Anda di halaman 1dari 7

TUGAS K3 TEKNIK

PROSEDUR K3 TEKNIK
Geophysics Laboratory, Mineral Optic, and Geology Field Laboratory

Oleh:

NAUFAL SYAHRID PANRITA


D061 20 1065

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
1. Membuat standar prosedur K3 teknik untuk ruangan (laboratorium
paleontologi, mineral optic, dan geologi field laboratory)!
Standar Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
Laboratorium Geofisika:
A. Pendahuluan:
Laboratorium Geofisika adalah tempat penyimpanan dan pengelolaan
peralatan geofisika yang digunakan dalam aktivitas lapangan untuk mata kuliah
Geologi Laut, Geofisika, dan Mikropaleontologi. Keamanan dan kesehatan
personel yang menggunakan dan merawat peralatan adalah prioritas utama. Berikut
adalah standar prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diikuti saat
menggunakan dan merawat peralatan geofisika di laboratorium:
B. Pemeriksaan dan Persiapan Peralatan:
Pengecekan Rutin: Lakukan pemeriksaan rutin terhadap semua peralatan
geofisika yang disimpan di laboratorium. Pastikan peralatan dalam kondisi baik dan
berfungsi dengan benar sebelum digunakan di lapangan.
Penyimpanan yang Aman: Simpan peralatan geofisika dalam rak atau lemari yang
aman dan terkunci untuk mencegah kerusakan atau pencurian.
C. Penggunaan Alat Keselamatan:
Perlindungan Saat Penggunaan: Kenakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan, kacamata pelindung, dan baju kerja yang sesuai saat menangani peralatan
geofisika. Pastikan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan yang sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
D. Penanganan dan Pengoperasian Peralatan:
Pengoperasian yang Benar: Pastikan semua pengguna peralatan telah
menerima pelatihan operasional yang cukup sebelum menggunakan peralatan
geofisika. Hindari pengoperasian peralatan tanpa pengetahuan yang memadai.
Penanganan yang Hati-hati: Hindari benturan atau jatuhnya peralatan geofisika
yang dapat merusak instrumen dan sensor yang sensitif.
E. Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan:
Pembersihan Berkala: Bersihkan peralatan geofisika secara berkala setelah
digunakan di lapangan. Hindari penggunaan cairan pembersih yang dapat merusak
permukaan atau sensor peralatan.
Perawatan Preventif: Lakukan perawatan preventif secara teratur untuk
memastikan peralatan beroperasi dengan efisien. Periksa dan ganti suku cadang
yang aus atau rusak.
F. Pelaporan dan Penyimpanan Data:
Pencatatan Penggunaan: Catat penggunaan peralatan secara rinci, termasuk
tanggal penggunaan, lokasi, dan hasil pengukuran. Pencatatan yang baik dapat
membantu identifikasi masalah atau kerusakan pada peralatan.
Penyimpanan Data: Simpan data pengukuran dan hasil analisis dengan
aman dalam sistem penyimpanan digital yang terenkripsi untuk menjaga
kerahasiaan dan integritas data.
Dengan mematuhi standar prosedur keselamatan ini, diharapkan
Laboratorium Geofisika dapat berfungsi dengan efisien dan aman, memberikan
lingkungan yang kondusif untuk penelitian dan pembelajaran di bidang geofisika.

Standar Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Mineral


Optik Laboratorium:
A. Deskripsi Laboratorium:
Laboratorium Mineral Optik adalah fasilitas yang digunakan untuk
mempelajari mineral dan struktur kristalnya menggunakan mikroskop optik.
Fasilitas ini dilengkapi dengan berbagai sampel mineral, termasuk batuan tipis (thin
sections), yang memungkinkan pengamatan detail struktur mineral dan tekstur
batuan.
B. Peralatan dan Bahan:
- Sampel Mineral dan Batuan Tipis (Thin Sections): Berbagai jenis sampel
mineral dan batuan tipis digunakan untuk studi optik.
- Mikroskop Optik: Terdapat mikroskop dengan berbagai tingkat pembesaran
dan pencahayaan yang dapat disesuaikan.
- Peralatan P3K: Terdapat kotak P3K yang lengkap dengan perban, obat
antiseptik, dan petunjuk penggunaan.
- Sarung Tangan: Sarung tangan tahan air dan tahan bahan kimia digunakan
untuk melindungi tangan saat menangani sampel kimia dan batuan tipis.
- Kacamata Pelindung: Kacamata pelindung digunakan untuk melindungi
mata dari partikel kecil yang mungkin terlempar saat bekerja.
C. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
- Penggunaan Mikroskop: Pastikan meja mikroskop bersih sebelum
digunakan. Hindari menyentuh lensa mikroskop dengan tangan. Setiap kali
selesai digunakan, bersihkan lensa dengan kertas lensa dan cairan
pembersih khusus.
- Penanganan Sampel Mineral dan Batuan Tipis: Gunakan alat preparasi
sampel dengan hati-hati saat memotong batuan tipis. Hindari tekanan
berlebihan yang dapat merusak struktur tipis sampel.
- Penyimpanan Sampel: Simpan batuan tipis dalam wadah kedap udara dan
cahaya untuk mencegah kerusakan dan perubahan mineralogis akibat
paparan lingkungan.
- Pelaporan Kondisi Sampel: Jika menemukan batuan tipis yang rusak atau
memerlukan perawatan khusus, segera laporkan kepada supervisor atau
penanggung jawab laboratorium.
- Pelatihan Rutin: Semua staf dan mahasiswa yang menggunakan
laboratorium ini harus mengikuti pelatihan rutin tentang cara menangani
sampel mineral dan batuan tipis dengan aman dan benar.
- Evakuasi Darurat: Semua pengguna laboratorium harus mengetahui lokasi
pintu darurat, lokasi alat pemadam api, dan prosedur evakuasi dalam situasi
darurat.
Dengan mematuhi standar prosedur keselamatan ini, diharapkan
Laboratorium Mineral Optik dapat beroperasi dengan efisien dan aman,
memberikan lingkungan yang kondusif untuk penelitian dan pembelajaran dalam
bidang mineralogi dan petrologi.
Standar Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Geology
Field Laboratory:
A. Deskripsi Laboratorium:
Laboratorium Lapangan Geologi adalah fasilitas yang dirancang untuk
melakukan eksplorasi dan pengamatan langsung di lapangan geologi. Laboratorium
ini merupakan tempat penyimpanan berbagai sampel batuan, termasuk batuan hasil
coringan dan batuan yang telah mengalami proses alterasi geologi. Sampel-sampel
ini digunakan untuk keperluan penelitian dan analisis.
B. Peralatan dan Bahan:
- Sampel Batuan dan Batuan Alterasi: Berbagai jenis sampel batuan hasil
coringan dan batuan yang telah mengalami alterasi geologi.
- Peralatan Pengambilan Sampel: Meliputi bor, palu geologi, dan peralatan
coringan untuk mengambil sampel batuan.
- Peralatan Identifikasi Batuan: Termasuk kaca tangan, magnet, dan asam
untuk mengidentifikasi sifat fisik dan kimia batuan.
- Peralatan P3K: Terdapat kotak P3K yang lengkap dengan perban, obat
antiseptik, dan petunjuk penggunaan.
- Sarung Tangan: Sarung tangan tahan air dan tahan bahan kimia digunakan
untuk melindungi tangan saat menangani sampel batuan dan bahan kimia.
- Kacamata Pelindung: Kacamata pelindung dipakai untuk melindungi mata
dari partikel batuan dan bahan kimia.
C. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
- Pengambilan Sampel: Penggunaan peralatan pengambil sampel dilakukan
dengan hati-hati, dengan mengikuti prosedur yang benar untuk menghindari
cedera saat melakukan coring atau pengambilan sampel batuan.
- Penanganan Sampel Batuan: Sampel batuan harus dihindari dari
pembuangan sembarangan. Sampel disimpan dalam wadah tahan air dan
diberi label dengan jelas untuk mempertahankan integritas dan identifikasi
sampel.
- Penggunaan Peralatan: Pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik
sebelum digunakan, dan lakukan pemeriksaan kondisi secara rutin.
Penggunaan peralatan yang rusak atau cacat harus dihindari.
- Ketersediaan Alat Keselamatan: Pastikan setiap anggota tim lapangan
memiliki akses ke alat pemadam api, kit P3K, peta darurat, dan alat
komunikasi darurat.
- Pelaporan Kondisi Lapangan: Jika menemukan batuan berbahaya atau
kondisi lapangan yang membahayakan, laporkan segera kepada supervisor
atau penanggung jawab tim lapangan.
- Pelatihan Rutin: Semua anggota tim lapangan diharuskan mengikuti
pelatihan rutin mengenai teknik pengambilan sampel yang aman,
identifikasi batuan, dan prosedur keselamatan di lapangan.
- Evakuasi Darurat: Setiap anggota tim lapangan wajib mengetahui rute
evakuasi, titik pertemuan, dan prosedur evakuasi dalam situasi darurat.
Dengan mematuhi standar prosedur keselamatan ini, diharapkan Laboratorium
Lapangan Geologi dapat beroperasi dengan efisien dan aman, menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk penelitian dan pembelajaran geologi di lapangan.

2. Buatkan standar K3 lapangan untuk mata kuliah geolaut,


mikropaleontologi, dan geofisika
Standar Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Aktivitas
Lapangan:
A. Geologi Laut:
Perlengkapan Keselamatan Khusus: Selain menggunakan peralatan standar
seperti helm, sepatu tahan air, dan rompi pelampung, setiap peserta harus
mengenakan pelindung mata dan masker saat berurusan dengan bahan kimia di
pantai atau pantai batu.
Evaluasi Risiko Khusus: Saat merencanakan kegiatan lapangan,
pertimbangkan pasang surut, arus laut, dan kondisi cuaca laut. Tetap waspada
terhadap gelombang tinggi dan perubahan cuaca yang mendadak.
B. Geofisika:
Perlengkapan Keselamatan Khusus: Peserta harus memakai sarung tangan
isolasi panas saat menangani instrumen geofisika yang mungkin menjadi panas
karena penggunaan terus-menerus.
Pengamatan dan Penilaian Lapangan: Selain melibatkan pengamatan
geologis, berikan perhatian khusus pada kondisi tanah dan struktur tanah di lokasi.
Evaluasi ini penting untuk menentukan kecocokan instrumen geofisika.
C. Mikropaleontologi:
Perlengkapan Keselamatan Khusus: Peserta harus menggunakan sarung
tangan steril dan masker wajah saat menangani sampel mikropaleontologi. Pastikan
kebersihan peralatan dan area kerja untuk menghindari kontaminasi silang antara
sampel.
Teknik Pengambilan Sampel: Saat mengambil sampel, pastikan setiap
mikrofosil diambil dengan hati-hati dan disimpan dalam wadah khusus untuk
mencegah kerusakan dan kontaminasi.
Umum untuk Semua Mata Kuliah:
- Pelatihan Khusus: Peserta wajib mengikuti pelatihan yang sesuai dengan
mata kuliahnya, termasuk metode pengambilan sampel, penggunaan
instrumen geofisika, dan teknik identifikasi mikrofosil.
- Pemantauan Kesehatan: Setiap peserta harus melaporkan kondisi kesehatan
sebelum aktivitas lapangan. Informasi tentang kondisi kesehatan khusus
seperti alergi harus diberikan agar tindakan pencegahan dapat diambil.
- Pelaporan Kondisi Darurat: Semua peserta harus mengetahui lokasi titik
pertemuan, nomor darurat, serta rute evakuasi dari lokasi lapangan. Setiap
kejadian darurat harus segera dilaporkan kepada ketua tim atau instruktur
yang bertanggung jawab.
Dengan mematuhi pedoman keselamatan ini, diharapkan setiap kegiatan
lapangan dapat dilaksanakan secara efisien dan aman, menghasilkan data
berkualitas tinggi untuk keperluan akademik dan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai