Anda di halaman 1dari 13

137

PENGARUH KAPASITAS VITAL PARU-PARU DAN SUHU TUBUH


TERHADAP KECEMASAN ATLET SEBELUM BERTANDING PADA ATLET
BOLA VOLI PPOP DKI JAKARTA DAN PPLPD BOGOR

Nur Hikmah, Iwan Hermawan².


1
Fakultas Ilmu Olahraga, 2Universitas Negeri Jakarta.

e-mail : Hikmahnur101094@gmail.com, ihermawan@unj.ac.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas vital


paru-paru dan suhu tubuh terhadap kecemasan atlet sebelum bertanding
pada atlet bola voli PPOP DKI Jakarta dan PPLPD Bogor. Pengambilan
data dilakukan pada bulan Mei 2017 yang bertempat di Komplek GOR
Ragunan dan GOR PPLPD Bogor. Metodepenelitian yang
digunakandalampenelitianiniadalahdeskriptif, dengan teknik survei. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang berasal dari
atlet bola voli PPOP DKI Jakarta dan PPLPD Bogor. Pengambilan tes
didahului dengan pengukuran kapasitas vital paru-paru kemudian
dilanjutkan dengan mengisi angket SCAT (Sport Competition Anxiety Test),
dan terakhir pengukuran Suhu Tubuh atlet. Teknik pengujian hipotesis yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistika
korelasi sederhana dan korelasi ganda yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan: pertama, kapasitas
vital paru-paru tidak berpengaruh terhadap kecemasan atlet sebelum
bertanding dengan persamaan garis regresi linier Y = 28,00875 + 0,43 X1,
koefisien korelasi (rX1Y) = 0,439 dan koefisien determinasi (rX1Y2) =
0,192721, yang berarti variabel kapasitas vital paru-paru memberikan
pengaruh terhadap kecemasan atlet sebelum bertanding hanya sebesar
19,2721%. Kedua, suhu tubuh berpengaruh terhadap kecemasan atlet
sebelum bertanding dengan persamaan garis regresi linier Y = 80,11675 +
0,602335 X2, koefisien korelasi (rX2Y) = 0,60 dan koefisien determinasi
(rX2Y2) = 0,36, yang berarti variabel suhu tubuh memeberikan pengaruh
terhadap kecemasan atlet sebelum bertanding sebesar 36%. Ketiga,
kapasitas vital paru-paru dan suhu tubuh berpengaruh terhadap kecemasan
atlet sebelum bertanding dengan persamaan garis regresi linier 𝑌 = 11 +
0,223 X1 + 0,557 X2, koefisien korelasi ganda (ry1-2) = 0,6791 dan koefisien
determinasi (ry1-22) = 0,45, yang berarti bahwa variabel kapasitas vital paru-
paru dan suhu tubuh dan kecemasan atlet sebelum bertanding secara
bersama-sama mempengaruhi sebesar 45%.
Kata Kunci : Kapasitas vital paru-paru, suhu tubuh, kecemasan atlet.

PENDAHULUAN
Perkembangan olahraga di olahraga. Disamping itu, perhatian serta
Indonesia kini semakin maju, hal ini dukungan pemerintah juga menunjang
tidak terlepas dari peran serta perkembangan olahraga di Indonesia.
masyarakat yang semakin sadar dan Cabang olahraga bola voli merupakan
mengerti arti penting serta fungsi olahraga permainan yang diminati oleh
138

masyarakat umum, baik dari kalangan dengan baik sebelum pertandingan, tidak
bawah, menengah maupun kalangan akan bermanfaat lagi untuk
atas. Cabang Olahraga bola voli di menghasilkan suatu penampilan yang
Indonesia sudah menjadi olahraga baik.
merakyat. Hal ini ditandai dengan Mental yang lemah tentunya akan
banyaknya di seluruh pelosok tanah air membuat atlet merasa cemas dan ragu
sudah memiliki lapangan serta fasilitas untuk menjadi yang terbaik. Kecemasan
lain penunjang olahraga bola voli dan sangat berpengaruh terhadap jalannya
juga banyak orang yang memainkannya, pertandingan. Semua pemain harus
baik melalui klub olahraga maupun yang memiliki mental yang baik dalam
hanya sekedar memainkanya sebagai keadaan seperti apapun. Dalam suatu
hobi. Bola voli sudah menjadi aktivitas percakapan dengan salah satu pengurus
rutin di kalangan masyarakat Indonesia provinsi cabang olahraga. Peneliti
khususnya di kota-kota besar misalnya, mendapatkan suatu informasi bahwa
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, kecemasan sangat penting untuk dibahas
Makassar, Palembang dan kota-kota lain dan dinilai memiliki peranan yang cukup
di Indonesia. mengganggu jika muncul dalam suatu
Cabang olahraga bola voli telah pertandingan, khususnya saat poin-poin
berkembang pesat khususnya dalam genting. Hal ini dapat menyebabkan
pembinaan olahraga prestasi, hal ini di hasil pertandingan tidak seperti apa yang
buktikan bahwa telah banyak Pusat diinginkan. Gangguan seperti ini
Pelatihan Olahraga Pelajar di daerah- harusnya tidak muncul dan dapat
daerah seluruh Indonesia atau biasa dikendalikan oleh atlet supaya
disingkat PPOP. Pembinaan atlet dari keberadaannya dapat terkontrol dengan
usia dini dianggap mampu memberikan baik. Berdasarkan pengalaman dalam
kontribusi positif terhadap ketersediaan pertandinganatau uji coba latihan sangat
regenerasi khususnya cabang olahraga besar dampaknya bagi perkembangan
bola voli. Terdapat beberapa PPOP yang mental atlet. Uji coba pertandingan
aktif mengikuti event-event skala menjadi salah satu cara untuk mengasah
nasional. Salah satunya adalah PPOP mental atlet ketika menghadapi
DKI Jakarta dan PPLPD Bogor. pertandingan yang sebenarnya.
Ilmu Psikologi adalah ilmu yang Kecemasan atlet dalam satu tim
mempelajari berbagai perilaku manusia khususnya cabang olahraga beregu akan
secara menyeluruh. Psikologi sangat berdampak terhadap hasil pertandingan.
penting peranannya dalam kehidupan Kecemasan yang dimiliki oleh masing-
atlet. Kondisi psikis ini biasa disebut masing atlet didalam satu tim pastinya
Mental. Dalam hal ini Mental memiliki derajat yang berbeda.
pertandingan sangat menentukan Hal lain yang tidak kalah penting
bagaimana berjalannya suatu adalah aspek fisiologi tubuh, yaitu
pertandingan. Pada situasi kompetisi, kapasitas vital paru-paru dan suhu tubuh.
kecemasan yang harus ada sebelum Pada cabang olahraga bola voli termasuk
bertanding adalah kecemasan dalam ke dalam respirasi aerob dimana kadar
batas normal, yaitu sebagai suatu O2 sangat mempengaruhi dari sistem
kesiapan mental atlet untuk menghadapi energi itu sendiri, kapasitas vital paru-
pertandingan. Apabila atlet dihinggapi paru yang baik akan memberikan efek
rasa cemas yang tinggi dalam kepada atlet memiliki daya tahan paru
menghadapi pertandingan maka strategi, dengan baik. Sehingga tidak memiliki
taktik dan teknik yang telah dipersiapkan gangguan yang berarti saat pertandingan
139

berlangsung secara rally yang panjang secara jelas (intangible) dan sukar untuk
jika atlet tersebut memiliki kapasitas diteliti secara ilmiah serta untuk
vital paru-paru yang baik. Sangat jarang mengekspresikannya dalam kata-kata.
pelatih-pelatih bola voli memikirkan Emosi sangat penting dalam aktivitas
atau melakukan tes terhadap kapasitas olahraga. Kecemasan adalah rasa
vital paru-paru ini. Setelah melakukan khawatir, takut yang tidak jelas
wawancara ke beberapa pelatih bola sebabnya. Kecemasan merupakan
voli, kebanyakan dari pelatih menjawab kekuatan yang besar untuk
memprioritaskan terhadap teknik-teknik menggerakkan tingkah laku baik tingkah
dasar serta strategi tim dalam meraih laku normal maupun tingkah laku yang
kemenangan. Namun, sebenarnya menyimpang, yang terganggu dan
terdapat satu aspek lagi yang harusnya kedua-duanya merupakan pernyataan,
menjadi poin penting dalam olahraga penampilan, penjelmaan, dari pertahanan
prestasi yaitu aspek kesehatan, dalam hal terhadap kecemasan.
ini penulis memfokuskan pada kapasitas Freud juga mengemukakan
vital paru-paru dan suhu tubuh atlet . bahwa adanya tiga macam kecemasan,
Sama halnya seperti kapasitas vital yaitu:
paru-paru, suhu tubuh bahwa kondisi a) Kecemasan Realistis,
suhu tubuh mengalami perubahan yang kecemasan ini bersumber dari
drastis saat pertandingan. Baik hal objektif/ kecemasan nyata,
mengalami penurunan ataupun yang juga disebut takut.
peningkatan suhu tubuh. Kebanyakan b) Kecemasan Neurotis,
atlet mengalami keringat dingin kecemasan yang tidak
menjelang kejuaraan-kejuaraan, memperlihatkan sebab dan ciri-
sehingga suhu tubuhnya menjadi turun ciri khas yang objektif.
dari keadaan normal. Situasi seperti ini c) Kecemasan Moral atau
sering terjadi. Bahkan hampir semua Perasaan Berdosa, kecemasan
atlet pernah dan selalu mengalami hal moral merupakan kecemasan
ini. Gangguan seperti ini yang harusnya sebagai akibat dari adanya
tidak muncul dalam situasi kompetisi. keinginan yang tertahan oleh
Kondisi suhu tubuh dan kapasitas vital hati nurani. Kecemasan moral
paru-paru atlet seperti yang telah adalah kecemasan kata hati.
dijabarkan diatas dalam satu tim
tentunya memiliki perbedaan satu a. Pokok-Pokok Teori Freud Mengenai
dengan yang lainnya. Kepribadian
Peneliti ingin mengetahui Teori Freud mengenai
bagaimana kondisi kapasitas vital paru- kepribadian dapat diikhtisari dalam
paru dan suhu tubuh atlet pada saat langka struktur, dinamika dan
kecemasan itu muncul dalam rentang perkembangan kepribadian.
waktu saat menjelang hari pelaksanaan 1. Struktur Kepribadian
pertandingan. Dimana akan diadakan (Personality)
survei kepada atlet-atlet sebelum Struktur Personality dibagi
pertandingan dengan objek penelitian menjadi tiga tingkatan yang
atlet cabang olahraga bola voli PPOP terpisah, namun saling
DKI Jakarta dan PPLPD Bogor. berhubungan sebagai berikut:
a) Inti (Psychological Core)
Kecemasan Atlet Sebelum Bertanding
b) Respons yang Khas
Emosi merupakan suatu fenomena
(Typical Responses)
internal yang tidak dapat dinyatakan
140

c) Tingkah Laku d. Faktor Ekstrinsik (sumber dari luar)


Berhubungan dengan Peran 1) Munculnya rangsangan dari luar
b. Jenis-Jenis Anxiety berupa tuntutan dan harapan
Berdasarkan jenisnya, anxiety sehingga membuat keraguan pada
dibagi menjadi dua macam, yaitu atlet.
state anxiety dan trait anxiety. 2) Pengaruh massa atau supporter.
a) State Anxiety 3) Saingan atau lawan-lawan dalam
State Anxiety adalah keadaan pertandingan.
emosional yang terjadi 4) Sikap pelatih terhadap atletnya.
mandadak/ pada waktu 5) Hal-hal non teknis lainnya,
tertentu yang ditandai dengan seperti kondisi lapangan, cuaca
kecemasan, takut, tegang, dan yang tidak bersahabat, dan lain-
biasanya kecemasan ini terjadi lain.
saat menjelang pertandingan e. Gejala Anxiety
b) Trait Anxiety Para ahli menjelaskan bahwa
Trait Anxiety adalah rasa kecemasan mengakibatkan
cemas yang merupakan sifat gangguan. Gejala anxiety
pribadi/ bawaan (sifat bermacam-macam dan
pencemas). Menurut Gunarsa, kompleksitasnya, tetapi dapat
trait anxiety adalah suatu dikenali. Berikut gejala-gejala
predisposisi untuk apabila atlet mengalami anxiety:
mempersepsikan situasi a) Individu cenderung terus-
lingkungan yang mengancam menerus merasa khawatir
dirinya. akan keadaan yang buruk,
yang akan menimpa dirinya/
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang lain yang dikenalnya
Kecemasan dengan baik.
Faktor Instrinsik b) Biasanya cenderung tidak
1) Atlet terlalu terpaku pada sabar, muda tersinggung,
kemampuan teknisnya. sering mengeluh, sulit
Akibatnya, di dominasi oleh berkonsentrasi, dan mudah
pikiran-pikiran yang terlalu terganggu tidurnya atau
membebani, seperti komitmen mengalami kesulitan tidur.
yang berlebihan bahwa harus c) Sering berkeringat
bermain sangat baik. berlebihan walaupun udara
2) Muncul pikiran-pikiran tidak panas dan bukan
negatif, seperti ketakutan akan sedang aktivitas fisik,
dicemooh oleh penonton jika jantung berdegup cepat,
tidak memperlihatkan tangan dan kaki terasa
penampilan yang baik. dingin, mengalami gangguan
3) Alam pikiran atlet akan sangat pencernaan, mulut dan
dipengaruhi oleh kepuasaan tenggorokan terasa kering,
yang secara subjektif tampak pucat, gemetar, sesak
dirasakan di dalam dirinya. napas, percepatan nadi dan
detak jantung, mual, muntah,
diare.
141

Bagan berikut memperlihatkan e) Meditation


hubungan antara kecemasan dengan Sebaiknya dilakukan di dalam
pertandingan: ruang tertutup, tenang dan bebas
dari segala kemungkinan
gangguan.
Kapasitas Vital Paru-paru. Menurut
Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati
pada hakikatnya bernafas adalah proses
memasukkan udara pernafasan dari
udara bebas ke dalam tubuh serta
mengeluarkan gas sisa ke udara bebas.
Proses pemasukkan udara pernafasan ini
dikenal dengan inspirasi, sedangkan
Gambar 1. Hubungan antara kecemasan dengan pengeluarannya dikenal dengan
performa atlet ekspirasi. Paru-paru mempunyai
kesanggupan untuk menampung udara
didalamnya yang disebut kapasitas paru-
paru.
1. Aspek-aspek Kapasitas Paru-Paru
a. Pengertian udara tidal adalah
volume pernapasan biasa oleh
paru-paru setiap sekali bernapas
(350 – 500 ml).
b. Pengertian volume cadangan
inspirasi (udara komplementer)
Gambar 2. Hubungan tingkat kecemasan dengan
pertandingan
adalah volume udara yang dapat
dihirup setelah inspirasi biasa.
c. Pengertian volume cadanga
a. Teknik-Teknik Mengurangi ekspirasi (udara suplementer)
Kepekaan Terhadap Ketegangan/ adalah volume udara maksimal
Kecemasan yang dapat dihembuskan setelah
a) Teknik Yacobson inspirasi biasa (kira-kira 1300 ml).
Teknik mengurangi arti d. Pengertian udara residu adalah
pentingnya pertandingan dalam volume udara yang tersisa setelah
benak atlet, mengurangi inspirasi maksimal.
ancaman hukuman-hukuman e. Kapasitas vital (VC) adalah jumlah
bagi atlet apabila ia gagal. udara maksimum yang dapat
b) Teknik Progressive muscle dari dikeluarkan seseorang dari paru
Yacobson setelah terlebih dahulu mengisi
Apabila seseorang dapat paru secara maksimum dan
mengontrol sistem otot-ototnya kemudian mengeluarkan sebanyak-
dan ketegangannya berkurang, banyaknya (kira-kira 4600
maka ia dapat pula mengontrol mililiter).
emosinya. 2. Pentingnya Kapasitas Paru-paru bagi
c) Teknik Autogenic Relaxation Atlet
d) Latihan Pernapasan Kapasitas paru-paru merupakan suatu
Prinsipnya lakukan inhalasi yang modal dasar atlet untuk mencapai
dalam dan pelan, tujuan prestasinya. Kapasitas vital
142

paru-paru sangat penting untuk atlet,


karena jika kapasitas ini tidak baik
kondisinya maka atlet tidak memiliki
pasokan cadangan energi dalam hal
ini O2 yang terdapat di dalam tubuh,
dan kemudian akan diproses menjadi
tenaga. Karena kapasitas vital paru-
paru merupakan cadangan pasokan
inspirasi maksimal dan ekspirasi Gambar 4. Alat Ukur Spirometer Digital
maksimal inilah akan berguna dalam
masa kompetisi yang memerlukan Suhu Tubuh. Suhu tubuh adalah
energi yang banyak untuk ukuran dari kemampuan tubuh dalam
mempertahankan stamina yang menghasilkan dan menyingkirkan hawa
dimiliki atlet. panas. Memahami suhu tubuh sangatlah
penting untuk mengetahui gejala-gejala
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anda terserang penyakit serius. Suatu
Kapasitas Vital Paru-paru ukuran dingin atau panasnya keadaan
a. Usia atau sesuatu lainnya. Satuan ukur dari
b. Jenis kelamin temperatur yang banyak digunakan di
c. Berat dan Tinggi Badan Indonesia adalah oC. Sementara satuan
d. Riwayat Penyakit ukur yang banyak digunakan di luar
e. Kebiasaan Merokok negeri adalah derajat Fahreinheit.
f. Kebiasaan olahraga Definisi temperatur adalah suatu ukuran
energi kinetik rata-rata dari suatu
4. Alat Ukur molekul. Jika temperatur tinggi maka
Spirometer merupakan suatu energi kinetik rata-rata pun akan besar.
alat sederhana yang digunakan untuk 1. Karakteristik Suhu Tubuh
mengukur volume udara dalam paru. a. Suhu tubuh rendah
Alat ini juga dapat digunakan untuk Suhu tubuh rendah bisa
mengukur volume statik dan volume disebut sebagai hipotermia.
dinamik paru. Volume statik terdiri Suhu tubuh yang terlalu rendah
atas volume tidal (VT), volume dapat mengancam jiwa karena
cadangan inspirasi (VCI), volume memperlambat sistem kerja
cadangan ekspirasi (VCE), volume saraf dan pernapasan, serta
residu (VR), kapasitas vital (KV), peredaran darah.
kapasitas vital paksa (KVP), kapasitas b. Suhu tubuh tinggi
residu fungsional (KRF) dan Hipertermia adalah
kapasitas paru total (KPT). kondisi ketika suhu tubuh
berada pada titik lebih dari 38,3
derajat Celcius. Hipertermia
terjadi ketika tubuh gagal
mengatur suhu sehingga suhu
tubuh pun terus meningkat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Suhu Tubuh
Gambar 3. Alat Ukur Spirometer Manual a. Usia
b. Stres
143

c. Lingkungan Koneksivitas Kecemasan dan Suhu


d. Perubahan suhu Tubuh

3. Alat Ukur Suhu Tubuh Kecemasan dan suhu tubuh erat


Berbagai cara bisa dilakukan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
untuk mengukur suhu tubuh. Anda kita. Berikut merupakan artikel yang
bisa menggunakan termometer membahas tentang kecemasan dan suhu
dengan beragam jenis sesuai tubuh.
kebutuhan. Anxiety is linked to body
a. Termometer telinga temperature changes in multiple
b. Termometer elektronik ways, and in some cases it's
c. Termometer dahi possible for a natural body
d. Termometer arteri temporal temperature change to create
e. Termometer sekali pakai significant anxiety. These hot
and cold symptoms can be
4. Penyebab Tidak Akuratnya frustrating, and when they
Termometer occur when you're trying to go
Terdapat beberapa faktor to sleep or otherwise be
yang umumnya tanpa disengaja comfortable, they can be very
sehingga dapat mengakibatkan disruptive. There are many
hasil pengukuran termometer issues that cause anxiety to lead
menjadi tidak akurat. to hot and cold symptoms. They
a. Tidak menggunakan include:
termometer pada bagian tubuh a. Vasoconstriction
yang tepat. b. Sweating
b. Terlalu cepat mengangkat c. Over-sensitivity
termometer dari tubuh.
c. Baterai termometer lemah atau Atlet Bola Voli. Atlet (sering pula dieja
mati. sebagai atlit; dari bahasa Yunani: athlos
d. Tidak mengikuti petunjuk yang berarti kontes) adalah olahragawan
penggunaan termometer yang yang berpartisipasi dalam suatu
baik dan benar. kompetisi olahraga kompetitif. Menurut
e. Mulut terbuka saat Machfud Irsyada, Permainan bola voli
pengambilan suhu tubuh adalah olahraga beregu. Setiap regu
secara oral. berada pada petak lapangan permainan
f. Pengambilan suhu tubuh masing-masing dengan dibatasi oleh net.
dalam kurun waktu satu jam 1. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
setelah olahraga berat atau a. Servis
setelah mandi air panas. Servis merupakan suatu upaya
memasukan bola ke daerah lawan
dengan cara memukul bola
menggunakan satu tangan, oleh
pemain baris belakang, yang
dilakukan di daerah servis.
Jenis-jenis servis:
a) Underhand service (servis bawah)
b) Overhead service (servis atas)
Gambar 5. Alat Ukur Termometer
144

b. Passing Seorang atlet yang


Passing adalah mengoprasikan mengalami kecemasan memiliki
bola kepada teman sendiri dalam gejala-gejala tidak karuan bahkan
satu regu dengan suatu teknik orang tersebut sulit untuk
tertentu sebagai langkah awal mengontrolnya. Gejala itu
untuk menyusun pola serangan diantaranya individu cenderung
kepada regu lawan. terus-menerus merasa khawatir,
Jenis – jenis passing: biasanya cenderung tidak sabar,
1. Passing bawah mudah tersinggung, sering
2. Passing atas mengeluh, sulit
berkonsentrasi,sering berkeringat
c. Spike berlebihan, jantung berdegup cepat,
Spike merupakan pukulan bola tangan dan kaki terasa dingin,
yang keras/ pelan, sebagai bagian mengalami gangguan pencernaan,
dari sebuah serangan dalam mulut dan tenggorokan terasa
permainan, dengan tujuan untuk kering, tampak pucat, gemetar,
mematikan lawan & mendapatkan sesak napas, percepatan nadi dan
poin. detak jantung, mual, muntah, diare.
Dalam hal ini peneliti ingin
d. Block menitikberatkan gejala kecemasan
Block adalah suatu upaya dari yaitu mengalami sesak napas. Hal
pemain dekat net (garis depan) ini tentunya merupakan gangguan
untuk menutup arah datangnya terberat karena atlet akan sulit dalam
bola yang berasal dari daerah pendistribusian O2 di dalam
lawan, dengan cara melompat dan tubuhnya. Oleh karena itu, peneliti
meraih ketinggian jangkauan yang ingin mengetahui bagaimana
lebih tinggi di atas net. pengaruh yang terjadi antara
kapasitas vital paru-paru terhadap
1. Pengaruh Kapasitas Vital Paru- kecemasan atlet sebelum bertanding.
paru Terhadap Kecemasan Atlet
Sebelum Bertanding. 2. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap
Kecemasan merupakan salah Kecemasan Atlet Sebelum
satu aspek dari rumpun ilmu Bertanding.
Psikologi. Dimana kecemasan Kecemasan merupakan suatu
mampu memberikan beberapa gejala atau suatu keadaan yang tidak
dampak bagi pelaku, khususnya atlet dapat dihindarkan dalam kehidupan
dalam bidang keolahragaan. keolahragaan. Terutama dalam suatu
Dampak tersebut inilah yang pertandingan, terdapat banyak sekali
dikhawatirkan cenderung memiliki kondisi yang dapat membuat
dampak negatif daripada dampak seseorang mengalami kecemasan.
positifnya. Karena sesuai dengan Pentingnya pengolahan kecemasan
teori interved U atau teori U tebalik atlet sebelum bertanding merupakan
kondisi kecemasan harus dalam sebagai penentu dari keberhasilan
kondisi normal tidak dalam kondisi atlet dalam meraih prestasi
yang tinggi ataupun terlalu rendah. tertingginya.
Hal ini berpengaruh terhadap peak Suhu tubuh juga merupakan
performance atlet itu sendiri. aspek penting di dalam tubuh yang
terkadang bagi beberapa atlet
145

memiliki perubahan yang drastis. dialaminya serta menjadikannya


Misalnya pada saat malam ketika sebagai tingkat kewaspadaan
keesokan harinya akan bertanding, terhadap lawan bertanding.
banyak atlet yang mengalami Kecemasan atlet biasanya semakin
penurunan atau kenaikan suhu menjadi-jadi ketika mendekati hari
tubuh. Kemudian saat sampai di pelaksanaan pertandingan. Strategi
venue pertandingan, hal ini masih dan taktik yang telah dipersiapkan
terjadi bagi beberapa atlet. Dengan dengan matang dapat terganggu
kondisi suhu tubuh yang berubah- dengan adanya hal ini.
ubah tentunya akan menggangu dari Selain struktur psikis yang
performa atlet itu sendiri. harus diperhatikan, unsur fisiologis
Dalam beberapa penelitian tubuh juga sangat penting
menyebutkan bahwa suhu tubuh dan peranannya guna mencapai
kecemasan memiliki hubungan satu kesuksesan meraih prestasi tertinggi.
sama lain. Cepat Panas, Dingin dan Dalam hal ini peneliti mengambil
kecemasan dikaitkan dengan variabel kapasitas vital paru-paru
perubahan suhu tubuh dengan dan suhu tubuh dikaitkan dengan
berbagai cara, dan dalam beberapa kecemasan atlet sebelum bertanding.
kasus mungkin terjadi perubahan Kedua aspek ini merupakan aspek
suhu tubuh alami untuk penting dalam tubuh atlet.
menciptakan kecemasan yang
signifikan. Namun, dalam beberapa METODE
kasus keduanya memiliki hubungan Metode penelitian yang digunakan
yang tidak terlalu besar. dalam penelitian ini adalah deskriptif,
Atas dasar penjelasan diatas dengan teknik survei. Instrumen
peneliti ingin mengetahui Penelitian adalah suatu alat yang
bagaimana pengaruh yang terjadi digunakan mengukur fenomena alam
antara suhu tubuh terhadap maupun sosial yang diamati. Secara
kesemasan atlet sebelum bertanding. spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.
3. Pengaruh Kapasitas Vital Paru- 1. Kecemasan Sebelum
paru dan Suhu Tubuh Secara Bertanding
Bersama-sama Terhadap Instrumen Penelitian dalam
Kecemasan Atlet Sebelum variabel Kecemasan adalah
Bertanding. SCAT (Sport Competition
Kecemasan merupakan salah Anxiety Test). Berikut
satu aspek dari rumpun ilmu merupakan penjelasan tentang
Psikologi. Dimana kecemasan Instrumen Penelitian SCAT.
mampu memberikan beberapa 2. Kapasitas Vital Paru-paru
dampak bagi pelaku, khususnya atlet Instrumen Penelitian
dalam bidang keolahragaan. dalam variabel Kapasitas Vital
Kecemasan sangat sulit dihindarkan Paru-paru adalah Spirometer.
dalam kehidupan manusia. Berikut merupakan cara
Kecemasan juga memiliki dampak penggunaan Instrumen
positif dan negatif terhadap individu Penelitian Spirometer.
yang mengalaminya. Dalam situasi 3. Suhu Tubuh
kompetitif seorang atlet harus Instrumen Penelitian
mampu mengatasi kecemasan yang dalam variabel Suhu Tubuh
146

adalah Termometer.Berikut Tabel 2. Distribusi Frekuensi


merupakan instrumen variabel Kapasitas Vital Paru-Paru
suhu tubuh.
Frekuensi
Teknik pengumpulan data pada Kelas Titik
No.
Interval Tengah
penelitian ini diawali dengan tes A R
kapasitas vital paru-paru dan suhu tubuh
yang dilakukan sebelum bertanding. 1 1900 – 2195 2047,5 5 39 %
Bersamaan dengan hal diatas akan ada
2 2196 – 2491 3441,5 5 39 %
pengisian angket oleh atlet.
3 2492 – 2787 2639,5 1 7%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dekripsi data pada penelitian ini 4 2788 – 3083 2935,5 2 15 %
dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran mengenai penyebaran data Jumlah 13 100%
meliputi nilai tertinggi, nilai terendah,
rata-rata, simpangan baku, varian, 2. Variabel Suhu Tubuh
distribusi frekuensi, serta histogram dari Data hasil pengukuran Suhu
masing-masing variabel X1,X2 maupun Tubuh (X2), diperoleh rentang 31 sampai
Y. Berikut data lengkapnya: 37 dengan rata-rata 34,615. Selain itu,
Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian diperoleh pula simpangan baku sebesar
2,869dan varian sebesar 8,23076.
Kapasitas Suhu Berikut ini disajikan mengenai tabel
Kecemasan
Variabel Vital Paru- Tubuh
0 Atlet frekuensi dan grafik diagram batang data
Paru (cc) ( C)
Nilai Suhu Tubuh.
3080 37 21 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Suhu
Tertinggi
Nilai
1900 31 10
Tubuh
Terendah
No Kelas Titik Frekuensi
Rata-rata 2384,615 34,615 16,308
. Interval Tengah A R
Simpangan
356,992 1,805 2,869
Baku 1 30 – 31 30,5 1 8
Varians 127443,58 3,256 8,23076
2 32 – 33 32,5 2 15
1. Variabel Kapasitas Vital Paru –
3 34 – 35 34,5 6 46
Paru
Data hasil pengukuran kapasitas 4 36 – 37 36,5 4 31
vital paru-paru (X1), diperoleh rentang
1900 sampai 3080 dengan rata- Jumlah 13 100%
rata2384,615. Selain itu, diperoleh pula
simpangan baku sebesar 356,992 dan 3. Variabel Kecemasan Atlet
varian sebesar 127443,58. Data hasil pengukuran
Berikut ini disajikan mengenai Kecemasan Atlet(Y), diperoleh
frekuensi dan grafik diagram batang data rentang10 sampai 21 dengan rata-rata
kapasitas vital paru-paru. 16,308. Selain itu, diperoleh pula
simpangan baku sebesar 2,869dan varian
sebesar 8,23076. Berikut ini disajikan
mengenai tabel frekuensi dan grafik
diagram batang data Kecemasan Atlet.
147

Tabel 4. Distribusi Frekuensi koefisien korelasi RX1Y0,439 tidak


Kecemasan Atlet berarti.
Frekuensi 2. Pengaruh Suhu Tubuh terhadap
Kelas Titik
No.
Interval Tengah
Kecemasan Atlet Sebelum
A R Bertanding
Pengaruh suhu tubuh terhadap
1 9 – 12 10,5 2 15% kecemasan atlet sebelum bertanding
dinyatakan oleh persamaan regresi Y =
2 13 – 16 14,5 3 23% 80,11675 + 0,602335 X2artinya
kecemasan atlet dapat diketahui atau
3 17 – 20 18,5 7 54% diperkirakan terhadap persamaan regresi
tersebut jika variabel dari suhu tubuh
4 21 – 24 22,5 1 8% diketahui.
Hubungan suhu tubuh terhadap
Jumlah 13 100% kecemasan atlet ditunjukkan terhadap
koefisien korelasi RX2Y = 0,60.
Koefisien korelasi tersebut harus diuji
1. Pengaruh Kapasitas Vital Paru – terlebih dahulu mengenai keberartiannya
Paru terhadap Kecemasan Atlet sebelum digunakan untuk mengambil
Sebelum Bertanding kesimpulan. Hasil uji koefisien korelasi
Pengaruh kapasitas vital paru- tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut
paru terhadap kecemasan atlet sebelum ini:
bertanding dinyatakan oleh persamaan Tabel 6. Uji Keberartian Koefesien
regresi Y = 28,00875 + 0,43 X1 artinya Korelasi X2 terhadap Y
kecemasan atlet dapat diketahui atau
diperkirakan terhadap persamaan regresi Koefisien t hitung t tabel
Korelasi
tersebut jika variabel dari kapasitas vital
paru-paru diketahui. 0,60 2,487 1,79
Hubungan kapasitas vital paru-
paru terhadap kecemasan atlet
ditunjukkan terhadap koefisien korelasi Uji keberartian koefisien korelasi
hitung
RX1Y = 0,439. Koefisien korelasi diatas dapat terlihat bahwa t 2,487
tabel
tersebut harus diuji terlebih dahulu lebih besar dari t 1,79 berarti
mengenai keberartiannya sebelum koefisien korelasi RX2Y 2,487 berarti.
digunakan untuk mengambil
kesimpulan. Hasil uji koefisien korelasi 3. Pengaruh Kapasitas Vital Paru –
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut Paru dan Suhu Tubuh Secara
ini: Bersama – sama terhadap
Tabel 5. Uji Keberartian Koefesien Kecemasan Atlet Sebelum
Korelasi X1 terhadap Y Bertanding

Koefisien t hitung t tabel Pengaruh kapasitas vital paru-paru


Korelasi dan suhu tubuhterhadap kecemasan atlet
sebelum bertanding dinyatakan oleh
0,439 1,620 1,79 persamaan regresi𝑌 = 11 + 0,223 X1+
0,557X2artinya kecemasan atlet dapat
Uji keberartian koefisien korelasi diketahui atau diperkirakan terhadap
hitung
diatas dapat terlihat bahwa t 1,620 persamaan regresi tersebut jika variabel
tabel
lebih kecil dari t 1,79 berarti
148

dari kapasitas vital paru-paru dan suhu kecemasan atlet sebelum bertanding
tubuhdiketahui. dengan persamaan garis regresi linier 𝑌
Hubungan kapasitas vital paru- = 11 + 0,223 X1 + 0,557 X2, koefisien
paru dan suhu tubuhterhadap kecemasan korelasi ganda (ry1-2) = 0,6791 dan
atlet ditunjukkan terhadap koefisien koefisien determinasi (ry1-22) = 0,45,
korelasi Ry1-2=0,6791. Koefisien korelasi yang berarti bahwa variabel kapasitas
tersebut harus diuji terlebih dahulu vital paru-paru dan suhu tubuh dan
mengenai keberartiannya sebelum kecemasan atlet sebelum bertanding
digunakan untuk mengambil secara bersama-sama mempengaruhi
kesimpulan. Hasil uji koefisien korelasi sebesar 45%.
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut
PENUTUP
ini:
Tabel 7. Uji Keberartian Korelasi X1 Kesimpulan. Berdasarkan masalah yang
dan X2 terhadap Y dikemukakan serta di dukung oleh
deskripsi teori dan kerangka berpikir
Koefisien Fhitung Ftabel serta analisis data, maka hasil tersebut
Korelasi
dapat disimpulkan bahwa :
0,6791 4,2794 3,98 1. Tidak terdapat pengaruh antara
kapasitas vital paru-paru dengan
Uji keberartian koefisien korelasi kecemasan atlet sebelum
diatas dapat terlihat bahwa f
hitung
4,2794 bertanding pada atlet bola voli
tabel PPOP DKI Jakarta dan PPLPD
lebih besar dariff 3,98 berarti
Bogor.
koefisien korelasi Ry12=0,6791 berarti.
2. Terdapat pengaruh antara suhu
PEMBAHASAN tubuh dengan kecemasan atlet
Hasil penelitian menunjukan: sebelum bertanding pada atlet
pertama, kapasitas vital paru-paru tidak bola voli PPOP DKI Jakarta dan
berpengaruh terhadap kecemasan atlet PPLPD Bogor.
sebelum bertanding dengan persamaan 3. Terdapat pengaruh kapasitas vital
garis regresi linier Y = 28,00875 + 0,43 dan suhu tubuh secara bersama-
X1, koefisien korelasi (rX1Y) = 0,439 dan sama terhadap kecemasan atlet
koefisien determinasi (rX1Y2) = sebelum bertanding pada atlet
0,192721, yang berarti variabel kapasitas bola voli PPOP DKI Jakarta dan
vital paru-paru memberikan pengaruh PPLPD Bogor.
terhadap kecemasan atlet sebelum
bertanding hanya sebesar 19,2721%. Saran. Dari hasil penelitian ini, peneliti
Kedua, suhu tubuh berpengaruh ingin menyampaikan saran-saran sebagai
terhadap kecemasan atlet sebelum berikut :
bertanding dengan persamaan garis 1. Kepada Atlet Bola Voli PPOP
regresi linier Y = 80,11675 + 0,602335 DKI Jakarta dan PPLPD Bogor
X2, koefisien korelasi (rX2Y) = 0,60 dan sebaiknya melakukan latihan
koefisien determinasi (rX2Y2) = 0,36, untuk meningkatkan kapasitas
yang berarti variabel suhu tubuh paru-paru demi menunjang
memeberikan pengaruh terhadap prestasi yang lebih baik lagi.
kecemasan atlet sebelum bertanding 2. Kepada Atlet Bola Voli PPOP
sebesar 36%. DKI Jakarta dan PPLPD Bogor
Ketiga, kapasitas vital paru-paru sebaiknya terus melakukan
dan suhu tubuh berpengaruh terhadap pendampingan dari segi psikologi
supaya dapat mengelola
149

kecemasan sebelum bertanding Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif


dengan lebih baik lagi. Kualitatif dan R & D. Bandung:
3. Kepada Atlet Bola Voli PPOP Alfabeta, 2011.
DKI Jakarta dan PPLPD Bogor Suprapto, Metodologi Penelitian Ilmu
sebaiknya dapat mengendalikan Pendidikan dan Imu
kondisi tubuh supaya mencapai Pengetahuan Sosial. Jakarta:
peak performance. CAPS, 2013.
Sumadi Surya Barata, Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Kepribadian. Jakarta: PT. Raja
Anas Sujiono, Pengantar Statistika Grafindo Persada, 2002).
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar
Grafindo Persada, 2003. Psikologi Abnormal. Bandung:
Apta Mylsidayu, Psikologi Olahraga. Reflika Aditama, 2007.
Jakarta: Bumi Aksara, 2015. www. Wikipedia.com diakses pada
Arie S. Sutopodan Alma Permana tanggal 17 Oktober 2016.
Lestari W, Buku Penuntun RyanRivera,(http://calmclinic.com/anxie
Praktikum Ilmu Faal Dasar. ty/symptoms/body-temperature)
Jakarta: UNJ, 2001. diakses pada tanggal 20 Januari
Bekti Prasetyo, Pengaruh Latihan 2018.
Mental Untuk Menurunkan Dehidrasi(https://en.wikipedia.org/wiki/
Kecemasan Atlet Pertamina Dehydration) diakses pada
Soccer School Usia 16 Tahun. tanggal 20 Januari 2018.
Jakarta: FIK UNJ, 2015. http://webclearinghouse.net/volume/2/RI
Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain TTER-HandTemper.phpdiakses
Bola Volley. Bandung: Pionir pada tanggal 2 Februari 2018.
Jaya, 2003.
Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran
Edisi 11. Jakarta: EGC, 2007.
Gunarso, Psikologi Perkembangan.
Bandung: Grafindo, 2003.
H.J.S Husdarta, Psikologi Olahraga.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Joseph Tramontana, Hipnosis dalam
Psikologi Olahraga. Jakarta PT.
Indeks, 2012.
Nurdin Riyanto, Panas dan Suhu Tubuh
Manusia. Bandung: Remaja
Karier, 2009.
Rainners Martens, And Robin S Vealey.
Competitive Anxiety in Sport
United States Of America:
Anxiety Competitive, 1977.
Saptorinin, Penelitian Suhu Tubuh
Manusia. Palembang: 2008.
Sarsinta, Belajar Biologi. Makassar:
2008.

Anda mungkin juga menyukai