24 jam 55 µ/m3
Jojoran, gorengan bedjo Mulyosari, terasi partikulat Tahunan 15 µ/m3
Sidoarjo, sarden kaleng ABC Gubeng, (PM2,5)
garam, kornet, tahu goreng, pisang molen, indoor
risol, sarden kaleng, kerang, pisang goreng
• Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun
bedjo Mulyosari, kangkung, terasi
1999 tentang Pencemaran Udara (pake ini
“Istimewa Bahagia”, dan garam. buat hitungnya)
• Berdasarkan uji arsen tidak ada sampel Cek disini PP 41 1999
makanan yang mengandung cemaran arsen
Keterangan C1 C2 5. Memasang impactor sleeve yang telah
PM10 (outdoor) 150 µ/Nm3 50 terpasang impactor PM 10,0 pada lubang
µg/Nm3 alat yang telah tersedia
PM2,5 (indoor) 65 µ/Nm3 15 6. Menekan tombol power pada alat di
µ/Nm3 sebelah kanan untuk menyalakan dust
• SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien- sampler
Bagian 6 Penentuan lokasi pengambilan contoh 7. Setelah display muncul, menekan enter
uji pemantauan kualitas udara ambien. Prosedur pada opsi dengan urutan berikut: special
pengambilan titik sampel: function-system option-extend option-
size select - PM 10,0 (outdoor)
1. Hindari tempat yang dapat mengubah
8. Selanjutnya, menekan enter pada opsi
konsentrasi akibat adanya absorbsi, atau
dengan urutan berikut: special function-
adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-
system option-sample rate-1 min (15
gedung atau pohon-pohon) days)
2. Hindari tempat yang terdapat bahan 9. Setelah semua pengaturan selesai
pencemar kimia seperti: emisi dari dilakukan, kemudian menekan enter
kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada opsi dengan urutan berikut: run-
pada saat mengukur ozon dan amoniak (run-continue)-now
3. Hindari tempat dimana terdapat 10. Membiarkan dust sampler bekerja,
pengganggu fisika - tidak boleh dekat kemudian mendokumentasi hasil
dengan incinerator baik domestik maupun pengukuran setiap menit hingga 30
komersial, gangguan listrik terhadap menit pengukuran selesai
peralatan pengambilan contoh uji dari 11. Setelah pengukuran selesai dilakukan,
jaringan listrik tegangan tinggi kemudian menekan enter pada opsi
4. Letakkan peralatan di daerah dengan dengan urutan berikut: review data-
gedung/bangungan yang rendah dan saling statistics-new tag memberi tag pada
berjauhan pengukuran yang telah dilakukan, lalu
5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, menekan enter kembali
maka pemilihan lokasi harus 12. Menunggu hingga dust sampler selesai
mempertimbangkan perubahan kondisi melakukan scanning memory
peruntukan pada masa mendatang 13. Mendokumentasi dan mencatat hasil
6. Bila arah angin dominan, lokasi pengukuran, yaitu nilai kadar
pemantauan kualitas udara ambien maksimum, kadar minimum, Time
minimum dua lokasi dengan Weighted Average (TWA), dan Short
mengutamakan daerah pemukiman atau Term Exposure Limit (STEL).
tempat-tempat spesifik. Arah angin lainnya 14. Menekan tombol power di samping
minimum satu titik dengan kriteria kanan alat untuk mematikan dust
penetapan lokasi sampler
15. Mencabut impactor sleeve dari lubang
pada alat
16. Melepaskan impactor PM 10,0 dari
Prosedur Alat
impactor sleeve menggunakan bantuan
1. Mengukur kelembapan dan suhu pada tempat
pensil
uji menggunakan alat termohygrometer
2. Meletakkan dust sampler di atas meja dan
Rumus dan contoh soal
memastikan sudah melawan arah angin
3. Menghubungkan kabel alat dust sampler
TWA sebesar 0,062 mg/m3 yang dilakukan
dengan kabel olor yang sudah disambungkan selama 30 menit (outdoor) Hitung
ke stop kontak menggunakan rumus Konversi Canter yaitu :
4. Memasang impactor PM 10,0 pada impactor 𝑡2
sleeve c1= c2 x (𝑡1)p
Mencari p terlebih dahulu : • NAB-Treshold Limit Value ada 3:
• 1. TLV-TWA (Threshold Limit Value –
PM 10
Time Weighted Average) : Kadar bahan
c1 = 150 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun
kimia di udara tempat kerja selama 8 jam
1999)
sehari atau 40 jam seminggu yang hampir
c2 = 50 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun 1999)
semua tenaga kerja dapat terpajan berulang
t1 = 1 hari
kali sehari-hari tanpa terganggu
t2 = 365 hari
𝑡2 kesehatannya.
c1= c2 x (𝑡1)p •
365
150 mg/m3 = 50 mg/m3( 1 ) p • 2. TLV-STEL (Threshold Limit Value –
p = 0,186 Short Term Exposure Limit) atau PSD
(Pemajanan Singkat yang
PM 2,5 Diperkenankan) : Kadar bahan kimia yang
c1 = 65 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun diperkenankan untuk pemajanan tidak lebih
1999) dari 15 menit secara terus menerus
c2 = 15 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun 1999) •
t1 = 1 hari • 3. TLV-C (Threshold Limit Value Ceiling)
t2 = 365 hari : kadar bahan kimia di udara tempat kerja
𝑡2 yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam
c1= c2 x (𝑡1)p
365 p
waktu singkat selama tenaga kerja
65 mg/m3 = 15 mg/m3( ) melakukan pekerjaan
1
p = 0,247
Batas paparan yang diperbolehkan
Ditanya = c1? (Permissible Exposue Limit) : batas paparan
c2 = TWA = 0,062 mg/m3 fisik terhadap pekerja. Dinyatakan dalam
t1 = 24 jam ppm atau mg/m3. PEL biasanya juga
t2 = 0,5 jam = 30 menit (durasi waktu dinyatakan dalam TWA/STEL
pengukuran yang dipake)
TWA = 0,062 mg/m3 = 62 µg/Nm3 (1 mg/m3 • Ukuran debu
= 1000 µg/Nm3) Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit pada saluran pernapasan.
Jawaban : Dari hasil penelitian ukuran tersebut dapat
Ini kalo PM10 mencapai target organ sebagai
berikut:
𝑡2
c1 = c2 x (𝑡1)p a. 5- 10 mikro, akan tertahan oleh cilia pada
0,5 saluran pernapasan bagian atas
c1 = 62 µg/Nm3 ( 24 ) 0,186
b. 3 – 5 mikron, akan tertahan tertahan oleh
c1 = 30,17 µg/Nm3 (dibandingkan dengan saluran pernapasan bagian tengah
NAB 75 µg/Nm3 (Permenkes Nomor 2 c. 1 – 3 mikron, sampai di permukaan alveoli
Tahun 2023)). d. 0,5 – 1 mikron, hingga di permukaan
Jika tidak memenuhi standar akan beresiko alveoli, selaput lendir sehingga
menimbulkan beberapa penyakit yang menyebabkan fibrosis paru
berasal dari paparan debu di tempat tersebut. e. 0,1 – 0,5 mikron, melayang di permukaan
Contohnya penyakit asma, bronkitis, alveoli 10
emfisema, pneumonia, dan penyakit
pernapasan obstruktif kronis (PPOK).

Anda mungkin juga menyukai