Anda di halaman 1dari 8

Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

PERBEDAAN HEALTH BELIEF REMAJA BERDASARKAN


JENIS KELAMIN DALAM MEMAKNAI VAPE
Yuli Asmi Rozali, Desti Riskiafianti
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
destiriski15@gmail.com

Abstract
Vape is one of the new innovations adapted from tobacco cigarettes. Vape is also
claimed to be safer compared to tobacco cigarettes. Even though vape has
carcinogenic content which will endanger health. Some people, especially
teenagers, believe that vape can be a safe alternative to stop smoking tobacco.
This belief in health can be referred to as health belief. This study aims to
determine differences in health beliefs of adolescents based on sex in interpreting
vape. The design of this study was comparative quantitative with purposive
sampling technique with a sample of 120 adolescents, 60 male adolescents and 60
female adolescents. The measuring instrument used is a health belief scale theory
from Rosentock with reliability (α) = 0.900 and 15 valid items. Independent test
results of the t-test sample note that the hypothesis is accepted, there are
differences in health beliefs of adolescents based on sex in interpreting vape. This
study find that there is no correlation joint in community with health beliefe.

Keywords: Vape, adolescent, health belief adolescents between men and women

Abstrak
Vape merupakan salah satu inovasi baru yang diadaptasi dari rokok tembakau.
Vape juga di klaim lebih aman dibandikan dengan rokok tembakau. Padahal vape
memiliki kandungan karsinogenik yang akan membahayakan kesehatan. Sebagian
masyarakat khususnya remaja meyakini bahwa vape mampu menjadi alternatif
yang aman untuk berhenti merokok tembakau. Keyakinan akan kesehatan ini
dapat disebut pula sebagai health belief. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan health belief remaja berdasarkan jenis kelamin dalam memaknai vape.
Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif komparatif dengan teknik Purposive
Sampling dengan jumlah sampel 120 remaja, 60 remaja laki-laki dan 60 remaja
perempuan. Alat ukur yang digunakan adalah skala health belief teori dari
Rosentock dengan reabilitas (α)=0,900 dan 15 item valid. Hasil uji Independent
sampel t-test diketahui bahwa hipotesis diterima, terdapat perbedaan health belief
remaja antara laki-laki dan perempuan ((p)=0,000 ; (p) < 0,05). Temuan dari
penelitian ini menyatakan bahwa komunitas atau lingkungan teman sebaya tidak
memiliki hubungan dalam pembentukan health beliefe remaja .

Kata kunci: vape, remaja, health belief

Pendahuluan masa kanak-kanak menuju masa dewasa


Masa remaja merupakan salah satu yang ditandai dengan adanya perubahan
periode perkembangan yang pasti akan aspek baik fisik, psikis, maupun
dilalui oleh setiap individu di mana pada psikososial. Hall (Santrock, 2003)
masa ini remaja mengalami peralihan dari mengatakan bahwa remaja berlangsung

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 397


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

pada usia 21-23 tahun. Pada masa ini terdapat kandungan nikotin, propylene
remaja berada pada tahap operasional glycol, perasa serta air pada cairan yang
formal, di mana remaja diharapkan mampu sering disebut dengan liquid (Damayanti,
menilai serta menganalisis suatu 2016). Meskipun dalam kandungan vape
permasalahan yang ditemui dalam tidak terdapat rembakau serta kandungan
kehidupan sehari-hari. Artinya remaja yang terdapat pada rokok tembakau pada
dapat memahami bahwa tindakan yang umumnya, bukan berarti vape aman
dilakukan pada saat ini akan memiliki efek digunakan.
pada masa yang akan datang, sehingga WHO (2010) menyatakan bahwa,
terhindar dari perilaku yang menyimpang penggunaan rokok elektrik atau vape tidak
(Dariyo, 2004). aman lagi digunakan lantaran pada
Salah satu perilaku menyimpang di beberapa penelitian menemukan
kalangan remaja yang sering ditemui kandungan zat yang menjadi racun serta
adalah merokok (Sarwono, 2013). Sulitnya karsinogen yang akan membahayakan
individu dalam menghentikan kebiasaan kesehatan bagi penggunanya. Selain itu
merokok disebabkan oleh zat adiktif yang pada kandungan liquid dapat disalah
terkandung dalam rokok tembakau berupa gunakan dengan memasukan nikotin
nikotin. Nikotin memiliki efek buruk berlebih atau bahan illegal seperti
terhadap tubuh manusia, seperti mariyuana, heroin, kanibus oil dan masih
meningkatkan adrenalin serta banyak lagi kerugian yang akan
meningkatkan tekanan darah. Selain itu berdampak pada penggunanya (BPOM,
efek kronis yang berhubungan dengan 2015).
paparan nikotin antara lain gangguan pada Sebagian masyarakat khususnya
pembuluh darah, seperti penyempitan atau remaja menganggap bahwa penggunaan
pengentalan darah (BPOM, 2015). vape aman digunakan dan menjadi salah
Menurut Global Youth Tobacco satu alternatif untuk berhenti merokok.
Survey (2014) menunjukan jumlah Salah satunya menurut YPKP (Yayasan
penghisap rokok pada remaja laki-laki Pemerhati kesehatan Publik), dikatakan
sebesar 33,9% dan pada remaja perempuan karena zat yang digunakan ke dalam liquid
sebesar 2,5%. Dari hasil persentase menggunakan food grade yang secara
tersebut dapat dikatakan bahwa toksikologi tidak tergolong sebagai zat
penggunaan rokok tembakau pada remaja karsinogenik, teratogenic, mutagenic dan
laki-laki menduduki tingkat teratas dari genotoksik sehingga tidak membahayakan
pada remaja perempuan. Dan jika bagi penggunanya (Peredaran rokok
dibiarkan, diperkirakan pada tahun 2030 elektronik, 2017).
rokok akan membunuh lebih dari 8 juta Hasil survey yang dilakukan di
orang setiap tahun di seluruh dunia dan Amerika menunjukan bahwa 65%
80% terjadi pada negara-negara dengan responden mengungkapkan alasan
pendapatan perkapita rendah hingga menggunakan rokok elektrik sebagai
sedang (Tanuwihardja dan Susanto, 2012). alternatif dalam berhen merokok
Belum selesai dari permasalah mengenai (Etter,2010). Selanjutnya, penelitian yang
bahaya kandungan yang terdapat pada dilakukan oleh Indra, N, dan Utami (2015)
rokok tembakau berupa nikotin, saat ini mengenai Gambaran psikologis perokok
terdapat suatu inovasi baru yang diadaptasi tembakau yang beralih menggunakan
dari rokok konvensional tersebut, yaitu rokok elektrik dimana salah satu hasilnya
rokok elektronik atau yang sering disebut adalah faktor kognitif responden yang
dengan vape (BPOM, 2015). Pada vape menganggap bahwa rokok elektrik lebih

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 398


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

aman dibandingkan dengan rokok individu memiliki kesiapan untuk


tembakau. mengambil tindakan berdasarkan
Jika dilihat dari maraknya kebutuhan individu untuk melakukan
penggunaan vape dikalangan remaja, perilaku sehat.
membuat sebagian remaja baik remaja Selanjutnya terdapat faktor
laki- laki maupun remaja perempuan pemodifikasi yang mempengaruhi health
meyakini bahwa vape adalah produk yang belief model di mana salah satunya adalah
aman. Namun tak sedikit juga yang variabel demografis yang mencakup jenis
meyakini bahaya dari penggunaan vape kelamin (Smet, 1994). Hal ini didukung
bagi kesehatan. Keyakinan ini yang disebut pula dari hasil penelitian sebelumnya yang
dengan belief. Belief bermakna sebagai dilakukan oleh Novianto (2016), mengenai
sebuah penerimaan terhadap sesuatu yang perbedaan health belief mahasiswa
dikatakan atau keberadaan hal tertentu perokok di Universitas esa unggul
adalah benar adanya (Achmadi, 2013). berdasarkan jenis kelaminyang
Sedangkan kepercayaan atau menunjukan adanya perbedaan antara
keyakinan yang berhubungan dengan health belief laki-laki dan perempuan.
kesehatan dapat diartikan sebagai health Jenis kelamin digunakan untuk
belief (Ogden, 2004). Health belief sebagai menganalisis atau mengidentifikasi
suatu keyakinan atau penilaian perilaku perbedaan laki-laki dan perempuan
yang berkaitan dengan kesehatan. Ketika (Muthmainah, 2006 dalam Sipayung,
individu memiliki keyakinan atau penilaian 2015). Hal ini menunjukkan adanya
mengenai kesehatan, maka individu akan perbedaan dalam membuat suatu
memulai untuk melakukan perubahan keputusan yang diambil. Penelitian yang
perilaku kesehatan yang disebut dengan dilakukan oleh Arlow dalam Elias (2010)
health belief model Rosentock (Ogden, menemukan bahwa perempuan memiliki
2004). sikap etik yang lebih baik dibandingkan
Dalam health belief model, dengan pria, namun jika dilihat dari segi
terdapat 5 dimensi yang diantaranya emosional pria lebih mampu
perceived susceptibility (Kerentanan yang mengendalikan emosinya dibandingkan
dirasakan) yaitu bagaimana persepsi wanita.
individu mengenai resiko kerentanan tubuh Artinya diduga remaja laki-laki
terhadap penyakit yang dirasakan. akan memiliki health belief yang baik
Perceived severity (tingkat keparahan yang dibandingkan perempuan. Karena menurut
dirasakan) yaitu keseriusan individu Arlow (Elias, 2010) laki-laki lebih mampu
terhadap tingkat keparahan penyakit yang mengambil keputusan yang berhubungan
dirasa dengan melakukan pengobatan dengan kemampuan kognitifnya dalam
ataupun evaluasi medis. Perceived benefit mengambil keputusan untuk membentuk
(Keuntungan yang dirasakan) dimana health belief-nya dibandingkan perempuan.
individu memiliki pertimbangan mengenai Sehingga dapat disimpulkan sementara
manfaat dan kerugian atas perilaku yang remaja laki-laki dengan health belief yang
berhubungan dengan kesehatan dirinya. bagus adalah remaja yang memahami
Perceived barriers (Hambatan yang kondisi kesehatan diri, memiliki usaha
dirasakan) yaitu persepsi individu untuk mencari informasi mengenai
mengenai adanya rasa kekhawatiran kesehatan, memiliki usaha untuk
terhadap perilaku yang dilakukannya yang menghindari ancaman penyakit, berani
diduga mengganggu kesehatannya. Cues to menghadapi rintangan dalam menjalankan
action (Isyarat untuk bertindak) dimana hidup sehat serta siap menjalani hidup

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 399


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

sehat. Sebaliknya remaja perempuan yang Jakarta. Berdasarkan perhitungan


memiliki health belief yang buruk maka ia menggunakan rumus Slovin, diperoleh
akan mengabaikan kondisi kesehatannya, jumlah sampel sebanyak 120 responden
mengabaikan informasi mengenai remaja baik remaja laki-laki maupun
kesehatan, tidak memiliki usaha dalam remaja perempuan. Teknik pengambilan
menghindari resiko penyakit, tidak mampu sampel pada penilitian ini yaitu Probability
menahan diri dalam menjauhi perilaku Sampling berupa simple random sampling.
tidak sehat serta ketidak siapannya dalam
menjalani hidup sehat. Selain itu diketahui Uji Statistik
pula bahwa usia, jenis kelami, dan Instrumen yang digunakan pada
dukungan sosial menjadi factor-faktor penelitian ini adalah kuesioner yang
yang diduga memiliki hubungan yang dibentuk kedalam skala Likert. Terdapat
membedakan tingkat health beliefe satu instrumen yaitu health belief dengan
individu (Smet, 1994). jumlah skala 15 item dengan menggunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah teknik validitas konstruk, sedangkan teknik
untuk mengetahui perbedaan health belief reliabilitas menggunakan teknik Internal
remaja berdasarkan jenis kelamin dalam Consistency. Dari hasil uji reliabilitas pada
memaknai vape serta mengetahui baik atau alat ukur health belief menghasilkan nilai
buruk health belief yang dimiliki remaja reliabilitas sebesar () = 0,900; ( = ≥ 0,7)
laki-laki maupun remaja perempuan dalam yang artinya reliable. Alat uji statistic yang
memaknai vape. Hipotesis dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah terdapat perbedaan kategorisasi, uji-t, dan tabulasi silang.
health belief remaja berdasarkan jenis Dikatakan ada perbedaan jika (p) < 0,05.
kelamin dalam memaknai vape.
Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian Pada bagaian ini berisi mengenai
Rancangan dari penelitian berjenis sebaran data responden penelitian ini, yang
penelitian kuantitatif komparatif. Definisi terdiri dari usia subyek, jenis kelamin,
konseptual dari health belief adalah keikutsertaan dalam sebuah komunitas atau
keyakinan atau penilaian perilaku yang organisasi, dan domisili subyek. Berikut
berkaitan dengan kesehatan, sedangkan penjabaran dari data-data tersebut. Pada
definisi operasionalnya adalah skor total usia didominasi oleh responden yang
subyek yang diperolah berdasar skor berusia 21 tahun yang berjumlah 68
dimensi yang ada dalam health belief. responden (56,7%) dan terendah berada
Semakin tinggi skor subyek menunjukkan pada usia 19 dan 20 tahun yang sama-sama
semakin tinggi health beliefe dari subyek berjumlah 17 responden (14,2%). Jika
dan semakin rendah skor subyek dillihat dari jenis kelamin antara remaja
menunjukkan semakin rendah health laki-laki dan remaja perempuan, maka
beliefe subyek. dapat dilihat gambaran umum subjek
penelitian ini adalah 60 (50%) subjek
Populasi dan Sampel remaja laki-laki dan 60(50%), artinya
jumlah subjek remaja laki-laki dan remaja
Populasi dalam penelitian ini perempuanmemiliki jumlah yang sama
adalah remaja di Indonesia dengan total besar.
21.569.003. Sedangka sampel yang Diketahui pula bahwa responden
digunakan untuk penelitian ini adalah yang tergabung dalam sebuah komunitas,
remaja yang berada di Kota Bekasi dan diperolah hasil bahwa subjek yang tidak

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 400


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

tergabung dalam sebuah komunitas Hasil Uji Beda


memiliki persentase yang lebih banyak Dari hasil uji beda dengan
dengan jumlah 90 (75%) subjek. Independent sampel t-test, diketahui bahwa
Sedangkan subjek yang mengikuti nilai sig. (2-tailed) adalah ((p).000 < 0,05).
komunitas memiliki persentase yang Hal ini menunjukan bahwa hipotesis
rendah dengan jumlah 30 (25%) subjek. diterima yaitu terdapat perbedaan health
Dari hasil perhitungan frekuensi belief pada remaja berdasarkan jenis
berdasarkan domisili dapat dilihat bahwa kelamin dalam memaknai vape. Dari
subjek yang berdomisili di Jakarta lebih besaran nilai mean diketahui bahwa remaja
banyak dengan jumlah 73 (60,8%) subjek, laki-laki memiliki nilai mean sebesar 44,10
sisanya adalah responden yang berdomisili dan pada remaja perempuan sebesar 47,38.
di Bekasi dengan jumlah sebesar 47 (39,2) Dari hasil tersebut dapat dilihat nilai mean
subjek. remaja perempuan lebih besar
dibandingkan dengan nilai mean pada
Hasil Kategorisasi remaja laki-laki.
Hasil kategorisasi health belief
dengan batasan nilai mean ≥ 46 tergolong Hasil Uji Chi-square
sebagai health belief baik, dan mean < 46 Berdasarkan jenis kelamin, dan
tergolong sebagai health belief buruk. dukungan sosial yang dalam hal ini
Maka diperoleh hasil bahwa sebanyak 63 diwakili oleh keikutsertaan responden
(52,5%) responden memiliki health belief dalam sebuah organisasi tidak ditemukan
yang baik dan sebanyak 57 (47,5%) hubungannya dengan masing-masing nilai
responden memiliki health belief yang signifikansi (p) = 0,254 (p)> 0,05) untuk
buruk. Dapat disimpulkan bahwa pada usia dan (p) = 0,460 > 0,05 keikutsertaan
tahap ini responden penelitian lebih organisasi atau komunitas. Artinya, di
banyak memiliki health belief yang baik. dalam penelitian membuktikan bahwa usia
dan dukungan sosial tidak memiliki
Krosstab health belief berdasarkan jenis hubungan dengan tingkat health beliefe
kelamin remaja pengguna vape.
Hasil crosstab health belief
terhadap jenis kelamin diketahui bahwa Pembahasan
subjek remaja laki-laki lebih banyak yang Berdasarkan hasil uji Independent
memiliki health belief yang buruk, yaitu 36 sampel t-test diperoleh nilai sig. sebesar
respoden (60%) sedangkan yang memiliki (p)0,000 (p < 0,05), hipotesis diterima.
health belief yang baik dengan jumlah 24 Artinya, terdapat perbedaan health belief
responden (40%). Sedangkan pada subjek pada remaja berdasarkan jenis kelamin
remaja perempuan lebih banyak memiliki dalam memaknai vape. Selain itu hasil
health belief yang baik dengan jumlah 39 penelitian ini sejalan dengan penelitian
(65%) subjek dari pada yang memiliki sebelumnya yang dilakukan oleh Novianto
health belief yang buruk dengan jumlah 21 (2016) mengenai “Perbedaan health belief
(35%). Hasil diatas menjelaskan bahwa Mahasiswa perokok di Universitas Esa
dalam penelitian ini remaja perempuan Unggul berdasarkan jenis kelamin”, yang
memiliki health belief yang lebih baik menunjukkan hasil bahwa terdapat
dibandingkan dengan remaja laki-laki. perbedaan health belief Mahasiswa laki-
laki dengan perempuan.

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 401


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

Pada hasil uji beda (t-test) health cenderung lebih memanfaatkan pelayanan
belief berdasarkan jenis kelamin terlihat kesehatan yang ada (Sarafino, 2002).
nilai mean remaja laki-laki sebesar (π) = Sedangkan laki-laki cenderung jarang
44,10 dan nilai pada remaja perempuan melakukan konsultasi kesehatan dengan
sebesar (π) = 47,38 yang menghasilkan dokter meskipun mereka mengetahui
mean diference sebesar (π) = -3.283, angka sedang berada dilingkungan yang tidak
ini menunjukkan bahwa nilai mean remaja sehat. Hasil observasi di lapangan oleh
perempuan lebih besar dibandingkan beberapa responden juga membuktikan
dengan remaja laki-laki, yang berarti bahwa remaja perempuan cenderung lebih
bahwa remaja perempuan memiliki health memiliki keyakinan akan kesehatan dan
belief yang lebih baik dibandingkan cenderung menghindari serta membatasi
dengan remaja laki-laki. Hal ini sejalan suatu produk seperti vape yang tentunya
dengan yang dikatakan oleh Steptoe akan mengganggu kesehatan. Selain itu
(Sarafino, 2002) mengatakan survey pada remaja perempuan lebih memahami
internasional pada remaja di bagian eropa kerentanan terhadap penyakit yang akan
memnunjukan bahwa perempuan memiliki dihadapi sehingga remaja perempuan lebih
perilaku kesehatan lebih baik dibandingkan selektif dalam memilih produk yang akan
dengan laki-laki. digunakan seperti vape dengan cara
Keyakinan merupakan penentu mencari tahu keuntungan serta kerugian
penting dalam perilaku kesehatan. yang akan didapatkan. Dan diketahui
Rosentock (Ogden, 2004) mengatakan jika bahwa sebagian besar responden remaja
individu memiliki keyakinan ataupun perempuan berjumlah 39 dari 60 (65%)
penilaian terhadap kesehatan, maka dapat responden memiliki health belief baik,
pula mempengaruhi perilaku kesehatannya. yang artinya pada remaja perempuan
Rosentock (Becker & Janz, 1984) tersebut menyadari kerentanan yang akan
mendefiniskan health belief sebagai suatu dihadapi (Perceived susceptibility).
keyakinan atau penilaian perilaku yang Selanjutnya remaja perempuan juga berani
berkaitan dengan kesehatan. Di mana dalam menghadapi tantangan untuk
individu yang memiliki health belief baik menjalankan hidup sehat (Perceived
akan memahami kondisi kesehatan dirinya, barriers) di mana banyaknya remaja
memiliki usaha mencari informasi perempuan yang tidak terpengaruh
mengenai kesehatan, memiliki usaha terhadap maraknya penggunaan vape.
menghindari ancaman penyakit, berani Sedangkan sisanya terdapat 21 responden
menghadapi tantangan dalam menjalankan dari 60 (35%) remaja perempuan memiliki
hidup sehat dan siap untuk menjalankan health belief yang buruk, dapat
hidup sehat. Sedangkan remaja yang disimpulkan bahwa remaja perempuan
memiliki health belief buruk maka ia akan meyakini penggunaan vape sebagai
mengabaikan kondisi kesehatannya, alternatif yang baik dan aman dari pada
mengabaikan informasi mengenai penggunaan rokok tembakau, hal ini
kesehatan, tidak memiliki usaha dalam dikarenakan kurangnya informasi yang
menjauhi perilaku tidak sehat serta ketidak didapatkan oleh pengguna tentang bahaya
siapannya dalam menjalani hidup sehat. di balik penggunaan vape (Perceived
Wanita dikatakan memiliki severity).
perilaku kesehatan yang lebih baik dari Bagi laki-laki mereka lebih
pada laki- laki dikarenakan wanita lebih meyakini bahwa dengan olahraga berat
menyadari serta memahami permasalahan diyakinisebagai kunci hidup sehat
yang akan ia hadapi. Selain itu wanita juga meskipun mereka berada di lingkungan

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 402


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

serta gaya hidup (life style) yang beresiko godaan dan kekuatan yang menuntun
(Sarafino & Smith, 2012). Jika individu mereka kea rah lain (Sarafino, 2012). Lalu,
meyakini beratnya resiko penyakit yang pada usia remaja awal maupun remaja
akan dihadapi maka secara sadar ia akan akhir, individu tidak selalu dapat
menghindari resiko atau penyakit tersebut menyelesaikan tugas perkembangannya
(Damayanti, 2016). Selanjutnya, dari hasil dengan baik atau bukan dalam derajat
kategorisasi health belief terhadap jenis konsisten yang sama seperti yang
kelamin terdapat 24 dari 60 (40%) diharapkan bagi tahapan sebelumnya.
responden remaja laki- laki dengan health Piaget (Crain, 2014) mengatakan bahwa
belief yang baik, hal ini dapat dikatakan terkadang individu menggunakan
bahwa remaja laki-laki tersebut meyakini kemampuan berpikir tertingggi hanya di
penggunaan vape tidak baik bagi kesehatan wilayah-wilayah yang sangat menarik
dan memilih untuk menjalani hidup sehat minat mereka. Disamping itu menurut
meskipun hal itu dikarenakan kerentanan piaget, pemikiran mereka sering kali
terhadap penyakit yang akan ia hadapi bersifat fantasi mengenai kemungkinan
seperti penyakit turunan ataupun penyakit dimasa depan (Santrock, 2007).
yang sedang ia alami (Perceived Selanjutnya, berdasarkan hasil Chi- square
susceptibility). Sedangkan terdapat 36 dari komunitas dengan health belief remaja
60 (60%) responden remaja laki-laki yang diperoleh hasil 0,460 maka p > 0,05 yang
memiliki health belief buruk, dapat artinya tidak ada hubungan antara
disimpulkan bahwa remaja laki-laki komunitas dengan health belief remaja.
tersebut hanya mempercayai informasi Hal ini dikarenakan dari hasil observasi
yang dikatakan oleh teman-temannya tanpa dan wawancara yang dilakukan oleh
mencari informasi mengenai bahaya vape beberapa responden yang mengikuti
bagi kesehatan dari sember yang komunitas, rata- rata mereka menggunakan
terpercaya seperti dokter, BPOM ataupun vape cenderung dari keinginan dalam diri,
Kementrian Kesehatan (Perceived karena mereka meyakini keamanan dari
severity). Pada remaja laki-laki tersebut produk tersebut. Selain itu juga tidak
juga tidak mempertimbangkan kerugian adanya hubungan bergabung dalam sebuah
yang akan didapatkan dari penggunaan komunitas yang biasanya cenderung
vape (Perceived benefit) terhadap mengutamakan konformitas dalam
kesehatannya. Selanjutnya, remaja laki- kelaompok membuktikan bahwa health
laki juga tidak mampu menahan diri dalam beliefe pada seorang individu lebih
menjauhi perilaku tidak sehat, seperti diutamakan dengan bagaimana
mudahnya para remaja laki-laki pengetahuan dan informasi serta keyakinan
terpengaruh denga lingkungan disekitarnya individu terhadap informasi tersebut lebih
(Perceived barriers). kuat. Hal ini sejalan dengan yang
Dari hasil tabulasi silang health dikatakan oleh (Achmadi, 2013).
belief terhadap usia diperoleh nilai Sig
sebesar (p) 0,254 (p > 0,05) artinya, tidak Simpulan
ada hubungan antara health belief terhadap Berdasarkan hasil uji Independent
usia. Hal ini dikarenakan meskipun remaja sampel t-test maka dapat disimpulkan
berada pada tahapan perkembangan bahwa terdapat perbedaan health belief
kognitif operasional formal yang remaja berdasarkan jenis kelamin dalam
seharusnya remaja dapat membuat memaknai vape ((p=0,00<0,05). Dari hasil
keputusan yang mengarah pada perilaku penelitian yang sudah dilakuka diketahui
sehat, namun mereka banyak menghadapi bahwa remaja perempuan memiliki health

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 403


Perbedaan Health Belief Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Memaknai Vape

belief lebih baik dibandingkan dengan


remaja laki-laki. Selain itu tidak terdapat Ogden, J. (2004). Health Psychology.
hubungan antara health belief dengan usia London: Licensing agency.
dan komunitas. Peredaran rokok elektronik tak terkendali:
Belum cukup bukti sebagai pilihan
Daftar Pustaka terapi (2017, 11 Agustus). Kompas,
Achmadi, U. F. (2013). Kesehatan hlm15.
Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Santrock, J. W. (2003). Perkembangan
Rajawali Pers. Remaja (S. B. Aderar & S. Saragih,
Penerjemah). Jakarta: Erlangga.
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
(2015). Bahaya rokok elektronik Santrock, J. W. (2007). Remaja (B.
racun berbalut teknologi. Info Widyasinta, Penerjemah). Jakarta:
Pengawas Obat dan Makanan, 5 Erlangga.
(16), 3-5
Sarafino, E. P. (2002). Health
Crain, W. (2014). Teori Perkembangan (Y. Psychology.Amerika: John Wiley &
Susanto, Penerjemah). Yogyakarta: Sons, INC
PISTAKA PELAJAR.
Sarafino, E. P., & Smith, T.W. (2012).
Damayanti, A. (2016). Penggunaan rokok Health Psychology. America : John
elektronik di komunitas personal Wiley& Son, INC.
vaporizer Surabaya. Jurnal Berkala
Epidemologi, 16 (2), 252. Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Dariyo, A. (2004). Psikologi
Perkembangan Remaja. Jakarta: PT. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan.
RajaGrafindo Persada. Jakarta: Grasindo.

Etter, JF. (2010). Electronic cigarette: A Tanuwihardja, R.K., & Susanto, K.T.
Survey of users. BMC J Public (2012). Rokok Elektronik. Respir
Health 10: 231 Indo, 32 (1), 54.

Indra, M. F., N, Y. H., & Utami, S. (2015).


Gambaran psikologis perokok
tembakau yang beralih
menggunakan rokok elektrik
(Vaporizer). JOM, 2 (2), 1290)

Novianto, S. (2016). Perbedaan health


belief Mahasiswa perokok di
Universitas Esa Unggul
berdasarkan jenis kelamin (Skripsi
tidak diterbitkan). Fakultas
Psikologi Universitas Esa Unggul,
Jakarta.

Forum Ilmiah Volume 17 Nomor 3 September 2020 404

Anda mungkin juga menyukai