Bab Ii-P1337430215051
Bab Ii-P1337430215051
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
proximal, femur bagian distal dan patella. Knee Joint adalah sendi engsel
yang utama, tetapi tidak masuk ke dalam formasi knee joint (Pearce,
2016).
beberapa tulang seperti tulang femur, tibia, patela dan fibula. Untuk
tulang femur, pada ujung distal terdiri atas dua kondilus besar, yakni
kondilus medial dan kondilus lateral. Untuk tulang femur, pada ujung
distal terdiri atas dua kondilus besar, yakni kondilus medial dan
kondilus lateral.
8
9
8
1
7
6 2
5
3
kondilus medialis dan laterlis, serta pada bagian anterior, terdapat alur
panjangnya tidak sama. Pada tampak depan, kondilus medial jauh lebih
7
8
1 9
2 10
11
3
12
4 13
5 14
15
6
16
Gambar 2. Struktur the uniaxial hinge joint dari knee
(Rizzo, 2015)
Keterangan gambar :
1. Fibular collateral ligament
2. Lateral condyle of femur
3. Lateral meniscus
4. Lateral condyle of tibia
5. Tibia
6. Fibula
7. Femur
8. Posterior cruciate ligament
9. Medial condyle of femur
10. Tibia collateral ligament
11. Anterior cruciate ligament
12. Medial meniscus
13. Medial condyle of tibia
14. Patella
15. Tendon of quadriceps femoris muscle
16. Patellar ligament
11
9 4
8 5
7 6
Keterangan gambar :
1. Suprapatellar bursa
2. Tendon of quadriceps femoris
3. Patella
4. Subcutaneus prapatellar bursa
5. Fat pad
6. Deep intrapatellar bursa
7. Fibrous capsule
8. Posterior cruciate ligament
9. Anterior cruciate ligament
b. Ligamen Knee Joint
ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai
2) Ligamen Ekstracapsular
varus.
2
3
9 4
5
1
0 6
1
1 7
1
2 8
1) Meniskus
5
1
6 2
7 3
4
8
2) Bursa
yang terdapat pada Knee Joint antara lain bursa popliteus, bursa
a) Bursa Anterior
ligamen patellae
Semimembranosus.
Keterangan gambar :
intermedial.
gastrocnemius.
yaitu :
g. Capsula Articularis
(Fitriani, 2004)
1) N. Femoralis
2) N. Obturatorius
3) N. Peroneus communis
4) N. Tibialis
i. Suplai Darah
j. Sistem Limfe
(Fitriani, 2004).
untuk anterior / posterior gerakan knee joint. Jika salah satu atau kedua
Selain itu, fungsi lain ACL termasuk melawan rotasi internal tibia
dan varus / valgus angulasi dari tibia dengan adanya cedera ligamen
pada coupled rotasi selama fleksi, dan knee joint yang tidak stabil.
20
Kekuatan tarik ACL sekitar 2200 N tetapi berubah dengan usia dan
a. Meniscal tear
ligamen ini dapat berupa cedera akut atau kronis. Cedera ini juga
a. Karakteristik Atom
suatu atom, digunakan nomor atom dan massa atom. Nomor atom
(Westbrook, 2014)
eksternal (Bo) tidak dapat diteliti dengan MRI. Nukleus yang dapat
b. Spin
kuat per atom. Hal inilah yang menyebabkan sinyal atom hidrogen
c. Presesi
yang berupa satu putaran dari suatu titik dan kembali ke titik yang
(Westbrook, 2014).
23
medan magnet, spin up (sejajar dengan Bo) adalah energi yang lebih
rendah dan konfigurasi berisi lebih proton dari pada energi yang lebih
e. Resonansi
(Westbrook, 2014).
25
yang sama dengan frekuensi yang dimiliki oleh proton atom hidrogen
kemudian ditangkap oleh koil receiver dan selanjutnya sinyal ini akan
f. Sinyal MRI
induksi dari medan magnet terhadap koil penerima yang akan tercatat
berpengaruh pada intensitas gelap dan terang pada citra MRI. Bila
26
signal MRI kuat maka akan memberikan gambaran citra yang terang
2014).
g. Waktu Relaksasi
(Westbrook, 2014).
sinyal yang diterima koil besar pula. Begitu juga sebaliknya dengan
digunakan :
1) Pembobotan T1
dengan baik. Jika TR panjang lemak dan air akan cukup waktu
2) Pembobotan T2
diperlukan untuk decay hingga 37% dan dikontrol oleh TE. Untuk
terlalu pendek maka baik lemak dan air tidak punya waktu untuk
dan lebar 11 mm. Sudut normal sagital antara ACL dan tibia
tergantung pada usia dan jenis kelamin pasien. Sudut normal sagital
antara ACL dan tibia orang dewasa berkisar antara 54 ° dan 55,5 °
jelas dekat bagian tibia. Garis- garis ini konsisten dengan garis-garis
memungkinkan gerakan fleksi dan rotasi knee joint yang halus. Dan
karena itu ACL menjadi ligament pada knee joint yang paling sering
(a)
(b)
Gambar 12.Anterior Cruciate Ligament. Garis merah menunjukkan
anteromedial bundle dan hijau menunjukkan posterolateral bundle
(a) Pada potongan sagital Knee Joint ACL tervisualisasi dengan
panjang Blumensaat line. (b) Pada potongan coronal ACL
tervisualisasi dengan sudut kurang dari 75 derajat dari tibial plane (M.
Padron, 2013)
Knee Joint. Ligamen ini terdiri dari jaringan fibrosa yang menyerupai
Joint menjadi tidak stabil sehingga tulang tibia dapat bergerak secara
baseball, basket, dan sepak bola dan ski terdapat 78% cidera
adalah untuk mencegah posisi valgus dan falrus pada knee joint,
ruptur ACL akan sulit sembuh dengan sendirinya (Brukner & Khan,
2011). Tanda dan gejala ruptur ACL adalah penderita paska operasi
33
ruptur ACL kan di temui berbagai tanda dan gejala yaitu pasien nyeri
ada suara “pop” dari knee joint dan knee joint terasa longgar/tidak
stabil. Kelainan pada ACL biasanya berupa akut atau kronis, trauma
(Reimer, 2010).
jelas dari serat ACL dan perubahan sinyal dari serat-serat ACL. Pada
2015).
a. Complete tear
b. Parsial tear
c. Micro tear
a b
.
Gambar 13. Complete Tear ACL Pada gambar (a) menunjukkan
BME di bagian posterolateral tibia dan kondilus lateral femur Pada
gambar (b) menunjukkan secondary sign ruptur ACL pada
posterior tibia
(a) (b)
(c)
Gambar 14. Tanda panah menunjukkan ruptur kronis pada ACL dalam
beberapa potongan (a) Chronic distal tear potongan sagital PD FS, (b)
Coronal FSE (c) Axial PD Fat suppressed
35
c) Knee joint masuk pada genu coil, beri fiksasi sandbag atau
c) Inversion Recovery
gadolinium
untuk tujuan eksitasi, dalam hal spin echo untuk tujuan rephasing.
Turbo spin echo (TSE) atau turbo spin echo (TSE) adalah pulsa
sekuen spin echo, tetapi dengan waktu scan yang lebih cepat
pada K space juga ganda. Namun karena noise acak yaitu dimana
saja data dicatat, sedangkan sinyalnya tetap maka NEX ganda hanya
dengan persamaan :
Keterangan :
40
𝑺(𝒔𝒊𝒈𝒏𝒂𝒍) 𝒂 −𝑺(𝒔𝒊𝒈𝒏𝒂𝒍)𝒃
𝑪𝑵𝑹 = 𝑵(𝒏𝒐𝒊𝒔𝒆)
(Westbrook, 2014)
Keterangan :
Faktor
Parameter yang Konsekuensi/ Efek
Pengoptimalan
diatur
gambar
Meningkatkan SNR Meningkatkan scan time
Menurunkan Menurunkan scan time
Matriks Menurunkan spasial
resolusi
Meningkatkan slice Menurunkan spasial
thickness resolusi
Menurunkan Meningkatkan TE
Maksimum SNR bandwith Meningkatkan chemical
Meningkatkan FOV shift
Menurunkan spasial
Meningkatkan TR resolusi
Menurunkan TE Menurunkan T1
Meningkatkan banyak slice
Menurunkan T2
f. Optimalisasi Citra
pembobotan Proton Density. SNR lebih tinggi dan resolusi spasial bisa
Tabel 2. Parameter yang berpengaruh terhadap TR, TE, NEX, dan slice
thickness (MRI At Glance, 2010)
Parameter Keuntungan Keterbatasan/ Efek
TR meningkat SNR meningkat Scan time meningkat
Banyak slice meningkat Mengurangi nilai T1
TR berkurang Mengurangi scan time Menurunkan SNR
Meningkatkan T1 Menurunkan banyak
slice
TE meningkat Meningkatkan T2 Mengurangi SNR
TE berkurang Meningkatkan SNR Mengurangi T2
NEX Meningkatkan SNR Proporsi lterbatas
meningkat Lebih banyak sinyal Scan time meningkat
NEX Proporsi terbatas SNR turun
berkurang Scan time berkurang berkurang sinyal
Slice Meningkatkan SNR Spasial resolusi
thickness Anatomi yang tercover menurun
meningkat bertambah Parsial volume
meningkat
Slice Spasial resolusi SNR berkurang
thickness meningkat
berkurang Parsial volume Anatomi yang tercover
berkurang berkurang
42
persendian (genu) lebih baik. Pada potongan sagital dan coronal hasil
anatomi tersebut karena dengan koil Knee Joint coil bervolume hasil
sinyal lebih merata. Bila tidak menggunakan koil volume hasil lebih
kasar. Selain itu, otot, cairan dan lemak komponen knee joint
itu, irisan tipis / celah dan matriks halus diperlukan. Untuk penilaian
baik dari kartilago artikular dan agunan ligamen, dan mungkin cukup
(Alex, 2011).
43
Gambar 16. (a) Topogram axial, (b) topogram coronal untuk mendapatkan
ACL dengan potongan sagital oblique (c) topogram sagital membantu
menentukan apakah objek sudah tercover secara menyeluruh dalam
topogram axial dan coronal
44
B. Kerangka Teori
Ruptur ACL
Axial Coronal
Sagital
TE SNR
Slice
CNR
TR
FOV Scan
Time
Flip
Spasial
NEX
Resolusi
Matrix
INFORMASI
Kualitas ANATOMI MRI
KNEE
Gambar 17. Kerangka Teori
45
Keterangan :
1. Garis hitam menunjukkan adanya hubungan antara kolom satu dengan
lainnya
2. Garis biru menunjukkan bahwa faktor – faktor tersebut mempengaruhi
hasil SNR dan CNR
3. Garis merah menunjukkan bahwa faktor – faktor tersebut mempengaruhi
spasial resolusi
4. Garis ungu menunjukkan bahwa faktor – faktor tersebut mempengaruhi
scan time
5. Kolom tebal menunjukkan hal – hal yang akan dibahas lebih lanjut dalam
penelitian ini
46
C. Hipotesis
ruptur ACL.
Ho2 : Tidak ada pengaruh variasi slice thickness terhadap kualitas citra
ruptur ACL.
Ha2 : Ada pengaruh variasi slice thickness terhadap kualitas citra MRI
ACL.