TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
suatu bentuk peradangan yang disertai rasa nyeri dari selaput tendon yang berada di
sarung sinovial, yang menyelubungi tendon otot extensor pollicis brevis dan abductor
sarung tendon. Sering ditemukan penebalan tendon serta melibatkan peradangan pada
selubung tendon otot extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus (Patry et
al, 1998). Penyebab de quervain syndrome belum diketahui pastinya, beberapa faktor
yang bisa menjadi penyebab yakni, (1) overuse adalah gerakan berlebihan, (2) trauma
langsung yaitu trauma yang langsung mengenai tendon otot abductor pollicis longus
dan extensor pollicis brevis yang bisa menimbulkan nyeri, dan (3) radang sendi
8
9
gerakan aktif pergelangan tangan kearah ulnar (Hudaya, 2013). Nyeri menjalar
kebawah sampai ibu jari ke atas sampai lengan bawah (Ombergt, 2013). Nyeri tekan
dan benjolan pada prossecus styloideus radii (Hudaya, 2013). Rasa tebal sekitar ibu
jari, adanya krepitasi saat menggerakkan ibu jari, serta sendi ibu jari terasa kaku saat
2. Anatomi
a. Tulang
Tulang penyusun pergelangan tangan terdiri dari tulang radius dan ulna
bagian distal serta 8 tulang carpal. Di bagian distal tulang radius dan ulna bersendi
dengan 4 os. carpal, yaitu os. scaphoid, os. lunatum, os. trapezium, dan os. pisiform.
Sedangkan di bagian distal, 4 os. carpal yaitu os. trapezium, os. trapezoid, os.
Pada bagian distal dari os. metacarpalia masing – masing bersendi dengan
os. phalang. Pada ibu jari terdapat 2 os. phalang, sedangkan ke empat jari yang lain
23
1 24
2 25
3
4
22
5
21
12 20
6 13
19
7 14
8 11 18
9 10 15
16 17
Gambar 2.1
Tulang-tulang penyusun tangan (Agur & Moore, 2002).
Keterangan gambar 2.1 :
1. Phalanx distalis 11. Os tuberculum ossis trapezii 21. Corpus metacarpale
2. Caput phalangis 12. Os trapezoideum 22. Caput metacarpale
3. Capus palangis media 13. Os trapezium 23. Phalanx distal
4. Caput tuberculum 14. Os trapezoideum 24. Phalanx medial
5. Os metacarpale V 15. Os scaphoideum 25. Phalanx Proximal
6. Os hamatum 16. Os lunatum
7. Os piriforme 17. Os triquetum
8. Os triquetum 18. Os hamatum
9. Os lunatum 19. Os capitatum
10. Os tuberculum ossis scaphoidea 20. Basis Metacarpal
11
22
24
1
21
3 20
5 4
6 19
7
18
8
17
16
9
10 15
14
11 13
12
Gambar 2.2
Otot-otot penyusun tangan ( Agur dan Moore, 2002 ).
12
1 7
2 1
3 6
4
5
Gambar 2.3
Otot-otot penyusun tangan 2 ( Agur dan Moore, 2002 ).
Keterangan gambar 2.3 :
1. m. extensor policis longus
2. m. extensor policis brevis
3. m. abductor policis longus
4. m. extensor carpi radialis longus
5. m. extensor carpi radialis brevis
6. m. extensor carpi ulnaris
7. m. extensor digiti minimi
8. m. extensor digitorum communis
9. m. extensor indicis
13
1) Radiocarpal joint
longgar namun kuat yang diperkuat oleh ligamen bersama dengan midcarpal joint.
Permukaan proksimal sendi yang bikonkaf merupakan bagian distal dari radius dan
diskus radioulnar (diskus artikularis) yang sedikit menyudut kearah palmar 10-15
derajat dan 15-25 derajat kearah distal. Permukaan sendi distal yang bikonvek
merupakan kombinasi dari permukaan proksimal dari tulang schapoid, lunatum, dan
triquetrum. Tulang triquetrum terutama bersendi dengan diskus. Ketiga tulang carpal
tersebut terikat bersama oleh banyak sekali ligament interosseus. Pada gerak
pergelangan tangan, baris cembung proksimal dari tulang –tulang carpal slide kearah
2) Midcarpal joint
Midcarpal joint memiliki kapsul yang juga berlanjut dengan sendi intercarpal.
Midcarpal joint merupakan kombinasi permukaan bagian distal dari tulang schapoid,
lunatum dan triquetrum yang bertemu dengan permukaan bagian proksimal dari
kompleks antara baris distal dan proksimal tulang carpal. Tulang capitatum dan
hamatum adalah tulang yang penting pada bagian distal sendi midcarpal. Permukaan
sendi dari kedua tulang tersebut adalah cembung yang bergerak terhadap permukaan
14
cekung dari tulang schapoid, lunatum, dan triquetrum. Hal tersebut mengakibatkan
gerak slide pada tulang capitatum dan hamatum bergerak kearah berlawanan dari
bergerak terhadap permukaan cembung pada bagian distal dari schapoid, sehingga
saat gerak flexi dan extensi kedua permukaan sendi tersebut bergerak searah dengan
searah dengan gerak fisiologisnya. Karena trapezoid terikat dengan capitatum, maka
kedua tulang tersebut tidak bisa slide kearah berlawanan saat radial dan ulnar
deviasi. Tulang trapezium dan trapezoid slide kearah dorsal terhadap tulang schapoid
saat radial deviasi dan ke arah volar saat ulnar deviasi (Kissner, 2007).
3) Carpometacarpal joint
Sendi carpometacarpal pada ibu jari merupakan saddle joint yang memiliki
terdiri dari tulang trapezium pada bagian proksimal dan basis dari tulang metacarpal
pertama pada bagian distal. Sendi carpometacarpal memiliki kapsul yang longgar
Gerak flexi dan extensi pada ibu jari terjadi pada bidang frontal, dimana
yang bergerak slide searah dengan gerak fisiologis. Sedangkan untuk gerak abduksi
dan adduksi ibu jari terjadi pada bidang sagital dimana permukaan cekung dari
trapezium bertemu dengan permukaan cembung dari metacarpal yang bergerak slide
Ibu jari hanya memiliki 1 sendi interphalang, meskipun sendi MCP hanya
memiliki satu axis dan fungsinya mirip dengan sendi IP. Sendi MCP pada ibu jari
berbeda karena diperkuat dengan dua tulang sesamoid pada permukaan volarnya
yang meningkatkan pengaruh dari otot flexor policis brevis. Sendi MCP dan IP
mengencang saat gerak extensi. Permukaan sendi pada distal dari sendi MCP dan IP
roll dan slide dari masing-masing sendi tersebut searah dengan gerak fisiologisnya
(Kissner, 2007).
16
TABEL 2.1
Roll Slide
Sendi Radiocarpal
Flexi Wrist Volar Dorsal
Extensi Wrist Dorsal Volar
Radial Deviasi Radial Ulnar
Ulnar Deviasi Ulnar Radial
Sendi Midcarpal
Flexi Wrist Volar Capitatum dan Hamatum Dorsal
Trapezium dan Trapezoid Volar
Extensi Wrist Dorsal Capitatum dan Hamatum Volar
Trapezium dan Trapezoid Dorsal
Radial Deviasi Radial Capitatum dan Hamatum Ulnar
Trapezium dan Trapezoid Radial
Ulnar Deviasi Ulnar Capitatum dan Hamatum Radial
Trapezium dan Trapezoid Ulnar
Sendi CMC ibu jari
Flexi Ulnar Ulnar
Extensi Radial Radial
Abduksi Volar Volar
Adduksi Dorsal Dorsal
Sendi MCP dan IP
Flexi Volar Volar
Extensi Dorsal Dorsal
( Sumber : Kissner, 2007 ).
17
5) Ligamen
Pada sendi pergelangan tangan dan tangan terdapat ligament, yaitu (1)
Yusuf, 2015).
extensor yang dibungkus oleh sebuah retinaculum extensor yang berjalan melalui
posterior. Retinaculum ini terdiri dari jaringan fibrosa. Bagian medial dari
lateralnya melekat pada bagian distal dari os radius. Ada enam kompartemen
jaringan fibrosa pada bagian dorsal pergelangan yang ditutupi oleh extensor
retinaculum ini.
terdiri dari tendon otot extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus,
kompartemen kedua teridiri dari tendon otot extensor carpi radialis brevis dan tendon
otot extensor pollicis brevis dan tendon otot abductor pollicis longus, kompartemen
kedua terdiri dari tendon otot extensor carpi radialis brevis dan tendon otot extensor
carpi radialis longus, kompartemen ketiga berisi tendon otot extensor pollicis longus,
18
kompartemen keempat berisi tendon otot extensor digitorum dan otot extensor
indicis, kompartemen kelima berisi tendon otot extensor digiti minimi, dan
kompartemen keenam berisi tendon otot extensor carpi ulnaris (Plancher, 2004).
7) Otot
antebrachii dan berinsersio pada basis phalang pertama ibu jari. Berfungsi sebagai
penggerak abduksi ibu jari. Otot abductor pollicis brevis sering memiliki bnayak
selubung tendo dan memiliki banyak variasi dalam perlekatan insersionya (Cooper,
2007).
Otot ini berorigo pada facies dorsalis radii membrane interosea antebrachii
dan berinsersio pada basis phalang terakhir ibu jari. Otot ini bekerja bersama dengan
otot extensor pollicis longus yang berfungsi sebagai extensor pollicis brevis (Cooper,
metacarpophalangeal. Kedua otot ini juga aktif selama gerak radial deviasi dan flexi
c) Inervasi
nervus ulnari. (Wulandari dan Yusuf , 2015). Nervus radialis terletak menyilang dari
medial ke lateral di belakang corpus humeri pada titik tengahnya yang mensyarafi
19
otot extensor carpi radialis longus dan brevis, otot extensor digitorum, otot ekstensor
digiti minimi, otot extensor carpi ulnaris, otot supinator, otot abduktor pollicis
longus, otot extensor pollicis brevis, otot extensor pollicis longus, dan otot extensor
sebelah lateral tendon m.palmaris longus mensyarafi otot abductor pollicis brevis,
otot flexor pollicis brevis, otot oponens pollicis dan otot adductor pollicis, dan nervus
mensyarafi abductor digiti minimi, otot flexor digiti minimi, dan otot opponens digiti
d) Vaskularisasi
oleh arteri interosea posterior. Arteri interosea komunis lewat di atas batas atas
membrana interoseus dan memasuki kompartemen extensor dimana arteri ini berjalan
3. Etiologi
yang menyelubungi tendon otot. Tendinitis dan tenosynovitis dapat terjadi ketika
struktur otot dan tendon mengalami (1) strain biomekanik yang umum yang terjadi
dalam waktu lama yang melebihi batas kemampuan dari tendon dan membran
synovial (2) strain biomekanik yang intens dan yang diluar kebiasaan misalnya
20
latihan olahraga dan instrumen musik yang intens (3) trauma local (Patry, 1998).
Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang
dianggap menjadi penyebab yakni, (1) overuse adalah gerakan berlebihan dan terlalu
akibat gesekan, tekanan, dan iskemia daerah persedian,(2) trauma langsung yaitu
trauma yang langsung mengenai tendon otot abductor pollicis longus dan extensor
pollicis brevis dapat merusak jaringan serta menyebabkan peradangan yang bisa
menimbulkan nyeri, dan (3) radang sendi adalah kerusakan sendi akibat proses
radang mengakibatkan erosi tulang pada bagian tepi sendi akibat invasi jaringan
granulasi dan akibat resorbsi osteoklas. Kemudian pada tendon terjadi tenosinovitis
4. Patofisiologi
umumnya terjadi pada penggunaan tangan dan ibu jari untuk kegiatan berulang atau
penurunan produksi dan kualitas cairan sinovial, sehingga gangguan produksi dan
kualitas mengakibatkan gesekan antara otot dan pembungkus tendon. Proses gesekan
proliferasi jaringan ikat fibrosa. Proliferasi jaringan ikat fibrosa akan memenuhi
pergerakan otototot abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis. Pada kasus-
kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan pembungkusnya. Gesekan otot-
otot ini akan merangsang saraf di sekitar otot, sehingga menimbulkan nyeri saat ibu
jari digerakkan, nyeri ibu jari merupakan keluhan utama penderita sindrom De
5. Tipe
pergelangan tangan antara lain (1) tenosinovitis dengan efusi akibat infeksi atau awal
tenosynovitis sebagai salah satu bentuk paling umum dari stenosing tenosynovitis,
inflamasi yang terjadi akibat trauma yang berulang. Bagian palmar dari otot tendon
flexor digitorum profunda mungkin terlibat, dan kondisi ini bisa juga karena
6. Gejala Klinis
syndrome antara lain nyeri gerak daerah radialis pergelangan tangan, terutama bila
dilakukan gerakan aktif pergelangan tangan kearah ulnar. Gerakan aktif pergelangan
tangan kearah radial tidak membangkitkan nyeri. Gerakan pasif pada ibu jari juga
tidak menimbulkan nyeri (Hudaya, 2013). Nyeri kadang dapat menjalar kebawah
sampai ibu jari atau menjalar ke atas sampai lengan bawah (Ombergt, 2013). Nyeri
tekan dan benjolan pada prossecus styloideus radii (Hudaya, 2013). Gejala- gejala
lain adalah rasa nyeri sekitar ibu jari, bengkak pergelangan tangan sisi ibu jari, rasa
tebal sekitar ibu jari, penumpukan cairan pada daerah yang bengkak, adanya krepitasi
saat menggerakkan ibu jari, serta sendi ibu jari terasa kaku saat bergerak penurunan
7. Diagnosis Banding
sebagai beberapa penyakit dibawah ini (Patry, 1998 dan Suryani, 2018).
usia 50-70 tahun. Biasanya disertai dengan deformitas local, crepitasi dan nyeri
Penyebabnya bisa dikarenakan trauma, serta faktor jenis kelamin dan usia.
23
Gerak flexi elbow yang diberi tahanan dan pemberian tekanan pada
styloideus radii dapat menyebabkan rasa nyeri pada processus styloideus radii.
Penyebab tendinitis diduga akibat gerak menjepit berulang dalam posisi supinasi atau
posisi extensi.
Nyeri dirasakan pada sisi radial bagian dorsal dari pergelangan tangan dan
mungkin disertai dengan bengkak. Penyebab diduga akibat dari gerak extensi, gerak
d. Intersection syndrome
pollicis longus dan otot extensor pollicis brevis) sampai ke tendon kompartemen
dorsal keduanya (otot extensor carpi radialis longus dan otot extensor carpi radialis
brevis) dengan gejala nyeri dan inflamasi bagian distal daerah dorsolateral lengan
bawah. Nyeri pada sindrom ini lebih ke arah lateral dibandingkan pada sindrom de
Quervain
i. Fraktur scaphoid adalah nyeri pada daerah snuff box pada kompartemen
dorsal pertama.
8. Komplikasi
memiliki komplikasi masing – masing. Pada penanganan non operatif dengan injeksi
dan atrophy subcutaneous. Selain itu infeksi atau cidera saraf meskipun jarang terjadi
msih tetap ada (Magee, 2009). Penanganan secara operatif beresiko terhadap cabang
sensoris superficial dari nervus radialis karena berdekatan denga tendon dan dengan
9. Prognosis
penanganan yang tepat (Micheo dan Buschbacher, 2010). Kasus-kasus dini biasanya
berespons baik pada terapi non-bedah. Pada kasus-kasus lanjut dan tidak merespons
menghindari aktivitas yang repetitif pada pergelangan tangan atau ibu jari hingga
pembedahan. Tatalaksana bedah diperlukan bila terapi non-bedah tidak efektif lagi
terutama pada kasus-kasus lanjut telah terjadi perlengketan pada pembungkus tendon
(Suryani, 2018).
25
B. Problematik Fisioterapi
1. Impairment
sebagai hilangnya atau terganggunya struktur atau fungsi anatomis, fisiologis maupun
psikologis pada tingkat jaringan tubuh. Pada kasus de quervain’s syndrome di level
impairment problematik yang terjadi yaitu adanya nyeri, bengkak, penurunan lingkup
2. Functional limitation
seseorang untuk melakukan aktivitas yang pada umumnya dapat dilakukan oleh orang
pada kasus de Quervain’s syndrome adalah pasien tidak mampu mengancingkan baju,
menyisir rambut, menulis, makan, menyapu, dan lain-lain yang berhubungan dengan
memegang benda.
3. Participation of retriction
terbatasnya kemampuan aktivitas diri untuk berperan secara social, budaya, ekonomi
dalam keluarga, lingkungan bagi individu tertentu akibat dari impairment dan
26
functional limitation. Dalam hal ini pada umumnya terjadi keterbatasan dalam
lingkungan sosial karena nyeri yang dialami, misalnya pasien tidak bisa mengikuti
menanam tanaman karena adanya nyeri saat memegang suatu barang di daerah ibu
jari.
C. Teknologi Intervensi
jaringan parut (LeFebvre, 2005). Pelaksanaan transverse friction yaitu posisi pasien
duduk dan lengan bawah di sangga bantal dalam posisi 10 supinasi. Pertama fiksasi
lengan bawah pada bagian distal sampai pergelangan tangan, transvere friction pada
sisi radial tangan pasien dengan arah dari volar ke dorsal. lakukan gerakan tersebut
lakukan yaitu tiga kali per minggu selama 3 minggu. Biasanya kebanyakan kasus
akan hilang setelah 6-10 sesi selama 2-3 minggu. Selama masa perawatan periksa
setelah 5-6 menit untuk melihat apakah ada perubahan, fase meningkat pada sekitar 3
dilakukan dengan teknik menekan dan menggosok yang mana menurut Novita Intan
27
Arovah (2010) massage merupakan teknik manipulasi jaringan lunak melalui tekanan
dan gerakan yang menimbulkan efek fisiologis antara lain memperlancar peredaran
proses tersebut dapat memberikan efek antara lain, (1) membantu mengurangi
pembengkakan pada fase kronis, (2) mengurangi persepsi nyeri melalui mekanisme
penghambat rangsang nyeri (gate control), (3) Meningkatkan relaksasi otot sehingga
keseimbangan dan fungsi otot, (5) mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf
dan mengurang rasa sakit. Dari berbagai macam penjelasan tersebut, maka dapat
diketahui bahwa massage merupakan salah satu metode atau cara yang dapat
maupun memberi efek positif bagi tubuh dari kelelahan maupun cedera yang dialami,
terapi massage yaitu upaya untuk memulihkan penyakit atau cedera. Efflurage
dilakukan dengan cara posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah di sangga
bantal dengan posisi tangan supinasi dan pronasi. Posisi terapis duduk di depan
pasien lalu terapis memijat tangan sampai lengan bawah pasien pada posisi yang
pertama supinasi lalu kedua pronasi dengan cara digosok menggunakan handbody
sampai pasien merasakan tangannya sudah rileks, kira-kira dilakukan 10-15 menit.
28
2. Streching
kekuatan otot, mengurangi nyeri otot, mobilitas otot dan sendi menjadi baik, dan
membuat otot bergerak lebih efisien, dilakukan dengan terapis memberikan instruksi
kepada pasien. Setiap gerakan streching dilakukan selama 8 kali hitungan dengan 5
Gerakan streching yang pertama yang di gunakan dalam karya tulis ilmiah ini
yaitu finger extensor stretch cara melakukannya tangan sehat mengarahkan tangan
sakit bagian pergelangan tangan sampai jari-jari ke arah volar hingga tangan bagian
dorsal terasa terulur, tahan beberapa detik lalu kembali ke netral. Otot yang terulur
ulnaris, extensor digitorum communis, extensor digiti minimi, dan extensor extensor
Gerakan streching yang kedua yaitu radial deviation dan ulnar devition cara
sampai jari-jari ke arah ibu jari dan kelingking bisa juga dilakukan secara aktif, tahan
beberapa detik lalu kembali ke netral, seperti pada gambar 2.5 (Kokkonen dan
Nelson, 2009).
29
1
2
3
1
1
4
1
5
1 6
1 7
1
Gambar 2.4
Gerakan Streching 1 (Kokkonen dan Nelson, 2009)
Keterangan gambar 2. 4:
1. Extensor pollicis longus
2. Extensor pollicis brevis
3. Extensor carpi ulnaris brevis
4. Extensor carpi ulnaris longus
5. Extensor digiti minimi
6. Extensor digitorum communis
7. Extensor carpi ulnaris
30
1
2
3 5
4
A B
Gambar 2.5
Gerakan Streching 2
A. Gerakan radial deviation
B. Gerakan ulnar deviation
(Kokkonen dan Nelson, 2009).
Keterangan gambar 2.5 :
1. Abductor Pollicic Longus
2. Extensor Pollicis Brevis
3. Extensor Carpi Radialis Longus
4. Flexor Carpi Radialis
5. Extensor Carpi Ulnaris
31