Anda di halaman 1dari 8

AL-QUR’AN DITURUNKAN DENGAN AHRUF SAB‘AH

(Definisi dan Eksistensi Ahruf Sab‘ah Dalam Mushaf Utsmânî)

ARTIKEL ILMIAH

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti


Ujian Akhir Semester (UAS)

oleh
SHAFIYYA NUURUL JANNAH
NIM:A.202040081

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‘AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN WADI MUBARAK
2022/2023

1
AL-QUR’AN DITURUNKAN DENGAN AHRUF SAB‘AH

MUQADDIMAH
Allah menurunkan Al-Qur’an dengan Bahasa Arab sebagaimana firman
Allah pada surah Asy-Syu’araa’:195

﴾١٩٥﴿ ‫ِبِلَس اٍن َعَر ٍّيِب ُّم ِبٍني‬


Dengan bahasa Arab yang jelas.

Bangsa Arab merupakan bangsa yang besar dan luas memiliki kabilah
bermacam-macam yang tersebar di seluruh penjuru jazirah Arab yang luas,
meliputi lingkungan (bi'ah), adat budaya dan kondisi geografis yang
beragam.keberagaman tersebut menyebabkan perbedaan dialek antar kabilah baik
dari segi suara, nada, dan aksara. 1 Sehingga dari perbedaan tersebut melahirkan
perbedaan qirâ’at.2
Al-Qur’an adalah mukjizat yang sangat sempurna sehingga dapat
menampung berbagai perbedaan dialek yang tersebar di bangsa Arab yaitu dengan
diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf. Banyak hadits yang menjelaskan
bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf dan para ulama menilai bahwa
hadits-hadits tersebut diriwayatkan secara mutawatir 3. Seperti yang diriwayatkan
dari Umar bin Khattabz, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫إن هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف فاقرأوا ما تيسر منه‬
Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf. Maka bacalah
apa yang mudah darinya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).4

1
Abu Ya’la Kurnaedi,Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2013),
hal 654
2
Abdul ghoffar hamid hilal, Al-lahajât Al-‘Arabiyyah, (Kairo: darul fikr Arabiy, 1998), hal 5
3
Jalaluddin As-suyuthi, Al-Itqôn fî Ulûm Al-Qur’an, (Mesir: Al-Amah lil kitab, 1974), hal 163
4
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahîh Al-Bukhârî, (tt.p.: Dar thuq An-
Najah, 1422 H)

2
DEFINISI AHRUF SAB‘AH
Secara etimologis ahruf sab‘ah terdiri dari dua kata yaitu sab‘ah dan
ahruf. Sab‘ah bemakna tujuh, sedangkan kata ahruf merupakan bentuk jama‘ dari
kata harf yang berarti ujung atau tepi.1

Secara terminologis para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan


maksud dari ahruf sab‘ah hal itu dikarenakan tidak adanya hadits yang
menjelaskan secara jelas mengenai maksud dari ahruf sab‘ah.2 Sehingga para
ulama mutaqoddimîn ataupun muta’akhirîn berijtihad untuk menafsirkan makna
dari ahruf sab‘ah. Imam as-suyuthi dalam kitabnya Al-Itqôn mengatakan bahwa
perbedaan itu mencapai 40 pendapat.3 Disini penulis akan menyebutkan dua
pendapat yang paling kuat.4

Pendapat Pertama
Menurut jumhur ulama maksud dari ahruf sab‘ah adalah tujuh bentuk
perubahan atau perbedaan dan tidak keluar darinya.
Seperti:
1. Perbedaan harakat tanpa perubahan makna dan bentuk, contoh pada lafaz(
‫ ) َقرح‬dibaca .(‫)ُقرح‬
2. Perbedaan harakat dengan perubahan makna, contoh pada lafaz
(‫( )واّد كر بعد ُأّم ة‬qirâ’at masyhur, artinya waktu yang panjang), ada yang
membaca ‫( ( )َأمة‬artinya lupa).
3. Perbedaan huruf dengan perubahan makna, contoh pada lafaz
(‫)هنالك تبلو كل نفس ما أسلفت‬Hamzah dan Kisai membacanya dengan .(‫ك‬HH‫هنال‬
‫)تتلو‬
4. Perbedaan huruf dengan perubahan bentuk, contoh pada lafaz

1
Desri Nengsih “Ahruf Sab’ah dan Qiraah Sab’ah Sebagai Disiplin Ilmu”, dalam jurnal AL
TADABBUR, Vol. 05 No. 01 Juni 2020, hal 22.
2
Badruddin Az-Zarkasyi, Al-Burhân fî Ulûm Al-Qur’an, (Beirut: Dar Ma’rifah, 1431), hal
212.
3
As-Suyuthi, Al-Itqôn fî Ulûm Al-Qur’an..., hal 164.
4
Manna’ Al-Qaththan, Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an, terj. Dari Mabâhits fî Ulûm Al-Qur’an
oleh Umar Mutjahid, (Jakarta:Ummul Qura, 2016), hal 245.

3
‫( ) وزادكم في الخلق بصطة‬ditulis dengan huruf shad dan dibaca dengan huruf
shad/sin.
5. Perbedaan huruf dengan perubahan makna dan bentuk, contoh pada lafaz(
‫ )فاسعوا إلي ذكر هللا‬dibaca dengan .(‫)فامضوا‬
6. Perbedaan dalam mendahulukan dan mengakhirkan huruf/kata, contoh
pada lafaz (‫ )وجاءت سكرة الموت بالحق‬Abu bakar dan Ibnu mas’ud membaca
dengan .(‫)وجاءت سكرة الحق بالموت‬
7. Perbedaan penambahan/pengurangan huruf/kata, contoh pada lafaz
(‫ )ووّص ى بها إبراهيم بنيه ويعقوب‬ada yang membaca .(‫)وأوصى بها‬
Diantara ulama yang memilih pendapat ini; Ibnu Qutaibah, Abul Fadhl Ar-
Rozi, Al-Baqolani, Ibnul Jazary1, Pendapat ini dirajihkan Az-Zarqoni.2
Pendapat ini dikuatkan;
 Hadits-hadits Nabi salah satunya dari Ubay bin Ka’ab berkata: Rasulullah
‫ ﷺ‬bertemu denga jibril di Ahjar Mira’ kemudian Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: “sesungguhnya aku diutus kepada kaum yang ummi (buta huruf)
di antara mereka ada anak kecil, orang tua, dan lanjut usia.” Kemudian
jibril berkata: “ hendaklah mereka membaca Al-Qur’an dengan tujuh
huruf.”3
 Berdasarkan penelitian meyeluruh (Istiqra’ Tâm) terhadap semua
perbedaan qirâ’at dan hal-hal yang kembali kepada huruf yang tujuh.4
Pendapat Kedua
Ahruf Sab’ah adalah tujuh dialek bahasa diantara dialek dialek bahasa
Arab dengan makna sama (beda lafaz tetapi makna sama). Seperti kata ‫ أقبل‬,‫ تعال‬, ‫هلّم‬

yang berarti perintah untuk menghadap.5


Pendapat ini dikuatkan berdasarkan hadits Abu Bakrah, bahwa Jibril
berkata, “wahai Muhammadbbacalah Al-Qur’an dengan satu huruf. Lantas, Mikail
berkata, ‘mintalah tambahan padanya!’ Jibril berkata, ‘dengan dua huruf, dan

1
Abdul ghoffar hamid hilal, Al-lahajât Al-‘Arabiyyah…., hal 392-393.
2
Muhammad Abdul ‘Azhim Az-Zarqani, Manâhil Al-‘Irfân fi Ulûm Al-Qur’an, (Mesir: Al-
Halbi, 1431 H), jilid 1, hal 155.
3
Muslim, Shahîh Muslim, (Riyadh, Idarah Al-Buhuts Al-‘Ilmiyah wa Al-Ifta’ wa Ad-Dakwah
wa Al-Irsyad, 1400 H), volume 5 hal 132.
4
Az-Zarqani, Manâhil Al-‘Irfân fî Ulûm Al-Qur’an…, hal 157.
5
Badruddin Az-Zarkasyi,Al-Burhân fî Ulûm Al-Qur’an, (Beirut: Dar Ma’rifah, 1431), hal 213.

4
seterusnya hingga enam atau tujuh huruf.’ Setelah itu Jibril berkata, ‘semuanya
menyembuhkan dan mencukupi, selama ayat azab tidak diakhiri dengan ayat
rahmat, atau ayat rahmat diakhiri dengan ayat azab, seperti perkataanmu: ‫ال‬33‫ تع‬,‫هلّم‬

‫ عّج ل‬,‫ أسرع‬,‫ اذهب‬,‫أقبل‬.”

Diantara ulama yang memilih pendapat ini adalah Sufyan bin Uyainah,
Ibnu Jarir, Ibnu Wahab, dan lainnya. Pendapat ini dirajihkan oleh Manna’ Al-
Qatthan.1

EKSISTENSI AHRUF SAB’AH DALAM MUSHAF UTSMÂNÎ

Pada zaman kekhalifahan Utsman bin Affanzumat Islam hampir terpecah


belah bahkan saling mengkafirkan yang disebabkan oleh perbedaan bacaan Al-
Qur’an satu dengan lainnya, kemudian Utsmanzmemutuskan untuk menyalin
mushaf Abu Bakarzke beberapa mushaf kemudian dikirim ke beberapa kota 2.
Utsmanzmenununjuk panitia penyalin mushaf dari para sahabat dan berpesan jika
ada perselisihan diantara kalian maka tulislah dengan dialek Quraisy karena Al-
Qur’an diturunkan dengannya.3 Perlu diketahui bahwa penulisan Al-Qur’an pada
zaman Utsmanzbelum menggunakan titik ataupun harakat sehingga satu kalimat
dapat menampung beberapa huruf dan apabila tidak bisa digabungkan maka
ditulis dengan dialek Quraisy. Maka dari sini muncul pertanyaan, lalu bagaimana
dengan keberadaan ahruf sab‘ah di zaman sekarang?

Menurut pendapat jumhur bahwa pendapat yang rajih dan mencakup


pendapat yang lainnya4 adalah bahwa mushaf utsmânî mencakup apa yang
ditetapkan pada al-‘ardh al-akhiroh dari ahruf sab‘ah, akan tetapi bukan satu
mushaf mencakup ahruf sab‘ah, karena pengumpulan Al-Qur’an pada masa

1
Al-Qaththan, Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an, terj. Umar Mutjahid..., hal 241- 245.
2
Markaz Ad-Dirasat wa Al-Ma’lumat Al-Quraniyyah, Al-Muyassar fî Ulûm Al-Qur’an, Ath-
Thayyar,Muhammad bin Sulaiman dan Al-Hamad,Ghanim (eds), (Jeddah: Ma’had Imam Asy-
Syathibi, 2020), hal 65-69.
3
Muhammad Al-Utsaimin, Ushûl fî At-Tafsîr, terj. Ummu Saniyyah, (Solo: Al-Qowam, 2014)
hal 36-38.
4
Abdul Khaliq El-Qudsy, “AL-AHRUF AL-SAB’AH: Sebuah Fenomena Sejarah Al-Qur’an
(Dalam Kajian Klasik dan Kontemporer)”, dalam PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1,
Januari 2007: 33-62, hal 58.

5
Utsmanzadalah menyalin mushaf Abu Bakarzmenjadi beberapa mushaf. Jadi
ahruf sab‘ah tersebar di setiap mashâhif utsmânî.1
Sedangkan menurut Ibnu Jarir bahwa mushaf utsmânî hanya mencakup
satu huruf saja dari ahruf sab‘ah, demi menjaga persatuan umat Islam dan
menghindari perpecahan. Sehingga ahruf sab‘ah hanya ada pada masa Rasulullah
‫ﷺ‬, Abu Bakarz, Umarz, dan awal kekhalifahan Utsmanz.2
Maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan ahruf sab‘ah tergantung
dengan definisi ahruf sab‘ah, bagi yang memilih pendapat pertama maka mushaf
utsmânî mencakup apa yang ditetapkan pada al-‘ardh al-akhirah dari ahruf
sab‘ah, dan bagi yang memilih pendapat kedua maka mushaf utsmânî hanya
mencakup satu huruf saja.3

IKHTITÂM
Allah menjadikan Al-Qur’an mudah untuk direnungi makna-maknanya,
dibaca, dihafal, dipelajari, maupun untuk diamalkan 4. Sebagaimana firman Allah
pada surah Al-Qomar:17
‫َو َلَق ۡد َيَّس ۡر َنا ٱۡل ُقۡر َءاَن ِللِّذ ۡك ِر َفَه ۡل ِم ن ُّم َّد ِكٍر‬
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Diantara bentuk kemudahan yang Allah berikan adalah dengan


diturunkannya Al-Qur’an dengan ahruf sab‘ah. Walaupun para ulama berbeda
pendapat mengenai maksud dari ahruf sab‘ah sama sekali tidak mengubah
kemurnian dan keaslian Al-Qur’an. sebagaimana firman Allah pada surah Al-
Hijr:9

‫ِإَّنا َنُن َنَّز ۡل َنا ٱلِّذ ۡك َر َو ِإَّنا َل ۥُه َٰحَلِف ُظوَن‬


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

1
Markaz Ad-Dirasat wa Al-Ma’lumat Al-Quraniyyah, Al-Muyassar fî Ulûm Al-Qur’an..., hal
148-149.
2
Ibnu Jarir At-Tabhari, Tafsîr Jâmi’ul Bayân, (Mesir: Dar Hijr, 1431 H), juz 1, hal 58-59.
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing 2016), cetakan ke-2,
hal 151-152.
4
Penyusun: Tim Ulama Mushaf Syarif Mujamak Malik Fahd, Terjemah Tafsîr Muyassar,
terj. Murtadho, dan Abu Sayyid, (Surakarta: YSPII dan Al-Qowam Group), hal 529.

6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail (1979 M). Shahîh Al-Bukhârî,
tt.p. Dar thuq An-Najah, 1422 H.
Hilal, Abdul Ghafar Hamid, Al-Lahajât Al-‘Arabiyyah, Kairo: Darul fikr Arabiy,
1998.
Ilyas, Yunahar, Kuliah Ulumul Qur’an, Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2016.
Kurnaedi, Abu Ya’la, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i, Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i, 2013.
Muslim, Ibnu Al-Hajjaj, Shahîh Muslim, Riyadh, Idarah Al-Buhuts Al-‘Ilmiyah
wa Al-Ifta’ wa Ad-Dakwah wa Al-Irsyad, 1400 H.
Al-Qaththan, Manna, Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an, terj. Umar Mutjahid, Jakarta:
Ummul Qura, 2016.
Al-Qur’an dan Terjemah kemenag RI.
As-Suyuthi, Jalaluddin, Al-Itqân fî Ulûm Al-Qur’an, Mesir: Al-‘Amah li Al-
Kitab, 1974.
At-Thabari, Ibnu Jarir, Tafsîr Jâmi’ul Bayân, Mesir: Dar Hijr, 1431 H.
Al-Utsaimin, Muhammad, Ushûl fî At-Tafsîr, terj. Ummu Saniyyah, Solo: Al-
Qowam, 2014.
Az-Zarkasyi, Badruddin Muhammad bin Abdullah, Al-Burhân fî Ulûm Al-Qur’an,
Beirut: Dar Al-Ma’rifah.
Az-Zarqani, Muhammad Abdul ‘Azhim, Manâhil Al-‘Irfân fî Ulûm Al-Qur’an,
Mesir: Al-Halbi, 1431 H.
Jurnal Profetika (Studi Islam), Vol. 9, No. 1, Januari 2007.
Jurnal At-Tadabbur (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), Vol: 05 No. 1 Juni 2020.
Penyusun: Tim Ulama Mushaf Syarif Mujamak Malik Fahd, terj.
Murtadho,Hawin, dan Abu Sayyid, Salafuddin, Terjemah Tafsir Muyassar,
Surakarta: Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Isy Karima (YSPII) dan Al-
Qowam Group.
Penyusun: Markaz Ad-dirasat wa Al-Ma’lumat Al-Qur’an Ma’had Imam As-
Syathibi, Ath-Thayyar,Muhammad bin Sulaiman dan Al-Hamad,Ghanim

7
(eds), Al-Muyassar fî ‘Ulûm Al-Qur’an, Jeddah: Ma’had Imam As-Syathibi,
2020.

Anda mungkin juga menyukai