Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

oleh: Richardo Gustin (6101901007)


Maria Margaretha W (6101901030)

Berdasarkan etimologinya, ​kewirausahaan dibagi menjadi dua kata yakni wira yang berarti
keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial. Sehingga
kewirausahaan atau yang sering disebut ​Entrepreneurship dapat diartikan sebagai keberanian
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Kewirausahaan secara
umum adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda
(inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

Di Indonesia sendiri, perkembangan kewirausahaan dapat dikatakan rendah karena persentase


penduduk yang melakukan kewirausahaan sekitar 3,1% sedangkan di berbagai negara maju
jumlah penduduk yang melakukan kewirausahaan di atas 14% dari total penduduknya.
Menurut ​Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pada tahun 2018 Indonesia berada di
peringkat 94 dari 137 negara berdasarkan tingkat kewirausahaannya. ​Berdasarkan kedua data
tersebut dapat disimpulkan bahwa negara kita sendiri masih tergolong baru dalam
perkembangan ​entrepreneurship ini. Padahal nyatanya kewirausahaan atau ​entrepreneurship
tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan perekonomian Indonesia
karena memiliki berbagai alasan. Diantaranya dapat memperluas lapangan pekerjaan serta
meningkatkan kreativitas dan kemampuan masyarakat dalam menyalurkan ide dan kreasinya,
masyarakat tidak bergantung kepada pemerintah seperti PNS, dan juga dapat menarik
investor negara asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia apabila kewirausahaan
tersebut berjalan dengan baik. Kewirausahaan juga dapat berpengaruh dalam bertambahnya
devisa negara karena omset dari usaha tersebut dapat menentukan pajak yang akan membantu
menambah pendapatan negara.

Salah satu kewirausahaan yang dapat dijadikan contoh adalah usaha katering yang dibuat
oleh brodibalo. Ia membuat usaha katering untuk membantu masyarakat yang ingin
memenuhi kebutuhan protein dengan kalori yang relatif rendah tetapi dengan rasa yang enak
dan makanannya juga termasuk makanan western yang banyak diminati oleh masyarakat
muda.

Alasan kenapa masih sedikit dari warga Negara Indonesia berani mengambil profesi sebagai
wirausaha adalah karena kurangnya inovasi dan kreativitas penduduk Negara Indonesia serta
adanya rasa cemas karena dianggap berwirausaha ini kurang menjanjikan dan memiliki
resiko yang besar. Jika dibiarkan terus-menerus maka kewirausahaan di Indonesia tidak akan
berkembang dan perekonomian indonesia akan lambat majunya.

Abad ke - 21 menjadi abad yang akan menjalani revolusi industri yang keempat, dimana
revolusi industri ini menekankan pada penggunaan teknologi informasi di berbagai bidang
secara maksimal. Revolusi industri 4.0 menggabungkan aspek fisik, biologi dan digital
seperti kecerdasan buatan dan internet yang mempengaruhi sebagian besar kehidupan
manusia. Hadirnya perkembangan industri 4.0 meningkatkan produktivitas dari suatu
perusahaan sebagai pekerjanya seperti Amazon, Uber, DHL, dan berbagai macam pabrik
produksi lainnya.

Indonesia sendiri juga mempersiapkan dirinya untuk memasuki era revolusi industri 4.0
dengan memfokuskan sektor industri terutama pada sektor industri makanan dan minuman,
sektor industri tekstil, sektor industri kimia, sektor industri otomotif, dan sektor industri
elektronik. Kelima sektor industri tersebut diharapkan menjadi penopang perekonomian
Indonesia agar kelak dapat mencapai peringkat 10 ekonomi dunia. Indonesia juga telah
mempersiapkan 10 hal prioritas untuk mendukung pelaksanaan revolusi industri 4.0 seperti
memperkuat industri hulu, merancang ulang zona industri, mengakomodasi standar-standar
keberlanjutan, memberdayakan UKM, meningkatkan infrastruktur digital, menarik investor
asing, meningkatkan sumber daya manusia, membangun ekosistem inovatif, memberikan
insentif untuk berinvestasi dalam teknologi, dan mengharmonisasi kebijakan yang berlaku.

Dalam mempersiapkan revolusi industri 4.0, entrepreneur berperan dalam mengembangkan


sektor industri dalam negeri agar dapat mendukung target pencapaian Indonesia nantinya,
selain itu para entrepreneur diharapkan untuk memberikan pelatihan bagi para pekerjanya
agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun pada kenyataannya, Indonesia masih memiliki kekurangan dalam berbagai aspek
terutama pada pengembangan SDM atau sumber daya manusia, sehingga dapat dikatakan
bahwa perkembangan revolusi industri 4.0 akan terhambat karena adanya berbagai teknologi
tidak dapat memastikan pertumbuhan industri yang baik tanpa diiringi oleh campur tangan
manusia. Jumlah SDM berkualitas di Indonesia kurang sehingga banyak perusahaan besar
mengundang tenaga kerja asing agar produksi perusahaan tersebut dapat terjamin. Selain itu
masih ada kendala berupa kendala digital, di mana kebanyakan daerah yang jauh dari kota
masih minim koneksi internet bahkan listrik yang menyebabkan perekonomian berhenti di
beberapa titik karena tidak bisa terhubung dari tempat yang jauh.

Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut, kami menyimpulkan bahwa Indonesia belum


cukup siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0, masih banyak masalah mayor yang belum
teratasi dengan baik, sehingga apabila hal ini dilanjutkan dapat menyebabkan masalah baru.

Sumber :
https://blog.ub.ac.id/mathilda/2016/09/11/perkembangan-wirausaha-di-indonesia/
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/pgsax3383-enggartiasto-ting
kat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah
https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/17/21013031/siapkah-indonesia-menghadapi-revol
usi-industri-40
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/bisnis/2020/01/25/sdm-berkualitas-di
-indonesia-kurang-paksa-perusahaan-besar-gunakan-tenaga-ahli-luar-negeri

Anda mungkin juga menyukai