mengambil kertas strip CN yang (Sianida, Arsen, Timbal, Merkuri) dibandingkan warnanya dengan Alat: Pipet, mortar, syringe, air aquades, rapid Cyanida Color Chart. test kit untuk cyanide, rapid test kit untuk arsen, rapid test kit untuk mercuri, test strip lead Tujuan: Mengetahui adanya cemaran sianida, arsen, timbal, dan merkuri pada makanan Manfaat: Mengidentifikasi sampel makanan yang diperiksa mengandung sianida, arsen, timbal, dan merkuri. Sianida Skala warna Konsentrasi (ppb) • Standar cemaran sianida menurut BPOM Putih 0 (2006) sianida yang masuk ke tubuh tidak Ungu pucat 10 boleh melebihi 1 mg/kg berat badan per Ungu muda 20 hari. Ungu tua 50 • Gejala keracunan sianida meliputi Biru muda 100 penyempitan kerongkongan, mual, muntah, Biru tua 200 sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat Keterangan : 1 ppb = 0,001 mg/kg menimbulkan kematian. • Contoh makanan mengandung sianida: Arsen, Timbal, Merkuri singkong Prosedur Pengujian Sianida Peraturan BPOM No 9 Tahun 2022 tentang Persyaratan Cemaran Logam Berat Dalam 1. Masukkan cairan sampel dalam gelas ukur Pangan Olahan: sebanyak 20 ml. Batas maksimum cemaran lihat di lampiran 2. Menambahkan 20 ml cairan sampel uji ke Cek disini BPOM NO 9 2022 botol reaksi menggunakan syringe. 3. Merendam kertas strip CN ke dalam - Cemaran Logam Berat adalah elemen reagent CN-1 kimiawi metalik dan metaloida, 4. Kertas strip CN dikering-keringkan memiliki bobot atom dan bobot jenis 5. Menambahkan 1 tetes reagen CN-2 ke yang tinggi, yang tidak sengaja ada dalam kertas strip CN (bekas rendaman dan/atau tidak dikehendaki dalam pertama) dan tunggu sampai bereaksi dan pangan yang berasal dari lingkungan kering. atau sebagai akibat proses di sepanjang 6. Memasukkan kertas strip CN ke dalam rantai pangan, yang dapat mengganggu, lobang atas pada tutup botol reaksi. merugikan, dan membahayakan 7. Menambahkan 1,5 ml reagen CN-3 ke kesehatan manusia. dalam botol reaksi dengan menggunakan - Jenis Cemaran Logam Berat dalam pipet. Pangan Olahan berupa: Arsen (As), 8. Memasang tutup botol reaksi yang telah timbal (Pb), cadmium (Cd), merkuri terpasang kertas strip CN. (Hg), timah(Sn) 9. Menggoyangkan botol reaksi agar cairan sampel uji dan reagen tercampur sempurna, Prosedur Uji Arsen biarkan selama 10 menit. 1. Memasukan air sampel sebanyak 20 ml ke dalam tabung reaksi menggunakan syringe 2. Memasukkan strip A dan B ke dalam 2. Masukkan lead test strips ke dalam lubang pada tutup botol reaksi gelas ukur dan tunggu selama 2-5 detik. strip A: dimasukkan pada lubang paling 3. Mengangkat lead test strips dan atas di atas ring karet pertama mendiamkan selama 60 detik dan menunggu hingga agak mengering. strip B: dimasukkan di antara ring karet 4. Membandingkan lead test strips dengan pertama dan kedua bagan warna yang telah tersedia. 3. Menuangkan semua isi kapsul Reagen Z 5. Mencatat dan mengamati perubahan ke dalam botol reaksi. warna pada lead test strips kemudian 4. Memasukkan bubuk Reagen S sebanyak membandingkannya dengan Lead Color satu sendok ke dalam botol reaksi Chart, jika terjadi perubahan warna pada menggunakan sendok yang telah test strips menjadi warna yang lebih disediakan. gelap maka dapat dipastikan bahan makanan yang diuji mengandung timbal. 5. Menutup segera botol menggunakan tutup yang telah dipasang strip A dan strip B. Dampak keracunan timbal: peningkatan 6. Membiarkan reagen bereaksi selama 20 tekanan di dalam tengkorak, delirium menit. (gangguan mental yang ditandai oleh 7. Melepaskan tutup botol, melepaskan strip halusinasi), koma, kejang, dan sakit kepala. A, dan membandingkan warna yang terbentuk dengan skala warna. Prosedur Uji Merkuri 1. Memasukkan cairan sampel uji ke dalam gelas ukur sebanyak 20 ml. 2. Menyiapkan botol reaksi dengan memasukkan strip H ke celah bagian atas diatas ring karet 3. Menambahkan 2 ml reagent R ke dalam botol reaksi menggunakan pipet plastik. Skala warna Konsentrasi µg 4. Menutup botol pereaksi yang telah (ppb) terpasang potongan strip H. Putih 0 0 5. Menggoyangkan botol reaksi agar Krem 5 0,1 sampel uji dan reagent tercampur, lalu Kuning pucat 10 0,2 diamkan selama 20 menit. Kuning muda 30 0,8 6. Membuka tutup botol reaksi lalu mengambil strip H yang dibandingkan Kuning tua 50 1 warnanya dengan Mercury Color Chart. Orange muda 100 2 Orange tua 200 4 Coklat muda 300 6 Coklat tua 500 10
Dampak keracunan arsen : sakit perut dan
diare, perubahan warna kulit, vertigo atau pusing berputar, gangguan irama jantung, urine bewarna gelap
Prosedur Uji Timbal
1. Memasukkan cairan sampel ke dalam gelas ukur sebanyak 20 ml menggunakan pipet. Skala warna Konsentrasi (ppb) PRAKTIKUM DEBU Krem 0 Oranye pucat 5 Alat: Oranye muda 20 • Thermohygrometer Oranye tua 50 • EPAM-500 HAZ-DUST (Dust Oranye 100 Sampler) kecoklatan • Impactor PM 10,0 Coklat muda 200 • Impactor PM 2,5 Coklat tua 500 • Impactor sleeve Dampak keracunan merkuri: • Handphone mengganggu sistem saraf, sistem pencernaan, sistem kekebalan tubuh MATERI menurun • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesimpulan laporan akhir: Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. NAB untuk kadar debu total di tempat • Terdapat 24 sampel makanan yang diuji kerja adalah 10 mg/m3. • Berdasarkan uji sianida bahwa 9 sampel • SNI 19-0232-2005 Tentang Nilai positif mengandung sianida. Sampel Amabang Batas (NAB) Zat Kimia di makanan tersebut yaitu buah pir Pasar Udara Tempat Kerja juga menetapkan Balongsari, Singkong Bojonegoro, NAB untuk kadar debu total di tempat singkong, sawi tukang sayur Karang Rejo, kerja adalah 10 mg/m. kangkung Pasar Yamuri,Singkong Pasar • Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 Jojoran,dan daun bayam yang diperoleh tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan dari tempat lain. Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 • Berdasarkan uji merkuri bahwa 3 sampel tentang Kesehatan Lingkungan (pake ini buat ngebandinginnya) positif mengandung merkuri. Sampel Cek disini Permenkes 2 2023 makanan tersebut yaitu ikan pindang Parameter Waktu Baku mutu tukang sayur Karang Rejo, tuna kaleng pengukura Pasar Mleto, tuna kaleng merk “Ayamku”, n dan daging ayam Pasar Gedangan. Suhu 20-30℃ • Berdasarkan uji pB (timbal) bahwa 22 Kelembap 40-70% sampel positif mengandung timbal. Sampel an makanan yang mengandung timbal yaitu Debu 24 jam 75 µ/m3 terasi, ikan makarel, tuna kaleng Transmart, partikulat Tahunan 40 µ/m3 bakwan, toga, cilok, cakue, ikan kembung (PM10) tukang sayur nasgorin Sutorejo, terasi outdoor udang Pasar Mleto, jagung manis Pasar Debu 24 jam 55 µ/m3 Jojoran, gorengan bedjo Mulyosari, terasi partikulat Tahunan 15 µ/m3 Sidoarjo, sarden kaleng ABC Gubeng, (PM2,5) garam, kornet, tahu goreng, pisang molen, indoor risol, sarden kaleng, kerang, pisang goreng • Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun bedjo Mulyosari, kangkung, terasi 1999 tentang Pencemaran Udara (pake ini “Istimewa Bahagia”, dan garam. buat hitungnya) • Berdasarkan uji arsen tidak ada sampel Cek disini PP 41 1999 makanan yang mengandung cemaran arsen Keterangan C1 C2 5. Memasang impactor sleeve yang telah PM10 (outdoor) 150 µ/Nm3 50 terpasang impactor PM 10,0 pada lubang µg/Nm3 alat yang telah tersedia PM2,5 (indoor) 65 µ/Nm3 15 6. Menekan tombol power pada alat di µ/Nm3 sebelah kanan untuk menyalakan dust • SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien- sampler Bagian 6 Penentuan lokasi pengambilan contoh 7. Setelah display muncul, menekan enter uji pemantauan kualitas udara ambien. Prosedur pada opsi dengan urutan berikut: special pengambilan titik sampel: function-system option-extend option- size select - PM 10,0 (outdoor) 1. Hindari tempat yang dapat mengubah 8. Selanjutnya, menekan enter pada opsi konsentrasi akibat adanya absorbsi, atau dengan urutan berikut: special function- adsorpsi (seperti dekat dengan gedung- system option-sample rate-1 min (15 gedung atau pohon-pohon) days) 2. Hindari tempat yang terdapat bahan 9. Setelah semua pengaturan selesai pencemar kimia seperti: emisi dari dilakukan, kemudian menekan enter kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada opsi dengan urutan berikut: run- pada saat mengukur ozon dan amoniak (run-continue)-now 3. Hindari tempat dimana terdapat 10. Membiarkan dust sampler bekerja, pengganggu fisika - tidak boleh dekat kemudian mendokumentasi hasil dengan incinerator baik domestik maupun pengukuran setiap menit hingga 30 komersial, gangguan listrik terhadap menit pengukuran selesai peralatan pengambilan contoh uji dari 11. Setelah pengukuran selesai dilakukan, jaringan listrik tegangan tinggi kemudian menekan enter pada opsi 4. Letakkan peralatan di daerah dengan dengan urutan berikut: review data- gedung/bangungan yang rendah dan saling statistics-new tag memberi tag pada berjauhan pengukuran yang telah dilakukan, lalu 5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, menekan enter kembali maka pemilihan lokasi harus 12. Menunggu hingga dust sampler selesai mempertimbangkan perubahan kondisi melakukan scanning memory peruntukan pada masa mendatang 13. Mendokumentasi dan mencatat hasil 6. Bila arah angin dominan, lokasi pengukuran, yaitu nilai kadar pemantauan kualitas udara ambien maksimum, kadar minimum, Time minimum dua lokasi dengan Weighted Average (TWA), dan Short mengutamakan daerah pemukiman atau Term Exposure Limit (STEL). tempat-tempat spesifik. Arah angin lainnya 14. Menekan tombol power di samping minimum satu titik dengan kriteria kanan alat untuk mematikan dust penetapan lokasi sampler 15. Mencabut impactor sleeve dari lubang pada alat 16. Melepaskan impactor PM 10,0 dari Prosedur Alat impactor sleeve menggunakan bantuan 1. Mengukur kelembapan dan suhu pada tempat pensil uji menggunakan alat termohygrometer 2. Meletakkan dust sampler di atas meja dan Rumus dan contoh soal memastikan sudah melawan arah angin 3. Menghubungkan kabel alat dust sampler TWA sebesar 0,062 mg/m3 yang dilakukan dengan kabel olor yang sudah disambungkan selama 30 menit (outdoor) Hitung ke stop kontak menggunakan rumus Konversi Canter yaitu : 4. Memasang impactor PM 10,0 pada impactor 𝑡2 sleeve c1= c2 x (𝑡1)p Mencari p terlebih dahulu : • NAB-Treshold Limit Value ada 3: • 1. TLV-TWA (Threshold Limit Value – PM 10 Time Weighted Average) : Kadar bahan c1 = 150 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun kimia di udara tempat kerja selama 8 jam 1999) sehari atau 40 jam seminggu yang hampir c2 = 50 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun 1999) semua tenaga kerja dapat terpajan berulang t1 = 1 hari kali sehari-hari tanpa terganggu t2 = 365 hari 𝑡2 kesehatannya. c1= c2 x (𝑡1)p • 365 150 mg/m3 = 50 mg/m3( 1 ) p • 2. TLV-STEL (Threshold Limit Value – p = 0,186 Short Term Exposure Limit) atau PSD (Pemajanan Singkat yang PM 2,5 Diperkenankan) : Kadar bahan kimia yang c1 = 65 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun diperkenankan untuk pemajanan tidak lebih 1999) dari 15 menit secara terus menerus c2 = 15 µg/Nm3 (PM10, PP RI 41 Tahun 1999) • t1 = 1 hari • 3. TLV-C (Threshold Limit Value Ceiling) t2 = 365 hari : kadar bahan kimia di udara tempat kerja 𝑡2 yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam c1= c2 x (𝑡1)p 365 p waktu singkat selama tenaga kerja 65 mg/m3 = 15 mg/m3( ) melakukan pekerjaan 1 p = 0,247 Batas paparan yang diperbolehkan Ditanya = c1? (Permissible Exposue Limit) : batas paparan c2 = TWA = 0,062 mg/m3 fisik terhadap pekerja. Dinyatakan dalam t1 = 24 jam ppm atau mg/m3. PEL biasanya juga t2 = 0,5 jam = 30 menit (durasi waktu dinyatakan dalam TWA/STEL pengukuran yang dipake) TWA = 0,062 mg/m3 = 62 µg/Nm3 (1 mg/m3 • Ukuran debu = 1000 µg/Nm3) Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran pernapasan. Jawaban : Dari hasil penelitian ukuran tersebut dapat Ini kalo PM10 mencapai target organ sebagai berikut: 𝑡2 c1 = c2 x (𝑡1)p a. 5- 10 mikro, akan tertahan oleh cilia pada 0,5 saluran pernapasan bagian atas c1 = 62 µg/Nm3 ( 24 ) 0,186 b. 3 – 5 mikron, akan tertahan tertahan oleh c1 = 30,17 µg/Nm3 (dibandingkan dengan saluran pernapasan bagian tengah NAB 75 µg/Nm3 (Permenkes Nomor 2 c. 1 – 3 mikron, sampai di permukaan alveoli Tahun 2023)). d. 0,5 – 1 mikron, hingga di permukaan Jika tidak memenuhi standar akan beresiko alveoli, selaput lendir sehingga menimbulkan beberapa penyakit yang menyebabkan fibrosis paru berasal dari paparan debu di tempat tersebut. e. 0,1 – 0,5 mikron, melayang di permukaan Contohnya penyakit asma, bronkitis, alveoli 10 emfisema, pneumonia, dan penyakit pernapasan obstruktif kronis (PPOK).