(Tarikh al-Qur’an)
MAKALAH
Oleh:
ASHABUL KAHFI
NIM: 80600223003
PROGRAM PASCASARJANA
ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
besar Muhammad saw. dan segenap keluarganya, para sahabat, tabi-tabi'in sampai
kepada orang-orang yang mukmin yang telah memperjuangkan Islam sampai saat
ini dan bahkan sampai akhir zaman. Penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak atas penyusunan makalah ini, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Tarikh
Quran, ibu Dr. Rosmini, M. Th.I yang telah memberikan dukungan, dan
pada langkah yang lebih baik lagi kedepannya. Meskipun penulis berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan namun tak ada gading yang tak
retak, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
Ashabul Kahfi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-
kepada Rasul kita Muhammad saw. untuk mengeluarkan ummat manusia dari
segala kegelapan menuju cahaya, dan membimbing mereka menuju jalan yang
meraka adalah orang-orang arab asli, sehingga mereka dapat memahaminya sesuai
tabiat mereka. Manakala mereka sulit untuk memahami suatu ayat di antara ayat-
ayat al-Qur‟an, maka mereka bertanya langsung kepada Rasulullah saw. 2 Setiap
Nabi yang diutus Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang
ragu dan tidak percaya terhadap pesan atau misi yang dibawa oleh Nabi. Mukjizat
ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian yang dihadapi tiap-tiap
Nabi.3
Orang arab mempunyai keberagaman lahjah (dialek) dalam langgam,
kitab sastra. Apabila orang arab berbeda dialek dalam pengungkapan sesuatu
1
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an Tafsir Maudhi‟I Dalam Persoalan Umat, Cet.13
(Bandung: Penerbit Mizan, 1996). H. 3.
2
Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Umar Mustahid, Dasar-Dasar Ilmu
Al-Qur‟an (Cipayung: Ummul Qura, 2017), h. 19.
3
Oom Mukarromah, Ulumul Qur‟an,(Cet. I; Jakarta: Rajawali, 2013). h. 9.
Allah kepada Rasul-Nya, menyempurnakan makna kemukjizatan al-Qur‟an
karena ia mencakup semua huruf dan ragam qira‟ah di antara lahjah-lahjah itu.4 Di
pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari sumber-sumber
kehidupan6
terkait turunnya al-Qur‟an dengan tujuh huruf (tujuh dialek bahasa) di antaranya:
ٍ يدِِن ح ىَّت انْت هى إِ ََل سب ع ِة أَحر ٍ ِ
ف ُ ْ َ َْ َ َ َ ُ يدهُ َويَِز ُ َستَ ِز َ أَقْ َرأَِِن ج ِْْبيْ ُل َعلَى َح ْرف فَ َر
ْ اج ْعتُوُ فَلَم أ ََزل أ
Maknanya:
"Jibril membacakan (Al-Qur'an) kepadaku dengan satu dialek dan aku terus saja
meminta tambahan hingga akhirnya berhenti dengan tujuh dialek (jenis langgam
bahasa dalam membaca Al-Qur'an)."7
bahwa hadits-hadits terkait hal ini diriwayatkan dari 20 sahabat. Abu Ubaid Al-
Qosim bin Salam menyatakan bahwa hadits turunnya Al-Qur‟an dengan tujuh
huruf berstatus mutawatir.
4
Syaikh Manna Al-Qaththan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Annur Rafiq El-mazni,
Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an.( Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2006). h. 194.
5
Yunahar Ilyas. Kuliah Ulumul Quran. Cet. III (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014).
h. 141.
6
Hamnah, „Al-Qur‟an Diturunkan Dalam Tujuh Huruf‟, MUSHAF JOURNAL: Jurnal
Ilmu Al Quran Dan Hadis, 1.1 (2021), 16–30
7
HR. Bukhari. 2980.
8
Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Umar Mustahid, Dasar-Dasar Ilmu
Al-Qur‟an (Cipayung: Ummul Qura, 2017), h. 233.
Para ulama berbeda pendapat cukup panjang terkait penafsiran huruf
pendapat terkait makna tujuh huruf dalam tiga puluh lima pendapat. Sebagian
besar pendapat-pendapat ini bercampur satu sama lain. Sedangkan didalam kitab
penting saja.
B. Rumusan Masalah
Pembahasannya?
Ahruf ?
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sab’ah
ahruf, kata sab‟ah ( )سبعتberarti tujuh, yaitu bilangan sebagaimana yang dikenal
digunakan adalah sab‟ ()سبع, seperti contoh sab‟u niswah ( )سبع نسوةyang berarti
tujuh orang perempuan, dan Sab‟ah rijal ( )سبعت رجالyang berarti tujuh orang laki-
laki. Ini adalah asal penggunaanya secara haqiqi, yang berarti bilangan antara
2. Pengertian Ahruf
Sedangkan Ahruf berasal dari suku kata harfin, bentuk jamaknya adalah
beberapa pengertian:10
a) Tharf as-syai‟ ( )طرف الشيءyaitu ujung,tepi atau pinggir sesuatu dan batas
akhirnya.11 Karena itu puncak tertinggi dari gunung disebut juga dengan
9
Abdul Rahman bin Ibrahim al-Matroudi, al-Ahruf al-Qur‟aniyah as-Sab‟ah. (Riyadh:
Dar Alam al-Kutub, 1991). h. 11.
10
Syu'ban Muhammad Isma‟il, al-Ahruf as-Sab‟ah wa al-Qira‟at wa Ma Utsira Haulaha
Min Syubuhat. (2001). h.14.
11
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir
Terjemahnya:
Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia
memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia
berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang
nyata.12 (QS. Al-Hajj:22/11)
karena bahasa adalah satu sisi dari banyaknya bahasa, dan dialek adalah
d) Al-Qira‟ah (bacaan), yaitu satu bentuk bacaan dari banyaknya cara baca
jika dikatakan harf Nafi atau harf ibn katsir, maka yang dimaksud adalah
qira‟ah keduanya.
Mengenai arti dari sab‟atu ahruf sendiri dapat dimulai dari pendekatan
adalah bilangan tujuh seperti makna dhahir dari kalimat tersebut, ataukah yang
dikehendaki disini adalah sebuah kata yang digunakan sebagai ungkapan bilangan
banyak. lalu yang dikehendaki dengan ahruf apakah sebuah dialek, atau bacaan,
bahkan bahasa13
hal, di antaranya:14
12
Kementerian Agama RI , Al-Qur‟an dan Terjemahnya.(Jakarta Timur: Maktabah Al-
Fatih, 2017).
13
Misbakhul Arifin, dkk. „Sabàtu Ahruf Redaksi Dan Gambaran Sabàtu Ahrūf Menurut
Muhaddisin‟, Jurnal Sinda, 1.2 (2021), 103–114
14
Cece Abdulwaly, Makna Sabah Ahruf Menyimak Ragam Pendapat Ulama Tentang
Turunya Al-Quran Dengan Tujuh Huruf, Makna Sab‟Ah Ah‟Ruf, Cet. I (Sukabumi: Farha Pustaka,
2021). h. 51.
1. Pembahasan ini berkaitan erat dengan al-Qur‟an sebagai sumber utama
ajaran islam.
penjelasan lagi.
tidak jelaskan ayat atau kata yang mana yang ada perbedaan didalamnya,
Dari segi karakter redaksi atau muatan peristiwa secara global terdapat
sama menghadap nabi saw untuk mengadukan apa yang mereka alami,
15
Manna ibn Khalil al-Qaththan, Nuzul al-Qur‟an ala Sab‟ah Ahruf (Kairo: Maktabah
Wahbah,t.thn.), h. 33.
b) Hadis menceritakan sebuah percakapan antara Rasulullah saw dengan
malaikat jibril, dan terkadang juga melibatkan Mikail.
Hadits Pertama:
حدثنا عبد الصمد حدثنا حرب بن اثبت كان يسكن بين سليم قال حدثنا إسحاق
بن عبد هللا بن أيب طلحة عن أبيو عن جده قال قرأ رجل عند عمر فغًن عليو فقال
قرأت على رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فلم يغًن عل قال فاجتمعنا عند النهي ملسو هيلع هللا ىلص قال فقرأ الرجل
على النهي ملسو هيلع هللا ىلص فقال لو قد أحسنت قال فكأن عمر وجد من ذلك فقال النهي ملسو هيلع هللا ىلص اي
عمر إن القرآن كلو صواب ما مل جيعل عذاب مغفرة أو مغفرة عذااب وقال عبد الصمد
مرة أخرى أبو اثبت من كتابو
Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad telah menceritakan kepada
kami Harb bin Tsabit dia tinggal pada Bani Sulaim, berkata: telah menceritakan
kepada kami Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Bapaknya dari kakeknya
berkata: ada seorang laki-laki membaca di hadapan 'Umar, lalu ('Umar)
membenarkan bacaan orang tersebut. Lalu (laki-laki) tersebut berkata: saya
telah membaca di hadapan Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau
tidak membetulkan bacaanku. Lalu (kakek Abu Thalhah) berkata: Lalu kami
berkumpul di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan laki-laki tersebut
membaca di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau berkata
kepadanya, telah bagus bacaanmu. (kakek Abu Thalhah) berkata: Maka seakan-
akan 'Umar marah karena hal tersebut, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda kepadanya, "Wahai 'Umar, Qur'an semuanya adalah benar, selama
bacaan Azab tidak dibaca dengan maghfirah (ampunan) ataupun sebaliknya."
Dan Abdushshamad berkata pada jalan lain, dari Abu Tsabit dalam kitabnya.18
Hadits yang kedua: diriwayatkan dari busr bin sa‟ad, bahwa Abu
juhaim al-Anshari mengabarkan kepadanya, bahwa ada dua orang berselisih
16
Misbakhul Arifin,dkk. „Sabàtu Ahruf Redaksi Dan Gambaran Sabàtu Ahrūf Menurut
Muhaddisin‟, Jurnal Sinda, 1.2 (2021), 103–114.
17
Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Umar Mustahid, Dasar-Dasar
Ilmu Al-Qur‟an (Cipayung: Ummul Qura, 2017), h. 241.
18
Musnad Ahmad. Nomor: 15771.
terkait suatu ayat al-Qur‟an, lalu keduanya menanyakan hal itu kepada
Rasulullah SAW,lantas Rasulullah bersapda:
أن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص قال نزل القرآن على سبعة أحرف على أي حرف قرأمت فقد أصبتم فال
تتماروا فيو فإن املراء فيو كفر
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Qur`an turun
dengan tujuh lahjah (bacaan), dengan lahjah manapun kalian membacanya
maka bacaan kalian telah benar. Maka janganlah kalian memperdebatkannya,
karena perdebatan di dalamnya adalah kekafiran."19
Hadits Ketiga: Diriwayatkan dari Al-A‟masy, ia berkata: Anas bin malik
maknanya sama.
diberitahu bahwa jibril dan mikail mendatangi Nabi Saw, lalu jibril berkata
kepada Rasulullah Saw, bacalah al-Qur‟an dengan dua huruf (dialek bahasa).
padanya”. Hingga akhirnya sampai pada tujuh dialek bahasa. Muhammad bin
Sirrin berkata: “Janganlah berselisih bacaan terkait halal dan haram, serta perintah
dan larangan. Ini sama seperti perkataanmu, halumma dan aqbil. Didalam qiraah
اح َد ًة َ َ
ِ اِ ۡن َكانَ ۡت اِىۡل زقْ يةً ىو
Sementara dalam Qiraah Ibnu Mas‟ud menyebutkan:
اح َد ًة ََ
Dialek bahasa arab lebih dari tujuh. Umar bin khattabdan Hisyam bin
hakim sama-sama orang Quraisy, menggunakan satu bahasa yang sama, dan
19
Musnad Ahmad. Nomor: 17154.
berasal dari satu kabilah yang sama. Namun, Qiraah keduanya berbeda. Mustahil
jika umar mengingkari Hisyam karena bahasanya. Ini menunjukkan bahwa yang
dimaksud tujuh huruf adalah tidak seperti yang mereka maksudkan, tapi yang
dimaksud adalah perbedaan kata namun memiliki makna yang sama. Inilah yang
kami kuatkan.20
Hadits Kelima:
حدثنا سعيد بن عفًن قال حدثين الليث قال حدثين عقيل عن ابن شهاب قال حدثين
أن رسول هللا صلى.عبيد هللا بن عبد هللا أن عبد هللا بن عباس رض هللا عنهما حدثو
هللا عليو وسلم قال أقرأين جْبيل على حرف فراجعتو فلم أزل أستزيده ويزيدين حَّت
21
انتهى إَل سبعة أحرف
Maknanya:
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Ufair ia berkata: Telah menceritakan
kepadaku Al-Laits ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Uqail dari Ibnu
Syihab ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bahwa Abdullah
bin Abbas radliyallahu 'anhuma telah menceritakan kepadanya bahwa:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril telah membacakan
kepadaku dengan satu dialek, maka aku pun kembali kepadanya untuk meminta
agar ditambahkan, begitu berulang-ulang hingga berakhirlah dengan Sab'atu
Ahruf (Tujuh dialek yang berbeda)."
Hadits Keenam:
حدثنا حيٍن بن بكًن حدثنا الليث عن عقيل عن ابن شهاب حدثين عروة أن املسور
بن خمرمة وعبد الرمحن بن عبد القاري حداثه أهنما مسعا عمر بن اۡلطاب يقول
مسعت ىشام بن حكيم يقرأ سورة الفرقان يف حياة رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فاستمعت لقراءتو
فإذا ىو يقرأ على حروف كثًنة مل يقرئنيها رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فكدت أساوره يف الصالة
فتصْبت حَّت سلم فلببتو بردائو فقلت من أقرأك ىذه السورة اليت مسعتك تقرأ قال
أقرأنيها رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فقلت كذبت أقرأنيها على غًن ما قرأت فانطلقت بو أقوده إَل
رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فقلت إين مسعت ىذا يقرأ سورة الفرقان على حروف مل تقرئنيها فقال
20
Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, (Cipayung: Ummul Qura, 2017), h.
243.
21
Shahih Bukhari: 4607.
أرسلو اقرأ اي ىشام فقرأ القراءة اليت مسعتو فقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص كذلك أنزلت اق قال
رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص اقرأ اي عمر فقرأت اليت أقرأين فقال كذلك أنزلت إن ىذا القرآن أنزل
22
على سبعة أحرف فاقرءوا ما تيسر منو
Maknanya:
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada
kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibn Syihab telah menceritakan kepadaku 'Urwah
bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdurrahman bin Abdul Qari keduanya
menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Umar bin Khattab berkata: "Aku
mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat al Furqaan semasa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup, dan aku menikmati bacaannya.
Ternyata dia membaca dengan dialek yang berbeda-beda yang Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam belum pernah membacakannya kepadaku sehingga
hampir saja aku menarik kepalanya ketika shalat. Namun aku berusaha menahan
kesabaranku hingga ia mengucapkan salam, lantas aku mengikatnya dengan
pakaiannya dan aku tanyakan, 'Siapa yang mula-mula membacakan surat Al-
Qur'an kepadamu yang aku dengar engkau membacanya? ' Ia menjawab,
'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang membacakannya kepadaku! Aku
lalu berkata: 'Engkau dusta, sebab rasul membacakan kepadaku tidak seperti
yang engkau baca.' Maka aku bawa Hisyam bin hakim kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku laporkan, 'Aku telah mendengar orang ini
membaca surat Al-Qur'an tidak dengan dialek seperti yang engkau bacakan
kepadaku.' Kemudian Rasulullah berkata: 'Lepaskan dia, bacalah ya Hisyam! '
Lantas Hisyam membaca bacaan yang sebelumnya aku mendengarnya,
kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Begitulah surat itu
diturunkan! ' Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bacalah
wahai Umar! ' Aku pun membaca sebagaimana yang beliau bacakan kepadaku,
dan beliau juga berkomentar 'Begitulah surat Al-Qur'an diturunkan,
sesungguhnya surat Al-Qur'an ini diturunkan dengan tujuh dialek, maka bacalah
apa yang mudah bagimu'."
Hadits Ketujuh:
و حدثنا أبو بكر بن أيب شيبة حدثنا غندر عن شعبة ح و حدثناه ابن املثىن وابن
بشار قال ابن املثىن حدثنا دمحم بن جعفر حدثنا شعبة عن احلكم عن جماىد عن ابن
أن النهي ملسو هيلع هللا ىلص كان عند أضاة بين غفار قال فأاته جْبيل.أيب ليلى عن أيب بن كعب
عليو السالم فقال إن هللا أيمرك أن تقرأ أمتك القرآن على حرف فقال أسأل هللا
معافاتو ومغفرتو وإن أميت ۡل تطيق ذلك اق أاته الثانية فقال إن هللا أيمرك أن تقرأ أمتك
القرآن على حرفٌن فقال أسأل هللا معافاتو ومغفرتو وإن أميت ۡل تطيق ذلك اق جاءه
الثالثة فقال إن هللا أيمرك أن تقرأ أمتك القرآن على ثالثة أحرف فقال أسأل هللا
22
Shahih Bukhari: 6995.
معافاتو ومغفرتو وإن أميت ۡل تطيق ذلك اق جاءه الرابعة فقال إن هللا أيمرك أن تقرأ
23
أمتك القرآن على سبعة أحرف فأميا حرف قرءوا عليو فقد أصابوا
Maknanya:
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu'bah -dalam jalur lain- Dan telah
menceritakannya kepada kami Ibnul Mutsanna dan Ibnu Basysyar - Ibnul
Mutsanna - berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far
telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Mujahid dari Ibnu
Abu Laila dari Ubay bin Ka'ab bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
berada di kolam air Bani Ghifar. Kemudian beliau didatangi Jibril 'Alaihis
salam seraya berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk
membacakan Al-Qur`an kepada umatmu dengan satu huruf (lahjah bacaan)."
Beliau pun bersabda: "Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya,
sesungguhnya umatku tidak akan mampu akan hal itu." kemudian Jibril datang
untuk kedua kalinya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu
untuk membacakan Al-Qur`an kepada umatmu dengan dua huruf." Beliau pun
bersabda: "Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya, sesungguhnya
umatku tidak akan mampu akan hal itu." Lalu Jibril mendatanginya untuk ketiga
kalinya seraya berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk
membacakan Al-Qur`an kepada umatmu dengan tiga huruf." Beliau bersabda
"Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya, sesungguhnya umatku tidak
akan mampu akan hal itu." Kemudian Jibril datang untuk yang keempat kalinya
dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al
Qur`an kepada umatmu dengan tujuh huruf. Dengan huruf yang manapun yang
mereka gunakan untuk membaca, maka bacaan mereka benar."
Tiga riwayat yang terakhir yang dikutip di atas menyatakan dengan jelas
bahwa Al-Qur‟an diturunkan dalam tujuh huruf ()سبعت أحرف. Tujuh adalah angka
yang terletak antara enam dan delapan. Ahruf adalah jama‟ dari harf. Tentu yang
dimaksud di sini bukan tujuh huruf dalam arti huruf hijâiyah seperti alif-ba‟-ta‟
dan seterusnya, karena jelas-jelas Al-Qur‟an tidak hanya terdiri dari tujuh huruf
saja. Lalu apa yang dimaksud oleh Rasulullah SAW dengan tujuh huruf itu?
23
Shahih Muslim 1357
sejumlah lafazh sesuai dengan ragam bahasa tersebut. Mereka pun berbeda
tujuh bahasa itu adalah Quraisy, Hudzail, Tsâqif, Hawâzin, Kinânah, Tamîm
dan Yaman. Ada yang mengatakan tujuh bahasa itu adalah Quraisy, Hudzail,
Qur’an diturunkan.
tidak keluar dari tujuh macam bahasa tadi, yaitu bahasa paling fasih di
Kinânah, Tamîm dan Yaman. Bedanya dengan pendapat pertama, jika pada
pendapat pertama ada tujuh bahasa tentang satu makna, maka pada pendapat
kedua ini tujuh bahasa itu tersebar dalam keseluruhan surat-surat Al-Qur‟an,
3. Tujuh wajah, yaitu amr (perintah), nahy (larangan), wa‟du (janji), wa‟id
amtsâl.
4. Tujuh macam hal yang di dalamnya terjadi perbedaan,
liamanitihim dalam mushaf ditulis tanpa alif setelah mîm dan nûn,
bentuk kata kerja masa lampau (mâdhin), masa sekarang (mudhâri‟) dan
ۡ ِ ۡ ۡ
Contohnya firman Allah SWT:
ۡ ف قالُ ۡوا ربىنا بهعِ ۡد ب ٌۡن ا ۡسفا ِرَن وظَلَم ۡۤۡوا ا ۡن فسه
ث ي اد ح ا م هه
ن ل عج ف م
َ ََ ُ ََ َ َُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ۡ ََ
25 ٍ ۡ ِ ٍ ِ ۡ ِ ٍ ۡ ومىزق ن
صبىا ٍر َش ُكورَ ك َ هۡليهت لّ ُك ِّل َ ههم ُك ىل ُمَُىزق ا ىن ِف هذ ل ُ ََ
Rabbanâ dalam ayat di atas dibaca manshûb, dengan kedukan
sebagai munâda. Dan bâ‟id sebagai fi‟il amr, dalam pengertian do‟a.
sebagai khabar. Dalam versi kedua, kalimatnya tidak lagi dalam bentuk
ۡ
Contohnya Firman Allah SWT:
Dibaca seperti pada ayat di atas, dan dibaca juga dengan menghilangkan
ۡ ۡ ى
kata mâ khalaqa, sehingga menjadi: واۡلُن هثٓى
َ والذ َكَر
e. Perbedaan dengan mendahulukan dan mengakhirkan, baik terjadi pada
seperti berikut:
ۡۤۡ ۡ ِ ى ِ ۡ ه
اَفَلَم َأييَس الذي َن ا َمنُوا
Contohnya pada kata adalah firman Allah SWT:
ۡ ۡ ۡ ۡ
فَيَ قتُلُو َن َو يُقتَ لُو َن
29
berikut:
ۡ ۡ ۡ ۡ
فَيُقتُلُو َن َو يَقتَ لُو َن
27
“Dan penciptaan laki-laki dan perempuan, (Q.S: Al-Lail 92:3)
28
“Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui....” (Q.S. Ar-Ra‟du 13:31)
29
“...lalu membunuh atau dibunuh...” (Q. S. At-Taubah 9:111)
f. Perbedaan dengan penggantian )(االختالف باإلبدال
Contohnya firman Allah SWT.
ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ۡ ِ ِۡ ِ ۡ
... ف نُنشُزَىا اقُى نَك ُسوَىا َحل ًما
30
َ َوانْظُر ا ََل العظَام َكي...
Di samping dibaca seperti pada ayat di atas, juga dibaca ننشرىاdengan
huruf ra‟
menurut kebiasaan orang Arab. Dengan demikian, maka kata tujuh huruf
adalah isyarat bahwa bahasa dan susunan al-Qur‟an merupakan batas dan
sumber utama bagi perkataan semua orang Arab yang telah mencapai
Nya:
30
“...dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya
kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging....”(Q.S. Al-Baqarah 2:259)
31
“ Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?‟ (Q.S. Thâha 20:9)
32
Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Umar Mustahid, Dasar-Dasar
Ilmu Al-Qur‟an (Cipayung: Ummul Qura, 2017), h. 240.
َؕوَما َج َع َل َعلَ ۡي ُك ۡم ِف ال ِّد ۡي ِن ِم ۡن َحَرٍج
Terjemahnya:
“... dan dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama...”
(QS. Al-Hajj:22/78)
2. Karena al-Qur‟an turun dengan bahasa arab, sementara bangsa arab terdiri
dari banyak kabilah yang satu sama lain saling berbeda bahasa dan
begitu tinggi, juga kemuliaan untuk umat ini, sebab dengan keberagaman
bacaan tersebut, tidak ada pertentangan satu sama lain didalamnya, bahkan
satu sama lain saling membenarkan dan saling menjelaskan. Allah swt.
ۡ
Berfirman:
اَفَ َال يَتَ َدبىُر ۡو َن ال ُق ۡراه َن َولَ ۡو َكا َن ِم ۡن ِع ۡن ِد َغ ۡ ًِن ّه
اّللِ لََو َج ُد ۡوا فِ ۡي ِو ۡاختِ َالفًا َكثِ ۡي ًرا
Terjemahnya:
Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Alquran? Sekiranya
(Alquran) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal
yang bertentangan di dalamnya.
4. Satu lafazh dapat memberikan lebih dari satu makna. Setiap bacaan bisa
33
Abdulwaly. h. 98.
KESIMPULAN
dari Allah SWT. Untuk umat ini. Bisa dibacanya ia lebih dari satu huruf adalah
untuk memberikan kemudahan kepada umat islam dalam membaca kitab sucinya,
sehingga mereka tidak merasa dibebani oleh bacaan-bacaan yang sukar dilafalkan.
al-Qur‟an dengan Sab‟ah ahruf adalah bahwa yang jelas Nabi SAW. Mengajarkan
dengan bacaan yang lainnya dari sisi cara pelafalannya, baik dalam hubungannya
dengan bahasa, dialek, atau lainnya, baik yang menyebabkan perbedaan makna
maupun tidak. Beragam bacaan tersebut semuanya diterima Nabi SAW. Dari
Allah SWT. Dengan tujuan untuk memudahkan umat, lalu diajarkan kepada para
sahabatnya.
pendapat mereka itu saling masuk satu ke dalam yang lainnya. Dalam hadis-hadis
sab‟ah ahruf tidak ada penjelasan secara langsung tentang maksud dari sab‟ah
ahruf.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Agama RI , Al-Qur‟an dan Terjemahnya.(Jakarta Timur: Maktabah
Al-Fatih, 2017).
Abdulwaly, Cece, Makna Sabah Ahruf Menyimak Ragam Pendapat Ulama
Tentang Turunya Al-Quran Dengan Tujuh Huruf, Makna Sab‟Ah Ah‟Ruf,
Cet. I (Sukabumi: Farha Pustaka, 2021)
Al-Qaththan, Syaikh Manna, Pengantar Studi Ilmu AlQur‟an.Pdf, 2006
Hamnah, Hamnah, „Al-Qur‟an Diturunkan Dalam Tujuh Huruf‟, MUSHAF
JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis, 1.1 (2021), 16–30
Ilyas, Yunahar, Kuliah Ulumul Quran, Cet. III (Yogyakarta: ITQAN Publishing,
2014)
Misbakhul Arifin, dkk., „Sabàtu Ahruf Redaksi Dan Gambaran Sabàtu Ahrūf
Menurut Muhaddisin‟, Jurnal Sinda, 1.2 (2021), 103–14
Shihab, Quraish, Wawasan Al Qur‟an Tafsir Maudhi‟I Dalam Persoalan Umat,
Cet.13 (Bandung: Penerbit Mizan, 1996)
al-Qatthan,Manna‟. Mabahits fi ulumul Qur‟an, terj. Umar Mustahid, Dasar-
Dasar Ilmu Al-Qur‟an (Cipayung: Ummul Qura, 2017).
Mukarromah, Oom. Ulumul Qur‟an,(Cet. I; Jakarta: Rajawali, 2013).
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, (Yogyakarta: PP. Al-
Munawwir Press, t.th.).
al-Qaththan, Manna ibn Khalil. Nuzul al-Qur‟an ala Sab‟ah Ahruf (Kairo:
Maktabah Wahbah,t.thn.).
asy-Syaibani, Abu „Abdillah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal. Musnad al-
Imam Ahmad ibn Hanbal. Ar-Risalah, 2021.
al-Qusyairi, Abu al-Hasan Muslim ibn al-Hajjaj. Al-Musnad ash-Shahih al-
Mukhtashar bi Naql al-„Adl‟an al-A‟dl ila Rasulillah saw. Beirut: Dar
Ihya‟ at-Turats al-„Arabi, t.thn.
al-Suyūthi, Jalāl al-Din. al-Itqōn fī Ulūm al-Qur‟an (Kairo, Dar al-Hadith, 2009).
al-Bukhārī, Muḥammad ibn Ismāʻīl. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Cet. I, (Beirut: Dār al-
Kutub al-„Ilmiyyah, 1992).
Isma‟il, Syu'ban Muhammad. al-Ahruf as-Sab‟ah wa al-Qira‟at wa Ma Utsira
Haulaha Min Syubuhat. (2001).
Al-Matroudi, Abdul Rahman bin Ibrahim. al-Ahruf al-Qur‟aniyah as-
Sab‟ah.(Riyadh: Dar Alam al-Kutub, (1991).