pengakuan terhadap adanya hukum alam (Natural Law) sebagi cikal bakal HAM. – Menurut Marcus G Singer Natural Law merupakan konsep dari prinsip-prinsip umum moral dan sistem keadilan dan berlaku untuk seluruh umat manusia. – Salah satu muatan adalah hak-hak pemberian dari alam (natural rights), karena dalam hukum alam ada sistem keadilan universal. – Karena itu keadilan merupakan inti dari hukum alam menjadi pendorong bagi upaya penghormatan dan perlindungan harkat dan martabat kemanusiaan universal Perkembangan Pemikiran HAM Dunia 1. Piagam Madinah 2. Magna Charta 3. Bill of Rights 4. The American Declaration 5. The French Revolution 6. The Four Freedom Piagam Madinnah Piagam Madinah ialah sebuah dokumen tertulis yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku suku dan kaum kaum penting di Yatsrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622 M. Dokumen tersebut disusun sejelas jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak hak dan kewajiban kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas komunitas lain di Madinah, sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah. Pada awal pembukaan Piagam Madinah telah disebutkan bahwa semua manusia itu adalah umat yang satu, yang dilahirkan dari sumber yang sama, jadi tidak ada perbedaan antara seseorang dengan orang lain dalam segala hal. Namun dalam islam ada satu hal yang membuat seseorang dianggap lebih tinggi derajatnya dimata Allah, yaitu kadar imannya, jadi bukan dilihat dari warna kulit, suku, ras, Negara dan jenis kelaminnya, namun kadar iman seseorang itu yang membedakannya dengan orang lain.
Konsep Hak Asasi Manusia dalam Piagam Madinah adalah,
1. Manusia adalah sama, dalam segala kehidupan bermasyarakat. 2. Adanya hak hidup bagi setiap individu manusia. 3. Kebebasan beragama bagi setiap pemeluk agama. 4. Adanya persamaan hak bagi setiap orang dimuka hukum dan diranah politik. Magna Charta Magna Carta yaitu piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 yang membatasi monarki Inggris, semenjak saat Raja John, dari kekuasaan absolut. Magna Carta yaitu hasil dari perselisihan selang Paus, Raja John, dan baronnya atas hak-hak raja: Magna Carta mengharuskan raja kepada membatalkan beberapa hak dan menghargai beberapa prosedur legal, dan kepada menerima bahwa harapan raja bisa dibatasi oleh hukum. Magna Carta yaitu langkah pertama dalam babak sejarah yang panjang yang menuju ke pembuatan hukum konstitusional.
Isi Magna Charta:
Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak dan kebebasan Gereja Inggris. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya. Kekuasaan raja harus dibatasi. HAM (Hak Asasi Manusia) lebih penting daripada kedaulatan, hukum atau kekuasaan. Piagam Magna Charta dianggap sebagai lambang perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia) dan dianggap sebagai tonggak perjuangan lahirnya HAM (Hak Asasi Manusia). Bill of Rights
Bill of Rights (RUU Hak) adalah undang-undang yang
dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris, yang pokoknya mengatur tentang: • Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen. • Kebebasan bercakap dan mengeluarkan argumen. • Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen. • Hak berwarga-negara kepada memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing . • Parlemen berhak kepada mengubah keputusan raja. The American Declaration of Independence
• Mulai dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak
lahir, sehinga tidak logis jika sesudah lahir ia harus dibelenggu • Deklarasi kemerdekaan AS (1776) disusun oleh Thomas Jefferson : Kami menganggap kebenaran-kebenaran berikut ini sudah jelas dengan sendirinya: bahwa semua manusia diciptakan sama; bahwa penciptanya telah menganugrah-kan mereka hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut; bahwa diantara hak-hak ini adalah hak untuk hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan – Bahwa untuk menjamin hak-hak ini, orang- orang mendirikan Pemerintahan yang memperoleh kekuasaannya yang benar berdasarkan persetujuan (kawula) yang diperintahkannya. Bahwa kapan saja suatu bentuk pemerintahan merusak tujuan-tujuan ini, Rakyat berhak untuk mengubah atau menyingkirkannya. The French Revolution Kaum Revolusioner Perancis bertujuan menghancurkan suatu sistem pemerintahan yang absolut dan sudah tua serta mendirikan suatu orde baru yang demokratis. • Deklarasi Hak Manusia dan warga negara (1789) memperlihatkan dengan jelas bahwa kebahagian yang sejati haruslah dicari dalam kebebasan individu yang merupakan produk dari “hak-hak manusia yang suci, tak dapat dicabut, dan kodrati. • Dalam Pasal 2 Deklarasi menyetakan bahwa “sasaran setiap asosiasi politik adalah pelestarian hak-hak manusia yang kodrati dan tidak dapat dicabut. Hak-hak ini adalah Hak atas Kebebasan (Liberty), Harta (Property), Keamanan (Safety) dan Perlawanan terhadap Penindasan Resistance to Oppression). • Selanjutnya dalam Pasal 4 menyatakan : “Kebebasan berarti dapat melakukan apa saja yang tidak merugikan orang lain; jadi pelaksanaan hak-hak kodrati tidak dibatasi kecuali oleh batas-batas yang menjamin pelaksanaan hak-hak yang sama ini bagi anggota masyarakat yang lain. Batas-batas ini hanya dapat ditetapkan oleh Undang-undang. • Hal yang penting bahwa hak-hak itu secara kodrati inheren, universal dan tidak dicabut; hak-hak itu dimiliki individu semata-mata karena mereka adalah manusia dan bukan karena mereka adalah hamba hukum suatu negara. • Perlindungan terbaik terhadap hak-hak itu terdapat dalam kerangka yang demokratis. • Batas-batas pelaksanaan hak hanya dapat ditetapkan atau dicabut oleh undang- undang. 4. The Four Freedom of F.D. Roosevelt (1941)
Empat macam kebebasan yang dicetuskan oleh
Franklin Delano Roosevelt, isinya : 1. Freedom of speech and expression (kebebasan berbicara dan berpendapat) 2. Freedom of Religion (kebebasan beragama) 3. Freedom from Fear (Bebas dari rasa takut) 4. Freedom from Want (Bebas dari Kemiskinan) Teori-Teori dan Prinsip-Prinsip
Teori Hak-Hak Kodrati
Teori Positivisme Teori Universalisme Teori Relativisme Budaya Prinsip-Prinsip Prinsip Kesetaraan Prinsip Non Diskriminasi Prinsip Kewajiban Negara. Teori Hak-Hak Kodrati Teori Hukum Kodrati (Natural Law Theory) Santo Thomas Aquinas : pendekatan teistik * Hk kodrati mrpkan bagian dari hk Tuhan yg sempurna yg dpt diketahui melalui penggunaan nalar manusia * Semua manusia tunduk pada otoritas Tuhan
Hugo de Groot (Grotius): pendekatan sekularistik >
rasionalisasi hukum alam Teori Hak Kodrati (Natural Rights Theory) - Hak yang melekat pada setiap insan semata-mata karena ia adalah manusia dan tidak bisa dicabut oleh negara(Jhon Locke) >> Kontrak sosial Bantahan thd Teori Kodrati Bantahan pokok: Teori hak-hak kodrati tidak bisa dikorfirmasi dan diverifikasi kebenarannya. ` Edmund Burke: “propaganda terhadap ‘rekaan yang menakutkan tentang persamaan manusia” “ide-ide yang tidak benar dan harapan- harapan yang sia-sia pada manusia yang sudah ditakdirkan menjalani hidup yang tidak jelas dan susah payah”. Lanjutan ........ ` Jeremy Bentham (Utilitarian ): “hak-hak kodrati adalah omong kosong yang dungu: hak yang kodrati dan tidak bisa dicabut adalah omong kosong yang retorik, atau puncak omong kosong yang berbahaya”. “Bagi saya hak dan hukum merupakan hal yang sama, karena saya tidak mengenal hak yang lain. Hak bagi saya adalah anak kandung hukum: dari berbagai fungsi hukum lahirlah beragam jenis hak. Hak kodrati adalah anak yang tidak pernah punya ayah”. Lanjutan ......... ` John Austin (Positivism): “Eksistensi dan isi hak hanya dapat diturunkan dari hukum negara” “Satu-satunya hukum yang sahih adalah perintah dari yang berdaulat, bukan datang dari “alam atau “moral”. Keberatan lainnya terhadap teori hak-hak kodrati berasal dari teori relativisme budaya (cultural relativist theory) yang memandang teori hak-hak kodrati dan penekanannya pada universalitas sebagai suatu pemaksaan atas suatu budaya terhadap budaya yang lain yang diberi nama imperalisme budaya (cultural imperalism) Menurut para penganut teori relativisme budaya, tidak ada suatu hak yang bersifat universal. Mereka merasa bahwa teori hak-hak kodrati mengabaikan dasar sosial dari identitas yang dimiliki oleh individu sebagai manusia. Manusia selalu merupakan produk dari beberapa lingkungan sosial dan budaya dan tradisi-tradisi budaya dan peradaban yang berbeda yang memuat cara-cara yang berbeda menjadi manusia. Oleh karena itu, hak-hak yang dimiliki oleh seluruh manusia setiap saat dan di semua tempat merupakan hak-hak yang menjadikan manusia terlepas secara sosial (desocialized) dan budaya (deculturized). Respons thd Kritik
` HAM adalah ikhtiar melindungi individu2
agar tidak menjadi korban utilitarianisme (“the Greatest Happiness of the Greatest Number”); ` HAM adalah ikhtiar melawan paksaan2 komunitarianisme (“utilitas populi suprema lex est”); ` HAM adalah ikhtiar melawan kediktaroran dengan alasan penciptaan “dunia baru”. Teori Positivisme pendukung hak-hak kodrati menurunkan gagasan mereka tentang hak itu dari Tuhan, nalar atau pengandaian moral yang a priori, kaum positivis berpendapat bahwa eksistensi hak hanya dapat diturunkan dari hukum negara Pemisahan antara hukum dengan moral (das sein # das sollen) EMPAT PANDANGAN HAM
Tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing bangsa Penganutnya adalah negara maju,sedangkan bagi negara berkembang dianggap sebagai alat penekan atau unsur penilai (tool of judgement) PANDANGAN UNIVERSAL RELATIF
Menurut pandangan ini HAM selain sebagai
masalah universal, namun perkecualian dan pembatasan yang berdasarkan asas-asas Hukum Internasional tetap diakui keberadaannya. PANDANGAN PARTIKULARISTIS ABSOLUT Pandangan ini melihat HAM sebagai persoalan masing-masing bangsa, tanpa memberikan alasan yang kuat khususnya dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen-dokumen Internasional. Sifatnya Egois, Defensif dan Pasif PANDANGAN PARTIKULARISTIS RELATIF melihat HAM disamping sebagai masalah universal juga masalah nasional masing-masing negara. Berlakunya dokumen HAM harus diselaraskan, diserasikan, dan diseimbangkan serta memperoleh dukungan dan tertanam dalam budaya bangsa Sifatnya tidak sekedar defensi, tapi aktif juga mencari perumusan dan pembenaran tentang Karakteristik HAM
Diantara keempat pandangan tsb, pandangan mana yg cocok dg