Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“MUNASABAH QS AL-ANFAL DAN AL-A’RAF ”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Quran
Dosen Pengampu : Dr. Usep Dedi Rostandi, M.A

Disusun Oleh:

Hisyam Nafi 1221030079

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah
memberikan kenikmatan-kenikmatan kepada hambanya. Sholawat beserta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada panutan umat manusia, yakni Rasulullah Muhammad saw beserta
keluarga, sahabat, tabiin dan tabiat tak lupa kita sebagai umatnya yang memiliki harapan bisa
mendapatkan syafaat dari beliau di yaumul akhir kelak.
Makalah ini kemungkinan masih banyak sekali letak kesalahan dan kekurangannya untuk
itu mohon maaf juga bilamana ada kekeliruan dan kesalahan ketika pembuatan makalah tersebut.
Kami harapkan sebuah kritikan dan saran yang berkembang untuk pembuatan makalah ini agar
tercapainya makalah yang sempurna.

Bandung, 01 Januari 2023

Hisyam Nafi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran merupakan Mukjizat yang paling besar yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, masih mengandung banyak misteri-misteri untuk lebih memahami apa itu isi
Al-Quran dan apa pesan yang terkandung di dalamnya. Munasabah merupakan salah satu ilmu
untuk lebih mengenal Al-Quran. Guna untuk lebih memeahami apa pesan yang tersirat dalam Al-
Quran dan untuk mengambil pelajaran dari setiap detail kecil yang terdapat dalam Al-Quran.
Maka ilmu ini yang mana merupakan ilmu yang menghubungkan setiap hal yang terkadung
dalam Al-Quran merupakan salah satu cara untuk menggali apa maksud dari Al-Quran itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan munasabah?
2. Apa saja pembagian dari munasabah?
3. Apa saja kandungan dari QS Al-Anfal?
4. Bagaimana munasabah QS Al-Anfal dengan isi suratnya?
5. Bagaimana munasabah QS Al-Anfal dengan surat sebelumnya?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian dari munasabah
2. Memaparkan pembagian-pembagian dari munasabah
3. Menjabarkan apa saja kandungan dari QS Al-Anfal
4. Menjelaskan bagaimana munasabah QS Al-Anfal dengan isi suratnya
5. Menjelaskan bagaimana munasabah QS Al-Anfal dengan surat sebelumnya

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Munasabah
Secara bahasa munasabah berasal dari kata bahasa arab yang mengandung pengertian
“kesesuaian”, “kedekatan”, hubungan atau “korelasi”. Imam Zarkasyi memaknai munasabah
sebagai ilmu yang mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan
lafadz umum dan lafadz khusus, atau hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat,
‘illat dan ma’lul. Kemiripan ayat, pertantangan dan sebagainya.1 Lalu dia mengatakan, bahwa
fungsi dari ilmu ini menjadikan bagian bagian dari kalam saling terhubung sehingga
penyusunannya seperti bangunan yang kokoh dan tersusun harmonis.2
Teori korelasi (munâsabât) Al Qur’an pertama kali diperkenalkan oleh Al-Imâm Abû
Bakr an-Naisabûrî (w. 309 H.)pada awal abad keempat Hijriyyah yang berangkat dari
keyakinan bahwa tartîb mushhaf ‘Utsmani bersifat tauqîfîdan tanpa ada unsur ijtihad di
dalamnya. Hingga saat ini keyakinan tersebut masih tetap dianuti oleh sebagian besar ulama’
tradisionalis Islam yang secara teoritis dipaparkan dalam berbagai kitab Ilmu-Ilmu Al Qur’an.

2. Pembagian Munasabah
Manna’al-Qattan dalam kitab ciptaanya yaitu Mabahits fi Ulum al-Quran, munasabah
berarti muqorobah dan musyakalah (keserupaan). Dan menurut istilah berarti pengetahuan
tentang berbagai berbagai hubungan dalam Al-Quran. Yang meliputi sebagai berikut
● Hubungan antar satu surat dengan surat yang lain
● Hubungan nama surat dengan dengan isi atau tujuan surat
● Hubungan antara fawatih suwar dengan isi surat
● Hubungan antara ayat pertama dan ayat terakhir dalam satu surat
● Hubungan antar satu ayat dengan ayat yang lain
● Hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain dalam satu ayat
● Hubungan antara fashilah dengan isi ayat
● Hubungan antara penutup surat dengan awal surat

Kajian tanâsub Al Qur’an mengemukakan beberapa jenis korelasi, yakni antara awal surat
dengan akhir surat; akhir surat dengan awal surat berikutnya; pembuka surat (fawâtih al-
suwar) dengan kandungan surat; kandungan satu surat dengan surat sebelum dan atau
sesudahnya; satu kalimat dengan kalimat sebelum dan atau sesudahnya dalam satu ayat; satu

1 Al-Imam Badr ad-Din Muhammad ibn ‘Abdillah Al-Zarkasyi, Al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran Jilid I (Dâr al-Fikr,
Bairût :1988), hal. 35
2 Ibid., hal. 35.
ayat dengan ayat sebelum dan atau sesudahnya; dan sekelompok ayat dengan kelompok
ayat sebelum dan atau sesudahnya.3

3. kandungan QS. Al-Anfal

Adapun pokok kandungan Surat Al-Anfal adalah sebagai berikut: 4

1. Menjelaskan bahwa Allah senantiasa bersama orang-orang beriman dan


melindungi mereka
2. Jaminan Allah terhadap kemenangan kau muslimin
3. Menjelaskan adanya pertolongan para malaikat dalam perang Badar yang
menolong kamu muslimin
4. Menjelaskan bahwa syukur adalah salah satu dosa besar
5. Menjelaskan tentang aturan pembagian harta rampasan perang
6. Menjelaskan hukum bolehnya memakan harta rampasan perang
7. Menjelaskan hukum larangan mundur ketika perang
8. Menjelaskan tujuan peperangan dalam Islam
9. Menjelaskan larangan berkhianat kepada Allah dan Rasul
10. Menjelaskan larangan mengkhianati perjanjian
11. Menceritakan kisah-kisah keagungan kaum muslimin saat perang Badar
12. Menceritakan keadaan kaum muslimin ketika perang Badar
13. Menceritakan ketika perang masih berlangsung
14. Menceritakan kisah keadaan baginda Nabi Muhammad Saw sebelum hijrah
15. Permusuhan kaum musyrik terhadap Baginda Nabi Saw.
16. Menceritakan pembatalan perjanjian antara Yahudi dengan Nabi Muhammad Saw
17. Menceritakan keadaan kaum musyrikin
18. Menceritakan tentang ahli kitab dan keburukan-keburukan orang Munafik.

4. Munasabah QS Al-Anfal dengan isi suratnya


Surat Al-Anfal merupakan surat ke-8 dalam Al Quran. Surat ini diturunkan di kota
Madinah dan tergolong ke dalam surat Madaniyyah.
Asbabun nuzul surat Al Anfal di awali dengan adanya Perang Badar pada tahun ke-2 Hijriyah.
Dijelaskan dalam tafsir Kemenag pada ayat pertama surat ini, kaum mukmin berhasil meraih
kemenangan yang gemilang ketika terjadi Perang Badar besar antara kaum mukmin dan pasukan
musyrik.

4
Harta rampasan yang diperoleh cukup melimpah. Hal tersebut menimbulkan perselisihan di
antara orang mukmin terkait pembagian harta rampasan. Para sahabat kemudian menanyakan
kepada nabi SAW. Lalu, berkatalah nabi SAW bahwa harta rampasan adalah milik Allah dan
Rasul, maka dari itu Rasul akan membagikannya berdasarkan ketentuan Allah.
Sebagaimana diterangkan dalam ayat pertama Surat Al-Anfal yang Artinya:" Mereka
menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta
rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan
perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu
adalah orang-orang yang beriman". (Q.S Al Anfal: 1)
Turunnya ayat tersebut menjadi pemutus perkara atas perselisihan pembagian harta rampasan
perang yang terjadi di antara kaum mukmin. Sehingga surat ini dinamakan sebagai Al Anfal atau
Harta Rampasan Perang.
Secara umum isi kandungan surat Al Anfal adalah tentang perang yang meliputi hukum
pembagian harta rampasan hingga strategi perang. Selain itu, surat Al Anfal juga mengisahkan
tentang keimanan terhadap Allah SWT dan segala kuasa-Nya

5. Munasabah QS Al-Anfal dengan surat sebelumnya (QS Al-A’raf)


Dalam Tafsir Al-Maragi terdapat kaitan dengan surat sebelumnyayang terlihat dari
berbagai segi, antara lain5 :
● Pertama: Dalam surat terdahulu Allah mengemukakan ayat-ayat samawi dan ardi secara
garis besar, yaitu, di dalam firman-Nya;

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض يَ ُمرُّ ونَ َعلَ ْيهَا َوهُ ْم َع ْنهَا‬ ِ ‫َو َكانَ ِم ْن آيَ ٍة فِي ال َّس َم َوا‬
َ‫ْرضُون‬
ِ ‫ُمع‬

"Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
lalui, sedang mereka berpaling dari pada- nya." (Yusuf, 12:105).

Kemudian, menjabarkan ayat-ayat tersebut dalam beberapa tempat di dalam surat ini.

● Kedua: Di dalam surat Yusuf, Allah menunjukkan kepada dalil- dalil tauhid dengan
firman-Nya
‫اح ُد ْالقَهَّا ُر‬
ِ ‫ارباب ُمتَفَرِّ قُونَ َخ ْي ُر ا َم هللاُ ْال َو‬

5 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, 1974.


"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu, a- taukah Allah yang
Maha Esa lagi Maha Perkasa?" (Yusuf. 12:39).

Kemudian, dalil-dalil tersebut dijabarkan secara panjang lebar di dalam surat ini.


● Ketiga: Dalam kedua surat ini Allah menyajikan berita tentang orang-orang terdahulu
bersama para Rasul mereka, dan bahwa mereka telah menerima apa yang mereka telah
menerimanya. Allah mengazab mereka karena menjadikan 'Uzair sebagai Tuhan,
menetapkan kenistaan atas orang-orang kafir, dan menolong para Rasul serta orang-orang
yang beriman. Dalam hal ini, terdapat hiburan dan penawar hati bagi Rasulullah saw.
● Keempat: Pada akhir surat Yusuf, Allah menyajikan sebagian sifat Al-Qur'an dengan
firman-Nya :
‫يل‬
َ ‫ص‬ِ ‫ق الَّ ِذي بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوتَ ْف‬ َ َ‫َما َكانَ َح ِديثا يفتَ َرى َولَ ِك ْن ت‬
َ ‫ص ِدي‬
َ‫كل َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِقَوْ ٍم يُْؤ ِمنُون‬

"Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi
kaum yang beriman." (Yusuf, 12: 111)..
Dalam surat ini, Allah menyajikan pada awal surat :
ِّ ‫ك ْال َح‬
‫ق َولَ ِك َّن‬ َ ‫أيت الكتب والذي ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي‬
َ ِّ‫ك ِم ْن َرب‬ ُ ‫تلك‬

ِ َّ‫ا ْكثَ َر الن‬


َ‫اس اَل يُْؤ ِمنُون‬

"Ini adalah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu
daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman
kepadanya."
(Ar-Ra'd, 13: 1).

Dalam Tafsir Al-Munir karangan Prof. Dr. Wahbah Az-Zahuali 6 Terdapat persesuaian
antara surah ar-Ra'd dengan Surah Yuusuf pada aspek tema, maksud, dan spesifikasi Al-Qur'an.
Adapun pada aspek tema, kedua surah ini membicarakan kisah para nabi beserta para kaum
mereka, penyelamatan Allah SWT terhadap orang-orang Mukmin yang bertakwa dan
pembinasaan orang-orang kafir.
Adapun pada aspek maksud dan tujuan. Kedua surah ini memiliki kesamaan, yaitu
mengukuhkan tauhid (pengesaan Tuhan) dan wujud-Nya. Dalam surah Yuusuf terdapat ayat,

6 Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir.


"Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa?" (Yuusuf: 39)
Sedangkan dalam surah ar-Ra'd,
"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat." (ar-Ra'd: 2)
"Katakanlah (Muhammad), 'Siapakah Tuhan langit dan bumi?' Katakanlah, Allah.'" (ar-Ra'd:
16)
Di langit dan bumi terdapat banyak petunjuk dan bukti atas wujud Sang Pencipta Yang
Mahabijaksana, kesempurnaan, dan totalitas kuasa-Nya, ilmu-Nya dan keesaan-Nya. Dalam
Surah Yuusuf juga ada ayat seperti,
"Dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui,
namun mereka berpaling darinya."(Yuusuf: 105)
Dalam surah ar-Ra'd terdapat sejumlah ayat yang menunjukkan kuasa Allah SWT dan
uluuhiyyah-Nya, seperti dalam ayat 2-4, ayat
8-11, ayat 12-16, ayat 30 dan 33.
Adapun aspek spesifikasi Al-Qur'an, surah Yuusuf ditutup dengan ayat,
"(Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang di-buat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu,dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman." (Yuusuf: 111)
Sedangkan surah ar-Ra'd dibuka dengan ayat,
"Alif Lam Mim Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an). Dan (Kitab) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
beriman (kepadanya)." (ar-Ra'd: 1)
BAB III
KESIMPULAN
Secara bahasa munasabah berasal dari kata bahasa arab yang mengandung pengertian
“kesesuaian”, “kedekatan”, hubungan atau “korelasi”. Surat ar-Ra'ad diturunkan di Makkah.
Nama Surat diambil daripada ayat 13 yang menerangkan bahwa petir atau petus, yaitu kilat yang
dalam sekejap mata diiringi oleh geledek yang mulanya mencetuskan api kemudian diiringi oleh
bunyi yang keras, adalah keadaan itu sebagai tasbih kepada Allah. Sebagai kebiasaan Surat-surat
yang diturunkan di Makkah, Surat ini penuh dengan penyadaran diri manusia kepada Tauhid
dengan melihat kekuasaan Allah pada alam, mengajak manusia berfikir tentang Kebesaran Allah,
tentang pasti datangnya kiamat dan kewajiban Rasul menyampaikan seruan llahi, terutama untuk
menyadarkan manusia-manusia yang masih saja lengah lalai dan berpaling.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Imam Badr ad-Din Muhammad ibn ‘Abdillah Al-Zarkasyi, Al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran Jilid
I (Dâr al-Fikr, Bairût :1988), hal. 35
Al-Maragi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maragi, 1974.
———. Tafsir Al-Maragi, 1974.
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir, n.d.
Hamka. Tafsir Al-Azhar, 1965.
Manna’A Al-Qaththan, “Mabâhits fî ‘Ulûm al-Qur’ân”...Ibid., hal. 98.

Anda mungkin juga menyukai