(Perumahan Nangka Indah Perumahan Taman Nangka Indah No. E5, Jalan Nangka Utara,
Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Bali, 80231)
Disusun oleh :
Kelompok 1B
Data kasus yang kami ambil adalah rumah tinggal yang memiliki luas berkisar dengan 77m2.
Rumah tinggal yang ditempati berada di perumahan yang di sekitar juga terdapat rumah tinggal
orang lain yang berdekatan dengan lainnya. Tempat tinggal yang diambil memiliki 3 civitas
yang hidup di dalamnya yang dimana kondisi civitas normal. Civitas yang menempati
merupakan terdiri dari 2 mahasiswa dan 1 orang dewasa. Rumah tinggal I Wayan Suka Arsana
merupakan tempat tinggal yang memiliki luas 7.30 x 11.65m. Tempat tinggal yang memiliki
luas 7.30 x 11.65m. Dimana di dalam rumah terdiri dari 7 ruangan yang diantaranya. Ruang
tamu berukuran 373 x 730 cm, Ruang dapur berukuran 430 x 240 cm, Terdapat ruang kamar
mandi yang memiliki besaran berbeda dimana berukuran 160x130m dan 190x130m. Selain
kamar mandi terdapat juga perbedaan ukuran 3 kamar tidur diantaranya : 460x330 cm, 335x250
cm, dan yang terakhir yaitu 335x240 cm.
Eskternal interior merupakan segala pengaruh baik yang langsung dan tak langsung kepada
interior, yang berada di luar interior itu sendiri. Dalam hal ini ada pembahasan mengenai
intermal bangunan itu sendiri yang dimana perbedaan antara internal dengan eskternal interior
dimulai dengan pemahaman ruang lingkup interior itu sendiri. Internal interior merupakan
ruang lingkup pembentuk yang berada dalam bangunan. Eksternal interior dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berada di luar bangunan atau area properti. Dalam karakteristik
eksternal interior itu sendiri meliputi : lokasi kasus, lingkungan, serta studi site.
A. Lokasi Kasus
Lokasi yang akan kami teliti adalah sebuah rumah tinggal yang beralamatkan di
Perumahan Nangka Indah Perumahan Taman Nangka Indah No. E5, Jalan Nangka Utara,
Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Bali, 80231.
Di dekat rumah tinggal yang akan di analisis terdapatnya sebuah toko yang
Bernama Arya,s Mikro yang berada di depan jalan masuk perumahan.
3. KONDISI LINGKUNGAN
Kondisi lingkungan yang berada di sekitar dapat mempengaruhi system interior yang secara
tak langsung dapat mempengaruhi aspek psikologis dan fisiologis dari civitas atau pengguna
ruang tersebut. Kondisi dari lingkungan berpengaruh secara fisika dan kimiawi mempengaruhi
kondisi elemen pembentuk interior. Yang dimana kondisi lingkungan dapat dibagi menjadi :
Matahari dan kelembaban udara, Angin, Suara dan Kebisingan, dan juga Aroma sekitar.
A. Matahari (Sun Path)
Dalam fungsinya kondisi lingkungan kategori matahari dan kelembaban udata dalam
menentukan jenis utilitas dalam atau buatan, bayangan bangunan, orientasu dan vista
bangunan serta bukaan ruang. Berikut gambar dari situasi matahari (sun path) pada rumah
tinggal yang kami analisis.
1. Terjadi pada pukul 06.00 – 10.00. Pada pagi hari site akan mendapatkan sinar matahari
yang cukup hangat di sisi kanan site yang dimana panas berkisar pada suhu 18C – 24C.
2. Terjadi pada pukul 11.00 – 12.00. Pada siang hari site mendapatkan sinar matahari yang
cukup panas langsung mengenai site karena di sekitar tidak ada pepohonan. Panas berkisar
pada suhu 28C – 30C.
3. Terjadi pada pukul 12.00 – 18.00. Pada sore hari site akan mendapatkan suhu yang
hangat dan sejuk. Pada saat itu site akan mendapatkan sinar matahari pada sisi depan dan
kiri site. Suhu akan berkisar pada 23C – 26C.
4. Terjadi pada pukul 18.00 hingga malam yang dimana pada bagian sore hingga malam
site sudah sedikit mendapatkan sinar matahari yang menyebabkan site akan terasa dingin.
B. Angin (Wind Analysis)
Dikarenakan tinggal di perumahan yang terdiri dari banyak deretan rumah yang
menyebabkan sedikitnya terdapat tumbuhan yang membuat sirkulasi udara yang masuk ke
dalam rumah lancar. Dalam rumah angin hanya bisa masuk ke dalam pintu dan jendela
depan yang dikarenakan di bagian belakang, kiri, dan kanan sudah tertutupi oleh tembok
rumah orang lain yang menyebabkan angin susah keluar dari kanan dan kiri. Dan angin
hanya bisa keluar dari belakang karena pada bagian belakang rumah terdapat sedikit ruang
untuk menjemur baju.
Pada tingkat kebisingan di perumahan lebih kepada berasal dari suara kendaraan
yang melintas di depan jalan dan karena banyaknya jenis kendaraan membuat suara
kebisingan juga beragam. Dalam hal lainnya kebisingan juga bisa berasal dari beberapa
kontruksi rumah yang sedang dikerjakan di perumahan Karena sedikitnya tumbuhan di
depan rumah menyebabkan hanya mampu untuk meredam kebisingan dari luar
Gambar 5. Noise Analysis
(Sumber : Dokumen Mahasiswa)
Dalam lingkungan sekitar untuk aroma tidak sedap terdapat pada selokan, tetapi
bebauan tidak begitu tercium sampai ke dalam rumah dan hanya sedikit aroma yang tercium
di perumahan. Tetapi dalam sekitar rumah tinggal lebih tepatnya berada di 20 m terdapat
tempat pengumpulan sampah yang membuat sekitarnya dapat mencium bau tersebut.
Kondisi dari lingkungan interior rumah tinggal yaitu berada di perumahan yang
menyebabkan dari sisi kanan, kiri, depan, dan belakang hanya terdapat pemandangan
rumah dan pada bagian depan hanya terdapat jalan yang memisahkan rumah dengan
lainnya. Dan pada bangunan tempat rumah tinggal terdapat bukaan jendela di bagian depan
samping dan belakang. Akan tetapi karena berada di daerah perubahan jendela bagian
samping dan belakang tertutupi oleh bagian tembok pembatas bangungan dan hanya
menyisakan tempat untuk melihat suatu pandangan di bukaan jendela bagian depan saja,
tetapi hanya terlihat halaman depan saja
Dalam karakteristik internal interior berhubungan dengan pengguna ruang dalam suatu
interior. Jika dalam eskternal interior berhubungan dengan bangunan, maka karakteristik
internal yaitu berhubungan dengan aspek manusia itu sendiri. Dalam menghasilkan suatu data
maka diperlukan suatu pengamatan langsung antara manusia dengan interior di lapangan.
A. Informasi Civitas
C. Spesifikasi Kasus
Posisi rumah bagi civitas adalah sebagai tempat beristirahat setelah melakukan berbagai
kegiatan ataupun pekerjaan di luar rumah.
D. Alur Aktivitas
Masuk Kamar
Melakukan
Tidur
Aktivitas
Melakukan
Istirahat
Hobi
6. IDEALITAS MANUSIA
Cita – Cita (harapan) : Kedepannya dengan memperbaiki plafon tidak akan menyebabkan
kebocoran pada kamar dan juga beberapa sirkulasi udara kedepannya.Dan juga perbaikan
untuk lantai kamar mandi
7. FAKTA INTERIOR
Pengumpulan data fakta internal membagi semua data menjadi dua jenis, artinya, data fisik
dan psikis yang berlaku untuk semua elemen internal.
1. Data Fisik adalah identifikasi elemen internal fisik. Itu adalah: Memiliki dimensi yang
dapat diukur, terlihat dan terlihat secara fisik disentuh (tangible) dan berbentuk apa
yang tampak secara optis. Dalam sebuah tempat tinggal memiliki beberapa ruang yang
semua ruang tersebut memiliki fungsi yang baik yang dimana diartikan sebagai semua
ruangan yang ada tidak menjadi tempat yang kosong. Di dalam ruangan memiliki
beberapa barang di dalamnya sehingga ruang memiliki kesan yang hidup dam tidak
hampa.
2. Data psikis adalah identifikasi elemen internal non-fisik. Tidak terlihat karena
kurangnya dimensi yang terukur Fisik, tak tersentuh / tak tersentuh (tidak penting),
tidak ada bentuk tertentu dan dapat melihatnya secara optik. Jendela serta ventilasi pada
ruang tidur berfungsi dengan baik memberikan sedikit udara. Warna yang diterapkan
pada dinding memberikan kesan yang nyaman.
B. Fasad
Pada fasad rumah terlihat bagaimana jenis gaya atau style rumah minimalis dimana
bentuk dari rumah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 7,30 x 11,65 m. terlihat dari
view depan pada rumah menggunakan berbagai material yang berupa, misalkan pada
dinding menggunakan material bata dengan finishing cat berwarna orange. Selanjutnya
pada atap rumah menggunakan material alami genteng tanah liat. Serta terlihat juga jendela,
pinta dan ventilasi menggunakan material kayu dengan finishing polintur. Dengan adanya
gaya minimalis pada sebuah rumah membuat kesan atau suasana rumah terlihat modern
dan sederhana.
Gambar 10. Fasad
(Sumber : Dokumen Mahasiswa)
Ventilasi - - 50 x 7 - 2 Sedikit
cm kurang
indah
karena
kosong
2 Kamar Pintu Kayu Walnut 200 x 80 Halus 1 Natural
Tidur Mahoni, Brown cm
2 Plitur
Jendela Kayu Walnut 155 x Halus 1 Natural
Mahoni, Brown 124 cm
Plitur
Ventilasi - - 67 x 7 - 2 Sedikit
cm kurang
indah
karena
ventilas
i
kosong
4 Ruang Pintu Kayu Walnut 180 x 70 Halus 1 Natural
Kamar Mahoni, Brown cm
Mandi Plitur
1
Ventilasi - - 50 x 7 - 1 Sedikit
cm kurang
indah
karena
ventilas
i
kosong
Ventilasi - - 50 x 7 - 1 Sedikit
cm kurang
indah
karena
ventilas
i
kosong
6 Ruang Pintu Kayu Walnut 200 x 80 Halus 2 Natural
Tamu Mahoni, Brown cm
Plitur
8. MASALAH INTERIOR
B. Berbasis Optimalisasi Fungsi Jenis permasalahan berbasis fungsi dalam desain interior
berhubungan dengan manusia dan ruangnya. Masalah yang perlu dimaksukkan dalam
optimalisasi fungsi yaitu optimalisasi, efektifitas dan efisiensi ruang, besaran ruang, sonasi,
dan sirkulasi ruang yang belum maksimal mengakomodir aktivitas manusia. Dalam kamar tidur
1 dan 3 terdapat permasalahan fungsi yang sama yaitu terletak pada ukuran kamar yang terlalu
kecil sehingga akan terasa sempit bila berada dalam kamar. Sirkulasi udara yang kurang karena
jendela dan ventilasi hampir tertutupi oleh tembok karena berada pada perumahan. Sebab itu
juga pencahayaan yang masuk juga kurang sehingga harus dibantu menggunakan lampu
tambahan. Terletak pada Ruang :
Kamar Tidur 3.
Masalah pada kamar tidur tiga terletak pada ukuran ruang, yang terasa sempit, dikarenakan
ukuran tempat tidur 200 x 112 cm, lalu ukuran lemari 80 x 40 x 120 cm, Meja kerja 75 x 120
x 80 cm dengan kursi 50 x 50 x 45 cm, dan rak buku 80 x 30 x 65 cm, berada dalam satu
ruangan tidur berukuran 335 X 240cm. pada buku Human Dimention yang ditulis oleh (Julius
Panero dan Martin Zelnik,1979 pada halaman 151) bahwa jarak ideal antara tempat tidur
dengan fasilitas interior lainnya adalah 36 inch atau 91,4 cm, namun pada ruangan ini jarak
berkisar 80 – 85 cm.
dan juga Jendela yang tidak memberi fungsi cahaya alami dikarenakan Jendela yang tertutupi
Tembok Rumah sebelah (tetangga).
Kamar Tidur 1.
Masalah pada kamar tidur 1 yang tidak dapat cahaya alami, maka walau pada siang hari harus
tetap menyalakan lampu karena pada kamar hanya terdapat satu jendela berukuran 185 x 80
cm yang tertutupi oleh teras dan dinding bagian belakang.
Ruang Tamu
Pintu Masuk dengan ukuran 90x200cm (double Door) hanya dapat dibuka 1 pintu dengan
bukaan 45cm, dikarenakan pintu yang terhalang meja. Menurut website (archify.com) “ Lebar
pintu utama di bawah angka 80 cm tidak disarankan”.
C. Berbasis Optimalisasi Ergonomis Jenis permasalahan ini berhubungan dengan aktivitas
kerja civitas yang berhubungan langsung dengan elemen desain interior. Dalam beberapa ruang
terdapat ketinggian meja dengan kursi yang kurang proporsional yang menyebabkan beberapa
kursi yang terlalu pendek atau terlalu panjang sehingga mengganggu aktivitas dari civitas.
Kamar Tidur 2.
Masalah Ergonomi terdapat pada ruang Kamar ini, dimana Meja belajar dengan ukuran luas
permukaan meja 45x80cm yang diganti dengan meja Makan, dengan ukuran 120 x 80 x 75
cm.
walaupun mengutip dari website (ruparupa.com) bahwa Standar ukuran meja Kerja Yaitu,
Tinggi 72-75cm dengan dimensi Lebar 122-183cm x 61-91cm. Meja ini diganti karena tersasa
terlalu kecil.