Anda di halaman 1dari 6

H

H
H
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat belajar serta keterampilan,
termasuk menggunakan kemampuan dan potensi, melalui proses pembelajaran dan
pelatihan. Agar hidup lebih bermakna dan bermartabat. Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1, menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Dengan undang-undang tersebut, seluruh komponen sekolah terutama guru
wajib menciptakan suasana dan kondisi yang mendukung proses belajar. Salah satu
kemampuan yang dibutuhkan untuk mendukung proses belajar adalah
mempersiapkan, merancang dan memanfaatkan serta menggunakan berbagai
macam media untuk kepentingan proses pembelajaran. Dijelaskan pula oleh
Mangunwijaya (2004: 11), tugas pendidikan atau sekolah adalah menghantar dan
membantu peserta didik untuk mengenali dan menumbuhkembangkan potensi-
potensi diri. Agar mampu menjadi manusia muda yang mandiri, dewasa, merdeka,
sekaligus peduli atau solider dengan sesame manusia lain di dalam upaya meraih
jati diri dan citra diri yang harmonis dan integral. PP RI No. 19 Tahun 2005
tentanng Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19 ayat 1, menyatakan bahwa
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk berprakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa”.
Guru merupakan aktor utama dalam pendidikan, memiliki peranan yang sangat
penting di dalam dunia pemdidikan, terutama dalam melaksanakan dan merancang
pembelajaran yang menarik dan efektif. Pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan memungkinkan bertumbuh-kembangnya kreativitas, potensi,
terbentuknya karakter dan keterampilan baru, serta dapat mengatasi permasalahan
dalam belajar (problem solving). Karena dalam proses pembelajaran terjadi
“transfer” berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi
kehidupan.
Peranan guru tidak hanya menyampaikan pesan dan informasi atau pengetahuan
saja, tetapi juga mengkondisikan dan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan bermakna, sehingga menumbuhkembangkan keterampilan
dalam diri peserta didik. Keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran
bukan semata-mata tergantung pada guru, tetapi juga keterlibatan secara aktif dari
siswa. Lebih lanjut Mangunwijaya (2004) menjelaskan pentingnya menciptakan
suasana belajar yang saling membantu, saling membangun, dan saling mendidik
antara siswa dengan siswa, agar terjadi interaksi pedagogis dan sharring
knowledge yang harmonis, termasuk penggunaan dan pemanfaatan media atau
sumber belajar serta metode pembelajaran variatif. Dengan begitu pembelajaran
yang efektif dan bermanfaat bagi siswa terwujud secara maksimal.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat telah
menyebabkan berbagai perubahan dan pembaharuan dalam segala bidang
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Perubahan tersebut diantaranya
membentuk dan mengatur kembali pola kerja, pola pikir, dan mendorong
tumbuhnya telecommunity. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap kegiatan manusia, serta menawarkan sejumlah alternatif pemecahan
masalah belajar dan pembelajaran (problem solving).
Teknologi informasi pun dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
pengolahan data secara cepat dalam volume besar, termasuk memproses,
menyusun, memanipulasi, dan menyimpan data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, relevan, akurat dan tepat waktu. TIK
dapat diartikan sebagai berbagai peralatan yang digunakan untuk
mengkomunikasikan, mengelola, menyebarkan, dan menyimpan informasi.
Teknologi ini termasuk komputer, internet, penyiaran (radio dan televise) serta
telepon. Peran TIK memberikan peluang untuk mendapatkan dan mengelola
informasi bagi kehidupan pribadi seperti informais tentang pengetahuan, dan
referensi untuk mempermudah belajar, serta berkomunikasi dengan biaya murah
seperti fasilitas e-mail, dan skype bisa dipergunakan dengan mudah di Internet.
TIK pun berperan dalam menunjang tiga pilar kebijakan pendidikan, yaitu: (1)
Perluasan dan pemerataan pendidikan, (2) Peningkatan mutu, (3) Penguatan mutu,
relevansi dan daya saing, (4) Penguatan tata kelola akuntabilitas dan citra publik
pendidikan. Oleh karena itu pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan, sudah
menjadi keharusan bagi sekolah baik swasta maupun negeri. TIK memiliki potensi
yang sangat besar dalam mengembangkan ketrampilan berkomunikasi,
peningkatan efektivitas pembelajaran, memperluas kesempatan belajar dan
memfasilitasi pembentukan ketrampilan (skills) serta belajar mandiri. Pemanfaatan
TIK dikelompokkan menjadi 4 karakteristik di dalam upaya pengembangan
sekolah, yaitu emerging, applying, infusing/integrating, dan transforming.
Pemanfaatan TIK merupakan “seni”, inovatif, kreatif, dan kolaboratif yang
melibatkan semua pihak. Dengan kata lain pemanfaatan TIK dapat mengubah
praktek rutinitas sekolah, belajar menjadi menyenangkan dan menarik, serta siswa
menjadi antusias mengembangkan potensi dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam kehidupan serta belajar sepanjang hayat dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai