Dalam diskursus dari sudut pandang ke-islaman sendiri memandang bagaimana
keterkaitan antara Agama Islam ini dengan konsitutisi yang kelak bisa menjadi acuan untuk suatu negara menata negaranya secara jelas melalui seperangkat aturan-aturan yang disepakati secara consensus dengan mempertimbangkan asas-asas seperti kesamaan,kesetaraan,keadilan,dan jaminan akan hak-hak individu setiap masyarakat yang tinggal di dalam negara tersebut, seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw yang pada saat itu mampu menciptakan inovasi dalam kehidupan umat manusia yang mendorong kemajuan peradaban pada masa itu, yang dimana inovasi tersebut hadir pada saat penyusunan dan penandatangnan perjanjian bersama di antara kelompok-kelompok madinah yang dimana Piagam Madinah (Madinah Charter) ini kelak menjadi “blueprint” yang berkembang menjadi landasan kehidupan kenegaraan di masa modern. Sehingga Piagam Madinah sendiri disebut sebagai konsitusi pertama dalam catatan sejarah umat manusia yang dapat dibandingkan dengan konstitusi pada cakupan modern, Piagam ini dibuat atas persetujuan Nabi Muhammad saw dengan beberapa kelompok-kelompok masyarakat pada saat itu adapun jumlah kelompok yang mengikatkan diri pada Piagam Madinah ini sendiri terdiri dari 13 (tiga belas) kelompok yang secara eksplisit tertera di dalam naskah piagam tersebut, sehingga selain dianggap sebagai perjanjian yang mengikat seluruh entitas masyarakat di dalamnya yang berdasarkan asas-asas yang telah disebutkan sebelumnya.1 Selain itu dalam beberapa literatur ilmu politik maupun hukum tata negara ruang lingkup paham konstitusi terdiri dari : 1. Anatomi kekuasaan tunduk pada hukum. 2. Jaminan dan perlindungan HAM. 3. Peradilan yang bebas dan mandiri. 4. Pertanggungjawaban kepada rakyat sebagai sendi utama dari asas kedaulatan rakyat. Keempat prinsip tersbut merupakan “trademark” bagi suatu pemerintahan yang konstitusional, akan tetapi pada suatu pemerintahan meskipun konstitusinya sudah mengatur prinsip-prinsip seperti apa yang disebutkan di atas, kerap kali ditemukan penyelewengan ataupun pelanggaran di dalamnya, yang mengakibatkan negara tersebut tidak dapat dikatakan sebagai negara konstitusional secara penuhnya. Seperti apa yang tertera dalam Piagam Madinah di dalamnya terdapat beberapa asas sekaligus prinsip yang mana, jika dikatikan dengan keadaan ketatanegaraan hari ini di berbagai belahan negara dunia termasuk Indonesia sendiri, yang dimana untuk lebih kompleksnya kajian konstitusi dalam kacamata islam akrab kaitannya dengan Siyasah : dusturiyah yang merupakan salah satu objek kajian dalam bidang fiqih yang berkaitan 1 Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, ed. by Rajawali Pers, Jurnal Hukum Dan Peradilan, Cetakan ke (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014), I <www.rajagrafindo.co.id>. dengan muamalah yang mengatur hubungan antara individu dengan individu lainnya, dalam siyasah dusturiyah objek kajiannya lebih mengacu kepada masalah perundang- undangan negara agar sejalan dengan nilai-nilai syari’at.2 Pada wacana diskursus ketatanegaraan hari ini kurang lebihnya tidak jauh berbeda seperti apa yang dilakukan pada saat Rasulullah saw mempersatukan komunitas-komunitas masyarakat yang berangkat dari latar belakang yang berbeda baik secara suku,agama,maupun golongan-golongan, seperti halnya pada masa kini dalam menentukan suatu aturan undang-undang menggunakan asas keterwakilan yang dimana seluruh aspirasi masyarakatnya disampaikan oleh wakil-wakil di parlemen legislatifnya. Sehingga mereka yang diamanahi sebagai wakil perlu menyampaikan aspirasi tersebut dalam menetapkan rancangan aturan-aturan yang akan kelak aturan tersebut bisa dilegalkan menjadi landasan konsitusi yang didasarkan atas prinsip jaminan atas hak asasi manusia setiap anggota masyarak dan persamaan kedudukan semua orang di mata hukum, Pendidikan, dan agama, sehingga dari tujuan dibuatnya undang-undang untuk merealisasikan kemashlatahatn manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang hal ini merupakan bagian dari prinsip dasar yang berkenaan dengan bentuk pemerintahan, aturan yang berkenaan dengan hak-hak rakyat dan mengenai pembagian kekuasaan. Karena jika dilihat dari berjalannya negara hari ini tidak serta merta bisa lepas dari yang namanya konstitusi,