Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI INSPEKTORAT

PADANG LAWAS MENGGUNAKAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh:

ANISA SURYANI PANGGABEAN


NIM. 2003110383

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
Data Pengusul

1. Nama Mahasiswa : Anisa Suryani Panggabean


2. No. Mahasiswa : 2003110383
3. Tempat /Tgl. Lahir : Padang Garugur Julu/06-09-2002
4. No. HP : 0821 6834 5053
5. Email : anisa.suryani0383@student.unri.ac.id
6. Judul Proposal Skripsi : Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Inspektorat Padang Lawas Menggunakan
Arsitektur Enterprise
7. Matakuliah yang berhubungan
a. Perancangan Strategi Sistem Informasi
b. Manajemen Risiko Sistem Informasi
c. Tata Kelola Sistem Informasi
8. Data Perkuliahan
a. Jumlah SKS yang sudah Lulus : 128
b. IPK : 3.57
c. Jumlah Nilai D : -
d. Jumlah SKS yang belum Lulus : 16

Disetujui Oleh :

Koordinator Program Studi

Drs. Sukamto, M.Kom. Pada Tanggal _____________


NIP. 19640304 199103 1 003

2
1. Latar Belakang

Dalam konteks era globalisasi informasi yang melibatkan pertukaran data dan informasi
yang cepat, keberhasilan organisasi publik menjadi sangat tergantung pada kemampuan sistem
informasinya untuk beroperasi secara efisien dan efektif. Keberhasilan ini menjadi suatu
keharusan untuk mencapai tujuan organisasi serta untuk memenuhi harapan masyarakat yang
semakin meningkat terhadap tata kelola yang baik. Dalam ranah pemerintahan, Inspektorat
Padang Lawas memegang peran yang sangat krusial sebagai entitas pengawasan yang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aktivitas pemerintah berjalan sesuai dengan
prinsip transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi.
Sebagai bagian dalam praktik tata kelola pemerintahan yang optimal, Inspektorat
Padang Lawas berfungsi sebagai penjaga integritas dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
Transparansi menjadi landasan utama dalam upaya perluasan jangkauan pelayanan publik
dengan maksud untuk meningkatkan keterjangkauan dan keterlibatan masyarakat secara
holistik. dengan keputusan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Selain transparansi, akuntabilitas juga merupakan unsur penting dalam peran
Inspektorat Padang Lawas. Keberlanjutan fungsi pemerintah dan pencapaian tujuan organisasi
sangat bergantung pada kemampuan Inspektorat untuk memastikan bahwa setiap tindakan
yang diambil sesuai dengan norma etika dan perundangan yang berlaku. akuntabilitas public
bisa diartikan sebagai tanggung jawab yang harus membawa amanah, agen bertanggung jawab
dalam menyampaikan pertanggungjawaban dan mengungkapkan seluruh aktivitas dan kegiatan
yang merupakan bagian integral dari kewajibannya kepada principal (principal). Pemberi
entitas yang ditugaskan memegang hak dan wewenang untuk mengajukan permintaan
pertanggungjawaban atas tanggung jawab yang diberikan. Lebih lanjut, akuntabilitas dapat
dikonseptualisasikan sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Proses pertanggungjawaban ini dilakukan secara berkala melalui
media pertanggungjawaban yang telah ditetapkan (Mardiasmo:2014:20) Oleh karena itu,
sistem informasi yang efektif harus mampu mendokumentasikan dan melacak setiap keputusan
dan tindakan yang diambil oleh organisasi, memberikan dasar bagi pertanggungjawaban yang
jelas.
Efisiensi dalam pelaksanaan tugas-tugas Inspektorat Padang Lawas menjadi elemen
kunci dalam menghadapi tuntutan globalisasi informasi. Sistem informasi yang efisien
memungkinkan Inspektorat untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan lingkungan dan

3
memastikan bahwa setiap proses pengawasan dilakukan secara optimal. Dengan
menggabungkan efisiensi operasional dengan transparansi dan akuntabilitas, Inspektorat
Padang Lawas dapat menjadi pilar yang kokoh dalam menciptakan tata kelola pemerintahan
yang berkualitas tinggi dalam menghadapi tantangan era globalisasi informasi dengan
mempertimbangkan kompleksitas tugas dan tanggung jawab Inspektorat, perluasan dan
peningkatan kualitas Sistem Informasi menjadi suatu kebutuhan mendesak. Oleh sebab itu,
penelitian ini diarahkan untuk melakukan perencanaan strategis yang matang terhadap Sistem
Informasi Inspektorat Padang Lawas. Pendekatan yang digunakan adalah Arsitektur
Enterprise, yang memungkinkan perancangan sistem yang terintegrasi dengan baik,
memberikan visi holistik, dan menjamin keberlanjutan pengembangan teknologi informasi.
Langkah-langkah perencanaan strategis ini mencakup identifikasi kebutuhan bisnis
Inspektorat, pemetaan proses kerja yang ada, serta penentuan arsitektur teknologi yang sesuai.
Dengan demikian, diharapkan sistem informasi yang dihasilkan dapat memberikan dukungan
maksimal terhadap misi dan visi Inspektorat Padang Lawas, sekaligus meningkatkan efisiensi,
keandalan, dan keamanan operasional.
Penelitian ini memiliki signifikansi penting sebagai kontribusi terhadap literatur dan
praktik manajemen informasi publik, serta memberikan panduan konkret bagi Inspektorat
Padang Lawas dalam meningkatkan kualitas layanan dan kinerja lembaga melalui pemanfaatan
sistem informasi yang optimal.
Kesimpulan dari konteks yang telah disampaikan adalah penulis menjadikan bahan kajian
yang di tuangkan dalam bentuk proposal skripsi dengan judul “Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Inspektorat Padang Lawas Menggunakan Arsitektur Enterprise”.
2. Perumusan Masalah
Dengan mempertimbangkan latar belakang yang ada, maka dapat diajukan perumusan
permasalahan dapat diurutkan sebagai berikut:
a) Bagaimana pendekatan Arsitektur Enterprise dapat diimplementasikan untuk memastikan
integrasi sistem yang baik?
b) Sejauh mana perencanaan strategis dengan pendekatan ini dapat memberikan visi holistik
dan keberlanjutan pengembangan teknologi informasi?
3. Batasan Masalah
a) Metode yang digunakan ialah Arsitektur Enterprise dengan menerapkan struktur
konseptual The Open Group Architecture atau TOGAF.
b) Data diambil dari Lembaga audit internal yaitu pada Inspektorat Kabupaten Padang
Lawas.

4
c) Perencanaan Strategis SI sesuai dengan visi dan misi Inspektorat Padang Lawas.
d) Perencanaan Strategis Sistem Informasi dilaksanakan berdasarkan Rencana Strategis yang
telah ditetapkan oleh Inspektorat Padang Lawas pada periode penelitian, sehingga sesuai
dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh instansi tersebut
e) Analisis keuangan terkait dengan pengembangan atau pembuatan Sistem Informasi tidak
disertakan dalam kerangka penelitian ini.
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi implementasi pendekatan
Arsitektur Enterprise dengan fokus pada aspek integrasi sistem. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk menilai sejauh mana perencanaan strategis yang diadopsi dalam pendekatan
ini dapat memberikan visi holistik dan mendukung keberlanjutan pengembangan teknologi
informasi. Dengan demikian, diharapkan kontribusi berharga dari penelitian ini dapat
ditemukan dalam pemahaman yang lebih baik dan peningkatan efektivitas penerapan
Arsitektur Enterprise, khususnya dalam menghadapi tantangan integrasi sistem dan
mendukung keberlanjutan pengembangan teknologi informasi.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari studi ini meliputi:
a. Bagi Peneliti yaitu Peneliti dapat memperoleh keahlian khusus dalam perencanaan
strategis Sistem Informasi, terutama dalam konteks entitas pengawasan pemerintahan. Ini
dapat meningkatkan profil profesional dan peluang karir peneliti di bidang manajemen
informasi.
b. Bagi Prodi yaitu data penelitian ini dapat menjadi rujukan penting bagi studi-studi
mendatang dalam domain yang serupa,memberikan mahasiswa wawasan yang lebih
mendalam tentang perencanaan strategis Sistem Informasi di organisasi pemerintahan..
c. Bagi khalayak ramai (umum) yaitu Implementasi Sistem Informasi yang hasil dari
penelitian dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi Inspektorat Padang Lawas.
Masyarakat akan mendapatkan manfaat dari layanan publik yang lebih cepat, terbuka, dan
akuntabel.
6. Landasan Teori
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahap proses yang melibatkan penetapan obyektif dan
tujuan organisasi, penyusunan strategi komprehensif guna mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, dan pengembangan hierarki rencana secara menyeluruh dengan tujuan
mengintegrasikan serta mengkoordinasikan serangkaian kegiatan (S. P. C. M. Robbins).

5
b) Strategis
Strategi mampu diartikan sebagai serangkaian langkah terpadu yang berfungsi sebagai
sarana untuk meningkatkan kesuksesan dan daya tahan jangka panjang suatu entitas
perusahaan dalam mencapai superioritas dalam persaingan (P. J. Ward).
c) Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan integrasi terstruktur dari unsur manusia, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan komputer, dan data yang secara bersama-sama mengumpulkan,
mentransformasi, serta mendistribusikan informasi di dalam suatu entitas organisasi
(O’Brien).
d) Perencanaan Strategis SI
Perencanaan strategis Sistem Informasi (SI) merupakan suatu proses yang melibatkan
identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer. Portofolio ini bertujuan untuk
mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan mencapai tujuan bisnisnya.
Selain itu, perencanaan strategis SI juga melibatkan kajian mendalam terhadap dampak
Sistem Informasi terhadap kinerja bisnis serta kontribusinya terhadap organisasi. Selama
proses ini, langkah-langkah strategis yang tepat dipilih dengan cermat untuk memastikan
pencapaian tujuan bisnis yang optimal. (Syam, Raufun, dan Afandi 2018).
e) Inspektorat
Inspektorat Merupakan entitas administratif yang berkedudukan pada hierarki
pemerintahan tingkat I (Provinsi) atau tingkat II (Kabupaten/Kota), Inspektorat Daerah
memfokuskan kegiatannya pada pengawasan pelaksanaan tugas pemerintahan daerah,
melibatkan aspek kebijakan, anggaran, dan kinerja entitas pemerintah daerah tersebut. Tugas
pokoknya melibatkan pemastian implementasi tugas dan fungsi pemerintahan daerah sesuai
dengan norma-norma hukum yang berlaku.
Inspektorat Daerah memegang kewenangan untuk melakukan aktivitas pemeriksaan,
evaluasi, dan pengawasan terhadap seluruh unit kerja yang berada di tingkat daerah,
termasuk dinas, badan, dan lembaga daerah lainnya. Selain itu, mereka juga memiliki
kemampuan untuk mengaudit penggunaan anggaran daerah dan memberikan rekomendasi
perbaikan kepada otoritas pemerintah daerah.
f) Arsitektur Enterprise
Enterprise Architecture bisa dijelaskan sebagai sebuah rencana atau panduan yang
diterapkan sebagai sumber daya dalam proses pengambilan keputusan atau manajemen
bisnis dan sistem informasi (SI) untuk mendukung implementasi visi dan misi organisasi.
Dalam hal ini, Enterprise Architecture membahas kebutuhan bisnis agar dapat mengelola

6
dengan efektif, menggunakan konten yang tepat, dan melakukan transformasi digital guna
mencapai tujuan perusahaan. Osterwalder dan Pigneur (2010) membagi arsitektur enterprise
menjadi sembilan elemen yang berhubungan. Termasuk model pelanggan, proposisi nilai,
infrastruktur, partner dan sumber daya, aktivitas utama, pendapatan dan sumber pendapatan,
hubungan pelanggan, saluran distribusi, dan segmen pasar. Model tersebut membantu
perusahaan memahami dan merencanakan berbagai aspek yang terlibat dalam menjalankan
bisnis perusahaan dan memberikan nilai kepada pelanggan.mempengaruhi kinerja entitas
tersebut, sehingga dapat merumuskan strategi yang lebih efektif.
g) The Open Group Architecture (TOGAF)
TOGAF ADM adalah suatu metodologi yang diperkenalkan oleh The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) sebagai panduan dan kerangka kerja untuk analisis dan
pengembangan arsitektur enterprise. Dikembangkan dengan tujuan menyediakan panduan
rinci dalam memahami, mengembangkan, mengelola, dan menerapkan struktur organisasi
serta sistem informasi pada tingkat perusahaan, ADM adalah hasil kontribusi berkelanjutan
dari berbagai praktisi arsitektur, seperti yang diakui oleh Cakrayana (2011).
TOGAF, sebagaimana diungkapkan oleh The Open Group pada tahun 2009, secara umum
mencakup empat domain arsitektur yang diakui dalam konteks arsitektur enterprise, yakni
Arsitektur Bisnis, Arsitektur Data, Arsitektur Aplikasi, dan Arsitektur Teknologi. Pratama
(2012) dan Rufaida (2012) telah mengonfirmasi dukungan TOGAF terhadap keempat domain
tersebut.
a. Arsitektur Bisnis, dalam kerangka TOGAF, merinci strategi bisnis, regulasi, struktur
organisasi, dan inti fundamental dari proses bisnis.
b. Arsitektur Data menggambarkan struktur aset data dalam organisasi.
c. Arsitektur Aplikasi merujuk pada pedoman sistem aplikasi yang dirancang untuk
melaksanakan, berinteraksi, dan terhubung dengan inti proses bisnis suatu organisasi.
d. Arsitektur Teknologi merinci elemen-elemen perangkat lunak dan perangkat keras yang
diperlukan guna menyokong struktur arsitektur bisnis, data, dan aplikasi.
Inti dari TOGAF terletak pada ADM, sebuah framework dengan sembilan fase yang
dirancang untuk membimbing pengembangan desain arsitektur secara menyeluruh.
Pendekatan ini membantu organisasi dalam mencapai konsistensi, efisiensi, dan efektivitas
dalam pengelolaan serta penerapan arsitektur enterprise mereka.
h) Analisis Gap
Gap analisis atau analisa kesenjangan dapat didefinisikan sebagai pembanding antara
performa yang teramati suatu entitas dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Tujuan

7
dari gap analisis adalah untuk melakukan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan
memperbandingkan hasil kinerja saat ini sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu, analisis gap juga memiliki tujuan untuk mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan guna mengurangi kesenjangan antara pencapaian aktual dan pencapaian
yang diharapkan, untuk mencapai keadaan yang diinginkan di masa depan. Analisis model
ini berdasarkan prinsip bahwa konsumen melakukan perbandingan antara kinerja perusahaan
dengan standar yang ditentukan atau harapan mereka terhadap produk atau layanan tersebut
(Jienardy, 2017).
Dengan membandingkan kinerja aktual dengan harapan konsumen, perusahaan dapat
mengidentifikasi area di mana terdapat kesenjangan antara pencapaian yang telah tercapai
dan aspirasi yang diinginkan oleh konsumen. Dalam analisis ini, langkahlangkah perbaikan
dan strategi dapat dikembangkan demi mengurangi disparitas tersebut serta mencapai
peningkatan kinerja di masa mendatang.
i) Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah metode dalam rekayasa perangkat lunak
yang digunakan untuk menggambarkan alur, fungsi, tujuan, dan mekanisme kontrol suatu
sistem (A. Dan et al., 2019). Terdapat 9 jenis diagram dalam UML, di antaranya:
1) Class Diagram merupakan jenis diagram dalam UML yang menggambarkan kelas-kelas
dan paket-paket yang ada dalam suatu sistem. Diagram ini memberikan ilustrasi tentang
sistem dan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya.
2) Use Case Diagram merupakan tipe diagram UML yang mengilustrasikan interaksi antara
sistem dan actor.
3) Activity Diagram adalah jenis diagram dalam UML yang melakukan pemodelan
terhadap proses-proses yang berlangsung dalam suatu system.
4) Sequence Diagram adalah jenis diagram menjelaskan hubungan antara entitas antara
objek berdasarkan urutan waktu. Diagram ini mampu mengilustrasikan langkah-langkah
yang perlu dijalankan guna mencapai hasil yang diinginkan secara tertentu dalam
diagram use case.
5) Statemachine Diagram adalah jenis diagram dalam UML yang mengilustrasikan transisi
dan adaptasi pada status entitas dalam suatu kerangka sistem.
6) Communication Diagram adalah tipe diagram dalam UML yang menggambarkan
tahapan aktivitas dan interaksi antara objek dalam sistem. Diagram ini serupa dengan
diagram urutan, namun lebih fokus pada peran setiap objek dalam sistem.

8
7) Deployment Diagram merupakan jenis diagram dalam UML yang menunjukkan tata
letak fisik sistem tertentu. Diagram ini menggambarkan komponen-komponen perangkat
lunak yang terdapat pada perangkat keras dan hubungan antara komponen perangkat
keras tersebut.
8) Component Diagram merupakan jenis diagram dalam UML yang menggambarkan
komponen-komponen perangkat lunak dalam suatu sistem.
9) Object Diagram Diagram Objek merupakan jenis diagram dalam UML yang
mengilustrasikan objek-objek dalam suatu sistem beserta hubungannya.
7. Metode Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Pada fase ini, penulis melaksanakan pendekatan untuk mengamati, meneliti, memahami,
memprediksi, merinci, dan mengungkapkan tantangan yang terjadi pada objek penelitian
tersebut.
b. Studi Literatur
Membaca dan menganalisis karya-karya literatur adalah sebuah pendekatan yang
digunakan untuk memperoleh teori dan pemahaman yang mendukung serta menjadi landasan
bagi penelitian ini. Metode ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang diperlukan dalam
proses perencanaan strategis sistem informasi Inspektorat Padang Lawas agar dapat berhasil.
Informasi yang digunakan dalam penulisan ini didapatkan melalui beberapa sumber penelitian
sejenis, seperti jurnal-jurnal penelitian, skripsi, dan tesis.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tiga metode.
a. Pertama, Observasi dilakukan melalui pemantauan langsung di lapangan guna memperoleh
pemahaman tentang proses bisnis Inspektorat Padang Lawas serta menerapkan sistem
informasi dan infrastruktur teknologi informasi yang telah tersedia. Selain itu, dokumen-
dokumen yang relevan juga diperoleh guna mendukung penyusunan skripsi.
b. Kedua adalah melalui wawancara, yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan data
objektif yang dapat mendukung dokumen yang telah dikumpulkan sebelumnya.
c. Kajian Literatur digunakan sebagai sarana untuk memperoleh informasi teoritis. Peneliti
melakukan pengumpulan data dengan menelaah dan mengkaji literatur berupa buku,
makalah, serta referensi lain yang berhubungan dengan konteks permasalahan yang tengah
diulas, termasuk di dalamnya sumber-sumber internet.

9
d. Perancangan Togaf
Pada tahap awal disebut sebagai tahap preliminary. Tahap selanjutnya dalam proses ini
adalah tahap vision arsitektur. Pada tahap ini, terdapat serangkaian tahap yang saling terkait,
yaitu tahap peluang dan solusi, tahap manajemen kebutuhan, tahap bisnis arsitektur, tahap
arsitektur teknologi, dan tahap arsitektur sistem informasi.
1. Preliminary Phase tahap awal melibatkan penentuan kerangka kerja dan cakupan
Arsitektur Enterprise (EA) yang akan dikembangkan, bersama dengan definisi unsur
manajemen, melibatkan pembentukan tim arsitektur dan struktur organisasional.
2. Architecture Vision menetapkan persyaratan yang diperlukan untuk perancangan
arsitektur sistem informasi, mencakup:
• Profil organisasi.
• Pendefinisian visi dan misi.
• Tujuan organisasi.
• Sasaran organisasi.
• Proses bisnis organisasi.
• Unit organisasi.
• Kondisi arsitektur saat ini.
3. Business Architecture bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan
kerangka model bisnis atau merancang aktivitas bisnis yang dikehendaki sesuai dengan
skenario bisnis yang ada dalam organisasi.
4. Information System Architecture memetakan struktur arsitektur data dan arsitektur
aplikasi. Arsitektur data terutama berfokus pada strategi pemanfaatan data dalam
konteks fungsi bisnis, proses, dan layanan. Instrumen yang relevan melibatkan
Activity Diagram dan Class Diagram
5. Technology Architecture mengartikulasikan elemen-elemen teknologi kunci yang
diperlukan untuk menyelenggarakan infrastruktur teknologi yang mendukung aplikasi
beserta data yang dikelola melalui platform tersebut
NO Proses
1 Preliminary (proses awal)
2 Architecture Vision (rencana arsitektur)
3 Business Architecture (analisis arsitektur)
4 Information System Architecture (proses
pemodelan arsitektur)

10
8. Tempat Penelitian
Tempat penyelenggaraan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi yang telah
ditetapkan yaitu pada Kantor Inspektorat Padang Lawas.
9. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian akan dimulai pada bulan September 2023 dan berakhir pada bulan
Februari 2024, sebagaimana yang tertera pada Tabel.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
9 10 11 12 1 2
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengajuan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Studi Literatur
5 Penyusunan Skripsi
6 Desain Konsep
7 Perancangan Togaf
8 Analisis GAP
9 Pengujian
10 Seminar Hasil
11 Ujian Skripsi

11
10. Daftar Pustaka

A. G. Tuwondila, M. N. (2018). PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI PEMERINTAHAN


MENGGUNAKAN THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF)”.
A.Haris, R. d. (2017). “PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI”.
D.S.Tjahjadi., M. &. (2019). "PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM
INFORMASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT MENGGUNAKAN
ENTERPRISE UNIFIED PROCESS".
Nurlelah, H. S. (2023). "Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu Satu
Pintu Berbasis Web”.
Putri, R. (2021). “PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS RIAU MENGGUNAKAN ARSITEKTUR ENTERPRISE”.
Sofyana, L. (2021). Analisis Arsitektur Enterprise dengan Kerangka Kerja Togaf (The Open
Group Architecture Framework).
W.A.Sudarnadi, I. K. (2022). “PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN
TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN ANALISIS SWOT BALANCE SCORECARD
PADA INSPEKTORAT KOTA DENPASAR”.
W.I.Yudhistyra1, E. (2014). “LIMA METODE PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM
INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PENGEMBANGAN E-
GOVERNMENT”.

12

Anda mungkin juga menyukai