Anda di halaman 1dari 19

JENIS DAN QIYAS MAKNA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dilalah

Dosen Pengampu:
Drs. Agus Karim, M.Ag
Muhammad Ibnu Pamungkas, M.Pd

Disusun oleh:

Rostianingsih 1192030131

Silha Maulidya 1192030139

Tsania Sausan Hasna 1192030155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
anugerahNya sehingga makalah yang berjudul “Jenis dan Qiyas Makna” telah
selesai. Tanpa pertolonganNya makalah ini tidak akan bisa selesai dengan baik
dan tepat waktu.
Diucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Dilalah, serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini. Menyadari bahwa dalam makalah kami masih banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritikan dan saran dari
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan pada makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat semoga dapat memberikan manfaat dan
mendapat sedikit wawasan dari makalah ini bagi para pembaca.

Bandung, 21 Mei 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Makna 3
B. Irisan makna (Qiyas Al-Ma’na) 7
C. Contoh Jenis-Jenis Makna Di Dalam Al-Qur’an 9
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya bahasa, manusia mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama
manusia. Dalam berkomunikasi itu tidak terlepas dari makna atau arti pada
setiap perkataan yang diucapkan.
Semantik merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
makna. Pada ilmu bahasa, semantik tidak akan terlepas dari adanya makna.
Makna tidak dapat terlepas dalam bidang semantik karena dalam semantik
mempelajari dan menelaah makna. Semantik telah membedakan antara jenis
makna yang harus diperhatikan sebelum mendefinisikan makna akhir dari kata-
kata.
Makna di dalam pemakaian sehari-hari mencakup berbagai bidang
maupun konteks pemakaian. Manusia berbicara untuk dapat mengungkapkan
makna dari ide-ide dan mendengarkan pembicaraan orang lain untuk
mengungkap makna. Tanpa adanya makna, maka sebuah bahasa tidak berguna
dan tidak memiliki nilai apa-apa. Oleh karena itu jenis-jenis dan qiyas makna
sangat penting untuk dipelajari agar kita dapat mengetahui makna yang
terkandung dalam sebuah bahasa. Maka dengan ini, makalah ini membahas
jenis-jenis dan qiyas makna secara terperinci untuk lebih memahami makna Comment [1]: Italic

secara mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis makna?
2. Apa yang dimaksud dengan qiyas makna?
3. Bagaimana penerapan teori jenis-jenis makna dan qiyas makna dalam Al- Comment [2]: Typo

Qur’an?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis makna.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan qiyas makna.
3. Untuk mengetahui penerapan teori jenis-jenis makna dan qiyas makna dalam
Al-Qur’an.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Makna
Dalam semantik, makna memiliki beberapa jenis. Di antaranya yaitu: Comment [3]: Dipisah atau
disatukan?
1. ‫( دالنت أسبسُت او يعجًُّت‬Makna Dasar atau Makna Leksikal) Comment [4]: Tidak ada spasi
sebelum tanda baca
Makna dasar atau makna leksikal adalah makna kata sebenarnya yang
melekat pada sebuah kata. Makna dasar ini dapat juga diartikan sebagai
makna kata secara lepas di luar konteks kalimatnya tanpa kaitan dengan kata
lain dalam sebuah struktur (frasa, klausa, atau kalimat).
Pateda mendefinisikan makna leksikal sebagai makna kata ketika
makna itu berdiri sendiri, baik dalam bentuk kata atau bentuk perimbuhan
yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca dalam kamus
bahasa tertentu. (Matsna, 2016) Comment [5]: Referensi?

Para linguis kontemporer menetapkan tiga karakteristik dari makna


leksikal: Comment [6]: Tidak spasi sebelum
tanda baca
a. Umum („amm), dalam kamus sebuah kata memiliki makna yang
umum, hal tersebut karena ia tidak berada dalam konteks tertentu.
b. Banyak dan bermacam-macam (muta‟addid), hal ini karena ia bisa Comment [7]: Kenapa kapital?

masuk ke dalam berbagai macam konteks yang berbeda-beda dan


setiap konteks teks tersebut akan memberikan makna yang baru.
c. Tidak tetap (ghairu tsabit), hal ini karena makna suatu kata dapat
berubah-ubah sesuai dengan konteks yang melatarbelakanginya.
Sementara itu, Tammam Hassan menyebutkan ada dua
karakteristik makna leksikal, yaitu bervariasi (muta‟addid) dan mengandung
kemungkinan (muhtamal).
Contoh kata ‫فخح‬, mempunyai makna lebih dari 10 makna, diantara
makna-maknanya adalah: membuka, menggali, memutar, menolong,
mengadili, menaklukkan dan lain-lain. Makna-makna tersebut tidak tetap dan Comment [8]: Referensi?

berubah-ubah sesuai dengan konteks yang melatarbelakanginya. (Matsna,


2016)

3
Dalam ilmu balaghah, makna leksikal disebut juga dengan makna Comment [9]: Italic

hakiki, karena makna yang dikehendaki adalah makna dari sebuah lafal yang
digunakan sesuai dengan asal penciptaannya sebagai alat komunikasi. Misal: Comment [10]: Tidak ada spasi
sebelum tanda baca
‫َسهً َسسأْت ِس َسونَس ٍدذ‬ ‫ج حُت َّف َس‬
‫باتٌة َس‬ ‫َسس َس َس ْت‬ Kenapa buat paragraf baru hanya
Sebuah apel jatuh di atas kepala seorang anak lelaki. dengan 1 kata seperti ini?

Kata ‫ سأ‬mempunyai makna dasar/leksikal yaitu makna utama Comment [11]: Paragraf menjorok ke
dalam
yang mengandung satu arti dalam sistem perkamusan. Kata ‫ سأ‬ini mengacu
pada bagian tubuh yang paling atas yaitu kepala.
2. ٍ‫( انًعًُ اإلظبف‬Makna Tambahan)
Al-ma'na al-idhofii adalah makna yang terkandung dalam sebuah Comment [12]: Kenapa kapital?

kata di samping makna sebenarnya yang melekat pada kata tersebut. Ahmad
Mukhtar Umar memberikan ciri-ciri makna idhofi antara lain-lain, merupakan
tambahan dari makna asasi (dasar), tidak memiliki sifat yang tetap maupun
komprehensif, dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman, budaya dan
pengalaman. Contoh dari makna idhofi kata "‫"ا ْتي َسش أة‬, makna dasarnya adalah Comment [13]: Referensi?

manusia yang berjenis kelamin perempuan yang sudah baligh. Sedangkan


makna idhofinya adalah cerewet, identik dengan dapur, tangisan air mata
merupakan alat bantunya, emosional, kurang mengandalkan akal dan logika.
(Umar, 1998)
Namun makna idhofi yang terkandung dalam sebuah kata tidaklah
harus disepakati oleh seluruh kelompok masyarakat sebagaimana makna asasi
karena makna ini senantiasa berubah sedangkan makna asasi tidak akan
berubah sampai kapanpun. Contoh dari makna idhofi: Comment [14]: Sama seperti yang
sebelumnya
... ‫ص َسشي َساخَّفً حَسخَّفبِس َسع ِسيهَّفخَسهُت ْتى‬
‫ض َس ْتُكَس ْتانَُسهُتىْت ُتد َسوالَس انَُّف َس‬
‫َسونَس ْتٍ حَسشْت َس‬
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka.
Lafaz “yahudi” dipakai dalam makna idhofi (tambahan), yaitu Comment [15]: Awal paragraf belum
ke dalam
orang yang berwatak selalu memaksakan kehendak sendiri kepada orang lain
dan selalu membangkang.
3. ٍ‫( انًعًُ األسهىب‬Makna Gaya Bahasa)

4
Al-ma'na al-usluby adalah makna yang berkenaan dengan gaya Comment [16]: Kenapa kapital?

pemilihan kata di masyarakat sehubungan dengan adanya perbedaan sosial,


geografi, budaya dan penutur bahasa. Menurut Ahmad Mukhtar Umar makna Comment [17]: Ahmad Mukhtar
Umar bahwa (maksudnya apa?)
ini merupakan pilihan kata yang sesuai dengan tingkatan tutur pembicara dan
Referensinya mana
pendengar yang diasumsikan membawa satu makna. (Umar, 1998)
Contoh al-ma'na al-usluby seorang anak berkata kepada bapaknya: Comment [18]: Sama seperti
sebelumnya
‫بببٍ أسَذ أٌ أَس ْتشخ ِسَسشٌْت ان َّفذس َس‬
‫َّفاجت َس‬
Bapak saya ingin beli sepeda.
Pada kalimat ini menggunakan kata ٍ‫ ببب‬yang berarti bapak. Al- Comment [19]: Awal paragraf harus
ke dalam
ma'na al-usluby terdapat dalam makna bapak yang berbeda istilah Comment [20]: Kenapa kapital

penyebutannya sesuai tingkat sosial kelompok tertentu di dalam masyarakat Comment [21]: Italic

Arab. Istilah yang digunakan dalam lingkungan aristokrat adalah ‫ داد‬,


sedangkan di kalangan sastrawan (fushoha) memakai kata ٌ‫ ونذ‬- ‫ انىانذ‬. Pada
masyarakat umum menengah kata yang dipakai untuk menunjuk makna
bapak adalah ‫ بببب‬atau ٍ‫ ببب‬, untuk masyarakat umum biasa dipakai kata – ‫أبىَب‬
‫ آبب‬. (Umar, 1998)
4. ٍ‫( انًعًُ انُ س‬Makna Psikologi)
Al-ma‟na al-nafsi adalah makna yang mengandung secara khusus Comment [22]: Kenapa kapital

bidang psychology/kejiwaan dalam diri seseorang. Ahmad Mukhtar Umar


mengatakan bahwa makna ini merupakan pengaruh kata-kata tertentu ketika
berdiri sendiri sesuai dengan pengalaman dan tugasnya, yaitu keluar dari
makna kamus atau makna dasarnya. (Umar, 1998) Comment [23]: Referensi?

Contoh makna an-nafsy: Comment [24]: Sama seperti


sebelumnya
‫َس طَّف ك ْتَسهبُت ِسط ْت َسم أاْت َسً َسذ‬
Anjing telah menggigit anak Ahmad.
Kata ‫ َسك ْتهب‬disini bermakna anjing, akan tetapi kata (anjing) Comment [25]: Awal paragraf

memperoleh makna emosional yang negatif bagi anak itu.


5. ٍ‫( انًعًُ انئُحبئ‬Makna Sugesti)

Al-ma'na al-ihaiy adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata Comment [26]: Tidak kapital

berkenaan dengan adanya hubungan kata atau keadaan di luar bahasa. Al-
ma'na al-ihaiy dapat diartikan juga sebagai makna isyarat yang berkaitan Comment [27]: Tidak kapital

5
dengan kosa kata yang dapat digambarkan dan diungkapkan dengan isyarat.
Al-ma'na al-ihaiy ini terwujud karena dipengaruhi oleh tiga faktor: Comment [28]: Tidak kapital

a. Pengaruh fonologi, seperti kata " ‫" َسخ ِسش ْتَ ٌةش‬yang bermakna suara gemercik
‫"غَسب ٌة‬yang bermakna suara burung gagak yang ada di Arab.
air dan" ‫ق‬
b. Pengaruh morfologi, yaitu terkait dengan kalimat murakkabah, seperti
kata ‫صهِسق‬
‫ص ْته َس‬
‫َس‬ yang bermakna suara yang sangat keras. Kata ‫صهِسق‬
‫ص ْته َس‬
‫َس‬ Comment [29]: Kenapa titiknya di
tengah seperti ini? Perbaiki
berasal dari kata ‫( صهم‬merengeh) dan kata ‫( صهق‬mengeraskan). penulisannya

c. Pengaruh semantik, menurut Ahmad Mukhtar Umar hal ini terkait


dengan kata-kata majazi atau bentuk kata-kata yang terungkap. Makna
ini disebut juga dengan makna refleksi dimana makna tertentu
dihubungkan dengan makna kata lain. (Umar, 1998)
Contoh Al-ma'na al-ihaiy: Comment [30]: Tidak kapital
Comment [31]: Sama seperti
‫ُتي ْتسخَس ْت َسً ْتان َسً َسجبَِس ِس‬
ٍُ sebelumnya

Rumah sakit untuk orang gila.


Akan tetapi, demi kebaikan dan rasa hormat terhadap kelompok tak Comment [32]: Awal paragraf

berdaya ini maka digunakan kalimat: Comment [33]: Tidak ada spasi

‫ أو يسخ ً روٌ انحبجبث انخبصت‬، ‫يسخ ً األيشاض انع هُت‬


Rumah sakit jiwa atau rumah sakit untuk orang dengan kebutuhan
khusus.

6
B. Qiyas Al-Ma’na (Irisan Makna)
Qiyas al-Ma‟na bisa disebut dengan irisan suatu makna. Jika dianalogikan,
qiyas makna itu seperti gradasi warna. Contohnya seperti berikut,

Dalam gradasi warna kuning bisa dilihat bahwa warna kuning itu tidak hanya
satu tetapi ada warna kuning yang lain, seperti kuning banana, kuning mustard,
kuning bumblebee, dan lain-lain. Gradasi warna tersebut adalah warna kuning
tetapi dalam warna kuning tersebut banyak jenisnya.
Contoh qiyas makna dalam bahasa Arab misalnya seperti kata: Comment [34]: Tidak ada spasi

‫– يخجًذ‬ ‫غبل – سبخٍ – ابسّ – دافًء – يعخذل – ببسد – قبس‬


‫ٍد‬ Comment [35]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya

(panas mendidih – panas tetapi tidak mendidih – panas – agak panas/hangat –


sedang/normal – agak dingin/sejuk – dingin – dingin sekali/beku)
Kelompok kata-kata tersebut merupakan tingkatan cuaca/suhu dari yang
paling panas/mendidih sampai ke yang paling dingin/beku. Arti dari setiap
katanya berbeda dan penggunaannya juga berbeda. Untuk penggunaan setiap kata,
kita harus mengetahui makna katanya dahulu lalu kita juga harus mengetahui
penempatannya.
Atau contoh lainnya yaitu,
– ‫َحف – َ ٍّ – َخزيش – َصُح‬
ّ – ‫َهًس – َىشىش – َخًخى – َخُهذ – َغًغى‬
‫َخكهى – َصشخ – َُبدٌ – َبكٍ – َُهُه‬ Comment [36]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya

(berbicara didalam hati – berbisik – bergumam – satu tingkat dari bergumam – Comment [37]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya
berbicara dengan nada pelan yang hanya terdengar oleh diri sendiri – Comment [38]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya
berdengung – mengomel – dengan volume kecil tapi terdengar oleh orang lain –

7
dengan nada sedang/normal – dengan volume agak kencang – dengan nada
seperti memanggil orang/agak teriak – dengan nada seperti orang menangis –
dengan nada seperti anak kecil menangis/sangat teriak)
Kelompok kata-kata tersebut merupakan kelompok tingkatan volume suara

ketika berbicara, dari yang paling pelan ‫َهًس‬ sampai yang paling keras yaitu

‫َُهُه‬. Penggunnaan kata ‫ َهًس‬akan berbeda dengan penggunaan kata ‫َىشىش‬ Comment [39]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya

karena makna masing-masing kata tersebut berbeda. Maka dari itu kita harus Comment [40]: Terjemahkan setiap
kata dengan penjelasannya
paham maknanya, lalu menyesuaikan penggunaannya.
Para ilmuwan bahasa menggunakan irisan makna untuk memperjelas tujuan Comment [41]: Tidak kapital

makna. Ahmad Muhktar Umar menjelaskan ada beberapa irisan makna seperti Comment [42]: Siapa ini?

yang ada di bawah ini: Comment [43]:

1. Qiyas makna asasi pada kata-kata yang berlawanan. Pada dua kata yang
berlawanan, kata dan penggunaannya sesuai realita objektif padahal
menunjukkan makna yang umum. Penggunaan kata ini mempengaruhi
makna sehingga terjadi penyempitan makna untuk setiap kata masing-
masing. Seperti kata :

‫– يخجًذ‬ ‫غبل – سبخٍ – ابسّ – دافًء – يعخذل – ببسد – قبس‬


‫ٍد‬
Kata-kata tersebut menunjukkan makna umum, yaitu cuaca namun
perbedaan penggunaannya disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Perbedaan makna pada kata-kata tersebut tergantung pada penempatan
kata itu sendiri.
2. Qiyas perbedaan dalam makna yang objektif. Qiyas makna ini telah
dijelaskan oleh Charles E. Osgood dengan teorinya yaitu “Psycho-
semantics”. Dalam qiyas makna ini, sebuah kata memiliki perbedaan yang
jelas dalam maknanya dengan kata yang lain. Contohnya kata ‫ سعُذ‬yang
berarti “senang”. Qiyas makna ini juga ٍَ‫ از‬yang berarti “sedih” dan kata
tersebut disebut sebagai lawan kata atau antonimi.
3. Qiyas psikologi pengguna bahasa. Qiyas suatu makna tergantung pada
segala hal yang berhubungan langsung dengan psikologi manusia.
Pemahaman manusia sangat mempengaruhi suatu makna, apabila

8
pemahamannya sempit, maka makna itu menjadi sempit dan apabila
pemahamannya luas maka makna itu akan menjadi luas. Perubahan makna
kata menjadi lebih sempit dinamakan spesialisasi sedangkan perubahan
makna kata menjadi lebih luas dinamakan generalisasi.
4. Qiyas makna seperti pada makna “peristiwa” (seperti kata ‫ حكهى‬, ‫ قشاءة‬, ‫كخببت‬
‫ )ظحك‬dan kata-kata “sifat” (seperti kata ‫ جًُم‬, ‫ ان ىل‬, ‫)ركبء‬. Pada contoh
kata tersebut, kita bisa menentukan kata mana yang ingin kita gunakan dan
untuk penggunaannya itu disesuaikan dengan kalimat sebelumnya. (Umar,
1998)

C. Contoh Jenis-Jenis Makna Di Dalam Al-Qur’an


1. Makna Asasi adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan atau
perumpamaan makna ini adalah makna kamus/leksikal. Contoh: Comment [44]: Masukkan ini di
paragraf sebelumnya, bukan membuat
baris baru hanya dengan satu kata

‫ َسيب َسكبٌَس ئ ْتب َسشا ِسه ْتُ ُتى ََسهُتىْت ِسدًَّّب‬...

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi …” (QS. Ali Imron: 67)

Dalam ayat ini, lafaz “‫ ” َسَهُتىْت ِسدًَّّب‬dipakai dalam makna asli, yaitu orang
beragama yahudi. Tidak dipakai untuk makna seorang pembohong,
pembuat kerusakan, pelit, dan rakus.
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Muyassar yang berbunyi, bukanlah Comment [45]: Tidak kapital

Ibrahim itu seorang Yahudi dan bukan juga seorang Nasrani, karena tidak
ada Yahudi dan Nasrani kecuali setelahnya, akan tetapi dia mengikuti
perintah Allah dan taat kepadaNya serta berserah diri kepada Tuhannya
dan tidak termasuk orang-orang yang musyrik. (Hazim, 2016) Comment [46]: Referensi

‫ب َسوا ْتي َسش أَسحُتهُت‬


‫َسا َّفًبنَستَس ان َسح َس ِس‬

" Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar". (QS. Al-Lahab: 4)

Dalam ayat ini, lafaz “‫ ”ا ْتي َسش أَسحُتهُت‬dipakai dalam kalimat asli, yaitu isti dari
Abu Lahab.

9
Lalu diperkuat oleh Tafsir Ibnu Katsir yang berbunyi, istri Abu Lahab
dari kalangan wanita Quraisy yang terhormat dan termasuk pemimpin Comment [47]: Italic

kaum wanitanya bernama Ummu Jamil, nama aslinya ialah Arwah binti
Harb ibnu Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. Dia membantu
suaminya dalam kekufuran dan keingkarannya terhadap perkara hak yang
dibawa oleh Nabi SAW. Karena itulah maka kelak di hari kiamat ia
menjadi pembantu yang mengazabnya dalam di neraka Jahannam. (Syakir, Comment [48]: Referensi

2011)
2. Makna Idhofii, yaitu makna tambahan dari makna asli, bukan merupakan
sifat yang tetap atau yang mencakup, makna ini berubah mengikuti
perubahan budaya atau zamannya. Contoh: Comment [49]: Masukkan ini di
paragraf sebelumnya, bukan membuat
‫ض َس ْتُكَس ْتانَُسهُتىْت ُتد َسوالَس انَُّف َس‬
... ‫ص َسشي َساخَّفً حَسخَّفبِس َسع ِسيهَّفخَسهُت ْتى‬ ‫َسونَس ْتٍ حَسشْت َس‬ baris baru hanya dengan satu kata

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu


hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. Al-Baqarah 120)

Dalam ayat ini, lafaz “‫ ” ْتانَُسهُتىْت ُتد‬dipakai dalam makna idhofii (tambahan), Comment [50]: Italic

yaitu karakteristik orang Yahudi yang berwatak selalu memaksakan


kehendak sendiri kepada orang lain dan selalu membangkang.
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Mukhtashar yang berbunyi, Allah Comment [51]: Sama

memperingatkan kepada NabiNya seraya berfirman “Orang-orang Yahudi Comment [52]: Tanpa -

dan Nasrani tidak akan puas sebelum engkau meninggalkan agama Islam
dan mengikuti agama mereka. Jika hal itu kamu lakukan atau dilakukan
oleh siapa saja diantara pengikutmu setelah kebenaran nyata datang
kepadamu, maka engkau tidak akan mendapatkan pembelaan maupun
pertolongan dari Allah”. Ini termasuk penjelasan tentang bahaya
meninggalkan kebenaran dan berteman dengan para pengusung kebatilan”. Comment [53]: Referensi

(At-Tafsiiri, 2014)

‫او ُتد فَسخَسبهَسب َسوقَسب َسل َِس ْتس َسىةٌة فِسٍ ا ْتن َسً ِسذ ْتََُس ِست ا ْتي َسش أَس ُت‬
‫ث‬ ‫ ا ْتن َسع ِسزَ ِسْتزحُت َسش ِس‬...

"Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda


bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya)". (QS. Yusuf: 30)

10
‫ ”ا ْتي َسش أَس ُت‬dipakai dalam kalimat tambahan dari
Dalam ayat ini, lafaz “‫ث‬
watak perempuan, yaitu ia senantiasa menggoda laki-laki lain.
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Muyassar yang berbunyi, dan berita itu
sampai ke wanita-wanita di kota itu, sehingga mereka ramai
memperbincangkannya. Mereka berkata untuk mengingkari (perbuatan)
istri sang menteri, “Sesungguhnya istri sang mentri mencoba menundukan
pelayannya dan mengajaknya unruk berbuat keji dengan dirinya.
Sesungguhnya ketertarikan kepada pemuda itu telah mencapai puncak
kecintaan hatinya. Sesungguhnya kami memandangnya dengan perbuatan
tersebut, dalam kesesatan yang nyata”. (Hazim, 2016) Comment [54]: Referensi

3. Makna usluby, yaitu makna yang dikandung oleh suatu bahasa


berdasarkan pada aspek sosial dan daerah penuturnya. Contoh: Comment [55]: Masukkan ini di
paragraf sebelumnya, bukan membuat
‫ك فَسب ْتَظُتشْت َسيب َسرا حَس َسش ٰي ۚ قَسب َسل ََسبأَسبَس ِس‬
‫ج ََسب بُتَُس َّف‬
ٍ ‫ ا ْتف َسعمْت َسيب حُتإْت َسي ُتش ئِسٍَِّ أَس َسس ٰي فِسٍ ا ْتن َسًُ ِسَسبو أَس ٍَِّ أَس ْتر بَس ُتح َس‬...... baris baru hanya dengan satu kata

"… hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu …” (QS. Ash-
Shaffat: 102)

Makna usluby (gaya bahasa) pada ayat ini, lafaz asalnya “ٍُ‫”ب‬ Comment [56]: Kapital?

‫ ”بُتَُس َّف‬karena bermakna memiliki kedekatan dan


ditashghir dengan lafaz “ٍ Comment [57]: Ditashgir (di tidak
miring karena bukan bahasa asing)
kasih sayang yang mendalam. Demikian pula penggunaan lafaz “‫ج‬ ‫ َس‬yang
‫”أبَس ِس‬
asalnya adalah “ٍ‫”أب‬, ini pun bermakna hubungan kasih sayang yang
mendalam antara keduanya.
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Wajiz yang berbunyi, saat dia mencapai
umur yang memungkinkan untuk bekerja bersama ayahnya, Ibrahim
berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya dalam mimpi aku melihat
(penglihatan para nabi itu pasti benar dan merupakan wahyu) bahwa aku
sedang menyembelihmu, lalu bagaimana pendapatmu tentang penglihatan
itu ?”. Anaknya berkata kepadanya: “Wahai ayah, kerjakanlah dan
tunaikanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Aku akan sabar atas
perintah Allah”. (Az-Zuhaili, 2016) Comment [58]: Referensi

11
4. Makna nafsi, yaitu makna yang dikandung oleh suatu kata ketika dia Comment [59]: Italic

sendirian. Berikutnya diartikan sebagai makna yang terikat menurut


pembicara saja. Makna ini muncul dalam pembicaraan para anggota
masyarakat, dalam tulisan para sastrawan, dalam syair para penyair yang
menyampaikan makna nafsi dengan gambaran yang jelas. Contoh: Comment [60]: Italic
Comment [61]: Masukkan ini di
paragraf sebelumnya, bukan membuat
ّ ٰ ‫قَسب َسل ُتيىْت ٰسً َسيب ِسج ْتئخُت ْتى بِس ِسه انسِّحْت ُتش ِساٌَّف‬... …
‫ّللاَس َسسُُت ْتب ِس هُته‬ baris baru hanya dengan satu kata

"… Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir,
sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya …" (QS.
Yunus: 81)
Comment [62]: Tidak kapital
Makna nafsi dalam ayat ini terdapat pada lafaz “ ‫ ” َسيب ِسج ْتئخُت ْتى بِس ِسه انسِّحْت ُتش‬yang
maksudnya khusus disampaikan oleh nabi Musa sendiri kepada ahli sihir
Fir’aun. Makanya: “sihir apa yang kalian datangkan, pasti akan digagalkan
oleh Allah”
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Mukhtashar yang berbunyi, setelah
mereka melempar sihir yang ada pada mereka, Musa AS berkata kepada
mereka, “Yang kalian tunjukkan itu adalah sihir. Sesungguhnya Allah
akan membatalkannya dan menghilangkan pengaruhnya. Sesungguhnya
dengan sihir itu kalian berbuat kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak
akan memperbaiki perbuatan orang yang gemar membuat kerusakan”. Comment [63]: Referensi

(Syakir, 2011)
5. Makna Ilhaiy, yaitu makna yang berhubungan dengan kata-kata yang
memiliki ukuran khusus berdasarkan pengulangan dan melihat konteksnya,
serta diperhalus supaya lebih nyaman didengar. Contoh: Comment [64]: Masukkan ini di
paragraf sebelumnya, bukan membuat
baris baru hanya dengan satu kata
‫نَّف ُتك ْتى فَس أْتحُتىْت ا َساشْت ثَس ُتك ْتى اَس ًَّٰ ِسش ْتئخُت ْتى ۖ َِس َسس ۤب ُتؤ ُتك ْتى َساشْت ٌة‬...
‫د‬

"Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka


datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki …” (QS. Al-Baqarah: 223)

12
‫ ” َساشْت ٌة‬yang bermakna
Makna ilhaiy dalam ayat ini terdapat pada lafaz “‫د‬
tempat bercocok tanam atau ladang. Padahal maksudnya adalah untuk
berhubungan suami istri. (Asriani, 2015)
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Muyassar yang berbunyi, istri-istri Comment [65]: Kenapa kapital

kalian adalah tempat menyemai benih dari kalian. Kalian menaruh sperma
dalam rahim-rahim mereka, lalu lahirlah darinya anak-anak dengan
kehendak Allah. Maka campurilah mereka pada tempat persenggamaan
saja, yaitu kemaluan dengan cara apapun yang kalian inginkan.
Lakukanlah amal-amal shalih bagi diri kalian dengan memperhatikan
perintah-perintah Allah, dan takutlah kepada Allah, serta ketahuilah bahwa
sesungguhnya kalian akan berjumpa denganNya untuk perhitungan amal
perbuatan pada hari kiamat. Dan berilah kabar gembira kepada kaum Comment [66]: “dan” tidak boleh
berada di awal kalimat
mukminin (wahai nabi), dengan hal-hal yang menyenangkan dan Comment [67]: Referensi?

membahagiakan mereka berupa balasan yang baik di akhirat. (Hazim, Comment [68]: Kapital?
Comment [69]: Referensi?
2016)

13
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian materi yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa


jenis-jenis makna terbagi kedalam 5 jenis makna, yaitu al-ma'na al-asasy,
yaitu makna kata sebenarnya. Al-ma'na al-idhafy yaitu makna yang
terkandung dalam sebuah kata disamping makna sebenarnya. Al-ma'na al-
usluby, yaitu makna yang berkenaan dengan gaya pemilihan kata di
masyarakat, karena adanya perbedaan sosial, geografi dan tingkat pendidikan.
Al-ma'na al-nafsi yaitu makna yang terkandung dalam sebuah kata yang
menunjukan kepada orang-orang tertentu dan tidak diperuntukan bagi umum.
Dan aI-ma'na al-ihaiy yaitu makna yang dimiliki sebuah kata yang berkenaan
dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa.
Adapun qiyas makna atau irisan makna digunakan untuk memperjelas
tujuan suatu makna. Dan qiyas makna ini dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu qiyas makna asasi pada kata-kata yang berlawanan, qiyas perbedaan
dalam makna yang objektif, qiyas psikologi pengguna bahasa dan qiyas
makna seperti pada makna “peristiwa”.
Adapun salah satu jenis contoh jenis makna dalam al-quran:

‫ َسيب َسكبٌَس ئ ْتب َسشا ِسه ْتُ ُتى ََسهُتىْت ِسدًَّّب‬...

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi …” (QS. Ali Imron: 67)

Dalam ayat ini, lafaz “‫ ”ََسهُتىْت ِسدًَّّب‬dipakai dalam makna asli, yaitu orang
beragama yahudi. Tidak dipakai untuk makna seorang pembohong, pembuat
kerusakan, pelit, dan rakus.
Lalu diperkuat oleh Tafsir Al-Muyassar yang berbunyi, “bukanlah Ibrahim itu Comment [70]: Tidak kapital

seorang Yahudi dan bukan juga seorang Nasrani, karena tidak ada Yahudi
dan Nasrani kecuali setelahnya, akan tetapi dia mengikuti perintah Allah dan

14
taat kepadaNya serta berserah diri kepada Tuhannya dan tidak termasuk
orang-orang yang musyrik”. (Hazim, 2016) Comment [71]: Referensi

15
DAFTAR PUSTAKA

Asriani. (2015). Jenis Makna dan Relasinya dalam QS al-An‟am Menurut Kitab
Safwah Al-Tafasir. UIN Alauddin.
At-Tafsiiri, J. m. (2014). Al-Mukhtashar fii Tafsiiril Qur‟aanil Kariim. Markaz
Tafsir Lid Diraasatil Qur’aniyyah.
Az-Zuhaili, W. (2016). Tafsir al-Wajiz. Daarul Fikri.
Hazim, H. M. M. (2016). At-Tafsir al-Muyassar. Darul Haq.
Matsna, M. (2016). Kajian Semantik Arab Klasik dan Kontemporer.
Prenadamedia Group.
Syakir, S. A. (2011). Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir. Darus Sunnah.
Umar, A. M. (1998). Ilmu Dilalah. Maktabah Dar al-Urubah Linnasyr wa Tauzi’.

16

Anda mungkin juga menyukai