Anda di halaman 1dari 8

MODEL TATA RUANG KEISTIMEWAAN

KAWASAN MASJID PATHOK NEGORO MLANGI,


YOGYAKARTA
Bayu Hermawan
Magister Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email : 17922010@students.uii.ac.id

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang (Background)
Keistimewaan kota Yogyakarta dapat dilihat dari Yogyakarta, Itu sebabnya masjid-masjid yang kemudian
dimensi tata ruangnya yang sejak awal terbentuknya didirikan dinamakan masjid Pathok Negoro yang berarti
sudah mencerminkan catur gatra tunggal (kraton, batas negara.
masjid, alun-alun, pasar). Konsep ini memiliki nilai Sebutan bagi pemimpin Masjid Pathok Negoro
filosofis yang tinggi terkait dengan perkembangan merupakan pengulu, yang mendapat tanah yang disebut
kedepan yang memperhitungkan segala aspek yaitu fisik, sebagai tanah mutihan. Tanah mutihan ini merupakan
ekonomi, sosial, agama, dan infrastuktur. Yogyakarta tanah yang terdapat ulama, masjid, dan pesantren
telah menjadi tempat dari berbagai golongan berupa desa perdikan yang merupakan desa bebas pajak
masyarakat, berbagai agama ada di kota ini dapat di dan wajib kerja kepada raja atau kepala daerah.
buktikan dengan adanya berbagai tempat ibadah seperti Tanah perdikan biasanya tanah yang terdapat
gereja dan masjid. Masjid sendiri sangat identik dengan tempat-tempat suci seperti makam keluarga raja,
keberadaan umat muslim, dan mayoritas masyarakat bangunan suci (masjid) serta alim ulama yang dipandang
Yogyakarta menganut agama Islam, di wilayah berjasa. Penggunaan istilah Pathok Negoro :
Yogyakarta terdapat banyak bangunan masjid, baik a. Istilah Pathok Negoro digunakan untuk menyebut
masjid milik masyarakat Yogyakarta maupun masjid masjid yang menjadi tanggung jawab pejabat.
kagungan dalem. Salah satu masjid kagungan dalem yang b. Istilah Pathok Negoro digunakan untuk menyebut
masih terkenal sampai saat ini adalah masjid Pathok desa yang di tempati masjid Pathok Negoro dan
Negoro. pejabat tersebut.
Masjid Pathok Negoro sebagai masjid peninggalan Berdasarkan kesimpulan tersebut maka Pathok
kekuasaan Sri Sultan Hamengku Buwono I merupakan Negoro merupakan sebuah kesatuan dari beberapa
masjid yang menjadi titik perkembangan peribadatan elemen yang mempunyai ketetapan yaitu masjid,
umat Islam kala itu. Masjid Pathok Negoro dibangun masyarakat serta permukiman dalam hal ini desa yang
sekitar 1723-1819. Masjid Pathok Negoro dibangun pada membentuk sebuah tata ruang tertentu.
masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Di
sisi selatan terdapat Masjid Dongkelan (Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul) dan Masjid Wonokromo 1.2. Masalah dan Tujuan (Problem and Aim)
(Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul), Di Timur Masjid Berdasarkan pemaparan objek penelitian yang
Babadan (Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul), diulas dalam latar belakang, dengan terbentuknya tata
Barat Masjid Mlangi dan di Utara Ploso Kuning. ruang di kawasan masjid Pathok Negoro Mlangi yang
Dalam catatan di tiang masjid Mlangi sebelum mengacu pada keistimewaan Yogyakarta maka peneliti
dipugar tertulis angka 1723, dimana pada masa tersebut rumusan permasalah pada penelitian ini yang meliputi :
Yogyakarta belum berdiri, masih berstatus kerajaan - Bagaimana model tata ruang keistimewaan pada
Mataram. (Widyastuti, 1995) dalam tesisnya kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi ?
menyampaikan bahwa hal tersebut dikarenakan pendiri - Bagaimana karakteristik tata ruang pada kawasan
masjid Pathok Negoro Mlangi merupakan anak dari Masjid Pathok Negoro Mlangi disebut sebagai
Amangkurat IV atau kakak dari Hamengku Buwono I penanda keistimewaan ?
yang beda ibu. Mlangi merupakan wilayah kekuasaan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Mataram sehingga bisa saja masjid Mlangi didirikan - Untuk memperoleh model tata ruang keistimewaan
lebih dulu daripada keraton Yogyakarta. Di dalam istilah pada kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi.
bahasa Jawa pathok adalah kayu atau bambu yang - Untuk memperoleh karakteristik tata ruang pada
ditancapkan sebagai tetenger sedang nagoro adalah kota kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi sebagai
tempat tinggal raja, jadi Pathok Negoro adalah sebuah penanda keisitmewaan.
tanda kekuasaan raja dan tanda tersebut tidak dapat
dirubah.
Melihat dari usianya masjid Pathok Negoro ini 1.3. Cakupan dan Manfaat (Scope and Benefit)
memiliki sejarah yang cukup panjang dari masa Cakupan dan Manfaat dalam penelitian Model tata
penjajahan Belanda sampai Jepang. Mlangi yang ruang kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi Yogyakarta
merupakan pusat keagamaan pada masanya disebut ini didasarkan pada beberapa level yang meliputi :
sebagai perdikan ageng. Masjid Pathok Negoro pada - Pada level konsepsual, penjelasan tentang model tata
masa itu merupakan pengembangan rancangan jangka ruang keisitimewaan pada kawasan Masjid Pathok
panjang (grand design) dari dinasti Hamengku Buwono Negoro Mlangi diharapkan dapat digunakan untuk
untuk memantapkan eksistensinya. Masjid Pathok memahami (understanding) spirit (ruh) dari kota
Negoro ditetapkan sebagai bagian dari kesultanan dan Yogyakarata.
untuk menandakan batas wilayah negara atau negari

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 1|P a g e


- Pada level operasional, dengan memahami spirit dari pola spasial Kauman sebagai permukiman islami
keistimewaan tersebut, maka dapat dirumuskan berdasarkan peninggalan sejarah Islam di Jawa
kebijakan-kebijakan pengembangan untuk (kerajaaan Islam Mataram). Keseluruhan studi ini
memperkuat identitas kota Yogyakarta agar tidak dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang meliputi
hilang ditelan oleh perkembangan zaman. penggambaran karakteristik pola permukiman
- Pada level akademik, penelitian ini diharapkan Kampung Kauman Kota Malang, pola spasial
menjadi studi literatur dan studi tolok ukur bagi permukiman dan pengaruh pembentukannya, serta
penenelitian yang serupa namun dengan sudut membuat rekomendasi arahan penataan Kampung
pandang yang berbeda. Kauman Kota Malang.
Hasil studi berupa komponen yang menunjang
terbentuknya permukiman, komponen-komponen
1.4. Literatur Review yang tidak menunjang dan komponen-komponen
Jurnal yang diperoleh dari internet, digunakan koreksi atau pengayaan terhadap komponen yang
sebagai literatur review yang berisikan penelitian telah dibuat secara konseptual Pembangunan
terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian yang lingkungan permukiman Kauman pada masa
sedang dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui mendatang diharapkan dapat memperkuat identitas
perbedaan instrumen penelitian. Kauman sebagai kampung islami (dengan
1. Kajian Permukima Kampung Kauman memperhatikan komponen yang menujang
Berdasarkan Sistem Aktivitas Keagamaan (Luluk keislaman), tanpa merusak nilai sejarah dan citra
Maslucha, 2009) lingkungan sebagai salah satu komponen kawasan
Kampung Kauman merupakan salah satu peninggalan pusat kota kerajaan atau kadipaten.
kampung kota di Yogyakarta yang terletak di 3. Mosque as a Model of Learning Principles of
belakang Masjid Gedhe Kauman di sebelah Barat Sustainable Architecture (Murdariatmo Adi
alun-alun. Pada awalnya kampung ini dinamai dengan Swambodo, Cynthia Puspitasari, 2016)
Kampung Pakauman, dan kemudian berkembang Masjid adalah bagian integral dari ritual ibadah
menjadi Kampung Kauman. Dalam sirkuit-Islam. Bagi umat Islam di Indonesia, peran
perkembangannya, kampung Kauman identik dengan masjid sebagai tempat ibadah, meneliti agama dan
istilah Kampung santri dan kampung Islami, karena beberapa kegiatan lain menempati posisi strategis
kehidupan masyarakat kampung Kauman ini tidak tidak hanya sebagai simbol agama tetapi lebih
lepas dari nilai-nilai Islam yang mendasari mereka menekankan pada fungsi ruang sebagai bangunan
dalam berperilaku dan beraktivitas sehari-hari. Hal publik. Pemanfaatan ruang di gedung-gedung publik
ini ditandai dengan peran Masjid Gedhe Kauman yang serta ruang-ritual-ruang sosial akan memiliki makna
berada di kampung tersebut serta langgar-langgar bagi masyarakat dalam pandangan ruang adaptasi
yang ada membentuk sistem aktivitas religius begitu yang digunakan. Kesadaran akan pentingnya
dominan dan menjadi ciri khas permukiman ini. pemanfaatan ruang yang efektif dan pengelolaan
Penelitian ini mengkaji tentang sistem seting yang sumber daya air secara bijak untuk mendukung ritual
terbentuk pada Kampung Kauman tersebut menerapkan prinsip-prinsip arsitektur yang
berdasarkan sistem aktivitas keagamaan yang berkelanjutan akan memiliki dampak positif bagi
dominan di kampung ini. masyarakat untuk memberikan arahan seperti
Sistem seting yang terbentuk berdasarkan bagaimana prinsip penghematan - tidak boros dalam
aktivitas tersebut bersifat berjenjang, dimulai dari Islam dapat terapan. Tulisan ini akan membahas
rumah, fasilitas kampung yaitu balai RW, gedung tentang proses pembelajaran berkelanjutan dari
pertemuan, dan jalan lingkungan, fasilitas pendidikan esensi pemahaman masjid sebagai model dalam
yaitu TK ABA, Langgar dan Masjid Gedhe. Seting menerapkan proses kehidupan, dengan
permukiman Kauman sendiri sangat dipengaruhi memperhatikan prinsip kesederhanaan, fungsional
oleh masjid Gedhe dan langgar-langgar sebagai awal dan kebijaksanaan, terutama dalam efisiensi
terbentuknya permukiman ini. Diantara seting-seting pemanfaatan sumber daya lokal. Metode yang
tersebut yaitu dari mikro (rumah tinggal), meso digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(langgar dan fasilitas kampung) sampai dengan kualitatif, yaitu memaparkan teori dan berdasarkan
makro (masjid) merupakan satu sistem yang saling literatur serta disertai studi kasus yang telah
terkait dalam membentuk sistem seting permukiman menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Output dari
2. Pola permukiman kampung kauman kota malang penerapan prinsip arsitektur berkelanjutan ini dalam
(ekahayu rakhmawati, antariksa, fadly usman, perencanaan dan penggunaan masjid sebagai tempat
2009) dalam hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama
Sejarah Islam di Indonesia menyisakan relasi manusia dapat menjadi model bagi umat
peninggalan atau karya budaya yang berharga. beriman untuk secara bijaksana menantang kendala
Permukiman sebagai salah satu hasil budaya pada sumber daya alam, terutama untuk masa depan.
masa (kerajaan) Islam telah membentuk identitas
lingkungan yang turut memperkaya wajah kota
secara keseluruhan. Kauman sebagai permukiman
lslam merupakan suatu usaha untuk menggambarkan

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 2|P a g e


4. Masjid Agung Demak sebagai Pencitraan penling dari penelitian ini adalah konsep budaya yang
Kawasan Kota (Marwoto, Agus Maryono, Amat mewujud dalam tata ruang kota, yaitu monumental
Rahmat, 2015) dan pertahanan.
Bangunan religi merupakan salah satu fungsi
dan tempat ibadah yang selain bersifat sakral dan
memberikan citra dan kesan sebagai elemen kota. 1.5. State of the Art
Bangunan ibadah Masjid berpotensi memberikan Lokus penelitian ini adalah Kawasan Masjid Pathok
karakter yang kuat tergantung pada tingkatkan fungsi Negoro Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta
dan lokasi dengan mendefinisikan kota itu sendiri. Sedangkan fokus penelitian ini adalah mengkaji tentang
Dari jenis bangunan agama dan budaya maju model tata ruang kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi.
biasanya paling banyak berkontribusi terhadap Meski fokus dari penelitian ini hampir sejenis
pembentuk morfologi dan pencitraannya. Di samping dengan beberapa penelitian lain yang juga melihat
berbagai jenis bangunan yang lain juga berupaya dampak dari berdirinya sebuah masjid yang bersejarah
untuk mengeksplorasi peranannya di dalam suatu bagi kawasan sekitarnya, penelitian yang memiliki judul
kota. Beberapa pendapat yang berkenaan dengan Kajian Permukima Kampung Kauman Berdasarkan
masalah ruang sosial secara teoritis dan sebagai Sistem Aktivitas Keagamaan (Luluk Maslucha, 2009)
bagian dari latar pengetahuan untuk mendekati serta penelitian yang berjudul Pola permukiman
kajian secara spesifik di lapangan. Hasil yang kampung kauman kota malang (ekahayu rakhmawati,
diharapkan merupakan rangkaian penelitian ini antariksa, fadly usman, 2009) dari kedua penelitian
untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai proses tersebut dapat dipelajari bagaimana merumuskan
pendalaman dan mencari fokus permasalahan yang dampak dengan berdirinya sebuah masjid bersejarah
sebenarnya. Masjid Demak sampai saat ini terus terhadap permukiman yang berada di sekitar masjid
menunjukan eksistensinya sebagai masjid bersejarah yang berupa komponen yang menunjang terbentuknya
dan oleh sebagai kelompok masyarakat dianggap permukiman, komponen-komponen yang tidak
sebagai bangunan suci, yang tidak lekang terhadap menunjang, komponen-komponen koreksi dan
eksplorasi pertumbuhan kota yang serba dinamis. Pembangunan lingkungan permukiman.
5. Aspek Budaya Dalam Keistimewaan Tata Ruang Sedangkan untuk merumuskan nilai-nilai
Kota Yogyakarta (Suryanto, Ahmad Djunaedi, dan istimewaan Yogyakarta dapat dipelajari dari Penelitian
Sudaryono, 2015) yang berjudul Aspek Budaya Dalam Keistimewaan Tata
Dengan ditetapkannya budaya dan tata ruang kota Ruang Kota Yogyakarta (Suryanto, Ahmad Djunaedi, dan
sebagai penanda keistimewaan Yogyakarta dalam UU Sudaryono, 2015) yang didalamnya mengulas tentang
No. 13 tahun 2012 dan No. 1 tahun 2013 tentang UU yang sudah mengatur nilai-nilai keistimewaan di
kewenangan dalam urusan keistimewaan tentang Yogyakarta diantranya sebagai berikut :
Keistimewaan Yogyakarta, maka Yogyakarta
merupakan kasus spesifik dalam Penataan Ruang, UU No.13 tahun 2012 tentang keistimewaan daerah
karena aspek Tala Ruang menjadi salah satu penanda yogyakarta yang didalamnya berisikan Kewenangan
Keistimewaannya. Apa yang istiniewa. Apanya yang dalam urusan Keistimewaan meliputi (1)Tata cara
istimewa dang mengapa istimewa; apakah penanda pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang
(tala ruang kota), petanda (konsep budaya) atau Gubernur dan Wakil Gubernur; (2)Kelembagaan
niakna/pesan dari hubungan antara petanda dengan Pemerintah Daerah DIY; (3)Kebudayaan; (4)Pertanahan
penandanya yang tersirat dalam wujud tata ruang dan ; (4)Tata ruang.
kota Yogya. Penelitian ini berupaya untuk mengenali
dan memahami hubungan antara kebudayaan, tata UU No.13 tahun 2013 tentang Daerah Istimewa
kola dan keistimewaan Yogyakarta. Yogyakarta memiliki nilai-nilai istimewa dalam bidang
Dari bukti-bukti empiris, kajian tentang tata ruang yaitu : (1)Harmoni, pelestarian lingkungan,
kebudayan dan tata ruang kota memerlukan rentang sosial ekonomi (hamemayu hayuning bawana)
waktu panjang, karena akan menyangkut data Konsep ini mencakup seluruh aspek kehidupan mulai
longitudinal (diakronik) don lateral (sinkronik). Oleh dari spiritual, budaya, tata ruang, lingkungan sampai
karena itu studi ini perlu didudukkan dalam bingkai ekonomi. Dikatakan holistik, karena konsep ini
sejarah dan budaya, untuk membaca peristiwa mencakup tidak hanya sekedar dua dimensi kehidupan
sepanjang perkembangan kota Yogyakarta, dari HB I saja (ruang dan waktu), melainkan mencakup dimensi
sampai HB IX Kemudian untuk memahami makna ketiga yang berupa nilai-nilai transendental;
kaitan antar penanda dan petanda sepanjang (2)Spiritual-transenden (sangkan paraning dumadi)
perjalanan perkembangan kota, maka digunakan Konsep Sangkan Paraning Dumadi terungkap pada pola
metoda hermeneutika, khususnya Hermeneutik Paul tata ruang berupa sumbu imajiner yang menjadi salah
Ricoeur. satu nilai keistimewaan DIY, yang menonjol dalam
Dari hasil kajian terhadap obyek tata ruang kota bentuk fisik sebagai warisan budaya, yaitu berupa pola
yang dianggap istimewa, maka budaya yang mewujud kota atau tata kota yang mengikuti sumbu imajiner
dalam keistimewaan tata ruang kota Yogyakarta bisa Gunung Merapi – Laut Selatan. Kota Yogyakarta adalah
dilihat dari koniponen ruang kotanya maupun kota yang mengambil rujukan tema perennial (abadi)
konfigurasi fungsi ruang kotanya. Kesimpulan berupa alam (gunung-laut) dan membangun filosofi

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 3|P a g e


humanism metaphoric di atasnya; (3)Humanisme, asas keistimewaan tata ruang kota Yogyakarta, yang tidak
kepemimpinan demokratis (manunggaling kawula hanya sekedar ditandai dengan dibangunnya empat
lan Gusti) Konsep Manunggaling Kawula lan Gusti sosok masjid bersejarah (Mlangi, Ploso Kuning, Babadan,
menyandang arti simbolik terkait dengan bentuk dan dan Dongkelan), melainkan juga memberikan tuntunan
susunan tata ruang Kota Yogyakarta yang tersusun oleh teritori spasial yang didalamnya secara implisit
poros inti Panggung Krapyak – Tugu Golong Gilig. Kata menyandang nilai pengembangan ekonomi masyarakat,
sangkan atau sangkaning yang memiliki arti “asal” pengembangan agama islam dan tentu saja
menunjuk arti pada penggal poros dari Panggung pengembangan pengaruh politik Kasultanan.
Krapyak sampai Kraton, memiliki makna perjalanan Ditemukan pula beberapa penelitian memiliki objek
“asa’l ovum dari rahim ibu yang berjumpa dengan yang sama yaitu sebuah masjid namun penelitian ini
sperma dari ayah (Tugu Golong Gilig) yang manunggal lebih berfokus pada fisik bangunan masjid itu sendiri,
atau Manunggaling Kawula lan Gusti di pusat yakni penelitian tersebut bertemakan Mosque as a Model of
Kraton. Sedangkan kata paran atau paraning dumadi Learning Principles of Sustainable Architecture
menunjuk perjalanan sperma ayah meluncur ke bawah (Murdariatmo Adi Swambodo, Cynthia Puspitasari, 2016)
untuk menjumpai ovum ibu dan bertemu di pusat yakni fokus pada penelitian ini lebih ke strategi sustainebel
Kraton; (4)Harmonisasi lingkungan, Konsep poros pada fisik masjid, dan penelitian Masjid Agung Demak
imajiner digunakan sebagai salah satu asas penting sebagai Pencitraan Kawasan Kota (Marwoto, Agus
dalam penyusunan Perdais tata Ruang karena isi Maryono, Amat Rahmat, 2015) penelitian ini berfokus
kandungan pemikirannya adalah harmonisasi pada citra sebuah masjid sebagai kawasan kota.
lingkungan secara fisik yang menerus pada terbentuknya Penelitian tentang model tata ruang keistimewaan
harmonisasi dimensi kemanusiaan dan alam yang kawasan masjid pathok negoro Mlangi ini belum
terbangun di atas ruang berciri khas tertentu tersebut; ditemukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
(5)Ketaatan historis, Yogyakarta memang memiliki keaslian dalam penelitian ini terletak pada fokus
“modal dasar budaya” yang menyatu ke dalam bentuk penelitiannya yang ingin dicapai peneliti yaitu mengkaji
tata ruang atau tata keruangan. Kalau kita simak secara tentang tata ruang pada kawasan keistimewaan Masjid
mendalam, tata ruang Yogyakarta memang tersusun oleh Pathok Negoro Mlangi.
satuan-satuan ruang budaya yang juga merupakan Bertujuan untuk memperoleh model dan
satuan-satuan keunikan wilayah. Satuan-satuan tata karakteristik keistimewaan kota Yogyakarta yang dilihat
ruang di Yogyakarta dapat dibaca sebagai satuan-satuan dari segi tata ruang di dasarkan pada karakteristik fisik
identitas budaya, seperti: satuan tata ruang berbasis bangunan dan jalur jalan, yang meliputi bentuk, fungsi,
budaya pegunungan karst, satuan tata ruang berbasis kondisi fisik, dimensi, dan pemanfaatannya. Hal ini
budaya pertanian irigasi, satuan tata ruang berbasis dilakukan untuk dapat mengetahui potensi,
budaya kerajinan batik kayu, satuan tata ruang berbasis permasalahan, dan mengkaji perkembangan ruang
budaya kasongan, satuan tata ruang berbasis budaya lingkungan terbangun (kualitas dan vitalitasnya naik,
pantai; (6)Filosofi Inti kota (Catur Gatra Tunggal), menurun, atau statis). Kemudian dilakukan suatu
merupakan filosofi dan konsep dasar pembentukan Inti tinjauan dari aspek nonfisik, yaitu aktivitas sosial,
Kota. Catur Gatra Tunggal yang memiliki arti kesatuan budaya, dan ekonomi masyarakat di kawasan Masjid
empat susunan yang terdiri atas: kraton, masjid, alun- Mlangi yang turut pengaruhi pola, bentuk, dan citra dari
alun, dan pasar adalah elemen-elemen identitas kota model tata ruang.
atau jatidiri kota yang diletakkan sebagai unsur
keabadian kota. Dengan perkataan lain, apabila elemen- 2. METODE
elemen inti kota tersebut diabaikan, maka inti 2.1. PERTIMBANGAN MEMILIH METODE
keistimewaan DIY secara tata ruang fisik akan terabaikan Secara metodologi penelitian yang akan
juga. Lebih ekstrimnya lagi apabila empat elemen ini dilaksanakan peneliti akan menggunakan metode
ditiadakan atau tertiadakan, maka Yogyakarta rasionalistik dengan pendekatan analisis data secara
tertiadakan juga secara fisik. Konsep Catur Gatra Tunggal kualitatif dan kuantitif yang di jabarkan secara deskriptif.
bukan sekedar meletakkan dasar identitas atau Menurut Moleong (1989: 34), paradigma rasionalistik
keabadian saja, melainkan juga memiliki kapasitas bertujuan untuk mengetahui aktualitas dan realitas
memandu dengan tersambungnya empat elemen kota objek penelitian, persepsi manusia sebagai subjek
(kraton, masjid, alun-alun, dan pasar) dengan sumbu pengguna melalui pengakuan manusia yang mungkin
Kraton-Tugu yang memberikan arah panduan tidak dapat diungkap melalui penonjolan pengukuran
perkembangan kota membujur ke utara sampai Tugu formal atau pertanyaan penelitian yang telah
dan melintang ke kiri (barat) ke arah Kali Winongo serta dipersiapkan terlebih dahulu. Paradigma ini memahami
melintang ke kanan (timur) ke arah Kali Code. Konsep ini bahwa suatu gejala lingkungan dan perubahannya yang
memberikan makna teks sekaligus konteks (ruang dan paling tepat adalah apabila mampu diperoleh fakta
waktu), dalam arti konsep ini telah memberikan “modal” pendukung yang sumbernya berasal dari persepsi dan
awal bagi pembentukan kota dan sekaligus memberikan ungkapan dari para pelaku itu sendiri. Ciri yang menonjol
“bekal” pada perkembangan kota Yogyakarta di masa dari paradigma rasionalistik adalah cara mengamati dan
depan; dan (7)Delinasi spacial perkotaan Yogyakata pengumpulan data yang dilakukan dalam latar atau dari
dengan adanya Masjid pathok negoro, adalah salah poal pikir, artinya tanpa memanipulasi objek yang
satu konsep penting yang memberikan nilai diteliti.

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 4|P a g e


Dilihat dari segi orientasinya, rasionalistik Metode penelitian ini merupakan pedoman urutan
berorientasi pada proses. Karena berorientasi pada dalam proses penelitian yang dilakukan. Metode
proses, maka penelitian rasionalistik dianggap tepat penelitian akan dikemukakan ke dalam dua bagian, yaitu
untuk memecahkan permasalahan objek penelitian yang metode pengumpulan data dan metode analisis.
berkaitan dengan kegiatan manusia sebagai pengguna.
Jadi, suatu pengkajian rasionalistik dapat dilakukan 2.2. METODE RISET YANG DIUSULKAN
dengan hanya suatu fokus deskriptif, dengan A. Pengumpulan Data
memerlukan relatif hanya sedikit pengulangan Data adalah informasi, fakta, karakter dan
pertanyaan penelitian karena pertanyaan-pertanyaan kenyataan dari objek penelitian. Jenis pengumpulan data
akan semakin terfokus, data yang dikumpulkan lebih di katagorikan menjadi 2 yaitu data yang diperoleh dari
terpesialisasikan, dan analisisnya akan menjadi lebih sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sempit. sumber tidak langsung (data sekunder).
Strategi pendekatan analisis data kualitatif dan Data primer, diperoleh dengan cara:
kuantitatif, Menurut Creswell (2010:313), strategi ini - Survei langsung, yaitu melalui metode observasi atau
merupakan strategi dimana peneliti menggabungkan pemantauan dan analisis secara langsung dilapangan,
data yang ditemukan dari satu metode dengan metode yang kemudian pencatatan data mengenai kondisi
lainya. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara dan keadaan sesungguhnya untuk mendapatkan
interview terlebih dahulu untuk mendapatkan data gambaran dan informasi nyata.
kualitatif lalu diikuti dengan data kuantitatif, dalam hal - Observasi dilakukan untuk mengamati dan
ini menggunakan survey. Strategi ini menjadi tiga bagian memperoleh data mengenai tata ruang keistimewaan
yaitu : kawasan masjid Pathok Negoro Mlangi, yang meliputi
a. Stategi eksplanatoris sekuensial. Dalam strategi ini pola ruang dan jalan, bentuk dan wajah bangunan,
tahap pertama adalah mengumpulkan data dan aktifitas sosial, budaya dan perekonomian
menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti oleh masyarakat Mlangi.
pengumpulan dan menganalisis yang dibangun - Melalui wawancara secara langsung, kepada
berdasarkan hasil awal kualitatif. Bobot atau prioritas sejumlah narasumber yang meliputi : Tokoh
ini diberikan pada data kuantitatif. masyarakat Mlangi, pemilik bangunan pesanten,
b. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini pedagangan dan masyarakat yang terdapat di Mlangi,
kebalikan dari straategi eksplanatoris sekuensial, tentang perkembangan fungsi bangunan, citra dari
pada tahap pertama peneliti mengumpulkan dan kawasan Mlangi, aktifitas sosial, ekonomi dan budaya
menganalisis data kualitatif kemudian masyarakat, selain itu juga wawancara dengan aparat
mengumpulkan data kuantitatif dan menganalisisnya atau pejabat pemerintah yang bertujuan untuk
pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai
tahap pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah tata ruang keistimewaan kawasan masjid Pathok
pada data kualitatif. Negoro Mlangi.
c. Startegi transformatif sekensial. Pada strategi ini
peneliti menggunakan prespektif teori untuk Data sekunder, diperoleh dengan mengumpulkan
membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam sumber studi penelitian dari data-data pada lembaga
penelitian. Dalam model ini peneliti boleh memilih atau instansi terkait dan dari situs internet yang relevan.
untuk menggunakan salah satu dari dua metode Adapun data tersebut meliputi :
dalam tahap pertama, bobotnya dapat diberikan pada 1. Dokumen Peraturan dan Buku, yang meliputi :
salah satu dari keduanya. - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Seperti yang telah di jabarkan diatas. Penelitian 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum
model tata ruang kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
ini akan menggunakan stategi eksploratoris sekuensial. - Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1
Untuk melihat keseluruhan fenomena dan kondisi yang tahun 2013 tentang kewenangan dalam urusan
ada pada objek studi penelitian Model tata ruang keistimewaan
keistimewaan kawasan masjid pathok Negoro Mlangi, - Buku “Pathok Negoro Menghadapi Perubahan
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan Zaman” Yenny Retno Mallany, 2016
menyebarkan koesioner untuk dapat melihat, 2. Data kependudukan yang meliputi : mata
mengetahui, menganalisis karakteristik fisik maupun pencaharian, sosial budaya, dan perekonomian
non fisik lingkungan terbangun maupun kegiatan masyarakat di kawasan keistimewaan Masjid Pathok
masyarakat yang ada pada lokasi penelitian. Negoro Mlangi.
Dengan menggunakan paradigma rasionalistik, akan 3. Data populasi fisik ruang, yang meliputi jumlah dan
didapatkan suatu gambaran dan penjelasan nyata type bangunan, pola dan fungsi ruang terbangun,
mengenai karakteristik, potensi, permasalahan fisik jaringan jalan dan elemen fisik.
ruang dan aspek nonfisik pada kawasan masjid pathok
Negoro Mlangi untuk menghasilkan suatu strategi dalam
model penataan tata ruang kawasan masjid pathok B. Instrumen penelitian dan Variabel
Negoro Mlangi. Instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data, yang terpenting

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 5|P a g e


dalam penelitian adalah peneliti sebagai subjek
pengamat dilapangan. Untuk memudahkan proses No Variabel Variabel Variabel
penelitian, maka dibutuhkan instrumen pengumpulan Independen Dependen Kontrol
data yang bertujuan untuk mempermudah 2 Keistimewaan Tata ruang - Harmoni,
pengumpulan data selama melakukan observasi Yogyakarta kelestarian
lapangan dengan alat bantu berupa : lingkungan,
a. Kamera digital untuk mengambil foto kondisi sosial ekonomi
eksisting kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi dan (hamemayu
bangunan, serta ragam aktivitas manusia. Handycam hayuning
digunakan sebagai alat untuk merekam aktivitas dan bawana)
temuan objek di lapangan agar terdokumentasi - Spiritual-
secara visual gerak. transenden
b. Alat tulis untuk mencatat hasil observasi dan temuan (sangkan
data yang diterjemahkan ke dalam bentuk catatan paraning
tertulis maupun sketsa gambar manual. dumadi)
c. Draft wawancara sebagai panduan pertanyaan guna - Humanisme,
memperoleh jawaban dan penjelasan yang bersifat asas
kondisional dari para nara sumber mengenai keadaan kepemimpinan
nyata pada objek studi di lokasi penelitian. demokratis
d. Peta dasar kawasan skala 1: 5000 yang digunakan (manunggaling
untuk kegiatan survei secara keseluruhan dan peta kawula lan
citra satelit untuk memetakan kondisi eksisting zona Gusti)
penelitian. - Harmonisasi
e. Komputer dan software digital arsitektur (Autocad, lingkungan
Skechup, Corel Draw, Microsoft Office dan SPSS) (sumbu
sebagai alat pendukung grafis dalam proses imajiner laut
mengidentifikasi dan menganalisis temuan data, selatan-
menghasilkan suatu kajian pembahasan, dan kraton-gunung
rekomendasi desain melalui dukungan gambar merapi)
sketsa. - Ketaatan
Selain itu juga akan menggunakan instrumen berupa self historis
administered questionnaire, yaitu koesioner yang dapat (sumbu filosofi
diisi sendiri oleh responden. Untuk menggali pendapat tugu-kraton-
masyarakat terhadap variabel model tata ruang panggung
keistimewaan pada kawasan masjid Pathok Negoro krapak)
Mlangi. Responden diminta untuk memilih variabel yang - Filosofi inti
menurut mereka penting sebagai karakteristik dari kota (catur
model tata ruang pada kawasan masjid Pathok Negoro gatra tunggal)
Mlangi dari variabel yang sudah dipersiapkan oleh dan
peneliti. Variabel dapat dilihat pada tabel dibawah : - Delinasi
spacial
Tabel 1. Variabel Penelitian perkotaan
No Variabel Variabel Variabel Yogyakata
Independen Dependen Kontrol
1 Tata Ruang Struktur - Penggunaan C. Penentuan Populasi, Sampel dan Koesioner
peruntukan lahan Penentuan Populasi dan Sample, Menurut
lahan - Pemanfaatan (Supardi, 1990) Populasi adalah suatu kesatuan individu
lahan atau subyek pada wilayah dan waktu dengan kualitas
Tata - Blog lingkungan tertentu akan diamati/diteliti. Populasi penelitian dapat
bangunan - Petak lahan dibedakan menjadi dua, yaitu populasi finit dan populadi
- Pengaturan infinit.
bangunan a. Populasi finit adalah suatu populasi yang jumlah
- Pengaturan anggota populasi secara pasti diketahui, sedangkan
elevasi b. Populasi infinit adalah suatu populasi yang jumlah
bangunan anggota populasi tidak diketahui secara pasti.
Intensitas - KDB Jumlah populasi pada objek penelitian ini merupakan
pemanfaatan - KLB masyarakat Mlangi yang berjumlah 3024 jiwa atau 606
lahan - KDH kepala keluarga, terdiri dari 556 kepala keluarga laki-laki
- Insentif- dan 50 kepala keluarga perempuan.
distinsentif Sample dari populasi ini adalah bagian dari populasi
- TDR yang dijadikan subjek penelitian sebagai “wakil” dari

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 6|P a g e


para anggota populasi. Dalam penelitian ini selanjutnya dihasilkan sebuah kajian analisis dan
menggunakan teknik penairakan sample dengan cara gagasan rekomendasi
Probaility samping – simple random samping yang artinya Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk
pemilihan sample di lakukan secara acak tehdapat menghitung nilai rata-rata jawaban responden yang
jumlah populasi yang sudah ditetapkan. Dalam telah ditentukan dari hasil koesioner yang menggunakan
menentukan sampel menggunakan rumus Slovin (Sevilla skala linkert :
et. Al,. 1960) yaitu sebagai berikut : - Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5
- Setuju (S) dengan nilai 4
- Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2
- Sangat Tidak Setuju (STS) nilai 1
Dalan skala linkert Netral (N) dengan nilai 3 tidak
Keterangan : n : Jumlah sampel dimasukkan dikarenakan dianggap menyulitkan dalam
N : Jumlah populasi proses saat menganalisis data. Data ini berbentuk angka
E : Batas toleransi kesalahan sampel sehingga akan menggunakan bantuan aplikasi berupa
yang masih dapat ditolerir (eror Microsoft Office Excel atau SPSS (Statistical package for
tolerance). Presisi tingkat the social sciences) for Windows sehingga data dapat
kesalahan yang ditetapkan adalah dianalisis. Terdapat beberapa susuan untuk
sebesar 8% menganalisis sebuah data yang bersifat kuantitatif
diantaranya sebagai berikut :
Koesioner bertujuaan mencari informasi yang a. Pengeditan data, adalah pemeriksaan atau koreksi
lengkap berdasarkan variabel yang telah disiapkan data yang telah masuk, hal ini didasari karena adanya
peneliti agar sesuai topik yang diangkat yaitu model tata data masuk yang tidak sesuai jumlah data yang
ruang keistimewaan kawasan Masjid Pathok Negoro ditentukan (raw data). Pada tahap ini jika di dalam
Mlangi. Koesioner akan dialakukan dengan dua cara koesiner tidak lengkap maka harus mengambil data
yaitu : kembali.
a. Koesioner Terstruktur b. Transformasi data (coding), merupakan pemberian
Koesioner terstruktur meliputi beberapa kode pada katagori untuk jenis data yang sama. Kode
pertanyaan yang dibuat berdasarkan variabel- sendiri dapat berupa skoring atau nilai yang dapat
variabel yang sudah di siapkan peneliti. Jumlah membedakan dengan variabel lainya.
pertanyaan dibatasi bebera pertanyaan dengan c. Tabulasi data, adalah proses pembuatan tabel dari
sumber pengamatan 148 orang, data-data yang sudah terkumpul. Tabel ini brfungsi
b. Koesioner Semi-terstruktur untuk menyimpan hasil dari koesioner.
Koesioner semi-terstruktur adalah pertanyaan
yang terbuka namun terdapat batasan, tema, dan Melalui metode analisis ini, penelitian mengenai
alur pembicaraan. Kecepatan koesioner dapat model tata ruang keistimewaan kawasan Masjid Pathok
diprediksi, fleksibel tapi terkontrol, ada Negoro Mlangi, diarahkan untuk menjelaskan dan
pedomannya, yang akan dijadikan patokan, menggambarkan data-data yang telah didapat dan
pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel diolah. Identifikasi temuan data kemudian diuraikan,
yang sudah di siapkan peneliti. Pertanyaan ini lebih ditafsirkan, dan dikaji pada proses analisis pembahasan.
ditunjukkan kepada pihak-pihak yang memiliki Sehingga memberikan gambaran dan penjelasan
peranan penting terhadap objek penelitian seperti : keadaan atau fenomena yang ada di wilayah studi
Tokoh masyarakat Mlangi dan aparat setempat. penelitian dengan sejelas-jelasnya. Dalam hal ini, objek
yang diamati adalah karakteristik fisik bangunan, dan
jalur jalan, yang meliputi bentuk, fungsi, kondisi fisik,
D. Metode Analisis. dimensi, dan pemanfaatannya. Hal ini dilakukan untuk
Untuk mempermudah analisis dan pembahasan dapat mengetahui potensi, permasalahan, dan mengkaji
kajian penelitian mengenai model tata ruang perkembangan ruang lingkungan terbangun (kualitas
keistimewaan kawasan Masjid Pathok Negoro Mlangi, dan vitalitasnya naik, menurun, atau statis). Kemudian
sehingga diperoleh kesimpulan maupun suatu strategi dilakukan suatu tinjauan dari aspek nonfisik, yaitu
dalam model penataan tata ruang, maka analisis akan aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di
dilakukan melalui metode analisis data secara kualitatif kawasan Masjid Mlangi yang turut pengaruhi pola,
dan kuantitatif. bentuk, dan citra dari model tata ruang.
Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan Hasil analisis dan pembahasan data tersebut dapat
serta memahami (to understand) fenomena dan memberikan suatu strategi dan model sebagai gambaran
keunikan suatu tempat dan aktivitas di dalamnya dengan penataan tata ruang keistimewaan kawasan masjid
lebih menitikberatkan pada identifikasi yang lengkap Pathok Negoro Mlangi.
tentang apa yang terjadi pada kawasan masjid Pathok
Negoro Mlangi. Harapannya ialah diperoleh pengetahuan
dan pemahaman data yang mendalam tentang fenomena,
potensi, dan permasalahan objek penelitian untuk

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 7|P a g e


Daftar Pustaka

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan


Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Remadja Karya, Bandung.
Maslucha Luluk, 2009. Kajian Permukima Kampung
Kauman Berdasarkan Sistem Aktivitas Keagamaan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun
2013 tentang kewenangan dalam urusan
keistimewaan
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 13 tahun
2013 tentang Keistimewa Yogyakarta
Rakhmawati Ekahayu, Antariksa, Usman Fadly, 2009.
Pola permukiman kampung kauman kota malang
Suryanto, Djunaedi Ahmad, dan Sudaryono, 2015. Aspek
Budaya Dalam Keistimewaan Tata Ruang Kota
Yogyakarta
Supardi, 1990. Populasi dan Sampel Penelitian.
Widyastuti, 1995. Fungsi, Latar Belakang, dan Peranan
Masjid Pathok Negara Kasultanan Yogyakarta.
Yenny Retno Mallany, 2016. Pathok Negoro Menghadapi
Perubahan Zaman, Yogyakarta.

Evaluasi akhir semester I A.R.M I Bayu Hermawan 8|P a g e

Anda mungkin juga menyukai