Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ Standar Pelayanan Kebidanan ”

DISUSUN OLEH :
Dila Novella (2311011)
Zaharani (2311010)
Yasnita Nainggolan (2311016)
Risnazia Yusma (2311009)

STIKES TENGKU MAHARATU


D3 KEBIDANAN
PEKANBARU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena atas karunia dan
rahmat-Nya penyusunan dapat menyelesaikan Tugas Standar Pelayanan Kebidanan. Tugas ini
disusun dengan tujuan memenuhi nilai. Penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen yang tak
lelah memberikan tugas tersebut dan Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat.
Penyusun sangat berharap semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar tulisan ini agar memberikan dampak
positif. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
tulisan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.
17 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1 Definisi..............................................................................................................................3

2.2 Manfaat Pelayanan kebidanan..........................................................................................3

2.3 Syarat pelayanan kebidanan..............................................................................................5

2.4 Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan....................................................................6

2.5 Identifikasi Standar Pelayanan Minimal.........................................................................10

2.6 Identifikasi Standar Penampilan Minimal (Minumum Perfomance Standard)...............11

BAB III..........................................................................................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaturan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Indonesia, secara filosofis berasal
dari Pasal 34 ayat (3) UUD NKRI 1945 yang menetapkan pelayanan kesehatan sebagai
tanggungjawab negara dan Pasal 28 H ayat (1) yang menetapkan mengenai hak warga negara
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Penyediaan pelayanan kesehatan adalah perwujudan
dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sedangkan penetapan hak dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hak atas pelayanan kesehatan merupakan penanganan yang sungguhsungguh serta diakui secara
Internasional sebagaimana yang diatur dalam The Universal Declaration of Human Rights pada
tahun 1948. Hak untuk mendapatkan kesehatan merupakan hak fundamental setiap orang
sebagimana disebutkan dalam Mukadimah Statuta World Health Organization. Persoalan
kesehatan di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (selanjutnya disebut UU Kesehatan), Pasal 4 menyebutkan bahwa “Setiap orang
berhak atas kesehatan”. (Astari,2020)
Standar Profesi, Standar Pelayanan Kebidanan dan Standar Operasional Prosedur juga
berfungsi untuk mengetahui apakah seorang bidan dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan melakukan kelalaian atau tidak. Apabila bidan melakukan suatu tindakan perbuatan
melawan hukum yang menyebabkan kerugian terhadap pasien maka pasien berhak untuk
meminta ganti rugi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 58 ayat (1)UU Kesehatan dan Pasal 77
UU Tenaga Kesehatan.
Penelitian global telah menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan memiliki peran penting
dalam penurunan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir yang dapat dicegah
(Filby et al., 2016). Laporan WHO (2019) menyatakan setiap hari pada tahun 2017 sekitar 810
ibu di dunia meninggal akibat kehamilan dan persalinan. 75 persen kasus kematian ibu
diakibatkan oleh perdarahan, infeksi (biasanya saat paska persalinan), tekanan darah tinggi saat
kehamilan (pre eklampsi dan eklampsi), komplikasi selama persalinan dan aborsi yang tidak
aman. Sisanya disebabkan oleh penyakit seperti malaria, kondisi kronis seperti jantung atau
diabetes.

1
Menurut SDGs pada tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI) yang ditargetkan kurang
dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1000
kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per 1000 kelahiran hidup (World Health
Organization, 2019). Pelayanan kebidanan yang berkualitas, terkoordinasi dan terintegrasi dalam
masyarakat dan sistem kesehatan merupakan kunci utama keberhasilan dalam menanggulangi
banyak kematian dan kecacatan yang diberikan secara menyeluruh sejak kehamilan, kelahiran
dan seterusnya. Layanan kebidanan juga memfasilitasi rujukan ibu dan bayi baru lahir dari
rumah atau fasilitas kesehatan ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan perawatan dokter
spesialis kebidanan, dokter anak dan lainnya jika diperlukan. Bukti menunjukkan bahwa
penguatan pelayanan kebidanan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas perawatan. Bidan
dengan kompetensi kebidanan sangat penting untuk menyelematkan perempuan dan bayi baru
lahir. (Carr et al, 2011; Filby et al, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu standar pelayanan kebidanan?
b. Apa manfaat pelayanan kebidanan?
c. Apa syarat pelayanan kebidan ?
d. Bagaimana ruang lingkup pelayanan kebidanan?
e. Bagaimana Identifikasi Standar Pelayanan Minimal?
f. Bagaimana Identifikasi Standar Penampilan Minimal (Minumum Perfomance Standard)?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi standar pelayanan kebidanan
b. Untuk mengetahui manfaat pelayanan kebidanan
c. Untuk mengetahui syarat pelayanan kebidan ?
d. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan kebidanan
e. Untuk megetahui cara mengidentifikasi Standar Pelayanan Minimal
f. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi Standar Penampilan Minimal (Minumum
Perfomance Standard)

2
g.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Mutu pelayanan kesehatan adalah kemampuan suatu pemberi layanan jasa dalam
memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi yang nantinya akan memberikan kepuasaan pasiennya. Sedangkan mutu layanan
kebidanan adalah kemampuan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kesehatan ibu dan bayi
sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi bidan.
Mutu pelayanan kebidanan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan
dengan standar - standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemamp pengertian
standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan
menyangkut masukan proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan Standar layanan
kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam
terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan
terikat dalam suatu sistem, baik pasien. penyedia layanan kesehatan. penunjang layanan
kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam
menjalankan tugas dan perannya masing- masing (Tyastuti, 2016)

2.2 Manfaat Pelayanan kebidanan


Pelayanan kebidanan memiliki manfaat yang sangat penting dalam menjaga kesehatan
dan keselamatan ibu dan bayi selama periode kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan.
(Nugrawati, 2022) Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pelayanan kebidanan:
1. Pemantauan dan Deteksi Dini Kondisi Kesehatan: Pelayanan kebidanan memungkinkan
pemantauan teratur terhadap kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Hal ini
memungkinkan deteksi dini adanya komplikasi atau masalah kesehatan, sehingga
intervensi dapat dilakukan lebih cepat.
2. Penanganan Kegawatdaruratan: Pelayanan kebidanan mempersiapkan tenaga kesehatan
untuk menanggapi kondisi kegawatdaruratan yang mungkin timbul selama kehamilan,

4
persalinan, atau pasca persalinan. Tindakan cepat dan tepat sangat penting untuk mengatasi
situasi yang mengancam nyawa ibu dan bayi.

3. Peningkatan Kualitas Persalinan: Pelayanan kebidanan berfokus pada penyediaan


perawatan yang aman, efektif, dan bermutu selama persalinan. Hal ini membantu
meminimalkan risiko komplikasi dan memberikan pengalaman persalinan yang lebih
positif bagi ibu.

4. Perawatan Pasca Persalinan yang Adekuat: Pelayanan kebidanan menyediakan perawatan


pasca persalinan yang komprehensif untuk memastikan pemulihan optimal ibu setelah
melahirkan. Ini termasuk pemantauan luka operasi (jika ada), konseling menyusui, dan
perawatan kesehatan mental.

5. Edukasi dan Konseling: Pelayanan kebidanan memberikan edukasi dan konseling kepada
ibu dan keluarganya tentang kesehatan reproduksi, perawatan prenatal, persiapan
persalinan, dan perawatan bayi baru lahir. Hal ini membantu meningkatkan pemahaman
dan kesiapan ibu dalam menghadapi proses kehamilan dan persalinan.

6. Pemberian Imunisasi dan Perawatan Bayi: Pelayanan kebidanan mencakup pemberian


vaksinasi dan perawatan esensial untuk bayi baru lahir. Ini termasuk pemeriksaan
kesehatan bayi, pemberian imunisasi dasar, konseling tentang perawatan bayi, dan
dukungan untuk pemberian ASI.

7. Pengurangan Angka Kematian Ibu dan Bayi: Pelayanan kebidanan yang baik dan tepat
dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Dengan memberikan perawatan
yang sesuai dan tepat waktu, risiko komplikasi dan kematian dapat diminimalkan, yang
pada akhirnya mendukung peningkatan kesehatan ibu dan bayi.

8. Peningkatan Kualitas Hidup: Dengan memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas,


ibu dapat pulih lebih cepat, bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan keluarga
dapat merasakan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

5
Pelayanan kebidanan bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik ibu dan bayi, tetapi juga
berperan penting dalam memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

2.3 Syarat pelayanan kebidanan


menurut Azwar, 15 yang harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Adapun persyaratan
yang dimaksud adalah:

a. Tersedia dan berkesinambungan


Pelayanan kesehatan harus tersedia di masyarakat available serta bersifat
berkesinambungan continous. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada
setiap saat yang dibutukan

b. Dapat diterima dan wajar


Pelayanan kesehatan dapat diterima oleh masyarakat acceptable serta bersifat wajar
appropriate , artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat

c. Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan tersebut hendaknya mudah dicapai masyarakat accesible ,
pengertian ketercapaian disini adalah terutama dari sudut lokasi, sehingga pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangatlah penting

d. Mudah dijangkau
Pelayanan kesehatan tersebut hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat affordable
keterjangkauan disini adalah dari sudut biaya.

e. Bermutu (quality)

6
Bermutu quality yang dimaksud disini adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan

Sedangkan Menurut Saifuddin, syarat pelayanan kesehatan yang baik setidaknya dapat
dibedakan atas 13 macam, yakni selain 7 tujuh seperti yang telah disebutkan oleh Azwar di atas,
masih ada 6 enam syarat lagi yang harus dipenuhi, yaitu bahwa pelayanan kesehatan hendaknya
bersifat menyeluruh comprehensive, terpadu integrated, bersifat adilmerata equity dan mandiri
sustainable, efektif effective, efisien efficient. Lebih lanjut Saifuddin menyatakan bahwa
ketigabelas syarat tersebut sama pentingnya , namun pada akhir-akhir ini di satu pihak makin
majunya ilmu dan tehnologi kebidanan, di pihak lain makin baiknya tingkat pendidikan serta
keadaan sosial ekonomi penduduk, tampaknya syarat mutu quality dalam pelayanan kesehatan
makin betambah penting.

2.4 Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000; h. 7-59) standar pelayanan
kebidanan dibagi menjadi 24 standar yaitu sebagai berikut
A. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
B. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
C. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
D. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
E. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar).

A. Standar pelayanan Umum


1. Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat Bidan memberikan penyuluhan
dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga
berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

7
2. Standar 2 : Pencatatan Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang
dilakukannya yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan
yang diberikan kepada setiap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta semua
kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.

B. Standar Pelayanan Antenatal


1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu,
suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Setiap ibu hamil mendapatkan
pelayanan kehamilan sedikitnya 4 kali, pemeriksaan meliputi anamnesa dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai bahwa kehamilan berjalan
normal. Pelayanan kehamilan yang diberikan harus sesuai dengan standar pelayanan
antenatal dan apabila ditemukan kelainan, maka bidan harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3. Standar 5 : Palpasi Abdominal Palpasi abominal bertujuan untuk memperkirakan usia
kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah
janin. Palpasi abdominal dilakukan setiap kali kunjungan untuk mendeteksi adanya
kelainan dan pada saat pemeriksaan, ibu ditanyakan bagaimana gerakan janin.
4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Tujuan dari pengelolaan anemia
pada kehamilan adalah menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan
melakukan 16 tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan pertama dan usia
kehamilan 28 minggu dan setiap ibu hamil minimal menerima 1 tablet zat besi per hari
selama 90 hari, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan 2-3 tablet zat besi
per hari sampai 4-5 bulan setelah persalinan. Penyuluhan gizi diberikan setiap kali
kunjungan antenatal dan jika ibu berada di wilayah endemis malaria, maka ibu
diberikan obat anti malaria. Rujuk ibu hamil apabila diperlukan pemeriksaan terhadap
penyakit cacing atau penyakit lain dan anemia berat.

8
5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Pemeriksaan tekanan darah
setiap pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenali dan menemukan secara dini
hipertensi pada kehamilan. Bila ditemukan hipertensi dalam kehamilan, maka
dilakukan pemeriksaan urine terhadap albumin setiap kali kunjungan. Bila ditemukan
pre-eklampsia/eklampsia maka berikan penanganan awal dan rujuk.
6. Standar 8 : Persiapan Persalinan Persiapan persalinan dilakukan untuk memastikan
bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai. Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester tiga
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana yang 17
menyenangkan. Transportasi dipersiapkan untuk merujuk ibu bersalin jika perlu dan
diperlukan persiapan rujukan tepat waktu

C. Standar Pertolongan Persalinan


1. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I Asuhan persalinan kala I bertujuan untuk
memberikan perawatan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang
aman. Bidan menilai secara tepat bahwa ibu sudah memasuki masa persalinan,
kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan
kebutuhan klien selama proses persalinan berlangsung
2. Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman Bidan melakukan pertolongan persalinan
yang aman dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan
tradisi setempat. Persalinan kala II yang aman dapat menurunkan komplikasi seperti
perdarahan postpartum, asfiksia neonatal dan trauma kelahiran serta sepsis puerperalis.
Asuhan kala II dilakukan sesuai standar asuhan persalinan normal.
3. Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat Pengeluaran plasenta
dengan penegangan tali pusat bertujuan untuk mengeluarkan plasenta dan selaputnya
secara lengkap tanpa menyebabkan perdarahan. Penegangan tali pusat dilakukan
dengan menggunakan menajemen aktif kala III dan dilakukan sesuai dengan asuhan
persalinan kala III. 18
4. Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi Episiotomi
dilakukan apabila ada tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan episiotomi

9
dilakukan untuk mempercepat persalinan. Episiotomi harus dilakukan dengan aman
untuk memperlancar persalinan dan diikuti dengan penjahitan perineum.

D. Standar Pelayanan Nifas


1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir Perawatan bayi baru lahir dilakukan untuk
menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan spontan serta
mencegah hipotermi. Perawatan bayi baru lahir dilakukan menggunakan standar
asuhan pada bayi baru lahir.
2. Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan Penanganan pada
dua jam pertama setelah persalinan bertujuan untuk memulihkan kesehatan ibu dan
bayi pada masa nifas serta memulai pemberian ASI dalam dua jam pertama setelah
persalinan. Pemantauan dilakukan pada ibu dan bayi terhadap komplikasi, jika terjadi
komplikasi maka harus segera dirujuk.
3. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas Pelayanan bagi ibu dan
bayi pada masa nifas adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42
hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif. Bidan melakukan
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan 19 minggu keenam setelah
persalinan, untuk mendeteksi adanya masalah/ komplikasi pada ibu dan bayi serta
memberikan penjelasan kesehatan dan perawatan masa nifas dan bayi serta KB.

E. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal


1. Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan Bidan dapat mengenali secara
tepat tanda gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama
dan merujuknya.
2. Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklampsia Bidan mengenali secara tepat
tanda dan gejala eklampsia yang mengancam serta merujuknya dan/atau memberikan
pertolongan pertama.
3. Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/ Macet Bidan mengenali secara
tepat tanda dan gejala partus lama/ macet serta melakukan penanganan yang memadai
dan tepat waktu atau merujuknya.

10
4. Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor Persalinan dengan
vakum ekstraktor bertujuan untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu,
sehingga bidan harus dapat mengenali kapan diperlukan vakum ekstraktor dan dapat
melakukannya dengan benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan
memastikan keamanannya bagi ibu dan bayi. 20
5. Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta Bidan harus mampu mengenali retensio
plasenta dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan
penanganan perdarahan sesuai dengan kebutuhan.
6. Standar 21 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer Bidan mampu mengenali
perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan
postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan
perdarahan.
7. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder Bidan mampu mengenali
secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder dan melakukan
pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu dan merujuknya.
8. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis Bidan mampu mengenali secara tepat tanda
dan gejala sepsis puerperalis serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
9. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum Bidan mampu mengenali dengan tepat
bayi baru lahir dengan asfiksia serta melakukan resusitasi secapatnya dan
mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
Standar pelayanan kebidanan telah mengalami perbaikan dan perubahan untuk
menyempurnakan standar pelayanan minimal kebidanan.

2.5 Identifikasi Standar Pelayanan Minimal


Standar persyaratan minimal adalah menunjuk pada keadaan minimal yang harus
dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar
persyaratan minimal ini dibedakan atas 3 macam, yakni standar masukan, standar lingkungan,
dan standar proses.
a. Standar Masukan
Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang diperlukan
untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Jika standar masukan

11
tersebut menunjuk pada tenaga pelaksanaan disebut dengan nama standar ketenagaan
(standard of personel). Sedangkan jika standar masukan tersebut menunjuk pada sarana
dikenal dengan nama standar sarana (standard of facilities). Contohnya jenis dan jumlah
tenaga kesehatan, jenis, jumlah dan spesifikasi sarana, serta jumlah dana (modal)

b. Standar Lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Populer
dengan sebutan standar organisasi dan manajemen (standard of organization and
management). Contohnya garis-garis besar kebijakan, pola organisasi serta sistem
manajemen yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan kesehatan

c. Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan
untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu Dikenal dengan nama
standar tindakan (standard of conduct). Karena baik atau tidaknya mutu pelayanan
kesehatan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka
haruslah dapat di upayakan tersusun standar proses tersebutnya.

2.6 Identifikasi Standar Penampilan Minimal (Minumum Perfomance Standard)


Standar penampilan minimal adalah menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan
yang masih dapat diterima. Standar ini menunjuk pada unsur keluaran, disebut dengan nama
standar keluaran (standard of output), atau populer pula dengan standar penampilan (standard of
performance). Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan masih
dalam batas- batas yang wajar atau tidak, perlulah ditetapkan standar keluaran. Contohnya
standar keluaran aspek medis (angka kesembuhan, angka efek samping, angka komplikasi dan
angka kematian) dan standar keluaran aspek non medis (hubungan dokter pasien,
keramahtamahan petugas, keluhan pasien dan kepuasan pasien).
Keempat standar ini perlu dipantau serta dinilai secara objektif dan berkesinambungan,
apabila ditemukan penyimpangan, perlu segera diperbaiki. Secara sederhana kedudukan dan
peranan keempat standar ini dalam program menjaga mutu dapat Anda lihat sebagai berikut:

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar pelayanan kesehatan adalah seperangkat pedoman, prinsip, dan prosedur yang
telah ditetapkan untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
atau masyarakat umumnya berkualitas, aman, dan efektif. Kesimpulan tentang standar pelayanan
kesehatan adalah:
1. Peningkatan Kualitas: Standar pelayanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan medis dan asuhan kesehatan yang diberikan kepada pasien, baik
dalam diagnosis, perawatan, maupun pemantauan.
2. Keselamatan Pasien: Standar ini berfokus pada keselamatan pasien dengan
menerapkan prosedur untuk mencegah kesalahan medis, infeksi nosokomial, dan
komplikasi yang tidak diinginkan.
3. Kepatuhan Hukum: Pelayanan kesehatan harus mematuhi semua regulasi, peraturan,
dan hukum yang berlaku, termasuk privasi pasien dan etika medis.
4. Kerja Sama Tim: Standar pelayanan kesehatan mendorong kerja sama antara berbagai
profesional kesehatan, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, dan lainnya, untuk
memberikan perawatan holistik kepada pasien.
5. Kualitas Kehidupan: Standar ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup
pasien dengan memberikan perawatan yang komprehensif, edukasi kesehatan, dan
dukungan emosional.
6. Kepatuhan Pasien: Memberikan informasi yang memadai kepada pasien untuk
membuat keputusan terinformasi tentang perawatan mereka dan mendorong partisipasi
aktif pasien dalam perawatan mereka sendiri.
7. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Standar pelayanan kesehatan melibatkan
pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap kualitas layanan, yang
memungkinkan identifikasi area untuk perbaikan.

13
8. Dengan menerapkan standar pelayanan kesehatan, sistem perawatan kesehatan
berupaya menjaga dan meningkatkan standar pelayanan, sehingga pasien dapat
menerima perawatan yang terbaik dan terpercaya dalam mencapai dan
mempertahankan kesehatan mereka.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Astari, R. Y. (2020). Mutu pelayanan kebidanan dan kebijakan kesehatan. Deepublish.
2. Kartini, O. (2022). BAB 4 STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN. Asuhan
Kebidanan Kehamilan, 36.
3. Nugrawati, N. (2022). Bab 4 Standar Pelayanan Kesehatan. Mutu Pelayanan Kebidanan Dan
Kebijakan Kesehatan, 30..
4. Nugrahaeni, A. (2018). Pengantar ilmu Kebidanan dan standar profesi kebidanan. Anak Hebat
Indonesia.
5. Tyastuti, S., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., Keb, M., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., & Keb, M.
(2016). Asuhan kebidanan kehamilan.

15

Anda mungkin juga menyukai