"Penulis tua"
Gadis kecil itu hanya meringis, tersipu malu. Ah, satu lagi hal
menarik untuk orang berumur 80 tahun sepertiku: melihat
senyum manis yang tergambar dalam wajah cucuku, Alenia.
“Alenia coba menggambar kota dan gedung, Kek. Ini kota Alenia.”
masih dengan meringis Alenia menjawab pertanyaanku.
“Di sini, Kek. Kakek juga mau lihat sawah? Dari sini bisa lihat
sawah dan banyak lagi.” Ia berkata sambil menatap telepon
genggam di tangannya.
***
“Entahlah, aku masih belum tahu pastinya. Tapi aku ingin jadi
penulis, kau tahu? Menurutku penulis tumbuh sekaligus
membentuk kenangan.”
Suara itu…
1. Tema: Kehidupan
2. Tokoh dan penokohan:
-Aku sebagai kakek tua, digambarkan memiliki karakter yang
penyayang.
-Alenia sebagai cucu kakek, digambarkan memiliki karakter
periang.
3. Alur: Campuran (maju mundur)
4. Sudut pandang: orang pertama, ditandai dengan kata aku.
5. Latar:
-Latar tempat: rumah, taman, alun-alun, dan jembatan kembar.
-Latar waktu: pagi dan sore hari.
-Latar suasana: sunyi, ramai, dan gaduh.
6. Amanat: Jika menghabiskan hidup hanya dengan melihat layar
kotak yang bisa memuat segalanya, kita tidak akan tahu
bagaimana indahnya mengenang masa lalu yang begitu
menyenangkan pada usia muda tanpa kita mengetahui dunia
luar. Maka dari itu, manfaatkan masa muda dengan
memperbanyak kenangan-kenangan indah.
3. Nilai
Nilai yang terkandung dalam cerita pendek "Penulis Tua" adalah
nilai sosial. Dimana dalam cerita tersebut kita melihat bahwa
perkembangan zaman mengubah segala sesuatu yang ada. Mulai
dari suasana, lingkungan, dan sebagainya.
KESIMPULAN