Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK

Disusun oleh :
1. Nama : Dian Hariyanti
2. NPM : 2220501032
3. Kelompok : 02
4. Kelas/ Rombel : 02/01

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
JUDUL PRAKTIKUM

INSTALASI TIME DELAY RELAY

Praktikum ke : 03

Tgl Praktikum : 06 September 2023

Dosen Pengampu : Ibrahim Nawawi, S.T., M.T.

Dikoreksi oleh:

Laporan diterima tanggal :………………………………………………

Laporan disetujui tanggal :………………………………………………

Nama Asisten Praktikum 1 : Alwan Januar Mubarok Tanda Tangan…….


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Instalasi listrik merupakan komponen yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri,
rumah tangga, dan sektor lainnya. Dalam banyak kasus, ada kebutuhan untuk mengatur jeda
waktu sebelum perangkat listrik tertentu diaktifkan atau dinonaktifkan. Ini dapat dicapai dengan
menggunakan Time Delay Relay (TDR), yang merupakan suatu perangkat elektrikal yang
memiliki kemampuan untuk mengatur jeda waktu sebelum mengalirkan arus listrik ke beban
tertentu. Dalam dunia modern yang sangat bergantung pada perangkat listrik, penggunaan Time
Delay Relay (TDR) telah menjadi sangat penting. TDR digunakan dalam berbagai aplikasi,
seperti industri otomatisasi, kontrol proses, sistem keamanan, dan bahkan dalam instalasi rumah
tangga. Fungsi utama TDR adalah memberikan jeda waktu sebelum mengalirkan atau
memutuskan aliran listrik ke suatu perangkat atau sistem. Hal ini sangat bermanfaat dalam
menghindari lonjakan arus yang dapat merusak peralatan, mengatur urutan operasi yang benar,
dan memberikan kesempatan bagi perangkat lain untuk siap digunakan. Pemahaman tentang
penggunaan TDR dan instalasi listrik yang tepat sangat penting dalam memastikan keamanan,
efisiensi, dan fungsi perangkat listrik. Dalam industri manufaktur, misalnya, TDR digunakan
untuk mengatur waktu operasi berbagai peralatan, seperti motor listrik, pompa, dan mesin
lainnya. Hal ini membantu menghindari gesekan atau beban berat yang dapat merusak peralatan
jika dioperasikan secara bersamaan. Selain itu, TDR juga digunakan dalam sistem keamanan, di
mana jeda waktu dapat memberikan peringatan sebelum sistem alarm diaktifkan atau pintu
otomatis ditutup. Dalam instalasi rumah tangga, TDR dapat digunakan untuk mengatur
penerangan otomatis, sistem pengairan, dan perangkat lainnya, yang secara otomatis menghemat
energi dan memberikan kenyamanan bagi penghuni rumah. Pemahaman yang baik tentang
konsep TDR dan cara mengintegrasikannya dalam instalasi listrik sangat penting bagi teknisi,
insinyur, dan ahli listrik. Oleh karena itu, laporan praktikum ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang penggunaan TDR dalam instalasi listrik dan mengapa ini
merupakan aspek penting dalam dunia listrik saat ini.

1.2. Tujuan
1. Memahami Konsep Dasar Time Delay Relay (TDR): Mahasiswa mampu menjelaskan
prinsip kerja Time Delay Relay (TDR) dan bagaimana ia mengontrol waktu operasi perangkat
listrik.
2. Mengenal Alat dan Bahan: Mampu mengidentifikasi komponen utama yang digunakan
dalam instalasi Time Delay Relay, termasuk TDR itu sendiri, MCB, amperemeter, voltmeter,
switch kartu, dan Buzzer sebagai indikator.
3. Mengembangkan Keterampilan Rangkaian Listrik: Mempraktikkan keterampilan dalam
merancang dan merangkai instalasi listrik dengan menggunakan berbagai komponen yang ada
pada electrical trainer.
4. Memahami Fungsi Penggunaan Time Delay Relay: Mampu memahami keuntungan dan
manfaat penggunaan Time Delay Relay dalam menghindari lonjakan arus, mengoptimalkan
urutan operasi, dan meningkatkan efisiensi perangkat listrik.
5. Menganalisis Hasil Praktikum: Mahasiswa mampu melakukan analisis data dari instalasi
yang dibangun dengan menggunakan alat-alat seperti amperemeter dan voltmeter.
1.3.Tinjauan Pustaka
Time Delay Relay (TDR) adalah perangkat elektrikal yang dirancang untuk memberikan jeda
waktu tertentu sebelum mengalirkan atau memutuskan aliran listrik dalam suatu sirkuit. Prinsip
kerja TDR didasarkan pada penggunaan timer yang dapat diatur untuk mengukur durasi waktu
tertentu sebelum relay diaktifkan atau dimatikan. TDR adalah komponen penting dalam dunia
instalasi listrik yang digunakan untuk berbagai tujuan, seperti: Proteksi Perangkat, TDR
digunakan untuk melindungi perangkat elektrikal dari lonjakan arus saat dihidupkan. Dengan
memberikan jeda waktu sebelum mengaktifkan perangkat, TDR memungkinkan perangkat untuk
mencapai kondisi operasi normal secara perlahan, menghindari tekanan listrik yang berlebihan.
Pengendalian Waktu, TDR memungkinkan penggunaan waktu sebagai faktor pengendalian.
Contohnya, dalam sistem penerangan otomatis, TDR dapat digunakan untuk memberikan jeda
waktu sebelum lampu dinyalakan atau dimatikan pada kondisi tertentu, seperti ketika cahaya
alami menurun. Efisiensi Energi, Dengan mengaktifkan atau mematikan perangkat listrik sesuai
kebutuhan dan dengan jeda waktu yang diatur, TDR membantu menghemat energi. Ini adalah
aspek penting dalam aplikasi yang berfokus pada efisiensi energi. Pengaturan Urutan Operasi,
TDR digunakan dalam industri otomatisasi dan kontrol proses untuk mengatur urutan operasi
perangkat atau mesin. Ini memastikan bahwa mesin berjalan dengan benar dalam urutan yang
diinginkan. Pengamanan, Dalam sistem keamanan, TDR dapat digunakan untuk memberikan
jeda waktu sebelum aktivasi alarm atau tindakan pengamanan lainnya. Ini memberikan peluang
bagi operator atau pemilik sistem untuk merespons situasi dengan cepat. TDR memiliki
komponen utama, termasuk timer setting yang dapat diatur, relay coil, dan kontak relay. Timer
setting memungkinkan pengguna untuk menentukan berapa lama jeda waktu yang diinginkan
sebelum relay bergerak. Relay coil digunakan untuk mengendalikan relay, sedangkan kontak
relay adalah bagian yang menghubungkan atau memutuskan sirkuit listrik. Dengan pemahaman
yang baik tentang TDR, pengguna dapat mengatur, menginstal, dan mengintegrasikan perangkat
ini dalam berbagai aplikasi listrik untuk mencapai tujuan yang diinginkan, seperti perlindungan
perangkat, pengendalian waktu, penghematan energi, dan pengaturan urutan operasi yang
efisien.
Prinsip kerja Time Delay Relay (TDR) didasarkan pada penggunaan timer yang dapat diatur
untuk mengukur durasi waktu tertentu sebelum relay diaktifkan atau dimatikan. TDR memiliki
beberapa komponen utama, termasuk timer setting, relay coil, dan kontak relay. Pengguna
mengatur timer setting pada TDR sesuai dengan durasi jeda waktu yang diinginkan, yang dapat
berupa detik, menit, atau bahkan jam, tergantung pada aplikasi. Ketika TDR menerima sinyal
masukan, seperti penekanan tombol atau aktivasi sensor, relay coil mulai menerima arus listrik.
Ini menciptakan medan magnet di sekitar relay coil. Selama periode jeda waktu yang telah
diatur, timer menghitung waktu sejak sinyal masukan diterima. Ketika timer mencapai durasi
jeda waktu yang telah diatur, relay coil mencapai intensitas magnet yang cukup untuk
menggerakkan kontak relay. Kontak relay akan berpindah, mengubah statusnya, yaitu
menghubungkan atau memutuskan sirkuit listrik yang terkait. Jika TDR digunakan untuk
mengendalikan perangkat seperti lampu, kontak relay akan menghubungkan lampu setelah jeda
waktu yang telah diatur, mengaktifkannya sesuai dengan perintah yang telah diatur sebelumnya.
Setelah relay diaktifkan atau dimatikan, perangkat yang terhubung ke sirkuit yang dikendalikan
oleh relay akan beroperasi sesuai dengan perintah relay. Prinsip kerja TDR ini memungkinkan
penggunaan waktu sebagai variabel pengendalian yang sangat berguna dalam berbagai aplikasi
listrik. Dengan mengatur timer setting dengan tepat, TDR dapat memberikan jeda waktu yang
diperlukan sebelum mengaktifkan atau mematikan perangkat listrik, sesuai dengan kebutuhan
aplikasi, seperti dalam pengendalian motor listrik, sistem penerangan otomatis, dan pengamanan.
Aplikasi Time Delay Relay (TDR) dalam kehidupan sehari hari yaitu: Pengendalian Motor
Listrik, TDR digunakan dalam industri untuk mengontrol motor listrik. Dengan memberikan jeda
waktu sebelum motor diaktifkan, TDR membantu menghindari lonjakan arus yang dapat
merusak motor dan peralatan terkait. Ini juga memungkinkan motor mencapai kecepatan operasi
yang stabil. Penerangan Otomatis, Di rumah dan bangunan komersial, TDR digunakan dalam
sistem penerangan otomatis. Ketika sensor mendeteksi penurunan cahaya alami, TDR
memberikan jeda waktu sebelum menyalakan lampu. Ini membantu menghemat energi dengan
memastikan lampu hanya dinyalakan saat dibutuhkan. Sistem Keamanan, Dalam sistem
keamanan, TDR digunakan untuk memberikan jeda waktu sebelum aktivasi alarm atau tindakan
pengamanan lainnya. Ini memberikan peluang bagi operator atau pemilik sistem untuk
merespons situasi darurat atau intrusi dengan lebih baik. Industri Otomatisasi, Di lingkungan
industri, TDR digunakan untuk mengatur urutan operasi mesin dan peralatan. Ini memastikan
bahwa mesin dan peralatan berjalan dengan benar dalam urutan yang diinginkan, menghindari
potensi kerusakan atau konflik. Sistem Penerangan Jalan, Dalam sistem penerangan jalan, TDR
digunakan untuk mengatur waktu penyalakan dan pemadaman lampu jalan secara otomatis. Ini
membantu menghemat energi dengan mematikan lampu pada siang hari dan menyalakannya saat
senja atau malam hari. Kontrol Pemanas Air, Dalam aplikasi rumah tangga, TDR dapat
digunakan dalam sistem pemanas air untuk memberikan jeda waktu sebelum memanaskan air.
Ini membantu mengoptimalkan penggunaan energi dengan memastikan pemanasan hanya terjadi
saat diperlukan. Pengendalian Oven dan Pemanggang, Dalam aplikasi kuliner, TDR dapat
digunakan untuk mengendalikan oven dan pemanggang. Ini memungkinkan pengaturan jeda
waktu sebelum perangkat mencapai suhu yang diinginkan, memastikan hasil masakan yang
tepat. Pengendalian Mesin Produksi, Dalam industri manufaktur, TDR digunakan untuk
mengatur operasi mesin produksi. Ini membantu menghindari situasi di mana beberapa mesin
dihidupkan secara bersamaan, yang dapat menyebabkan lonjakan beban listrik.
Switch kartu adalah jenis sakelar atau switch yang digunakan dalam instalasi listrik untuk
mengontrol aliran listrik dalam sirkuit. Komponen Utama Switch Kartu yaitu Kartu Switch,
Kartu switch adalah komponen utama dalam switch kartu. Ini biasanya berbentuk papan atau plat
yang dapat digerakkan. Kartu switch memiliki satu atau lebih terminal yang digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan koneksi listrik. Kartu switch dapat digerakkan oleh tangan
atau dengan bantuan perangkat mekanis, seperti tuas atau pegangan. Ketika kartu switch
diposisikan dalam satu posisi, ia dapat menghubungkan dua terminal dan mengizinkan aliran
listrik melalui sirkuit. Namun, saat kartu switch dipindahkan ke posisi lain, itu akan memutuskan
koneksi listrik dan menghentikan aliran listrik. Switch kartu digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk sakelar lampu, sakelar motor, dan sakelar peralatan rumah tangga. Mereka juga
digunakan dalam sistem kontrol industri untuk mengendalikan mesin dan peralatan. Ada
beberapa jenis switch kartu, termasuk switch kartu tunggal (single-pole) yang memiliki dua
terminal, dan switch kartu ganda (double-pole) yang memiliki empat terminal. Switch kartu
ganda memungkinkan pengendalian dua sirkuit terpisah secara bersamaan. Switch kartu sering
digunakan sebagai sakelar darurat atau pemutus keamanan. Dalam keadaan darurat atau ketika
perlu menghentikan aliran listrik segera, pengguna dapat memindahkan kartu switch ke posisi
"off" untuk memutuskan sirkuit listrik dengan cepat. Pemilihan switch kartu harus sesuai dengan
aplikasi dan beban listrik yang akan dikendalikan. Hal ini termasuk memperhatikan daya yang
dapat ditangani oleh switch kartu, jenis lingkungan di mana switch akan digunakan, dan jenis
operasi yang diperlukan (misalnya, sakelar tahan air untuk lingkungan yang basah). Switch kartu
merupakan komponen penting dalam instalasi listrik karena memungkinkan pengguna untuk
mengendalikan aliran listrik dengan aman dan efisien. Mereka digunakan dalam berbagai
konteks, dari pengendalian pencahayaan hingga pengendalian mesin industri.
Buzzer adalah perangkat suara elektronik yang digunakan untuk menghasilkan suara
berbunyi atau berdering. Ini adalah komponen yang umumnya digunakan sebagai indikator,
pengingat, atau peringatan dalam berbagai aplikasi. Buzzer memiliki elemen getar, yang
biasanya terbuat dari bahan piezoelektrik atau elektromagnetik. Elemen getar ini adalah bagian
yang bergetar untuk menghasilkan suara saat diberi tegangan. Buzzer juga dilengkapi dengan
kontrol elektronik yang mengatur frekuensi dan durasi suara yang dihasilkan oleh elemen getar.
Kontrol ini dapat berupa sirkuit elektronik yang terintegrasi dalam buzzer. Prinsip kerja buzzer
berbeda tergantung pada jenisnya. Buzzer piezoelektrik menghasilkan suara dengan merubah
deformasi mekanik bahan piezoelektrik saat tegangan diaplikasikan padanya. Buzzer
elektromagnetik menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh solenoid atau coil untuk
menggetarkan elemen getar dan menghasilkan suara. Buzzer digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk sistem alarm, peralatan rumah tangga (seperti oven yang memberikan sinyal ketika
makanan matang), perangkat keamanan (seperti alarm kebakaran), perangkat medis (sebagai
peringatan), dan kendaraan (seperti klakson kendaraan). Ada berbagai jenis buzzer, termasuk
buzzer terbuka yang menghasilkan suara nyaring secara langsung, buzzer transduser yang
memerlukan resonator atau pemancar untuk menghasilkan suara, dan buzzer piezoelektrik yang
menggunakan bahan piezoelektrik untuk menghasilkan suara. Suara yang dihasilkan oleh buzzer
dapat bervariasi, mulai dari suara bip sederhana hingga suara yang lebih kompleks. Suara ini
dapat diatur melalui kontrol elektronik pada buzzer atau dengan cara yang diinginkan oleh
perancang sistem. Buzzer memiliki peran penting dalam memberikan indikasi atau peringatan
kepada pengguna atau operator. Mereka digunakan untuk memberikan sinyal audio tentang
situasi atau kondisi tertentu, yang dapat meningkatkan kesadaran dan respons pengguna.
Pemilihan buzzer harus sesuai dengan aplikasi dan kebutuhan. Ini meliputi pertimbangan seperti
jenis suara yang diperlukan, daya yang dibutuhkan, lingkungan operasi (apakah tahan air atau
tahan debu diperlukan), dan kompatibilitas dengan sistem yang digunakan. Buzzer adalah
komponen yang penting dalam berbagai aplikasi yang memerlukan sinyal suara sebagai indikator
atau peringatan. Memahami prinsip kerja, tipe, dan aplikasi buzzer membantu dalam penggunaan
yang efektif dalam berbagai konteks, mulai dari keamanan hingga peralatan rumah tangga.

BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1.Alat
Tabel 2.1 Alat
No Nama Spesifikasi/Merk Jumlah
1. Resindential Electrical AJ 1
System Trainer
2. Stop Kontak - 1
3. Single phase MCB Schneider 1
4. Amperemeter TAB 1
5. Voltmeter TAB 1
6. Card Switch Broco 1
7. Time Delay Relay - 1
8. Buzzer - 1
9. Tespen Tekiro 1

2.2.Bahan
Tabel 2.2 Bahan

No Nama Spesifikasi/Merk Jumlah


1 Kabel Fasa dan Netral Secukupnya
2 Kartu - 1
3 Stopwatch Handphone 1

BAB III
PROSEDUR KERJA

1. Pahami konsep yang akan diterapkan dalam praktikum ini dengan seksama.
2. Rancanglah diagram instalasi untuk menggambarkan pengaturan saklar ganda dan dua lampu
dengan jelas.
3. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum instalasi saklar ganda. Pastikan
bahwa alat dan bahan ini memenuhi persyaratan instalasi listrik yang berlaku.
4. Lakukan pengecekan sumber daya listrik yang akan digunakan dalam praktikum. Pastikan
bahwa instalasi mematuhi Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
5. Lakukan observasi terhadap gambaran keseluruhan rangkaian yang akan digunakan.
6. Susunlah rangkaian pada trainer sesuai dengan skema yang telah diberikan. Berikut skemanya

Gambar 3.1 Skema Rangkaian


7. Pasang single phase MCB pada posisi ujung kiri trainer
8. Selanjutnya, instalasikan volt meter, ampere meter, switch kartu, TDR, dan buzzer.
9. Sambungkan kabel fasa dari MCB sampai ke buzzer dengan hati-hati.
10. Pasang juga kabel netral sepanjang rangkaian dari MCB hingga ke buzzer.
11. Pastikanlah bahwa semua kabel dan sambungan terpasang dengan benar sesuai dengan
petunjuk.
12. Lakukan pengecekan kembali terhadap semua kabel yang telah dipasang untuk menghindari
kemungkinan hubung singkat. Setelah yakin, hubungkan rangkaian ke sumber listrik 220
Volt yang tersedia di laboratorium praktikum.
13. Lakukan pengukuran tegangan dan arus dengan menggunakan berbagai kombinasi waktu,
seperti 5, 8, dan 10 detik.
14. Aktifkan rangkaian dengan memasukkan kartu pada switch kartu.
15. Bandingkan waktu pada TDR dengan Stopwatch.
16. Lakukan pencatatan terhadap nilai-nilai tegangan dan arus yang terbaca pada trainer.
17. Identifikasi dan cacat dengan memeriksa setiap nilai tegangan dan arus. Lalu buatlah timing
diagram untuk menyusun laporan praktikum.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan Rangkaian


Gambar 4.1.1 Percobaan setting waktu 5s

Gambar 4.1.2 Percobaan setting waktu 8s

Gambar 4.1.3 Percobaan waktu 10s


Gambar 4.1.4 Percobaan tegangan dan arus pada TDR

Gambar 4.3.1 Timing diagram.

4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian


Tabel 4.2.1 Hasil pengukuran tegangan dan arus pada TDR
No. Beban Arus (Ampere) Tegangan (Volt)
1. TDR (Time Overload Relay) 0 238,3

Tabel 4.2.2 Hasil pengukuran stopwatch


No. Waktu ter setting Waktu sesungguhnya
1. 5 detik 5,12 detik
2. 8 detik 8,12 detik
3. 10 detik 10,28 detik

Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan, dapat kita ketahui cara kerja rangkaian ini
dimulai dari sumber daya listrik, yang menyediakan tegangan listrik seperti 220V AC. Miniature
Circuit Breaker (MCB) berperan sebagai pemutus sirkuit pertama dalam melindungi instalasi
listrik dari lonjakan arus atau hubungan pendek yang berpotensi berbahaya. Jika arus dalam
sirkuit dalam batas aman, MCB tetap terhubung dan memungkinkan aliran listrik melalui sirkuit.
Selanjutnya, ada switch kartu yang berfungsi sebagai sakelar yang dapat dikontrol secara manual
oleh pengguna. Saat switch kartu dalam posisi "on" atau aktif, itu memungkinkan arus listrik
mengalir melalui sirkuit menuju Time Delay Relay (TDR). TDR adalah komponen sentral yang
memiliki timer setting yang dapat diatur oleh pengguna. Ketika aliran listrik mencapai TDR
melalui switch kartu yang diaktifkan, TDR memulai perhitungan waktu berdasarkan pengaturan
timer yang telah diatur sebelumnya yaitu 5,8 dan 10 detik. Selama periode waktu yang dihitung,
TDR tidak mengizinkan aliran listrik langsung ke buzzer.
Ketika jeda waktu yang telah diatur di TDR telah berakhir, relay coil di dalam TDR
diaktifkan. Ini menggerakkan kontak relay yang mengendalikan aliran listrik ke buzzer. Kontak
relay ini berfungsi sebagai sakelar yang menghubungkan buzzer dengan sumber daya listrik.
Aktivasi kontak relay ini mengaktifkan buzzer, dan buzzer mulai menghasilkan suara berbunyi
atau berdering. Suara yang dihasilkan oleh buzzer memberikan peringatan atau indikasi kepada
pengguna bahwa waktu yang diatur oleh TDR telah berlalu atau bahwa suatu peristiwa atau
kondisi tertentu telah terjadi dalam sirkuit.
Rangkaian ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol aliran listrik dengan bantuan
MCB, switch kartu, dan TDR, serta memberikan indikasi audio melalui buzzer. TDR adalah
elemen utama yang memberikan jeda waktu sebelum mengizinkan aliran listrik ke buzzer, yang
sangat berguna dalam berbagai aplikasi pengendalian waktu dan peringatan. Selain itu, MCB
berperan penting dalam menjaga keamanan instalasi listrik dengan memutus aliran listrik dalam
situasi darurat.

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui hubungan antara TDR, Switch
Kartu, dan Buzzer. TDR adalah komponen sentral dalam instalasi ini. Ini berfungsi sebagai
pengatur waktu yang memungkinkan pengguna untuk mengendalikan aliran listrik dalam sirkuit
dengan memberikan jeda waktu sebelum mengaktifkan atau mematikan perangkat atau sistem
tertentu. Dalam konteks ini, TDR berperan sebagai otak yang mengatur waktu operasi. Switch
kartu adalah sakelar yang digunakan untuk menginisiasi atau menghentikan aliran listrik ke
TDR. Saat switch kartu dinyalakan (dalam posisi yang mengizinkan aliran), itu memungkinkan
aliran listrik ke TDR, memulai proses pengaturan waktu. Ini adalah komponen pengontrol yang
memungkinkan pengguna untuk memulai atau menghentikan proses TDR secara manual. Buzzer
adalah perangkat suara yang digunakan dalam instalasi ini sebagai indikator audio. Ketika TDR
mengaktifkan atau mematikan aliran listrik sesuai dengan jeda waktu yang diatur, buzzer
memberikan sinyal suara yang dapat didengar oleh pengguna sebagai peringatan atau indikasi
tentang status operasi TDR. Ini berfungsi sebagai komponen yang memberikan umpan balik
audio dalam sistem.
Arus listrik mengalir melalui instalasi dari sumber daya listrik menuju perangkat yang
dikendalikan oleh TDR. Ini mencakup perjalanan aliran listrik dari sumber daya listrik utama ke
sirkuit yang terhubung ke TDR. Ketika switch kartu berada dalam posisi yang mengizinkan
aliran listrik, arus akan mengalir melalui switch kartu dan ke TDR. TDR kemudian mengatur
aliran arus ini sesuai dengan waktu yang telah diatur. TDR mengendalikan aliran arus melalui
penggunaan relay coil. Relay coil ini digunakan untuk mengontrol kontak relay yang
menghubungkan atau memutuskan sirkuit listrik. Ketika relay coil diaktifkan oleh TDR, kontak
relay bergerak sesuai dengan perintah, yang mengubah status sirkuit.
Dengan demikian, instalasi ini menggambarkan bagaimana aliran arus listrik dikendalikan
dengan bantuan TDR dan switch kartu. TDR mengatur waktu dan relay coil untuk mengontrol
kapan aliran listrik diizinkan atau dihentikan. Selama proses ini, buzzer digunakan untuk
memberikan umpan balik audio kepada pengguna tentang status operasi. Semua komponen ini
bekerja bersama untuk mencapai tujuan pengendalian waktu dalam instalasi listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Adiarta, Agus. 2021. Dasar – Dasar Instalasi. Depok : Rajagrafindo Persada.


Harnoko. 2022. Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta : ANDI.
Hayusman, Lauhil Mahfudz. 2020. Dasar Instalasi Tenaga Listrik. Banjarmasin : Poliban Press.
Heryanto, Irwan. 2018. Proyek Instalasi Listrik, Malang : Polinema Press.
Khairunnisa. 2018. Rangkaian Listrik. Banjarmasin : Poliban Press.
Marsudi, Djiteng. 2020. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.
Naim, Muhammad. 2019. Teori Dasar Listrik dan Elektronika. Pekalongan : Nasya Expanding
Management.
Teknik Elektro UM. 2017. Modul dan Joobsheet Praktikum Workshop Instalasi Tenaga.
Malang : Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai