Anda di halaman 1dari 2

C.

Substansi Demokrasi di Dalam Piagam Madinah

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yakni demos yang artinya rakyat dan kratos
yang artinya pemerintahan. Dari definisi secara bahasa tersebut dapat disimpulkan bahwa
Demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan oleh Rakyat, dari rakyat, dan untuk
rakyat.1 Salah satu prinsip atau ciri dari sebuah Negara yang menganut sistem demokrasi
adalah adanya konstitusi sebagai dasar dari Negara tersebut. Piagam Madinah merupakan
konstitusi tertulis pertama di dunia saat belum banyak negara yang mengenal konstitusi
tertulis. Pernyataan bahwa Piagam Madinah merupakan konstitusi tertulis pertama di dunia
didasarkan pada beberapa bukti. Salah satunya adalah bahwa konstitusi Aristoteles Athena
pada masa Yunani Kuno dahulu yang ditulis pada papyrus baru ditemukan oleh seorang
Misionaris di Mesir pada tahun 1890 dan diterbitkan pada tahun 1891.

Piagam Madinah merupakan konstitusi tertulis pertama yang lebih dulu daripada
Piagam Magna Carta (Piagam Besar) yang disepakati di Runnymade, Surrey pada tahun 1215
M. Piagam Magna Charta merupakan landasan konstitusi Inggris yang menjadi rujukan
Amerika dalam menyusun konstitusi yang selama ini menjadi rujukan dari banyak negara.
Padahal Piagam Madinah sudah hadir 6 abad sebelum Piagam Magna Charta dan 12 abad
sebelum konstitusi Amerika.4 Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa Piagam Madinah
merupakan bukti outentik peradaban Islam masa Klasik yang sudah menerapkan demokrasi
modern dengan menggunakan konstitusi tertulis sebagai dasar dalam berprilaku dalam
masyarakat Madinah.2

Piagam Madinah mendapatkan perhatian khusus di dunia Islam dalam membentuk


konstitusi sebuah Negara. Hal ini terjadi karena Piagam Madinah merupakan karya Nabi
Muhammad SAW, selain itu merupakan salah satu konstitusi yang paling modern dan barang
kali yang pertama dalam sejarah Konstitusi dunia. Secara substantif, salah satu pelajaran
paling penting yang dapat di ambil dari Piagam Madinah adalah konsep musyawarah. Dari
sini kemudian, demokrasi menemukan momentumnya dalam tradisi Islam. Mereka yang
menerima demokrasi pada dasarnya berlandaskan atas pandangan musyawarah untuk
mufakat. Di dalam Al Qur’an disebutkan, “Hendaklah kalian bermusyawarah dalam setiap
perkara” (Q.S. Syura:38). Di dalam ayat lain di sebutkan “Maafkan dan ampunilah mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam memecahkan setiap masalah” (Q.S. Ali
1
Shobahah, Nurush. “Piagam Madinah Dan Konsep Demokrasi Modern Islam Masa Klasik.” Ahkam: Jurnal
Hukum Islam 7, no. 1 (2019): 195-214.
2
Imam Amrusi Jailani, Piagam Madinah…, h. 281.
Imran:159). Dari ayat yang mengandung perintah musyawarah tersebut, maka sesuai dengan
apa yang terkandung di dalam salah satu pasal dalam Piagam Madinah, yaitu pasal (26) yang
menyatakan “Jika diantara kalian muncul perselisihan tentang sesuatu masalah, maka
hendaknya dikembalikan kepada Allah SWT dan dikonsultasikan kepada Muhammadd
SAW”.

Anda mungkin juga menyukai