Anda di halaman 1dari 123

Prof. t': EK-O FUDiI{ARD.!O, M.Sc.

r {F-Citor)

I
f;

]f'TI r.;
t

T
I
I

r;
A [t )! T Lt\TU[t
I N t 0 NfijIN
lffi"i
I Timur
lu*a t
EFT_r.--ffit'r: LLj

JATI DIRI
ARSITEIffUR INDONESIA

Hak Cipta yang-dilindungi undang_undang pada: pengarang


pada
Hak Penerbitan p.n"iiitAlrrnii---
,
Percetakan : Alumni
Y Perancangkulit ; EkoBudihardjo

r Cetakan ke1
Cetakan ke2
:
:
Tahun 1989
Tahun 1991
Cetakan ke3 : Tahun 1996 Editor:
Sebagian atau seluruhnya isi buku
ini dilarang digunakan
atau diperbanyak dalam bentuk apa pun PROF.IR. EKO BUDIHARDIO, M.Sc.
t""p""irfri.rr,ii.
---'-'
dari penerbitAlumni, kecualidalamhai
pengutipan untuk keperluan penulisan
artjkel atau karangan ilmiah.

-156-9
),rW'q IfMUI

ru.--.A
5Urtrrot'-}=,; P.T. ALUMNI
Jl. Bukit pal<ar Timur IIl109
T el. @22) 2sll?st, 2503038, 2503039
Fax. (022) 2fiN44 - Bandung - 40197 PENERB IT ALUMNI / L997 / BANDUN G
KOTAK POS 8232 BIIID

ul
\

KATA PENGANEAR CE*fAI{AI.{ I'EKIAryIA

Tukar pendapat dan arlu argurnenlasi terrrang lati diri


atau identitas arsitektur, baik rlaiam skala ]olcal, regional.
nasional maupun internasional, <lewasa irti r:eririerung
semakin menghangat, Terutartra seteiah ki;rn riisad;ir i hahwa
perkembangan Arsitektur Nloclerri derrgan B,-dy.l inter-
nasionalnya, telah mencipi.akan ketunggai-rrrl)aan wajah
Riwayat Singkat Penulis lingkungan pada berbagai kota Lre'sar iii selurirl, rluni;r.
ilR()li 1fi. Fltr0 ti{iDIfLARDJO, M.Sc., dilahirkan tanggal 9 Juni 1944 di Para arsitek dan budayawan Indonesia sebetulnva telah
r'),irhatinr'fr.;, rrr,.ri'.'lr',irrillrrr sludr sl'l)?)!iai sarjana tckntk Arsitt'ktur pada F'akultas banyak men gemukakan ga.gasan ten *ur g upavil rn r-'rtir r pta kan
''t.krrii< i nj'"-i'r,rit;rs {iadjirh l,iaria Y,,gyak;,rta tahrn 1969.
karya arsitektur yang berwawasan pa(-la perigrm.gkixparl jati
I:',.rrr1irlir.r;i l'.r'rcir-raria.nanf ir dilr:nrJrrrh ss;xla(ltti,ue.rsily of ll'aleslnstituteof Science diri dan rasa ruangyang idlas berpribadi. Flanya saja $angat
$ri'! n'hr!4!,4ty tli irrggr-i" dalarr birlarr.r', pcren(',rnaan kota (1976-1t)78). Tahun 1U90
Jiiri;k,r,,ir.in r,..lr,Ul;ri {i:rrri lJr sar, terrrasuk salah satu _v;rir.g tr:rrnuda di t-lndip.
disayangkan bahwa pokok-ylokoh pikiran )'an,r- hand;rl
,{}qr1}i;1.1;,r',nt\.ri:,mcnyalikannrakalahrlrlarnbt:rbagai p('rtemuanilnriah,baikdi tersebut terlontar secara spora(lis llal;lnr hr:::[;1gni
diil.u!r r!i.tui,un di luar nt,geri. antara lain IAIIOI'H Congress oil PLanniilg towards a kesempatan terpisah sehingga tiilak tereir;rni (I{'r,g.aIi h;rik.
Clti,l;11 ;.'" r,rt iKrrala l.unrpui. 191)11\: ILtlLl In/iastrucfure Confcrente ft>r Local 'ferasa kesan bahwa para arsitek bt'rirui:rr"rrrlt;-ir' l( i'rr$ l)ada
(]r.,rn't'tttLttl:. trtid Ptthltt: Authorrljp-r (llan.llkok, 1992); Couference on Urban IIU'itagc
i)orsrrrilt,.tt llian l,'ransisco, l:lyilt: World Planning Coilgress ott lIunan Settlentents maulah sempa sepanjang waldu. Slrk,ltlar si'b;:jlirr r.,,rltoh,
li,tr ltii:; 2: i.rt i'{,nlilry ([3t:ijing. 199tr); lnlernotionul Congress on Engineeriilg patla tahun 198O-an <triserlengganrlilii: I,ii{rivirll st'}iaii
[,"lti,,tii.,* l\lrlhournt,l*)5)thnhiltrnotional L)ottfuptceon'nnoisntondlTeritoge pertentuan ihniah dan lrrofesioriiil nleni.i('! r:ii u I r;l]1':r r i rfl]luju
l;l {r" orlvakarta, M)(i)
y I
a
arsitektur Indonesia, Padalhal surlah stj;rli ini:rrrr ti)50.an
t; $ rpr? i,

jir.rl:nt:.rr ttlah ri!perroieh, dianf;rranya I/panyasa lihakti UPa|radaka


f,,. ngli:rrE,urn
rJ u'i ii riri lurrr .lalva'lengah (1969); Penghargaan rlengan Prrjian dari IkatanArsitek Prof.lr. Van Romondt meiemlrarkan gagasan rnrn1.j,-.i i)"ri hal
lriri,:n,.;.r (i:1.)11. 11in,nu* ilrn;ri+ Iluda,','a rlari Prrvrt Lcmbaga Kebudayaan Jawzr yang sama,
t,1""',,\.t'i,Mtiitl r:ftheYnrdari llariaoSuar;rlVlerdeka (199i1);Wibau:aSerojaNugraha
i i-r nilriirrrr:rs {i\$4) ,.tulh ici[kt R&ayust; rJari Pcrsatuan ln sinyur Indonesia (l 995)
,.irr i
Saya lantas merasa terpanggii untuk niruiilih rian
darr.trr{vr" l.ttilturo !'it!t\k |\l\t tlirri Prr:sirlon Itl (1lXt6) rnenyusun secara urut. dan mnhrt, beri:agai gagilsan, J)okok
.j;rhal;iri:tr,,a srlritang ;,rlai;rir I)t'k;rn lr:ikttltas 'l'eknik Universitas Dipononegoro, pikiran dan ide-ide yang tersebar tercerai tierai itr,r iiaian-r
1{1 i1in K,,h,}}r});ri;rn lA! da lAii (labang,lawa1i.ngah, Ketua I)ewan Kesenian.Jawa
'l r'ngaii, Ketu:i bentuk antologi.
l)r"*;r'r lrr'nasihat Arsitrktitr rian I'embangunan Perkotaan srrrta
i)resi.l,.ri Ii,,ht ry L'tu l; l'ilrn;q13ng. Ucapan terinia kasih t-ak terhingga saya sampaikan
Kr'ar:qgot,i,rri I'r,rii'si<,,nal dalam badern intrrirasional r-n eliputi couwil menbei l{ahitut kepada para penlumbang fulisan yang telah merrbcdkan izin
ltisnotitttttt.! r..'ottlitrun (llitl) ir,lt'xico; touncil nenher Eastern Regianal
rlan dengan anfusias menyarnbut haik peni,rli;l1rr i;riku ini.
()rg,ttirt:tltr,;tr i,n l'lqnning ond Ilousittg (EAROPIl) Malaysia; aoggotaltltt/fiatio,tul
l"ciryltt.irtt .i:it I l,ttrt'itry onl l'lnnilng (lh'tlP) N t.derland, dan ang.qota Natio'nol Tiust Demikian juga kepada pirnpinan JLrnlv)!r :n'rsitr:kiur" patla
for i lisloti' I'rrce rt ittt,tn , Anre'rika Sr-'rikat" berbagai universitas dan institut nr,t{eri nraril}r.'{ri swasta
I)ada iahun 191).i trrpilih sebagai anggota Dewan Riset Nasional dan anggota Pokja
-,'.i:ri Ij'r,!ir.,',,,!i I, rllltantt;tt. (khususnya ITB, UGiVI, Undip, LII. IfS, Untar) rl;n, iiratan
Arsitek Indonesia yang telah ihul mernbanhr tersusun clan

il
terbitnya antologi ini, baik secara langsung maupun tidak I{AIA PENGANTAR CETAIGN KETIGA
langsung, saya sampaikan penghargaan yang setinggi'
tingginya. Cetakan ketiga dari buku ini menyiratkan adanya rasa
haus akan bacaan tentang gagasan penciptaan karya
Dengan segenap keterbatasan, saya percaya buku
arsitektur yang memiliki jati diri atau identitas.
antologi ini akan mampu menjalankan misinya sebagai salah
safu bahan acuan yang bermanfaat, terutama bagr bagr para Kenyataan di berbagai kota besar di dunia memang
arsitek dan mahasiswa arsitekfur yang berminat menggali menunjukkan gejala kian lunturnya jati diri akibat
lebih dalam esensi arsitektur Indonesia yang memiliki jati bermunculannya karya-karya arsitektur modern yang
diri. memang efisien, rasional, fungsional, bahkan juga sangat
cerdas, namun acap kali lepas tercabut dari akarnya, tidak
kontekstual, dan kurang menyuguhkan karakter lokalnya.
Jati diri memang merupakan istilah yang berwayuh arti
Eko Budihardjo
Semarang, November 1989 alias mendua. Di satu sisi bisa diartikan dengan
Editor penyeragaman, seperti yang pernah terjadi di Jawa Tengah
dengan 'joglonisasi'. Di sisi lain jati diri lebih tepat
diidentild<an dengan keunikan atau karakter pribadi, yang
membedakannya dari yang lain.
Jati diri se.bagai kekhasan atau kepribadian arsitektural
semacam itulah yang seyogianya dikembangkan terus-
menerus bila memang disepakati bahwa karya arsitekhrr
merupakan pertanda zzLman dan cerminan dari masyarakat
I{Af,A PENGANIAR CEIAI(AN XEDUA yang selalu berubah. Panta rei, mengalir terus tanpa henti.
Hanya dengan tekad dan upaya tak kenal lelah unfuk
Pada cetakan kedua buku ini tidak mengalami perubahan menciptakan karya arsitektur yang memiliki jati diri, baru
mengenai materinya. Disain sampul dan kualitas kertas isi akan bisa diharap terb entuknya lingkungan binaan yang tidak
buku diperbaiki sehingga tampil lebih memadai. sekadar merupakan kumpulan bangunan dengan bahasa
Semoga dengan cetakan kedua buku ini masih tetap arsitektur yang centang perenang.
bermanfaat bagi para Pembaca. Jati diri arsitektur Indonesia akan muncul dengan
Ikitik dan saran demi perbaikan buku ini senantiasa akan sendirinya bila si perancang tidak terpasung pada persepsi
dihargai. visual saja, melainkan juga memasukkan pertimbangan
budaya, perilaku masyarakat, ildim rlan seni-kriya setempat
yang khas.
Kumpulan fulisan tentang jati diri arsitekfur Indonesia
Bandung, Maret 1991 Penerbit
ditilik dari berbaeai disiplin ilmu dan sudut pandang ini,

vll
vl
cliharapkan akan menyuburkan dialog yang sinambung, agar
kita tidak terlindas arus globalisasi sehingga kehilangan DAFTAR ISI
kepribadian.
Merupakan tugas luhur bersama, mengupayakan
suburnya lahan penciptaan h'arya arsitektur yang berjatidiri Kata Pengantar Cetakan Pertama v
agar kita ttdakpangling pada diri kita sendiri. Kata Pengantar Cetakan Kedua vi
Kata Pengantar Cetakan Ketiga vii

Semarang, 10 November 1996 Eko Budihardjo BAB I IDENTITAS BUDAYA DAN ARSITEKIUR
TRADISIONAL ..
I.1. Identitas Budaya dan Arsitekfur Indonesia/
Prof.Ir. Sidharta
1.2. Identitas Budaya dalam Karya Arsitektur/
Prof.Dr. S. Budhisantosa . . .
1.3. Arsitektur dan Kebudayaan/lr. Hindro
ljatrjono Sumardjan, IAI . . . 20
1.4. Memahami Arsitektur Tradisional dengan
Pendekatan Tipologi/Ir. Budi A. Sukada,
Grad.Hons. Dipl. (M) 30
1.5. Arsitektur Tradisional: Sebuah Faktor da-
lam Perancangan/lr. Baskoro Sardadi, IAI 60
Arsitektur Bukan Sekadar Bangunan/lr.
Eko Budihardjo, M.Sc. 70
BAB II. WAWASAN ARSITEKIUR, SENI DAN TEK.
NOLOGI 76
II.1. Menczri Wawasan Arsitektur/lr. 'l)uk
Kuswartojo, IAI 76
ll.2 Arsitektur sebagai Seni-Skuktur/lr.
Wiratman Wangsadinata 82
fusitektur dan Teknologi/lr. Yuswadi
Saliya, M.Arch. 93
II.4. Arsitektur dan Kesempalan KerjadiSektor
Industri Konstruksi/Dr. Hidayat 103
IL5. Penjabaran Wawasan Identitas dalaLrn Wa-
clag Arsitektur/lr.hkoBudiharcljo, M.Sc. , . 113

1X
ARSITEKIUR'IROPIS IN DONESIA
120 PENDAHULUAN
I[.1. Proses Berpikir Perancangan Arsitektur Jati diri dalam bidang arsitektur bukanlah merupakan
dan Arsitektur 'liopis/lr' Zaenudin
objek mati atau sasaran yang statis, melainkan lebih berupa
Kartadiwiria, M.fuch
t20
proses yang dinamis dengan sasaran yang selalu bergerak.
lII.2. fusitukhrr Tropis di lndonesia/Dipl' Ing'
131 Menggali dan mengungkap jati diri arsitektur Indonesia serupa
Harisanto . ..
saja halnya dengan menjelajahi perjalanan budaya dan
lII.3. I-aboratorium Arsitektur Tropis/lr' Maurn peradaban masyarakatnya sepanjang sejarah.
136
Purnomo Rahardjo' M'SArs
Sebagai suatu proses yang menerus, jati diri arsitektur tidak
III.4 fusitektur liopis: Tinjauan dari Segi Fisika
143 bisa sekadar direncanakan, dirancang, dan dibuat dari luar,
Bangunan/Dr'l' R'M' Sugijanto
semata-mata dengan maksud membentuk identitas itu
I[.5. Landasan fusitektur Indonesia/Drs' sendiril) Jati diri arsitektur lebih mungkin terbentuk dari
153
Darmanto Jatman, S'U' ' '
dalam, seringkali secara tanpa sadar, dengan wawasan
III.6. Pusarnya fusitektur Tropis Indonesia/Ir'
IAI 161 kontekstual untuk memecahkan masalah yang spesifik. Para
AndY Siswanto, '
166
undagi dari Bali, misalnya menciptakan karya-karya arsitektur
BAB W. ARSITEK|UR DAN MASYARAKAT berlandaskan pada kaidah-kaidah yang telah disepakati
IV. 1. Kembalikan Arsitektur Tradisional
kepada
166 sesuai kepercayaatt tnereka, tanpa ada maksud khusus untuk
MasYarakat/Ir' Johan Silas, IAI
menampilkan jati diri. Ternyata kemudian hasilnya diakui
IV.2. fusitektur Masyarakat Transisi/Dr' Llmar sebagai karya arsitektur yang unik, berkarakter, khas. Dengan
773
KaYam perkataan lain, jati diri arsitektur akan muncul secara wajar
IV.3. fusitektur dan Kepentingan Masyarakat/ sebagai produk samping hasil pemecahan masalah arsitektur
186
Permadi, S'H' ' '
setempat, dan bukan sebagai tujuan akhir yang harus dicapai.
IV.4. Tradisi, Transisi, dan Identitas/Dipl'lng' Prof. Udo Kultermann lebih jauh melontarkan pendapat
196
Suwondo Sutedjo, IAI . . .
bahwa jati diri dalam bidang arsitektur hanya dapat tumbuh
IV.5. Arsitektur: Suahr Profesi Esoteris?/
dari akar kebudayaan yang khusus. Semakin dalam akar
201,
Gunawan W. Gandasubrata. '
tradisinya di masa silam, semakin tinggi dan sehat pula tum-
IY.6. Ilmu Sosial dan Humaniora dala''n Pendi- buhnya pohon arsitektur yang berkepribadian di masa depan.
218
dikan Arsitektur/Ir' Eko Budihardjo, M'Sc'
Jati diri arsitektur yang berakar pada tradisi tersebut tidak
merupakan komoditi yang dapat dipindah-pindahkan. Lain
halnya dengan produk di bidang teknologi atau hasil penelitian-
penelitian ilmiah, yang dapat dialihkan, diserah-terimakan atau
diperjual-belikan.2)

l) Powell. R.ed: "Architecture and ldentitt", 1983 : 10.

2\ Kultermann, U: "Revilalizalion oJ Traditional Pqttern in Modern Architecture"'


1984 : 2.

xl
Faktor-faktor kunci yang dinilai sangat berpengaruh SU (Psikolog, pertyair), dan Ir.Andy Siswattto' lAl (direktur
terhadap penciptaan jati diri arsitektur Indonesia. meliputi biro konsultan).
antara lain keunikan budaya dan arsitektur tradisional; Pengkajian tentang saling ltubungatt alltara arsitcktur datr
perkembangan ihnu, seni, dan teknologi; iklim setempat yang masyarakat banyak, dikelonlpokkatt dalam llab lV' yaltg
tropis lembap; dan sudah barang tentu masyarakat lndonesia mengetengahkan pcndapat lr. Johan Silas (dosen dan pcrrcliti
sendiri yang sarat dengan kekhasan perilaku, tata nilai, dan dari ll-S), DR. Urnar Kayanl (bLrdayawan, UCN'l), l)ettnadi,
nornla-llorrna yang dianut. S. H. (rnantatt Ket tta Yayasatl l.erttbaga Kottstttttctt), I)ipl. Irlg'
Antologi ini disusun atas dasar kategitri I'aktor_l'aktor Suwondo Bisrno Strtedjo (stal'pcrlgajar se rtior Ul), (iuttawatl
penenlri terscbut. W. (landasubrata, darl Ir. Eko lludiharclio, NISc (Kettra Ikatart
Dalam Bab I yang bertemakan "ldentitas Budaya dan Arsitek lndortcsia Cabang Jatcng).
Arsitektur Tradisional", disajikan pokok-pokok pikiran dari Harus diakui dengan jujur dan rendah hati, banyak sekali
Porf. Ir. Sidharta (gurubesar arsitektur Undip), Prof. DR.S. kendala yang dihadapi dalam setiap upaya penyuntingan karya
Budhisantoso (antropolog UI dan Direktur Direktorat Sejarah
tulis para pakar dan arsitek profesional. Bahkan nlulai dari
dan Nilai Tradisional. Ditjen Kebudayaan PDK), Ir. Hindro pemilihan jenis tulisan dan pengelompokannya pun sudah
Tjahjono Soemardjan, IAI (mantan Ketua lkatan Arsitek dapat terpancing beda pendapat yang tajam" Apalagi Inemeras,
Indonesia), Ir. Budi A. Sukada. Grad. Hons. Dipl.AA. (staf
menyarikan, dan menyimpulkan gagasan, ide darr pokok-
pengajar UI) Ir. Baskoro Sardadi, IAI (arsitek profesional)
pokok pikiran yang sungguh sangat beraneka ragam.
dan lr. Eko Budihardjo, M.Sc (arsitek-planolog dosen Undip).
Oleh karena itu, penulis mengambil sikap tcrbuka: memper-
Berbagai wawasan dalam arsitektur, seni dan teknologi
silakan setiap pembaca untuk memilih dan menangkap sen-
dirangkum dalam Bab II yang menampilkan tokoh-tokoh diri dari setiap pembahasan sesuai dengan minat dan daya serap
seperti Ir. Tjuk Kuswartojo (sekretaris PSLH, dan dosen ITB),
masing-masing.
Ir. Wiratman Wangsadinata (Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Berbekal pernahaman yang bervariasi itu, bisa dilang-
dan Ketua INKINDO), Ir. YuswadiSaliya, M. Arch (mantan sungkan forum temu wicara labih lanjut yang diharapkan
Ketua Departemen Arsitektur FTSP ITB), DR. Hidayat dapat kian memperjelas masalah yang masih helum terungkap
(ekonom, direktur Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan
atau terpecahkan. Dengan dernikian 'roda dwicakap' akan
[-ingkungan, Unpad) dan Ir. Eko Budihardjo, M.Sc (Kepala menggelinding terus, sesuai dengan hakikat dan tlatasan
Iliro Penelitian Ir.T. Undip). pengertian jati diri sebagai suatu proses yang menerus dan
Bab III mencoba mengupas kaitan antara iklim tropis berkesinambungan.
dengan karya arsitektur di Indonesia, dengan pembahas-
pembahas yang latar belakang pendidikan dan profesinya ,I**
'ferekam
bcrbcda. di sini pendapat lr. Zainuddin Kartadiwira,
M. Arch (staf pengajar senior dari ITB), Dipl. Ing. Harisarr-
to (konsLrltan, pemegang satya lcncana dari Menristck), Ir.
IVlauro f)urnomo Rahardjo, MS.Ars (Untar), DR.lr.R.lVl
Sugiyanto (l)osen t.'isika Teknik I I'li), Drs. Darmarrto.lirtrrr;rrr,

xii xllt

L
BAB I
IDENTITAS BUDAYA DAN
ARSITEKTUR TRADISIO NAL

I.I. IDENTITAS BUDAYA DAN


ARSITEKTUR I NDON ESIA*)
Oleh: Prof. Ir. Sidharta.

Persoalan tentang bagaimana penerapan identitas budaya


atau adat pada bangunan-bangunan baru secara tepat, analog
1i
dengan pertanyaan bagaimana identitas Arsitektur Indonesia
di masa depan.
Pertanyaan di atas dilatar belakangi:
l. Adanya Arsitektur Tradisional yang merupakan sarana
(wadah) bpgi bermacam kegiatan kehidupan manusia In-
donesia Tradisional yang kemungkinan memiliki unsur-
unsur yang dapat diterapkan pada Arsitektur Indonesia
masa kini atau masa depan.
2. Bahwa ungkapan Arsitektur Tradisional menunjukkan
identitas budayanya.
3. []ahwa Arsitektur l'radisional di Inclonesia dilatar
belakangi olch budaya suku bangsa yang telah berkembang
nre lewati be rbagai kurun waktu.

Penelitian Arsitektur
Usaha meneliti Arsitektur Tradisional Indonesia dan
Arsitektur Hindu Jawa sebenarnya sudah lama dilakukan,
jauh-jauh sebelum pendidikan Arsitektur di Indonesia dimulai.

*) Dsajikan dalam Simposium "Peranan Identitas Budaya dalam Arsitektur", IAI-


DKJ-DI'ITABA, Jakarta, l0 September 1984.

xlv

L.
r
Sayangnya ini semua dalam bahasa Belanda, dan tersimpan of cuiture = seorang yang baik tingkah lakunya, sopan
dalam perpustakaan musium di Indonesia dan khususnya di santun, beradat).
Negeri Belanda sehingga tidak terjamah oleh Arsitek-Arsitek Kalau norma atau kaidah yang lama merupakan aspek
Indonesia sekarang. Mengenai Arsitektur Tradisional Jawa dan kebudayaan, tentunya norma atau kaidah demikian tercermin
bagaimana masa depannya banyak ditulis oleh Ir. H. Maclaine dalam ungkapan Arsitektur: Contoh-contoh yang kongkret
Pont dan juga oleh Ir. Thomas Karsten. R. Goris, J.L. memang kita jumpai dalam Arsitektur Tradisional misalnya:
Swellengrebel dan V.E. Korn banyak menulis mengenai 1. Cara menentukan/memberikan dif'erensiasi tentang ruang,
Arsitektur Bali, dan latar belakangnya. DR. N.J. Krom, dan tempat yang memperbedakan ruang milik seorang
DR.W.F. Strutterheim, DR.F.D.K. Bosch dan lain-lain penulis terhadap orang luar, kita jumpai ungkapannya dalam
lagi sebelum Perang Dunia II, banyak mengemukakan pan- Arsitektur Tradisional di Jawa, di Minangkabau, di
dangannya mengenai Arsitektur Hindu Jawa. Henri Parmen- daerah-daerah lain di Indonesia. Pada rumah Jawa Kuno
tier pada tahun 1907 mengenai konstruksi kayu yang gambar- kita lihat dinding seketeng yang memisahkan "Dolem
gambarnya ditemukan pada relief-relief Candi Hindu Jawa.
ogeng " dengan peringatan sekaligus memisahkan teritorial
Meskipun pendapat ahli, ini belum tenlu betul atau sesuai privocy, dan setengah public atau daerah anggota keluarga
untuk masa kini ada baiknya dijadikan acuan bagi kita wanita dan daerah anggota keluarga pria. Pemisah
dalam usaha mencari identitas Arsitektur Indonesia (daripada teritorial demikian yang menunjukkan sifat outside alau
mulai dari depan sama sekali). Kepada yang masih menguasai mole, femolekitajumpai pula pada Arsitektur TradiSional
Bahasa Belanda saya ajak untuk bersedia menerjemahkan Maya, Latin Amerika, Norway, Swedia bahkan pada
tulisan-tulisan tersebut. hewan baboon (Amos Rapoport: "Culture Origins of
Architecture").
Batasan Kebudayaan 2. Untuk menyiapkan pusaka atau barang keramat dan
Karena yang dipermasalahkan adalah identitas budaya dan penyelenggaraan upacara-upacara tertentu pada Arsitektur
Arsitektur Indonesia masa depan maka di sini diajukan salah Jawa Tradisional tersedia ruangnya, yaitu dalem ageng
satu definisi dari kebudayaan atau budaya yang sangat banyak dengan pedaringan yang dianggap ruang yang paling
macamnya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dari keramat.
W.J.S. Poerwadarminta, budaya sama dengan pikiran, akal 3. Bali merupakan daerah yang norma dan kaidah-kaidah
budi (penulis: intuisi); kebudayaan : hasil kegiatan, dan pen- kehidupan sangat jelas diungkapkan dalam arsitekturnya.
ciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kese-
nian, adat istiadat, dan sebagainya. Jadi kebudayaan dapat Perubahan Norma
berarti benda abstrak atau non materil maupun benda materil.
Dengan lebih mudahnya hubungan antarbangsa maka ter-
Menurul kamus Poerwadarminta dan juga kamus lnggris
- bukalah kebudayaan Indonesia terhadap pengaruh luar. Maka
lndonesia dari John M. Echols dan Hassan Shadily:
terjadilah perubahan norma. Apa yang dahulu merupakan
kebudayaan : Culture : kultur. Jadi norma-norma, kaidah
larangan, sekarang telah diterima oleh masyarakat. Kedudukan
kehidupan adat istiadat merupakan kebudayaan juga (u mun
dan peranan wanita telah berubah, wanita Indonesia bukan
lagi berperan di belakang tembok seketeng; cara bergaul muda

3
tuanya juga Ciri Arsitektur Tradisional
mudi juga berubah, sikap anak terhadap orang
,ungui ierbeda dengan zaman 30 tahun
yang lalu' Anak Mengingat norma, kaidah, dan tata nilai dalam masa kini
Jawa dengan
f..f,iurgu Jawa di Jakarta jarang dapat berbahasa masih banyak kemungkinan berubah maka dalam usaha men-
mana elemen
baik, Jpa lagi berkrama-hinggil' Sampai sejauh cari identitas budaya yang dapat diterapkan pada bangunan
diterapkan pada bangunan baru disarankan sebagai berikut. Fa[tor-faktor apa yang dapat
Arsiiekiur Tiadisional masih dapat
sosial penulis
baru berkaitan dengan perubahan norma-norma kita tqplkan dalam Arsitektur, fang mempunyai identitas
penelitian yang lebih
belum dapat menjawab. Diperlukan suatu yang sedikit atau tidak dipengaruhi oleh perubahan norma tata
mendalam. nilai. Carilah ciri-cirinya ini dalam Arsitektur Tradisional
sukar
Kenyataan menunjukkan bahwa kita tidak terlalu untuk diterapkan pada bangunan baru.
yang harus (ter-
mengadaptasi cliri, contoh: keluarga-keluarga a. Iklim merupakan faktor yang tidak berubah (relatif)
pafJa) tinggal di rumah susun lambat laun mengadaptasikan
tim- Indonesia beriklim tropis panas dan lembap. Karena letaknya
ii.i auU. *asana baru, meskipun pada permulaan dapatpada di sekitar khatulistiwa antara garis-giris lintang utara dan
bul konflik-konflik sosial' Jadi budaya bertetangga selatan 23,5" maka sepanjang tahun sudut jatuhnya sinar
rumah susun juga berubah' matahari tegak lurus, hal mana mengakibatkan suhu yang
tema pem'
Yang berkaitan dengan persoalan yang menjadi selalu panas. Ciri Arsit ek_t u r_T radis io nal yalr g_b"g..\gl!an de1gan
Tradisional juga
bahasari ialah dapattcatr ciii-ciri Arsitektur iklim yang parras -misalnya. at?p- y.gng, mempunyai-lonjo*ugan
nor-
diterapkan pada Arsitektur masa depan yang dilandasi (Verhong) yang panjang dan mempunyai sudut yang tidak
ma dan kaidah baru? terlalu landai.
Di samping itu rua_ngruang-y.aUg"Jeu.hu-k-4, di mana din-
Arsitektur ding tidak menutup rapat ke bidang bawah atas atau langit-
r- Tradisional ( langit memungkinkan ventilasi yang leluasa, hal mana memper-
I lndonesia tinggi comfort dalam ruang.
Dinding atau bidang kaca yang berlebihan, apa lagi tidak
dilindungi terhadap sinar matahari langsung, dan hujan tidak
I *".*", $",0"n, sesuai untuk iklim tropis.
Kita sering menggunakan air conditioning untuk ruang-
ruang yang jika direncanakan dengan tepat sebenarnya tidak
memerlukannya. Energi yang diperlukan untuk air condition-
l['"::::::"
Ll+ tndonesia
ing cukup besar. Dalam negara yang sedang menganjurkan
hemat energi, hendaknya penggunaan air conditioning iuga
I ruuru Depan dibatasi. Rumah tradisional Jawa dan B_4li 111e-1.11pakan open
air habitation.
Dengan pohon-pohon yang rindang di sekitarnya ntembuat
iklim dan suasana menjadi sejuk. Juga dalam berpakaian,
L***rfu
orang Jawa dan Bali menyesuaikan diri. Orang Indonesia 1 P3lT batas yang wajar dan tempat yang tepar.
dilahirkan dan dibesarkan di daerah tropis. Secara fisiologis 2' Dihindari ornamen mesin, nirat hontdcraftornamen
terretak
dan kultural kita telah mengadaptasikan diri dengan kondisi pada virtuositynya atau kemahiran yang
membuat, jadi
tropis itu. (Otto Sumarwoto: "Ekologi, Iingkungan Hidup, menampilkan keterampilan dan kemampuan
,.nirn n
dan Pembangunan", hal. 318). pengrajin, ingat pada victorion styte
orname:rt ying
{icetak dengan mesin dan yang sangat ditentang oleh
Seni KeraJinan William Morris.
Seni kerajinan yang banyak ragamnya di Indonesia seper- lr'H' Macraine polrl cjararn lulisann-va bcrludur "Javaan.v-
ti seni ukir, seni ornamen, seni tenun, seni anyam, batik dan the A r<'hite(tuur", majalah Jawa I g23_lg24
r.,,g"tonrfnt
lain-lain lagi harus dimanfaatkan untuk memberi identitas karr scni kcraji.arr craram Arsitckrur
sera,ra tujuannya sesuai
kepada Arsitektur Indonesia masa depan. Orang Jepang meng- dengan def'i n i si A rsi tck t u r. ",4 rc h i t e.
I u u r,, f ooi, r,' r) ri,"",lir
gunakan tatomi atau tikar, tidak hanya untuk duduk atau tidur gen eer.tte, yoornaom'le w,roc.hlsel,
dar i.E tlc omge,inC dii )e
di atasnya, tetapi juga sebagai modul untuk menentukan luas mensch uit de aonzich zef schept, om den
zru l;;r:;r;;;;,;;g
ruang. Seni kerajinan dalam arsitektur dapat dikembangkan, mogelijk temaken, in de vereischte sfeer le brengen
en doarao'n
lepas dari perubahan norma dan tata nilai. Suatu ornamen de verenschte statie te voilen derhitve in het
alg"mernroo,ror
kadang-kadang mempunyai arti simbolik yang sangat da"l[m de bouwkunst, de schilderkunst, de beeldhou*ium"nrt,
yang tidak mudah dijelaskan dalam satu dua kata. kunstnijverheid in zoo verredeze kunsten ini,
srrkken
Sering artinya harus dicari dalam sejarah bahkan dalam bevengenoemd doel.,'
prasejarah. Seni hias Indonesia yang modern tentunya tidak
(_-].:rj.rnuhan penulis: Arsitektur atau .,aarts,, (bahasa
dapat dikembangkan hanya dengan sekadar meniru contoh- rnggrrs: arch) artinya yang pertama atau
contoh kuno yang bagaimanapun bagusnya. Para seniman asal mula yaitu
lingkungan yang diciptakan manusia sendiri
.tari d;;
sekarang harus mempelajari jiwa dan arti seni yang kuno, dikuasainya, untuk memungkinkan kedudukannyu ;;;;
tetapi juga harus mencari jalan baru sendiri. Perlunya disinya) dan sikap hidupnya, dalam suasana yang f"Lonl
mempelajari seni yang kuno adalah juga untuk menjaga agar diinginkan
dan dalam status yang diharapkan. Daram
tidak melakukan yang sebaliknya, yaitu meniru hiasan atau definisilni
pula seni bangunan, seni lukis, seni pahat, "."r"rr[
dan seni t..r;inu,
')'-'"''"
motif Eropa dengan seenaknya (Th. Van. der Hoop: 1n- selama seni rersebut sesuai dengan'tujuan
di ;;.
donesisc he Sier mot ieven ; I ndo nesian Orna ment al Desi gn, hal
7-8). Munculnya ornamen-ornamen klasik (yang jauh menyim- Bahan Lokal ./
pang dari bentuk murninya) pada rumah-rumah baru di kota-
. Di samping bahan produksi teknologi maju penggunaan
kota di Indonesia yang disebut dengan nama yang salah -
kaprah, Arsitektur Spanyolan, justru membuat kabur usaha PlhT lokal seperti batu bata, genting, L"V, b;.b",;il;;-
lain lagi hasil produksi industrilutyui t
kita membina Arsitektur yang modern. Kita tidak perlu ragu- u.u. tetap clianjurkan.
Selama bahan tersebut.memenuhi k.grnrun
ragu dalam pengetrapan ornamen sebagaielemen estetis dalam dan persyaratan
teknis apa lagi ekonomis, maka bahai
arsitektur, asal: tersebut t.tup *od.rn.
Bahwa sering dijumpai kualitas produksi
industri ,"f.V"iV""g
inferiorjanganmenjadisebabkitamutlakharusmemilihbahan I.2 IDENTITAS BUDAYA
impor, utuu Uuhun produksi industri padat modal' Arsitek DALAM KARYA ARSITEKTUR*)
haius ikut menunjang pembinaan dan pengembangan industri Oleh: Prof. DR. S. Budhisantoso.
rakyat kita.
Dalam usaha bertahan dan mengembangkan jenisnya,
Keaneka ragaman dalam Arsitektur Indonesia modern
harus tetap manusia dihadapkan kepada berbagai tantangan baik yang tim-
sesuai dengan keaneka ragaman budaya daerah
bul dari dalam dirinya maupun yang timbul karena faktor luar.
kita kembangkan. Justru keaneka ragaman inilah merupakan
Sebagai mahluk hidup manusia menghadapi kebutuhan'
ciri khas Indonesia. pokok (biological needs) yang diperlukan untuk memper-
tahankan keseimbangan organismanya serta menyalurkan
dorongan biologis secara memadai. Sementara itu faktor luar
juga menimbulkan berbagai tantangan yang harus ditanggapi
seperti berbagai kebutuhan yang timbul dalam proses adap-
tasi dan pemanfaatan lingkungan alam untuk memenuhi
kebutuhan pokok dan sampingan.
Sesungguhnya secara ragawi manusia termasuk mahluk
yang masih serba umum. Manusia tidak mempunyai
kelengkapan jasmaniah tertentu untuk hidup dalam suatu
iingkungan tertentu. Akan tetapi kelemahan ragawi itu nam_
paknya diimbangi dengan kemampuan akalygg memungkin-
kan manusia berfiki r r.carulireta fo ii[ftffi nifan lamLang
yang bermakna. P=engal kepampuan mengembangll1 d1"
m e n g gu n a k an I a mb q!g:! eqb atg jtu
11e ! !-s i tFalm g_ t h u _
-tj

ry€al-,mele-$ffi k*,drrr.ng.rn-bingkanpenie,ut,uun
mereka secara lebih e_fektif. Segala pengalaman manusia dapar l

cifi id;;AiilmpaiFd,-n, dan aip.it, [urkan dengan sesama


sehingga memperkaya pengetahuan mereka melintasi
generasinya secara kolektif. pengalaman itu akhirnya
memungkinkan manusia menanggapi lingkungan secara aktif
serta mewujudkan pedoman bagi sikap dan pola tingkah laku
mereka dalam proses adaptasiriya.

t) Dsajikan dalam Simposium "Peranan ldentitas Budaya dalam Arsitektur", IAI-


DKJ-DITTABA, Jakarra, l0 September 1984.
lingkungannya Sementara itu L.A. White (1949) menganggap kebudayaan
Demikian manusia hidup menghadapi itu sebagai sistem terpadu dan terorganisasi (integroted organiz-
oleh nalurinya semata'
Oalam arti luas, tidak lagi dikuasai ed system) yang dapat terperinci dalam tiga bagian atau aspek,
pengalaman yang
*.iuintrn ia didominasi oleh abstraksi hidttp yaitu sistem teknologi, terdiri dari peralatan materil, fisik, dan
..*"irar."n nilai-niiai, norma-norma, dan pandangart kimiawi beserta manusia menyesuaikan diri secara aktif
sebagai
"-" Pedoman' terhadap lingkungan hidupnya. Dalam sistem teknologi ter-
K;i"; pada mulanya manusia bersikap dan bertindak atas
kebutuhan bio- cakup peralatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok,
dasar dorongan naluri untuk memenuhi perlindungan fisik atau perumahan dalam arti luas, peralatan
selanjutnya manusia ber-
Iogisnya, dalam proses kehidupan berperang maupun peralatan pertahanan.
;;k"p a;; bertindak dengan berpedoman
pada b'd'l1J.i:i
manusla Sedang. yang dimaksud dengan sistem sosial menurut
,"rrtu mereka kembangkan. Abstraksi pengalaman itu mewujudkatt
li
White, merupakan perwujudan alam hasil pergaulan sosial
;;il beradaptasi de"ngan lingkungan yang baik dan apa yang yang tercermin dalam pola-pola tingkah laku kolektif maupun
p.t""gf.", nila-i atau asumsi apa
nilai-nilai abstraksi perorangan yang menghasilkan keteraturan yang berpola,
seharusnya aininaartan' Oi samping seperti sistem organisasi kemasyarakatan, sistem kemiliteran,
yang mengatur
p.ruuturnun itu mewujudkan norma-norma sistem kepercayaan, sistem pembagian kerja, sistem rekreasi,
ansgota masvarakat di sam-
;;;;;;i;*tosial di antara sesama khususnya yang mencer- dan sebagainya. Egdar1g_1-sJem idea terdiri dari gagasan, keper-
iirE [.v"f inan-keyakinan (beliefs)
gambaran tentang semesta yang
cayaan, dan pengetahuan yang biasanya tercermin dalam per-
mirikan-pandangan hidup dan cakapan ataupun bentuk perlambang lainnya. Dalam kategori
nilai-nilai' norma-
..fiputi'-.reka. Dengan berpedoman pada pengalaman kolektif ini termasuk mitologi, legenda, kesusastraan, filsafat, dan
dan keyalii.,ui ttUugui abstraksi
,".*u,'manusia ilmu pengetahuan, kebijakan (kata mutiara), serta pengetahuan
i;;ilh berusaha memahami gejala vang dalam
atau mengelom- umum (common sense knowledge). Ketiga sistem itu saling
iingf,ungunnya kemudian memilah-milahnya berkaitan dan walaupun tidak samtEatnya mereka itu
baik. dan buruk untuk meren-
polf un"auf am kategori-kategori saling berpengaruh. Sebagai seorang penganut paham
sikap ataupun tindakan
canakan langkahJaigkah dan memilih neoevolusionis L.A. White berpendapat bahwa sistem sosial
,.rrui dengan kemampuan yang ia miliki' keyakinan' yang itu merupakan wujud fungsionalisasi sistem teknologi. Sedang
DemikLn nilai-nilai, norma-norma' dan sistem idea merupakan cermin atau pantulan sistem teknologi.
pengetahuan budaya.bagi
berlaku dalam .nuryu.utt"t menjadi Pendapat L.A. Whiti ini dapat dimengerti karena ia seorang
Demikian pengetahuan
setiap anggota masyarakat pendukung' evolusionis yang mendewakan teknologi sebagai dasar
pendidikan dalam arti
budaya yang diperoleh melalui proses kebudayaan.
untuk memahami
luas sejak lahir itu *.t'putun rnodel-model Sementara itu ada juga orang yang berpendapat bahwa
manusia dan
**..ng.fompokkan gtjut" yang dihadapi oleh Dengan lain sistem idealah yang lebih dominan dan menentukan corak
landasan untuk U.iti["p ataupun bertindak' interaksi serta teknologinya. Johan Galtung (1978) dalam
;;il;", kebudayaansebagai itu merupakan pengetahuan yang uraiannya mengenai pengaruh sosial budaya pengambil alihan
lur,iur. yang berfungsi kerangka acuan yang hanya
teknologi dan ilmu pengetahuan di negara yang sedang berkem-
dan peragaannya
Aupu, diiihai melaluiberbagai perwujudan bang menyatakan bahwa hambatan proses penyerahan itu
(expression ond rnonifestation)' justru terjadi karena perbedaan sistem idea dan sistem sosial.

II
l0
7

Walaupun mendatangkan teknologi dan ilmu pengetahuan


dari musim panen tanaman liar. Apabila mereka sudah mulai ber-
Barat tidak sulir, akan tetapi yang sulit ialah meiy rrup
iiop_ cocok tanam dan menetap di perkampungan, maka perumahan
tio.n) menyesuaikan nilai_nilai ke yang aaa
.!an ai Uatlt semi permanen pun dibangun. Kita hidup dalam rumah-rumah
teknologi dan ilmu itu ke dalam sistem idea dan sosial yang lebih kokoh dengan harapan dapat bertahan untuk
masyarakat yang bersangkutan.
selamanya walaupun kenyataan seringkali berlainan dengan
Lepas dari setuju ataupun tidak dengan kedua pendapat
yang bertolak.belakang itu, budaya suatu harapan.
bangsa Vung puOu Apabila kita perhatikan dengan seksama, uraian tersebut
hakikatnya mengandung nilai_nilai, gagasan utama,
dan menunjukkan cara berfikir yang evolusionis. Sementara itu
keyakinan nampak jelas dalam iehidupan sosiai dan
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Dengan kita dapat pula melihatnya dari sudut pandangan fungsionis
mudah, ataupun strukturalis. Akan tetapi sebaiknya kita telaah ar-
sebelum intensitas komunikasi dan transportasi yang
didukung sitektur tradisional secara menyeluruh sehingga dapat dipahami
oleh teknologi modern, kita mengenal kebuduyuurir.r"orung
dengan melihat bahasa dan ragam pakaiannya. kaitannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat yang ber-
xurau [iiu sangkutan. Untuk keperluan tersebut, kita telaah arsitektur-
mengadakan perjalanan di ke pulauan Nusantara,
maka afa arsitektur tradisional dengan memperhatikan kegunaan (use),
yang menunjukkan keanekaragaman
kebudayaan penduduk fungsi (function), dan arti sosial (meoning)di samping wujud
ialah bentuk perumahan tradisional dan lain-lain
teuuaayaan dan gayanya.
materil. Sedangkan untuk memahami budaya mefafui poia_
pola tingkah laku (social system) ataupun tata Kegunaan rum4h khususnya bangunan tradisional itu
kelakuan beranbka ragam, sesuai dengan struktur masyarakat dan
(ideologicol system) diperlukan pengamatan
lebih rama dan kebudayaan penduduk yang bersangkutan. Akan tetapi pada
mendalam, walaupun bentuk bangunan tradisional
itu sudah umumnya sebagai bangunan tradisional mempunyai kegunaan
mencerminkan sistem sosial maupun ideologi
bersangkutan.
-uryu.uLut yung sebagai perlindungan fisik terhadap dinginnya udara, panasnya
matahari atau derasnya angin serta air hujan. Kalau kita
perhatikan dengan sungguh-sungguh ada rumah-rumah yang
Arsitektur Tradisional
sekadar menjadi tempat perlindungan sementara orang perlu
Dalam kesempatan ini uraian akan dipusatkan pada istirahat (windscreen) pada penduduk asli Australia, misalnya:
-
teknologi khususnya arsitektur tradisional sebagai
sistem
sarah satu masyarakat Arunta sebagian besar waktunya dihabiskan di
manifestasi dan ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya alam terbuka untuk berburu binatang reptile yang langka,
perumahan (shelter) merupakan salah
satu kebutuhin"poroI meramu ataupun bercengkrama dengan sesamanya. Sebaliknya
manusia yang tidak mengenal waktu, tempat, ada pula penduduk yang memanfaatkan tempat berlindung
dan tingkat
teknologi. Kita masih ingar betapa nenek moyang semaksimal mungkin untuk, bekerja, beristirahat maupun
tira iang
hidup pada zaman batu telah mengembangkan sistem perlin] menyelenggarakan pertemuan sosial seperti pada kebanyakan
lWsan fisik, yaitu perumahan di gua-gua, kemudian disusul masyarakat petani yang sudah menetap.
dengan penggunaan tenda-tenda tadih angin (windsueen)
ataupun tenda yang sifatnya sementara karena seringnya
@nnya dengan kehidupan sosial
n.n.i budaya lainnya, beraneka ragam'pula. Rumah dapat berfungsi
moyang kita berpindah mengikuti binatang perburuin sebagai kesatuan sosial, anggotanya terikat dalam kerja sama
ataupun

t2 l.l
7

ekonomi (rumah tangga, keluarga luas, rumah bujangan). Arsitektur tradisional (baca rumah tradisional) baik
Dapat pula ia berfungsi sebagai wadah ke[iatan pendidikan struktur maupun bahannya menunjukkan kondisi lingkungan
(sosialisasi) anggota-anggotanya belajar memahami dan serta sumber bahan bangunan yang tersedia. Orang-orang di
menghayati kebudayaan dengan cara belajar sambil bekerja daerah tropis lebih banyak menggunakan bambu atau kayu
(informal/non formal education) atau sebagai satu asosiasi dalam membangun rumah. Sebaliknya kayu dan bambu itu
seperti rumah bujang, yang berfungsi sebagai tempat penam- membatasi variasi bentuk/struktur bangunan, terutama apabila
pungan anggota masyarakat yang telah dewasa dan berperan dikerjakan dengan teknologi sederhana. Demikian pula ben-
sebagai prajurit ataupun penggembala ternak sukunya. Banyak tuk dan struktur bangunan dipengaruhi oleh iklim. C)rang-
ragam fungsi rumah/bangunan tradisional, sesuai kaitannya orang di daerah hujan tropis tidak ada pilihan lain, kecuali
dengan struktur dan kehidupan sosial budaya masyarakat yang membuat rumah yang beratap curam dan memperlancar
bersangkutan, sehingga menimbulkan berbagai perwujudan jatuhnya air. Demikian pula di hutan yang banyak binatang
fisik dan gaya serta hiasan yang beraneka ragam. Bagi banyak buasnya orang terpaksa mendirikan rumah di atas tiang yang
suku di Indonesia rumah bisa berarti identitas seseorang. tinggi-tinggi (Sumatra Selatan). Sedang mereka yang hidup di
Si A misalnya orang A, karena ia berasal atau anak dari rumah daerah rawa-rawa (Asmat) terpaksa mendirikan rumah di atas
A. Rumah dapat diartikan sebagai lambang status sosial, pen- tiang yang cukup tinggi untuk menghindarkan pasang surut-
didikan maupun ekonomi, karena itu kita lihat orang kaya nya air payau. Sedang di Jawa Barat yang berudara dingin,
dewasa ini berlomba membangun rumah megah dengan segala orang mendirikan rumah panggung sekadar menghimpun
gaya dan bentuk fisiknya. Sekadar ilustrasi bagi orang Jawa, udara hangat sebagai antara yang memisahkan lantai, dan
seseorang lelaki itu dianggap sempurna'kalau sudah memiliki tanah.
lima syarat, wonodyo (istri), turonggo (kuda) atau kedudukan, Keterbatasan variasi itu tentunya tidak berlaku dalam
curigo, (keris lambang keamanan lahir batin) kukilo (burung) masyarakat yang teknologinya sudah maju. Orang dengan
atau kesenangan (hiburan) yang berarti sanggup menyisihkan mudah membuat bangunan yang mampu memberikan
waktu dan wismo (rumah). memang rumah merupakan lam- kenyamanan tanpa pengaruh langsung iklim maupun bahan
bang keberhasilan seseorang. Rumah juga berarti tanggung yang tersedia di sekitarnya. Sebagai contoh ialah
jawab yang dikaitkan dengan status orang yang telah berumah kecenderungan orang kita membuat rumah dengan langit-langit
tangga atau mempunyai tanggungan keluarga. Oleh karena itu yang disesuaikan dengan teknologi air conditioned. Mereka
ia berhak menjadi anggota penuh dari masyarakat setempat menjinakkan iklim di luar dan manfaatkan kemampuan
dengan segala hak dan kewajibannya. teknologi.
Mengingat arti pentingnya rumah dalam kehidupan sosial Sebagai cermin gaya hidup, rumah dapat dilihat dari
masyarakat kalau ditinjau dari segi kegunaan fungsi, dan arti struktur ataupun denah pokoknya. Kalau kita perhatikan
sosialnya, maka wujud dan struktur rumah sebagai bangunan rumah-rumah orang Amerika di masa awal kemerdekaan, pada
tradisional dapat dipakai sebagai cermin tingkat teknologi, umumnya didirikan dalam perkampungan baru (new settle-
cermin gaya hidup (woy of life) serta nilai-nilai budaya ment) yang menghadap ke jalan-jalan kaki lima yang
masyarakat yang bersangkutan. menghubungkan rumah-rumah serta pelayanan umum
sehingga mempermudah penghuninya bepergian dengan.jalan

l4 l5
JT

kaki. Bagian depan dilengkapi beranda terbuka untuk bahan yang dibuat di luar bangunan pokok sebagai tempat
berangin-angin di musim panas dan sekaligus untuk memasak yang sesungguhnya.
bercengkerama. Ke sebelah dalam ruang tamu resmi dan Contoh lain betapa jelas adanya hubungan dengan antara
sekaligus untuk pertemuan kekeluargaan, disambung dengan bentuk perumahan dengan gaya hidup ialah apa yang terjadi
kamar makan dan kemudian dapur yang luas untuk masak di kalangan orang Minangkabau. Pada masa lampau, ke-
dan menerima tamu dekat atau kawan karib. Di bagian hidupan adat yang berprinsip pada garis keibuan, orang
belakang ada halaman tempat berkebun, jemuran pakaian, Minangkabau hidup dalam kesatuan sosial yang berupa
tempat sampah, dan WC serta garasi. Kesemuanya itu menun- keluarga luas (porui). Kesatuan keluarga luas yang seketurunan
jukkan gaya hidup tahun 1930-an. dari satu ninik, dan dipimpin oleh seorang msmak itu tercer-
Pada tahun 1970-an gaya hidup orang Amerika berubah min dalam bentuk rumah gadang yang biasanya terdiri dari
dan tercermin dalam bentuk dan struktur ruang rumah mereka. sejumlah kamar yang masing-masing menampung seorang
Jalan kaki Iima yang menghubungkan dengan rumah-rumah wanita yang telah bersuami dengan anak-anak yang masih
lain tidak penting (kecuali belakangan karena krisis energi). kecil. Sedang anak-anak dewasa tidur di bagian "dalam"
Pagar dibuang dan diganti dengan halaman depan yang dihias secara bersama. Anak laki-laki yang sudah besar tinggal di
dengan pertamanan. Beranda depan terbuka hilang, diganti rumah bujang atau kemudian di surau. Para suami tidak mem-
dengan ruang makan dan dapur yang mengecil. Di samping punyai tempat tinggal khusus kecuali rumah gadang ibunya
itu kamar-kamar tidur dilengkapi dengan kamar mandi dan sebagai pengenal dan kamar (kamar) istri (istri)nya tempat ber-
peturasan di dalam rumah. malam atau bergilir. Keadaan masyarakat matrilineal dan
Sementara itu orang kaya sudah melengkapi rumah dengan uxorilokalitu sudah berubah, kini terjadi nuclearisasi, yaitu
beranda belakang terbuka dan sekaligus kolam renang, di sam- proses perubahan dari keluarga batih. Akibatnya ialah
ping garasi yang membuat dua mobil (ingat revolusi auto mobil kurangnya arti penting rumah gadang dan selanjutnya digan-
di Amerika Serikat pada tahun 1950-an). tikan bermunculan rumah-rumah kecil yang berpenghuni
Perkembangan demikian itu juga terlihat di kota-kota besar keluarga batih yang outonomous (berdiri sendiri).
di Indonesia. Banyak bangunan rumah tradisional dihancurkan Hal yang sama melanda masyarakat Bali, kini terlihat
dan diganti dengan rumah-rumah gaya modern. Akan tetapi kehidupan "modern" dengan lebih banyak pilihan pencaharian
berlainan dengan apa yang dilakukan penduduk di Amerika di luar sektor pertanian. Kalau di masa lampau kesatuan sosial
Serikat,. orang-orang Indonesia sekadar mengikuti mode yang berdasarkan budaya kerabat patrilineal sangat dominan
sebagai lambang tanpa memperhatikan kegunaan praktis, dan orang menetap secara y,irilocaldan mewujudkan kesatuan
misalnya dalam pembagian ruang tidur dan dapur yang dadio (keluarga luas terbatgs patrilineal) kini terjadi
merupakan bagian belakang (paling kotor) disatukan dengan kecenderungan untuk menetap secara bebas sesuai dengan tem-
ruang makan dan tamu. Akibatnya dapat dibayangkan kalau pat kerja mereka. Demikian kalau perkampungan orang Bali
cara-cara memasak dan kebiasaan lama masih tetap dipraktek- dulu terbagi dalam blok-blok yang menarnpung sejumlah
kan. Bukan tidak jarang terpaksa orang kaya di Indonesia rumah dari satu keluarga luas, kini orang mulai mendirikan
membuat dua dapur, satu dapur mewah dan satu dapur tam- rumah di luar lingkungan blok dadia mendekati tempat kerja
yang baru dengan segala gaya hidup.

t6
-l t oounol'"'^\J^l.{':'l;''
tJ.ts','" 1v'
yuMr\Jn ?
Sebaliknya perumahan modern di kota-kota besar tidak pungan. Tempat itu merupakan salah satu bangunan yang pen-
bebas dari gaya hidup penghuninya. Ikatan kerabat dan kewa- ting bagi kegiatan sosialisasi penduduk setempat.
jiban sosial yang masih kuat mendorong orang untuk Nilai-nilai yang tercermin pada bentuk rumahnya. Ada
memperluas rumah-rumah modern, yang semula direncanakan sementara masyarakat yang memberikan arti tertentu pada
untuk menampung satu keluarga batih dengan menambah bentuk rumah mereka, sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.
kamar ke belakang, ke samping atau ke atas. Tidak jarang Orang Batak Karo dan Toraja serta Minang bentuk bangunan
mereka harus mengorbankan nilai estetika demi nilai-nilai hubungan rumah itu dibuat mirip perahu sebagai kendaraan
budaya yang berlaku. suci dalam mitologi kehidupan mereka. Semakin banyak atap
, Ee!ry3n l$[ional sebagai cermin nilai budava masih bersusun (Mang) semakin tinggi martabat keluarga yang ber-
anfat jelas nampakialam perwujudan bentuk, struktur, tata sangkutan. Demikian pula hubungan berganda hanya boleh
ruang, dan hiapannya. Bentuk fisik rumah tradisional, dimiliki oleh bangsawan di Sulsel.
walaupun tidak mengabaikan rasa keindahan (estetika), namun Sementara itu bentuk dan pola hiasan rumah juga tidak
ia terikat oleh nilai-nilai budaya yang berlaku dalam bebas dari pengaruh nilai budaya, gagasan utama dan
masyarakat. Pertama-tama mengenai letak lintangnya tidak keyakinan yang mendominasi penduduk. Kepala kerbau,
bebas dari keperc ay aan / key akinan yang berlaku. Kebanyakan sebagai hewan kerja dalam pertanian, sangat tinggi nilainya.
masyarakat kita percaya bahwa arah muka yang menghadap Ada yang mengkaitkan dengan pemujaan bulan sebagai
matahari itu ideal karena menyongsong kehidupan dan rezeki. sumber air hujan/kesuburan dan bukan semata-mata sebagai
Sebaliknya dianggap pantang dan dapat mendatangkan ben- hewan kerja. Oleh karena itu kepala kerbau atau sekurang-
cana kalau posisi rumah itu membelakangi matahari terbit. kurangnya tanduknya menjadi bahan penghias yang penuh
Karena itu rumah-rumah tradisional amat jelas membedakan arti. Di samping itu ada pula lambang-lambang lain yang
mana bagian muka dan mana bagian belakang sebagaimana menggambarkan nilai-nilai budaya, gagasan vital, dan
tercermin dalam lambang/ragam hias. Belum lagi terhitung keyakinan masyarakat ikut menghias rumah/bangunan tradi-
tata susunannya dalam perkampungan, ada tempat-tempat sional dalam bentuk ukiran dan gambar.
istimewa/suci yang perlu diperhitungkan, misalnya tempat Kenyataan ini menunjukkan betapa penting artinya ar-
mendirikan lumbung dan pura pemujaan di samping pelataran sitektur tradisional sebagai salah satu cermin kebudayaan,
tempat berkur4pul penduduk. sekurang-kurangnya mengandung nilai-nilai yang berlaku
Mengenai pembagian ruang, amat jelas dikerjakan sesuai dalam masyarakat. Oleh karena itu pelestarian bangunan tradi-
dengan nilai-nilai budaya yang berlaku. Rumah dianggap tem- sional mempunyaiarti bukan sekadar memelihara bangunan
pat suci dan hanya layak dimasuki oleh penghuni rumah dan kuno akan tetapi ikut memperluaskan pesan dan informasi
kerabat dekat. Oleh karena itu ada bagian-bagian yang ter- nilai-nilai budaya yang ada untuk ditawarkan kalau tidak
buka buat tamu dan sebaliknya ada bagian-bagian ruang tamu dikukuhkan pada generasi mendatang.
bagi orang lain menjadi satu dengan tempat tinggal. Contohnya
di pulau Lombian (Pulau l.ambate) Toraja dan bahkan juga
pada masyarakat orang Karo ditemukan juga bangunan khusus
untuk menumbuk padi secara kolektif dalam setiap perkam-

l8 I
()
7

I.3 ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN tuk tatanan republik yang demokratis, adalah suatu hal yang
sama sekali baru bagi bangsa Indonesia. Sejarah Indonesia
Oleh: Ir. Hindro Tjahjono Sumardjan, IAI sebelumnya hanya mengenal bentuk tatanan kerajaan yang
otokratis, lengkap dengan perangkat feodalnya. Oleh karena
Perspektif Kebudayaan Indonesia itu mudah dimengerti bahwa banyak terjadi kekikukan dan
Pokok persoalan yang kita bahas dalam temu karya ini adalah: kesalahpahaman mengenai arti kaidah-kaidah kehidupan yang
bagaimanakah identitas budaya atau adat dapat diterapkan baru ini. Banyak norma kehidupan sehari-hari harus ditukar
pada bangunan-bangunan baru secara tepat? dengan yang baru. Terjadi kekacauan norma selama norma
Mencari dan menemukan identitas budaya adalah masalah baru yang diterima semua pihak belum tercipta. Timbul
yang sulit bagi kita, bangsa Indonesia, disebabkan oleh posisi keracunan budaya.
titik perjalanan sejarah saat ini kita berada. Kesulitan-kesulitan Beberapa contoh dapat kita sebutkan antara lain:
tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Di Bidang Sosial Politik
l. Ke-bhineka-an Ragam Budaya di Indonesia Misalnya tentang pengertian 'oposisi'. Pihak yang satu
Tidak dapat kita ingkari bahwa sejarah terbentuknya menganggap bahwa oposisi itu adalah hal yang wajar dalam
negara kesatuan kita dari Sabang sampai Merauke ini diper- kehidupan demokrasi, bahkan itu adalah hal yang wajar dalam
tautkan oleh kesamaan nasib dan penderitaan karena sama- kehidupan demokrasi, bahkan mutlak diperlukan. Sementara
sama dijajah oleh Belanda. Secara etnologis sesungguhnya pihak lainnya, karena masih terbiasa berpikir dalam pola
suku-suku bangsa di lndonesia tidak mempunyai cukup banyak otokratis berpandangan bahwa oposisi adalah ketidakpatuhan
kesamaan untuk dapat dipandang sebagai suatu kesamaan, yang mendorong kewibawaan penguasa dan merupakan bibit
untuk dapat dipandang sebagai suatu kesatuan bangsa. pemberontakan, oleh karenanya perlu segera ditumpas sebelum
Baik dalam hal bahasa, adat istiadat ataupun agama, terdapat terlambat. Soal lain menyangkut hubungan antara agama dan
perbedaan-perbedaan yang cukup besar, bila kita meng- negara. Apakah negara perlu (berhak) mencampuri masalah
gunakan ukuran Eropa maka perbedaan sebegitu sudah cukup agama? atau sebaliknya yaitu agama mencampuri masalah
untuk menjadi dasar menyebut diri sebagai bangsa yang negara? Secara undang-undang hal ini mungkin cukup jelas
berbeda. Namun tekad yang pernah dicetuskan dalam Sum- tapi hal ini tidak berarti cukup jelas diterima oleh seluruh
pah Pemuda 1928 serta semangat kemerdekaan 1945 telah masyarakat. Salah satu latar belakangnya adalah kebiasaan,
berhasil menjembatani perbedaan-perbedaan tersebut sehingga dahulu seorang raja selain sebagai pemimpin eksekutif adalah
darihari ke hari rasa kebangsaan tersebut makin kuat. Namun juga 'pendita' (pemimpin agama), bahkan bisa bergelar Sayid-
suatu kesatuan budaya yang tuntas utuh masih memerlukan din Panatagama (orang suci pembina agama) seperti di
perjalanan panjang. Yogyakarta.
Contoh soal lain lagi, menyangkut kepemerintahan.
2. Struktur Sosial yang Baru Setelah Kemerdekaan Masalahnya, pemerintah itu adalah penguasa (the ruler)atau
Setelah kemerdekaan bangsa kita telah memilih bentuk pamong (public servont)? Secara undang-undang jelas bahwa
republik bersifat demokratis. Ditilik secara historis maka ben- peran pemerintah lebih ditekankan sebagai pamong. Tapi

20 lt
-

masyarakat hanyak masih terbiasa memandang pemerintah kunci mukjizat yang disebut modernisasi. Kita harus memoder-
sebagai penguasa sebagaimana di zaman kerajaan. Terlebih- nisasikan segala hal agar bisa mengejar ketinggalan kita. Maka
lebih di kalangan aparat pemerintah pun banyak yang sadar dipaculah gerakan modernisasi yang berintikan meningkatkan
ataupun tidak, bertindak lebih menyerupai penguasa. teknologi dan pembangunan ekonomi. Maka didengungkanlah
nilai-nilai baru yang akan dipakai mengukur keberhasilan dan
Dalam Kehidupan Ekonami keluhuran manusia modern. Manusia yang baik kini bukan
Masih menjadi persoalan apakah mengusahakan untung
lagi yang saleh, rendah hati, sopan santun, tahu diri,
sederhana, dan lain sebagainya melainkan yang pragmatis,
yang sebesar-besarnya itu sikap yang benar atau tidak?
efisien, produktif, ambisius, agresif, dan lain sebagainya.
Masalahnya bukan soal hukurn, tidak dilarang, melainkan
Perubahan ini betul-betul menjungkir-balikkan tata nilai yang
secara etika normatif . Masyarakat masih menganggap
lama. Dan siapa tidak cepat turut bergerak, akan ketinggalan
mengusahakan untung sebesar nluttgkin itu berarti tamak,
dan terlindas. Tapi, belum lagi seluruh barisan rnulai trergerak
rakus dan bukan tindakan yang patut dipuji sebagai ekonomi
tiba-tiba barisan terdepan terperangah. Tiba-tiba gambaran
rasional. Sulitriya, sampai kini belum didapat kesepakatan
masyarakat modern yang dicita-citakan tidak lagi secemerlang
berapa batas keuntungan yang dianggap wajar.
gambaran semula. Dan sekali lagi gerakan pertumbuhan
bangsa menghadapi masalah besar yang ketiga.
Dalam Stratifikasi Sosial
Bagaimanakah stratifikasi sosial di dalam pola republik? 3" Krlsls Perkembangrn Budaya Dunia
Mana yang lebih tinggi antara keturunan bangsawan, ulama,
Perkembangan kebudayaan negara rnaju dalam kurun dan
pejabat pemerintah, perwira, politisi, orang yang dituakan,
dasawarsa terakhir menunjukkan gejala-gejala yang mem-
cerdik cendekiawan, dan kaum hartawan? Bila iniditanyakan
prihatinkan. Berbagai tatanan mudern yang sernula."lianggap
maka kita akan mendapat j4waban yang berbeda-beda yang
mukjizat ternyata mengandung hibit-bibit penyakit yang amat
membuktikan belum adanya suatu kesatuan norma di antara
membahayakan kehidupan manusia, bahkan juga planet bumi
kita.
ini. Industri yang sangat maju ternyata telah melahirkan
Bila contoh-contoh itu kita kaji secara lebih mendalam pencemaran lingkungan, yang mengganggu kelestarian alam.
maka kita akan menemukan bahwa sesungguhnya akar pan- lndustri telah pula mendorong tingkat konsumsi yang rnelewati
dangan filosofislah yang menciptakan perbedaan-perbedaan batas wajar yang tertanggungkan oleh suntber daya alam yang
tersebut. Oleh karena itu tidak mengherankan bila dalam tersedia. Sedangkan teknologi telah mendorong terciptanya
kehidupan sehari-hari kita seringkali bingung menghadapi senjata-senjata pernunah, yang maha dahsyat yang dengan
situasi tertentu. Lain daripada itu kita sebagai bangsa yang mudah menghancur leburkan planet bumi dan segenap
baru berkembang, sebagaimana bangsa lainnya yang setaraf, kehidupannya dalam tempo sekejap saja" Sernentara itu
dihantui oleh perasaan terbelakang dibandingkan dengan telah terbukti juga bahwa kemajuan ekonouri dan tingkat
bangsa-bangsa lain yang telah maju. Oleh karenanya kita kemakmuran tidak dengan ser"rdirinya rneningkatkan rasa
merasa terdorong untuk mengejar ketinggalan itu. Untuk itu bahagia dan sejahtera pada manusianya. Tatanan politik dan
kita umumnya berpendapat bahwa jawabannya terletak pada ekonomi dunia vang ada di lain pihak telah mendurong ter-

22 l.l
Fr--

ciptanya jurang pemisah yang makin lebar antara bangsa- benar baik kita akan perlu mengenali kondisi lain dari
bangsa maju dengan yang terbelakang, hal ini mendorong masyarakat tersebut.
ketidak stabilan politik dunia yang pada gilirannya akan Sebagai contoh kita dapat mencoba mengenali gejala
memukul balik negara-negara maju itu juga. Dengan budaya masyarakat kita sendiri dengan mengamati karya
kenyataan-kenyataan seperti itu tentu kita harus memper- arsitektur di sekeliling kita. Saya akan mengambil kasus kota
tanyakan kembali benarkah kita sebagai umat manusia telah Jakarta yang cukup saya kenal.
memilih jalan yang tepat untuk mencapai kesejahteraan
manusia dan kelestarian alam kita? Bila tidak, alternatif l. Arsitektur Perubahan Elite di Jakarta
manakah yang tersedia untuk dipilih? Dan kita pun harus
Mengamati arsitektur ini cukup relevan karena:
memilih, ke arah manakah perjalanan bangsa ini akan menuju?
Jakarta adalah pusat orientasi budaya lndonesia masa kini.
Bila kita mengamati ketiga kesulitan besar tersebut maka - Golongan elite di Indonesia sangat berperan dalam
dengan mudah kita menyadari besarnya kesulitan budaya yang - mempengaruhi tata nilai masyarakat karena masih kuat-
kita.hadapi. Jadi bila kita ingin membicarakan tentang ciri nya sikap feodal di masyarakat kita.
budaya yang akan kita tetapkan dalam arsitektur kita maka Dari pengamatan perkembangan arsitektur sektor ini
kita akan dihadapkan pada serangkaian pertanyaan berikut terasa adanya alur kecenderungan tertentu yaitu:
ini. Budaya yang mana yang ingin kita cerminkan? Yang dulu * Perubahan mode bentuk yang relatif cepat/sering.
pernah kita punyai dan sedang kita ubah ini? Atau yang
Hal ini menunjukkan belum mantapnya kedudukan suatu
sekarang, yang masih rancu dan sedang kita pertanyakan kem-
ungkapan arsitektonis tertentu yang 'pas' dengan hasrat
bali? Atau yang akan datang yang belum kita ketahui dan keinginan golongan elite tersebut. Dengan perkataan
gambarannya?
lain mereka masih mencari-cari ungkapan yang dirasakan
tepat.
Ciri Budaya dan Arsitektur * Sikap individualistik secara konsisten tetap ber_
Bila kita membicarakan ciri budaya dalam arsitektur kita tahan. Hal ini tercermin dari bentuk disain yang sangat
dapat membicarakan tentang dua seginya yaitu: mengabaikan keadaan lingkungan sekitarnya. Hal ini
a. Apa ciri yang ingin diungkapkan. mencerminkan tiadanya rasa solidaritas dengan masyarakat
b. Bagaimana ciri itu dapat diungkapkan. sekelilingnya. Terungkap juga pemahamannya terhadap
Suatu karya arsitektur hampir selalu, secara disadari kemerdekaan dan haknya sebagai individu yang merdeki.
ataupun tidak, mencerminkan ciri budaya dari kelompok
* Penonjolan kemewahan kini dibarengi juga oleh
manusia yang terlibat di dalam proses pcncipraannla. penonjolan ciri aristokratis. Hal ini mengungkapkan
Sekurang-kurangnya akan tercermin di situ tata nilai yang adanya kebutuhan kuat untuk menciptakan atribut status
mereka anut. Dengan demikian apabila kita secara cermat sosial. Demikian kuatnya kebutuhan atribut ini sehingga
mengamati sejumlah karya arsitektur suatu masyarakat maka terasa fungsi utama rumah sudah tergeser bukan lagi
lambat laun kita pasti dapat mengenali ciri budaya masyarakat sebagai gua garba keluarga (fungsi primer) tetapi lebih
tersebut. Namun untuk dapat mengenalinya dengan benar- sebagai aktualisasi diri (fungsi sekunder).

),1 l5
Gejala-gejala budaya tersebut memang makin terasa kokoh
di masyarakat kota Jakarta bila kita mengamati pula bentuk
kehidupan lainnya. Bila kemudian kita amati perumahan
golongan yang lebih rendah di daerah pelosok kota atau di
kampung-kampung maka kita melihat juga imitasi mode
tersebut dalam skala mini atau terbatas. Gejala ini mencer-
minkan tingkat kesadaran dari masyarakat golongn bawah
bahwa mereka mempunyai hak untuk berbuat yang sama
dengan golongan atas. Suatu hal yang tabu dilakukan dimasa
lalu.

a 2. Arsitektur Perkotrsn
\Cl Pada gedung-gedung perkotaan yang disewakan (komer-
L
sial) kita akan menemukan gejala yang agak berbeda. Gedung-
-ra gedung tersebut umumnya dibangun dengan penekanan yang
a)
kuat dalam ciri prestise. Atribut yang biasanya dikenakan
\ bukan saja kemewahan tapi juga atribut ke-internasional-an,
't ke-modern-an dan teknologi tinggi. Pada hal gaya internasional
jet-set ini telah mereka tinggalkan untuk bentuk rumah ting-
o
gal mereka. Nampaknya ada gejala penerapan standar ganda
o
.r<
q) bagi mereka yaitu di kantor bercitra modern-ftrgh technology
o.
tapi di rumah bercitra aristokratis"
Pada gedung-gedung perkantoran pemerintah terdapat ciri
yang berbeda. Kemewahan tidak terasa menonjol, meskipun
q!
di sana sini terlihat adanya keinginan untuk itu (tapi terhalang
biaya), tapi sering terasa adanya keinginan kuat untuk menam-
pilkan citra wibawa. Hal ini tercermin dari bentuk yang
simetris, tempat masuk utama yang ingin megah atau pen-
jagaan yang ditonjolkan. Gejala lain yang sering terasa
menyolok adalah penyediaan fasilitas yang menyolok berbeda
antara pejabat tinggi dengan segenap bawahannya.
Selain itu fasilitas yang disediakan untuk publik selalu
sangat minim, terbatas pada lobby di tempat masuk utama
dan di lorong-lorong. Gejala-gejala tersebut mengungkapkan
sikap aparat pemerintahan yang berorientasi pada status

)7
v

karena ruang lingkupnya yang sangat luas'


Dan dalam proses
penguasa dan adanya sikap yang feodalistik antara atasan dan
bawahan. p.-U.n,"f.ui t .UuOuvaan ini arsitek- dapat turut berperan'
tentang
Untut ini pertama-tama perlu ditegaskan sikap dasar
menclp-
3. Bangunan-bangunan Fasilitas Umum peran arsiiek yaitu mengikuti arus kebudayaan atau
yang terakhir adalah pilihan
Pada bangunan-bangunan sekolah umum selalu menim- iatan arus kebudayaan- Pilihan
pun mengan-
yang berat karena selain sukar memerankannya
bulkan kesan seadanya. seolah-olah yang penting ada ruangan arus'
tertutup. Susunan ruang dan pengaturan dalam kelas tidak iutl Uunyuk risiko terutama bila berusaha menentang
sendiri bagaimana
Kesulitan yang pertama adalah menentukan
menunjukkan adanya perbedaan dengan sekolah yang baik, untuk
dibangun 40-50 tahun yang lalu. Sebaliknya pada bangunan-
tata nilai dan bentuk kebudayaan yang diyakini
memanfaatkan setiap
bangunan sekolah yang bersifat khusus (biasanya sekolah per-
t*gru ini. Selanjutnya ia harus berusaha meyakinkan
kesempatan yung udu untuk menyadarkan
dan
cobaan seperti STM pembangunan dan lain sebagainya) terasa dan benar' Upaya
masyarakat bahwa tata nilai itulah yang baik
adanya usaha agak berlebihan untuk menunjukkan bahwa
'yang ini memang lain'. Gejala ini mengungkapkan sikap dan
ini adalah suatu upaya yang luhur tapi berskala raksasa' dengan
pandangan kurang serius terhadap pendidikan dan sikap Arsitek secara p..or"ngun mustahil dapat memerankan
dan media masa
ingin memaksakan kesan sukses pada proyek-proyek baik. Ia harus ditunjang oleh suatu organisasi
luas' f)apatkah
percobaan. vurg Uitu efektif menjangkau masyarakat
lrginisasi para arsitek menialankan perannya?
4. Pengamatan Segi Mutu Pengerjaan
Bila kita mengamati segi mutu pengerjaan maka kita
temukan bahwa dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu
maka keterampilan pengerjaan telah meningkat. Hal ini
mengungkapkan adanya gairah dan kemauan untuk menum-
buhkan sikap profesionalisme di kalangan pekerja. Dari ber-
bagai contoh di atas kiranya jelas bagaimana berbagai ciri
tatanilai budaya suatu masyarakat dapat tercermin (dicer-
minkan) dalam masyarakat.

Penutup
Kembali pada pertanyaan pokok temu karya ini maka
jelaslah bahwa yang menjadi masalah sesungguhnya bukanlah
'bagaimana menerapkan ciri budaya yang tepat dalam ar-
sitektur?' Masalah utamanya justru pada 'ciri budaya apa yang
ingin kita cirikan di dalam arsitektur kita?' dan jawaban
untuk itu tidak terletak pada pundak arsitek semata-mata

l()
28
I.4. MEMAHAMI ARSITEKTUR TRADISIONAL Yang dimaksudkan dengan "sifat dasar" ialah hal-hal
(.1'ealures) seperti: memusat, memencar, simetris, statis, sen-
DENGAN PF,NDEKATAN TIPOLOGI
tris, dan sebagainya. Beberapa sifat dasar ini sudah menjadi
Oleh: Ir. Budi A. Sukada, Grand.Hond, Dipl. (AA) rnilik beberapa bentuk clasar tertetttu dengan sendirinya (in-
herent). Misalnya, sebuah bujur sangkar mempunyai sifSt
Tipologi berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang dasar "statis", sedangkan sebuah lingkaran mempunyai sifat
berkenaan dengan tipe. Arti kata ;tipe" sendiri diambil dasar "memusat". Akan tetapi, beberapa bujur samgkar atau
kata "typos" (bahasa yunani) ying berarti: ,,the dari lingkaran yang digabungkan belum tentu rnempunyai sifat
root
o!. ". Untuk dapat membahas tipofogi secara tuntas, perlu dasar itu lagi. Demikian pula halnya bila beberapa bentuk
dikemukakan dahulu pengertian yang teikandungg
dalam kata dasar yang berlainan digabungkan menjadi satu bentuk dasar
arsitetur", karena demikian banyaknya pengertian yang baru.
dimiliki oleh kata itu dewasa ini. Sebagai sebuah objek arsitektural, terdapat dua pendapat
. ',r Secara tipologis, yang dimaksudkan dengan ,,arsitektur,,
ialah aktifitas yang menghasilkan objek tertentu, yang
vans berbeda mengenai asal-usul arsitektur. Pendapat yang
"objek arsitektural". Dengan begitu tipologi derusaha disebut ir. i"ieruentut pada saat
manusia berhasil mewujudkan kehadiran Tuhan di dunia. Atas
menelusuri asal-usul/awal mula terbentuknvu
oUj.t_oUj.l dasar anggapan tersebut, objek arsitektural yang pertama di
arsitektural. Untuk itu, ada 3 tahapan yang harus
yaitu:
dit.*put, dunia adalah bentukan/konstruksi yang berfungsi sebagai tem-
pat pemujaan. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa ar-
l ' Menentukan tJbentuk-bentuk dasar" (formar
structures) sitektur terbentuk pada saat manusia sadil akan kehadiran-
yang ada di dalam tiap objek arsirektural
nya di dunia dan mulai terarah pada lingkungannya. Atas dasar
2' Menentukan "sifat-sifat dasar" (properties) yang dimiliki hal tersebut, objek argjlektu1 yang.,pertaml. di dunia adalah
oleh setiap objek arsitektural, berdasarkan bentuk bentu kan/ koriiliu'ksi iang trsitnngsi sebagai tempat pemuj aan.
dasa.
yang ada padanya.
Pendapat yang kedua mengalakan "ba!.ryva arpljekt"q1 terben-
3. Mempelajari proses perkembangan bentuk dasar tersebut tuk pada saat manusia sadar akan kehadirannya di dunia dan
sampai kepada perwujudannya saat ini. mulai terarah pada lingkungannya. Atas dasar hal tersebut,
Yang dimaksudkan dengan "bentuk dasar,,
ialah unsur- objek arsitektural yang pertama di dunia adalah bentukan-
unsur geometris utama: segi tiga, segi empat,
lingkaran, dan bentukan yang berfungsi sebagai hunian/tempat tinggal
glips; beritut segala variasi niasing-_masing unsur t..r.Urt. primitif (primitive hut).
Unsur geometris utama ini serinlkafi ai"seUui ,,i.",n.r.i Dewasa ini, pengaruh kedua pendapat di atas masih dapat
abstrak" atau disebut juga ',dee-per gro*iiy,,. ";i;;;;, dirasakan. Pendapat yang pertama menghasilkan keyakinan
"abstrak " karena unsur-unsur ini lebih,-.;;;;ir-dfi; bahwa yang pantas disebut sebagai karya arsitektur adalah
keadaan tidak terwujud secara nyata di karya-karya yang monumental sifatnya dan diperuntukkan
diamati, melainkan hanya terindiiasikan saja. "U:.f. ,"r;
da-lam
seuuatr atai bagi kepentingan umum, Contoh: Nikr:rlaus Pevsner. dalam
berbentuk pelana misalnya,.bisa dianggap
terdiri dari beberafl buku ",4n Outline of Europeon Architecture" (i 974) berpen-
unsur segi tiga yang dibariskan. dapat sebagai berikut:

30 rl
"Gudang sepedo adalah sebush bqngunqn; kotedral Lincoln
' sdaloh sebuoh karyo orsitektur. Apapun yang membentuk
ruang dalam skalo yang cukup bogi monusio untuk bergerak
di dolamnya sdoloh sebuah bqngunqn; istiloh ursitektur \/
hanya berloku bagi bongunan-bangunon yong dirancong
dengan tuiuan estelis". t )
Pada abad ke-18 dan 19, sebutan "estetis" hanya ditujukan
pada bangunan-bangunan monumental dan umum saja.
Memang itulah yang ditampilkan oleh Pevsner dalam uraian-
il*I
m rillil nya. Pengaruh pandangan ini terasa juga di Indonesia. Mata
'E
* !r, * iil *'"'
kuliah Sejarah Arsitektur misalnya, penuh berisikan materi
iiiDlllttii l lll
l

r: T.e.tI
ll*![t! r&
tf,

-o
mengenai bangunan-bangunan monumental saja.
Di pihak lain, pendapat yang kedua menghasilkan pendapat
\ yang percaya bahwa setiap bangunan, apa pun fungsinya dan
c bagaimanapun penampilannya, harus disebut sebagai karya
q,)
arsitektur; bahkan apabila didirikan bukan oleh seorang
arsitek.
Mengenai arsitektur sebagai sebuah objek pun terdapat dua
pendapat yang berbeda. Pendapat yang pertama mengatakan
B
c bahwa objek arsitektural itu unik dan orisinal sifatnya. Setiap
*a
objek arsitektural merupakan ekspresi dari apa yang dipikirkan
a"
oleh pembuatnya, sehingga seharusnya tidak mungkin ada dua
^\<
objek arsitektural yang persis sama, sekalipun dibuat oleh
orang yang sama. Pendapat ini masih berpengaJqb*gUlfi
e)

v sekarang. Perhartikan pendapat prefeso(.P4.mrrano Atmadi


berikut ini:
"Psdq dasarnya orsileklur selalu ingin menyampaikan
peson, honya karena peson itu tidok tertulis maka pesan tadi
dapar saja diartikan berbedo dori yang, dimaksudkan. Selain "i ,'
ilu peson yang diharopkan dupal dctn hampir selalu diar-
tikqn lain oleh seseorqng yong men<'r.tba membaca pesan

l. PEVSNER, Nikolaus
-AN OUTLINE OF EUROPEAN ARCHITECTURE-
England: 1974, hal. l5

-r, 1.1
tersebut. Apuktgi bilo pengamaton dilokukqn dengon selisih Pendapat yang kedua justru mengatakan yang sebaliknya.
wak.tu yong cukup luml".2)
Menurut pendapat ini, objek-objek arsitektural mempunyai
Menurut beliau, hal itu disebabkan karena: nilai yang sama dengan objek lain yang dihasilkan dari sebuah
". . . tumbuhnyo pondongan dsn nilai boru yang tidak honya aktivitas yang bersifat repetitif (berulang kali). Bukan hanya
berbeda tetopi iuga dopot bertolok belakong dengan yang itu. Objek arsitektural justru sengaja dibuat agar untuk
lqmq".3) seterusnya dapat diulangi lagi. Dengan perkataan lain, objek
Pendapat profesor Parmono di atas berasal dari salah satu arsitektural bukan saja menghasilkan sebuah pengulangan
aktifitas bidang Linguistik yang disebut "Semiologi". melainkan juga dihasilkan dari sebuah pengulangan.
Semiologi berusah a meli h at balqqseba_g" 1! sAlqa komuni kasi . Atas dasar pandangan seperti itu, seseorang yang akan mem-
Dalam halinimanusia dilihat sebagai makhluk bersimbol, yang buat objek arsitektural dianggap hanya mempunyai satu
berkomunikasi dengan sesamanya dengan tanda-tanda yang pegangan, yaitu "bentuk-bentuk dasar" beserta "sifat-sifat
mengisyaratkan/ditujukan pada suatu arti atau maksud ter- dasar"-nya. Kemampuan yang dimilikinya hanyalah keteram-
tentu. Oleh karena itu, bahasa yang kita pakai sehari-hari pilan melakukan klasifikasi, yaitu membeda-bedakan pelbagai
dipelajari dalam Semiologi dengan jalan menguraikannya men- bentuk dasar dan mencirikan sifat dasar masing-masing. Dia
jadi sebuah sistem tanda-tanda. Melalui pendekatan ini pro- bisa saja mOlakukan transformasi, modifikasi, atau imitasi
ses pembentukan pengertian tentang apa pun diharapkan dapat bentuk-bentuk dasar, akan tetapi hal itu bisa saja dilakukan
ditelusuri. Baik simbol maupun tanda (sign) diyakini bersifat setelah dia menetapkan satu bentuk dasar atau satu peng-
universal, sehingga proses yang terjadi dalam pembentukan gabungan bentuk-bentuk dasar pilihannya. Itulah sebabnya,
sebuah bahasa terjadi juga pada hal lainnya, antara lain pada orang lain akan dapat meniru apa yang dilakukannya dengan
arsitektur. Elemen-elemen tektonis pembentukan sebuah mudah, segera setelah berhasil menelusuri bentuk dasar atau
objek arsitektural disamakan dengan kata-kata, sedangkan gabungan bentuk-bentuk dasar asli pilihan orang pertama tadi.
objek arsitekturalnya sendiri disamakan dengan sebuah Sering timbul anggapan bahwa pendapat ini merupakan
kalimat. Kita tahu bahwa dalam prakteknya tiap orang mem- embrio dari konsep produksi arsitektur secara massal. Hal
punyai cara masing-masing dalam bercakap-cakap. Arsitektur tersebut tidak seluruhnya benar, walaupun memang
pun diperlakukan seperti itu. Setiap pembuat objek arsitektural merupakan satu dari beberapa konsekuensi yang timbul.
dianggap mempunyai cara masing-masing dalam pengolahan- Sebenarnya tidak mudah meniru objek arsitektural hasil karya
nya agar objek yang dihasilkannya komunikatif. Dengan seseorang, karena menelusuri bentuk-bentuk dasar asli tidak
demikian setiap objek arsitektural adalah khas milik pembuat- dapat dilakukan dengan mudah.
nya (dalam pengertian: hanya mewakili si pembuatnya). Setiap Tulisan di atas memperlihatkan bahwa pengertian ,'karakter',
objek arsitektural unik dan orisinal karena hanya mem- tidak dihubungkan dengan pembuatnya, melainkan dengan ob-
jeknya sendiri, dengan pengaturan di dalam objek itu sendiri.
bawakan pesan dari pembuatnya.
Si pembuat objek tidak punya andil sedikitpun dalam objek
yang dibuatnya, dan tiap objek arsitektural telah mengandung
1 Parmono Atmadi
-APA YANG TERJADI PADA ARSITEKTUR JAWA?- sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya bahkan sebelum
Yogyakarta: 1984, hal. 3
disentuh oleh tangan si pembuatnya.
3. idem

34 3s
,tda cara untuk menafsirkan objek-objek arsitektural dengan

ffi lalan mengidentikkannya dengan suatu objek ragawi ter-


entu, yang selanjutnya akan menghasilkan sebuah citra
ertentu pula. Contoh: sebuah kolom mengekspresikan
ekuatan karena berfungsi menahan berat atap atau bangunan-
rrya sekaligus (bila berlantai banyak). Kekuatan identik dengan

n kejantanan atau keperkasaan seorang pria. Itulah sebabnya

ro
scbuah kolom harus berdimensi besar, tidak berukir atau
rrkirannya seminimal mungkin, dan di bagian atasnya mem-
lrunyai profil yang ditransformasikan dari profil seorang pria.
l)i kemudian hari, konsep "physiognomy" ini mengakibatkan
ripologi dilihat sebagai sebuah aktivitas pengelompokan ber-
dasarkan langgam (style). Itu disebabkan oleh pernyataan
de Quincy berikutnya, bahwa tiap objek mempunyai tipenya
rnasing-masing berdasarkan fungsi objek-objek tersebut dan
kebiasaan masyarakat dalam memakai objek-objek itu.
Dengan demikian muncul penambahan aspek baru, yaitu
selera, yang dianggap sebagai faktor penggerak utama dari
Kombinasi dan kompos,r, munculnyasebuah langgam tertentu.
r.3iT"1T.,1,, n ouru. Dipakainya langgam sebagai kriteria klasifikasi tipologis
(J. N. L. D,RAND)
t ersebu t di koreksi juga dirangsang oleh pemikiran yang diajukan oleh Jean-
o, u l,tit"tlli;;. oI eh
euarremere de euincy Nicolas-Louis Durand, profesor arsitektur di Ecole Poly-
technique, pada tahun 1795. Dikatakan oleh Durand:
i'ff rllli,.?,: : 1' on padai pepri ipnya horus isa
o;,"*, n
ns
b ". . . dalam bidang literstur misalnyo, seseorang selalu mulsi
ia' rir'J!: " "'
ripe n ii it n
m, r, i n, y ), i 6iii1
.m
e ta t u
i dengan elemen pembahason. Bila paro siswa menerimo
,
r ; ; ;r; ;;A:rr;
::, :i:i; f ot.to o,
; "i i,,i,, i, i
;;: r:mereka
d "
se ek a o usulan metode ini, mereka akan terbioso dengan bentuk-
tuk
memberi ,"i;d,:,'::':t.:,:
berharop in_ bentuk dan proporsi elemen-elemennyo, dan terlebih logi
b,;;s;;;:;'Y;;' PhYsiognomt" indi,idrr, orJr',ii, dengan pelbagoi kombinusi dari elemen-elemen yang sams.
Perhatikan bahwa Setelqh itu, ketika mereko sendiri membuat sebuah kom'
r
posisi, mereka akan mampu memilih dengon tepat bentuk'
lm:,,'r:n::, $;):"r,,,f":flffiT::jffil## bentuk, proporsi dan kombinosi yong paling cocok dengon
kebutuhannya; don akhirnya, dengon usahq sertq keria yong
lebih ringan mereks akan mampu menciptakan karya-
4. Raphaet _oN korya yang bisu lebih memuaskan selera dqn masuk akal".5)
lloNIo,
Jemlnar on Typology.,, ,Lf^il?,ll; f{{Tlil ii;Summer
r e78 : dari
5. idem

36
5t
Tidak seluruh pendapat di atas termasuk dalam aktivitas
bidang tipologi. Bidang ini dibangun atas dasar pendapat yang
mengatakan bahvra "primitive hul" merupakan awal objek c
i<-:tr z rt
arsitektural pada prinsipnya bersifat "repetitif"; atau seperti -: -aI
yang dikatakan olehlRap[aai]\fon& berikur :
lsebagai
"setora sederhana, tipotogi rtapat didefinisikqn sebugui
sebuah konsep .yang mendeskripsikan sebuoh kelompok olt
jek atas dasar kesumaan kar(tkter bentuk-bentuk dssarn.y'u. <
Padq dssarn.va tipologi berlandaskan poda kemungkinun
mengelompokkan beberapo objek karenq mempunyai kcsu- \(
\-\
t$ c-
rnaon sifat-si-fut dasar. Bahksn bisu juga dikataksn buhwu
tipologi berqrti tittdskan berpikir clolam kerungku
t-
.) PengelomPoksn".6)

./Atas dasar itu, pengertian "arsitektur"


". sebuah cara membuqt elemen-elemen tipologi ide
mengenai sebuuh struktur benluk- mencupoi keadaon-.yuitu
.yunq bi.sa
mencirikan karya yang utuh".7)

Pelbagai Tafsiran
Mudah diduga bahwa pendekatan tipologis ini akan meng-
lrt
undang pelbagai tafsiran, baik yang tepat maupun tidak, ka-
rena penekanannya yang diletakkan pada "karakter" sebagai /
fungsi klasil'ikasi. Masalah ini bahkan telah berlangsung se-
jak dua abad yang lalu, pada saat istilah "tipe" dituliskan
untuk pertama kalinya oleh Quatremere dc Quincy pada tahun
1788 dalam buku Ensiklopedi yang pertama di dunia.
Pengertian "karakler" ditulis pertama kalinya oleh
Jacques-Francoise Blondel pada tahun l77l dcngan P]f1J
menyatakan bahwa: 9!*+ ,E ^rrtfsl Cr-
/--(3-\
F i:ilii+,.,,
I

q:d*>
VIDLER, Anthony -A NOTE ON THE IDEA OF TYPE IN ARCHITECTL,IRE-
dalam: A. Henry - The Building oJ a Club, Princeton: 1976; dari "Seminar orr
Gambar 2
Typology", op.cit. hal.23.
'7.
idem, hal. 26 PRIMITM HUT: awal objek arsitektural

38 -19
". . . segenap hosil korya yong digolongkan harus mencer' dapat diperlakukan sebagai sebuah ,,bentuk dasar,l Dalam
minkan tujuan spesdiknya mosing-mosing, semuanya harus contoh yang diberikannya, sebuah ,,pediment,, dianggap
memiliki sebuqh korokter yang menenlukon bentuk sebagai model yang menyebabkan atap bangunan diidentit<_
keseluruhannya, don menghadirkun bangunon lersebut apo kan dengan sebuah segi tiga.
adanYa".8l
Pelbagai tafsiran yang memunculkan pelbagai aspek baru
dalam bidang tipologi seberulnya disebabkan oieh pengertian
yang terkandung dalam masing-masing aspek, yung
-..ung
berkaitan satu sama lain. Dalam bahasa Inggris, kata-kata:
tipe, model, dan langgam didefinisikan sebagai berikut:
- tipe : seseorang, sesuatu, peristiwa, dan sebagai_
nya, yang dianggap sebagai sebuah contoh
dari satu kelas atau kelompok tertentu
dianggap mempunyai kesamaan
_;;J*ff.
Gambar 3 - model : representasi dalam tiga dimensi clari
Physiognomy struktur atau langgam sebuah struktur
Tipologi sering juga disalahtafsirkan sebagai sebuah cara . . . untuk dibuat kembali dengan bahan
melakukan klasifikasi atas dasar kriteria "model", atau dengan lain atau yang cliusulkan untuk
perkataan lain, "tipe" itu identik dengan "model". Masalah ditiru.
ini sudah ada sejak tipologi dibahas untuk pertama kalinya, - langgam : cara berbicara, menulis, atau melakukan
dan diketahuijuga oleh Quatremere de Quincy. Sebagai con- sesuatu; sebuah karakter yang bersifat
toh, dianrbil masalah atap bangunan, Dikatakannya: kolektif; sebuah rumus deskriptif; jenis,
ragam, terutama yang berhubungan
"Sebuah 'pediment' tidok lagi dilihot sebogai represenlasi dengan caranya ditampilkan.ro;
sebuqh otap, kebetulsn karens bentuknyo yang segi tigo, Baik "tipe" maupun "langgam,, menyinggung hal yang sama,
maka sebush atop odoloh sebush segi tiga misterius, sesuoltt yaitu: kesamaan karakter yang bersifat mengelompot<ztotet<tir,
yong melombongkon keobodion ".9 )
sedangkan "model" justru berusaha melakukan imitasi atas
Dengan mengambil contoh mengenai atap bangunan, de "langgam". Akan tetapi, pada pemakaian tertentu, ',model,,
Quincy menyerang mereka yang rnelihat dulu apakah objek mempunyaipengertian yang sama dengan "tipe,, karena sama_
tersebut telah mengandung syarat-syarat yang diperlukan agar sama berhubungan dengan masalah representasi.
Tipologi memakai ketiga kata tersebut dalam ruang lingkup
berlainan, yaitu dikaitkan langsung dengan "bentuk-beniuki,
8. idem, hal. 27
9. VIDLER, Anthony
-Tt{E IDEA OF A TYPE: THE TRANSFORMATION
OIi THE ACADEMIC IDEAL, 1750-1830- Oppositions, Spring 1977: dari
10. THE CONCISE OXFORD DICTIONARy, Oxford University
"Semitrar on Typology", op.cit. hal. 70.

ilro^* JAw^ ltMuB


40 ' : ' .. PUKI'iJS-'',{1
\i
J'l
JL. i'vtlr" U
'l
lUM,'U;r('r\N 'fl
-t
$
lT

dan "sifat-sifat dasar" sebuah objek arsitektural' Oleh karena dua inilah yang akan membentuk atap bangunan, setelah diberi
itu, ketiganya harus dilihat secara konsepsional saja, tidak ranting dan ditutupi dengan dedaunan.
Dengan demikian, sebuah objek arsitektural pada prinsip-
boleh dikaitkan dengan sebuah wujud fisik tertentu. Dengan
nya hanya mempunyai dua bagian utama, yaitu: kolom-kolom
demikian, yang dimaksudkan dengan "model" dalam analisis
tipologi iaiah-sebuah bentuk dasar geometris yang dipilih "free standing" dan bidang atap. lnilah elemen-elemen dasar
r.Uugui sumber ideal bagi pembentukan sebuah objek ar- arsitektur Rasional. Di luar elemen-elemen ini, semuanya harus
sitektural tertentu, sedangkan langgam, adalah ciri khas yang dianggap berfungsi sekunder. Melalui logika seperti itu,
timbul dalam penampilan sebuah objek arsitektural yang dinding-dinding pembentuk ruangan yang muncul dalam
perkembangan selanjutnya, tidak boleh dilihat sebagai pemikul
dibuat, sebagai akibat dari dipilihnya sebuah bentuk dasar
tertentu untuk dijadikan sebuah model ideal' beban bangunan karena hal itu akhn melanggar prinsip dasar
yang telah ditentukan. Dinding maupun elemen lainnya yang
Seluruhuraiandiatasbarumeliputiduatahapanpertama
yang dilakukan dalam tipologi' Pada tahap yang terakhir' muncul kemudian harus dilihat'sebagai elemen pengisi saja
sehingga logikanya, elemen-elemen tersebut harus bisa dicopot
ilpotogi memakai metode yang biasa dilakukan dalam bidang
,.1u.uh, setiap objek arsitektural dipelajari perkembangannya untuk dipindahkan sesuka hati atau sesuai dengan kebutuhan
penghuninya. Seperti inilah perancangan yang rasional itu,
dengan mengikutsertakan aspek kebudayaan manusia'
yang sbkarang telah berkembang demikian jauhnya mer{adi
khuiusnya yang berkaitan dengan caralteknik mendirikan
produksi massal (rasionalisasi seluruh elemen bangunan melalui
bangunan. Melalui tahapan terakhir inilah tipologi dikem-
banlkan bukan hanya sebagai aktifitas teoretis belaka teknik pabrikasi), efisiensi dan ekonomisasi bangunan, moder-
nisasi bahan bangunan, standardisasi, dan pelbagai penemuan
melainkan juga sebagai aktifitas praktis, sebagai alat peren-
cana dan perancangan.
lainnya dalam bidang arsitektur modern.
Bila sejarah arsitektur Barat kita lihat dalam ruang lingkup
ideologinya, maka tipologi ini termasuk dalam kelompok Arsitektur Tradisional Indonesia
Rasionalisme. Paham pemikiran tersebut dipelopori oleh Marc- Isu terbesar di kalangan arsitek Indonesia dewasa ini ialah
Antoine Laugier melalui karya tulisnya berjudul "Essai sur bagaimana caranya ynenciptakan karya yang memberi citra
l'architecture" (1753). Dialah yang menyatakan bahwa ar- Indonesia, dan di mana-mana sumber-sumber inspirasinya bisa
sitektur berawal dari sebuah "primitive hut", yang terdiri dari ditemukan. Pandapat umum yang beredar mengatakan bahwa
4 buah batang kayu vertikal membentuk sebuah segi empat' jawabnya harus dicari dalam arsitektur tradisional Indonesia
yang dihubungkan satu sama lain oleh 4 batang kayu horisontal sendiri. Yang dianggap Sebagai penghalang ialah pranata
di bagian atasnya. Batang-batang kayu horisontal tersebut ilmiahnya, yang dirasakan belum memadai (Djauhari S., 1984)
sekalilus menjadi dasar lantai hunian manusia primitif' ditambah dengan definisi arsitektur itu sendiri yang masih
Konstruksi ini menjadi bagian pertama dari hunian primitif. belum disepakati oleh semua pihak.
Bagian kedua berupa empat batang kayu lain yang disusun Ide tentang suatu keputusan bersama memang sangat baik,
,n*;uAiduabuahsegitiga,yangdipasangdiduasisiterjauh karena dengan demikian semua pihak yang terlibat merasa puas
daritidang lantai dan dihubungkan satu sama lain oleh sebuah dan terikat untuk mengamalkannya. Akan tetapi, arsitektur
batang kayu berikutnya yang dipasang horisontal' Bagian ke adalah sebuah ilmu. Seperti juga ilmu lainnya, arsitektur dapat

43
42
F

dan harus diperdebatkan tanpa harus menunggu keputusan ". . jelas ada kecenderungqn masyarakat untuk men-
bersama mengenai definisinya. Uraian ini pun ditulis dengan dapatkon kembali miliknya sendiri yang belum posti
sikap serupa, yaitu bahwa arsitektur tradisional lndonesia diketahuinya"t2 )
hanya dapat dimengerti apabila langsung dipelajari, dan dalam dan disambung lagi dengan pernyataan sebagai berikut:
hal ini berarti dipelajari secara tipologis. Dengan demikian
"Memandang orsitektur todisional dari benluk luarnyo,
arsitektur tradisional Indonesia akan dilihat semata-mata sudoh barang tenlu ukon menuntpilkon gombaran dalsm
sebagai objek arsitektural, yang dibentuk oleh unsur-unsur citrq ke-kini-on kito yong rumit-runyarn, yung musykil-
geometris dasar yang di dalamnya mengandung sifat-sifat dasar musprq, yong lomban-lumbat dan yang kolot-ngotot,
tertentu serta berkembang secara historis menjadi bentuk- meskipun justru sering hal yang demikion ini digandrungi
bentuk yang kita lihat dewasa ini. dengon salah mengerti, dan dicemooh tsnpa mengerti".t3)
Sebagai langkah pertama, beberapa kutipan berikut ini
nl k at al, an l6igb=lis&S;b$o. b ah wa :
akan diajukan sebagai bahan perbandingan. Yuswu!!.Salya
mengemukakan pendapat sebagai berikut: "Berbogai arsitektur trqdisional yang teloh melemboga
dengan montop don utuh, poda umumnya mengandung
". . - arsitektur tidsk dopat dirumuskan dengan ksto-katq pengetahuon dan pengertiqn yang songol mendalam dan luas
tqnpo menyertakon sesuatu yong dinomakon misteri .
mengenai toto ruong dan wqktu bagi kehidupan manusia di
I
Arsitektur berusahs (merupakan usaha) untuk mengge-
l

jalakan atau mewujudkon spa yang dinamakan misteri dunia dan di qkhirat. Pado dasarnya io memosalahksn
bagaimono monusiq menempatkon dirinya dslam
(mysterium fasciman) itu melalui unsur-unsurnyo (agregat-
lingkungon ke-diri-annya, dalam lingkungan keluarga,
agregatnya) . . . srsitektur dopot dikatskan iuga sebagai
lingkungan masyarokat, lingkungan negora, lingkungan
il model surgawi (divine model): ado kalonya arsiteklur itu sen-
kehidupon dunio, dan akhirot".ta)
diril()h mitos . . . Kalsu arsitektur merupokon iembaton yang
menghubungksn msnusia dengan dunia pengalaman don sedangkan arsitektur itu sendiri didefinisikannya sebagai:
ideasi (ideqtion tidsk selolu venerotion), maka sehartunyoloh
". . . perwujudant'pernyotqsn bentuk dqn tutq ruang/waktu dari
orsitektur bersifot komunikotif . . . Campur tongan arsitek
suatu lingkungon kehidupon yang membudoyu (sedangkan) ar-
akan terbotss pado penafsiran (buksn hanya pener- sitektur maso depan kita tidaklah dopat kito bikin; sr.titektur itu
jemahan!) ritual penghuni sesuai dengan koidoh-kaidah polo
diluhirksn don bukan sekador dibikin".ts)
(sistem) ekspresi, sedemikisn agar bentuk dan makna ter-
padu odanya. Ini berkaiton dengon paradigma arsitektur
yang dianutnla".tt1
Pendapat lain dikemukakan oleh Robi Sularto dan Darmawan
t2 Darmawan Prawirohardjo dan Robi Sularto -MENUJU ARSITEKTUR
Prawirohardjo, yang mengatakan: INDONESIA- Yogyakarta Desember 1982
Robi Sularto ARSITEKTTJR INDONESIA: DALAM KAITAN-
-MENUJU
NYA DENGAN ARSITEKTUR TRADISIONAL BAI-I- Cipta, no.64, Xlll
1984, hal. 42.

ll. Yuswadi Salya ARSITEKTUR INDONESIA: ''TAMASYA KE 14. idem


-POLITIK t5. idem
MASA DEPAN"- Yogyakarta: Desember 1982

44 45
Akhirnya dipertanyakannya: dengan tokoh utamanya Marc-Antoine (Abbe) Laugier.
Seperti
"Seberapa lauhkan dunio pendidiksn orsitektur kits telah
telah diuraikan terdahulu, sumber acuannya ialah sebuah
mampu melihat masoloh orsitektur Indonesiq kecuoli struktur yang disebut "primitive hut,,. Di antara kelompok
tergopoh-gopoh melatih keterampilan profesional? Dan ini, yang pemikirannya paling mempengar.uhi babak berikut_
seberapa jauhkah kita, para arsitek telqh memberikan sum- nya ialah Jean-Nicolas-Louis Durand (1760_1g34), dalam karya
bangan ke arah pembentukan ar,siteklur Indonesis ini?".t6) tulisnya: "summary of Lectures git,en at Ecole polytechni_
que" (1802-1805). Buku itu berisi kumpulan gambar pelbagai
Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa arsitektur bangunan dari pelbagai negara dan zaman, yang dikelo*po*_
tradisional sulit diteliti karena pranata ilmiahnya kurang
kan atas dasar pemakaiannya dan digambar dalam skala yang
memadai atau bahkan belum ada sama sekali. Pendapat seperti
sama baik denah, potongan maupun tampaknya. Dari maiing_
ini sebenarnya berasal dari pendapat yang melihat arsitektur
masing kelompok, Durand mengambil beberapa elemen
sebagai pengetahuan keterampilan, baik bersifat teknis maupun
tektonis yang dianggapnya paling menentukan karakter
seni. Arsitektur dianggap sebagai keterampilan memadukan
masing-masing. setelah itu dicampurkannya kenrbali memben-
masalah teknis dengan nonteknis. Sumbernya adalah asal kata
tuk pelbagai bangunan yang sesuai dengan kebutuhan baru.
"arsitektur" itu, yaitu "architecton" (kepala tukang). Penger- Selain fungsi yang lebih baru, sasaran lain yang clituju oleh
tian yang terkandung di dalam kata tersebut memang Durand adalah efektif dan ekonomis, misalnya: kolom_kolom
menekankan pada keterampilan. Padahal, sudah sejak
sedikit mungkin, luas dinding sekecil rnungkin, bahan semurah
Vitruvius menuliskan pemikirannya ke dalam l0 jilid buku,
arsitektur sudah dilihat sebagai ilmu. Sebagai sebuah ilmu, mungkin, dan seterusnya. Atas dasar komposi.si baru elemen-
elemen tektonis tadi, Durand menentukan langgain arsitektur
bidang arsitektur sudah sarat dengan catatan-catatan ilmiah
mana yang paling tepat dipakai sebagai dasar aturan masing_
sehingga kita tinggal memilih saja yang cocok dengan apayang
ingin dicapai di Indonesia. masing bangunan.
Sebelum sampai pada pembahasan mengenai pendekatan
Babak kedua terjadi di akhir abad ke-19, sebagai usaha
tipologi arsitektur tradisional Indonesia, akan digambarkan untuk menjawab tantangan revolusi dalam bidang industri.
lebih dulu pelbagai penerapan pendekatan tipologi yang Dalam ruang lingkup teoretis, Walter Gropius dapat disebut
sebagai pelopornya; akan tetapi L,e Corbusierlah yang pertama
dilakukan di dunia barat sebagai pembanding dari pendapat-
pendapat yang dikemukakan oleh para arsitek Indonesia kali mewujudkannya <lalam perancangan perunrahan di pesac,
Prancis. Pada pokoknya, yang dijadikan model dalant peran-
tersebut di atas.
cangan ialah penafsiran atas sebuah ,,proses,,, sebagaimana
Tipologi Di Barat diperlihatkan oleh mekanisasi pembuatan barang secara
massal. Perancangan arsitektur tidak lagi dilihat atas dasar
Sejarahwan Anthony Vidler mengatakan bahwa dalam se- elemen-elemen tektonisnya, melainkan komponen-komponen
jarahnya, pendekatan tipologis dapat dibagi dalam 3 babak
fisiknya: yang diproduksikan secara massal setelah dirasio-
Babak pertama dimulai oleh "ensiklopedis" abad ke-19, nalisasikan terlebih dahulu.
Bila kita perhatikan, pendekatan tipologi dalam kedua
16. idem babak di atas sangat mengutamakan penguasaan atas bentuk,

46 4l
rasio, dan teknologi. Akibat dari penekanan tersebut pada
babak yang pertama ialah munculnya kebiasaan memakai lang-
gam, arsitektur tertentu untuk fungsi tertentu, misalnya:
bangunan pemerintahan harus berlanggam Klasik, bangunan
keagamaan harus berlanggam Gothic, bangunan umum harus
berlanggam campuran, dan sebagainya; walaupun yang ditu-
ju oleh Durand bukanlah yang seperti itu. Babak kedua, seperti
telah kita ketahui bersama akhirnya menghasilkan konsep
arsitektur berlanggam Internasional(International Style) yang
dikomersilkan sejak tahun 1950-an sampai sekarang ini, dan
yang justru sedang dipertanyakan kembali ketepatannya
untuk diamalkan di Indonesia.
Babak ketiga terjadi di sekitar tahun 1960-an, akan tetapi
baru mendapatkan perhatian dari para pengamat arsitektur Cambar 4 TIPOLOCI DENAH KUIL
YUNANI
pada tahun 1970-an sampai sekarang. Mereka adalah para ar- Kuil Poseidon paesrum (5
SM)
-
sitek yang disebut "para Rasionalis generasi ketiga" oleh
Vidler, sedangkan Kenneth Frampton menyebut mereka
sebagai para Neo-Rasionalis yang menerapkan pengertian yang
I sebenarnya, sebagaimana dituliskan oleh Laugier, yaitu:
l. Melihat makna arsitektur sebagaimana diwariskan oleh
bentuk-bentuk yang teriadi di masa lampau.
2. Memilih bentuk-bentuk dasarnya atas dasar pewarisan cli
atas.
{
i
3. Membuat usulan perancangan atas dasar pengkomposisian
kembali bentuk-bentuk dasar hasil pervarisan tersebut di
atas.
Sebagaicontoh dapat disebutkan sebuah monumen karya
Aldo Rossi dari Itali. Monumennya lerdiri dari 3 bentuk-dasar:
lingkaran, kotak, dan seeitiga. Mengikuti Laugier, maka
bentuk-dasar lingkaran menjadi sebuah kolom, kotak men-
jadi dinding, dan segitiga menjadiatap, yang menumpu pada
dinding dan dilopang oleh kolom. Akan tetapi, Aldo Rossi
tidak merrrl)uatnya seperti sebuah "primilite hut" seperti yang Gambar 5
diceritakan oleh I-augier. melainkan digeser sehingga masing- Monumen karya. ALDO ROSSI,
dengan 3 bentuk dasar:
masing elemen mendukung yang lainnya hanya di satu titik lingkaran, kotak, segitiga

48
49
saja. Hasilnya adalah (sebagaimana digambarkan oleh An- sangkutan (daram hal.ini berarti objek-objek
arsitektural yang
thony Vidler)" ... bukan bangunan yang terdiri dari elemen- bersifat ',t,ernoculor,,). Setelatr itu
a;caiiry" [u."L,.. v"rg
elemen yang terpisah ... berdiri dengan lengkap dan siap un- paling terrihat daram bangunan-bangunan
di w,ayah tersebut,
tuk dipecah kembali menjadi fragmen-fragmen ... yang tidak misalnya: bahan kayu, atau dindinE
bata. Setelah itu, sesuai
mengindikasikan bentuk-bentuk yang sudah melembaga dengan fungsi bangunannya, dia membuat
ataupun mengulangi kembali bentuk-bentuk dasar aslinya". tuk-bentuk dasar tadi dalam pengaturan yang
,.ko_.nJr;;;r_
(Cambar 5). seringkali di
luar dugaan, akan tetapi dengan
klterarahan yang jelas yaitu
Yang menjadi bahan untuk dipecahkan melalui tipologi agar ''vista" terbaik wilayah Grsebut
dapat terrihat dari daram
dari generasi Neo-Rasionalis ini adalah kota-kota besar di bangunannya. Setelah itu karakte.
bungunun,,ver,acular,,
Eropa atau daerah-daerah rurol (pinggiran) yang masih terasa wilayah itu diuranginya kembali tanpa
I memakai sumber
keaslian lingkungannya. Dalam hal perkotaan, sebuah kota aslinya, misalnya: dengan memberi warna
bata pada dinding
r dilihat sebagai sebuah lingkungan fisik yang terdiri dari beton bangunan barunya, atau warna yang
--) bermotif susunan
pelbagai fragmen objek arsitektural, yang telah dikikis habis bata. (Gambar 6).
aspek historisnya oleh industrialisasi. Untuk menjawab
masalah itu, dicari sebuah model historis yang dianggap pa- Tipologi Arsitektur Indonesia Tradisional
ling mencerminkan pola kehidupan bermasyarakat yang ideal. Kita kembali sejenak ke Indonesia
Dari model tersebut dicarikan aspek-aspek pembentukan yang dikemukakan oleh para untuk membahas apa
arsitek Indonesia *.**il,
lingkungan fisik yang paling baik mencerminkan keadaan ideal warisan arsitekturnya. yuiwadi
Salya pada dasarnya tidak
tadi dan ditelusuri bentuk-bentuk dasarnya. Leon dan Rob setuju b,a arsitektur hanya dilihat
,.Lugui objek fisik beraka,
Krier misalnya, melihat zaman Pertengahan sebagai cermin dan tugas seorang arsitek p*
dari pola kehidupan bemasyarakat yang paling ideal di Eropa.
Urf"riln menciptakan objek
fisik tersebut merainkun p.nurri.tln pe.,ar.u
Hal itu tercermin dari 2 aspek lingkungan fisiknya, yaitu: yang ritual.
Aspek ritualisasi inilah sebenu.r,u
"Squares" (ruang terbuka yang seluruhnya dikelilingi oleh "ntisteri" karena seringkari Vurg menghadirkan unsur
diatami ffi;" dilakukannya suatu
bangunan), dan urban corridors/galleries" (selasar lebar di aktifitas ritual tidak pernah bisa
dimer[erti alasannya, sehingga
antara dua deret bangunan, tertutup atau terbuka; bisa juga penafsiran secara arsitekturar
utur"urpek tersebut sudah
berupa selasar di pinggiran bangunan). Dari situ ditentukan seharusnya menampilkan pula
bentuk-bentuk dasar "squures "dan "torridor" tadi, sekaligus
,.rruru Vun g ,,misterius,, di
dalamnya.
ditentukan juga elemen-elemen tektonis yang mencirikannya. Dalam karya tulisnya, Abbe Laugier
Akhirnya dibuatlah komposisibaru yang akan menghasilkan membuat sebuah gam_
bar yang melukiskan apa yang
dimaksudkannya dengan sebuah
kesan seperti yang telah digambarkan oleh Anthony Vidler di adicpUi.,;;il;;.lain
" p r i m i t i t, e h u t' ! p
atas. yang tidak tergambar sebuah strukrur
seluruhnya, t..Ouput juga seorang
Hal yang sama dilakukan juga pada situasi regional. Con- ibu yang menunjuk ke arah yang anak
toh yang paling banyak dibahas ialah arsitek Mario Bota. 9T :.9.lnt
(ridak jeras apakatr sl iuu sangar misterius
itu m.nuniru-;0" srruktur tergam-
Pertama-tama, dia akan menentukan bentuk-bentuk dasar bar ataukah pada sesuatu yang
yang dominan dari objek arsitektural di wilayah yang ber- adadi belakangnya).Si anak
adaiah kita,para arristik; r.o"Gr", Jlu'u aoaurr ,,arsitektur,,

50
5t
r
untuk'mengacu pada sesuatu yang ditunjukkannya (dalam hal
ini "primitive hut" atau sesuatu yang misterius di
belakangnya). Dalam penafsiran seperti apa pun, seluruh gam-
bar tersebut selalu menampilkan penafsiran misteri, sama
seperti yang dikatakan oleh Yuswadi Salya sebelumnya.
Sebuah "primite hut" sebenarnya sebuah bentuk yang
tidak jelas. Tidak ada seorangpun yang bisa menggambarkan-
nya atau memberi contoh wujud fisiknya dengan tepat.
Struktur tersebut merupakan sesuatu yang belum pasti benar
adanya, tapi dianggap "perndh" ada, pernah dimiliki oleh
peradaban manusia; seperti juga halnya pernyataan yang
I
diucapkan oleh Robi Sularto dan Darmawan Prawirohardjo
( terdahulu.
Pada waktu J.N.L. Durand menuliskan bahan kuliahnya
ooEoOOCIOOOEOCI dalam sebuah buku, dan menurunkan variasi baru yang
diperuntukkan bagi fungsi-fungsi bangunan yang lebih baru,
tidak ada sedikit pun maksud untuk menetapkan sebuah
generalisasi langgam-langgam arsitektur bagi bangunan-
bangunan tertentu (Gambar l). Hanya karena tidak dipela-
jari latar-belakangnya sajalah maka Durand dianggap sebagai
biang keladi pemakaian langgam arsitektur lama pada
bangunan berfungsi baru.Yang dilihat dari pemikiran Durand
hanyalah hasil akhirnya saja, bukan prosesnya, hanya kulit
luarnya, bukan isinya. Yang seperti itu jugalah yang
menyebabkan Robi Sularto mengeluarkan pernyataan yang
cukup keras tentang kebiasaan "memandang arsitektur tradi-
sional dari bentuk luarnya", sehingga "digandrungi dengan
salah mengerti, dan dicemooh tanpa mengerti".
Gambar 6 Leon dan Rob Krier memilih arsitektur zaman Pertengahan
RekomPosisi bentuk dasar: sebagai model ideal mereka bukan karena menyukai bentuk
karya: MARIO BOTA atau langgamnya, melainkan karena di zaman Pertengahan
kehidupan masyarakatnya mencerminkan cara
mengekspresikan eksistensi dirinya, keluarganya, kelompok
masyarakatnya, hubungannya dengan gereja dan pemerintah.
Di zaman Pertengahan, seorang tukang mendirikan bangunan

53
52
adalah sekaligus arsitek, kontraktor, dan seniman. Mereka
brrkarr "ltro.fesional" melainkan seorang pengabdi
kemanusiaan. Bila mereka sedang mengerjakan sebuah
bangunan, seluruh keluarganya ikut pindah ke lokasi bangunan
tersebut dan bersatu dengan kelompok masyarakat
pemiliknya'
seluruh kebutuhan hidup mereka selama para suaminya beker- THE CITY THE ANTI-CITY
ja, ditanggung oleh kelompok yang bersangkutan' Dengan
-proses
iemikian berdirinya sebuah bangunan sekaligus
mengatur juga pola kehidupan seluruh pihak yang terlibat di
dalamnya- Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pusat
i

perhatian para tipologis generasi ketiga ini dicurahkan di


{

RES PUBLICA
yang
( masalah perancangan "urbon", karena di situlah kondisi
dianggap terparah dewasa ini, semakin lama semakin
mempe.iihatkan kesemrawutan (gambar 7)' Tidak
juga
*.ngh..unkan apabila keinginan untuk mencari bentuk ar-
sitekiur lndonesia dimulai di kota-kota, sedangkan sumber
acuannya dicari di desa-desa'
Dari perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa pendekatan
tipologis sebenarnya mempunyai peluang yang cukup besar
Uita AiUandingkan dengan pendekatan lainnya' Hal itu RES (ECONON,IICA) PRIVATA
disebabkan karena sudut pandangnya yang langsung, yaitu
melihat arsitektur sebagai sebuah objek tanpa terjerumus ke
dalam sikap "me-material-kan" objek tersebut selama masih
dalam proses pencaharian' penemuan, dan peng-komposisi-
an kembali bentuk-bentuk dasarnya.

Studi Kasus
secara tipologis, arsitektur Indonesia tradisional cocok
dengan gambaran primitive hut yang dilakukan oleh Abbe CIVITAS
t-augier. Hanya ada 2 unsur utama di dalamnya: kolom dan
atapl Oi luar itu semuanya bersifat sekunder. Bila denah,
potongan, dan tampak bangunan tradisional tersebut
digu.bu.-ulang dengan mereduksikannya, maka komponen
yu-ng n,rn.ut aOiUfr titik (mewakili kolom) dan garis (mewakili Gambar 7
iegiiiga-bidang). Bila dikelompokkan berdasarkan tipenya, ter- Proses penciptaan lingkungan binaan yang tuntas (LEON KRTER)

54 55
t
jadi 2 kelompok sifat dasar: linier dan memusat. Bila akan
di-transformasi-kan ke dalam pemakaian/fungsi yang lebih
baru, baik titik maupun garis tersebut bisa diperbesar dimen-
sinya, misalnya: menjadi kolom atau "t'ore" bangunan bagi
titik, dan menjadi dinding, atap, atau garis luar sebuah ben-
tuk fisik tertentu. Walaupun terlihat demikian leluasanya, ada
syarat yang harus dipatuhi agar citra aslinya masih terasa,
yaitu: unsur titik harus lebih dominan dibandingkan unsur
garisnya.
Dalam hal cara mengatur beberapa bangunan menjadi satu
i.lif
kompleks pun dapat dilakukan penafsiran yang sama. Akan .i,).JI
( selalu dijumpai adanya pola pengaturan atas dasar unsur titik iii,)
dan garis, yang menghasilkan sifat-sifat dasar serupa. Dengan
berpegangan pada penafsiran di atas, apa pun transformasi
*r*. ifu;
dan peng-komposisi-an kembali yang dilakukan tidak akan
sampai meleset dari harapan semula, yaitu seperti yang
dilukiskan oleh Anthony Vidler: suatu yang terpadu, akan
tetapi bisa ditafsirkan dalam fragmen-fragmennya, tidak '1i
,],

mengesankan peniruan secara mentah, akan tetapi mengangkat


lrr;ii;,ri
kembali kenangan atas sesuatu yang pernah dikenal sebelum- ,li"t ,

nya di masa yang lalu. - .;:


Saat ini di Depok tengah dibangun sebuah kampus baru ,:',1' (
bagi Universitas Indonesia, yang perencanaan keseluruhannya , t.i

dan beberapa bangunan di dalamnya dirancang dengan i1.,:t i


pendekatan tipologi; mengikuti program yang telah digariskan
oleh pimpinan universitas yang bersangkutan, yaitu: mencer-
minkan "taxonorn.r, " ilmu pengetahuan dan mengekspresikan
I;il: i
nilai-nilai arsitektur yang diwariskan oleh generasi pembangun !:.i, r

terdahulu di Indonesia. Beberapa ilustrasi yang dilampirkan


dalam tulisan ini kiranya bisa memperlihatkan bagaimana ar-
sitektur tradisional di Indonesia bisa ditampilkan kembali tanpa
terjerumus ke dalam pengulangan bentuk-bentuk luar semata
(gambar 8, 9, 10).
Gambar g
Kampus LII Depok

56
57
I

Gambar l0
Arsitektur halaman yang lega, dengan pemisahan yang jelas antara
Gambar 9
lalulintas kendaraan dan pejalan kaki.
Keberagaman yang menyatu, sekaligus kesatuan yang memberagam

58 59
r-
Arsitektur ,A,dalah "Alat Ungkapo' Dari Kehidupan
I.5. ARSITEKTUR TRADISIONAL: SEBUAH Masyarakatnya
FAKTOR DALAM PERANCANGAN I Tersirat dalam anggap;;r ini adalah bahwa arsitektur juga
Ir. Baskoro Sardadi, IAI mEifipakan media komunikasi bagi masyarakatnya. Sebelum
diketemukannya alat cetak, sernua benda buatan manusia men-
Belakangan ini banyak sekali -
pengertian-pe.ngertian
penger-
jadi "buku" untuk mcnitipkan pesan-pesan sosial. Paradigma
urri*k,u, yang simpang riur. Makin "menyimpang"
" svur" bagi kelom-
agama, paham kosmos, pernbagian golongan masyarakat,
;1", ;;;;dtterlma oi.t' i,utvutakat' makin kegaulan
nilai-nilai, moral, dan lain-lain adalah pesan yang harus
oalam usaha untuk tidak menambah
p"t dimengerti oleh anggota mas5'arakat.l
I IJi, "itir.f..
p.rrutis akan mencoba membahas anggapan-anggapan
acuan ini'
Bangunan, sebagai benda terbesfi, adalah "buku dengan
t v""g iigr.akan dalam kerangka t' tn / r,..'t' :''' ! format yang ideal" bagi "penulisan" semacam ini. Makin-
( l.\r*.,r^.,11.', it,,,';,;'-;;-,-,:, canggih sebuah masyarakat, makin sarat pula pesannya diletak-
Arsitektur Adalah Wadah Kegiatan kan pada bangunannya. Kemaiuan teknologi komunikasi telah
identik dengan "membebaskan" Lrangunan dari heban-beban diatas. Namun
,_Dalam pengertian ini airif.r.iui iioiah-olar,
seperti ini adalah demikian, masih tetap diakui bahwa bagaimanapun juga
bangunan atau fasilitas fisik. Anggapan
Tidak dapat menampung bangunan rnerupakan media kornunikasi yang efektif bagi
sangat jelas, namun terlalu ekstrim'
dengan fasilitas (seperti manusia.
kaitan yang "halut;;;;i;;" kegiatan dan lain-
terjadinya "spatiote,npo'o|",'lhoppening"'suasana'
lain). Setiap Kebudayaan lVlempunyai ldentitas
\
Bagi yang jelas identitasnya, hal ini tidak menimbulkan
Arsitektur adalah produk dari kebudayaan masalah. Orang akan dapat dengan mudah "membaca" ar-
arsitektur adalah sitektur Bali, atau Jepang tradisional. Namun tidak demikian
i Kalau seseorang dapat menerima bahwa anggapan pada
*'tj;;;gi",".. iialffah sukar untuk mengerti halnya dengan kebudayaan yang sedang berubah.
Uutir ini. Selama diikuti denganpengertian bahwa arsitektur Para pengarnat arsitektur Melayu tentu dapat merasakan
uJuiut bagian dari kebuduyiun
(dan saling mempengaruhi)' ini. Varian-varian yang ada sangat sedikit bedanya, itu pun
kita akan lebih mudah mengamati kejadian-kejadian di kadang-kadang disertai dengan keterangan yang sulit
pen-
,""r,"i"f"dKesulitan akan timbul bila disertai dengan dimengerti.
dapat bahwa arsitektur adalah "hardware" sedangkan
kebudayaan adalah "software"' Perlu Diketahui Carn Atau "Bentuk" Penerapan lden-
Dalamduniakomputerhalinidapatdipahami'namun titas Budaya Secera Tepat Padr Bangunan
dunia bangunan
tidak di dunia bangunan' Arsitektur dalam Timbul dari keinginan untuk "menempelkan" pesan sosial
;p,og'u*-program" tertentu yang sewaktu- pada bangunan! anggapan ini akan rnenjadi titik tolak tindak
sudah menyimpan
ini pada saat
waktu dapat ';di-uinkitt" ' "Program-program penelitian masalah simhol pada ciunia arsitektur. Salah satu
yang bersuasanagem-
tertentu dapat menghasilkan penampilan cabang ilmu yang dapat membantu kita adalah Semiotika.
bira, khusur, utuu buhkan mendirikan bulu roma"'
6l
60
E_-

keluarga atau masyarakat, usaha penaikan kualitas pribadi,


adalah' terdapat kaitan yang
Anggapan dasar dari penelitian ini sanksi malu dalam masyarakat, dan lain-lain.
pesan secara keseluruhan' serta
erat diantara pesan' pengertian cabang c. Identitas kelompok atau sosial. Antara lain perasaan
i*O" r"r* memilitiptian tersebut' Sebagai lazimnya teritorial, perasaan memiliki, perasaan keantanan, dan lain-
pesan halyl diukur
ilmu informasi, efisiinsi penyampaian lain.
atau tidak oleh si
pada apakah pesan tadi dapat dimengerti
ul*yu, waktu dan. usaha hanya dapat d. Pengembangan dan kendali sosial. Antara lain:
ffi;t*;. Segala bila pesan tadi Pengumuman norma-norma, pemberitahuan tentang
dikatakan *.*uOui- uiu' "ekonomis"
"bahasa" yang berlaku mekanisme sangsi, dasar-dasar hidup, dan lain-lain.
dimengerti. tni menyangttut ptttoulan
Oi^-"tr"*tat. Tida-k orang setuju atau mengerti bahasa e. Kegiatan ekonomi dan politik. Antara lain: sistem tukar
'*uu
prokem, apalagi prokem arsitektur' menukar jasa, benda dan budi, pola pengelolaan
lingkungan, sistem keamanan yang dianut, dan lain-lain.
( f. Kegiatan agama. Pandangan tentang hidup, pandangan
Unsur-Unsur Rancangan tentang hubungan manusia dengan alam, pengalaman
kalangan arsitek In-
Beberapa masalah yang terdapuJ Pugu misteri, dan lain-lain adalah bagian dari dasar-dasar sikap
aOatatr "penerapan 1;i1eti1ur
donesia sekarang,
"t*"iui'
tradisional Uifu -'igXi" ke dalam
arsitektur masa kini" ' Apa
manusia dalam melakukan kegiatannya.
-keinginan ini' terasa bahwa g. Teknologi. Ini adalah kemampuan yang diturunkan
pun motivasi dari semacam
jawaban' Upaya untuk melalui banyak generasi.
masalah tersebut ptti':tttOapat
*.nJ"f.uti persoalan tersebut bermacam-macam' dari segi Alam Dengan Segala "Tingkah Lakunya"
Di tulisan ini uftun Oitoba untuk "melihatnya"
1.2
pada saat si perancang
proses-awal perancangan' yaitu a. Klimat
ptrrdtkututt' Bergerak dari
melakukan ,.n.niuln" tttu*gi b. "Daya dukung" tanah (sebagai elemen yang "hidup")
komentar u,u, u"Lilp#unglupun
di atas' akan dicoba Kondisi-kondisi geoteknik, imbangi tumbuhan dengan
menjadi sebagai
untuk membagi Oa'ar-aa'ar rancangan mahluk hidup, kemampuan ekosistem, dan lain-lain adalah
berikut: faktor yang di samping membatasi, juga memberi peluang
bagi pengembangan kehidupan.
1. Elemen Program Rancangan c. Lingkungan buatan manusia.
lakunya Kota, sawah, hunian, dan lain-lain adalah elemen fisik yang
1.1 Manusia dengan segala tingkah
termasuk mempengaruhi arsitektur pada suatu tempat.
a. Kebutuhan dasar (untuk kelangsungan hidup)cahaya' tidur' d. Alam sebagai "suplier" bahan bangunan.
di sini aaafaft *e"dapatkan udutu' dan keturunan Kemampuan alam untuk menyediakan bahan bangunan
kelangsungan
makan, perlindungan dari alam'
ada batasnya. Disertai dengan kemampuan teknologi dan
dan lain-lain'
pendanaan, pilihan bahan bangunan yang dapat digunakan
posisi seseorang dalam
b. Identitas pribadi' Antara lain: menjadi sangat "sempit".

63
62
- 2. Elemen Rancangan
Seperti yang kita dapatkan di bangku sekolah dahulu,
elemen-elemen ini adalah:
'&
2.1 Tata Leta.k
Sistem as, orientasi, "zoning", hubungan antar bangunan,
:
dan lain-lain adalah elemen rancangan yang menentukan.
ffi
2.2 Pembagian Ruang
Pembagian ruang secara fisik dapat dengan mudah kita
!j rasakan namun tidak demikian dengan abstrak. Ada ruang-
":a
\r
ruang yang "rasa"-nya berbeda, seolah-olah ada hierarki
L
\ ataupun pemisahan yang tidak terlihat tetapi nyata. Bagian
depan dan belakang tidaklah sama "harga"-nya. Bagi
penganut agama tertentu, ada ruang-ruang yang tidak dapat
a" dilewatinya. Sisi depan dari orang yang kita hormati lain
dengan sisi belakangnya.
q)
<
tj
2.3Bentuk
Ini adalah elemen favorit dari para perancang. Elemen yang
A.
q)
paling sering dijadikan kancah akrobat dan manipulasi (demi
dtinJ..li''. r ,;, kebaikan maupun keburukan).
k&#'*e,'&* a-+ \
!:::,:,.1r. it'li i:'' 2.4 Hiasan/Ornamen
',.,. .il '* :r
,.in+,,,fi. :", ; :
.s ,
Sebagai perancang, karena beban analitis merasa "ber-
:ir*::i'h r;: ,, | , i
dosa" bila menggunakannya. Elemen ini untuk beberapa
kontroversial.
nF

sy
s.rl;**s=S',&. d*+.- ,&s 6:.,*
2.5 Aturan Bangunan
*,ik
P.ir:$*
t*:s Setiap kelompok masyarakat mempunyai seperangkat
-1'I;t * t""I ry
#t aturan yang dikenakan pada "proses kelahiran" cara peng-
gunaan, serta cara memusnahkan bangunan. Bagi masyarakat
tradisional, bangunan dianggap "hidup" dan sangat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan sendirinya

65
64
aturan yang dikenakan juga sama rumitnya dengan aturan dikenal oleh masyarakat. Kadang_kadang
digunakan usaha
masyarakat lainnya. Bagi masyarakat modern, secara eksplisit, untuk membuat unsur tadi dapat
d-ikenar kembali (contohnya,
aturan bangunan dikenakan untuk tujuan keselamatan dan Batik Iwan Tirta). l

kenikmatan bersama.
Bagaimanapun juga peraturan-peraturan diturunkan dari Kedua
pandangan hidup dan norma-norma yang berlaku. Dalam ran-
Mengkaji hubungan
-belakangnya" bentuk dengan ,,alasan_alasan di
cangan skala besar, rencana tapak dari pusat kota misalnya,
kemudian dengan b.a;, membuat interpretasi
akan terasa bahwa elemen ini merupakan bagian dari alat ken- untuk diterapkan pada rancangan.
dali yang formal dari arsitektur. Plda kelompok ini proses yang terjadiadarah
Kemahiran sangat diperlukan dalam menentukan alat-alat -kompleks dari pertama. Dalam teaAaan yang
sedikit rebih
pengembangan dan nonformal. Kesempatan dan larangan yang sulit, jalan yang
paling aman adarah mencari kaitan
tidak tertulis adalah salah satu sumbangan arsitektur dalam fungsi pemanfaatan faktor
alam ("eavs5', miring Suyudi). nugi
peningkatan kualitas hidup manusia, atau juga sebaliknya kreasinya pendekatan ini me.up"afan
f.i"n.ang yang kuat daya
dapat merupakan alat "pembunuh" yang ampuh. menarik. Ujian yang sebenarnyaadalah
futitin ,i* ,"rr;,
pada pi"r.i ,.r.".,
maan ciptaan tadi oleh *uryu.ukat.
Beberapa Strategi Pendekatan Perencsngan Kalau berha.il, ,nurliurut u,
akan dapat merasakan tradisi yung;i,..uskan
oreh si peran-
Seandainya penyederhanaan unsur rancangan di atas dapat cang. Kalau tidak, berarti bahwa
t<otetsi barang ur.h;i;;;iu
diterima, maka "daerah permainan" para perancang menjadi ini akan semakin bertambah.
jelas. Yang diperlukan adalah keterampilan dalam mengolah
butir 2.2. Pola-pola yang sering ditemui dalam "olah kreasi" Ketigo
ini, secara garis besar, dapat dibagi dalam 3 kelompok. Mengkaji proses perubahan dalam
masyarakat (beserta
segala nilai-nilainya) untuk
Pertama kemudian menca.i
jalur ungkapan_
nya pada proses perubahan arsitekturnya.
Hasil p*gL":i",
Menggunakan bagian-bagian butir arsitektur tradisional ini diterapkan pada .un.ungun- ,.rii.Lru,
sebagai bahan rakitan dalam kerangka rancangan. Arsitektur masyarakat sekarang.
untuk kondisi
hotel, pesan komersial, rumah makan Padang, gaya pelak lagi, cara ini adalah yang paling
,.Ti{ak canggih dan
"Spanyolan", adalah contoh dari kelompok ini. Sistem sulit. Segudang data dan sepasuk;;
il;",
" ini biasanya ahti dari berbagai
"assemblitrg, cukup efektif bila menggunakan disiplin ilmiah harus diker"hk"n
unsur yang komunikatif. Atap rumah gadang cukup dikenal
*b.lr. proses perancangan
dimulai' Ini pun berum tentu menjamin
bahwa has, rancangan
oleh sebagian besar penduduk kota. Untuk menyampaikan akan dapat menaikkan kualitas lil;i.;;s"nrya.
pesan bahqlq kedai/rumah makan tadi menjual masakan perancang*yang tidak mampu, Di tansan
nurl :;rpor" progomrning,,
Padang, .aFren.rnpel bentuk yang tepat. Demikian pula, semacam ini dapat saja tidak
berarti apa-apa. Namun harus
penggunaan hiasan-hiasan tradisional pada fasilitas pariwisata diakui, di rangan perancang yang jempol";:;;;il;;ffi;bi
adalah usaha yang cukup meyakinkan untuk membawa hasil. kemungkinan besar akan memb;ir#
ilrgkungan yang baik
Kunci utamanya adalah ditemukannya unsur-unsur yang sudah bagi masyarakatnya' B,a cara
t.iie;'-r d,akukan dengan
66
67
FF

bangunan, masyarakat serta lingkungan hidupnya dari ber_


sungguh-sungguh oleh berbagai kalangan, hasil yang didapat
bagai zaman akan merupakan data besar uagi
tentu merupakan sumbangan yang besar bagi arsitektur. Pen- plnettian seran-
dikerjakan berdasarkan jutnya. Pengalaman kerja dasar bagi penelitian
-hasil tertulis dan grafis akan mudah
jelasan selanjutnya.
Pengalaman kerja sama dengan para peneliti dari disipiin
tadi, untuk membantu komunikasi dalam dunia lain,
menunjukkan bahwa bantuan tentang pengukuran dan peng_
arsitektur.
gambaran situasi dari objek merupakan kemahiran
Ketiga pendekatan di atas dibuat sekadar untuk memu- standir
yang dituntut dari para arsitek. Suatu kemampuan yang
dahkan pembicaraan. Pada prakteknya seseorang dapat telah
melakukan secara bersama-sama atau salah satu saja' Apa pun dapat dikuasai oleh para mahasiswa arsitektur kelas 3 utuu
+.
Persoalan yang berikutnya, apakah kemampuan ini dapat
cara yang dipilih, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi
untuk terjadinya rancangan yang baik. ditularkan kepada orang lain yang tanpa mempunyai laiar
belakang pendidikan arsitektur? Kalau tidak, bagaimana
Pertama, tersedianya data dan hasil analisis yang memadai cara
melakukan survai pendapatan sederhana mungkin dengan
tentang arsitektur tradisional. hasil
setepat mungkin? Kalau ya, bagaimana caranya?
Kedua, adanya perancang yang kreatif, terampil serta ter-
P_ertanyaan-pertanyaan ini adalah sekadar contoh
biasa menghadapi masalah perancangan nyata dalam untuk
dipikirkan bersama apabila kita tidak ingin kehilangan kesem-
masyarakatnya.
patan yang berharga (yang tinggal sebentar) ini.
Kalau kita tidak ingin berdosa kepada generasi berikutnya
Penutup marilah segera kita lakukan gerakan pendatang ini dengan
Kondisi sekarang di tndonesia adalah pada taraf permulaan sebaik mungkin.
sekali dari tahap pengumpulan data. Bangunan dan
masyarakat tradisional masih banyak terdapat di seluruh
pelosok di Nusantara. Tetapi, kemajuan pendidikan dan sarana
Lomunikasi telah memacu proses perubahan dengan sangat
gencarnya. Perub,ahan nilai-nilai tradisional yang disertai
lemahnya kemamiuan ekonomi akan mengarah kepada kea-
daan arsitektur menjadi sangat sederhana (rumah-rumah di
Halmahera Utara). dapat diduga bahwa tidak lama lagi
bangunan tradisional di tempat asalnya akan segera musnah.
Suka atau tidak, proses ini sedang terjadi dengan cepatnya'
Masalah ini adalah sangat gawat bagi arsitektur Indonesia. Bila
kita berbuat sesuatu, benda-benda tadi akan lenyap dengan
tanpa ada keterangan peninggalannva. [ruU!e!1-tttt4T

Melalui temu karya ini penulis mengusulkan agff segera


dibentuk kelompok khusus untuk menangani pendapatan
lengkap tentang arsitektur tradisional. Kelengkapan data

68 69
1.6 Arsitektur Bukan Sekadar Bangunan Lgul: yang perencanaannya terlalu
ditekankan pada
OIeh: Ir. Eko BudthardJo, M.Sc. 4 V,,t'Tl# teknik-fisik dan mengabailan
unsur manusia dengan segala
aspek
I ll keunikan perilakunya.
L-( Oari qtsEl_gpedikita dapatkan batasan p{engertian bahwa
"Arsitektur adalah seni, ilmu, dan teknologi yang berkaitan Sentuhan Artistik yang Kreatif
dengan -bangunan dan penciptaan ruang untuk kegunaan
m5nusia". Dalam pidato pengukuhan selaku guru besbr dalam Dalam bidang arsitektur yang
merupakan seni-guna, tidak
ilmu arsitektur di Undip, Prof. Ir. Sidharta mengutip teori selayaknya ada pemecat an
staniar,-r,u, model standar yang
paling kuno yang dikemukakan oleh Vitruvius, bahwa adatiga kaku. Karena kalau sudah d.;;il;n, hasil
akhirnya aclalah
sekadar bangunan, dan bukan
aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur, yaitu: Fir-
Beda antara keduanya adalatr
kil
arsitektur.
mitas (kekuatan atau konstruksi), Utilitas (kegunaan atau iahwa bangunan hanya
fungsi), dan Venustas (keindahan atau estetika)f,A. Gordon memenuhi dua syarat dari Trinitas_nya
Vitruriir, vultu-lrrr_
kemudian menambahkan dengan kata-kata 'ffi time und at mitas dan Uititas. Sedangkan
k4I; e5!{t_u_r
mesri memiliki
the right price". Psikolog Frank Barron dan kawan-kawannya kei n dahan dan r.nt*'-fr*ffi< reatr f. yang- d st ra h han
dari University of CakiJ'ornia, Berkeley, atas dasar hasil Pugin dalam bukunya ,,fni ii i
fri"rtinciptes of Architecture,,,
dengan enrichment dan visuat
penelitiannyamenyimpulkan bahwa arsitektur mewakili domain iitiin,.
profesi kreatif, praktisi yang berhasil adalah yang sekaligus Mac Kinnon mengatakan, dalair
perancangan arsitektur
juga seniman dan ilmuwan. (Broadbent: Design in Architec- yang kreatif, ,.rr1L*^!r, di dalamnVa-p.mecahan
spesifik, penyesuaian dengan masalah yang
ture, l98O:3). ,ltrur] tertentu, evaluasi dan
elaborasinya dengan pengamatan,
[*Di sinilah letak uniknya arsitektur sebagai disiplin ilmu, penalaran dan penghayatan
yang harus merangkum tidak hanya teknologi tetapi juga seni. vang runtas (Mac Kinnon:The Noture
and Nurtuie oi'ciriii*
Tetent, 1982). Selaxjutnya
Manakala tugas ilmu adalah merumuskan hipotesis dan mem-
bahasa aslinya: ",qi orintiii
o..l;;;;;' kutip kara_kata datam
buat teori baru, tugas teknologi memecahkan masalah teknis
reol sites for real cllents. H,
;";;;;, reat buitdins to
so on
dan praktis secara elegan, efisien, dan ekonomis, maka tugas ;i;;A"not design unspecified
seni adalah menciptakan karya-karya yang kreatif dan orisinal. ^ buitling on an undefined,i;r-j;;;inown
Kalau kita membuat benru"k ctient,,.
Sebagaimana halnya dengan karya sastra yang dituntut fiJt,' ,uru bangunan,
harus selalu kreatif dan inovatif, demikian pula arsitektur tidak "model" tanpa,tl
?0"
i;Gii;;;rnunnru, iru sama atau
b oleh terpaky padaupgk\r tgt-t-saj a, karenp den gan begit u
artinya dengan 'mem.buar
Yang terwujudnva jadinya
,d;i ;;;;; tahu kudanya,.saja .

maka kreativitas sudah- lingiung te.purung.l ;;;;; berpredikar bangunan


aaatJ ..sruq
saia, bukan arsitektur.' ------
Gerakan Arsitektur Modern telah berbual keliru dengan ..
universalism e gayainternasionalnya, yang telah menciptakan
monotoni di seluruh pelosok kota di dunia, kemudian terjebak
Belajar Dari Nenek Moyang
oleh teknologi yang tidak manusiawi, sehingga kemudian Nenek moyang kita saja cukup arif
memilah_milah, dengan
dinyatakan 'meninggal dunia' pada tahun 1972. Peristiwa ini menciptakan bermacam_macam
bentuk arsitektur untuk
ditandai dengan diledakkannya rumah susun l4 lantai di St. kegiatan manusia yang juga
U.rU.au_U.da. Tidak main pukul
rata dengan modelatau
bentuk t..i.nir'ru:a. Misalnya untuk
70
7t
kios atau pasar, menggunakan atap Panggang Pe dengan ber-
bagai jenis dan variasinya. Untuk rumah rakyat bisa digunakan
bentuk Kampung, Trajumas. Pacul gowang, Gajah Ngombe,
Daragepak, Klabang Nyander, dan lain-lain. Berbagai ragam
bentuk Tajug seperti Lawakan, Lambang Teplok, Semar
Tinandu, Tawon Boni, Pendowo, dan lain-lain digunakan
untuk langgar, mesjid, bangsal, maupun cungkup makam.
Untuk rumah bangsawan terdapat bermacam-macam bentuk
Limason: Limolasan, Apitan, Semar Pinondong, Bapangan,
Trajumas, Sinom Mangkurat. Sedangkan untuk kalangan
Raja-raja d4n Pangeran digunakan bentuk joglo yang juga
banyak variasinya seperti Mangkurat Limolasan, Pangrawit,
atau Lambangsari. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa
disebutkan di sini. Belum lagi kalau kita menengok keunikan-
keunikan bentuk arsitektur di beberapa daerah tertentu seperti
Banyumasan dengan Srotongan, Trojogan, dan Tikelannya;
*
daerah Kudus dengan Bekuk-lulang-nya, Jepara dengan atap- B
i.l,'i,'t'
wayangnya dan lain-lain. Semua itu bisa dikembangkan terus l', s\r
sesuai dengan perkembangan masyarakatnya, kemajuan \
teknologi, dan penemuan bahan-bahan baru. Pada hakikat-
nya memang arsitektur adalah ibarat jasad hidup yang selalu
,$ fi. -k

akan tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan


k \
qJ
zarnan.

aa

Panduan Dasar Perancangan


Saya berpegang pada pendapat bahwa dalam upaya men-
jabarkan wawasan identitas dalam wadah arsitektur, yang
harus ditemukan, bukanlah 'model arsitektur baku' (apa pula
maknanya itu?) melainkan panduan atau dasar perancangan
(basic design guides) yang bisa dijadikan pegangan bagi segenap
l

pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pembangunan


lingkungan binaan. Beberapa butir patokan yang saya maksud
sebetulnya sudah disannpaikan dalam berbagai kesempatan
temu wicara antararsitek antara lain:

'12

73
perlu dicegah adanya instruksi yang terlalu tegar Yang benar adalah bahwa
- memaksakan suatu wadah/bentuk fisik tertentu yang pada kepentingan para arsitek wajib mengabdi
-banyak,.dan
tunggal-rupa (monoton). perepsi, aspirasi, .masyarakat perlu mer-esapi
adat, t'ata"ii;i, ;ila
tempat, waktu dan sikon yang berbeda mesti tercermin juga yang terah saya sarankan dan perilaku manusia
- dalam pertampilan arsitektonisnya.
daram-'rnakarah saya
"Forum Nasional p.nal*r,li'?o*urrr,, di deoan
perlu penelitian dan pengkajian ilmiah arsitektur garakan di Semarang yang disele.ng_
- lingkungan budaya setempat untuk bisa mencerap kaitan "Pentingnva IImu-irriu
tahun fqt+ yang silam
dengan judul
antara bentuk dengan fungsi, makna sosial, makna
Hilfi;Jlun
dalam pendidikan e..it.tturl;.'r.rO"o"r n.ngerahuan sosial
spiritual dan implikasi kulturalnya. oleh G. Broadbenr:,,A.;;i;; serupa dilontarkan
j;;g;';;krli_kari mendewakan
konservasi arsitektur tradisional dan lingkungan kuno- bentuk, melainkan h".r.
- bersejarah wajib mendapatkan porsi perhatian yang layak,
;;;;;,i", menerjemahkan iiwa
('geniui'-iJ"'i)' a,,
sebagai sumber ilham dan khasanah warisan budaya yang l,il",:::;:,,:''ou' p..u,uun'au.i
memperkaya wajah lingkungan binaan.
- perancangan rekayasa sedapat mungkin berwajah par- 0",#r?Tji:;:'#," adalah para arsirek harus rebih sering
tisipatif, dalam arti mampu mengadopsi, mensublimasi, tidJ;;;?;"1#i;,,?ii:Hi,T,TJl:1",,*naiaisrus*an
dan mengkreasi kembali wujud budaya fisik khas setem-
pat, termasuk hasil kerajinan hasil ukir, pahat, dengan *:1., 0;; 0" ["i'o, b d ;;;i ;il ;.:;.t fi [oi: f,iliT," ji'J
r

bahan-bahan setempat, berkaitan dengan penciptaan


Juga masyarakat para;;;;;t
luas. Bila
by u".
I::, n I a r.ngg",
r, dan' ffi ;il|:v-1 ::'pun:ang
bu
pada

q;in ; ;il ii,rd',I, iill; _,li : u,ifil


lapangan kerja. aka b ier k eillb ns-::
s b a
nya bisa fatat: suatu
Mengenai produk akhir hasil perancangan fisiknya, sewa- saat biia,.rj;i;;;,
menciptak arsitek hanya akan
an ban s u n an_ uurg rrur'.;ari;;,d"k
jarnyalah bila kita serahkan kepada para wastuwidyawan yang
bisa di k ategori_
memang digembleng untuk melakukan tugas tersebut.
lil il:ffi;:TffiflT'"i;;;ffi '#-J, ini pasrirah rlcrat
Mengabdi Masyarakat
Terakhir, saya betul-betul tidak sependapat bila para
arsitek harus mengikuti kehendak si pemilik uang yang me-
minta jasanya" Justru kecenderungan semacam inilah yang
telah mengakibatkan banyak kekacauan dalam lingkungan bi-
naan kita, antara lain dalam bentuk menjamurnya bangunan-
bangunan mewah ala Gedung Putih atau kapsul ruang angkasa
yang tidak berakar di bumi nusantara tercinta; bangunan-
bangunan kotak kaca yang steril beru,ajah dingin tanpa emosi,
tidak memperhatikan keserasiannya dengan sekitar; tergusur-
nya bangunan-bangunan bersejarah yang seharusnya
dilestarikan dan lain sebagainya.

74
75
T

BAB II (_'yycnne"), atau tukang bikin bar


jagoan, yang ("tecton"), yang
WAWASAN SENI DAN utama (,,archi,,1ou,'runun
mampu memimpin.
+$iLffiffiH,*' . vitruviui mengamati hasil karvYang
chitecron "iru, Uiotitr;;;;;ffi;:,Ira para jagoan atau "or-
dua ribu tahun yang sendiri dan lahirlah
lalu rumusan:'annya
prin p,
kon sep *rii !r'rii"i',lil'"1'.Tltn-' si kai dah, norma,
II.1. MENCARI WAWASAN ARSITEKTUR*) b ; k; ;G i ili j;'f
Oleh: Tjuk Kuswartojo
Xjil"#,.#l U I
jud dan konseo. gegiiurah, *if Ui#,,}# *,
;uiur"J..;"ranannya selama
ribu tahun, *ui"a,Iun.toiJe;:Iir-.r.tu. dua
L wawasan r.r,runr/u1;fi,;r tentu saja bisa mengenai ber- perkembansan d1n telah mengatami
t.runa.gu;; L*.ari mak na
bagai seginya. Tetapi pencaharian ini hanya mengenal makna dapatlah diartikan.m..r.rikun-t.rnUuti, arsltektur
dan definisinya, apa Arsitektur itu. Barangkali ini dapat dipan- dalam wujud a"n tonr.fny"lE'^ert apa arsitektur itu
dang terlalu bersahaja, naif, kuno, ketinggalan zaman, dan
sebagainya.iArsitektur bukan barang baru, bahkan sejak lama Arsitektur Sebagai WuJud
menjadi bahan per,bincangan, dan kekaguman, juga di Indo- pada zama,
nesia (kalangan atas tenl.unya, karena Pariyem tetap tidak y:.-rl,r: ,.apa yangperlu dan dapat diwu-
judkan tentu belum
banyak jumtu,f, ,?,
mengenal istilah itu). Di kalangan pihak yang menekuninya, vitruvius membedak; ragamnya. Karena
istilah arsitektur sudah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, ;il;;;r'laupun
arsitek,mana yan; buk"n.'J;;,;];;i:" vang menjadi iatah
bahkan sebagai wujud sudah dikenal lebih dari lima ribu tahun.
Karena itu kalau sekarang masih dipertanyakan: apa arsitektur frW,,#1",k'lj',x?^1;jla:,,11'6:'::il:#:i:',:T;
itu, agaknya dapat dianggap mengada-ada. Tetapi justru Tidak jelas siz
karena rentanya itu, maka sekarang ini perlu dipertanyakan: wu;ua-wu;uJI"#.i,llf ,iTX'.ffi jT,Lffi
apakah pengertian arsitektur dan dua ribu tahun yang lalu,
atau bahkan lima ribu tahun yang lalu, harus sama dengan
bagai bidane kea-hlian.
karena d ij atah orans
r;;;;;-;.rJl,un 0,., ;l'.TXl?[f
sendiri, arau
:
I"i r, ;;;;k'i..,ir1, o,
arsitektur sekarang dan pengertian akan datang. menangan i o"rru n?.:_ un d ianggap h an ya
u ng. w; ;;;;,
Dari sejak dulu arsitektur adalah gedung, tetapi tidak Sumpai suatu pengakuan _red demik ian j arane ii_
semua gedung dapat atau Uoleh disebut arsitektur. Banyak
terti
gedung. Sesuai dengan.wujudnya ,.."rgl"U"nwa arsitektur adalah
gedung tidak diakui sebagai arsitektur, kalaupun diakui, dia OjrJrt dengan ruang atau
Iingkungan (sering a.iaengar';eir]t.;.,,arsitek,,
dinista sebagai arsitektur gombal. Asal katanya sendiri menun- Korea , arsitei oe.kembang", p..ung
jukkan kaitan antara wujud dan pembuatnya. Arsitektur tidak pernah didengar .r."r"#'r.rrn", Barat, tetapi
adalah gedung yang diciptakan atau dibuat oleh ahli teknik ,unOui""ru, arsitek bungkus
rokok, kesemuanva menunj ".rit.k
uk kun
Van Romondt menyebutk"r: f,.U.r".un sebutan tersebut ).
pat manusia hidup ;;;i;; sebagai ruans rem_
dgnsan U"rr"gr", ,iilng
") Disajikan dalam Seminar Keci.l Jurusan Arsirektur FTSP-ITB, Bandung, l2 menyebutkan arsitekrur Amos Rapoport
Desember [983.
dan diorganisasikan. fgugui ;ilU"** yang dirertibkan
rri ;;;;'iiil.rr,..,, karena
apabira
76
l7
,

perhatian mulai tertuju pada kumpulan gedung atau sejumlah


(dan jurnlah itu menjadi kota), persoalannya jelas
'geO.rng

f,ukan hanya gedung. Barangkali ada yang berpendapat bahwa


perpaduan antara gedung dengan alam jaringan manusia dan
'm"ryarut
ut tidak Lgi dapat disebut arsitektur' Tetapi dalam
kenyataannya, batryak pakar yang mendapat pengakuan
sebagai arsitek memikirkan hal tersebut' Dan bukan
hanya itu'
banjunan industri yang banyak dibilang surnbangan arsitek
kecil sekali pembaharuannya clilakuka. oleh arsitek Peter. 'r
Behrens. tsahkan Corbu pernah menciptakan voituTe mox- .s
\
imum yang menjadi prototipe mobil ekonomis di Eropa' Kese- 'r,
muanya bukan hanya kebetulan bahwa si jagoan ini memang s
betul jago. Tetapi disiplin berfikir. kemampuan berimajinasilah A<

I
yurrg *i*ungkinkan suatu konsep tertuang dalam berbagai \
wujua. Karena itu apa wujucl arsitektur agaknya tidak pen- q)

tini. Kalau toh wujucl itu harus ditentukan untuk berbagai .j

keientingan, lebih tepat apabila arsitektur sebagai wujud


disebut ruang atau lingkungan dan bukan gedung atau
q)

qJ
bangunan.

Arsitektur Sebagai KonseP


Arsitektur sebagai wujud agaknya memang kabur' Kalau aa

pun disepakati bahwa arsitektur dalam wujudnya adalah \


ruang, pertanyaan atas: ruang yang mana yang disebut ar- >

sitektur, toh tetap sulit dijelaskan. Jagat raya adalah ruang, :i

gua garbajuga ruang, tetapi keduanya tak dapat dibilang ar- bO

sitektur. Dengan mempersempit lingkup, arsitektur adalah su


juga
ruang buatan manusia. Kejelasan yang diharapkan tidak t)
kolong jem-
diperoletr. Banyak ruang buatan seperti tambak,
batan, gubuk reot, dan banyak lainnya, sulit untuk dibilang
arsitektur.
Arsitektur memang bukan wujud, dia adalah cita (idea)'
konsep, kaidah, prinsip dan lainnya, pokoknya hasil
pengoiahan batin, pikiran dan perasaan. Ruang itu ada dan
Air.tut arsitektur, karena kegiatan batin itu menentukan

78
7c)
begitu. Hasil pengolahan batin itu bisa sama bagi setiap orang,
bisa juga berbeda. Karena mana yang ruang lingkungan dan -- Ketiga , .,:l: yang wajib , yangberranggung
arsitektur itu, bisa sangat subjektif, sepihak, dan ditetapkan yang berhak da jawab,
menurut kebutuhan dan tujuan. Oleh karena itu bisa saja ,.n-n.,,Ji;:"::.,,--1on. Yans mampu
r;:1il;:l',X:ff: dan -.n..,iur.In
dibilang tidak ada arsitektur di jalan Thamrin yang ada hanya
sekumpulan gedung dan bangunan. Kalau rumah Bali bisa Penutup
dibilang arsitektur, mestinya bisa juga hotel Indonesia dibilang
bukan arsitektur. Padahal dari pemikiran ini bisa juga dibilang Jawab atas perti
mestinya
itu' bila mer
tidak ada jurusan arsitektur yang ada jurusan bangunan
sTl; il;'
"k;;#invaan
gedung. Dari apa yang telah diuraikan di atas, tampak bahwa
usaha untuk mencari definisi dan makna arsitektur agaknya
pertanyaan di
#;,-';,ffi
atai. ffif
fl; * ;: li l!, ll;l?,H?
---"'vqrr6^Crtt uill€ur rangka menjawab
tidak ada gunanya. Barangkali yang lebih penting dan lebih
gayut adalah menjawab pertanyaan mengapa arsitektur ada
dan bagaimana cara dia berada.

Hanya Arsitektur
Seperti halnya dengan wujud buatan lainnya arsitektur
diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apa
kebutuhan manusia itu, kalau mau diperinci tidak ada kom-
puter yang mampu menyimpan datangnya/ daftarnya.
Kebutuhan tidak terbatas dalam ragilm dan jumlahnya, namun
kesemuanya pada dasarnya ditujukan untuk:
Menjaga kelangsungan hidup dan kehidupan. Tidak ada
- manusia yang mau menjadi generasi terakhir.
Mengembangkan kehidupan, karena hidup bagi manusia
- bukan hanya mempertahankan hidup, tetapi ada
kebutuhan untuk membuat dirinya lebih bermakna,
Membuat kehidupan lebih nyaman.
-
Arsitek memenuhi kebutuhan tersebut dengan mener-
bitkan, mengorganisasikan dan mengatur lingkungan.
Persoalannya kemudian:
_- Pertama : Siapa manusia yang harus dipenuhi
kebutuhannya itu.
Kedua : dengan cara bagaimana lingkungan diter-
tibkan.

80
8l
nl

bangunan yang dibangun dengan cara tradisional, pengertian


SENI-STRUKTUR arsitektur mengalami perubahan. Unsur seni (urt) yang
II.2. ARSITE,K'I'UR SEBAGAI masuknya ke dalam pengertian arsitektur justru terjadi
Oleh: Ir' Wiratman Waleladinata
belakangan, malah semakin menonjol; sebaliknya unsur
strukturnya semakin memudar. Dengan berkembangnya
Pengertian Arsitektur teknologi, termasuk teknologi membangun, timbullah reaksi
berasal dari.bahasa
Yunani' yaitu dari terhadap perkembangan arsitektur demikian.
r lstilah "arsitektur"
dan suku kata "tekton" Sekelompok pemikir ingin mengembalikan arsitektur ke
suku kata "srkhe";;;;;i.Gti" pengertiannya yang semula dalam relnya yang semula dengan menyatakan bahwa ar-
dalam
yang berarti "kokohli'ladi'
k ;;;;0"*] sitektur adalah jalur insinyur dan bukan jalur seniman. Maka
1,
uirit.kt ur " da par di#t :ilfrHffi ;;|lllj:l
sela timbullah pertentangan pendapat mengenai isyu ini yang tak
;;;;;. r."utu kokoh' Memang atau
#;;;;;;n' upurtun itu rumahnva ada habis-habisnya sampai masa kini yang telah melanda ham-
sua-suanva untuk melawan
ia it'u'-*tnt'us bergulat pir seluruh dunia (Ecole des Beoux Arts vs Ecole Polytechti-
iempat peribadatannya' iari k an bumi' hembusan angtn que di Prancis: Horvord vs MIT di Amerika Serikat: dan
kekuatan-k.x'utu" u't'# ;;
t'

k e n c a n g,, o,.
*, #';{;' :::' lY;-'##. XTT,?;;,":1\
sebagainya), termasuk di Indonesia.
Di Jepang perkembangannya lain sama sekali. Lingkungan
jm:";;#?:llle:[::! ji'i1J"'iii^";;"ir' alam yang kejam dan ganas yang setiap saat mengancam
:**: asli) denean menggunakan kelangsungan hidup manusia dengan gempa-gempa dahsyat
membangun ,un*"'ni';;^ o;;t kokoh terhadap yang dapat menyerang setiap saat dan topan-topan kencang
baharr-bahan bangunan-bang.u'nan..1'n; -Kemudian' karena
yang datang secara berkala, telah menanamkan dampak yang
kekuatan-ktxuut#"uiu* *"tttpukan "kitu'nyu'naluri alami rnanusta' kuat dalam perkembangan arsitektur. Arsitektur adalah urusan
urtun rtinOliun
kesadaran
ke dalam t#;'i.adiJ *t*uuneun masuklah unsur insinyur dan bukan urusan seniman. Archilecturul Institute
maka arsitektur
estetika atau unsui ,.ni
t.rt.ntu vu1,g r*urnai ciri of Japan (A.l.J.) adalah lembaga tertinggi di Jepang yang sam-
konsekuensi logis pai saat ini mengurusi segala hal ikhwal mengenai bangunan.
nada kurun-t..u'u'l ;;*;;';;;;iuliou'un manusia' seorang Tetapi yang diurus bukanlah urusan seni melainkan urusan
tarr*a sejat awal ptti't*u""*"n frradaban ia adalah
mt'upukul';;k;tr nrlsvarakat yang unik: struktur. Lembaga ini adalah yang menerbitkan berbagai
arsitek seorang peraturan mengenai perencanaan bangunan tahan gempa,
seorang seniman sekaligus'
iieorang teknokrai dan sekaligus' Per-
d"" :'J;;';itii ;t*bansun pada diri
peraturan beton, baja, dan segi-segi struktur lainnya.
r)erancans
ini rntntupui iuntuknya Bagaimana sekarang di Indonesia? seperti telah
sonifikasi u"ittr "pt'i dikemukakan di atas, Indonesia telah ikut terseret ke dalam
zaman Renaissance menjelmakan
Micheiangert, y"* i"latn pelukis dan pertentangan isyu apakah jalur arsitek itu jalur insinyur
cirinva sebagai':'-p;;;n!'- ftiu*eunan'
sl' Petrus di Roma)' ataukah jalur seniman. Hal ini dapat dimengerti mengingat
pematuns ,trurigu'"iu'i';";."
o::ju
dikemukakan di para pendiri fondasi bagi perkembangan arsitektur di lndonesia
Berpangkal pada pengertiannya'seperti perkembangan adalah orang-orang Belanda yang dengan sendirinya sangat
ltas, arsitek'u' tJtJ berkembang sesuai clengan
";i';;opo faktor-faktor kekuatan terpengaruh oleh perkembangan arsitektur di Eropa (Karsten,
lir gkungan"r"'
,.it uoap kekok'han srruktur
"iturnya'
ala'r tidak t.,rurf uJrp".'ngui,rt
83

82
lainlain)' Yang dilukislian diatas, kiranya dapat tercerminkan oleh
Pont, Van Romondt' Dicke' dan pernyataan-pernyataan berikut dari tokoh-tokoh arsitek kita,
Maclaine
n* i,;l, yy: f.;;I::m:U1i;['i:#l ti]l,*E:]i yang telah penulis kutip dari Eko Budihardjo (1983):

:l::li"T:'il T:'::i#' ilkffiil;;" i:',il'":# -JlT


konsep-
Adhi Moersid (halaman 3l):
mengherant'un,u"nill;;;;; ;ttiadi pembudavaan cocok dilihat
"Arsitektur yang kita huni ini punya peran banyak. Ia
bentuk Uungunu' dari Eropa yang tidak merupakan manifestasi dari perilaku hidup kita sehari-hari,
konsep contoh vans sansat
dari ketahanannva i#;;;tttoi' lt"i
p aa a ar sit ek- ar sitek
cermin dari kebudayaan kita. Ia juga jadi petunjuk dari
k g ri' ul'v ;;11'1ffi;::tas tingkat perasaan artistik yang kita miliki"
meny olo vun yang salah untuk menggam-
lndonesia adalah XtttnOt"ngan U*g""* berbentuk persegi- Silaban (halaman 84):
barlmerencunuft"n t-Jfot-totl*
"Tidak perlu meniru-niru bentuk khas Toraja.
punjung,,*q,._o_Ti:# ffiH *lJ;, :X*X*:lml Minangkabau, Bali, Batak dan sebagainya untuk
',:l? f f l,li,i: ;:il, ""#-i:
itrt[*'
yl*l# ffi'.'fffi ffil'
disadarkan dengan
tepat'
mengusahakan terciptanya arsitektur Indonesia. Kita
jangan ambil bentuknya, tetapi jiwanya yang banyak
Andaikata ,tnrt"ll'l itu direncanakan berben-
seyogyanya n"tl*"";;;;"""n"r"h perse'i panjang)' karena
menunjukkan ciri-ciri ketropisan. Hal-hal yang
memperhitungkan lebatnya hujan tropis, panasnya
t6.u1u,,
ruk bulat u,u, uu:u?"r""gr."i kekuatan vang (praktis) sama
matahari dan tentunya memperhitungkan adat-istiadat
bentuk demikian;;;"d"i
*'[:*ffi i"1.r"9""".."P:]:I"?:",.',1J1',31H[','l#:
yang pada hakikatnya tidaklah berupa sesuatu yang statis,
melainkan berkembang dari periode ke periode".
ataukah jalur seniman'
di lndonesta
ro'tal para u"ittk lulusan Univer- It*'--tA.rit.[tui-uJuruh
Sidharta (halaman 93 dan 94):
bangan t."t"Ai'i"siu'"
seniguna, karena dia menyelesaikan
il;;tb..tr.,11;;i"'i'i1"iit+;31lff
mt U;;l,"litli?"-'; persoalan fungsional, persoalan kemasyarakatan".
ii;;;;i"kiur di Indonesia dewasa
"Arsitektur adalah seniguna yang khusus, karena arsitektur
'"T::f:Ha dari arsitek aialah
memecahkan masalah
dengan
merupakan kerangka ruang untuk kehidupan kita,,.
;;;;"dern beserta lingkungannya
kebutuhan ardjan (halaman 107
menciptaka;1i;; il utnt't' v ung memadai !*:::?t"t'
of humon expertence
- 108):

Architecturi is an express.ion "Arsitektur sebagai suatu karya kesenian hanya bisa ter-
l98O;
capai dengan dukungan masyarakat yang luas, berbeda
in tne creation of usable sPace)' dengan karya seni lukis atau seni-patung misalnya yang
'Namundi'";;i;t;;;';-th*"kekuatanstruktur(dansegt-
dan ini
harus i[ui tttpttahkan bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang seniman sa-
segi teknolJgi tui"ny") ja. Untuk melahirkan karya arsitektur diperlukan selain
yung bersangkutan'
adalah tugas"para "i'ti
struktur^1anV1 *:lt'pif:"unt"
arsitek, ahli-ahli reknik lainnya, industri bahan, sekelom-
Bahwasanya trelayakan bagi arsitek sepertl
yang pok pelaksana, teknologi, dana dan lain-lain. Oleh
pemikiran ttau"l*g ftompementer

rJ5

84
T

f2,,_;. ,-
(l) to use by human beings in generol and
Itq gyllqb_ility
dikatakan' b"ly1 Arsitektur adalah its adaptability to particulor human activities.
karenanya patutlah dar i kebudavaan
manusra'
p en ge awantahan
j t*i"iitti"tr) selalu dipengaruhi
oleh (2) The stobility ond permanence of its construction.
Atau dengan kata t#"ffi;;itirr (3) lls communication of experience and ideas through
teUuOayaan masYa-rakatnya' form.
159)
Praganta (hataman Dalam definisi di atas, kebutuhan manusia, kekuatan struktur
" -:;;;"rn*ur
Wastu
intesral dari pensem-
adalah bagian vang dart dan bentuk diucapkan dalam satu nafas sebagai satu kesatuan
bangan ttuuJuvuun'
iraka segenap perwujudan (eti k a) ser -
pengertian tentang arti arsitektur.
ir-os"i r. ul, temauan
k eseluruhan n"ii rl,ritn,*" pengem-
testetifta) manusia dalam rangka Kesadaran Struktur Sebagai Bekal Utama Bagi Arsitek
ta perasaan
il"rir"" rtpribadian bangsa" r r-r^-aoio ser.,( Mungkin masih tetap akan diperdebatkan, bahwasanya
kesadaran yang mendalam tentang struktur merupakan per-
:'j'}rtf E'||il'#l
pandanganproresionalpara.tokotrfl
syaratan bagi seorang arsitek untuk menghasilkan karya ar-
io ur' 3't"n
*il**;' ffi# ;:1}Ttr#r"Ei':11*il;; bentuk
sitektur yang indah. Penulis sama sekali tidak meragukan
xJ'iJm pembahasan masalah
terintegrasirtun
'dan
sangat ingin melihat
kebenaran dari pernyataan ini. Mungkin pendapat ini adalah
subjektif, karena subjeknya dilihat dari kacamata seorang
ruans. Penulis 'J"ffi;;t:;li:t::[*
g tUitt
f gllut diri rek anny a para perencana struktur, tetapi naluri manusia pada umumnya
kesadar an .klut'
""'tt"ui?n
arsitek.Betapatki"'*"f;;.-'Tf +11i."t.1,;tiTfi kita lll adalah cukup tajam dan peka untuk mendeteksi kelainan-
kelainan struktur, sehingga karenanya serta-merta mengubah
opis' tr namun
i::r:x m'"nT"rffirlilfi:l'litim
juga mengatu*i
400 t-* tahunnya- Penulis
citra keindahan dari suatu karya arsitektur. Beberapa contoh
kiranya dapat menjelaskan hal ini.
'ut"-tuta "*Ou i :it:"l ll;
* ti Parthenon di Athena biasa disebut-sebut sebagai karya
in gin me n g'
"Jffi "'' i :q:::l1 ::i'|,':i::
; arsitektur pra-Roman yang paling indah. Walaupun dari segi
Yl ;';il;;
Y an g uri s
Pen
konfigurasi strukturnya adalah baik terhadap pengaruh gem-
Hru"tl;1':,:i,T;,.ilT''ll!I
iari makalah ini'
maksudkan di ;;;l;ul urthirnva kita rumuskan
pa, tetapi dari segi sistem adalah salah. Sistem tersebut
Barangkali ffifi#;;u yung
'nturptnutis rnaksudkan itu' Un- yang berupa kolom dan balok-adalah cocok untuk struktur
pengertian *'itl[tut sepeiti kiranva kayu dan tidak cocok untuk struktur batu alam (marmer).
;;il;;tt-ukun tuutu definisi
tuk itu penutrs
vang
seu asai ul : Balok-balok horisontal dari batu alam tidak akan dapat
coco k ai oara"l"f,l-9i,qt'i;*'fr " ry'" B'ef 'f
of bu'ilding'
' menahan lentur yang tinggi dan karenanya peka terhadap
Architectur*i-'n''ii -;iA
t!; te;hnique
re-
beban-beban berat. Perasaan takut ambruk menghantui si
p::tical and expressivethat pengunjung yang bernaluri tajam. Perasaan yang sama akan
employed'io"fiitttitlr'rye
\ ,iiitirra oigoti' ine characteristics kita alami bila kita mengunjungi candi kebanggaan kita,
/",\quirenenrr"i nom other man'made
distins'i'; ;*;:;i' iii"nite'1fi
Borobudur. Balok-balok horisontal dari batu alam andesit ter-
'itrllctures are: susun lepas sebagai kantilever-kantilever bebas membentuk
..,
. ,',;r
87
86
T

mengamati bangunan-bangunan karya Felix Candela dan Pier


Luigi Nervi. Hal itu tidak lain karena ketepatan strukrur, kein-
dahan bentuk dan keserasian membaur menjadi saru kesatuan
?::"x,,-y:lf,i!t1$l:frl{iit*i}iifitl#i-,fr'
i uar r,,"r ak an
yang menerbitkan perasaan kekaguman tak henti-hentinya
ber naru r k
r.r.;i, q,..y j,rlllrriilT,H:i. pada si pengamat.
ilt rur;i.inlulun olo,n,.,
Perasaan-perasaan Dari contoh-contoh di atas kiranya cukup jelas, bahwa
o"'*;"t'fl:ffi ;'I^ili"""'k' ..: sifat baru aram ketepatan struktur merupakan prasyarat bagi keindahan suatu
"J';;'i * * : tepat daram sistem karya arsitektur. Pendidik ternama Mario Salvadori (Salvadori,
, ; t' T :T i'ffIll Heller, 1963) mengungkapkan hal ini sebagai berikut:
"
ienekune (busur)
resa
1$ iT
r;';;";;;.rjadi^iTi.:^,["Xk$i: "
i_,emanfaarkan erek
"We may thus conclude thst s knowledge of structures on
:-'i'"r,* thepart of the orchitect is, to soy the least, hiehly desirable,
T[il'H$lil.1xl;; " 1.n g,11 u1 sam pai puruh an
and that correctness ofstructure cannol but udd to the beuu
",
;:r:tlf:"lx,i;:rnr;ji]l"ritfi lffilJ:ffi
*r' [u'; ty of orchitecture".

ffiilJ ;r -:y
ll* ','.?f^:I i1J[;"a"i,
[ :f,
Notre Dame) mell"iY:1'-tL-'i i""n"nan-bangunan
u,,
"
rnr'
t p ud u Apabila sejauh ini ketepatan struktur kita kaitkan dengan
keindahan hasil karya arsitektur, maka di daerah gempa yang
g disa j ik an oleh penting seperti Indonesia ini, ketepatan slruktur juga
k eindahan van -bi:?tfi il.'t"upu cocoknva
merupakan prasyarat bagi ketahanannya terhadap gempa.
Ketahanan struktur terhadap gempa terutama ditentukan oleh
1",'-:lrl$;i'"x};]l-il"*'i'1x"'""*?"*t"'u.,ili::
an g-r g uas' x-1:t#;;.,a,ersedia datam
uan I baik-buruknya konfigurasinya. Karena konfigurasi berkaitan
*.lrU.n t ungi r u
*.*;
ilsemua bahan
t'yli:l
ban
-

ill T,,,"T3, :fi t; ;;il i;; adalah


3
;
li,u
salah'
kj'
e
u n g erat dengan pengembangan bentuk dan ruang, seyogyanya para
arsitek memahami betul persoalannya. Kita boleh bersyukur
il"t i'i "tu'l
nrinsip bahwa sebegitu jauh bangunan-bangunan penting, tinggi dan
sebagai kuntitt"?l*"r"
i st r u k tu ; ;;;k; ;" 1 1Y.L ff:ff|xT' *:::XT:"g besar baru bermunculan di sekitar Jakarta yang kebetulan
tarik' sesuatu vane dlu,11l:;ilt;';;e DPR-MPR
Kec u ar
i.;;"" terletak di wilayah gempa yang tidak terlalu berat (Wilayah
4), sehingga penyimpangan-penyimpangan sedikit dari prinsip-
[tTi-f.:'#[il:lT'iili':I''ilffi ';;;;i1l"r1i'"'" prinsip konfigurasi struktur tahan gempa tidaklah terlalu
hati, kan'*l o *u" r'lu' a":'
apa
ti
tt-.IX[ :lnil';lt',1fi
berpengaruh terhadap kelayakan struktur secara menyeluruh.
yang mengetanu Akan tetapi, apabila kita akan mulai membangun secara besar-
sedikit di antara kita diueri kolom-kolom
penyansga
keliling ttpi xuiuri itt']uut menun- besaran di bagian-bagian lain dari Indonesia yang termasuk
yang seksama telah
ftuitnu analisis gempa tersebut dalam wilayah gempa yang lebih berat, seperti misalnya di
tersembunyi'
ilt;"t'ffi;"1."1* xi'ui tuvup kubah Sumatra Barat, Irian Jaya, dan lain-lain, maka konfigurasi
iukkan bahwa oieh kolom-kolom
tenar-bena'
tt-foll
ii*n"u
tiilbal sulam ini tentu
struktur akan memegang peranan yang penting dalam menen-
"oil'i"t'f,struktur'*tu'u
*t"""*'" sendiri' tukan daya tahan struktur terhadap gempa. Bagaintana pen-
tersebut' pihak, ,.rl,u*u ursitekn_va boleh
tidak memu"r;;;;ra t?l tingnya konfigurasi, Henry Degenkoib (Arnold, Reitherman,
uJrur'un*un vTs
contoh t"'1"#i"i'-;;;;' raiakan bila kita
1982) menyatakannya sebagai berikut:
tupaka"';;;;h keindahan v",,g'tit"
kita
89

88
"If we hove poor configurotion to stsrt with, oll the engineer
can do is to provide u band-aid--improve a basically
poor solutionos besl he can. Conversely, d we start olf with
o good conJigurution ond o reosonable framing scheme, even
o poor engineer can't harm its ultimqte performonce too
much. This lqst stotement is only slighlly exaggerated".
Dalam daftar pustaka pada akhir dari makalah ini dican-
tumkan sejumlah judul buku yang secara jelas dan lengkap
menguraikan struktur-struktur tepat guna serta konfigurasinya.
Uraian-uraian tersebut kiranya mudah dapat difahami oleh
para arsitek, karena memang khusus ditulis untuk dan
beberapa di antaranya juga oleh arsitek. Banyak kiranya man-
faat yang dapat dipetik oleh para arsitek Indonesia dari tulisan-
tulisan tersebut. Kepada para pendidik penulis ingin nrengan-
jurkan agar mencantumkan judul-judul tluku tersebut sebagai
literatur wajib bagi mahasiswa arsitektur dan sipil. Mengapa
juga bagi rnahasiswa sipil? Tak lain untuk memberi penger-
tian bersama tentang konsep konfigurasi struktur, ruang dan
bentuk, sehingga dapat memperkecil jurang pemisah yang
sering dikatakan terjadi di antara arsitek dan insinyur.
Bila kita pelajari bangunan-bangunan tradisional yang telah
diwariskan oleh nenek moyang kita di seluruh pelosok tanah
air kita, maka semuanya itu ternyata mempunyai ketahanan
yang baik terhadap gernpa. Hal ini terjadi tak lain dan tak
bukan karena sistem dan konfigurasi strukturnya memberi
peluang untuk itu. Marilah kita mengambil hikmah dari kenya-
taan ini.

90

91
II.3. .+RSITEKTUR DAN',TEKNOLOGI*)
Pustaka Configura-
OIeh: Ir. Yuswadi Saliya, M.Arch.
R' (1?.93)l "Building
l. Arnold, C"; Reitherman'john Wiley' 1982'
Sebenarnya, riwayat arsitektur sebagai bagian dari bidang
tion Seisrtti' ou'isn';:' Arsitektur lndonesta ' keahlian khusus cukup panjang. Sejak orang membutuhkan
z. Brrdihardjo' u' i""'i'"'ltt'ttnui'
Mc bantuan untuk mengujudkan hasratnya melalui rnedia ruang
"Engineering For Architecture"'
. tl,Hltitil?i'*, : dan bentuk, di situ arsitek mulai berperan. I(eahlian tertentu
mulai terasa dibutuhkan. Tentu saja pengcrtian ruang dan ben-
concepts
4 tf:rTli'r13?3,0,,r, s ina
o tPy).- "structuratJohn wilev' ,l tuk berbeda dari waktu ke waktu. Keahlian yang mendalam
Engineers"' pada suatu aspek, mendorong timbulnya gejala pernisahan
Andsvsrcm' nZ"'"i'l'ii'lt'
I

il (spesialisasi). Adakalanya gejala pemisahan timbul oleh adanya


')!!e wortd's Greqt Architecture"' kebutuhan baru namun sering pula sernata-mata oleh
5. l'3,Ltr."', P' (19^80):.
'u t#*n,i*i; fihJ'itl' ttqor)' "structure rn Architec- ii kebutuhan atau keberuntungan yang tak terduga (penemuan
api, misalnya). Kiranya cukup kalau dikatakan bahwa umur
1?63' arsitektur sebagai profesi sama panjangnya dengan peradaban
Iure", Pr.nti..-ttull-Maruzen' iiiuint' stand up"'
1. salvadori, *: ?t;;o;'""*'"iii'' manusia.
Norton & Co., 1980' prenticeHall, 1980. Orang mulai bertengkar pada saat membicarakan arsitektur

8. S.ir"Otft,p'l-' (1980): "Structure: r,,, sebagai ilmu. Itu barang baru. Sebagai iimu, orang mulai
membedakan adanya hasil dari proses 'kebetulan' dengan hasil
dari proses'pemikiran' yang menyiratkan langkah-langkah
yang sistematis dan objektif. Pada tingkat itu, diperlukan tin-
dakan abstraksi melalui tinjauan empiri. Orang mulai berteori.
Perkembangan teori ini tidak bisa dilepaskan dari perkem-
bangan sejarah berpikir. Revolusi dalam dunia ilmu adalah
revolusi di dalam cara berpikir, dan sepatutnyalah ditinjau dari
sudut sejarah perkembangan berpikir (Westfall, l97l).
Cara berpikir ini mengatakan orang kepada tahapan yang lebih
jauh lagi, melampaui tahapan yang mrnyadarkan diri kepada
pengamatan (observasi) menuju ke tahapan berpikir murni (ra-
sionalisme). Orang mulai berhadaparr dengan berbagai ben-
tuk dilema, pilihan-pilihan sulit yang drarnatis clan minta
perhatian besar. Terdapat sejumlah besar pola berpikir' (rnodel)

Disajikan dalam Seminar Kecil Jurusan Arsiiekrur F-fSP-11 B flandung,


l2 Desember l98ll.

tt)6Ua

r
JAYYA
DAERAH
u5'rAl;'\hN
Mi ,t!l r, 98
a YU
92 JL Mrr'U ra
\
5lJ rtAb
1

Pada waktu lembaga pendidikan (tinggi) dicaci maki tahun


untuk meniru perkem-
yang memperlihatkan kecenderungan pating popurer di antara para
60-an, terutama di Amerika dan Eropa (Prancis), orang mulai
bangan ilmu pengetJ;;;;i"-. "' i p un buk annv
a t an- membicarakan dimensi manusia (one/ many dimensional mon)
arsi t e k \al,rh " ts s t'l'i i' ii
"j " di setiap segi kehidupan masyarakat. Masih segar di ingatan
masih berada pada
h

pa kritik. Sampai
e
"i'' -mest<
di- kita, bagaimana Sputnik Syndrome (1957) telah demikian
pt*unyaan terpenting yang perlu
"i"ti'-'"*paknya memacu pendidikan di Amerika Serikat di dalam bidang-
tahap eksperimentui' di manq letak
jelaskan dalam rt"i;n"tJl'i'iiuio'it"adalah a t erletak pada bidang ilmu alam (fisika). Tunturan kebutuhan nasionai un-
manusia ?Menurut iiiffi
t t iiol'kesulit
annv
iiduk ,nuu harus diciptakan;
I
tuk dapat menandingi ketinggalan dalam bidang antariksa dari
sejumlah rr.'u' u"t'ii';;;;;;" dengan manusia seperti
Uni Soviet, telah melahirkan cabang spesialisasi yang sangat
orang tidak dapa''^UtiJft''""'imen jelas' batas-batas antara
I tajam. Tiba-tiba, dunia dikejutkan oleh krisis energi (1973),
halnya dengan u"t' i""^ilti:
tidat sesuatu yang sebenarnya bukannya takterduga (Berita Ming-
iui"r' korban dan lahirnva
subjek dan objek';d;il';r' 1r guan Time telah menurunkan sebagai berita utama beberapa
istilah bulan sebelum OPEC melancarkan kenaikan harga berlipat
tffil#ui".ffif;lilu' au'i P.avlov' watson (penemu ganda). Kembali dunia pendidikan kena semprot. pengang-
Bs itu -
,Behaviorqt s,i,nrl]) ;#,;i;:ie11-sr<inner' 'asak
juga' guran yang menggelembung oleh tatanan kemasyarakatan yang
tt"i""r pendekatan yang mekanistik ada establishment) tampak seperti palu godam yang kembali
mengejutka, - yang meng-
umumnvu' otngln atiap kemajuan teknologi menimpa dunia pendidikan. Tidak hanya itu, ada semacam
Pada menghadapi
gebu seperti
t'rai bertrati-trati 'mental overhoul' di kalangan negara maju. Seperti orang
se
"*"'#i'i' "'"X*i'tr."'i tt il" kalau b u kan malah
gala langkah yarl; ;;'tit; Romawi yang runtuh justru karena rnerasa ditakdirkan
*tTitt::','"," untuk mengojar hingga lupa belajar.
berbagai :ir1' "ll"'l^":'^,11t3;t:3;l,tt'
-CJo"l-tradisi) Teknologi, peradaban manusia yang paling banyak
tampaknya pentrng dibicarakan abad ini, menjadi titik terobos berbagai telaah
isolasi/asimilasi' Iung dunii-balik an' (feed- I
untuk dibicarakanl "a"i"t'
iirn6riii'-i' sosial. Tampaknya perlu dibahas tuntas. Mengapa teknologi
gejala b'ahwa
dengan pengamatan
back world)' Bermula memen'uhi kebutuhan
tapl luga menimbulkan pesimisme? Menurut Lyngstad (1980), pesimisme
teknologi bukannya sekadar keras datang dari lllich:
itu bukan semata-mata disebabkan oleh masalah yang nyata-
u"ir1q'
menciptokon'ro"'ftJtli*" un'ii rutnluti perlu diperbaiki ; terukur (tangible) seperti polusi, kelangkaan energi, perlom-
hubungan antara ;#;;il; tujuan dan cara' baan senjata, atau gangguan syarat oleh kepadatan dan keseim-
sekolah hanva ;;;;i"t
ialik -antara bangan (diburu waktu), melainkan oleh 'kecenderungan
akan adanya bahaya
Eisenhower (1956) ;;peringatkan e80) menambah kan
ototelesis yang tok terhindorkon dalam cara berpikir teknis-
m i i t ar v - i n au
ii't';; ;'; i:;;;" Falk' ( Icomtplex'' Pola-pola ilmioh dan struktur' (the unmistokable outotelic tendecies
' t
"'l in technicol-scientific thinking and structure). -
dengan'^iti'oii-lina"iit'i-i"demic
rttt'"tan) terasa semakin besar
pemusatan ktkJJ;;ia* menurut Lyngstad mengutip Heidegger dalam menuniukkan bahwa
berbuat sesuatu (kecuali'
tanpa seorang p;;;'; teknologi memandang alam sebagai lumbung (Bestond; ston-
iili;h, para politisi - sic!)'
p"' -. dnd rlisorot
ditantang' disorot dan diper-
d ding reserve) berdasarkan sifat dasar teknologi yang
Maka, profesioriali'mt memaksokan (Gestell; enframing, framework), kalau bukan
lecuati' termasuk arsitektur!
tanyakan o'un*'^tunou

95
94
Konflik-konflik yang terjadi antara awak kapal dengan penum-

memojok kan
(! ) Demrk ian,il{lT[.tTft j]Ji;fi pang seperti pertentangan dan dunianya CP.Snow (1956),
seperti selisih paham antara para teknisi dengan penyair. Apa
ialah clomi""l "urun yung ?#
me1 1::l;;'k'L yarrg dibawakan Martinson adalah bahwa Aniuru merupakan
manusia untuk paduan antara teknologi dengan pursr, sintesis antara ilmu dan
seni, antara teknologi dengan olam. Antara okol-budi (in-
teliigence) dengan kata-hati (intuisi), seolah tanpa paduan
i*i+;iq,.g,;*6i:lyfl lt#illll',il*-r'.$ semacam itu, perjalanan Aniara takkan pernah berakhir.

;:::;','"i#ff l,*
Terguncang oleh konflik yang tak kunjung usai. Aniaroboleh
'#'JI;:1"'i;?"1TI;"ii'ii'io'^o"::^ff
yang dinamakan,\rut
,l disamakan dengan perjalanan Bima yang mencari Dewaruci,
inisejajar dengan
apa un rahapan saat I
hakikat diri yang menjadijaminan kelangsungan hidup yang
ontologis':1",';};i' uururun.alam;
Van peursen. runuo
1l
sempurna. Pertanyaan sekarang adalah bagaimana memberi

lxit tm iut'x'.'l;*:v#*ntlim $:i; makna kepada teknologi? Martinson menyatakan bahwa


teknologi terlalu kuat dan memaksa (insisten) untuk tidak
iil, * +', o:i,|il)
"
perubahan iTl,
"': | +T,fllfi oT, t[fltr,,tr W l,:: diberi makna. Sebagai struktur yang olarkik-teknik, teknologi
takkan pernah memperoleh makna,. Untuk itu diperlukan
kesadaran bumt i.ouuai
t
bagian ^,,"f 'i:l::"1t3-l$Ji;"',, kaidah (order) baru. Tapi, kaidah yang mana? Bagaimana?
*.ngin*u,x"y:";i,1i:1""-:;!];,|".lruf ;:l'"',:H'.""'X" Itulah yang tengah dicari oleh Aniara (atau Palupi, atau oleh
mengg,cmParkan-
I
", *
*' * -,,.*i,ll jiil;l t r:Ti
mereka yang menunggu Godot), diperlukan pendalaman
religius, sejenis kekhususan yang hakiki, sedemikian hingga,
"" "
m ffi
o!"f,n hli'+.rlli',Tj kata Martinson dicapai keselarasan dengan kosmos, seperti
* -, ru n s ff
",,111,o",, u e'r n- (

-;;;;;;"as
lil, :'il'l' " it u' o::T#;il'v"ut'i"'i
kesadaran
db x)ee oc

sekadar
.
yang juga selalu dikejar dan dicari oleh Taoisme dan Budhisme
an*'] 7*n. Dan terhadap kaidah yang (seharusnya) dapat diturunkan
Bav an gk an' suat u per kemb :il;;;t;;;';' mak hluk
dari pendalaman semacam itulah teknologi itu dikaitkan
;:,r#il;" ; : Yff ;llii.lt{T,.,,.:lj# (subordinate).
n'*i
I,] ffi ;;;*
i,,,, *.,, "n,
v
ark an n y
I e5
a
6)
Tidak dapat dihindarkan lagi, pendidikan arsitektur di
'" X;'r"'['.-.l ' I 1' 3 I I, Jk S as r r a, A n i a r a. (
dalam lingkungan teknologi pun perlu pendalaman teknologi
F{adi ah l"btl-:i' Sepert i kapal
u nruk rnperoleh
rne
jelas peran ;i;;il;. sedemikian, hingga itu memperoleh makna arsitektural yang
,"."**'*Uarkan denganangkasa rr),.tU""g menjelajahi sepadan dengan peran dan kekuatannya. Dengan kata lain,
Nabi Nuh, kapar
ruang "i:'#il;e"j?",
*tntnggalkan bum ur.t-tr" diperlukan suatu sikap arsitektural tertentu agar dapat
y:'u'
alam rava '"t"['".,l"ti''iJlniu
oleh bom utol;* memadukan teknologi ke dalam dirinya, ke dalam arsitektur.
vang telah hangus dapat menyelesaikan Memang, arsitektur itu adalah teknologi; tak ada arsitektur
il;:,i;k;', keiadaran Y"'l f:j}"*, #,fi;;i;manusiaan tanpa teknologi. Namun mengamati sifat-sifat teknologi seperti
p.iuo*ngu1.1l,T;#l**ff lT,flll1Tifi?1"n1'#ili,o'" terurai di atas tadi, diperlukan pandangan baru, kesadaran
sepanjang Perl
Vadis?)'

91

q6
i'

atau pendidikan sampai batas-batas tertentu membutuhkan


seperti sedia keluwesan. Pendidikan yang terbai(, dalam artian usaha
mengembangkan bakat-bakat (fakultas) manusiawi adalah
baru, nB&r arsirekrurd*::,1"ilX;X ::J;"o"an
secara personal. Harus diakui bahwa sekalipun pendidikan
tn klasikal mempunyai beberapa keuntungan namun ia pun
rlim*x*ru,:rx
a hakt xar t;i
}ii,u: ii{i*.jl}},:lTi
*l:11 g. menuntut beberapa pengorbanan. Hampir dapat dipastikan,
oerangai sert
;;;; ;""usia ;';:,;;h
v an
pengembangan daya imajinasi hanya dapat dilakukan secara
personal, secara perorangan. Pengalaman menunjukkan bahwa

n*l*mfrt*$r*i-*x*:l*li.i*
i

waktu yang diperlukan berbeda-beda bagi orang untuk sam- l

); pai pada taraf perkembangan tertentu. Kenyataan ini menjadi


beban yang sangat berat bagi seorang guru. Lebih dari itu
adalah adanya kenyataan lain bahwa manusia tidak bebas dari
pengaruh lingkungan, baik maupun buruk.
Dalam hubungan dengan faktor lingkungan ini, tampaknya
diperlukan adanya suasana akademik yang menarik con-

ff ducive). Menanamkan kehormatan atau harga diri tidak dapat


diturunkan lewat peraturan atau tata tertib semata-mata.
Teristimewa bagi para rekayasa (engineer), apabila bagi mereka
yang jangkauan pengetahuannya terentang dari masalah teknis-
rasional sampai ke psikis-spiritual seperti seorang arsitek.
Kalaupun pada prakteknya seorang arsitek tidak bekerja pada-

m*rm****ruffi
0," * Iin p i :"#l',I:,* ;'i I ffi ;; r11" g ;i:;, lillT,lli ;
jangkauan selebar itu, namun batas-batasnya perlu dikenal.
Profesionalisme sempit hanya dapat ditembus melalui sikap
yang hadir dari pandangan luas itu. Itulah jalan yang paling
aman: berpandangan luas. Begitu sulitnya meramalkan ujud
i n i t i dak
t.," I * l^,.",11 dunia masa datang. Sehingga akhirnya, apa yang perlu diper-
" lli.,"lili, q; ux ur ut,
Sif at ini' basama';1t "::lt::i;ses X:::T H #;:il siapkan adalah keberanian oleh berpengetahuan imajinasi yang
;' dal am
reati t' n am.un
*'-1i:'.';" lahir dari pendalaman. Dan wawasan yang berke(nbang dari
utuhkul k
memb
- u.,,.1 mernb
an as ;, r oSeS iiu' tn.*- kesadaran baru.
riirs:.'.liiii'*1-'"11:li**I;=ihLrJ"T# Kalau boleh mengutip Clemenceau menyatakan bahwa
perang itulah terlalu penting untuk diserahkan hanya kepada
ffi di i*'"i'trj; l"f:'ff:T.[1i"''u"
H',S:il" x,#H,*"nu'li.liliti,* para jendral, maka sesudah Susskind (1974) menyambutnya
dari kebudav :.;k;6*sannva hanva untuk teknologi dan para rekayasa (engineer), kita dapat
"in peluang
kebudav^"n' otttumbuhan'H;;,;;; "t"Y i9:
segi
mengiringinya dengan bahwa arsitektur itu terlalu penting
daoat diperot.t'
["t"" S::,:"r:ffil:;il
t"ndu'an,tuhirnva untuk diserahkan hanya kepada para arsitek. Untuk itu pulalah
ffifii ji,.r*r"n,:',t""Xlvfi};Hffiil;, proses beraiar dan
suatu budaYr
99

98
Kepustakaan
l. Barzun, Jacques 1964: Scince, The Glarions Entertoinment
New York: Harper & Row.
2. Falk, Richard 1980: "Technology and Politics: Shifting

ffi:ff fi $El$'r#lilf}I$$tr'+ft
makna' 3.
Balonces", dalam Future Alternotives, The Journal of
Utapian Studies, Spring.
(

Lyngstad, Sverre 1980: "Beyond the God-Machine:


Taward a Naturalized Technology" dalam Future Alter-
notives, The Journal of Utapian Studies, Spring.
4. Illich, lvan 1976: Limits to Medicine, Medical Memesis:
The Expropriation of Health, Penguin Books.
5. Ogilvy, James 1977: Mony Dimensionsl Man, Decentraliz-
ing Self, Society, and the Sacred; New York: Harper &
Row.
6. Susskind, Robert 19'13: Understonding Technology John
Hopkins University Press"
7 . Wesrfall, Richard S.: The Construction of Modern Science:
Mechanism and Mechanrcs,'New York: John Wiley.
8. Abel, Chris l98l: "Vico and Herder: The Origin of
Methodologicol Plurulism", dalam Design: Science:
Method, suntingan Robin Jacques dan James A Powell;
Westbury House.

l0r

100
LamPiran II.4. ARSITEKTUR DAN KESEMPATAN KERJA
DI SEKTOR INDUSTRI KONSTRUKSI
Oleh: DR. Hidayat
Oath
HiPPocratic
An Engineer's
Kalau dihubungkan dengan ilmu Arsitektur, maka penulis
termasuk outsider sehingga tidak merasa kompeten untuk ikut

$..|ffi
1

f i!#,i x i i,?,i, T,,f,:[ ff*::'lffi


:,

li membicarakan tentang materi disiplin ilmu tersebut. Perha-


tian penulis dalam bidang yang ada kaitannya dengan ilmu
*' :l I ,.l.? : :; il, :''il":;;;ffi il Arsitektur ialah karena pemegang ilmu itu yaitu sarjano ar-
tiJe mY Professron
I
{;11,ffi'ffi i sitektur dalam kedudukannya di masyarakat baik sebagai
pemikir/designer maupun sebagai kontraktor mempunyai
Li[1l,,J.'.tr;:]r;'*],l,xl'i'I!,;,,.:*.*Hiilffi
tro
kemampuan untuk mempengaruhi pasar kerja, khususnya sub-
corruPtion and l:ffi :1 pasar kerja yang berhubungan dengan industri konstruksi. In-
my prot:s- '1
purpose' even,tt:::::'l.liii.. dustri konstruksi dalam makalah ini diartikan sebagai lapang
exercise ^ ,..iminal
;;i;; no it;actI l:l
w,,' ::'l[:fi
J*[,t ."ir uno uniust.practt usaha yang meliputi:
i;.;;;;;i lil;. ,,. r wiu noi r.*i considerations (i) kegiatan memproduksi bahan dan material;
;;;;* "' I :Hi.l',':"::,'r;!i ; ::,'::l it :'J}'iJ:?lIli (ii) kegiatan konstruksi atau assembling lapangan; dan
(iii) kegiatan software seperti melakukan satu atau lebih fungsi
iJfi [?,".?#:Ttr,"?Jfl*i*]5{7*:;;Til$};iil: manajemen.
I will not Ytt TJ.*, cnrleavor to avotu *1":,11:*t1.""'I.oitr.t Artinya, seorang sarjana arsitektur dapat ikut baik secara
I wrr' !rru!- Ir make the these prou: langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tingkat
oi'f1r1nuni,y; resources' ''
i",-"t nonrenewable honor' penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari tanggung jawab sosial,
und upon my
solernnly' freery' seorang sarjana arsitektur dapat ikut memecahkan masalah
gawat yang negara Indonesia sedang (dan akan) alami yaitu
masalah pengongguran terbuka dan underemployment.
Makalah ini mempunyai tujuan tunggal yaitu bogoimana
RobertSusskind:LJnderstandingTecnology'JohnHopkinsUniver-
13e' kesempaton kerjo di kantor industri konstruksi dopat
;;r?;;' ie?3' haraman
ditingkotkon tanpa mengorbankan pemakaian teknologi
mutakhir.
Industrl Konstruksi dalam Konstruksi Perekonomian
Naslonal
Salah satu indikator peranan lndustri Konstruksi (selan-
jutnya disingkat dengan IK) ialah dengan melihat kepada data
CNP Indonesia dan Tabel Input-Outpur. Dalam publikasi

l0-l

t02
GNP oleh BPS terdapat lapangan usaha "Sektor Bangunan"
(Construction) yaitu digit ke-5. Kalau dihubungkan dengan Bagaim
pengertian Industri Konstruksi yang dipakai dalam makalah
inimaka konsep Sektor Industri menurut GNP hanya meliputi
salah sotu dari tigo kegiatan. Kegiatan produksi bahan ke-2
yaitu lapangan Usaha Manufacturing. Kemudian kegiatan
Software juga tidak termasuk karena masuk dalam lapangan
Usaha "Sektor Jasa". Oleh karena dengan hanya menganalisis
perkemban gan value-added dan kesempatan kerja dari Sektor
Bangunan menurut CNP kita hanya mengetahui satu kegiatan
seluruh Industri Konstruksi. Di lndonesia sebaiknya perlu
dijabarkan data BPS untuk berbagai kegiatan aggregate seperti
Industri Konstruksi. Ini menunjukkan bahwa perkembangan
konsep (yang biasanya timbul dari keperluan praktis atau tim-
bul dari pemikiran konsepsional teoretis) lebih cepat dari
penyediaan data oleh BPS. Cara yang baik ialah agar antara
produsen data (BPS) dan pemakai data (analis) ada forum
komunikasi.
Di Indonesia analisis setelah mengetahui data tidak tersedia
di BPS melakukan survai untuk mendapat datd primer.
Sayangnya sering terjadi metode survai tidak didasarkan pula
metode sampling design yang baik sehingga kesimpulan sur-
vai masih diragukan secara statistis. Di lain pihak produsen
data (BPS) sering mempergunakan datanya sendiri untuk
dipakai dalam pembuatan paper sehingga ada semacam per-
saingan antara analisis di dalam BPS dan analisis di luar BPS
(yang kebanyakandari Departemen dan Perguruan Tinggi). Apa
pun dalihnva keadaari ini kurang rnenguntultgkan kita semua.
Kalau kita nrenrbarasi lranva kepada satu kcgiatan dari In-
dustri Konstruksi yaitr-l Lapangan lJsaha Sektor Bangunan
(yang terdapat di data GNP) maka di Indonesia dari tahun
1975 dan rneningkat menjadi690 dalam tahun 1980. lni berarti
bahwa pertunrbuhan t,alue-added sekror ini adalah sekitar
I 1,590 per tahun dalam periode tersebut suatu angka pertum-
buhan vang mel*hihi perturntruhan ekonomi makro secara
keselun:han. I
i
H,**fftff1#,-#fr***#,pi;:trlr
104
I
/
r05 I
a ao' *,- !ts' gE E=.-,gtEet*eB-,e
e ii1qqeaat ?tEtqet?s *= a{et111??t!
1 1
1?? ??ata?EH?illiqs =
e EE?tatIEEH?
Eeqa e
aiEiiE ETq?i?EE?i =s a??eEr*aeee -*-i?3t
E'a6_EA:
-5-e?2t**aEE':r Ep,
tg aE e s?i3 r aB CgaE
"a
l33E- ?tR-eEE="*?-"
s"X-E'"-ts, -K €- i
i'=;V
dc-.9 i =ee
pa
d n o.E a a -E s= tB AE
B ?E ezl*er"B E i;E-Aa? ?ae=E
?Ea*ta?.aIE E5,g-;[*?iru 6i-BgAitili?
6 *eaEH;,.8.3,B,'=
igBEaE"g=*ag i
ie,ie.ut--;=-='= a * "qsaE?B sE-sla
q|1F-t * r6f.;' A"eC'8"'-=-6F 'i?Bia;iog"t',t,
eaBis?aeEE
'e -A:A -6
ea
ts E 5 i E f
'= i="a.i E-; ?B?B?E1EaE e aEae E?EE a
HiiggEgHe-? 1?aF+=z
4

Struktur Keahlian Tenaga Ker.ja Struktur Keahlian Tenaga


fingkat Keahlian Kerja Produsen Keahlian di
di Negara Indusfti I ndonesia
di lndonesia

Sarjana

Teknisi Ahli Politeknik Afuamrl lrogrunr ----


Diplorrra nada Unircr:itas
STM Pembangunan, SI,lTK, SMF.A
____ _ _ __Psryr_br.nl.S!11_l! _slLP!.S_lqS_L,_ _ -
Juru Teknik STM. SMT Perr. SMT Khusus
SMEA & SMKK

ST, SKK. & Kursus-kursus


singkat

Tidak Terlatih Sekolah Dasar

Negara BerkembanS

Gambar: Perbandingan Struktur Keahlian Tenaga Kerja di Negara lndustri dan Indonesia

-l
(1) jumlah profesional kini masih kurang kalau dibandingkan
dengan permintaan sektor industri;
(2) sebagian besar dari sarjana teknik Indonesia belum ter-
masuk manusia terampil (siap tahu dan siap pakai);
(3) sangat kekurangan untuk tingkat keahlian teknisi asli,
,ung r.hutu^*lil,Ii'*."*" keria sepertr '"?"irfrri,as sariana teknisi industri dan juru teknik;
i)engan st"':l;; r.,^tr*a tinsrat Y:ilf6i.gkan ae51f I
i
(4) terlalu besar hasrat lulusan SD dan SMp untuk menem-
r. d1:::.ll"r:?', I l -ni r' r endah
sam !.a "'i'r;;i;;'nelangkaan puh sekolah lanjutan umum agar kelik dapat masuk
teknrr,,,:::';;, di'i}s;;; ;"ir; l*lir rendahnya
pre.:::i universitas.

i::ilfJ"TJlxil;'*"i:i;frxiffisa lil$ j:lrfi:Tlii en a


Dengan struktur keahlian tadi, tidak begitu salah kalau
dikatakan bahwa hambatan utama pembangunan industri
aan
:ili?:f [1$:: ;',"I],,' i rJ,*''. o, u" ?^ 11'":'
u in
t
(terutama yang bersifat hulu) dalam dasawarsa 80-an terletak
pada langkanya mutu ,tenaga kerja yang diperlukan di
E:fi ili:1i"il".H3;.,:;:J[!,lt**19;';i't*trJ-'iii lapangan. Ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan tinggi
sebagai suatu kelembagaan barang responsif dalam penyediaan

Ttr',l;*$I#flllth4l.ifr*,1fiI'Iffi
'x-{*igryg'-5Pi11[':']ffieH::'1;1"'"
high-level monpower yang diperlukan sekarang dan esok.
Ini adalah suatu bukti bahwa sudah sangat mendesak
kebutuhan untuk diadakan suatu perencanaan bidang high
level monpower, kemudian perencanaan bidang middle techni-
it.r daD1t lileflsurq"" ^^:-j I IntUk saf- cians,lambat laun ditingkatkan ke usaha melaksanakan suatu
*'tl;:'ilfinokok.
"'*T'...^o" r ,:^- 4i lndonesi"l Y.::!*." perencanaan ketenagakerj aan (monpower planning) dan dalam
dasawarsa 90-an mulai dengan perencanaan sumber daya
I

;;m:ilfl #,Til?.Xffi lXllJlff ttfrit manusia seperti dijelaskan di muka.


Jadi kebijakan pemerintah Orde Baru dengan program [n-
pres SD dan kini ditingkatkan dengan program Inpres SMP

\
iuffift4gn'ilfiEfl#gilffi (dan Inpres STM yang akan menghasilkan juru teknik) sudah
melangkah ke arah yang benar. Dalam suatu perencanaan
ketenagakerjaan yang perlu diperhatikan ialah kaidah antara
I
S:::JJii,:'[U:]J#lf;,X1"'*ili"'i-"""'"r.''"
;""n gut" *#;;:l##i;:::lm
pendidikan dan kesempatan kerja. Artinya, tujuan pendidikan

;;' [""f;
selain meningkatkan pengetahuan perlu dikaitkan dengan kebi-

?fi l' H:ii;l


'#ffi:it*61* Tffi ilH:[f i*"
jakan kesempatan kerja. Demikian pula kalau berbicara soal
kesempatan kerja perlu diperhatikan aspek peningkatan pen-
:11in*,n","" didikan tenaga kerja. Mengingat usaha meningkatkan mutu
lBml;1ffig:*ff 'llffi ,rH,"1'fi1#nt.u.,opu
sumber daya manusia melalui pendidikan memerlukan waktu
yang relatif lama maka agar tidak terjadi kekurangan atau
keria lndont
kesimPulan: l0e

inQ
bahwa: rumah ini didesain oleh si Anu nrahasiswa .
Suatu jasa di mana terdapat excess demand yang berlebilran
akan menyebabkan pemilik jasa itu memperbesar furn-over'
dengan kadang-kadang mengorbankan kualitas. Di sini
masalah baru timbul: Bagaimana mutu jasa arsitek tidak
dikalahkan oleh arus pesanan dari bouwheer.
Apakah perlu arsitek mempertinggi mutu? Dilihat dari segi
praktis business maka apa perlunya peningkatan mutu kalau

ffi$-*p
kurang'
dengan mutu yang ada saja sudah terus dibanjiri pesanan?
Untuk menjaga agar mental arsitek tidak seperti "supir colt"
sewaktu musim lebaran (yaitu menjalankan usahanya tanpa
memperhatikan keselamatan koniumen) maka diperlukan
suatu buffer berupa Pendidikan Etika Kerja (atau etika
asar Kerla ::Tl;i::::::[1ri
P
il:[:?:#i
::txli
Dengann,:ll3l,li'j, [J,uugui I'::l::.i;i-di tndon.'iu'
profesi).
Bagaimana pandangan seorang arsitek terhadap masalah
kesempatan kerja? Sering kita menemui kontradiksi sebab ada
sebagian yang melihat bahwa arsitek perlu memperhatikan soal
*il*,{.*itr'ffi }T.r-'ryU"giigH}:"i# ini. Memang pada umumnya sejak menjadi mahasisrva seorang
*edikit Maka 9tffill:,ilT^# arsitek itu selalu dihadapkan kepada gambar-gambar teknologi
il1:l; nl_ tXXJ.un" modern ),ang terdapat di dunia Barat. Jarang kita melihat gam-
'{lj:i,;,*x'f, l"+in* jm',utll:*,1ilil',xxt bar tentang comberan atau kran bocor atau genteng pecah.
Akibatnya setelah dirembes dengan gambar yang enak dilihat

l"J#: ffi :,-'[f


i[l*;W t3,:i"g{tf t;:t.' liT iil? ,
timbul naluri untuk meniru. Nah, kalau melihat yang mewah
kita cenderung ingin meniru. Tetapi bukankah dengan melihat
Dattwq.. .^^t oh ada ar- gambar comberan justru kita bukan ingin meniru tetapi tim-
menganggut.tl.'-- rnenJawao
^--^t
*.,l"rft 1;rlffiilffifu "-
,rr.n*unttu:
t.^-,^ satt,.
*:#i'$ffi
Jabatat': ":::;
i"puou,un
*'ka P&stl
bul tantangan pada diri kita untuk mengatasinya? Maka dalam
pendidikan perlu ditambah dengan gambar-gambar yang
'nemilikt
I'i.[;;;n**.t:Xi]"riiq,,:::,.1!;fq,:i":;;'(uut'tun kurang enak dipandang sekadar untuk memberi simulai un-
tuk menimbulkan challenge.
*,u*itthjun*# *r :
*l,t l '"* ;li*;
lebih dari 9*-"'J.,?;iana arsitel Masa Depan?
i"""i''""nt-1;;in"beranireorn**'r::X'*Xtli" Kalau penulis sedikit mengkritik arsitek bukan karena
didasarkan kepada rasa iri atau perasaan emosional lainnya,
HilJ;'{i[;{*UU:,1i,.f*:X;;";^'.'*ii3:{,:f'
*' -
i ii a,urtffi - tetapi justru karena mengakui bahwa sarjana arsitek dalam
K.udu* *o [:ilt,n,rr.,.,
X".ti' rr r,ir, or dua puluh tahun lagi masih mempunyai potensi untuk
Y.?I,"-"TII::l::'il;;u*'i'*,1,,T:Ii:;'i,.no*ngu'ucapan
heran x
;;; ridak lll
iun ke

110
F tltt ttt tttr rr

II.5. PENJABARAN WAWASAN IDF]N'I'I'I'AS


DALAM WAI)AG ARSITIiK'I'I.]R
Oleh: Ir.tlko Budihardjo, tli.9c

Strategi pembangunan bern'awasarr identitas yang

tfiffi$fl;rlfiffi:'#:-tt,ffi
*ffi
dicanangkan oleh Gubernur Jateng lvloharnird trsrnalr" telah
mendapatkan sambutan yang gegap gcn-rpita. ciart gaungnya
masih tetap terdengar lantang sampai saat ini. Harian Suara
Merdeka mensponsori Saresehan, l-entbaga Penelitian Undip
n:l:iT,,*r.,-?l?l'#"1'X'f-:Sf"l::3*x memprakarsai seminar, koran kampus Mantrnggai menye-
lenggarakan sayembara penulisan artikei" semuany'a Ientang
wawasan identitas. Kemudian Unika Soegijapranata bersama
DPU Propinsi Jateng bertekad rnelerngkah lebih ianjut, men-
coba menjabarkan konsep handal tersebut daiarn trentuk ren-
cana tindakan yang perlu dilakukan oieh berbagai pihak.
Terutama yang bidang tugasnya menggeluli perkara pencip-
taan wadag arsitektur dan tingkurtgan brnaan.
'Tindakan yang berani ini (barangkali) ctiiih;rnti olelr adanya
keluhan dan sentilan dari para penetltn kebijakan di riaerah,
bahwa pembicaraan, dwicakair, clan adu nluiut yartg ber-
langsung masih berkutat sekitar konsep vang serba abstrak.
It Tidak banyak rnenyentuh ikhwal upaya penjabaran,rl,a secara
,\ terperinci. "Pedoman praktis bagi aparat lapantrran belum
terumuskan" begitu judul laporan Bamtrang Sadono SY, SH
yang meliput seminar l-okakary*a di LJndip (Suara lv{erdeka
26 Oktober 1984). Pinjam istilah gagah dari filsaiat ilnru. yang
telah dijawab agak tuntas baru landasan ontologis (objek apa
yang ditelaah), sedikit menyentuh epistomologl lbagaimana
cara, proses dan prosedurnya) dan belurn sampai pada tahapan
aksiologis (untuk apa dan bagaimana operasionalnya).
Sekadar untuk menyegarkan ingatan, pengertian rnengenai
identitas yangberwayuh arti itu, perlu diluruskan dulu; bukan
dalam arti kesamaan yang absolut, atau kesenlpaan yang

ll.l
Barang tentu akan ada yang mempersoalkan, bagaimana
halnya dengan perumahan masal (mass housing). Apakah
mungkin keseragaman itu dihindari, agar tercipta
keberagaman. Mengenai hal ini, para arsitek garda depan telah
mempersiapkan jawaban. John Habraken, misalnya menga-
jukan konsep keberagaman yang hidup dengan prinsip "sup-
port structure and infill package". Dalam penerjemahan
konsep ini, struktur utama yang pokok ditentukan terlebih
dahulu, sedangkan pengisiannya untuk setiap unit diserahkan
pada keinginan penghuni masing-masing. Kesepakatan untuk
membuat cap pribadi yangmerupakan identitas, terbuka luas.
Alden Van Eyck, mendukungnya dengan pernyataan: ,,tan-
pa tanda pengenal spesifik, rumah bukanlah rumah, jalan
bukanlah jalan, desa bukanlah desa dan kota bukanlah kota,,.
Konsep tersebut dikenal dengan istilah "Codeterminotion in
architecture", yang diibaratkan oleh Herizberger sebagai
kebebasan bergerak dalam permainan catur yang berpola.
Perlu diingat bahwa "the will toform tidak selalu berarti the
will to make conform". Dalam menciptakan suatu bentuk
arsitektur, kita justru harus alergi terhadap pengulangan hal
yang sama statis, mandek. Karena ini menyalahi kodrat
kehidupan alami yang pqnta rer, selalu mengalir. Atau pin-
jam kata bertuah dari Bali, harus menganut trilogi Desa-Kalo-
Pot ro (tempat-waktu-situasi).
Dalam arsitektur, kita mengenal tradisi sebagai bentuk
(form) sekaligus jiwa (spirit). Yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan sebetulnya justru bukan bentuk itu semata,
tetapi terlebih-lebih adalah jiwa atau semangat suatu tempat
yang lazim disebut "genius loci".
Bentuk fisik bisa berubah, bahkan mati, tetapi semangat
harus diupayakan tetap hidup. Manusia yang hidup masa kini
selalu mengingat masa lampau dan membayangkan masa
depan. Rantai yang sinambung itu tidak sepantasnya
diputuskan. Apa implikasinya terhadap rencana pembangunan
berwawasan identitas? Jelas, kita wajib mempertahankan

wawasan
l15
diperlihatkan dalam penjabaran wawasan identitas ke dalanr
wadag arsitektur dan lingkungan binaan.
Pasar, kakilima, MCK, artdong, dokar, becak dan lain-lain
harus dilihat bukan sebagai sesuatu yang memalukan,
melainkan justru potensi yang pantas untuk diaktualisasikan
sebagai cermin identitas. Selain hemat energi, cocok untuk
udara tropis, juga memberikan kenikmatan tersendiri bagi
masyarakat kita yang senang bercengkerama di udara ter-
buka, berdesas-desus, tawar-menawar. Sektor informal yang
merupakan wahana komunikasi serba aknab itu, tak akan bisa
dilenyapkan begitu saja. Tinggal bagaimana cara pengaturan-
nya agar tertib, dalam penentuan lokasi maupun waktunya
dan dalam penyempurnaan, s€uana-prasarana penunggangnya.
Pola tataguna lahan tunggal dengan pengkotak-kotakan
kegiatan tertentu dalam kawasan tertentu, ternyata tidak begitu
tepat diterapkan untuk pengaturan tata ruang kita. Pola yang
tepat adalah tataguna lahan carnpuran {mixed land use).
Penampilannya barangkali kelihatan semrawut kacau balau
tapi aktivitas di dalamnya bisa berlangsung dengan baik dan
suasana kehidupan yang hangat akan terasa sepanjang waktu.
Apa sikap kita terhadap arsitektur dan lingkungan tradisional?
Di Yogya Solo dikenal ciri-ciri khas arsitekturnya dari ben-
- spesifik: Panggang Pe, Kampung, Limasan,
tuk atap yang
Tajuk, dan Joglo. Di Banyumas ragam-ragam yang unik itu
disebut Srotongan, Trojogan, dan Tikelan. Di Demak, konon
ada bentuk atap khas yang disebut Bekuk Lulang. Semua itu
merupakan ladang yang sangat subur untuk diolah dan dikem-
bangkan, sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Tetapitidak untuk dijiplak secara wan-
tah dengan begitu saja, karena kalau demikian halnya maka
arsitektur kita tidak akan berkembang" Kita tidak mendam-
bakan situasi Status Quo, tetapijustru mengharapkan adanya
pluralitas dinamik yang tanggap tr:rhadap perubahan. Ar-
sitektur, Iingkungan dan kota adalah itrarat jasad tridup yang
tumbuh dan berkembang. Peneliti;rn y;l.ng nrendalam tentang

ttl
masyarr
arsitektur tradisional, yang akan membuka selubung kaitan
antara tatanilai yang dianut dengan bentuk fisik arsitektur yang Kepustakaan
,1

tercipta, jelas akan memperkaya cakrawala pemahaman kita.


Terutama dalam menjabarkan wawasan identitas yang konsep-
tual itu menjadi wadag yang nyata.
Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari tulisan ini
adalah:
l. Arsitektur perilaku/kontekstual ("jangan bikin sadel
sebelum kamu tahu kudanya") sudah saatnya menggan-
tikan arsitektur deterministik. Perilaku yang unik dari
masyarakat tertentu dengan demikian diharapkan akan
menciptakan lingkungan yang beridentitas.
ll
2. Dalam pembangunan masal, perlu dicegah timbulnya ,c'e"
the
monotoni, dengan jalan memberikan peluang bagi in- MIT press,
dividu/masyarakat untuk ikut memberikan cap pribadi.
Tanpa peluang itu, tidak akan tercipta identitas yang khas,
yang dapat menumbuhkan harga diri, dan percaya diri.
3. Tradisi dalam arsitektur meliputi sekaligus bentuk dan ----
jiwa. "Genius Loci" itulah yang harus ditangkap untuk
diejawantahkan kembali dalam ungkapan baru.
4. Konservasi warisan budaya (arsitektur, lingkungan, dan
kota kuno bersejarah) harus digalakkan agar anak cucu
tidak kehilangan akar dan orientasi dalam menatap masa
depan.
5. Keunikan lingkungan binaan kita yang pas untuk negara
tropis layak dilestarikan dan disempurnakan, khususnya
yang menyangkut sektor informal.
6. Perlu dilakukan penelitian tentang arsitektur tradisional
di seluruh pelosok daerah, sebagai landasan berpijak un-
tuk perencanaan dan perancangan masa mendatang, agar
lingkungan yang tercipta lebih memperkokoh identitas
yang sudah dimiliki.

118

I l()
BAB III
ARSITEKTUR TROPIS INDONESIA
#i:rr l.##ilI[trii : :r I i
r, ,.il melihaf
i,( ,rr rci rneljhat
: r,. .ti?\i:..,ay;1
III" I. PROSES BERPIKIR PERANCANGAN AR. Latar Belakang rik saja.
SITEKTUR DAN ARSITEKTUR TROPIS*) Arah per
,?' Ol"nr lr. Zaenudin Kartadiwiria, M.Arch
:'t.x;:If1,1!},'i#.1n'i"
r"r si: l: 1 ;,,,qsi) 1s1-

lsi makalah ini lebih mempersoalkan bahwa cikal bakal - **H#dij,1{f t#J, i;:;i .,
yang nrenyebabkan arsitektur di Nusantara tidak diungkapkan
1,, r,t,,i,,u .,
Tinjauan t o unsan
dalam bentuk-bentuk dart asas-asas tropisnya ialah karenapro- .
r-,i,
ses berpikir perilnfttngan tidak diajarkan. Yang diajarkan
i iliJu,:i*m*u;:i,::,
; r ::t;t;;
selama ini di sekolah arsitektur di Indonesia ialah Perancangan
Arsitektur yang konvesiorral dan telah diajarkan terus-menerus,
tanpa perubahan selanta 35 tahun hingga saat ini. Tidak
i
*r *,;;:ffi ;r:,;: i,iif:iM:f;; ;: ;;,i ;,r ler
mempersun"k;:,f:l_rdr'r rlio,l::"";*,1 k (in ter-

;:;? i: jij jl
iri

disadari oleh kar-lnr arsitektur (akademi maupun profesional) ::'


bohw,a proses berpikir 1)erancdngon arsitek pada kurun waktu i:j;;!i, r#"d;x#:,i:i:l ;:* :,
;, r,,
1950-1960 telah berkcrnbang dengan dipelopori oleh adanya ;

ffili[i::1",:,:._y ilii:t
j
pernikiran tentarlg rnetoclologi perancangan. Pada kurun waktu
fii,li I,, :,
h,#::
I 960 -- I 970 ;rerni ki rarr stluk I u ral dalam perallcangan arsitektur
"
;,,. i, ;,] r

didasari peniikir;rn bahwa arsitektur itu ialah sebagian dari

,;rp#**:,T,***f
fff*
kebutiayaarr, sehingga untuk at'sitektur pendekatannya dapat
beraneka ragani riesuai ciengan kebr.ldayaan yang melingkupi-
nya" [:]ada kurun \i,'al.:tu 1970--1980 tinrbul pemikiran tentang
Programtning Arlitektur yaitu suatu realisasi nyata bahwa ar-
sitekt.ur itrr pcrlu r"lilatal bulakangi proses berpikir perancangon.
Jadi dr"ngan adatrya peltiahlrran pernikiran-pemikiran baru
tcrsebrit di ata-r maka inenurut pcndapat penulis ialah bahwa
maralah Tropis akan r"lcngarr scndirinya terungkapkan (malah
ter-c:'trit kan) yaitu jika lieredidikun prases herpikir perancongon

" t)rrajir;:rir rlaian: ( er;r*tah Ilmiah Il.ti.1'.


IcLr':rl ,\r.ilr:kir;r ['.i-. [](iM. Yogyakarta
22 KMTA Wiswakirarrnan Jurusan
I April 1985.
wswwg
t20

121
I
Perbedaan Pandangan Tentang Arsitektur
I==-----
J
I
urew. M
Dilatar belakangi oleh kerangka acuan "Ceramah Ilmiah
& Diskusi Panel Wiswakharman" dengan tema: Arsitektur
Tropis di Nusantara, tertulis pernyataan-pernyataan tentang
i;*tr;*#iilffi"f::,f:?,
- - -'ur'Lr\H:;,,:,?*u,u,g.,1,,
t ropicotArchi,i,iik
Arsitektur sebagai berikut: ;;;;:r,;izone".
Arsitektur dapat dilihat sebagai "seni", tapi arsitektur
- harus dapat diterapkan dalam hasil yang nyata yang
berguna bagi kehidupan. (seni terapan, sic?)
-
-
"Arsitektur yang benar, wajar dan baik harus selalu ber-
paling pada alam sekelilingnya".
Dinyatakan pula tentang "kenikmatan" yang kurang
,ffiru
sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia disebabkan karena i trult shode) co:"
banyak asas-asas, dan bentukan-bentukan oiambil dari f Yngut ,aro'" n; ffi i r';.'i*.i:;] gerak an
orr er us u ri,..,.lntu'l ""::as in i
ris i^ J: #":1 e..u t u r' h#"ff J*Ti ":ilu. J k a
.
dunia nontropis. dr
{ !,riden r i i

Ada rasa kagum saya terhadap mahasiswa Wiswakharman, t; ^

yang menyelenggarakan Diskusi& Ceramah llmiah ini yang ir


{
;yj:I.,:il;[t+"::1'l!TT;i"TXH,k.i,'dil1X,l;n;1o,r,
ketahui aarilu]|i""at;
dengan gamblang membuat pernyataan-pernyataan tersebut sebagai ,"ru al'arsitektur ffiT:
# :1-rS:1_1' tf,'iJff I ::T: ;il; ilil, l,':i;I
di atas. Tetapi terlepas dari kekaguman itu ada terbetik m a rop is,.
i
}'ffi
r e r

kekhawatiran disebabkan pernyataan-pernyataan itu pula. sen i e.apai r * i1l;, f:.r rr, n
Apakah kekhawatiran saya itu?
r
"u ::
Kekhawatiran itu disebabkan karena jika arsitektur itu ;[:::i*.Tnfi$#r,;,i;?;ti.;t=iiili:,i:xi,T;
",:*U;T;|iX
dinyatakan demikian maka alangkah sempitnya dan
spesifiknya arsitektur, yang hendak dipermasalahkan itu. Dari
segi perkembangan arsitektur, gerakan Wiswakharman ini
dapat digolongkan ke gerakan Regionalisme (Regional Style)
yang memakai dalih regional tropis sebagai batasan-batasan
untuk menggali kekhususan arsitektur Indonesia. Gerakan
dengan dalih tropis (regionality) semacam ini, pernah timbul
pula sesudah Perang Dunia ke-II, yang diperkenalkan oleh
*lmm*mmffimm$ff
;:
Maxwell Fry dengan istrinya Jane Drew. Mereka manamakan
gerakannya sebagai "Tropical Architecture", tapi sebetulnya
cikal bakalnya ialah "Arsitektur Kolonial".
i;{}fffi tf xr,u,r,m:xd;ffi
Gerakan Arsitektur Tropis ini dipelopori yang oleh Max-
well Fry pada tahun 1940-1950 dan bersama istrinya Jane

I
I
.!
I
I
iftfrffifr';,jieiflq*:gM
t22 1r

il
ii
Ii l)1
Merancang (Design): menyusun model tentang wujud ruang.
Mengelola (Monaging).' mengatur dan mengendali kegiatan
t
":
?;"fJl[!l':ii#":}}*ll & proses mewujudkan ruang.
rr B) erair,,.
t
:,,, :, :,:' :::, :, I l,; . :

Dara pendti111: 'ltii[' .. ,, .r, 1:ltversltas ltg


:
Berdasarkan perbedaan-perbedaan ungkapan tentang ar-
'fi*[$f I,,,, i*,ilfrr].i# sitektur antara Wiswakharman dengan kami (cq: Kurikulum

: :,;;ir * iy#ilX '85 Arsitektur ITB) ini maka kami menganggap perlu untuk

.,iilii iq' :,, : :


: l'
:-l';,l;'i,,,'; illf l1'"','; H. f,i!.l,,i:
:
dalam kesempatan ini secara ekplisit menjabarkan pemikiran-
pemikiran mutakhir yang telah dan sedang berkembang perihal
].rrr, r", "'"1'.'j', ;,,., ltii, l;,',.iun *.*p-ti::il, #;:'fi;" Perancangan Arsitektur di Indonesia selama 1950 hingga 1985
:

sekarang ini.
;;1i.1;, l':': ''' .' ., i, r,i, ar,,',rurunniu
'lf ",oh,rrf fj.l|} ff f:ilt:X"
bag'l l'"lt';t" l"'"
:, : l r

1985 Kemungkinan besar ungkapan ini bukan barang baru,


I
i,,i;;k,,,; :,' i : :, i;' ::i:,,Tffil J;;
"ranan namun paling sedikit diharapkan bahwa masalah perancangan
:

:;' ; ;' i:**t;lftl1[il:Ei arsitektur pada Peringatan 22 tahtn Wiswakharman di


l"HI' t1:l 1i,;' ;
f xlli,lllf i:iru'^?;i:rutxl Yogyakarta ini akan dapat menarik kita kembali ke daerah
penting yang agaknya hingga sekarang, walaupun dianggap
l"+m "
|,
"' :'
"'l "'
l'' li"' *".n
-Ll :l"fiir :'i l'l
l
;t *l lt penting, tapi belum pernah dibahas secara tuntas dan secara
khusus di kalangan masyarakat kearsitekturan di Indonesia ini.

m'[*r*r*ffi
"
t

1 Pendidikan Perancangan Arsitektur


Pendidikan arsitektur di Indonesia sudah berumur 35
il tahun, dimulai di Fakultas Teknik UI di Bandung (sekarang
ITB) pada tahun 1950 hingga sekarang pendidikan arsitektur
,;,; ,j;ll:':"n^rai hasir & tempat
ma{rusia I sudah tersebar di beberapa universitas negeri maupun univer-
::[il',?:,1il-il'1.;i sitas swasta. Dalam menuju umur 35 tahun menurut
I rrrurr",',,,.,.r;ur-',uunl,
Arsitettrrt' l'l"t *"r';n,ul' l,totnu'
a'un l',ukum
i pengamatan kami selama berkecimpung dalam pendidikan
'
ya A t !'r r'
-:-;i,r^\"L^.,ralJ'i.;;;
6eruuda r rrt kearsitekturan, perubahan atau penyempurnaan tidak begitu
untuk rnanusla
",,:r'#;"k-o]iaan
ditata datr tltirrtil'|:ii'r "u
rn"'l nt o"':f
nampak dan rupanya semua berjalan secara mulus (atau tidak
er ent u u,
n, ni i
r r 1 :: :' i, :
"\::fii; mulus? Sic!).
;lXi: ,.'Iffi
*.*q*'"11T,Y:':,li"o'' "-""' ""'r' **,.** :i:illl-,o'#lr.,,tun
"'];'.'1,,?}'n Paling-paling yang menimbulkan riak gelombang ialah
konsekuensiat:rs r.' tt,,,,: ITlefllrlB,otsI-- J'*iit aan adanya perubahan sistem kurikulum di ITB sejak tahun
j, ",^:";tor,r.n.ional dan
sem'
Ar si ck
]il;;; r
1973/1974 dan riak gelombang itu pun sebagian besar
perancanga..:i::T:;llJ:l'*ffiffi ;;*P::S':*H;"11 mengenai adanya perpendekan jangka waktu pendidikan saja.
--- - ^r.-r4an (managing) settil
iaiut, *"nrperluosrr.v,-, Tidak ada, atau yang dipendekkan, pemikiran-pemikiran
l: ry.'#J#Ut moder tentang bagaimana "isi" mata-mata kuliahnya maupun cara
ixt.;n,f 'g'JlK
( I'tljtrrt.t',r,1.,1,
"husun mengajarnya dibicarakan secara mendalam.
Merencana ruang' *uiutiut
\, :r , ,.
tent.A,)6 l)i
125

t24
sebagai bagian Proses
I Perancangan.
t
Pemikiran-pemikiran tentang metodologi perancangan
I
diilhami cara-cara Operasional Research (O.R), Ergonomics
dan "Work Study" di Inggris, dicetuskan sebagai reaksi
ketidakpuasan dari hasil-hasil proses Perencanaan Tradisional

*Iffiffi "(black box") (Jones, 1969). Titik tolak pemikirannya pada


dasarnya ialah bahwa perancangan arsitektur dapat

:-,:- u,,,i^n-o.r,ama udi t"ti::.',J i:J:"lt::?u


. r -- ,li
*: Indonesra disistematikkan dan dianalisiskan ("Glass Box", Jones 1969)
JarKarr dan dapat dikomunikasikan secara objektif. Teori tentang pro-
i* tTlllf;# Ti' in do n.'iaalam"l1[,f#"1 p J*1 ti' u *: ses Perancangan atau Pemikiran Perancangan ini pada
hrtrgso, aix uun ptn- mulanya ini "pikiran" di negara-negara lnggris, Scotland,
--i,- ^o.,'b atran u -nei;;;"i.n*gut
menqlf|"1ft1".,^.^r" Adapun
T;';;;;"r:
"studio" Cekoslowakia, Polandia dan Amerika. Nama yang termasuk
ffil,|ffi ,,"ii:ffi il"" "t "* "i11s'e;*
"' i::l[iffi :] pemikir-pemikir ini seperti Jones, Broadbent, Ward, Alex-
o
a Ka n r
a me se J

t ander, mulai dikenal sebagai pemikir Pikiran-pikiran Peran-


i:* :Xill?u"'nli'u'it*
';SIfr
"-. --_'^
;
:ffi i,l'l J " "t'^T'
lriro AfslteK'
I' i'i,r,
I qr* TJ I "l'..,",t'
" "r "" :t t:t:t L
yll
^["rL111,
^.
" -
o 1

dan SeOl&Il-uto" i..1UX


"
cangan Arsitektur.
Pada sekitar tahun-tahun tujuh puluhan ini timbul pemikir-
pemikir antara lain Rappoport, Brolin, Jencks yang menga-
iFi#
li :il
:
$
ui uI,
ffi
*"
l# :, ri* [: l;l
r"';';:'
rl:til,::l;[:u jukan pemikiran tentang adanya "Plurolity of Appraoches"
dalam arsitektur. Mereka mempertanyakan bahwa pada ar-
iffi I1:'
x; Jj',Xi ",:iil l,*fl .1 sitektur atau khusus arsitektur modern yang selama ini dia-
jarkan seolah-olah hanya ada satu (Sic!) ("Unified Theory and
',:11,$:lq.Uii;:r':::ll;lx,?iff
d^ l],ffitlil,;i;" Practise " tentang arsitektur modern (Jencks). Latar belakang
auh b e r b e
;i q

:: :' ln, ;;,


i

vang
T,'Ii* *
lalu' tt;r;"*.*:ly:::Tun, ^ "li)
? I. il"l: ,
*u,ukhir yang
:#i pemikiran kelompok tersebut di atas terutama berkisar bahwa
arsitektur itu hasil dan bagian dari kebudayaan, sehingga dalam
lejolak Pt*t*],.^r.,ran
peranuo"e,* ArstteKru,..r"ii:,t"ilTJ;i
.)
[l**il - ^r^cis r.run.unrun
perancangan arsitektur perlu ditinjau secara sistematis akar-
akar budaya yang melatar belakangi pemikiran-pemikiran dan
iiiiu,'x""-'T:11,-l;:;:iild, Arsirekrur artifact arsitektur yang telah ada atau yang akan dihasilkan.
Pada kurun ' to
f;|,)'i'"u'io'ti" APProach Jadi latar belakang pemikiran-pemikiran tentang peran-
pada kurun waktu
re60-1e?0' ";:r:;;; cangan arsitektur sebaliknya harus ditelusuri dari cikal bakal
^"L^!rr::Nili:"?"
rnenB.lrrvs"e .' dengan melihat lingkup arsitektur itu dari cakrawala
adalah
u*' kebudayaan. Dari hasil cara berpikir ini Jencks (1971)
::l[X'T'JI["li'" menghasilkan antara lain suatu pandangan secara struktural
kebudaYaan' bahwa pandangan yang pluralistik tentang arsitektur
re?.-re80' ;;:'i*i* "tll'?.iil; sebetulnya ada dan memang ada. Dan ketidak "diexposekan"
pada kurun waktu
121

t)6
pemikiran yang lain itu selama ini, semata-mata hanya-
I sitektur konve
disebabkan karena "pilih kasih" dan pandangan remeh adanya I
pemikiran-pemikiran perancangan yang lain-lain itu sama
sekali tidak penting. ,
I

fl i:ri:"tff **ildJ"+f;J;3.",:;.fl tT.'""r.Hf,H;


Adapun pemikiran-pemikiran untuk Jencks yang di sff ::,:n
"jagoi" oleh kalangan pelaku-pelaku arsitektur (secara sadar
atau tidak sadar) selama ini berdasarkan "selective Values"
I
I
I
1-
cnngan pembob *, *.lg ;truf
T J;1,, Tf#
I
,:::[iii,,:,i;:;,::,:fr,;xn';::iy;:i,#,,:;:;yi:rn
i"iilf
yang dianutnya, ialah pemikiran "Idealist". Menurut Jencks
ada 5 pemikiran lainnya yang perlu dieksposekan secara "Fair"
yaitu yang diutarakan dalam bukunya Modern Movernent in
Architecture, bab six Traditions Politics qnd Architecture,
yaitu: pemikiran Self Conscious, Intuitive, Logical, Unself -
Conscious dan Activist. litfi*#;:_ _iil:lffi:ixtn i?:,f_l;r,
Pemikiran Programming dalam Perancangan Arsitektur
Pemikiran-pemikiran programming sebagai suatu pemikir-
an yang nampak mulai mengkristalisasi di cakrawala Peran-
cangansekitar akhir tahun 1980-an, malah dengan diterbitkan
Effia,i';;ffi t::^utu " Tradisional

buku "ffte Architect Guide to Architecturol Progromming'


pen utis), iaut . ^ ;|-.or".r'-or'i"'r ir i -
oleh Palmer dengan sponsor utama \alah Americon Institute
of Architecrs (A.t.A), maka secara "resmi" Programming Ii*-]i#f",l'{:i.T{;in*:#*:uxnr
diakui sebagai unsur pelengkap dalam Perancangan Arsitektur. fl1::'[;.1'T,':: J"* d, *;i;;il;if IH A::,U:f:r
':""''r (ucngan kata
Adanya pelopor programming sebelum Palmer ialah antara b_o*") t,ton-.r1.u'urkan' dikomunik^
- '""'urrtxaSlk,.D
^ secara "grass
Iain White, Sanof, Preiser, Pena, Wade, dan lain-lain. z. r,endidikan Berniki.
o--^_
Dasar pemikiran yang dianut programming adalah "con-
cerned" tentang semua informasi yang bagainlana' apa siapa-
nya klien/pemakai yang harus jadi titik tolak dari segala
pemikiran perancangan.
Cikal bakal dari pendekatan ini ialah karena adanya
kekhawatiran dan keraguan dari pihak klien/pemakai dan
masyarakat umum tentang kekecewaan yang telah dialaminya
ketika bangunan yang telah selesai dan mulai ditempati (Broad-
,i#ffiffi,-;l:ttffi
L'.iiffi Ti,l IiT t,xl J[fi ffi .]l:;1,, +*
bent, 1973), bangunan tersebut tidak memenuhi apa yang telah
diharapkan/dibayangkan baik secara fungsional maupun ideal. 1
Pada intinya perbedaan antara pendidikan Perancangan Ar- i,::#, il:j,iur .l;;ll[ffi .tl*i ;:i
lxlltili
)retrs, tapi Iebih
t28
129
III.2. ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA*)
Oleh: Dipl.Ing. Harisanto.
i:ffiTxtlXt"":,Tii-ilffi*trtril?l"#ix'xll
upaya menc
rangka Batasan Pengertian
Arsitektur itu terjadi. Kejadian adalah bagian dari
kehidupan. Kenyataan adalah persepsi subjek, umumnya sub-
jektif. Kaidah-kaidah yang pernah dan sudah ada bila teruji
zaman, dan dapat/masih diterima sebagai parameter bagi suatu
karya tersusun dalam wujud suatu yang tradisional yang utuh.
Suatu yang tradisional adalah jumlah unsur pengalaman em-
piri dan dalam pengejawantahan serta perwujudannya (realiso-
t io n ) mengalami penger tian ( i n t e r p re t a t io n ) subj ek. Biasanya

bila terjadi, pengertian ini untuk menjelaskan kepentingan sub-


jek itu sendiri, bukan kejadiannya.
Suatu yang tradisional bisa disebut suatu keberhasilan (achi
evement). Dalam pada itu keberhasilan itu mempunyai dua
kejadian. Subjektif bila insan yang bersangkutan merasa
berhasil dengan kejadian yang diprakarsai, suatu keberhasilan
subjektif. Objektif bila subjek selain insan yang bersangkutan,
tersendiri atau sebagai kelompok (community/society) dalam
perjalanan kehidupan mengakui keduanya. Hal ini biasanya
memakan waktu, bisa tahunan, biasanya lewat suatu generasi
dan lebih, malahan berabad.
Rencana (plan) dan rancangan (design/ memang dua
pengertian. Dalam bidang rekayasa dan rancang bangun peren-
canaan dan perancangan terjadi, bisa berurutan atau berkaitan,
malahan sering bersamaan kejadiannya.
Analis adalah kejadian dalam proses perwujudan (realiso_
tion) dan merupakan urusan lain dengan perencanaan dan
perancangan. Bagan hasil analisis adalah perwujudan pola
pikir. Perencanaan dan perancangan adalah pengalaman

') Dsajikan dalam Ceramah Ilmiah H.U.T XXII KMTA Wiswakharman Jurusan
Teknik Arsitektur F.T. UCM, Yogyakarta, 8 April 1985.

l3l
130
\

I
Pengertian alih teknologr dan kelestarian buminya belum dirasa
dapat saling mendukung.
i::ijTl; Konsep perkembangan (developmenty) pada hakikatnya
ffi1',"',x,:"ffi,Ie*:ffi1ff11'J#is::'"'$ff adalah pengakuan kehidupan. Dalam waktu ada perubahan.
Kejadiannya adalah perubahan kehidupan, struktural dan
fungsional. Memang cepat-lambatnya, sekarang nanti, perlu

#g** tidak, bisa diselesaikan dalam waktu. Barangkali fungsi dari


mau apa dan bisa apa.
rg

Wawasen Percobaan dan Jangkauan Nyata


Arsitektur/Rekayasa dalam Pengembangan
di Bidang

Beban tanpa ada kepastian yang memadai akan memerlukan


**ffi penyelesaian khusus/sementara. Yang diperlukan untuk
I.;[l:.'11il,$l"if.*f#i:;:f U{*rm'.rl menghasilkan S-1, siap pakai adalah empat sampai lima tahun.

di kawasan b:."Yifiil;''' lndonesi Untuk teknisi menengah adalah tiga sampai empat tahun.
Untuk ini masih dipersyaratkan fasilitas Diklat dan penye-
(Nigeria, et-al) da
bisa merupakan
sumber' lidik/instruktor, serta perlengkapan/peralatan termasuk
,u,i-ru,rnyu. ,.-, jumlah penduduk kurikulum dan buku yang memadai. Masih ada kebutuhan
KePenduduka
akan S-2, S-3 untuk riset, dan pengkajian, dan lain sebagainya.
Kapasitas yang kurang, membuka masuknya rekan dari
luar Indonesia. Hakikat simpang siurnya ilrnu dan perubahan
serta pengembangan teknologi mendukung hubungan dengan

#ffi rekan dari luar Indonesia.


Keadaannya lain adalah masuknya dan diperlukannya
perangkat keras untuk kerja dan produksi serta produk yang
mempunyai pasaran di lndonesia maupun bakal hasil yang
dieksport, yang nonmigas. Konsep padat karya dan padat
modal masing-masing ada.
Justru pada masa peralihan, sebagaimana kita alami

ff##* Rekava'",:ffi ';.,,l,l,lliiul"iJJt'".o'*i';*:il:::frTI-


rekan
sekarang, relatif hasil kerja memerlukan pemikiran, usaha,
kerja, dan dana yang lebih. Hal ini mendukung hal tersebut
di butir 3, dan2.
Diperlukan waktu untuk perkembangan; konsep; rencana
dengan
;itxn:rtlY":-,m:ltfit'ilJt1l5r.rni;:'T dan rancangan, pelaksanaan pembangunan, uji coba, peng-

budaYa Perlt 133

132
gunaan dan perawatan, pengkajian dan penelitian untuk kem- persyaratannv
bali menghasilkan umpan ke konsep. tugas. ' a adalah Pensertian demikian
Dalam kemajemukan aktivitas di bidang Ar- r
di piha k pem
beri
sitektur/Rekayasa: survai, feasibility, planning dan design,
Mensada ka,
m engaman
t
": :,,:
u'u t an-',t:":u'
/ P erl
detoil design, shop drowing development, pembuatan kur l^|,:f en E vans memadaidan
naan butir ,,
,.#'jl1til;; il:Xiuuoun
mesin/peralatan dan fasilitas, pengawasan pelaksanaan pem-
-
bangunan, pemasangan mesin dan utilitas, test-run, operotion
dan maintenance dari sistem proses/produksi; untuk mengem-
bangkan produk; survai, need definition, morket feasibility,
nfu I ; ;*flritj fifrtir T.ii ; ft{fl il i liiql
technological feosibility, design, mathematicol model, test
model, engineering, process designation, machine loy-outing,
;:[::,T,[,[l'*.iff Ef, ]Iii{.;::"}}1##;
:l r;;
,,",r.-:: ;;ffi:x,urermasuk hu
mochine- redesignat ion, facilities / spoce room requerements, site
feosibility, site surveys, mosterplan, detail engineering dan
seterusnya; diperlukan waktu untuk memperdalam keahlian
dalam masing-masing bidang rekayasa, memenuhi persyaratan
)'";:'--
masi/pen da
i:;r:xi*,lff
a,,
tT:j: l, I::i:
inr :ttt'
rco m m u n i
u
m end e fin isik
&
n
our,!!!"' r-1,1t' a
kerja/proyek. "v."'
Diperlukan waktu untuk basic research lewat proyek nyata,
dengan persyaratan hidup (viable) untuk mengisi aktivitas yang
menerus. Kemudian sejajar dengan ini, memang applied
;: :ffi #,fi:',fiii#:;;# nil' Iffi ::'
: # i::, ilr:;

reseorch lewat pengembangan produk/komponen (bangunan)


atau sistem.
' *iiir:;;;l tit { };, ffi :i: i.:?:
Terlihat aktivitas majemuk yang perlu terjadi. Semua ser-
ba serentak diperlukannya. Memang berat kenyataannya.
Tidak ada kecuali apakah itu lembaga pemerintah, semi
pemerintah atau swasta yang melaksanakan.
Proses ini akan terus terjadi. Melalui suatu perkembangan
,,,ffiiffifr1'-itffl,jfffi
(developmenl. Melalui waktu, satu demi satu kita kumpulkan
unsur-unsur empiri, pengalaman menjadi ilmu; mengikuti nrun-o,il,ffi dapat
kehidupan. Hidup dan waktu. ;:xfilfi,J;1,
_-_______
Sikap dan Tindakan Sekarang
Dengan tenaga ahli yang ada, menggalang keterampilan
dan pendalaman materi profesi bidang, lewat penanganan pro-
yek, sebisanya yang bersifat pilot, majemuk dan multi-year.

134

t35
tu.::__---

III.3. LABORATORIUM ARSITEKTUR TROPIS*)


Oleh: Ir. Mauro Purnomo Rahardjo, M.S.Ars. ,Tryffiifftrffi:?:il.'erwuj ud den ti r as
yans pasri ren-
i

Diskusi vaa nB berkepa


Masalah Arsitektur lndonesia dalam masa 3 tahun f"J ;;;;,r nja ngan ty!1r<
a l.an mem
ba r,,,a man-
belakangan ini mulai ramai dibicarakan orang, baik itu di sasasan,,, "ir:ilffI H:,,,fi,1"u,tuk.men*.,,n*,*rm
kalangan awam, kalangan pejabat maupun di antara para ar- qremperlihatka
sitek sendiri. Dalam pembicaraan baik di media publikasi, u,n r u k,.,*,;ii rlflfii nf f : t;kita#iissue_kan.
;,;;;1fr i 1yang ill,.n ff
dalam simposium, seminar ataupun diskusi-diskusi, boleh
dikatakan belum ada titik temu ataupun kata sepakat tentang Parameter: Arsitektur
apakah Arsitektur Indonesia itu. Tropis
Ada kelompok yang menunjuk pada karya-karya Ar- heiasam hudaya
sitektur Tradisional sebagai pencerminan Arsitektur Indonesia; #I,Ti"',H,,J,15;;
mempunyai satr
;:l:il #xti dan
itu pun masih simpang siur, sebab ada di antaranya yang lr,, r';t H' 1:
merupakan arsitektur rakyat dan ada yang merupakan ar-
m a.s i
*,1 Jttu Tdi"""
ng- m asi,
rk rim ;;;;",JJ".: ?:l
r ndo ncsia,
,3 #:.;ff
panas clan lcrrtbap'
":r:T
sitektur ningrat, ataupun bangunan-bangunan umum yang iru terbukt;',"ioi,"to""
rerhadap .uru # mrmbaw:t ktintsft11gnql
besar pada masa lalu. Mengingat negara Republik Indonesia da, bangunu, ,.1n"i: ';;;;;;;r
ini terdiri dari beraneka ragam budaya, maka ada kelompok tlipe,.tuiJnl'1"'l-,n"oran saranir'sarana
dungi diri rerhaalne, saia rrrtt,l' rnerin-
<ran rerik ,u,rn,llnr.ir; ;il';;ir\alnva separtJarts
lain yang menunjuk Arsitektur "Bhineka Tunggal Ika" itulah
reriris vang ms.L:1 I"'S ;.n;r;:ssuns
yang disebut Arsitektur Indonesia; Arsitektur Bali misalnya tahun
otu'n teliilt rncqibuat
adalah salah satu dari contoh karya Arsitektur Indonesia, tetapi
Bentuk,.ri,i.'llul .t'[urr,'fruii"' tergttl..,rtg lehar'
Arsitektur Bali secara sendirian tidak dapat disebut Arsitektur seperri yang sudahilullrr';';'#;;:irr"u' perharian ar.:irek
Indonesia. Namun demikian jangan heran kalau ada kelom- i,,.i,ir., ruar,
pok lain yang meragukan eksistensi Arsitektur Indonesia, hal
ini karena mengingat pengaruh asing, perkembangan bahan
saar beriau
keheranann, i#ili" ;;;r*;ll;
,.*ulberkaiya;,
hentrrk
ifi] fl:illl:;,?i:;
lutu.ru.-p.'t,,o"Jl''"* bancur
varrs fliirrsnai
dan teknologi dan semacam itu yang sangat kuat melekat dan yans banyat
iu !"tn.r,joriul"#un ben{rrl barrxunandi
;rr3
mewarnai Arsitektur kita ini. cocok unruk 6;,.n,1111 ai'rur,a.r'Jr";n""^
Terlepas dari berbagai pandangan dan pendapat-pendapat,
k{
";;
yang baik sejalan, sejajar maupun bertentangan itu, ada kaidah : : :r ;H',il ljtn rtlt fl #f;1,;|!Til:TJ;
yang dapat ditarik dari gejala tersebut. Ialah adanya kesadaran
ill,';ffi|, Tff ll'-t;:q,, p"*o r ulu,';;"01' (' a rp o d b' ) se
clt sepanjang
('awarenes') tentang arsitektur milik kita ini. Ada kesepakatan
masuk. perhatian
b:t"tr;;,,;;t' ubuh t

tentang masa depan karya-karya Arsitektur di Indonesia, dan ultl t"'u' uiJ, panas
paur Rudorr
r.ro,lli, l'ui,:,'!n'ntrsilakan
yans berser, :? : : :,:il ffiT".l,ij
*) Dituiis untuk Forunr Nasional Pendidikan Arsirektur (FNPA) Semarang, l6-19 sangunan"*-r.,,riifb',;;;;;";;;,;'fi
yans
April 1984 sepeni i;
;;;;#1j,l,To"*uttakan kr
n.,ggu,*,;;'.6iffi
f :*lfuT,;f ;*-:;Ii'fll;n:?,:
n dan iniakan
mem-
136

137
khususnya pada sa;rt musim dingin (saliu) tiba. tklim dengan
ad'l sendirinya ikut menrbcntuk kebiasaan lnidup) masyarakat.
uar ban gu n a n
n
:':::, :: :J;' -.'11 lilil, li?J lii|-T,?l:
m en !
b
\ebagai contoh masyarakat senang ineniknrati ngobrol dengan
l,i,U rekan teman-temannya di luar bangunan" Ruang luar lebih
:il: ffiir;l.ili-..ffi E*;l;;;;l :;:fl"y,-:.i; ban.ysk dinikmatr Can juga dapat lebih tama dinikmati.
Pendapat Yang tti ti^d'unon sekitar 600
KLH, [:rniI Salinr tJ#J.lrjaiurl"'u - Sehubungan iierrgan hal vang ciirrrarkan di atas itu. maka
r
sarian a ars i t e k tu o'
*
; ;i-t; i-,''y: I I
i?;],!t il#"T'i';Iil Tirnbullah p.rrunrur,n: Aclakah ruang-ruang luar kita ini
mencerminkan h;rl tersehut'l Banyak orang yang dapat
Lffi*;;,i, -u::: 1::ili ;;; ^ r iuu- *.rl.ut
Jlljll.::,^'
Menteri nrengelnuKa.l3'"1,-,'l"rnu
rnemperlihatkan hahwa pada saat nrerencanakan dan meran-
rrt*"*engg'nakan ben-
yar
Barrk Bum'i Da!a cang lingkungan trLratan, ciapdt diidentitikasikan iingkungan
bangtrnan scnlacilm. tl;rwaltnv-a rrtirip tritpestunl yang dibentuk itu 'mirip' dengan yang ada di Arnerika, Eropa
ftuto utni*on Uugiun
tuk ntenara
dan atasnvo,,''o'u'I'Iil' ;;il;;" P::'1.:,';':ll'l".ffitl# dan seterusnya. r\lasan vang dapat
"likemkakan
atas t"enomena
Haru tiu rtu ialah bahwa perancang-perancang lirta sudah 'western-
IJ#;Tst^N di KebaYorart t-t"si cieugor* linukungatrnya' minded', melihat contoi) ala lJarat atau negara maju, tanpa
untuk dipandang' ?;;;;;
orang r*', *''ffi;
ffi;; tr""t1:*: l'J1il :if X'tH
rrrelihat potensi yang dimiliki sendiri.

,ui J"'p it'* l cr r'r


e arbr pe t"
"'':tt ia ta
i''j ; ;',1 *, n, rty u' ux
r
t' u
'l'Jill":I.,l;il',lr;xj;J'lf Mengernbangknm Arsitektur Tropis Melnlui Lab
Jelaslah vang dapal dipakai untuk ukuran Arsitektur lropis
*iI-''*"u if !$;;;;;;ungi'*uur"n
cialarn nrasya'akat
yang sedang
itu ada dua ntacaln: Kehuda;;;.ran fisik
misi yang harus
*'B:ll3:i;li Kebudayaan nonfisik
be r k < p*,,i a,,*,
I l1'::. i : l:
ll<la1 "'
jl] ili: tindakan- i;ili: Keduanya daFat dinikmati baik ntelalrri eksperimen
kecuaii L'ita murii'';;;;i;;' lne;i';rarattkan kita dukung: maupun penilaian sosial. Dan boleh dibilang perhatian kita
rnin **iotui jalur vartg terhadap masalah Arsitektur Tropis ini masih belum
tindakan rit"' uit#'i
Pendidikan' dikernbangkan"
Jika kita rnenoleh pada arsrtektur di negara lain yang
['ak* rnemiliki identitas yang kuat, seperti iJiAsia misalnya ^Iepang,
Arsitektur d*n'Tlmgkuh il r t:rl' adiiF Ar sil ek tur
i.1 ! rr ra Cjina. dan India" rnaka kita dapat ikut merasakan kebanggaan
Dimensi lain ur,t uk i:lre,n14ada ka11
mereka sencliri. Agaknya yang mernungkinkan negara-negara
tropis iaiah'-.;;;"-;;*1nr'''u*1
tnt-unuuio I n'ioriesia'uer
heda
t**gtn perwu-
;;;lmfl.ili?llli; itu memungkinkan mengembangkan identitas arsitekturnya
tiugrli fi;;;;;' i ingkah laktt tttentttrtut yang nasional itu ialah antara lain ada kebanggaan di sanubari
antara laln adalah:
Jig"l*p ok:h arsitek masing-masing warganya atas kalya arsitcktur tersebut.
judan ruang'
'lri'ot'*l* 'u"e tfl manusia
Sebagaimana kiia sendiri juga rnentbanggakan tentang Bahasa
'uurli*,r,,, i i! im r . "i1;r., ;ri. t,,' i lrl*'-],'*:,1"J,ia rliir'rar Indonesia yang teiah rnenyebar rata di $tgenap peniuru tanah
baik 1X;, maupun
i"un'u'n p"9'" air. Sebagai frlos*fi pengernbangan latr, Arsitekiur Tropis ini
dapat'*'uo '"u*u' Yu; rlettgan negara
l:rgi ini tidalr sama luga dapat disehr,i antard iain nicr:gg;riirng persutuan nasional.
dr dal;rrn p'r n ili rJalarrt han gunan'
*T* ; ;; ;" *;;1t a si nr
''u"**l*I'''i-[-ir
din gin,'*t, o*'ot''
t39
l3ri
Apalagi dalam dunia pendidikan bahkan Gubernur Jawa Dalam fas, yang
Tengah saja dapat mengeluarkan instruksi-instruksi yang Iebih laniut. telat
canaan yang dirakukan suatu peren_
mengharuskan pengembangan atap joglo dalam salah satu pro- b"[;;; E,;*1LlXrr!.#il:, ui'#isarnya
granl yang dikenal 'Wawasan ldentitas'. lni artinya bukan ter- " i:::1, :,,..,.u
,;.T
batas pada disiplin arsitektur saja, visualisasi yang fj1, i#.;,;ru*:i: il I,,##
il ; ;" ifdtperlukan'
I::: T::: i,,
+,
bae'ima'ia L
berkarakteristik lndonesia ini.
I)alam banyak hal, program-program yang berorientasi
nasional ini clapat atau mungkin dimintakan bantuannya
kepada Itrernerintah. Khususnya melalui pengadaan atau
J<egiaran

: r1 # ff :Tn
;rftfiffi
i,u'rlilulhunnvi'
, :[r',:t##
Program-program penelitian.' ffffi I pil;ril
JxtilTttj i; :t# ,,l"?ff","rtr
i:;: frTf;t
Dilihat dalam konteks pendidikan arsitektur, maka secara seda1s r,,, i.Iffi
nasional clapatlah ditetapkan sebagai ciri-ciri yang somo yang : iff :iH, ff :lX ^r:, g, v, r,.el"iin, n,,
ni, o. ;.i; u,;.'""nn va' darah pen ting
A
dimiliki oleh semua perguruan tinggi atau pendidikan ar- ,:X',::rfi?:iu
sitektur: yaitu mempunyai usaha yang seragam menggalang sehubungan 0..'1':':uPuu;
}l'o kegiatan
tersebutl
mekanisme vans
terwujudnya ciri-ciri nasional arsitektur kita. rersebur, ,.lrr,
oli1',,
i','' .lrJil;#l'
":;;;;'J'"'baik
melakukan keiiatan
telah dipiki.*un
Aktivitas Lab. Arsitektur Tropis i-'uuu,,"oj'ttlrium
yans oi..n."nul::s"T ;;;;#ax€tr,Yo'
seperti miialnva
bekerjanva peralatan
Kita dapat membedakan tiga macam kegiatan menurut fase mahasiswa ,.,unk1l .931 ;;i;;"
rnr Pelaksanaannya
aktifitasnya: dipikirkan '"''
t..r.bi'dlPirtittun-uiol#'
a. Yang bersifat Pemikiran Konseptual ('Conceptul metodorogi.,.J'J;l"I*::::i{f :il..'f #-ffi li.ff ::f
Thinking') Sebagai conroh,
b. Yang bersifat Konfigurasi (Ruang, Bangunan, Struktur, pengajaran, ilil,.,flln.a.
j
Konstruksi, Bahan, dan sebagainya).
maka ;#;;ffi ,1 ;
,,
ll_!'l
di t ekan kan ke segi

c. Yang bersifat Implementatif (pelaksanaannya). i.t"uLu:l##i:r!!*fi,,trff ,tftf ;xtffil'#


vans bersrrar erektif.
inginkan prosram
Dalam pemikiran konseptual, tentu lebih dahulu dipikirkan i:*:",i!': Jika
tentang sifat kegiatan itu, apakah kurikuler atau nonkurikuler, g,
1"-, l :'",
m-e.neliti
#;*'ffi lH'T ##,Tg,
bahan, penc.ar,ayaan konstru k si yine
da qa r p, r u a iCuie,
n
di-

adakah kegiatan itu jika dilakukan oleh mahasiswa akan 1;'J1m, ;ffi
terusnya. Sedang
memberikan kredit. Apakah kegiatan ini lebih menekankan datam r,a ,,,.lupu;;;,tJ::,1:, rropis, aan se-
masyarakat, dapar
segi pengajaran, penelitian atau pengabdian masyarakat? ur", -" -.,.] |] T un. Itgia t a n pen ga bd ian
:
Bagaimana mengenai waktu, dan dana. Apa tujuannya yang
pokok? Apakah bisa diintegrasikan dengan kegiatan jangka
panjang? Apakah merupakan kegiatan kerja sama dengan lem-
#.,?." #I'?#'ff;[111"
. Sebagai realisas.
t
ffiT'ilf mf] t#
baga lain, seperti misalnya dengan perguruan tinggi yang lain. +:J,',',' "#H? ;:'f, :fl1?;i r'' A rs i, e k, u r r n
Adakah kegiatan itu bersifat rutin? Atau secara insidentil 1;; r:i.it "ff
ffiil,flXli:lT,Tfl
saja dilakukan?
ben ru k ra borat ori u-."rJfi fr [H.
140
141
-

Parameter arsrtektur tropis dapat bersifat: III.4. ARSIT.EXTUR TROPIS:


o Fisik (bahan, konstruksi, pencahayaan. lingkungan, datt TTNJAIJAN DARI
seterusnya) sEGI FISIKA uANei;i\AN*)
o Nonf isik (ruang, visualisasi, prilaku, kecenderungan, dan Oteh: DR.Ir.R.M. Sugijanru
sebagainya).
Laboratoriurn Arsitektur sebagai kegiaran yang mewarnai pen- Menghasilk"ijrlgi:i Iingkr-rngan yang
didikan arsil.ektur di Indonesia. .xlffi'r sehar dan nyaman

ser
; # ::x
ubung yang memi:.;k;;'
t" ;il;ff ;\:.1:: {. ;;, h *j,, J,l I
".,
Catatsn: dengan rinskunsan,.Ji J#;'"I,T J:i:-.,,i,-#Xffi;
pengaru h tangs
lr;, ;;r; Lffir*un dapar rr,enlubah
ung dari ikrim, ;;;i
Pada saat ini berbagai informasi tentang arsitektur tropis ham- ;ffi}-,x,,",, :lr,:: i:^.r*l
pir seluruhnya kita peroleh dari literatrir asing. Sudah saat- m ah ar i, ng n un k. r.
ar u i d * ;;;; ;#, fiii: l;,,l,JJlililjX}
nya bagi kita untuk rnengernbangkan sendiri arsitektur yang
ffi ll j,H: ljl,ffi *,
*, 0i,,0"i1,, seditng kari yong
uui r
kita miliki.
Kondisi linSkungL,l
di Juar.bangunan
serempar (iktirn makro) direnrukarr oleh iklim
,Ju,,
s*'r'ne
'ffiffit'
k.;;;;;;ti,gkungan di sekitar_
;ili-l'jif ,iXi#"', .
hcrganr
Iingkungan rri .aram
kesehatan .ro, t"nrllflgirtkan un.e kr:pada kriteria
i;;; ;i #;;;/|"][Til#If r an baei uc., [n,t,,,,,.
-
an
" yanS diingink;n dapar diusahakan
#:,;,fi,
t" rla.larn ba,rgun-
Di antaranya aclalah: ol:::
Lengan betrerapa cara.
dengan bangunan sendiri,
- cJibanlu clengan faktor_l.aktor
vans dapar rJirnarf;u; k;:' "
-- 1k_lim
q.engan sepenuhnya r,rL,r5tsuilaKan
rnenggunakan perirlatan
elektris. mekanis/-

,"#,1";;;lr?T,Jfl ,, peren canaan


n isli
ri da k r erl at u bebas d ar
am
aieu nur#
d:^j,g-1 ;; brh;; bangu na rr., - br;r;#;
mempunyai p.ne.,ish]ll"riltffiping itu perencana h*;;
perilaku bangunin
aun ,;rui-liru, ornlllrlffir,Hl
ponen bangunan dalam *r;[:
iuir"i"rr."#,1,
') Disajikan dalam C,erar
llrniah Peringatan 22
matt" Jur. r.rniu *lll-1
irckrur Fr ;;i:;U,#i:.[Tl,
ta
;lJ'na
Khar_

142

143
horisontal rata-rata harian adalah sekitar 400 watt/rnz, dan
rnerencanakan
pada cara kedua, perencana,-ll',ut
Den gan digu nakan-
tidak banyak berbeda sepanjang tahun. Keadaan langit pada
Demasan san
uilit'luii' :t:t::t;bi aya-biaya perenca-
pttulut
t - umumnya selalu berawan. Pada keadaan awan tipis menutupi
aip"'rurtan langit, Iuminasi langit dapat mencapai i5.fi00 kanelela/m2.
nya peralatun-pt'utut'#iniu.*i31
on i.* 3t?* Tingkat penerangan rata-rata yang dihasilkarr rnenurut
naan, pen gaa uun
o
t"' 3;:Ii,ff xtilslJ
1
.
penukuran, yang pernah dilakukan cli tsanclung untuk tingkat
Di samping itu peralatan-peralatan l',';#;;r*ttin tiaaf<
$ene.angan global horizonlal dapat mr.rrcapai 6{}.000 lux.
:#a#fi*?'"#:l*Hi[1*r*,grxtx***'r*: Sedang tingkat penerangan dari cahaya langit saja, ranpa
cahaya matahari langsung clapat rnencapai 20.tfi) lux dan
Karena
diineinkan' Tt"11':: :::;;;.ifat
konstrukst'
konstrukst
dengan sifat bahan'
bahan,
misalnva, vung ut'n';;;;; -ru tingkat penerangan minirnurn antilra jarn 08.fi) - 1h.00 adalah
iu r., o. - r ur, o r i u
im I
i
n-gs r u an gal
" u,;?,T*:X1Xli,l"
Illi 10.0@ lux.
melrgusahakan cari Kecepatan angin pada rrmumnya agak rendah. Sehagai con-
sebaiknya perencana "
m un gk in' I l'u
*i'it' o?il,* u"nnren ":'lollll[1 J:*#ilT toh kecepatan angin di Jakarta dalaiu saiu hari berkisar
untuk antara I m/s
H;il; ,eralatan sekadar - 4 ms. Inilah gaml'iaran secara garis besar
mengenai iklim di Indonesia !'ang tropis lcrrrbap yiing perlu
,"Xl,-'lffif ini'akandibatasi
*:l';;ffi I,T'Hffi
p.n.rungan siang hari
dan kondtst diketahui oleh perencana bangunan untirk dirrianfa-rtkan segi
baiknya dan ditanggulangi segi buruknva.
"','ffi
oada kondiri ringxungln
ungun thermal'
iingt Kondisi Lingkungan di dalanr ffiamgunan ysmg Dike-
Lembap
Ciri-ciri dari Iklinn Tropis yang terjadi di
hendaki
dari iklim tropis lembap seperti yang trnggr
Ciri-ciri kelembapan udara &. Kondisi penersngsn alnmi siang hnri
lndonesia ai un'ul'lnv" "iii"rl tanun'
iiig ,.ru,if panas sepanjangakan men- Dikehendaki di dalam bangunan, penerar4ian siang hari
dan temper",r, "lui" 80eo'
Kelembapa" .d":;;;;
iii'"u'91* sekitar dapat memberikan kenyamanan visual, Misainva tidak terjadi
cap ai ma ks i'"'
*' ll*'i""'1-;'3t* ItrilT,Tl I' H ffiY:l: penyilauan, tidak terjadi perbedaan yang Lresar dalarn tingkat
ini harnptr :
penerangan dan besarnya tingkat penerarlgan memenuhi per-
ir,iu,,iio'uo' Kelembapan
syaratan fungsional. Dalam hal tugas visual yang dilakukan
ffi#":?:;f"Hxl-l':i:'; rendah' temperatur

I"'"
.lrffi
12'C.' Makin tinggi letak suatu di dalam rumah pada umumnya termasuk tugas visual sedang
misalnya membaca, menulis, nlemasak, dan iain-lain. Tugas
maksimum t"t" "kitar n''ut'u udara
it*peratur ^akan visual ini memerlukan tingkat penerangan miniinal sekitar 200
tempat oa'i pt'-tl'i-i[^"'i".o''un'urt kenaikan 100 M'
berkurartg"t"]i*1"'o^iic
:;* lux. Kondisi penerangan di dalam banguniir; pada siang hari
sangat dipengaruhi oleh kondisi penerangan rli luar hangunan
sebagai conroh rri,.
ilTj} #l:ti;"tTi,'J.H.i::# yang selalu berubah, sehingga tingkal penerangan rli dalam
8'6' c'
Hff 'HIl#T]':lt, 7'i"-',,iantinggi dengan rata-rato
1
bangunan juga akan selalu berubah. Oleh sebab itu kriteria
Ciri t*un uiurlr''t''un r"i'" v^ne global untuk tingkat penerangan di dalam bangunan tidak dapat
l1;d;; i"oi""ti maiahari
sekitar" 1500 "iut'un''
l4-s

144
dapat mempunyai kombinasi dari berbagai harga untuk
Kriteria yang
dalam harga tertentu (dalam lux)' tingkat
masing-masing besaran tersebut. Kombinasi dari ketiga besaran
dinvatakan
;;;;'peiuanoinsan antara
digunakan adalah #i;
tersebut dapat digabungkan menjadi suatu besaran, yang

;;";;;*""01':":: j:,Jl"nll:lm:'Jl:ff :,lXX!lXi:d:'


disebut dengan temperatur efektif. Temperatur efektif ini mem-
punyai pengertian sebagai berikut, suatu keadaan udara akan
pada waktu vang sama' memberikan kesan thermal yang sama dengan keadaan udara
:'"'ffTii[*'I"-ffi;;^";;k"'
*t'uil[un
tetap dan disebut
h-argayane-dinyatakan jenuh dalam keadaan diam, pada temperatur yang besarnya
Perbedaan ini 'uut' dalam
t'"'ti-irpl' dan sama dengan temperatur efektif tersebut. Misalnya keadaan
faktor peneranganffi; 5000lux' ttttk udara pada temperatur 32C, kelembapan 4290, kecepatan
Misalnya di luar lingLat penerangannya mempunvar
Dersen'
ffi;'ffipunvai fp - ltto aliran 0,1 m/s akan memberikan kesan thermol yang sama
pada bidang kerja
dengan udara jenuh pada keadaan diam dengan temperatur
""t:i,TH;ll:TI:lJ*:,111:l'*::lli:3Tli;i.':[l 27"C atau ternperatur efektif 27'C.
i'"r. tingkat
Adhiwij oeo)' !:"T.'T:;L;id;oo
ro'00 adalah 10'000 lux' i* Penelitian mengenai kenyataan thermal di lndonesia per-
nah dilakukan oleh Mom dan Wiesebrom (1940). Kedua
"r,,I
cahava langit ogt;o--
-
""tJ'""i#ioq'' J"di iixa suatu titik pada bidang peneliti ini membagi daerah kenyamanan menjadi tiga ialah
faktor ut,"fll" mem-
dengan ;"[a titik tersebut akan kondisi sejuk, nyaman optimal dan hangat. Dihasilkan harga
kerja vang 200 lux antara
'"*,'ii#;;;q;'
punyai tingkat ptnJ'u*un minimum sebesar lOvo' ambang yang berlaku untuk orang Indonesia dengan pakaian
i"xt"r kegagalan bangunan' biasa dan kecepatan udara sekitar 0,1 m/s
iam 08.00 - l6'00';;'ti'"' di dalam sebagai berikut:
- 0,2 m/s aclalah
Jadi diinginkaf ;;;;;t';h-daerah mempunyai fp rata-rata
dilakukan tugas visual sedang' l. Ambang bawah untuk kondisi sejuk adalah pada
temperatur 23"C, RH = 5090 atau temperatur efektif
sebesar 290'
20,5"C.
Thermal 2. Ambang bawah untuk kondisi nyaman optimal adalah
b. Kondisi Lingkungan . -,^L -o-chrr ' pada24oC, RH : 8090 atau temperatur efektif 22,8"C
K envamanan tt'ermat'T,*. I lXi:l"lJ}:l",Xl'illll, yang juga digunakan ambang aras untuk kondisi sejuk
faktor ta
Alp..gJ*t'i oleh beberapa ulliy' udara dan radiasi panas' nyaman.
kelembapan td";"'
k;;;putun
dilakukan dan pakaian vans 3. Ambang atas untuk kondisi nyaman optimal adalah pada
Di samping "ituitJ;;;* Kondisi udara di dalam 28oC, RH : 70Vo atau temperatur efektif 25,8oC yang
"'
j'*' *i;;';'pt"i^turl'
dikenakan (thermit) ialah jika penghuni juga merupakan ambang bawah untuk kondisi hangat.
bangunan a'nutu.iu'n 4. Ambang atas untuk kondisi hangat adalah pada 3loC,
'yu*u"
tidak- merasa dingin'
merasa tidax panis--dan
dirasakan nlaman mempunyal dan
kom- RH : 60Vo atat temperatur efektif 27,loc.
Kondisi
dari temperatur' kelembapan
'Ou'ulu"g ^d.rurnru Keadaan ideal adalah jika kondisi thermal di dalam
binasi hu' gu-tla'iu'*'Itrr" naiga dari masing-m.asing bangunan nyaman optimal. Di daerah pantai atau dataran ren-
kecepard. urirun*liur^. harga-harga
dalam suaiu selang dah pada siang hari sering sulit dicapai, tetapi sebaiknya masih
besaran tersebut-Ut'*a" kesan ther-
udara yang memberikan berada pada kondisi hangat. Sedang di dataran tinggi pada
tertentu' Suutu. fonAisi dan sebagainya'
ITlol tert.entu m'salnya
dingin' seiuk' hangat
t47
r46
r

dini han" sering tidak pada kondisi nyaman optimal, tetapi l59o dari luas lantai. Dengan
batasan_batasan posisi lubang
sebaiknya rnasih trerada pada kondisi sejuk. cahaya di dinding-pua,
r,Jtinggiui"y"1, normal
lebar teritis sekitar t m, dari langit,
fakto]r"r.n.tri cahaya rata-rata
Perenesnsan Bangunan untuk Mendapatkan Kondisi di permukaan dalam ruangan
dalam bangnnan yrng dlinginkan il penghalang di muka
sekitar _ 6070, tidak dari
lrb;il;;;:--'- dan
l}Vo
- kaca penutup lubang
ada
cahaya adalah kaca benin;.
a. Pe*rerangnn nlrmi slang hari Untuk bangunan/yang-tidak
terlalu dalam, persyaratan
Cahaya alanli siang hari yang terdiri dari cahaya matahari
l?ijil,it'eransan'iune
[Jt..r.ir, dapat a""I"r'rrra"n
langsung dan cahaya matahari difus yang diterima di per-
mukaan burni di Indonesia r:ukup rnelimpah. Sudah seharusnya
dapat memanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk b. Kenyamanan thermrl
penerangan siang harr di dalam bangunan. Tetapi untuk '*-U;gha yans
-d,Ll4kukan untuk mendapatkan kenyamanan
maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki thermal pada bangunan
dalam iklirniropis lembap,
masuk ke dalarn bangunan karena akan menimbulkan adalah -.ngr.rrgi p..otrt terutama
un p"rrur,'.".Uerikan
pemanasan dan penyilauan (kecuali pada pagi hari, cahaya yang cukup untuk aliran udara
memenuhi nr.rylrrlrn
matahari langsung dimasukkan ke dalam bangunan untuk bawa panas keluar rureunun-rl;;;;;;:.r"h kesehatan dan mem_
kesehatan). Sehingga yang akan dimanfaatkan untuk radiasi panas baik
penerangan adalah cahaya langit. I:ff fffiXng
dari maiahari
'"'pr"'a;t p.irrrl*;;;.
Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi
dalam 3 komponen ialah komponen langit, komponen refleksi
-Faiolehil
bahan yans
,a:- dagat. dikurangi dengan
...,rrrnuiun
mempunyui tuh"n";;;;;,
luar dan komponen refleksi daiam. Dari ketiga komponen ini, yang besar, sehingga
komponen langitlah yang akan memberikan bagian terbesar
b;h#;;;'ebut' baha; ;;;*B;'
pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang "*lffix;:l'#::rb"
bantu;;il;o}:!{.iX';:li:,t.f,::,'i:i,:fi
cahaya. bunan panas di dalam.bat"i. ;,fl
mn.
ilrii",';,:r" akan memperbesar
Untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya cahaya langit, perbedaan waktu
terjadinya ,._r"#r, maksimun
perlu diketahui faktor-taktor yang mempengaruhi besarnya kedua permukaan uala.n antara
tingkat penerangan pada bidang kerja. Faktor-faktor tersebut
d*
maksimum tersebut. Sebagai il;;ilgan teaua temperatur
adalah: luas, dan posisi lubang cahaya, lebar teritis, penghalang tahanan dan kapasit* punu,
.*at'iiraing bata mempunvai
yang ada di muka lubang cahaya, faktor refleksi cahaya dari
yd;;;;. Sedang gerreng mem-
permukaan dalam dari ruangan dan permukaan di luar #l',T*fi t*fankanasit";;;;;.';;sbbih"b;;;;a;ffi ;
bangunan di sekitar lubang cahaya.
^ .Permuk aan yang paling besar menerir
Dari penelitian yang perrrah dilakukan, baik pada model
bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sebenar-
Seda g ba h an u t
n
kapasitas panas "p
p uu" u _ r;r;; ;;'#Jrffi t :fl :,flf lT;
nya khususnya rumah sederhana, faktor penerangan siang hari
yang
memperbesar kapasitas panas
lebih k;i;ffiadadindins. Untuk
oari uatiln'utap agak surit
rata-rata 290 dapat diperoleh dengan lubang cahaya sebesar akan memperberar karena
atap. Tahar;;';;;", dari bagian atas
148
t49
bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara. Misalnya
AIiran udara ini dapat
dengan adanya rongga langit-langit, dan langit-langit serta
dan gaya thermal.
terjadi karena adanya
,.rtq-.,^ gaya
^.,-,_ angin
aliran udara di dalam rongga langitJangit. Penggunaan peman- alran-uo-a'rl-t{arena
i acr i j i k a a n gin
dan r;J,XiTX#il::i-
tul panas reflektif juga akan memperbesar tahanan panas. dan udara keluar pada "d;i;;;;;#fl:,
C; tillge memperkecil panas yang masuk dinding, kecuali tekanan udara. B.,;;; ;,
permukaan
memperbesar tahanan dan kapasitas panas, cara lain yang jadi kecuali dipengaruhi : ffi :;J,Ti#ffi
_ #J,..11
dapat dilakukan antara lain: oleh

f :;i i": ;; ;' ";;;i li l;;.:


keceoa
* memperkecil luas permukaan yang menghadap ke Timur, g
dan Barat.
1",:; I ;; I
-.1
ffi i?tr H:l:;
ffi ff ff tJ nf", ffi [j
- melindungi dinding dengan alat peneduh.
Cara ini berlaku juga untuk uug'iur-ffiaffii! y'ane
l;t,i;;}:,ffffi:
Jika tidak ada
H, i
+,'i ff
maka masih dapat terjadi
transparan, ditarnbah dengan penggunaan bahan/kaca khusus turrru e;ii",-vo,4l18ttt' aliran udara
maksud untuk mengurangi transmisi panas yang masuk ke ouunt.ffi J,;;;:.'ii';^llt;:i:5i5.;uir,;*""i*alp",o"lo.-
-tinggi
dalam bangunan. Perolehan panas dapat juga dikurangi dan perbedu"n I'.1, ruansan,
antara,uounnT..lll-d1
dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terse b u r rr a ru s d
apa r"i
i ;;;;, il ; :H" I* l,:i?l, J;l
;;;;';rryiiterrenctat<i. Xl f,:ll
terutama untuk permukaan atap. daparkan jumtah atiran
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari
yang kecil sedang warna gelap sebaliknya. Penyerapan panas . Jumlah aliran udara unir[",
kesehatan, pada umumnya
yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik, diperlukan untuk memenuhi trebih,_.*Trfli,;.rtJ,;*;
sehingga jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini perrama sebaiknya
k.nyu.unun.thermal.
i_inrut ying
akan menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara terb uka, tetapi
digunakan i;;;;;,itasi rctap yune r.tutu
ini u.r r, .."irr?" i.'.i.n
kedua permukaan bahan, yang akan berakibat aliran panas u r, ;, y a y angk
edua.
yang lebih besar.
itti,Tff
jurplah
;x[#i;:."H? d;,"1$1 d i e u,* k *;" i;;;;
ariran udara yang diperrru.,
p)Allrrn udare melalul bangunan Jjl?*lfl1l,l*1:.,.n
- Kegunaan dari aliran udara melalui bangunan atau @adlast panas
ventilasi, adalah:
Radiasi panas dapat
(l) Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ialah untuk langsung masuk ke
terjadi.oleh radiasi nratahari
penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan daiam b;;;;#i.,'dr.i p.r*ukaan yang
lebih panas dari sekirarrr"l;;;;;.' yann
uap air ke luar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas il.n..g"r, rung p.r,rri
dan bakteri serta menghilangkan bau. f:i;:,lffHffff, -'
arai_arai
vertikal'
;;;;ffi,
baik arar p*n*a,i
(2) Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal ialah
diatur-* ' - atau alat penedul,
,r"g-a"rli
untuk mengeluarkan panas, membantu penguapan keringat Pancaran panas dar,i
dan mendinginkan bagian dalam bangunan. suatu perrnukaan
ketidak nyamanan^ akan menrberikan
temperatur permukaan
^,1ry,ilt.T"ri"T.1rrnur,, jika
tersebut ;r";; remperatur beda
udara
150
I-5t
permukaan bawah III.5. LANDASAN AR'TiITEKTUR INDONI,SIA
terjadi pada
melebihi 4"C. Hai ini sering
ptt*ukuun bawah dari atap' Oleh: Drs. Darmanto .!alman, S"U.
dari langit-langit "t"' yang nernah dilakukan di
'"01
Sebagai gambaran, Ju'i'ptnttitian Tidaklah terlalu sulit untuk merurnuskan garis-gari,c besar
ptttu'ku11 bawah langit-langit
daerah Jakarta tt",l'":*t atas haluan arsitektur lndoflesia nlodr:rn. Arsitektur Irrdonesia
34'6;';;k vang menggunakan
dapat mencapai 'umah adalah arsitektur -v"ang menlenuhi kcbrrluhan manrrsia In-
asbes gelombang' donesia. Persoalan akan segera berg.esr:r ilrerruju kebutuhan
akan perumusan kebutuhan nranusia Intlonesia ini. Lalu
PenutuP siapakah yang menetapkan kebutuhan manusia lndonesia ini?
cara-cara untuk mendapatkan
Telah dibahas secara singkat dalam bangunan'
Manusia lndonesia seluruhnya, atau cliwakilkan sala pacla para
kondisi lingkungan-'**
ilftftendaki,di arsitek, atau pada para ahli perumus kebutuhan nranusia yang
dalam iklim tropis lem-
dengan perencanaa"';;;t;;;;nva' mensurangi atau menla- sekarang ini agaknya sedang berbringa-bunganya"? Para
adatah
bap. Yang puau poftofnia matll perumus kebuluhan manusia indouesia inilah yang biasa
fe rt i r ad ias i
;;;;-trusr^k?l I -se Ii
dak an f akt or
-f akt
yang mengun- disebut kaum cerdik cendekiawannya, traik yang terdiri dari
";
tt**flatkan-faktor-faktor
yang kuat aun udara sampai jumlah
kaum teknokrat maupun apa "v-ang disebut intelektual yang
seperti;;;;';;;it aun aliran sangat heterogen, terbesar, dan sering anti struktu:. f'ersoalan
tungkan,
tt"illlrung jadi: Apakah perumus ketrutuhan manusia Inrhne,'i;r yang
tidak selalu usaha ini dapat Tti:T:1::otll3" diwakili oleh para cerdik ccndekiawan ini sampai :"ekarang
karena di samping adanya
kondisi yang dffinkan'.juga mungkin masih ada keku-
sudah bisa dikatakan benar-tre ner n:,:w;rkili kc:hutuhan
keterbatasan-keterbaiasan' manusia Indonesia? Karenanya maka, pemhicaraan tcntang
rangan-keku'unrun"i't1-'"Jtt;ifi :
bai f men eenai iklim dan
landasan arsitektur Indonesia akan kila nrulai dari gsgasan-
sifat
kondisi yung
ailtntndaki' -maupun mengenai Un- gagasan tentang kebutuhan nranusia lndrinesia seba;iaimana
bahan dan
"btnu'"'v"
perilakffi;;;; a"ri.l iklitn btttungkutan' diungkapkan oleh para cerdik cendekianya.
penelitian dalam hal-hal tersebut'
tuk itu masih pt'ru-airlrti'xun dilakukan
dan kebiasaan yang telah
di samping itu tu'Jtu'u yang oerlu dipelajari'
Kebutuhan l)asar Manusia Indonesia
oada ruman-'umat' tradisional yang ada dan hasil-hasil Rumusan-rumusan tentang kebriruhan clasar manusia
Penerapatt dari pengetahuan sumbangan sesungguhnya merupakan kritik bagi rnodel pembangunan
penelitian t."tu"i, ;ilY;;Pk"1 1111,t^tt*oerikan "Tetes ke bawah" (Trickle Dovy,n f)evelopment) yang semula
'pada
Arsitektur Tropis di lndonesta' menjadi ideologi pembangunan masyarakat kapitalis yang
berlandaskan pada pertumbuhan ekclnomi. Karerna tcrnyata
model pembangunan "Tetes ke bawah" dentrr,;.n industrialisasi
besaran, teknologi maju dan padat moclai ticiak berhasil
menyelesaikan persoalan negeri-negeri y,ang sedang berkem-
bang; diciptakan model penrbangunan yang sungguh men-

153
r5l
negeri-negeri yang sedang membawa perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi
jawab kebutuhan d.asar masyarakat tepat guna' padat karya justru memperkaya dengan nuansa. Sistem dan cara berpikir
ito^ologi
berkembang, yaknr Ot"tt^ model pem- sistemik yang serasi, selaras dan seimbang diharapkan mam-
serta industri "ot';;;utiun"' 'S.lutnarnva ialan tengah' atau pu untuk "ngesuhi" upaya ini
bangunan ini adalatr';;;; ';"ttil .:lj" dan perlu diuji.
- dan semua ini agaknya masih
pembanguna'n ya;g kapitalistik
kompromi' antara,ugu'un
o.*uunrul?1''lJ'-
t*r;isrik vans kedua-duanva Tradisi Sebagai Landasan Arsitektur Indonesia
sasasan Peter Berger
iAeJtogi seperti-tuduhan
telah membtrtu *"nj]Ji
ouru, bukunva ";';;;;;ii of socrtfice;Iffi;T:X- Beberapa waktu ini arsitektur Indonesia digoda oleh ga-
gasan untuk menemukan kepribadiannya, untuk menciptakan
;ffi;.il;ta bahwa model Pembangu yang
apa yang disebut Arsitekur Indonesia. Dan selaras perkem-
tuhan dasar ini o'""*t"ai'atkan-kritikan-kritikan
model ini tidak sanssup bangan arsitektur "dunia" (baca: Barat) yang sedang men-
tajam: P."u'u-ti;;"i;;;;;ta pada masyarakat' coba untuk menggali potensi-potensi kearsitekturan di antara
Jan inertia Y?ng'uau
melawan t .*t'r'n'n laei punva kesang- tradisi-tradisi bangsa-bangsa, maka di Indonesia ramai
Masyarakat vans ##ili;Initrtiniiouk
j" cendekiawan berpaling pada tradisi suku-suku bangsa In-
e'p
".'* ryjj;[;['**:mffi fffl i{:i*'' 1 donesia untuk mencoba menjawab tantangan zaman. Namun

Xi:[,T'iL ;:li',ll, i tffi ]{'i:i


kemudian ternyata bahwa tolehan kita jauh jadi sekadar
r,*:':Xl'Y#ll'
gembangunan vang
langsung kegenitan dan keseronokan budaya karena tradisi lebih banyak
ul Haq -tneuj"ii;';;;;"; gunannya mr np
ou'u' iJ*tiii*n
rtn-oatl,pemb an ditafsirkan sebagai bagian dari gaya atau bahkan selera kein-
menyeran g Rakvat Cina dengan
Rep,uutik dahan yang formalistik lepas dari kesanggupan untuk
model vu,,e at'mf"#;?;;;i;i kesanggupan -
"nggraita, ngrasa,njatra dan njarwa"
brigade-briguAt pt*iangunannya',.dengan - kan tradisi, Fung-
t:rlyata model pembangunan sional arsitektur tradisional dan menjawab kebutuhan
kemandiriannya''ftrn"aiurr' ini juga tidak berhasil mengun- masyarakatnya luput dari panggraito, pangroso, ponolor, dan
"Menjawab rto"'^n"tE*ui" untuk ikut
dang kesedi""" oiJ*
u"i *tntniut" apalagi atas' potensr
panjarwa kita. Keutuhan budaya yang diliputi oleh agama,
puaJui uuliiuurtti menunjukkan bahwa mitos, sastra, seni, dan lain-lain dilepaskan dan diganti dengan
membangun, pada lapisan ini' kesatuan berpikir yang ontologis, rasional, objektif dengan
pembangunun jt'Iti.r itirt'urt bagt
*,.a"1 merum uskan dasar penekanan pada kegiatan analitis sintesis. Dengan kata lain,
Akhirnva, tJ;;";il;H"n dari sudut kemampuan ilmu, teknologi telah dipakai untuk mengganti tradisi. Dengan
kelompok r"',
r"!ttry,.11k
'"i'ii tempat tinggalnya' kesukuan- tidak kita sadari, bagaimanapun juga, dengan melakukan
ekonominyu''o'ffiolitiknya' pun"Uagi lndonesia hal tolehan kepada tradisi kita telah melakukan suatu loncatan
fingi'ungun budayanya'
nva. maupun suatu upava lain' vang
-';;;;;;aiutriut'iun budaya ilmu-ilmu yang lain. Arsitektur lndonesia sebagai
ini ietas nvata' ttuututtan' nutnun bersifat ilmu pengetahuan berasal dari impor lewat bandar-bandar im-
tetap *.niu*uu"';il;;'""
jr.firiiui* enggang tak por yang kita sebut sebagai perguruan tinggi. "Ciri-wanci"
,,mawa_ma*u,, r.o"tah "Makanan
masing-masing dari perguruan tinggi kita telah terlanjur dilahirkan oleh
aen'ittiun.kebutuhan
termakan oftt' p"ipitll'- Mutulahnva adalah pemerintah India Belanda untuk memenuhi kebutuhannya
tu'l^furt'u' U*9tq*utdu' tidak
kelompok aear diversifikasi ini
iiiatuttan akan tenaga-tenaga ahli dan setengah ahli bagi pelaksanaan
upava apakah #fi;;
ls5
154
begitu arsitektur kognitif tok, arsitektur analisis sintesis dengan
aclministrasi kolonialnva
tidaklah bisa kita hilangkan melupakan bahwa arsitektur ini mestilah merupakan ekspresi,
tujua,,, pernyataan, aktualisasi total dari manusia lndonesia. Dengan
kita sadari telah men-
wauci ilrilah yang clengatr tidak demikian kita perlu memahami manusia Indonesia ini sebagai
putu arsitek kita'
iuaiuusin,, dari kepirnotii^u "Barat" melalui sejarahnya
satu kenyataan sejarah, dan bukan sekadar sebagai gejala
Demikianlah ketika ar sitek-arsiiek sendiri dan mulai
konsumsi bagi nalar ontologis kita. Kalau benarlah pendapat
yang unik sampai o*;';;l-;t'*t-kejenuhan k\ta Mohtar Lubis bahwa manusia Indonesia sekarang ini munafik,
nrentrleh t.
"'ruusr' Xos' atls Kosali" d'qn "Hasts Bumi"' maka dari titik inilah kita mesti mulai. Begitulah kalau
aclalah suatu loncatan budaya
pun rnuiai menolclt k;;;;' lni benarlah pendapat Niels Mulder bahwa manusia Indonesia
<rlch,Jean Jacques Servan (maaf, baca dalam hal ini: Jawa) itu rasional tapi irrealistik,
yang jatrh sepertr 1,'tlgJi""i'rkan
Schr*iber dalartt u;i"';;;';
The wortd Challenge" untuk maka dari sinilah kita mesti mulai. (Supaya tidak terjadi salah
nremperkenutttun ttintioil puau' informasi (Mikroelektronika) paham, buru-buru harus segera saya tambahkan bahwa itu
uerkembang sambil melom-
ke desa-clesu n.rtt'-L"*tfi'ttJurrt adalah tangkapan yang terlalu simplistis dari kedua orang
pari suatu *uru r*1*r"f, yung punjung yangtelatLit'.t-:lll:t tersebut, dan karenanya bersifat nonhistorikal).
negara-negara
gutui yakni tahap teknologi "Newtontan' Demikianlah kita perlu mengkaji suasana setiap orang men-
oleh
i*t notogi paclat energi habis
pakai'. i. mernilil' jadiarsitek bagi dirinya, suatu kelompok masyarakat mengar-
bahwa manusia memilikt
Servatr sctrreitrei s"a"g"t t''i*is. telah siteki sendiri kebutuhan pengaturan ruangnya, "folk architec-
kemampuan ooupiu'i*r'i"g
r'"t biasa' vang memangdaram ture" masih dimungkinkan tidak untuk mempreteli faktor-
yang paling seramat -
membawanya rnenjacli spesies nya kemudian mereka-rekanya, sesuai dengan keadaan
seleksi evolusi ufu*-";ouh
ini' .Pertanvaatl adalah: Apakah sekarang jeneh kalau begitu tidak perlu kita kehilangan
yang jauh dari "Cukure -
tidak akan teriadi akiLat samping kemampuan untuk membangun Borobudur, atau Prambanan
memangielah siap merasuki
Shock" ini? Atau, apakah kita beribu-ribu sekarang. Kejadian ini diperlukan untuk
fungsional (menurut tahapan
kebudayaan ontol'o;';';ampai. menghidupkan kembali sesuatu dalam diri kita yang telah lama
perkembangun u'iivu *"n"iu
diri.van Peursen)? Apakah tidak kita perdi dan openi dan yang sekarang ini sungguh-
nt uk memahami' meramal' sungguh kita butuhkan: Kemampuan memadukan "Jagod
fungsi- fun gs i ilm u"p'Jrigetih i; .u
akan menjacli sekadar "Black
dan menga,u' g"ruiu in'i tiOat gede" dan "jagad cilik" itl. Kemampuan ini bukanlah kemam-
Misi"" modern tli tangan kita? tradisi adalah tolehan
puan yang bisa diusahakan dengan belajar dalam pengertian
Demikianlah,i"i;;; kita kepada teknis' tolehan historis'
menambah pengetahuan dan keterampilan, tetapi terlebih-lebih
tolehan
budaya (mertinyu),"i;;;k"; dengan cara mengalaminya sendiri. "Experience the evidence",
;;;1;i"" sekaclar tolehan ontologis! istilah yang dipakai oleh Ronald Laing. Artinya, tradisi
bukanlah menjadi suatu objek yang dikaji, diteliti, tetapi
[,andasan Arsitektur Indonesia
Ada di Sini: terlebih-lebih didekati, dicintai, dihayati. Arsitektur Indonesia
Manusia lndonesia SePenuhnYa' bukanlah merupakan sekadar terjemahan dari gagasan-gagasan
pernyataan ini demikian: dalam wujud bangunan-bangunan; atau sekadar teori yang
Semula saya ingin merumuskan-
ada di sini' di kepala kita'
Tetapi diaplikasikan, atau kata yang ditindakkan atau keyakinan yang
Landasan u,ri,*xiuiinJun"'iu kita pada
menggelincirkan
pernyataan ini aXuniu'lalu mudah
157
156
7

diamalkarr" Ia nreruql:rk,ln wujud clari proses metaorphoses


manusia lncJorresia. Kelrornpottg hanyalah sisa dari proses
metamorpho.ies tersebrrt, seperli barangkali luga ioglo atau
daro gep,tk"tetapi ke Inclorresia itu sendiri adalah proses pen-
ciptaan yang merupa kan suatu kontinum dari masa
Borobudur. Mesjid l-lernak" sampai ke kotak-kotak korek api
yang berjalar sepaniang i:rlan '['hamrin di Jakarta. Merumahi
komputer sama clengan rnentenuhi amben, memenuhi istri
sama dengan nrerumahi para sekretaris. Tetapi kearsitekturan
adalah keseluruhan penciptaan yang menghasilkan data-data
program dari konrputer yang dirumahi tersebut seperti
dahulu kearsitekturan adalah keseluruhan proses
-
penciptaan
t3

yang merumahi kehiarga Kramaleya. Dengan demikian kita a)

tidak akan berharap arsitektur menjadi semacam Badak Jawa


yang langka dan mahal harganya, yang hanya hidup karena "rc

kita sedang obsesi ekologi dan pelestarian alam, dan bukan E


karena rnemang badak itu berguna. f)engan singkat, arsitektur
Indonesia adalah arsitel*lur yang memproses lahirnya rnanusia \.{
Indonesia yang sangat !

- suatu meturnorphose kebudayaan


luar biasa pada masa ini" Arsitektur lndonesia bukan sekadar
t
penerapan nilai-nilai Panca Sila dalam kaidah-kaidah peren- a)
canaannya, tetapi ialah yang menghidupi nilai-nilai tersebut. o
Demikianlah kebhinekaan adalah kondisi nyata yang
memperkaya arsitektur Indonesia; sementara keekaan adalah
^s
jiwa solidaritasnya. Derrgan kata lain, arsitektur Indonesia o
U
adalah arsitektur yang solider dengan nasib bangsa Indonesia. $l

Sedangkan akhirnya dirasakan, betapa para arsitek "harus


peka dan secara tepat menundukkan dirinya jelas-jelas pada
situasi perubahan-perubahan sosial yang sedang terjadi".
Dan itu berartijuga "mempersiapkan generasi (arsitek) baru,
yang siap menghadapi problema besar dan nyata yang akan
datang".
Tentulah kita berbahagia mendengar ungkapan-ungkapan
keyakinan yang sejuiur itu; masih penuh idealisme dan tekad,
serta tanggung jau'ab. T'inggal apa yang dimaksud dengan

158
r59
yang akan datang" itu; "politik
III.6. PUDARNYA ARSITEKTUR TROPIS
"problem besar dan nyata mekanisme agar "sektor INDONESIA
resmi yang bagainrana'*t"*t'" '
ttaAitional" kedua-duanya sama-sama Oleh: Ir. Andy Siswanto, IAI
modern sekaligus vang
dan adil dilayani' Vu"ng
jttut' s-alB lsitek masa kini bukan
lagi sekuas u ttou,*)'n; e; iio* auput lagi (bahkan tidak Ratu
Dewasa ini, bila kita menelusuri desa-desa, kita akan masih
Semmut di samping Sri sempat menyaksikan sisa-sisa permukiman yang adern ayem,
sepantasnya) bertinJal-'Lpttti
sejuk, dan semilir. Pekarangannya luas, dengan tanaman keras
HatschePsut. . -:L saja' yang serlng
satu pihak yang rindang. Pagar pembatasnya samar, sehingga tetangga
Sang arsitek hanyalah salah
di negara berkembang untuk
tidak sangat kuasa' iJiiii*t*u juga kiri-kanan maupun depan masih bisa bercengkerama ramah.
sarjana-sarjana bidang lain Rumah-rumah dibangun dengan material alami. Walaupun
menentukan arah. Slperti yang
demikian. Namun Vung
pttfu dip.erhatikan ialah' apa acapkali pencahayaan dan penghawaan agak gelap dan lem-
,.o'll;?"ilU;i' sdr' lr' Bondan Hermani bap, tetapi secara umum pergantian udara cukup dan bersih,
dikatakan ot.t
sekarang' arsitek baru dididik' mengingat dindingnya yang transparan; dan suhrr yang
Slamet M.Sc, batrwa lampui pro-
dan dipersiapttun unt'X
*trrggut'p "hasil akhir dari suatu dirasakan pun sejuk nyaman.
dilatih
ses komplek., vuxni'vung
diiiut b'ng"un; dan belum Seiring dengan proses urbanisasi yang demikian cepat dan
hasil akhir tersebut"'
mengenal proses ,"'* ilttUuahkan. pendidikan ke arah itu tidak
terjadi hampir di semua permukiman di Indonesia , maka di
Namun dari pihax iai;";;;l;h sini terjadi pula degradasi kualitas ekologi, khususnya pada
fagi, memanglah definisi ar- kota-kota besar. Eko Budihardjo bahkan menuding (Kompas,
akan terlalu berat?lurri:.fut
dan sebagainya itu perlu 8 November 1986), orang kota makin tipis kadar kepekaan-
sitektur, arsitek,'tugu'"*titek dirinva
direvaluasi rugi; rnt'itii't
rn'i senoiri: nya terhadap lingkungan. Banyak lahan hanya dijejali rumah-
'''mendudukkan
perubahan sosial yang sedang
puau rumah, dengan sosok yang tunggal rupa. "Bunuh diri eko-
ielas-jelas 'ituu'i""U"n"" kaum Sthapati-Sutradhara
terjadi". tni tuga;;i';;; dari praxis' tetapi tebih
logis", katanya meminjami istilah dari seorang ahli lanskap
generasi penerus' Baik dalam'-tl-11j3* J.O. Simonds.
secara ilmiah'
pentingi dalam pendasaran teoretis Salah satu aspek dalam ekologi kita vang pentinpr adalah
iklim. Iklim sejak zaman purba selalu memainkan peranan pen-
ting dalam kebutuhan permukiman. Setiap benua masing-
masing memiliki spirit of placenya yang khas. Mereka ter-
polarisasi dalam lokasi-lokasitertentu, di atas permukaan bumi
yang berbeda-beda. Dan rumah, kampung halaman, tanah air
pun terjelma dalam ujud ruang dan bentuk arsitekiur per-
mukiman yang khas sesuai dengan iklim masing-masing . The
spirit of place is a great reality, kata D.H. Lawrence.
Arsitektur nenek-moyang kita juga bereaksi secara khas
terhadap iklim. Rumah-rumah panggung terbuka adalah di-

161
160
7-

1921. Berdenah teater Romawi, tapi seluruh ekspresi arsitektur-


sain asli mereka, dan terukir jelas pada relief candi Borobudur
nya adalah arsitektur Jawa dan tropis. Harus diakui,
dan Prambanan. arsitek
Belanda pecinta arsitektur tradisional Indonesia yang
Iklim lndonesia dikategorikan dalam zona basah-hangat pal ini, ternyata sangat serius dalam penyiasat-i
menyem_
dan Filipina' itilm tropis.
mirip iklim di Amerika Tengah, Madagaskar' Berekspresi Indonesia pula!
tropis
rriiiit, yang populer dipakai adalah iklim 23oC dan lembap'
rata-
i.rnp.*,ui maksimum nya 32C, minimum 400 Watt/m2' Arsitektur Tropis Indonesia
rata 27oC. Kelembapan 80 persen' radiasi
yang relatif berawan'
iluminasi 15.000 kandela pada langit Sejak kemerdekaan,.yang laku adalah gaya arsitektur
sub_
urban Eropa tahun 20-an. Gaya modern mulai disenangi,
di_
Arsitektur Hindia'Belanda jiplak tanpa imajinasi dan meremehkan
iklim tropis. e.rii.ltr.
tropis kolonial pun mulai memudar. Arsitek Silaban dan
Angka rata-rata di atas memang tidak terlalu merisaukan
baik kawan-kawan tampil sebagai penyelamat dan berusaha
bagi lingkungan tradisional, yang ekologinya masih secara
yang alami' konsisten sampai akhir hayatnya untuk menghadirk
dengan liahan yang longgar dan bahan bangunan un i_
Gaya sitektur tropis Indonesia. Dari segi kenyamanan termal,
w;i; demikian, tuin tluinyu bagi para penjajah Belanda' beliau
arsitekturneoklasikdangayaarsitekturborjuisiBelandaSegera
cukup berhasil, tapi tidak cukup berhasil dalam
dindingnya mengekspresikan,,lndonesia,,nya, karena tetap saja
disesuaikan dengan iklim tropis. Plafonnya tinggi, meran_
cang dengan idiom arsitektur modern, dengan kekhasan
i.Uut, trbu,tg ventilasi ditempatkan di berbagai sudut'
Pada
Yang louv re- louv re pada focadeny o.
rumah tinggil, jenclela-jendela lebar berkisidiberi tritis.
'

yang sangat luas' mencakup an- Era awal Orde Baru adalah cara era semakin memudar_
menarik adalah berandanya
sebuah konsep nya arsitektur tropis. Ia digilas oleh arsitektur
tara25 sampai 35 persen dari luas bangunan' modern ber_
pada arsitektur AC. yang dirancang tanpa AC pun seakan_aka,
ruang hasil adaptasi terhadap ruang serambi _.tuputun
aspek tropis, sehingga pada suatu saat kita ,..r.nrut't
tradisional Nusantara. Antara rumah induk dan dapur/ ug.,
hadirnya sebuah desain, yang dikerjakan ,,raksasii,
bu,gununkecildihubungkandenganselasar-selasarterbuka. lenqa1
Paul Rudolph, yakni gedung wisma Dharmala
Arsitektur kolonial itau arsitektur Hindia-Belanda ini di Jakarta.
pribumi' san- Inikah arsitektur tropis yang Indonesia? Saya U..p.nauput
kemudian menjadi orientasi bagi para pedagang
tidak. Karena seluruh bangunan itu dirancang dengan gaya
tri, Cina, dan priyayi. Pada tahap selanjutnya banyak rumah
internasional, dan seluruh bangunan menggunakan
sakit dan sekolah dibangun dengan gaya serupa' sistem
penghawaan artifisial. Lisplang betonnya
Diantarakarya-karyaarsitekturtropiskolonialini,ter- yaflg miring
yang lndonesia' barangkali memang memberi citia tropis, tapi jeLs
nyata bisa kita jumpai jenis arsitektur tropis Uefuri
menunjukkan "tropis Indonesia,,
Ambilah conroh kimpus ITB (Institut Teknologi Bandung)
yang dirancang Mc. I-aine Pont' Yang sangat lndonesia dan
Lerrungsi untuk sosial budaya modern adalah Teater
Sobokarti Fisiologis dan Psikologis
Dalam kerancuan proses pencarian arsitektur
di Seriarang. Ini dirancang oleh Thomas Karsten dengan donesia, seperti sekarang ini barangkali perlu
tropis In_
konsep yang sangat menarik "Daripendopoke teater
rakyat"' tcita simat< tagi
pada tahun
seperti vung Oiu tulis dalam sebuah artikel di Jawa

162 163
pat yang lain baik ruang satu ke ruang yang lain, baik ruang
perancangan' ?ltit:-Y:,: di
Indonesia'
kepentingan kita akan troprs'
dalam bangunan maupun ruang lingkungan dan kota, semen-
,"r* U.*.-benar tnemperhatitcalfisiologis'
it<li1 Yang masih terasa tara ekologi khususnya di kota hanya semakin ganas saja,
Kepentinga" rt";;;;Jaiakr menurut oenelitian Mom
dan maka tampaknya sudah tiba waktunya diadakan perencanaan
nvaman bagimanusra Indonesia' nvaman dan dan perancangan arsitektur, untuk lebih memperhatikan
wiclsebrorn, terdiri ffiil;
*;;egori vattniseiuk' faktor-faktor iklim tropis, seperti temperatur, kelembapan,
yang efektiI
UJngun harga temperatur kecepatan aliran udara, dan radiasi panas.
hangal. Masing-muSng
2o:;"2:;;'s c' aun 25'8 c' Ambang atas Untuk memperoleh temperatur yang dirasakan (temperatur
ambang bawah karena
berperan kunci di sini'
hangat 27,1 C" Aliran udara uap alr efektif) nyaman dan pergantian udara bersih yang cukup,
pernapasan' nrengalirkan
ia memasok oksigen dntuk konsenirasi gas' bakteri sebenarnya muskil bila kita hanya mengandalkan buku suci
yang berlebitta" oun semacam standar penghawaan alami. Faktor-faktor di atas
"l;;';;"*tangi suhu' juga membantu
:u# #tnoing]ntun masih bergantung kepada banyak variabel: Orientasi,
dan bau, aun
o' Laporan Mac Pher - topografi, permukaan, bangunan-bangunan sekitar,
"
ilil:l, ,[il'f:i#il:tl' iiplkol: ?s.Australia' yang diulas
Tropicot
konstruksi, bahan yang dipilih (mempersoalkan daya absorbsi,
son, Enviro n*'n'oitoiii Australia porositas, angka isolasi, kapasitas termal), dan sebagainya.
Architecture in Tropical Jadi arsitektur tropis sungguh bukan sederhana. [a harus
Belwant SinghsainiOatam
1970) memberikan bukti-bukti
(Melbourne Uni"tt'ity Press' o'it" ditekuni dan disiasati mulai dari tata letak pada perencanaan
l:itil-;;;*unun lingkungan
menarik, bahwa 'ti-tl':
tropis' kelelahan troprs oan
tapak sampai dengan tata bentuk dan sistem peruangannya.
mengakibatkan ;;;;;it lain lesu' lemi::'"
Banyak karya arsitektur kita telah dirancang dengan
neurasthenio tropir. iimtomnya -antara bertanggung jawab' pendekatan arsitektur tropis, khususnya pada perumahan
kurarg
ingatan aun tton"nt*'i' "p*it' dan sebagainya'
golongan menengah ke atas. Bahkan di sana sini ia telah
mudah t"r,inggu"g; ;;;t: paranoid' mampu menampilkan diri sebagai arsitektur tropis yang
Kendalat<itaptrtn;;ffi'riengalamiketidaknyamananter-di kelas' di beridentitas kultural Indonesia.
mal dengan it'!'ii'it""uui ai atas' Entah di kantor atau Walau demikian, masih jauh lebih banyak yang belum tergarap
'u'"
pasar, di eeoune;';;;l?l' S1-?':'nop' dengan baik, yakni lingkungan dan perumahan golongan
Dan kita
di lingkungan kiia sendiri'
barangkali ai tt"'iu[ aan kan- menengah ke bawah, juga pada bangunan-bangunan umum
suasana tesu di berbagai
juga masih Uetumiattu' apakah ini' tempat mereka bekerja, belanja, belajar, dan kuliah. Ruang-
ketidaknvamanan termal
tor juga aixuttnurt?;plifi pada permukrman ruang terbuka pada lingkungan permukiman dan kota, juga
Jut"putnva tentu
Yang bisa dipa'ti;;;:'u[u macam semakin moderat, gersang menyengat dan langka. Padahal di
padat yang iorok' perumahan
kumuh, p..ku*pungan sanalah mgreka berinteraksi sosial dan mereka berkreasi
pt"ncanaan-tapak dan desain
BTN di tengah koia' yung barangkali? dengan rumah.
rumahnya ututiran' Juga rumah 'utun' Arsitektur tropis Indonesia yang memudar, semestinya
'ungui dibangkitkan kembali.
Dibangkitkan Kembali tiba'
hari'ke hari sampai ajal
Mengingat hidup kita dari ke tem-
u"tgtrak dari satu tempat
toh hanya uttun't'i]'t!"gui'au'
165
164
BAB IV tanah dilakukan dengan
teknolosi v
ARSITEKTUR DAN MASYARAKAT nya,dan,uaJ-Ji',ii;;;iffi:?J#?fr
masa sekarang rnaupun
r.nautunglAlasan-alasan
:l,,X},lj,l::i::;
ini .sebenar_
IV.l. KEMBALIKAN ARSITEKTUR TRADISIO. ;Il; :H:.il',Tff l,*:.u i'" u'"'i"iu p,ta uaei,.e;; #;..*
NAL KEPADA MASYARAKAT
Oleh: Ir. Johan Silas, IAI
Arsitektur Tradisional
?
Apakah arsitektur rumah
sional? Kalau ya, apakah
tanah.ini bisa dianggap
Peserta seminar Bahan Bangunan Ekonomis di Paris diun- .u*uf,-i'irbu_daduk kita juga tradi_
dang pula meninjau per'umahan di kota baru L'Isle d'Abeau tradisionar dan patur tidak
unruk aiu.r"r,ir_ra
dekat Lyon. Perjalanan di sana ditempuh dengan kereta api memenuhi persvara(an dengan mud-ah bisa
,umah_tanuh pran.i,
TGV berkecepatan rata-rata 250 km/ jam; berkat teknologi yure punya TCV rerap di atas. Kalau
llT:,r ba -.::
super maju (iarak Surabaya-Jakarta bisa ditempuh hanya ru m ah r a n a h,
s.tonal agar dapat
_
apa k a h k I ; j, ;; ;r"d#il:ff,
ftili;,T i.T f,
dalam waktu 3 jam). Yang dibanggakan di kota baru tersebut r.rO..itl;';;;;,
daduh ving 5ld!h,,airoa.,"nl;rt
adalah rumah, yang hanya terbuat dari tanah dipadatkan.
;:"r-11"._l l: I bam b u_
Rumah tanah ini dianggap pula menunjang perkembangan
masa depan kota baru tersebut. Kunjungan ini adalah gam-
'#,!:"X::{; :{:e r d' A
P P t i c o;'
";
; ; El,1 I I.i' fff ;
7::;
baran yang kontras, antara kereta api super-modern dengan * ;; il : f;L[r,l#; : i:L'", 3n
y ;,,, uun e,, u,' *lL o
rumah tanah primitif yang lebih pantas untuk negara miskin guna di tepi iari ba.mbu repar_
dan terbelakang. Bentuk rumah tanah ini memang sudah
ilrr'.jfr;";,-].,:.l]"h
Gede,
pusat kajian. ---v' IJlr tu puta aloukung menjadi
sebuah
umum dipakai penduduk desa tersebut. Agaknya ini bukannya
perkara ear
Ada tiga alasan utama mengapa rumah tanah tersebut i,,'"',r
dibangun sebagai bagian dari perumahan di kota baru yang frilf,l'X,l iTllf,.Tq.., i.r., ; ;'[:ll,i",[i ?,?:';]lf
modern. Pertama karena sangat ekonomis baik dari segi biaya d, d, r k ;;;H;, il#:XXJ'tf
,,1

membangun (l/3 harga konstruksi konvensional) maupun banya_k ti.:iX


dari mereka I:trffi
adalah urbanis miskin. k4f .
kesesuaiannya dengan iklim setempat (bio-climate); sehingga Ada baikn" o:ll,gif:i, ;;';*i'embangan
hemat energi. Kedua karena tidak merusak lingkungan, sebab arsirekrur
tanah dan bahan bangunan lainnya yang dipakai mudah didaur ii:Hffilji:;Hp.ktir
hlstoris. {i,u^r,.,uuri
ke abao iir
ulang dan perlu sedikit energi dalam proses pembuatannya.
Alasan terakhir adalah turut melestarikan warisan budaya :tr*il, *:#,ffi[,i[::f ilfi Hl {*;l rfr#
setempat; Prancis memang bangga dengan kekhasannya
sendiri.
11'.n,
cratans;
r, *' il;;;ffi
ada pecinal: *::ffi
ii
*,"tlrr*;;;:
ffi Hi jill ml;:i:i
sebagainya. Tenru jusa Loji Beland?, dan
Rumah-tanah yang baru lebih tinggi dari yang lama (tiga a{a i.u.i noio*[netrp
dengan pasar
iAu puJ"rr;;;".;
dibanding dengan satu-dua lantai) pemadatan dan konstruksi Eesarnya. Di Timur
rarukan,c.nt.ne,iusahn:K;;ffi
:;i;::*UilJ:T.,fJ;
166
t67
tempat para pekerja. Dan kalau mau ke Kraton lewat timur
harus lapor pada patih dan melalui pintu Lawang Sekateng.
Sedang di Barat ada perumahan para pejabat, seperti Mas
patih, Tumenggung, Prabu, Ronggo. Dan untuk ke Kraton
bisa langsung melalui pintu Butonan, tanpa aling-aling. Sebelah
selatan ada taman Teratai Putih (Tunjungan), ada pengawal
kraton (Ketandan) dan sekretaris kraton, yaitu Carik. Dan
tentu juga tempat tinggal Keputrian, sedikit di luar batas
benteng Kraton.
Sistem pertahanan juga ampuh, di timur ada sungai yang
dikawal para pande besi, dan di barat didirikan tembok-
benteng. Di sebelah selatan ada pengamanan berbentuk siput
urang (Kupang). Tentu tak lupa Baluwerti untuk
mengamankan kawasan Kraton. Sampai-sampai tentara
t)
Mataram yang dipimpin tiga orang Jenderalnya tidak ambil
risiko melakukan serangan militer. Surabaya ternyata UO
dikalahkan dengan senjata ekologi tanpa korban jiwa manusia AAL

sama sekali. .ai


!pB
Untung nama-nama ini masih lestari sebagai nama kam-
pung dan hingga kini masih bangga dipakai oleh penduduk
\s
.d
ist:
setempat.
Saat ini Surabaya mungkin kota terbesar, penduduknya
*\c s
tidak kurang dari 50.000 orang. Jayakarta dan Bandung masih a)U
'Bs
merupakan desa pantai dan pedalaman. Surabaya dan l!
Yogyakarta belum dibangun. Sayang tak diketahui dengan \\l
pasti bentuk arsitekturnya. Tetapi menurut catatan para v'
musafir barat abad berikutnya, Surabaya dengan gaya
bangunan Jawa ("modern"?) merupakan kota yang indah dan
menarik. Melihat tata kota Jawa yang diterapkan secara kon-
sisten kita bisa berspekulasi bahwa arsitekturnya juga Jawa,
seperti yang kini kita golongkan tradisional (versi Centini?).
Namun yang seharusnya tradisional untuk waktu itu adalah
bangunan seperti pada relief candi-candi Jawi, Surawana,
Jago, dan sebagainya. Bentuk ini sudah diungkapkan oleh T.P.
Galestin dalam disertasinya (1936). Tidak mustahil kalau waktu

I68
t69
itu juga ada kritik terhadap bangunan Jawa-nya Surabaya (kini Kalau mencari kaitannya
kita sebut "tradisional"). dengan masyarakat papa
kita barangkati mutai ;;", ini, maka
Setelah perjanjian Gianti, Surabaya dikuasai Belanda. perangkap persepsi yang ;;;"'n,ru berada dalam
Salah satu usaha mereka adalah membangun "Kota baru" tidak attuai
pada Renaissance, untuk menampung para penguasa baru. Arsitektur yang Aktual
Bagian kota ini masih ditempatkan di utara Kraton. Lalu posisi
Apakah arsitektur Indonesia
Kraton diganti oleh Rumah Gubernur yang baru. Rumah- memang belum hadir?
tuk mencoba menjawab p;.i;;;;un'ini Un_
rumah kota dibangun dengan gaya londhuis Belanda. Tamatlah pertu kerangka ber_
pikir tertentu. Diajuka"
eksistensi kraton dan arsitektur Jawa yang sudah mulai tradi- ;;j;;ffi; krasifikasj yane mudah
dipakai dan mudah air".*t""'lUj.tnru.
sional tersebut. Lunturnya penghargaan terhadap berbagai pola Katalan
klasifikasi Kampungan-Gedongan-iu-prrun. ada
bangunan Jawa setempat dimanfaatkan lebih lanjut dengan Dan karau Ar-
sitektur yang Indonesia,-;iiil^t.i
didirikan perguruan teknik, mulai tingkat rendah sampai tinggi pu.umeter
Iingkungan, taranan uurrun_uiuil.i.ru_pitun tatanan
yang modern. Di saat kita baru merdeka keadaan ini tidak dan tatanan
gaya-hidup, maka seben".nyu
banyak berubah. Demikian pula setelah kita mulai di kampung, kota, maupun
arJ,.iiu. maon.sia sudah hadir
menghasilkan arsitek-arsitek sendiri awal tahun enam puluhan desa. pada arsitektur kampung
telah terjadi hubungan yang
belum juga banyak menolong. Padahal di antara sarjana- pas, ,..ur,, dan seimbang
ketiga parameter tatanan dari
sarjana tersebut ada pula yang memperdalam ilmunya di luar
gedongan juga ada,,terutama
t..r.Urt. a.ri,.t,r. Indonesii yang
negeri. Oi ta*asan Real Estate.
dalam barasan sendiri Mereka
Baru setelah pembangunan yang dilakukan irg" prr'J.#
secara
sistematis melalui rangkaian Repelita dan berhasil, kita lebih
( yan
s u ur,un,' 1.. A c),
por) dan ratanan gaya
i;;;; ffiT jlH:L #i,::iffi:
:,
hidup ,d.il;;';"tam cerita
sadar dan merasa kehilangan sesuatu yang berkaitan dengan yang ada di dalam kaset video
ciri dan identitas kita. Pencariannya diarahkan pada warisan rumah_rumuh t..r.Urt.
Lalu kita perlukan puta.
tradisional. Padahal kita belum punya pegangan yang man- ketomfoU'rur, ..lakukan
kritik dan mungkin kajian,
tap untuk memilih kekayaan budaya/rumah adat kita, agar ymRai f.onr.iiu"iirasi bagi arsitektur
donesia; ini urusan In_
dapat menuju ke arsitektur beridentitas Indonesia. Mungkin f.l"_o"t'tlrrrrran. Tenrunya pelaku
kelompo k terakhir.ini
pula para parameter yang dipakai masih dominan dipengaruhi
oleh warisan persepsi lama yang kurang pas.
yang kampungan :*F;".eJr"i.unu
br:a saja
kampus, seperti
seorangsarjunu yung banyak
di kampunS dan mengutak-utit"senoii diam
Agaknya, arsitektur yang tradisional atau tidak, bergan- kategori arsirektur tnaonesra'-ilJi;, rumahnya. Ketiea
tung kepada jarak rentang waktu yang cukup. Perhatian akan rerus had[.
Masalahnya kini, bagaimar",Ufr,
diarahkan terutama pada bentuk yang lebih banyak unsur lama
hendak kita teraokan, pada ,-*rsi dan prioritas yang
dari yang baru. Akan tetapi mengapa harus tradisional yang keriga ,ollnrun yang
telah ada,
dimasa mendarang. ruluan;;;;;;;ndak
ini? Di mana letak signifikannya? Apakah kita telah populasi mana yang kita capai. Dan
terperangkap pada konseptualisasi yang ilusif? Dan bagaimana teruta.i r,."a""[ilta tayani. Lalu
tervensi apa yang harus
kita Uf.rf.u" ilf,adap
in-
dengan kelompok besar masyarakat kota yang harus membuat *. ketiga parameter
rumahnya sendiri dengan sumber daya seadanya dan paspasan?
ffi:'j.it ?f;fi;lercaeai vang a;il*,11' i,1, -u.uruh yang perru
t'70
171
I IY .2. ARSITEKTUR MASYARAKAT TRANSISI*)
p.ertemuan ilmiah untuk
Disetenggarakannya berbagai
membahas,qrsitetctui ituJitio"nur
di lnclonesia' merupakan Oleh: DR. Umar Kayam
pertemuan yang disiapkan
kesempatan yang baik' Namun Asas Budaya
secara tepat belum t"t'O'
Perlu lanjutan upaya yang sebenar-
kampus yang ada Jurusan Masyarakat kita adalah masyarakat transisi dalam arti
,r, a"oi aitugastta" paia berbagai piofesi" untuk tampil dengan
Arsitektunrya dan ftf"*p"t beralih dari suatu masyarakat pertanian tradisional dan feodal
Le Arsitektur lndonesia masa ke masyarakat industri, serta juga masyarakat etnik yang
rumusan efektif untuk menuju
era pembangYlun
;il;"* Mudah-mudahan dalam menuju terpisah-pisah yang sedang beralih ke masyarakat negara
juga marnpu memberikan
tinggal landas, bid;;; ;titektur kebangsaan yang lebih homogin.
konsep umum Arsitektur ln-
sumbangannya baik itt'p"
Hakikat transisi yang demikian adalah peralihan dari suatu
Termasuk arsitektur asas budaya yang satu ke asas budaya yang lain. Dalam
donesia maupun'isiem ptnditlittu"nya'
kehadiran komputer dan masyarakat pertanian tradisional dan feodal asas itu adalah
yang mampu *.nju*uU'tuntungun
atau rumah cerdas
pemroses mikro Ouiam bentuk bungunun budaya dan saling menenggang sebagai perwujudan dari pan-
(smart house). dangan dunia, world-view, yang melihat masyarakat sebagai
mampu berdialog dengan suatu jagad utuh bulat dan tak terpisahkan. Budaya yang
Bangunan atau rumah yang
sendiri' Rumusan
,.r,g[uiinva dan berpikir uniuk "dirinya" perru pula dicarikan
demikian tidak toleran dengan keaneka-ragaman pernyataan
yang tidak mengacu kepada prinsip jagad yang satu dan tidak
arsitekrur tt.aaisioriail rndonesia-
signifikannya vans wajar; baik
terhadl! tilPl vang 1e:]- terpisahkan. Juga tidak akan menenggang pernyataan
situasi konflik-persepsl an-
butuhkannyu, p.'un u"ittk dalam yang
kreativitas yang terlalu mencuat dari pernyataan kreativitas
tanggap terhadap kondisi yang diterima oleh sistem nilai masyarakat, karena pernya-
tara yang aktual dan ilusif, serta Dan
perkembangan teknologi' taan yang demikian dianggap mengabaikan asas selaras dan
terus maju, ,aru,u*u ptngatut' rakyat
f...uungtin-ultittti" tradisional kepada seimbang. Pada waktu masyarakat pertanian itu sanggup
mari kita
banyak. mengembangkan organisasi masyarakatnya menjadi organisasi
yang birokratik, teritorial, dan kerajaan asas budaya
masyarakat pertanian tradisional tersebut tetap dipertahankan
tetapi dengan tekanan acuan kepada raja sebagai pusat segala
gerakan dari jagad dan tempat menurut hierarki kerajaan.
Asas budaya masyarakat industri (dan perdagangan) adalah
budaya yang justru menghendaki pernyataan yang bhineka,
aneka ragam, bersaing, berlomba dalam kelainan sebagai per-
wujudan dari pandangan dunia yang melihat masyarakat
sebagai jagad yang disangga oleh pribadi-pribadi yang sang-
gup mengembangkan sistemekonomi yang terus-menerus me-
ningkat efisiensinya. Masyarakat yang demikian tidak akan
toleran terhadap kemanunggalan pernyataan kreativitas karena

t73
172
kemanunggalan akan dianggap sebagai menghambat kemajuan
serta efisiensi sistem ekonomi.
Asas budaya masyarakat etnik yang terpisah-pisah adalah
budaya yang mementingkan serta sangat menekankan pada
kelangsungan hidup budaya tradisional yang sudah mencapai
tingkat kemantapan selama bergenerasi. Dan karena
masyarakat etnik yang terpisah-pisah adalah budaya yang
\r
\3 mementingkan serta sangat menekankan pada kelangsungan
q)
hidup budaya tradisional yang sudah mencapaitingkat keman-
5o
tapan selama bergenerasi. Dan karena masyarakat etnik kita
FX
adalah masyarakat pertanian tradisional atau masyarakat per-
!(J tanian feodal maka kelangsungan hidup budaya yang diper-
tahankan itu adalah budaya yang mengacu kepada pandangan
SE dunia rirasyarakat pertanian yang demikian.
uo l*
S'r Asas budaya masyarakat negara kebangsaan adalah budaya
.aooo yang menekankan kepada pengorganisasian atau penstrukturan
lqJ
tSB kembali unsur-unsur yang menyangga budaya etnik menjadi
EA'
\fa unsur-unsur yang mampu menyangga secara kreatif suatu for-
:ril
is mat budaya nasional sebagai perwujudan dari pandangan
:ab dunia yang melihat kebangsaan, nasion, sebagai suatu pem-
Et \r bauran budaya etnik.
h,\
s3
o* Masa Transisi
Dalam kenyataan proses perubahan sosial dan budaya tidak
C.Y
*rB pernah berjalan secara jelas mula dan akhirnya. Tidak per-
-&
tE- nah proses itu dapat ditandai secara sangat tandas akan
='.R tonggak-tonggaknya. Bahkan juga masa transisi dari
\3 perubahan itu tidak dapat digariskan tanda permulaan serta
t berakhirnya. Dimulai dengan satu, dua gejala, "tahu-tahu',
&
nampak beberapa tanda perubahan dalam tubuh masyarakat.
Satu, dua gejala itu seringkali nampak sebagai gejala yang
lepas-lepas dan seakan tidak ada kaitannya satu dengan lain-
nya. Tetapi sesungguhnya mereka adalah unsur-unsur budaya
dari jagad yang berlainan dari jagad mapan yang dimasuki
unsur-unsur tersebut.

175
174
Demikianlah dengan kedatangan masa transisi masyarakat sebagian dari padanya
kita. Masa transisi itu bukan dimulai pada waktu gerakan na- untuk dijadikan bagian
mereka yang baru' dari gaya hidup
sionalisme Boedi Oetomo atau Sarekat Islam atau Soempah et t.iun] ffi; kras rnenengah-hirokrarik
Itu, terurams yan{ Ol"n
Pemoeda akan tetapi secara ironis justru dimulaijauh sebelum- .fawa,.aOJ"n,;r*o kelanjirran
masyarakat perr a n ia Aari etit
nya yakni pada waktu penjajah Belanda menggariskan suatu n traAi., ionrjla ng
fec,cta I Mereka
" masi h
kebijaksanaan untuk membuka perkebunan-perkebunan "i:
il}} :.ff#,lJ -q:li;;; ;il'asa, bu,r ava masyara kar
komersial di Jawa dan Sumatra. Kebijaksanaan itu telah
merobek struktur sosial banyak daerah pertanian tradisional
di Jawa dan Sumatra, menambah jalan-jalan darat dan kereta
ili: il: t*}"X' y il [], ll t;", lil,i ::: i it.;: ]I
I
I mi ;r
api, membangun kota-kota dan kota-kota antara dan yang
mereka ."ri; ;;ff;;#?ilt .',ilTarr
sansar p.,,in[.",uur.u
Belanda yans "cas-ci, ;, ;;il;::::lT
tidak kurang pentingnya membangun jaringan birokrasi yang kekuatan-kekuatan gaih
.,,;
lii#ffi ff ?ilt;
lebih besar dan luas yang mesti diisi dengan tenaga pribumi bacl.dy pelajaran yang meskiprn,'t,,,Lu-flrku valre rriereka
dan sudah tentu dengan demikian dibukanya sekolah-sekolah dia.jarkan mr
posi ti v is m e da
dasar dan menengah yang terbuka bagi anak pribumi. 1
keluarga dan derrgan
n ra.sio n a"r i rr,.l
demikian"*rr
i, :fflX? iIffil j:lffif
i
Meskipun hingga sekarang masa transisi budaya pertaflian ke jagad yang utuh percava i*,rrJo.ring
,l meskipr" b;;;;;,;ln ",rrif.r,
budaya industri, serta masa transisi budaya etnik ke kebang- percaya akan kara-kara o..nro, i,,, *,*,*r,o
saan masih berlangsung dan masih jauh tanda-tandanya akan
{
\ seperfi ;;;il;:;r,,,, iugu
.,kornperisi, ,,t,ru_
1i sionalisasi" dan,,ekon;;;;,.'*;;
berakhir, gejala permulaan transisi itu, saya kira mulai nam- m enenga h bi rok rat i k ru',g [.,r*;,
pak pada waktu pemerintahan jajahan Belanda harus memikul
,l Jawa, yang meskipun ;]l;l:.,
?,, ;_ ;11;,i;: li,r:,;;
konsekuensi yang jauh dari kebijaksanaan komersialisasi rictat .**.ilu,,ng heban
seberat sauclara_sa.arrr hurlava l.eodal
perkebunannya itu. Konsekuensi itu adalah semacam "wester- yang di Jawa dalam
r.r*iil:ri; toh rnirirr mereka
nisasi" terbatas yang bahkan bisa dikatakan sebagai "wester- hal kc,terika',J,l ,f*o'
ketuarga dan
lagal perranian ,.r,li.;;,,;i.l;i:
nisasi" yang reluctont , yang dengan berat hati dilaksanakan bersikap mendua juga.dalam :,[ff;, [iX,T:;
oleh Belanda. Akan tetapi, apa boleh buat, itu semua perlu u:r:r. budaya masyarakat *;.;;;;; dan men),r:r.ap rrnsur_
demi kelancaran roda administrasi penjajahan serta ad- ird,;;;;i. ;;;,, peitdt
ministrasi perkebunan yang harus mendatangkan banyak keun-
ada lah zaman
nrr* *.r."' :;::l: j jji^tan, td ka rt lepang rr

puou,ulru ; ; ; J ;:,:j
tungan bagi ibu negeri Belanda. Dan "westernisasi" terbatas berarri dalam masyarakar
fiiill, i::l #,: 5:ll ruii :,ltr
itu pun mulai menyebarkan virus-virus konsep Barat tentang Jawa. Masyarakar
ki;;';;;,;;na,ada rnasvarakar
ncrranian fcoaaiy;,;;
kapitalisme (dan marxisme serta nasionalisme), liberalisme, in- dalam hierarki sosiat ,,,,lrh clirckuk rekuk
dustrialisme, komersialisme, administrasi serta birokrasi dan;;;;.;,i, ;f,
dan makin Jit.iunrun cJidrrkung
modern, ilmu dan teknologi modern, dan berbagai cabang rugi bu,ur_br;.1,.f:].,,y:
kesenian modern. Lapisan tipis dari klas menengah birokratik,
yang di Jawa disebut "priyayi", dengan didukung oleh lapisan
ilil;,f:h;ilfl I:lY'^;:;;;ffi ;';'il,i,,,X'i!i,,i{,!;
yang lebih tipis lagi dari klas menengah nonbirokratik dan non- 1,r l,*l#ffi !f,* fft.il,ff # m#,*
pribumi" rnulai merangkul nilai-nilai baru itu serta menyerap b, r;;;;'
"il
., i
ffi ff'[li.lf i I ; I ifi ffi J.Iffi? ; i *llfl
"
11

l'16
177
yang secara kolektif telah ditetapkan oleh jagad pertanian
tanpa suatu
menengah dan tinggi
dibuka bagi semua klas sosial ser- masing-masing lingkungan buda'ya etnik. Arsitektur suatu
jr;;;;; Eerbagai jabatan birokratik masyarakat pertanian tradisional organisasi kemasyarakatan
kecuali. Begiturah para ang-
sernuanya' dibuka bagi
ta militer (Peta dan iit'n";' dalanr masvarakat mulai
ditetapkan menurut sistem kekerabatan tertentu dan batas
sota klas wong t'r*).''n^(iu'"f"* { wong cilik yang hadir teritorial dari kesatuan masyarakat itu tidak usah harus terlalu
jumlah
i.elihatan p.*untlungi" u"t'' lebih jelas, maka arsitektur pemukiman, lanskap serta rumah-rumah
dalam berbagai it"iu]lg
Ui'okrasi dan militer kelihatan kerabat mereka disesuaikan dengan kondisi rersebut. Hal ini
,r.".r:"f daiiPada Yang sudah' datang' prinsip "masyarakat jelas terlihat, misalnya, pada arsitektur nrasyarakat pertanian
Dan pada waktu it'I'otrtuun Minangkabau, .Batak, dan Toraja. Sedang pada masyarakat
p.rinsip, vang ingin ditegakkan
egaliter" adalah *;;;k;^ sosial pertanian tradisional, sistem kekerabatanya tidak menurut
kita, gelombang mobilitas salah satu garis ibu atau ayah melainkan pada kedua belah
dalam demokrasi ";;;;;,
"0"" ;;;i;;'[h], Dari sudut kuantitas
secara vertikal tt' iru berjalan deugan
pihak, maka arsitektur pemukiman, lanskap serta rumah-
gelombang itu, p'J"' clemokratisasi terjadi suatu gejala rumah mereka disesuaikan pula skenario jagad tersebut. Hal
memuaskan. Akan ;;i;;.kualitatif para anggota ini dapat jelas dilihat misalnya pada masyarakat Jawa, Bali,
budaya run, *tnu'iit-'
vaXni tidak m-empunyai atau Bugis.
mobilitas sosial vsrtikal itu
wong cilik ,un, *t']u;;;["" justru Sedang pada masyarakat pertanian tradisional yang feodal
nitai yang baru melainkan arsitektur itu kecuali harus menurut pakem skenario jagad
menggambaoftun 'uutt' 'iistem sudah mapan
hanya mengambil- ^f ift sistem ']l'-11, 'o"*
priyayi' Maka yang lahir itu
juga harus menurut pakem skenario masy arakat kerajaan
(meskipun terbelah) Jari klas alih yang ketar berlapis-lapis lapisan sosialnya. Maka pada
adalah kaunl neo
pri-vuyi yang, nrcskipun mengambilbclum masyarakat pertanian tradisional f'eodal Jawa, misalnya,
ikun tttupi karena
nilai-nilai fu*, tu,rir,' iriyayi' berlaku satu konsep arsitektur yang "bertakuk-takuk,' pula
luga baru mulai mapan
"mentradisi" ttun 'luugui klut 'ire'ekapri-voyi itu tebih "beri- dengan stratifikasi sosialnya. Ada arsitektur rumah wong
kras nett cilik di desa, di daerah pertanian, kemudian limasan, joglo,
maka ada t ecenaeru,r"gan keduclukan mereka
ngas", lebih'r';;j'"J;;"l "''tnt'upkan pasri apakah secara dan akhirnya rumah-rumah para bangsawan tinggi dan kraton
tahu crengan raja. Pada masyarakat kerajaan, yang juga memiliki pan-
daram masyarakatl'i-vr,ia"t
tit'"tf*ift'si" kita telah berhasil juga
kualitatif "o'u'"n dangan dunia serta sistenr kepercayaan yang lebih rumit dan
yang kuantitatii' canggih, arsitekturnya juga menrantulkan kerumil.an dan
sebaiknya prosesnya
kecanggihan itu.
Arsitektur "Neo PriYaYi" Arsitek dalam masyarakat tradisioual pertanian, dengan
pertanian yang tradisional demikian juga berfungsi sebagai "aktor" yang harus "ber-
Arsiteklur dalam masyarakat tuncluk kepada asas
yang mesli main" menurut suatu "skenario". Meskipun seorang arsitek
dan feodal tentulah arsitektur
sama dengan kedudukan dalam dunia p!'rtanian tradisional itu secara nisbi dapat ber-
keutuhan jagacl' Arsitektur patung' manusia dan apa tindak secara mandiri namun dia tidak mungkin bertindak
"ngui"t'oiu, i"*',tt'.
pepohonan, ikut
salah satu "sekrup" yang sebagai seorang "sutradara". Yang disebut sebagai
saja dalarn iug"iliu-n<iriah o*r.]T:
mc,jaga kelestarian "sutradara" dalam jagad begitu sesungguhnya tidak terlihat,
menrurar cra* erenga* de*rikian sketlarto
pfat<''r arsitektrtr 1'run tunrluk kepada
bangan lag:rrl'
179
178
yang fungsional untuk menjaga keseimbangan jagad melainkan
yang memerintah
suatu ir'!'isi ble hond jagad yang merupakan "perserikatan" dari penghuni-penghuni
tangarliii* Ilterupakarl
,il;il;,'-;i."',1 -L*,}1;*in ll;1, ;:IX,\ ff :[','"Ti:X: mandiri yang mempunyai vesled interest, -nya sendiri-sendiri.
tugasny'a dengan seo
Maka penghuni itu sudah rnulai menghendaki arsitektur tem-
-:::::ti:';il;,td;
sentli'! Maka karena duriukannya
sebagai
pat bermukim mereka sendiri menurut selera mereka sendiri
,i;;;t, uiiar iitr '^''""-)'i'iiitu metrinat diri mereka
tidak
'
''ak, (tt rtulah u"it"ii
' Mereka bukan selera sang sistem nilai yang membimbing keutuhan
dilanr nrasvarakatnya' jagad. Dan selera itu adalah collage seperti tersebut itulah. Sang
sebagai oranr)-orallgl'unl**u Ju'"i *t"ka sebagai
sang
bahkan mungkt. 'i;tn;;t';;;j ;4" -Ji priyayi lama yang status sosial serta status ekonominya
se ni nr a. { be sar ),., J' in'iii *] :ff,:,1'#i' fi f,ll''31,i
sudah tergeser oleh sang neopriyayi dengan susah payah
Oan
"
pelukis masyarakat tra' yang mempertahankan harga diri mereka dengan mempertahankan
0.rn"n^1' pertanian biasa
mereka pertama-tar;"
J;;i;arga desa
-"11T:Xi joglo atau pendopo lama mereka tetapi kemudian pelan-pelan
iuga hcrtarri dan :i*:1" ut
""'?iisebagat !,i'iil,"#ff karena desakan ekonominya harus mulai menyekat-nyekat
joglo atau pendopo itu menjadi kamar-kamar indekosan.
i"*r,r, itat u kernudian o'nun pengetahuan
Pengetarruan n"'"''lJ';;"'";;t;
"*-t .!l,u;
tet"anl seorang generalis
yang Atau yang sedikit punya modal akan merombak joglo
seoratlg pakar, 'tpt'iuti' atau pendopo mereka menjadi wisma alav guest house
"*pt*' naskah-naskah lanra'
rnestinya iug" t*t"il"t"1uutu dan arsitek dalam dunia per- Untuk para wisatawan dalam dan luar negeri. Maka dapat
l)engan p"ntlttt'kata
arsitek dibayangkan arsitektur priyayi yang bagaimana kemudian
ieodal) adalah menvatu
tauian t'adisional i;;;;;; ;ang sekali berkembang dari sikap terbelah dan darurat sepertiitu. Sedang
jagad tlorut' ada akan kecil kaum neo priyoyi yang sekarong sesungguhnya merupokctn
dengan dipikulnya
";;;;tresiko y'ang akan harus
'*hi,.,;;"';i;;;'uiu klas menengoh kita long baru adaloh yang sebenornyo yang
kemungkinannya f"oltnu
teibuang' dari masyarakat)
memegong kendoli selero orsitektur "moso kini". Tetapi sekali
sebagai "o"t"u"Tl' lutut dan tidak
;;t;mencuat'"titluk lagi selero yong tidak kurang terbelahnyo pula kareno neo-
kentungkin"n "'uuiu
ri*g-kungan yang sudah ditata menurut priyayi" itu adalah produk dari dinamika masyarakat tran-
seimbang crengan
n' sisi. Ini adalah klas yang menerima segala macam masukan
' a!
H:ll.'i,t1o k i t a sek arans ad1r -i::::::':,', (dan "rt#"'
i ffi feodal)' persepsi estetika baik lewat pendidikannya, kesempatan
berlainan Uet'-'t oaii i"*"J'*t^nian.tradisional kekayaannya untuk melihat perbandingan di dunia luar sam-
j3*ud, pertanian yang sudah bil mendesak, mengukuhkan kedudukan klas mereka sebagai
Jagad t itu "J"""n tlansisi yang bukan
laBi
(sedang)
"x'lu"*
mulai ra-aaurar"'-jagad
jagad begitu klas "neo priyayi" betu[. Maka segala macam arsitek dalam
"t;il: a"" ..irbang. Maka
uruh, buka" l"*i ,"i;, pula. skenano ar- segala gaya (Spanyol, Romawi, Mexico, Arab, Neo Joglo, dan
skenario yang utuh gabungan dari semua itu) pun bermunculan di tengah-tengah
tidak lagi *.ny.oiu-tun *uiditi yung mencerminkan
sitektur ,.xunu"g "l'uiut' 'Ltn*io cita rasa kota kita. Dan karena lanskap kota-kota kita bukan lagi lan-
tttU*taf' aari suatu masyarakat transisi' skap alun-alun, mesjid, penjara, rumah bupati, rumah patih,
keadaan cotlage'dari
esrerika ttu uourlil ;tt;t;;;;;ne rtull *trupakan
-uniu' merupakan kesa- dan dibalik itu kotak-kotak daerah permukirnan, atau juga
budaya yang belum tidak pernah berkembang seperti kota di Eropa dari kelompok-
macam-mat"- lagi merupakan'jagad
tuan yanB puaul'ilu'v^*[ut't''rtunr'ui n""vu adalah " sek ru p" kelompok gilda melainkan kota-kota urbanisasi justru kaum
trt uh' pe n gr"
^il.,v"'i't;;;;;tt"
l8l
180
I

"neopriyoyi" (yang sekarang mulai banyak juga anggotanya


yang "non pribumi") itu berperan besar dalam menentukan
lanskap yang centang perentang mendahului balai-kota
menetapkan city planningnyc, maka bisa dibayangkan ar-
sitektur lanskap kota yang bagaimana yang berkembang di
kota-kota kita sekarang.

Laci Budaya
Sementara itu kota yang bukan kota kerajaan yang utuh
lagi, kota yang merupakan perserikatan dari berbagai unsur,
sekarang terkotak-kotak dalam berbagai "laci budaya" yang
tidak semuanya cukup jelas statusnya. Orang berbicara ten-
tang sektor formal dan sektor nonformal dari penghuni kota,
di dalamnya masih terbagi-bagi lagi dalam lapisan-lapisan for- ?

mal dan nonformal. Urbanisasi yang tanpa rencana yang


merupakan gelombang exodus dari desa-desa pertanian tradi- rl
sional (dan menjadikan mereka drop-ottts dari budaya perta- rl
nian tradisional) telah menciptakan segmen-segmen tanpa
status, tanpa laci-budaya, karena tidak jelas status mata
pencariannya. ;l
Arsitektur apa yang bisa diciptakan bagi mereka ini?
Dan desa-desa yang makin dekat "mengepung" kota, yang :l
juga makin retak jagadnya, arsitektur permukiman dan lan-
skap yang bagaimana dapat dikembangkan dalam suasana
transisi yang semrawut ini? Arsitek dalam masyarakat tran-
sisi juga bukan lagi bagian yang tak terpisahkan dari bagian
lain dari jagad. Ia bukan "sekrup" lagi. Ia adalah seorang
pribadi mandiri tetapi bukan pribadi yang bebas. Kalau
seorang undogi, atau dalang, atau pematung, dari masyarakat
tradisional pertanian tidak bebas, mereka menerima ketidak
bebasan mereka dengan tanpa bertanya-tanya lagi karena pan-
dangan dunia mereka padu dengan pandangan dunia jagad
mereka.
Arsitek dunia transisi bebas statusnya akan tetapi tidak
bebas kenyataannya. Ini karena arsitektur sudah mntcut,

182
PERPU)TATAAX
,L MbNUK
sU
!l
terlepas dari tangan yang tidak kelihatan dari jagad yang utuh sekian dari banyak kemungkinan
dulu, dan sekarang ditangkap oleh tangan-tangan nyata, sus rer.sebur. Munskirr hambatan menuju konsen_
kongkret, yang memiliki kekuasaan dan uang" Tangan-tangan si[ap i;*;';;;, para arsirek
kemauan potititi serra
_vaig kuar ;l.f
itu banyak dan semuanya memiliki kekuasaan dan uang. Juga saan untuk menerinra pe.ranan ,;.1,.*egans kendati kekua_
arsitek itu banyak yang merupakan produk dari masyarakat rnereka ,.t ugai pemegang
sama mandat sebagai-rhli ber_
transisi itu sendiri. Banyak pula yang berasal dari klas waris ,ri, n.r,.r"rg
yang akan rnembuat q,.),rrArul arsitehtrrr itulah,
neopriyoyi itu. arsiteklur, ;;;i
rroak rrsalt berkembang
sernraw,ut.
Arsitek dunia transisi telah berkembang menjadi suatu
"propesi spesialisasi". Sang arsitek adalah sang pakar yang
makin memiliki kepakaran yang tersekat-sekat. Ia bukan lagi
seorang "generalis' dalam gaya undagi atau seniman
masyarakat tradisional pertanian. Ia tidak atau jarang mem-
baca novel, sajak, buku dari disiplin lain, mendengarkan
konser , melihat teater, tetapi menghibur diri ke disko, ber-
sosial dengan sesama arsitek, makan enak di restoran dan
sekali-kali menghadiri seminar profesi. Selebihnya kerja,
kerja, kerja menyelesaikan proyek dengan pesanan berbagai
pemesan yang "memegang" arsitektur.

Konsensus
Lalu bagaimana sekarang? Di tengah kebalauan dan
keterbelahan dunia atau jagad transisi ini apa lagi yang masih
dapat dilakukan? Masihkan ada harapan sang arsitek masih
dapat memegang arsitektur yang sudah mrucul, terlepas dari
tangan tak terlihat dari jagad utuh? Sedangkan jagadnya sudah
terlanjur tidak utuh lagi?
Saya tidak tahu pasti. Mungkin salah satu jalannya adalah
dengan mencapai suatu konsensus dengan sang pemegang
kekuasaan dan pemegang uang untuk tidak hanya mengeloni
arsitektur sendiri. Mereka dan arsitek adalah ahli waris yang
sah dari jagad yang utuh dulu. Bila jagad tidak dapat lagi diper-
tahankan keutuhannya setidaknya ia tidak usah dibuat tidak
menyenangkan untuk dihuni dan dipandang.
Konsensus hegitu sungguh lama bisa tercapai. Desakan
waktu, kekuatan riil kekuasaan, egosentrisme, egoisme adalah

In+
185
L

telah melupakan berbagai prinsip dasar termasuk dalam


KEPENTINGAN
IV.3. ARSITEKTUR DAN prinsip-prinsip dasar arsitektur. Ditambah bahwa pem-
bangunan nasional yang dilaksanakan telah menumbuhkan
MASYARAKAT*) pola hidup konsumtif yang hebat dikalangan kelompok elite,
Oleh: Permadi' SH maka dunia arsitektur juga terpengaruh. dapat dirasakan
p.t?fu:i yang berdasarkan
sebuah semakin banyaknya karya arsitektur yang melibatkan para
Arsitektur adalah sebuah arsitek, yang tidak lagi sesuai dengan disiplin serta kode etik
d i, i;, i;';;, *l if mfll;*;:L:f *f' 11':'l.ly
fikepada profesi yang ada. Bahkan terlihat adanya arsitek yang tidak
kegiatannya' Deng terikat kode lagi mempedulikan disiplin ataupun kode etik, melakukan
tel ah
kepada di si pli n lane .d:t:.k"1'1lll";i.#.;i,i i* i . t t u' kegiatan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

*'x;i r:iill; I# i xll'xl:'xlT,ffir H; *r; as' b aik besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Pembangunan nasional yang melibatkan profesi arsitek tidak
dengan masvarakat'
yang menvungx" iiul'Ig"' "'"ittx dan antarkawan' lagi melihat pembangunan secara holistik, akan tetapi secara
bangsa dan negara'
l;;;"; lingku'n'gannva
;J*ltiun' baik disiplin maupun sektoral tanpa mengindahkan lingkungan hidup secara makro.
Tanpa batasan-batil;;;t kurans lenekap dan
kurang Ada sementara arsitek yang bersedia mengikuti kemauan kon-
kode etik sebuah pt;f*i;;ggap sumen asalkan memperoleh imbalan yang sangat besar,
,un ge up t1ladan nl'
t' -u "" g"rlrIT:: H?T:ii:;
men #;i frT sekalipun mengetahui keinginan konsumen yang bersangkutan
t",i"pi"rtsi yang bersangkutan menyimpang dari prinsip dasar disiplin dan kode etik. Ada
disiplinnya disiplin r^- r.^Aa nrofesi. arsitek ditu
''"i'ui
kode otik profesi' ditun- pula arsitek yang memanfaatkan ketidak tahuan masyarakat/
Dengan adanya $an
yuug1ik dengan metode konsumen akan teknik arsitektur, dengan memberikan ber-
tut untuk metaXufun kegiatan dan hak vang sesuar bagai sugesti agar konsumen yang bersangkutan bersedia
horistik ,.rtu _ffi;;: t;*"jibanArsitek berhak untuk menerima kondisi yang disodorkan oleh arsitek yang ber-
dengan disiplin'"1t"'o'"fesinya' atau kon- sangkutan. Demikian pula terdapat arsitek yang mengikuti
tiOuf it'ftudap kemauan masyarakat
mengatakan se'uai dengan disiplin kemauan Pemerintah dalam melakukan pembangunan,
sumen, apabila il;ffi;i"tan
:'i*Ily" 1igar arsi tek t ulp-u misalnya pembangunan rumah murah dan lain-lain, sekalipun
dan k ode ., l. vunt'fr';i;*"u memberikan saran
1':i"'
apabila mereka mengetahui bahwa bangunan yang dibuat sebenarnya
rtt*ijiuun untuk
"
mempunyai "v?"' * t t" u r' t secara arsitektur tidak manusiawi dan tidak memenuhi syarat.
t
m e li h a o i t t rt' t"i"
" Lebih-lebih aPabila Par
u
^ "' " "
1,,
. l lti fl;:HftT Dengan adanya kenyataan-kenyataan tersebut dewasa ini
;;';J't' ii."v'uig'd#;
"
uk lebi m enin gkatk
h an pembangunan di Jakarta menunjukkan kesemrawutan yang
tuk sebuah il' "t
T1^::t
masyarakat' bangsa' dan negara' luar biasa dan tidak dapat memberikan ciri khas sebagai
pengabdian *t"fu Ibukota Negara Republik Indonesia yang dikenal mempunyai
pt*u""'""*
"'iladap Nu'ionuiitiuh dipacu sedemikian
Dewasa untuk mencapai tatget' tingkat kebudayaan yang tinggi. Jakarta merupakan kampung
'"r
rupa sehinggu ouiu* pituk'unuunnya besar yang pengap. Bangunan bertingkatnya sudah mengerikan
dibanding dengan fasilitas yang tersedia. Bangunan umum
--iulo*KongresNasionallAtlllDiJakartatanggal14-16
seperti pasar dan lain-lain tidak mengindahkan aspek
*) DisamPaikan o
Maret 1985'
187

186
keamanan dan ki:sciamatan llrasyarakat. Ciri bangunan
semrawut dan acah"ar.:ekari, ada gaya Spanyol campur Joglo
dan lain sebagirinyi..
Sulit rasanya bagi para arsitek lndonesia untuk dapat
menepuk dada, bahwa pembangunan fisik yang ada sekarang
adalah karya nrerska yang mencerminkan: Inilah Indonesiaku!

Masalah Yang llihadrpi


Untuk dapat mengenrbangkan arsitektur yang sesuai
dengan kepribatlian dan kebudayaan Indonesia, dihadapi ber-
.*;.S6f bagai masalah vang dapat menjadi hambatan, antara lain:
\:-"b ;
u4 r\
l. Disiplir: arsitektur yang dipelajari atau diajarkan
melalui penclidikan fnrmal di Indonesia, merupakan disiplin
yang berasal dari negara-nc:gara Barat, yang seringkali mem-
punyai dasar fiiorofi yang sangat berbeda dengan jiwa
arsitektur Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam gaya
arsitektur sesuai rlengan tranyaknya daerah-daerah yang mem-
punyai karakteristik masing-masing, yang secara holistik
disesuaikan rlengan keadaan lingkungannya.
Dasar-dasar arsitektur tradisional sangat sedikit diberikan,
sekalipun terdapat arsitek-arsitek yang pada akhirnya juga
mendalami arsitektur tradisional, akan tetapi jarang yang
secara konsekuen menerapkannya. Pada umumnya arsitektur
tradisional yang clipergunakan, hanya berupa ornamen-
ornamen saja. Kesulitan untuk rnernpelajari arsitektur tradi-
sional, karena hahan-bahan tertulis secara ilmiah boleh
dikatakan sangat langka dan pendalaman arsitektur tradisional
pada umumnya juga harus banyak menggunakan naluri atau
kemampuan paranormal, suatu hal yang sangat sulit dituntut
oleh generasi masa kini.
Dengan demikian penggunaan arsitektur tradisional yang
sebenarnya sangat scsuai dengan lingkungannya dilihat dari
tt.:rhadap lingkungan
yartg terkcsan dragqtl." f:':::r..:'O' sudut geomansl, ikiinr, alur gempa, arah angin, estetika, dan
Bangrntan baru
sc ki t ar b un ilci
lris/r;rts' lain-lain, semakin lnma semakin langka karena terpengaruh
oleh perkembangan penerangan arsitektur "modern".

189
188
2. Pembangunan nasional yang berbentuk bangunan telah menjurus kepada,,hedonisme,,

;;;; ;#H ];,T:ff ,#[1iff];


fisik juga berorientasi pada arsitektur negara maju. Baik n, u, n vu [' r o n r r," ;;
u ga r a
instansi Pemerintah maupun swasta, dalam membangun apalagi kalau cara ,.rpr.ol.hnya
gedung-gedung, jembatan, bendungan, dan lain-lain, meng- -
hatal sangat mudah dan tidak
mengineint<an bu"g;r;;:ffiunon
gunakan arsitektur "modern", sehingga bangunan fisik yang "selera -
ketamakannya,, denga"
yang sesuai dengan
tumbuh dalam alam pembangunan dewasa ini menunjukkan yang dikeluarkan.. Oan iiJ".t mempersoalkan biaya
bania[
arsitektur yang tidak sesuai dengan kebudayaan dan kepriba- memenuhi,'selera ketamakan,, ".j,.t yang tergiur untuk
dian bangsa Indonesia. Lebih-lebih belum adanya peraturan lagi disiplin, kode etik
-k;;#rl,.urru.akat.
ta.raUrt tanpa mengindahkan
tentang batasan-batasan bangunan fisik, atau kalau sudah ada
d;; Timbulrah
berbagai bangunan mewah,-roaaln ,,aneh,,
perenapannya tidak sesuai dengan maksud dibuatnya peraturan perkampungan rakyat Oun di sebelah
yang bersangkutan, nampak bahwa bangunan fisik yang ter- renang yang menyedot
t""g [.I;'ur, a.nru, kolam_kolam
dapat di kota-kota besar.terutama Jakarta, semrawut dan tidak air ,.t,inggu rrmur-sumur penduduk
kering, yang diterangi a.rgan
mempunyai ciri sebuah Ibukota Negara Kesatuan Republik sumsi tisrrik yang dapa.r
trr?ir, ,.ur"h rumah mengkon_
lndonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika. pung din lain sebagainyi.
di;".d;;[ln ,n,ut penduduk sekam_
Kebijaksanaan yang ditempuh oleh pejabat-pejabat juga
sering simpang siur. Sebagai contoh di Jawa Tengah karena
4. Masalah mutu dan keselamatan
Banyak bangunan yang masyarakat.
dikampanyekan Identitas Jawa Tengah, ada bangunan rumah mutu arsitekturnya tidak
tanggungjawabkan dan dapat
sakit yang harus dibongkar atapnya untuk diganti dengan tidak,,arrrl"*f . perumahan dioer_
rakyat yang dibangun muiah/
model Joglo atas permintaan Gubernur yang tidak bersedia oleh p.rurrurlaupun
yang paling murah, BTN, terutama
dinilai of.r, ur,ri guUitat
meresmikan bangunan tersebut sebelum mempunyai "identitas
pernah mengunjungi il.l
tndonJa ,.U"r"i kandang i;;;;*
Jawa Tengah". Apabila keinginan-keinginan yang demikian
ayam dan
dipenuhi tanpa adanya sikap yang mendasar, maka dapat
dipastikan, dalam tahun-tahun mendatang akan lebih banyak
,#;l'llil:,f l''
i'oir' a.ffi' aie,nur,i,;ffi;,
Sebagianbesar, bangunan bertingkat
bangunan yang berciri "gado-gado" sesuai dengan selera di Indonesia mem_
punyai disain arsirekr;r
pejabat yang bersangkutan tanpa mengindahkan disiplin dan y"r;-;;;?
kekurangan tanah,. menghemit baik, karena
kode etik profesi. Dan apabila para arsitek yang bersangkutan
sebagainya. Anabira b;;, bangunan danatasanlain
memenuhi keinginan, maka hilanglah "identitas arsitek" demi
berkembang seperri
b";;;;; ;;;'demikian dibiarkan
terwujudnya identitas suatu daerah.
kota-kota besar lain oi:*#;;,"orJi'1t ",, saar Jakarra dan
Pembangunan fisik yang sedang dipacu ini justru men- lnAonlsii Jtuni..roah menjadi
dorong para arsitek untuk bersaing menawarkan disain dan ouU:l batu yang sangat sumpek dan tum_
Di samping itu,. setama ;i mengerikan.
arsitektur modern yang sedang berkembang di negara maju, ,;;ili banyaknya faktor
kearnanan rnasyarakat^r"r*'lrrril^oir.r*,atikan
tanpa lagi mengindahkan masalah kepribadian dan mendesain bangunan. purur-puru dalam
kebudayaan.
sempir, plafonnya tioat< r"iunr lorong_lorongnya
3. Dalam pola hidup yang sudah menjurus kearah kon- memJnuhi ,rr"l,, pintu-pintu
(rolling door) sehinoga lipat
sumerisme dan bahkan dewasa ini bagi sekelompok masyarakat apabila t.rjujiilouf u.un ll

dipadam kan, Gedu ig_g.d sulit untuk


urg b";il;k;;',anpa r anssa
penye_ il

190
191
l#
'z: -1?il''lirttilE

Iamat apabira terjadi kebakaran,


atau rangga-tangga berada
di dalam ruangan, gedung_ged"ng
Uiorf,np yang sangat curanr
ketinggian antara bagian 6.iutu,ri
Jui,, a.n* sehingga apabita
terjadi kepanikan akan dapat .ri.-Lunuvor,un
Di samping itu, dewasa ini juga banyak rniivuiliu,.
yang ditambal sulam, diperluas, gedung_gedung
seperti rumah sakit, hotel
dan lain-lain. Tam.bal ,ufurn'ling dilakukan sering
mengabaikan segi_segi estetika,
keamanan, dan keselamatan
masyarakat lain-lain.
A.
q)
tr. Pembahasan
Masalah seperti yang dikemukakan
60
berlangsung karena berba'gai di muka dapat
\ i"f.i*l lain:
o l. Belum adanya peraturan "rrara perunclangan beserta
sAJ kelengkapan dan perangkatnya,
yang mengatur masarah
arsitektur, sehingga belum ada
tl
\J
Indonesia yang hoiistik, mar..o,
r*,u [onr.p rentang arsitektur
ql J""1.r-"; dengan kehudayaan
dan kepribadian bangsa_ BeLrerapa
"a p*.u,u.u, yang telah ada
yang menyangkut
.{ .masarah
dan lain-lain, sekalipun
bangunin, t.urnunur-r*;;;;,
+,,.,y:,,. il
a. ,.u.,rrrr,lu';;." sektoral telah mam_
pu membendung ekses-ekses
atau mencegah
^i.rrru.n,har-hai negatif,
akan retapi karena. berbugui
ql
M rur,in., fakt,r nrental,
t3- tidak dapat diterapkan o*g""
J"il. it",r, Arsitek Indonesia
<j ,nyui"p.ur,u.,"u"rrt.,*uiuony;;;;,
o :1t;,?,_H1Tj,T]:ff
v
2. perkembangan rnasyarakat telah
struktur (politik, ekonomi, menciptakan
Uujovu, sosial) seperti yang
hadapi dewasa ini sehingga kita
gung jawab yang seharurryu
;;;;;t;;;an sisrem cian tang_
u,fi. Si.rr,ur
membuat arti "pemb,ang.unan,,sebagai ,,beradayang ada telah
galanya" sehingga cteyi.oemb;;;;;" di atas segala_
yang menyimpang dari seringkali segala hal
disiprin da-n koae etik dimungkinkan.
Struktur sosiai politik telah
_*rrUri,kan sikap menral,
pejabar ridak berani mengamb;i;;l;",
rerhartap penye_

t92 te3
pejabat lain' lebih-lebih yang sudah terpengaruh dan bahkan bergantung
lewengan yang dilakukan oleh yang ada. Banyak kalangan profesionar
kepada struktur
mereka selalu ingin
mempunyai jabatan i.Uit' tinggi' Bahkan termasuk arsitek, yang pada akhirnya
daii seiuruh d;,di;
sehingga tumbuh ,,inriiirii-oi
menyenangt un "uuputt" atiti "Cukong" merakukan
prostitution!'. Dan tindakan tersebut
sikap ABS atau ACS'
pola konsumsi
dilakukan
mengabaikan kepentingan masyarakat/konsumen. ;;il;
Struktur .t ono*i telah menumbuhkan konsumsi ter- kita semua murai merakukan koieksi
Beranikah
rn.*uf, (konsumerismt;, ma'yatakat melakukan
jasa arsitek' tidak penertiban?
Jiri ou, mulai melakukan
masuk dalam Uungunun yuni *t*trlukan
keinginan
i;;i;;tJ;t"rxan t euutut'an, akan tetapi berdasarkan
hidup
dan atau bahkan ketamakan' Pola 3edernya |1V..a
pemertn-
slogan termasuk untuk instansi-instansi
merupakah pola hidup
;;h ;;; puru p.luuut'va selalu mengkampanvekan
sederhana.
telah menum-
Di lain pihak struktur sosial kemasyarakatan
jabatan' dan lain
buhkan sikap koruf, p'ngti, komersialisasi
mema!1f
sebagainya tanpa uiunvu tinOakan vang it-i:ii:
pengurusan lzln-lzln
penyelewengan-penyelewengan atau
dan diselesaikan
;;;;;;"" d'apai dilakukan tanpa prosedur istilah (K)asih (U)ang
melalui suap atau upeti' Muncullah
fHtuui t (P)eikara. Kawasan
P uncak vune.
ltt ktT!1lq,t:::i"
hidup sepertl yang
iatah dan membahayakan lingkungan
cagar alam Pakar
ditegaskan oletr presiien sewaktu membuka
tanggung jawab
Dago di Bandung, ,iauf. Ouput membebaskan
profesi arsitek.
menumbuhkan
Masalah yang bersifat struktural ini telah
segala masalah
sikap malas aan ingin mudahnya saja.' sehingga yang
peraturan
bisa"ditembak". C)rang segan untuk melihat pelanggaran
ada, segan untuk mengawasi dan menanggulangi
yang terjadi.

Kesimpulan
ter-
Struktur masyarakat di lndonesia telah mengakibatkanyang
jadinya erosi mental di kalangan intelektual dan mereka
profesi arsitek' Banyak
menyandang ruu,u'piofesi, tJrmasuk
yang tidak fagi Ueruni tt"iiup mandiri sebagai
ciri intelektual
profesional yung *.*pu'yui disiplin dan kode
etik' tetapi

194 195
IV.4.'I'R.ADISI,'IRANSISI, DAN IDENTITAS") berbeda O.rsll apa yang
terdapat di sana: Overhang,
Oleh: Dipl.,Ing. Suwondo Sutedjo, IAI Claytiles, slender, columrr,"
Bentuk-bentlk
op;;;;r, green.
.vans d;rih ;;;;sar dari berrtuk_bentuk:
Lumbung,."T1:|<,,
Bagaimana kuatnya keinginan untuk menyatakan identitos ;;-ii;;anuri),
(patu), balai pertemran rumah rengkorak
daerah dalam bangunan, saya rasakan waktu mendampingi l.logto-ATripendopo
tilan di Bari)' Bagai-unu di Jawa]
Direktur Fermuseuman mengunjungi museum-museum negeri a-.-nfui?ntur,-uentuk yang Wan_
yang dihangun di tiap Ibukclta propinsi. Cara menyatakan masih
vang kini oii"tui keperruun-rrrr,
identitas tersebut boleh dikatakan berbagai daerah sama, yaitu fllHif,H"fi,:1' '"tuk
dengan rnengolah bentuk-bentuk tradisional dalam bangunan- s ebua h H ilr
;il,fl:;il3;,l1,
dengan berbuat, demikian--il;; tf5ru;i:t;: i l,Jxur;;
bangunan rnonumental lhinnya, seperti gedung-gedung DPRD ;d;_ mensuransi arri dan
(Medan dan Palu) dart gedung-gedung Bank Cabang (Den- keaslian Borobudur
bdilr;;;*_]ir",
buat demikian kita ,iout oolrur,^i..[*
pasar, Mataram, Medan, Palu, Bengkulu, Banjarmasin). *.ru]'Jan bentuk-bentuk up,asri
Menyatakan ldentitas nasional dalam bangunan Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Kuala l-umpur dengan mengolah fl"'"'.:?t'x,l$,:'-:*y"i.q"*'i,,orr,r.uiauil.,itlr,tu.
r#,jfl?:
bentuk meru dalam bangunan bertingkat banyak, dianggap o uj e, er t;ffi1 j:[fl:
ie
rui':rj;,,,",,"i "i:.r
Satu har .r,
I

i,1ti: il;*ilgLr
wajar pula oleh almarhum Suyudi.
Pengolahan bentuk-bentuk tradisional untuk keperluan "kew4j4psp" mingolah lrgu, setain masatah
U.ntuL_-U.ni,I ouri zamanyang
baru dilakukan juga oleh arsitek yang merancang Hotel Bali s i,,ii i',i,
iam_
i3i;,:i.i?l# ah at gen iu
s
t ol p e)d it ri
arato c
Hyatt. Entrance lobby berbentuk wantilan, demikian pula neg
restoran memanfaatkan tema yang sama. Deporture lounges
pada bandar udara antar bangsa Cengkareng diberi atap Contoh:
berbentuk joglo, sebagai identitas nasional pintu gerbang negeri a. Daerah sekitar istana.
dianggap wajar pula oleh kalangan-kalangan tertentu, Untuk menjaga keutuhan
walaupun mengandung masalah: apakah Jawa sudah boletr Hr}:moH:::y:tune"ui'
rgan
bu.,,.,akai bahasa
rstana bekas Gubernur
mewakili Indonesia. dia Belanda. l.na..ulljjn
Dengan khazanah yang sangat kaya akan berbagai ben- b. Daerah elite seperti daerah
tuk arsitektur dari zaman yang sudah lampau sebenarnya tidak tahankan keutuhannyu. -'.^' Mentr
"'v'rrerl$ yang juga diper-
mengherankan bila banyak dilakukan penyelesaian masalah
identitas "secara visual". Arsitek yang menurut katanya sen- c. Pemugaran ba ngunan dan
Fatahillah. lingkungan seperti Tanah
diri berusaha agar menara kantornya "belongs to Jakarta"
pada prinsipnya bermuat hal yang sama, yaitu mengolah unsur- Pelestarian Ou.r.1l--ru,"rah
diperrahankan ditinjau bekas penjajah ini yang
unsur yang terdapat pada bangunan-bangunan di sini, yang dapat
identitas daerah maupun
dari r"gi"ilrl;,s ridak menyatakan
t) nasional.
Makalah disajikan alam Simposium IAI: Identitas Budaya dalam Arsitektu.r", Tenru kita ticlak ingin
hanyJi'.]i.t nrrrutah visuat
.lakarla. learing history, but ini. ,,No
isrnini ir:*"n,rirr!,,, kataseorang.
196
197
Yang dilakukan oleh nenek moyang adalah menyelesaikon
mqsalah dengon wetjar, masalah yang pada waktu itu mereka
hadapi dengan cara-cara yang pada waktu itu ada pada
mereka. Masaluh spa yang kini kita hadopi dan cara-cora apo
yang kini ado pado kita. Bentuk-bentuk Arsitektur Indonesia
modern hendaknya bersumber pada usaha-usaha memecahkart
masalah yang kini kita hadapi. []ukan bentuk tradisi yang pcrlu
s kita lestarikan, tapi nranusizr Indonesia yar)g terancam ini yang
t3 harus kita selanralkan.
Nenek moyitng kita hidup dalarn kcadaan terisolir.
A. Sekarang negeri kita rnenjadi crossroad katanya, lnenjadi kart-
ct'
sekarang negeri kita menjadi crossroad katanya, menjadi kan-
ho cah kekuatan-kekuatan dahsyat: model, bahan, ahli. Seorang
\l
\ guru sejarah arsitektur Belanda pernah mengatakan: "Ar-
q) sitektur barat akan menjadi Arsitektur dunia". Prof. Ir.
t3
Sidharta dalam pidato pengukuhannya pufl, menyebut
tS
v kecenderungan yang sama dengan mengemukakan dua buah
\t diagram dari brrku Doxiadis: "Architecture Introditional".
Dapatkah kita membendung kekuatan dahsyat yang satu ini?
t'- asal kita ingat bahwa bangunan dengan dinding tirai kaca
13
a sudah sejak lama ditinggalkan di negara-negara industri. Satu
TJ
AA
atau dua buah sebagai aksen di lingkungan beton masih dapat
o
50
dibenarkan, setidaknya sebagai bahan penelitian, sejauh mana
ct
benar-benar nyaman selain efisien dan lain sebagainya.
.F
l3
Nenek moyang dahulu kaya, sama miskin, sama pandai,
sama bodr.rh. Sekarang kita tidak homogen lagi, tapi heterogen.
\)
qJ Benl uran-bent uron anlaro herbagoi taraf kebudayaan terjadi
bo
L
ti
dalam bermacam skala cii seantero tanah air. Mengatasi
^u benturan-benturan ini sekali gus menyediakan peluang bogi
tronsforntasi budoya adalah salah satu masalah yang harus kita
pecahkan, dan yang jelas tidak dapat diatasi dalam skala
bangunan perbangunan, tetapi dalam skala kota dan tata
ruang, bahkan dalarn skala strotegi budayt.
Pernah dikemukakan oleh Dr. Emil Salim bahwa perkem-
bangan kota seyogyanya diselenggarakan sedemikian rupa

t99
198
yang lebih IV.s. ARSITEK'IUR: SLiATU PROF ESfl ESO-
yang miskin. ke taraf
hingga yang kaya menarik f9i"t111k akan pernah penuh TERIS?
tinggi sehingga "rrt"ivi "LiJ of Machu Oleh: Gunawan W. Gandasubrata
Kiia teringat,Pudu Charrcr
kontras seperti konsep sektor
yang "ru'ung'
mengusliu"'-ortinfgalkannva
Picchu,
*tntiingxun kon"p ko nt inuit
as
;; ;;; Mengapa jarang ada petinju yang bisa merangkap
perencanaa'
dalam yang terintegrasikan' Pada melakukan pekerjaan sekretaris? Jawabannya: karena bertinju
tekstur urban aon iJi'i sonla.benturart menuj u ke trans for- dan menulis steno memerlukan bakat yang jauh berbeda.
h aki katnya unt uk';;;;t["ak-
-'tltiutt
pt'tu disyarat kan daerah-daerah Mengapa media nlassa jarang menuli.s tentang arsitektur?
masi budayu 'skala bangunan dan di urutan-
"Out' Jawabannya karena kepekaan terhadap keselarasan lingkungan
oeralihan di skala uti"'-Jf buatan manusia, dan kesanggupan untuk menyatakan diri
"';;;;;;r"ng di dalam bagian bangunan' " antara" at au
D i s k s I a Lo'"
pl' u';;"; out'.-un-autrah dengan kata-kata adalah dua bakat yang berbeda. .lawaban
kantor sepan- ini singkat dan jelas. Tetapi, mengapa kita harus puas dengan
" petrdukutlg", di';btlakang' ^*tnull lenara
Pegawai-pegawai rendah
dan jawaban yang singkat dan jelas, kalau l..ita hisa juga
iang jalan-jalan piototol' dan rekreast
tempat-tempat makan memperoleh jawaban yang panjang belit dan samar-samar?
menengah m"mbutuhttan dalam
yang sepadun otngin'tu*r
*titxulllit tidak tersedia Mari kita coba.
Mungkin orang jarang menulis tentang arsiteLtur, karena
;;;";;:;.nara ([aca) taraf internasional' benturan perlu diusahakan menurut sejarahnya, profesi ini biasa diliprrti kerai'rasiaan,
Dalam rangka i'Ji'pttr'nak antara toko-toko dan suatu profesi esoteris. Tentu jangan sejarah bangsa iain yang
oemisahan, uut<an pengasingan,terpisah oleh ialur parkir kita tinjau.
nedagang kaki lima'
u*iu*unya kota'
beberapa pasar dipinggiran Di Yunani purba, para tukang-batu (para te(:toil) dipim-
seperti dapat dilihat di pin oleh seorang tukang kepala (seorang srrhiterron). Jadi
a'ntara luar dan dalam
Di skols bangunon: peralihant11ik matahari dan curah kata "arsitek" artinya: "tukang-kepala dari para tukang-
tt'naAup
sekaligus pt'rinotllgin beranda- batu", singkatnya entah "tukang-batu-kepala" entah''i.ukang-
hujan, uxun t"upii'"'
t"tir' da.Ra.t lewat denganpada rumah di kepala-batu".
uurr.on-ii?on yang tak.terdapat
beranda, unlum' Kebudayaan Yunani bukan hal yang asing bagi kita. Seni
d]seaiatan untuk fasilitas
Tanah Abans' L;;;;*;n pahat Yunani, lewat Hellenisme dan seni Candhara, ber-
Pola-pola hidup yang mungkin
Di skolo bagian bangunon: ruang buahkan pahat timbul Borobudur. Filsafat Yunani, lewat
masih akan bertahan f
ii autu' atau titik tolak susunan antara Neoplatonisme dan tasawuf Islam, membuahi saslra suluk
makan.dan ruans tamu'
yaitu pemis"hu";;;';;;;g proses moderni sasi Jawa. Namun cara berpikir Yunaniyang lugas (sebagairnana
b?l.th i adi
lak i dan r",."', uoii';;;JJa,i*;i suka ngobrol tercermin dalam julukan "architecton" ittii agaknya jauh
dari barigsa vang
akan melanou rtit?aiJ"ii""' me'ibaca dan menvendiri'
daripada watak kebudayaan masa lampau krra.
dan isis' nlt"jaai iil*;;
suka
Menggarap ';*s\*p' karena kita memang berada yang
";il;";;;;
cli daerah rt*po''lti#;;i /envelesaian-penvelesaian
konseptual
;ttlktutal sampai ke detail'
"''-o*'i^rrg
20t
200
Warisan Masa Lampau Orang dari daerah yang dipengaruhi
jual lagak kebuclayaan Hindu, bisa
Nenek moyang orang Ujung-pandang memanggil arsitek clengan menggunakan kata_kata
asing: bhurtoka,
mereka dengan sebutan: "pandita balla". Balla berarti rumah; bhuwqrloku, clan swqrloka. Sama
saja.
pandita (pendeta) jelas artinya. Julukan ini adalah warisan
masa lampau kita sendiri.
Bumi-Langit
Sang merah-putih merupakan warisan masa lampau kita Bagi nenekmoyang kita, suatu hal yang penting
terjadi di
lain. Setiap kali nenekmoyang kita menatap dwiwarna itu, lam- dunia tengah ini, kalau orang berhasil
menpsun materi (bagian
bang penyatuan roh dan jasad, lambang penyatuan bumi- dari bumi) sehingga memisahkan ruang (sebagian
auri iunEitl,
langit, mereka berkata: "lnilah alam raya, inilah aku, inilah karena pada saat itu terbentuk kedwitunggurun
uumi-ffiit
kita!" Tetapi identifikasi diri dengan dwiwarna itu lenyap, bila baru dalam ukuran kecil. Rumah ini,
tiruan kecil dari alam
garis-batas antara kedua warna itu terhapus dan meninggalkan raya ini dianggap- selesai terbentuk, ialau
balok h;;;;;,
satu warna merah jambu. selesai terpasang. M.aka saat yang magis
itu dirayakan orang
Nyatalah betapa pentingnya garis-batas yang lebarnya nol dengan melilitkan kain merah-puti]n,
lairbang p.nvu,run [r_i-
milimeter itu. Guna menandaskan pentingnya ada kalanya langit, pada balok hubungan itu.
garis-batas itu dilebarkan menjadi satu bidang tersendiri, Kadang-kadang merah_putih itu disamarkan
orang dengan
sehingga dengan diam-diam pembagian-dua merah-putih itu mengikatkan tebu (gura jawa berwarna
merah) aan terlpa ffi-
berubah menjadi pembagian tiga: merah, putih dan hitam; tiga tan itu purih) pada balok itu. Hasil bumiitu,.kafigu,
warna dasar dari perisai lambang negara kita. Juga warna seni- bangkan kesuburan tanah yang disebabkan
il.iurn
oleh p.ir*uUrfru,
hias di lrian dan tanah Toba, warna Trimukti di Bali, dan war- Bapa-langit dengan Ibu-bumi. Di Seram
tengah, dalam
na dari sogan, wedalan, dan kain rnori dalam dunia seni-batik dongeng Bapa-langit disebut Ataharitq,
fUr_Ui,,l' Oir.i'rt
kita. P<thun; di tempat lain nama_nama
lain dipergunakan dalam
Pada saat bumi bertemu dengan langit, terbentuk suatu dongeng-dongeng yang sejenis.
bidang batas yang tebalnya nol milimeter juga. Bagi Nenekmoyang kita berjiwa puitis.
.beralih Dalam puisi orang biasa
nenekmoyang kita, dalam zzlrflan praastronout, bidang ini pen- kiasan. Dan pem.bicaraan tentang bumi
Ou, f.*gjtltuu
ting sekali, karena bidang itulah dunia milik mereka, sejak kaki asas perempuan dan laki_laki, bisa
saja berubah rn.nluilp.r_
mereka menginjak burni. bicaraan tentang ma:la dan ruang, "ut*
,.nrung materi dan
Saat sc'orang bayi untuk pertarna kali menginjakkan yang imaterial, yang lahir dan yan[6atin,:uraa
a"un.ot,,;;;;
kakinya ke bumi, saat ia dengan resrni menjadi rnahluk muka pu,1 dan menghidupkan, ur.irnun maut dan harapan
bumi, nterupakan saat yang maha penting, yang magis yang
perlu diarnankan dengan upacara. Dengan diam-diarn orang
keselamatan, k e kuatan d.e m o n i s
yang^rendah dan yang tinggi,
i' i;
Ciur, uii aan e u a i G;'i ;i,
Iaul dan gunung, Segoro Kidul
beralih darisuatu pernbagian-dua (Bumi dan langit) ke suatu dan_Sitihinggil, yang.nista-dan yung
uTu.u dan seterusnyal
pembagian-tiga (trumi, muka-bumi dan langit). Orang Salah satu tugas dari pandito bittomasa
lampau adalah
Tapanuli, yang tidak pernah bersinggungan dengan agama menyelaraskan hubungan muka-bumi
denga, Uu*ufr_Ur.i-
Hindu, menyehut ketiga lapisan alam raya ini (diurut dari Jelasnya membuat rumah yang aman
dengan jalan
bawah ke atas): bonus taru, banus tong{t, dan builua ginjong. menetralkan ancaman_ancaman dari
kekuat an deionii yang

202
203
(karena derajatnya di bawah derajat manusia) bersemayam di
bawah bumi. Dan inilah sebabnya maka profesi itu dalam masa
lampau kita menjadi suatu profesi esoteris karena orang yang
mengaku bisa melihat kekuatan-kekuatan yang mengancam
itu hanyalah orang-orang yang memiliki "ngelmu" tertentu.
Dalam buku memoar Howard P. Jones, yang mengenang
pengalamannya selama di tndonesia, diceritakan tentang
kolam-renang milik William Palmer yang airnya habis melulu.
.ra Akhirnya pemiliknya putus asa dan minta nasihat dari seorang
.$ yang punya "ngelmu", yang sebagaimana bisa memberikan
tJ nasihat: selamatan! Ternyata sesudah selamatan, kebocoran
berhenti. Orang yang berpikiran lugas, apalagi yang berpem-
.d
bawaan ilmiah, tentu bertanya: apa hubungannya peristiwa
Xtl
makan-makan dengan perbaikan kebocoran pelat beton?
qi%
frP
-\J Unsur Persamasn
BS Sepintas lalu orang tidak menemukan unsur persamaan
$B oo
'Fs attara "ngelmu" seorangpondita ballamasa lampau dengan
ql!

.=n ilmu seorang konstruktor bangunan masa kini. Namun toh


unsur persamaan itu ada. Konstruktor modern juga mengaku
A<t melihat bangunan yang belum berdiri itu terancam oleh panah-
r:L
panah yang tidak terlihat oleh orang lain. Kalau kemudian ter-
q)
nyata bangunan itu toh tidak ambruk maka sang konstruktor
\J
mengaku berjasa, bahwa dialah yang menetralkan ancaman
panah-panah itu dengan manteranya yang sakti: "Sikhmo ha
5o
o is nol, sikhma ve is nol, sikhma em is nol!".
o
.ra
Ada lagi unsur persamaan antara magik masa lampau dan
F,i teknologi masa kini: kedua-duanya bersumber pada kebang-
gaan manusia dan keinginan untuk memiliki, menaklukkan,
menguasai. Dulu yang dijinakkan adalah satwa-satwa di bawah
manusia. Kekuatan-kekuatan dalam bumi. Kini yang dijinak-
kan adalah gayatarik bumi, kekuatan-kekuatan dari bumi.
Unsur persamaan yang lain adalah bahwa kedua-duanya
sekadar alat untuk meningkatkan harmoni dalam alam, sam-
bil mengabdi kepentingan manusia. Gejala teknologi yang

205
204
Tetapi di tengah-tengah rakyat yang penghasiiannya
liepentingan. manltsia'
merusak alam clan berbalik meiawan Rp 100.000,- seorang setahunnya patut dipertanyakan apakah
pemberontakan Calo-
agaknya dapat clisejajarkan dengan bangunan itu juga menyurnbang peningkaran harnroni.
,r"uiu"g. jurusihir hitanr dari Girah' Penciptaan lingkungarr '"where ntan con he hirnself",
menjadi keangkuhan'
Kebanggaau ,,,u'l*iu mudah beralih penampilan manusia sebagaimana adanya itu membuat orang
kegiatan itu dalam lingkar
Karena sekaclar ufut, rnuftu kedua berhadapan dengan suatu pertanyaan. Pertanyaan abadi, yang
periferal' Kalau,kita
kebudayaan u.rt.auour.un di tepi-tepi, lain zaman lain jawabannya. Pertanyaan abadi yang berbrrnyi:
mencarinya di tempat lain'
ingin mendekati inti, kita harus "Maaf, numpang tanya, saya ini siapa'1 "
Columbus mengaku dirinya sebagai pr;"nemu telur yang bisa
Saya ini SiaPa? berdiri. Tetapi jauh sebelum Columbus, di sini orang yang ber-
dan di.s.ampine
Manusia adalah mahluk dunia tengah, bicara tentang telur yang selalu berdiri; telur dari Rrahrna atau
kebanggaan aan fteinlinon u'tutt
rnemiliki' menaklukkan dan "Brahmanda", yaitu alarn raya kita ini.
hati dan hasrat un-
menguasai, ia rnengeiai pula kerenclahan Telur ini terbagi dua. Bagian yang atas itulah Iangit, bagian
hal itu kita temukan dalam
tuk nrenyayungi, *tn;inoi' X"a"u bawah itulah bumi. Agar ielas mana ataso rnana hawah nenek
penciptaan lingkungan yang selaras'. juga dengan ttap moyang kita menggamharkan seolah-olah lengkung langit
Kecintaan akan-harrn''rni, sebagaimana ditopang oleh pohon atau gunung itu pada akhirnya sering
atas perhitungan
kecintaan, bukanlah hal yang berdasarkan mewakili telur dari Brahma sebagai simbol dari alam raya.
hati kita temukan pula'
untung-rugi Uugi *unutiu' Keiendahan Magnet atau bcsi-berani selalu lnenunjuk aral: Utara-
suatu lingkungan Where
karena lingkungan vung tttuti adalah diri Selatan. Kalau magnet itr"r dipecah-pecah, maka pecahannya
mon can be trirnself", tempat orang menampilkan juga selalu merupakah magnet yang utuh yang juga menun-
,.[ugui*una adanya, secara polos' dan lugu' mem.buat
juk arah Utara-Selatan. Dalam pikiran nenekmoyang kita,
Tukang-tukung [i,u mungkin saja sanggup alam raya yang dilambangkan dalam bentuk pohon atau
Napoleon' T.:?1t::
mejakursi yung r..'pu dtngun mejakursi gunlrngan, selalu berdiritegak. Kalau alam raya dipecah-pecah
pa gelora ,.*ungut Kaisar liaqo]efn: vu"e^kt1llllt-1i' maka pecahannya pun, sampai ke pecahan yilng paling kecil,
kekaisaran Romawt pur-
,",rif memugar t<ejayaan duniawi bergaya yang kosong' dan
merupakan alam lengkap lagi, yang berdiri tegak pula.
ba, hal itu hanya .u*u pot., sikap Kata-kerja-kopula "adalah" (yang menurut orang-orang
adanya'
tidak menampilkan manusia sebagaimana pandai, tidak dikenal dalan, bahasa Indonesia) dipakai untuk
buah yang wajar dari sikap
Taman-tamun l.pu,g adalah membuat kalimat yang paniang: nasi tumpeng adalah
orang Zen-Buda t..niJuiutam' Kiranya agak membingungkan gunungan adalah Mahameru, adalah alam raya adalah kita-
di negeri
juga, kalau f.itu.n.natnlar pemilik taman "Jepang" semua-yang-ada adalah engkau adalah aku.
manusia' sebagai
kita itu, menyatakan diiinya' menyatakan Pohon atau gunung dengan sendirinya selalu. tegak; tetapi
(Khalifatutlah) di atas alam
"Penguasa V*g.,'"*ukifi Tuhan" manusia mempunyai kehendak yang bebas" Kris Biantoro per-
seisinya. yang nah nrenyanyi: "Pring reketek, gltnung gamping gempal,
arsite-ktu.r
Tidak seberapa sulit untuk mernbangun mlakuwo sing jejeg, dadi bocah ojo nakol." (... .Ialanlah yong
yang mutakhir di negeri
memamerk"n rroti'tt-p*<tut< lndustri
Alpen climusinr semi'
kita, lengkap dengan iklim pegunungan
101
206
7

tegak, jadi anak isngon nokal). Kqlau terlqlu banyak mognet- apa-apa untuk melangkahi kepala jemaah
mognet kecil beriolan iungkir-balik magnet olom bisa kacau'
haji yang ticlur di
lantai rumahnya).
Cerita tentang kaki tentu adalah kebalikannya
Replika AIam Raya tentang kepara. pada sebuah proyek pembangunun
dari cerita
Dalam pameran foto "Setahun C)rde Baru" (1967) digam- sadikin, pernah terjadi insiien. xeiira ru** ari
seorang mahasiswa
barkan seolah-olah segala macam bencana, yang masa itu kerja praktek di sana, kakinya dihantam
crengan sendok semen
menimpa negara kita, merupakan akibat dosa-dosa Bung oleh seorang tukang-batu yang ,ruik pirurn
Karno. Bung Karno adalah orang yang "mrojol ing akrep, mahasiswa menunjuk dengan tut."inv"
ketika sang
punjul ing apapak' ' (lolos dari yang rapat, menonjol dari yang sang tukang.
ke arah ilii;;ld;;,
rata); kalau magnet yang begitu besar berjalan jungkir balik, Di Jakarta, dekat patung pak Tani,
berdiriGereja Inggris.
magnet alam raya langsung kacau, akibatnya Gunung Agung Di bawah lantai gereia itu;eriajar_jajar
meletus!. ;l makam orang Ing_
gris. Orang Indonesia yong or"rg
Ouf , purti merasa kurang
Di Tanah Batak diceritakan tentang kejadian begini. enak menginjak lantai gereia itu,
ii merasa dirinya menistakan
Seorang anak secara main-main bergantung dari dahan pohon, makam-makam itu. Orang Jawa
agaknya akan membr"rngkuk_
kepala ke bawah, kontan semua tanaman padi di Tapanuli bungkuk pergi. (Kerangka orunglofun, Inggris yang di situ
tumbuh terbalik, akar ke atas. Bah! heran betul! Tetapi segala agaknya akan geleng_geleng Lepita
ttotu,r, kuburnya; mereka
keheranan hilang lenyap ketika ternyata bahwa si anak adalah malah merasa menclapat L.troi*utan
orang yang bakaljadi Si Singarnangarap, Singa ni uhum, Singo
.tikubr.ny; ;;;;;.-.
ni horajoan, Singo ni hctta, dan entah Singa-singa apa lagi. Satu Masyarakat
(Orang India yang biasa beryoga-kepala ke bawah pasti geleng-
Magnet kecil-kecil yang digabungkan
geleng kepala mendengar cerita ini).
membentuk
menjacti satu,
satu rnagnet besar. Mrnuiiu,
Karena manusia adalah replika (tiruan) alam raya, maka
tiruan alam raya, kalau Ua.guUung, yung n;;;ur;;;;
tentu kepalanya itu adalah puncak langit, sebagaimana masyarakat.
membentuk satu
yang seperti alam raya lagi,
diceritakan oleh Jenderal Sirnatupang, selalu minta maaf tiga Lerlapis t;Su j,,gr. Hul
Itu tercermin juga dalam a.riteitrrnya.
kali dan diizinkan tiga kali sebelum ia berani mulai bekerja.
Dengan cara ,'tiga orang buta meiaba gajah,,, kita akan
Seorang murid di Makasar mencabut badik, ketika gurunya,
meninjau tiga daerah kebudayaan,
orang Belanda, mengLlsap-ngusap rambut si murid dengan pu- *"rirg_rusing kebudayaan
Ba.tak (Toba), yang mungkin
jian: "Goed xo jongen!" boreh kita unggup mewakiri masa
Ada orang tua yang biasa menggelar secarik kain di atas
kebudayaan Indonesia jada w.aktu ;;ruui menjelang
kebudayaan Bali (Se,latan),_yang siang,,,
tikar-sernbahyang setentang kepala waktu bersujud. Tikar sem- ilu*Ujn boleh kita anggap
mewakili masa kebuclayaan Ind<r-n.riu ,,siang
bahyang adalah sesuatu yang diinjak dan oleh karenanya dera- p"uJu waktu men-
jelang sore", dan kebuclayuun
jatnya sederajat dengan bumi, jaditidak layak mengenal pun- lu*u iX.u,onl yang rnungkin
boleh kita anggap mewakiii *ur"
cak langit, kepala rnanusia. (Orang Arab yang mendengar ini, t.Luouyaan Indonesia pada
waktu "senja menjelang malam,,.
tentu akan gcleng-geleng kepala; dia sendiri tidak keberatan
Saya akan sangat berterima kasih,
kalau ada yang mau
mengirimkan orang buta tambahan,
agar rabaan atas gajah

208
209
yang paling menarik rasa rl
Pecahan magnet selalu merupakan magnet lengkap yang
kita lebih nrenyeluruh' Khususnya yang terah hirang dalam baru. Begitu pula pada rumah-rumah yang lebih besar, seperti
ingin tahu saya, adarah orang-orang ,l rumah bangsawan (puri), daerah yang satu persembilan itu
ieuidayuun lndonesia'
kabut "dinihari *t"iti"'*"r ui?'.''me.nrbawa warna merah kalau ditinjau tersendiri memperlihatkan lagi suatu pembagian
Orang-orang misteri-us
yuig tttut'
dalant bentuknya yang nowa songa yang baru.
putih dari daratan 'A'nlttiXu kenrari Arah kajo-kelod ini tidak hanya menentukan hentuk rumah
bunga' Bunga wora wari-bang
paling puitis: dalam'Ut"tuft buttga (halaman) Bali, melainkan karena bentuk kehidupan sosialnya
(alias kembung alias ftiblsr: us roso sinensis)dan pro yang terikat dalam "republik-repubik desa", juga menentukan
"put"
kemboja tutiu' Jruniiu''ii
iti"t plumeriu rubrq) dalani
seeko- bentuk desa-desa Bali. Bahkan pada akhir seluruh pulau Bali
ses pemindai,an lru"[ipit'r'r"' clari. partner-partner bisa dilihat tersusun atas dasar arah kaja-kelod rni, yang
sura kekeramatannya'
i.-tlr", i.opi'laur Jipisahl''an .dari yang tebitr siang' berkutubkan Gunung Agung dan Lautan.
Tetapi maritan fiu kembali
ke zanran

Tahu Sendiri
Ikatan Kekeluargaan Dalam kebudayaan Jawa (Kraton) alanr raya yang tiga lapis
sosialnya yang'trtama ada]1tt
Orang Batak lioba) ikatan raya itu tercermin pula. Di sini orang lebih lagi mernbagi dua perha-
melihat pencerminan alam
ikatan kekeluargao,r.-t l.r.tu Yaitu tian kepada kutub-kutubnya. Kututr atas dirvakili oleh Sultan
hubungan kekeluargaan'
yang tiga ,u,un itu jt'go Autun'' (Kraton) dan kutub hawah oleh Nyai Loro Kidul (l.,aut
'uniiru"nrto-hula, itngun subutuhu' dan boru'
Seiring clengan;;;'.Jail arsitektu.rnva t'itik berat terletak Selatan).
tiga pula: Kolong yang Kraton, jika ditinjau tersendiri, akan menampakkan diri
pada rutnah keluarga yang tersusu.n yang sebagai replika kosmos yang komplit tersusun tiga lapis: kutub
untuk ternak; lantai rumah
mewakili arnlu Uu*"ui"fipu-ftui sedang atas atau Utara berupa Sitihinggil yang menghadap alun-alun
nrewakili clunia tengah;
dipakai ot.t', orrggotl';il;^ Utara dan dunia luar; di tengah-tengah terdapat"tempat ting-
raga-raga mewakili dunia atas'
ruang atap yang cligantungi gal Sri Sultan dan di sebelah Selatan; sebagai kutub bawahnya,
Sebagaimana tt'uiiputan dari tnagnet-magnet kecil memben-
pula kumpulan terdapat bangunan-bangunan tanpa status. Ditinjau secara
tuk satu magnet ,l^*'ituirt besar'-demikian
satu "huta" (desa) yang keseluruhan, maka seluruh Kraton nrerupakan kutub atas atau
dari rumah-rr*u'h iii' '''*mbentuk bentuk vang lebih Utara, tempat pemukiman rakyat ditengah-tengah (kota pada
lagi,claiam
merupakan ,utu mulanya hanya terdapat di sebelah Selatan Kraton) dan pan-
"oit'lu;i;;'-ttv"
terietak dalanr syarat bahwa
desa
besar. Petunjuk xl "l't' itt-r susunan tai laut Selatan yang mengerikan sebagai kutub brawah.
itu mutlak r,a'u' dihuni oleh ketiga-tiganya
Pada kutub bawah ini terdapat Cunung Kidul, yang semula
kekerabatan itu' bernama Giriloyo (Gunung Maut). Di pantai terdapat koloni
tlga susun itu kita temukan
l'encerminan alanr raya Yang orang-orang buangan: yang berpenyakir kusta. yang cebol dan
(Setatan) mengekspresikan hubungan
lagi di Bali. Orang Bali buie orang-orang yang karena kelainan fisiknya merupakan
aralikc sununs tara\ kaia)
ke atas, clan kc o;t;;;'t';i;;l"* ancaman magis terhadap keseimbangan alam.
yang kernuclian dielaborasikan
dan arah u. ,uur'iurlj, irtril Dalam zarnan kita, ada orang tua yang berpendirian,
clierah (rtawa sartgal' Yaitu
lagi clalanr pt''ui!j'" "n'r''itou bahrva soal-soal kelamin tidak perlu diceritakan kepada anak-
datr pusat'
clJapan arah rnaia attgitt
:,
;:
:l! 2tt
# 210
l
",-.e.-l-l

anak, "kalau sudah bqsar juga tahu sendiri". Dalam masa lam- penyebar maut dan bencana,
yang semasa pasang_naik
pau, agaknya soal kawin antara bumi dan langit pun dirasa Tantri itu dipuja dengan ,o;;;;';; aliran
kurang perlu dianalisis bagi orang awam, "kalau sudah berusia mendirikan bulu roma.
juga tahu sendiri". Dan inilah lagi satu hal yang membuat hal- Peralihan Zaman
hal yang diutarakan di atas diliputi cadar esoterika.
Bukan maksud daya membicarakan
Rasa kesatuan sealam raya adalah suatu rasa yang kalau pakaian. Soal rambu, soal rambut dan
diuraikan, hanya jadi mainan kata-kata kosong. Nenek .,i_,,""i'rurl.
moyang kita tidak pernah menguraikan apa-apa, kecuali
pakaiand';:r;;;;i;;;i,i,"olli,r;::r3:i[l,f ,

melalui dongeng yang liding dongeng-nya harus dicari sen-


Jongrang (atau lebih ;;,;;;.ibunoi iff
Jawa Timur) Singosari (zaman
diri. Oleh karena itu mereka juga tidak pernah menggunakan agak *.nu.ii'ritrt"'iir,r,ruu.
Mungkin kita. Iebih b;ii;-'.;lri
kata-kata penutup yang klasik ini: kebudayaan yang kita dengan
peralihan
Demikianlah uraian ini dibikin dengan sesungguhnya; r*uffin*'Ulnrf, yaitu peralihan
Abad pertengaha t*., n ii dari
semoga Bapak/lbu/Saudara senang menjadi tahu". ".
[io';';"^; Eropa.
Marikita akui, bahwa" kita iri.**
Zaman berubah. Kini pemuda-pemuda kita rambutnya .;:I
pendek-pendek, cuma sebatas bahu. Dulu, nenek rnoyang kita
lffi # ffi?#: : H;I,ffi J:;:
bersanggul. Kini, untuk menghormati raja sehari (penganten),
';
"1H,"
fi:TxlT.,.f
Jalan_jalan kota Eropa
kita penghuni daerah tropis-basah ini, menyiksa diri dengan dalam abad pertengahan
sempit dan patah_patuh sempit_
menggunakan jas dan dasi pakaian orang daerah dingin. u.ut ryrl"remaksa orang
tengadah. para pendosu, untuk
Dulu untuk menghormati Sultan yang betul-betul Sultan, srap menyarnbut turunnya
p.nu.rffi joru
*u.irun, setiap saat
orang bertelanjang dada. Tiap Senen-Kenris orang menghadap Lem6ufiSu.re Juru Selamat.
Garis_garis vertikal
Raja sambil bersemedi, mendengarkan "napas yang Senen- irr.,* iia"l lampat) yang mereka
Kemis". Yaitu suara napasnya sendiri (bunyinya konon: Hu l:*,:' li'pangkalnva
Dumr: orang "0"
air"rrii ,jrr*rru rerhunjam ke
Allah! Hu Allah!), dan pemakaian baju hanya akan meng- Abad pertengahan IJ"l"t orang yang berakar
dalam-dalam di tempatnya.
ganggu audiensi itu (oudire: mendengarkan).
Kota-kota Renoiisanie
Zaman berubah. Kini, wanita bertelanjang dada segera kita memperlihatkan jalan_jalan
yang lebar dan lurus, rava
asosiasikan dengan pramuria bar di negara Barat, dan pakaian me.eka seolah_olah menarik
tegas dan horizontal. garis yang
yang serba menyelubungi tubuh dengan biarawati dan sum-
melainkan pada kepali fu"gf.ui gu.irIr",.n,, tidak lagi dilangit,
pah kesuciannya. Cuma orang bloon yang terpikir memberikan
humanis dari masa itu
n.."io"rg,"L.purur.u. orang_orang
contoh berikut, diangkat dari se.larah Timur, sejarah kita menyatuLu"n,J.ngun bangga,
dirinya adalah sumber bahwa
sendiri. au.i
"ifui uf,]ri an apa pun yang ter-
f,.f
aap-al. dalam t.urJuyuu,
Pada Candi Loro Jongrang, kita temukan relief tentang
Ujung garis horizontal
Sinta, yang digambarkan bertelanjang dada. Sinta adalah kebetulan, bahwa orang
itu berakhir di cakrawala (ridak
tokoh top teladan kesucian wanita. Di Singosari, kita temukan zaman itu ahli membuat
perseptif). Orang gambar
patung Durga Mahisasuramardini yang berpakaian lengkap, Renaiisanc. U.ri."rl,',,Cakrawala
batas kampung_halaman adalah
berkain dan berbaju. Durga adalah tokoh dunia bawah, saya,,. Oaf am aUaa_abad
orans Barar_pun menyebai sesudahnya,
k. ;;;; ilnru., dunia.
212
213
Persamaan
Di T*nstr Air ta'ndi zaman Jawa
Upacara mabuk-mabukan! Brlkanlah hal ilu ntengingatkan
*il" kita kepada hal yang lebih kita ke'nal (karena berasal dari
M:ri kita l'crnbali ke ianah !1']di penJuru
herorient a'ci ke keetnpat sejarah asing) upacara esoteris perrtuiaan Dinnvrr.rs. upacara
fgn i1$ lr',r i:r:r't i f**"'t"'Att'' L-akrawala adalah
bs:r kata : "
r - r *l rlah - t''l;ll' n*'iUou**'va Bacchanalia, yang biasa diadakan dalam rnasa Romawi Pur-
t'' ;':' K a pal; a n:.'rT:lf
3n pi

t,ui *' k.' o' n * g' o


t;:
- l't r,, ;'
ilXi: ba. Sesungguhnya persamaan anlara kedua era kebudayaan
" itu tidak hanya itu saia.

;*: -H': XIf IJ ; il:?:ff lli\ ?,:'ti:,


:
:*fl
Candi-candi zaman*:
Jfi iJawa Terhadap zaman Romawi purba, olang Bar:rl jeli..s sekali
kita" memperlihatkan sikap yang mendua hati Ada rasa hangga atas
beromhak rJi antara O*f""-Ot""tl g' seolah-olah ditambatkan
Timur hg; o1, snt ast ffi;;tl ;;n"
n kejayaan kekaisaran Romawi Purba, rasa b;rngga "vrang. bagi
iguttnya orang masa itu berakar seorang penakluk, maeam Kaisar Napr-lleon, henar-benar
oacla puncatt g"n"nglt"'
melangit (hasilnya aclalah "gaya Inrperial" dalarn inlerior masa
dalanr-clalaln di telnParnva' serasa
Iapis" <Jan Dengunjungnya itu). Di samping itu ada rasa rnalir atas kehohrokan zaman
Bt::' itrrlrlttr t*"li'i'u]ot'iga g-pat tln g' Budha
orah"keluhuran Pat tn Romawi itu, rasa malu yang bagi seclr:rrrg seniman yang perasa,
r

diant ark an t<.* ut a' orarlg atas keting-


yang ber-iajar-iajar *i ;;;; "r*nging'tr'an " macam Fellini, benar-benar mendasar (hasilnya adalah film
sampai-
"tt* ti" mlnolone sesamanya'
-o.ian hu,ci n:anilsra i-"*
Satyricon).
rotrtiusan ke dalam tiada'
iu*prri mau berkoft';';;;nJu imur' juga terdiri atas tiga Sikap mcndua-hati yalrg sr:rupa ras;.inya datriat kita lihat
Cancli Singosari, d;;;"; 'lawa'I pula dalam sikap kita sendiri terhadap rna:rir \c_ii{r;ih l{indu
atas'
Juniu bawah' tengah dan Jawa Timur. Mungkin bedanya hanyalah, bahwrr i iia bersikap
lapis, yang *tf"*io"'gf'un bawah'
retapi cli ,ini o'ung
j"i?' Ji""t" ke lapis yang paling "tidak tahu apa-apa" tentang hai yang rnernalukan. Kita
bawah lanah' dengan bangga mengenang kegagatran Kartanegara yang berani
karena rli sini aip'i''ttftuatan-kekuatan suatu
f*g"ttdapat kita lihat sebagai bumi' rnenentang Kaisar '[iongkok. Tctapi dari zamalr iru-itu .]uga,
Agaknya za*ul'iu*u
langit dan menistakan kita "tidak tahu apa-apa" lentang penllr1aan llhairtrva, tokoh
masa ketika
"'unr'#itih;;il;" sebagai masa ketika orang
Z.aman lawa Tiriu''ltU"fifttva
demonis. Kita dengair bangga nlengenang srrrilglah "palapa"
,i.itirr", langit danseorang meluhurkan bumi' dari Gajah lr{ada, tetapi lebih Lrark lirpa akari l)eranan
pemimpin adalah seorangpon' negarawan yang itu-itu _iga, dalarn p*nlt,itrli;tlaH i.ri::"irgarltar
Secara tradisional'
cara nreniaga keseimbangan putri Sunda, sebagairnana diceritakan ilalarn Kicjuniq Sunda.
ditara.ia, seorang yang dengan dalam alam
dalam jagad tttiriiu'"ni*i1'u o'h Ieselarasan
Kekayaan Romawi Purba, y'ang luar rnegah sepcrii r'etruah
jalan intrik
raya. Tetapi rtn atol rnt'juOi
penguasa dengan porta triuntphale tcmyal.a teiah digerogoti tond;tsinya.
persetubuhan di Ketika ia runtuh, seluruit Pantlrson cicwa-deu'a ltortrau'i ikut
dan pembu"'nun''i"ii""i"t^'*eiattuttan oleh
clepan unl um a ur"*' ui"u''
i eurtlttftakram a' la dibunuh runtuh bersamanya. Ilaru berabad-iihud kerniiciiarr. dalam
kctika sedang dalam upacara Renaissance yang telatr kita tinjau tadi, nilai-r.,,ui kebuda),aan
pemberontak-p;;;;;tak
klasik lahir kernbali, dicangkokkan pada agarna tlaru yang
mabuk-mabukan'
tumbuh di atas reruntuhan Pantheon dewa-tiewa [{tlirii:r..

]l5
214
Dalam dialog terbuka cukup tempat untuk mempersoalkan
luar megah seperti sebuah
Kejayaan Majapahit' yang da.ri hal-hal yang membuat orang berkerinyut dahi. Salah satu hal
digt'ogoti fondasinya' Ketika
"candi bentar", tt'nyutu'tttuh adalah pertanyaan, apakah "rasa kesatuan sealam raya"
ia runtuh seluruh P#;;;"
de*a-dewa Hindu ikut runtuh ber- (cosmisch eenheidsgevoel) masih hidup atau masih bisa
samanya. Agama Vu"g 'u'nUuh
di atas reruntuhan itu' dihidupkan. Ada juga tempat untuk bercerita tentang hal-hal
pun-
melepaskan turuutun-yuilg
mengikat pandangan orang ke yang biasa-biasa saja, karena adalah hal yang aneh tetapi
cak Gunung Pananggungan' benar, bahwa soal-soal yang wajar dan biasa-biasa saja, dari
adalah keluar' ke arah
Pada nrula"v" Jfitn'""si mereka zaman ke zaman diketahui secara intuitif oleh setiap D ouwheer
kebudayaan mereka adalah
cakrawala' karena p"'*'-p""t yang buta huruf, kini harus dijelas-jelaskan expressis verbis
Jawa' Tetapi kemudian
kota-kota petaUut''ai ai p*tui Utara pusat- kepada bouwheer-bouwheer yang pengetahuannya selangit.
ke clalam clirinya sendiri' dan
kehidupan prn t't'gutung"pinOut' Pada pihak yang lain, dari orang yang jauh dari profesi
pusat kebudayaan p'n ke pedalaman pulau Jawa'
arsitektur, orang juga bisa memperoleh,pandangan yang ber-
yang tidak.dilayari' alias buntu'
meman<lang ke taut'selaian manfaat. Orang yang jauh, pandangannya selalu lebih
disitu'
Dan kehidupan pull berakar dalam-dalam menyeluruh dan lebih lekas melihat keanehan-keanehan yang
tidak nampak oleh orang yang dekat pada persoalan. Penghuni
Peralihan KebudaYaan planet Mars segera bisa melihat, betapa anehnya orang-orang
peralihan kebudayaan'
Kini kita menghadapi lagi satu masa Australia itu, yang hidup jungkir balik melekat pada belahan
generasi-generasi terakhir berakar
Orang-orang yang selama bumi sebelah bawah. Persis cicak.
ragi cakrawala yang
dita,ahnya, t ini tercuuut din menghadapi dengan Laut Kidul Orang yang jauh mungkin juga lebih jeli melihat alternatif
luas. Ningrat asal :u*u fttnifungun kontuk yang mungkin dijalani. Pengunjung dari planet Mars akan
yang merantau kehilangan kon-
yang mengerikan, seniman Bali segera melihat, bahwa cara kita membaca buku bukanlah cara
tak dengan Crn''u^ ngung *nt
Iuhur' ina-ina Batak k€hi yang satu-satunya, karena ia akan segera menunjuk ke orang
keramat' Tetapi tidak
langan kontak a"ngin duniuhouaJa:g Jepang yang membaca kalimat dari atas ke bawah, dan mulai
bahwa segalanya berubah'
benar juga kala tii^'*trrg"takan' dari halaman tempat kita biasa menulis kata "T A M A T".
masih tetap arsitektur itu
Sebab, dulu maupun sekarang,
rohaniah (de onbewuste
merupakan ungkapan dari buday-a
Yan Romonclt)' dan masih
uiting v'on de r"''''i'i*' cultuur'
kepada wawasan manusia atas
tetap kebudayaan iu'it'gut'ng
arah tujuannya (zeiin wesen'
lrakikat dirirtya, asal-usuinya clin
manusia itu ubun-
ofkornsten b",t"'*iiil' clan masih.tetap
kaki digelitik oleh naluri-naluri
ubunnya terrrnoui Juiitfupuf
purba (oerdriJtenl'
tidaklah bijaksana un-
Pada masa peralihan kebudayaan
sekitar
tuk tetap *.*p.tiuf''ankan selubung esoterika .ar-
sitektur.Terlalubany'akpertanyaanyangberkecamukuntuk
esoterika belaka'
Oupr, ,liu"fesaikan aaiuni saresehan

2t7
21t:'
IV.6. ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA plonned"' pola transportasi yang
berdaya guna dan berhasil
DALAM PENDIDIKAN ARSITEKTUR*) guna, b angunan_ bangun
an megah"_in Ouf, _tur"gd fr
bulkan kebanggaan penampilan r*r r.r, * _
Oleh: Ir. Bko Budihardjo, M.Sc yang serba cantik_bersih_mulus
walatr bangunan maupun
,kora
tunpu..tu f-Ui*prn ri*-, tu
topeng atau pupur-bedak yang
"Whsl i,s s cily butits peaple" teblg. arpet .,,unr.iu JJrrrrn
segenap keunikan, k ek,asan
(Shakespeare) ain teanetra,
o*.ii"ilrr"1li, u,,
banyak lepas dari pengamatan
atau paling-paling hanya dilihat
dengan seberah mala saja.
Pertanyaan dan sekaligus jawaban yang dirumuskan secara
memang sudah mulai masuk
,mu-,iu sosiar dan humaniora
ringkas, dan sintal oleh sastrawan agung tersebut di atas sung- kursil (kurikrl;-l;;.rli#rrt
pendidikan arsitektur,
guh sangat tajam menukik ke masalah aktual yang dewasa ini akan tetapii.tit,r,ornya hanya
menyentuh kurit luarnya sekadar
muncul kembali di kalangan pendidikan arsitektur di saja dan tidak secara erat
dikaitkan
Indonesia.
lr"riti1,.i"'u
rekavasa ;;;;;;;',
dan perancansan
Gelar insinyur atau sarjana teknik arsitektur, membawa
Herbert J. Gans*) menyatakan
serta dalam dirinya konotasi dan bahwa bekal yang dijejalkan -' daram perencanaan
bahwa
Iingkungan binaan ada dua
selama proses pendidikannya sebagai arsitek adalah ilmu, f.rtut,
Kutub pertama, arsitek Oun pfurnn.
pengetahuan, dan keterampilan profesional yang lebih ber- - ring
wawasan pada aspek rekayasa (engineering oriented). kun gan iil k
perubahan perilaku
;;;
;;;.*#;.f;:i:::Xl;,J?i.HH;
Dan rupanya memang begitulah kenyataannya di tanah air. manusia.
Kutub kedua, ahli_ahli ilm,,
Potulat yang dipegang dan diyakini oleh para wastuwidyawan - gah sosiat, secara frontalmenyang_
dengan posrularnya urri*"-i."r.i;;;;;il;;i,11,
pribumi adalah bahwa bangunan dan lingkungan fisik secara
manusia justru bukan aspek
langsung mempengaruhi perilaku manusia. fisik melainf""
tanfisik seperti sosial, .tono*i
Kita lantas harus percaya begitu saja bahwa penciptaan .tun budaya. "rp.t_r.p.t
lingkungan yang baik lengkap dengan taman-tamannya yang Gans mengajukan kolsep
dasar yang merupakan kompromi
dilakukan secara profesional akan memberikan kenikmatan, dari kedua kurub bertawanan
aerse;r;,
kepuasan estetis, kesehatan yang lebih baik dengan "Lingkungan fisik. gayut dengu, poiluL,
diperolehnya udara segar, sinar matahari, dan tata hijau. lingkungan rersebut-menrp.rguluhi;;;;.. manusia sejauh
masyarakat yang terlibat di sosial dan budaya
Aliran kepercayaan seperti ini, yang dikenaldengan " orchitec dalamnvu,lta, sejauh lingkungan
tural determinism, atau untuk skala kota dan daerah yang tersebut, merasuk dan menyatu
dalam
lebih luas tersebut "environmentol determinism", telah Arsirekrur, lingkungan d; k;;;sistem sosial mereka,i*)
menyusup dan merasuk begitu dalam sehingga kita sering lebih perikehidupan dan tata ;rr;;;;;;nl.uuei
cara hidup ,unu'u pada hakikatnya
terpaku dengan penciptaan lingkungan pemukiman yang "well adalah yang terbentuk dan ait"riu[uo;;; ffi;;;;rffiir":
r Makalah disajikan dalatn Forum Nasional Pendidikan Arsitektttr, Semarang,
cans: "PEOpr-E AND PLANS".
19
- t9 April 1985. :1, ,Tfl:T,,J. re68 hrm.4.

218
'215
4

yang menghuninya. Pertanyaan tentang pengaruh lingkungan tanpa berpegang terlalu kaku
pada konsep hitam-putih,
fisik terhadap manusia penghuninya, telah menjadi pusat memihak sarah saru kutub. atau
perhatian dalam penelitian perancangan lingkungan. riJ"[r"n terraru sarah b,a kita
bersepakat bahwa lingkungan
Secara singkat Amos Rapoport menyajikan tiga pandangan
;;;;;;"prt dilihat sebagai latar
untuk aktivitas manusia, tata.
mengenai asal tersebut***). mengham batlmencegah kegiaran
ini i.
bahkan bisa berfungii seua"gai
;;;,*::. HLitI. i:lfrT;
a) Environmental determinism: tahan suatu jenis tindakariatu,
["iuii*,r. unruk pengejawan_
p..irur.u yang masirr laren.
Pandangan bahwa lingkungan fisik menentukan sikap dan Suatu latar fisik yang menghambit
tingkah kegiatan terten-
perilaku manusia. tu' biasanya hanya mempersulit
d,akukannya kegiatan tersebut
tetapi tidak dapat mencegah
,.p*uf,rryu (contoh: kasus tim_
b) Possibilism: bulnya jalan serapar. aiagonaioi
ulor_uror, kasus kurang ber-
fungsinya jembatanpenyeberangan
Pandangan bahwa lingkungan fisik memberikan peluang pedagang kaki lima).
atau kasus menjamurnya
dan kendala, masyarakat menentukan pilihannya berdasarkan
Kiranya masih sega.r dalam ingatan
tolok ukur, terutama tolok ukur kultural. penyeragaman pagar.di kita, perkara rencana
sepanjang jalur protokol
worejo, yang kemuclian OiuUatr kota pur_
c) Probabilism: aui, Oi,urgerh''',#"
naannya karena reaksi dari penduduknya.
Pandangan bahwa lingkungan fisik memang memberikan agak jauh ke belakang, di'kota g"rirf Bila kita menoleh
peluang untuk dipilih dan tidak menentukan perilaku, tetapi juga pernah terbit
peraturan yang menggariskan
bahwa pe.autt_pe.;;;
juga bahwa dalam suatu latar fisik (pftysicol setting) tertentu lingkungan p.rr.uhin *tv"ir,".r, ;;;,
beberapa pilihan lebih memungkinkan daripada yang lain. rancangan dan bahan yang
iiuuu, seragam, dengan
sudah ditentukan. 46;;;;;;.
tidak muncul persainga,
Dalam pandangan yang pertama, yang sudah dianggap iure rujil-untu.p.rgt uni, menutup
peluang timbulnya pameran
kuno, perubahan bentuk bangunan dan kota dipercaya akan kikayaan dan harta masing_
masing secara demonstratif.
menyebabkan perubahan nyata dalam sikap dan perilaku, in
teraksi sosial, kebahagiaan, kesejahteraan, dan lain-lain.
Sebagai reaksi ekstrim terhadap pendapat tersebut muncul pen-
Aturan Militeristik
dapat bahwa lingkungan binaan sesungguhnya tidak Dapat dibayangkan suasana
dan citra lingkungan yang
berpengaruh secara nyata terhadap manusia, dan bahwa ling- cipta dengan aturan m,iteristik ter-
kungan sosial, ekonomi, dan budayalah yang lebih banyak pagar seragam, perabot
;dil;i"ras: rumah seragam,
seragam. Akan susah sekari
berperan. rumah satu per satu, karenu mengenari
,iauf. uAurr,a jati diri atau iden-
Bersikap ekstrim dalam berbagai hal memang kurang titas dari setiap brngrn"n.r;;iG,
rumahnya copol. tak.ayal ada. Bita nomor
bijak. Jadi sikap yang arif dalam hal ini adalah yang moderat, p"rrif"'f.r
l"gi
kebinsungan mensenali.;rd,rtri;;u*iorun, si pemilik dilanda
Iain. Dan pada
an pal at i airi seueJuln'vl
tt*) Amas Rapoport: "Human Aspecls of urban form", 1977, hlm. 2. 111,_*1, l*,.t
;alan bukanlah jalan, dan kota Uri""f.t
."r."t, b u k antah ru mah,
kota, begitu celoteh

220
221
-t
T
t
I

dan visual yang artifisial serba t-empelan itu" Bagi rnajoritas pen-
van H,yck" Karena jati cliri il:l.l."h yang meniadi napas
Aido suatu bangunan atau duduk kota, yang terlebih penting adalah keindahal irirlup ber-
;pesifik
iiwa, pemberi k";;;; masyarakat itu sendiri, yang guyub rukun penuh vitalitas.
iinsr iler ( r he r d w
"' Konon perencanailn kota yang icieal aeialah yanii .lalam
"if:ii,ii: ffi,iliiTi,,elitr"i:penentu h ir ov e
"" kebijakan dan in- prosesnya melibatkarr segenap lapisan masvarakat, antara lain
putu
Bantarn Books, rq8il)' 'ot'ttttint'u'I banyak yang mengidap melalui wakil-wakilnya yang rerpercal'a, baik yang f ormal
telektuai c1i negara dianalogikan dengan maupun informal. lstiliih gagahnya adalah 'percncanaan ber-
'fttechuno-rnurtia'"'S;;;l;'sesuatu kota sama rakyat', jadi bukan lagi sekaciar 'prrencai.,aa;t untuk
Runtah' Iingkungan dan
teknuiogi nrekan.ts '";;;;';'
yunB teratur' eksak' rakyat'. Bahkan lebih ideal lagi suatu saat nanri, ruianakala
dilihat bak perartgkut "'"'in ,1"'b'
a yan g me nghuni' yang tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat suciah eukup
mek anr !'al - Sedan
giian ntanusia-mau':si tinggi, bisa rnulai diuji-cobakan penerapan slt',gan ulr:pia:
dan keatrekitugurnun kondisi
sarai di:trga" ttunii'?";;;;il-k; 'perencanaan oleh rakl'at'.
iepas dari penglmatai- 113"
s'siai_ekonn,r,i-t,uiivJ-;;;: rle.ngirtt sebelah mata
saJa'
palirrg-paling ftu"''u'tflt*tfing' Budaya Diam
Perenciuraan penroangun*n
foto lantas rnenjadi ajang bagi
melampiaskan ide dan Wawasan perencanaan yang berorientasi pada kencntingan
para pen glr *,'l pu#tl';i;;;;il; "tuk
;
dulu
gagasan-Eagiut*n p'it.)u'iinya'
tanpa,ItToto perltt terlebih masyarakat lapisan bawah, jelas menuntr-rt kepekaen sosial
per-sepsi seita aspirasi
penduduk yang tangguh dan tajanr dari aparat perrncana. Kita semua
menghayati clan nrenyerap abdi
diirigat' pemimpin adalah rnallum, dewasa ini sebagian brrsar nenduduli i;ota masih
kota vang oiauoinvaii'*';; berada dalam tahapan berjuang untuk hisa bertahrln hiclup_
masYarakat)' dengan tingkat pendidikan yang belum tinggi. "ladi tak perlu
dicengangkan bila ada kecenderungar) takut dan enqgan un-
Tidak Pas tuk angkat bicara menyuarakan hati nurani nrereka sendiri.
lagi' ide-ide baru yang
Sebetulnya tidak usah diragukan Daripada rnenghadapi risiko, lebih baik diar,r. Nah, hudaya
maksuti dan iktikad baik'
bermuncula" o;?;;;ii";;; iingkungan yang rapi' bersih' in- diam inilah yang sering disalah-mengertikan sel_ragai per-
Miselnl'a: demi tcrc;ptrlnla
-^1;;.r' -vang
t'i*ni disadari adalah tanda lampu hijau alras tidak ada keberalan. Oleli karena itu,
.lah dipanil"'*' itLupi untuk bisa menggali keinginan, harapan dan dambaait yang
terasa di hati
bahwa apa vang i;"# r"n* kepala dantidak pas sama sebenarnya dari penduduk kota, para pimpinan claerah clan
"
para penent" ktbj;;[;l it*ungL-inan
besar
oleh perencana kotalah yang harus lebih banyak rleninggalkan
tiaambakan dan dihavati
clengan uou run*'Jii'ill-n"" 'singgasana'-nya untuk turun ke bumi, meraslkan denyul nadi
sinilah -antara lain letak
kunci
masyarakat b"';;;";i kota yang yang berdetak di masyarakat. Sckadar contolr: rencarla pem-
,*'J Penanrpilan dan waiah
masalahnya ter- bongkaran jalur hijau untuk disulap jatli terrr;-rat parkir mobil
'-i"*'' tanpa cacat cela (biarpunyang
serba cantik-ueisirr-mulus di seputar Simpang Lima Semarang, rij';1r-rasanya perlu
aiau tledak-gincu polesan
paksan)'a f,,'u' pufui tidak mempertimbangkan terlebih dulu darn;rak yang mungkin
'opt"gbetul enak dipandang tetapi
tebal), memang 6arangkali badan diakibatkannya. Tidak hanya masalah banjir yang akan
aslinya bopeng budukan'
enak clisandmg';;i; kulit semua keindahan semakin parah menimpa lirigkungali di sekltarnya, t*rapi juga
keropos aun jl*a"fr;;t;G'
apalah u'tinvu

11'\
4t
T
I
=

l
terutama dampak sosial yang menyangkut nasib para tukang Sedikir C"l:,:T Tentang penyumbang Tutisan
becak dan pedagang-pedagang lesehan, dasaran, dorongan, "Jati Diri Arsite*tur Indonesii,,
dan warungan yang telah terlanjur bertumbuhan.
r' prof' IR' .IDHARTA, riirahirkan di Semarang pada tanggar 8
Pembangunan Yang Mengakar Lulus dari Bagian Arsirektur
rnstirut i.r""r.rr'ri"roung
Mei r929.
dian langsung bekerja se.bagaianfi pada tahun l9ig, kemu_
Model-model perencanaan deterministik yang dibuat dari semarang sampai rahun lgcl
f.f."ll *:r;1yl,r" Gedung_Gedung Negara
atas meja kiranya perlu ditinggalkan, diganti dengan peren- Kepala Jawatan Gedung-cedung
' Tuhun inii'rJrnrrri'r6j pirrdah ke surabava sebagai
N"g"r" srrJu'iJ. Murai tahun r963 sampai sekarang
canaan yang luwes dan tanggap terhadap sikon lokal, dengan dosen iet'p pua' lu*"ui e^it*rr* e*rLo,i.[i,rT"i*,
$,'ffi:Xffi:X;sebagai
penekanan perhatian pada perilaku manusianya. Pola pem- Pendidikan tambahan yang
diperorehnya ialah antara.rain pa<Ja
bangunan yang mengakar dari bawah seperti ini telah dirintis Architecture' universitv oJ washingron Departement of
aii.ri,r. imerit a serikat (1965 I966). _
oleh Romo Mangunwijaya dengan lingkungan komunal Jabatan-jabatan penting yang
pernah didudukinya adalah:
Ketua Jurusan Arcitektur-Faku,,^
berswadaya di Ledok Code Yogya; Yayasan Sosial Sugiya- a.,,r,i'rfiiversiras Diponegoro
Dekan Fakultas Teknik Unir.rrit",
pranata dengan beberapa lokasi perumahan kaum gelandangan Sekretaris Universitas Diponegoro.
;i;;;;;"
di Semarang; Prof. Ir. Hasan Poerbo dari PSLH-ITB yang pembantu Rektor
Univeisiturbipon.goro.
menangani masalah pemukiman bagi para pemungut sampah Kepala Biro Bangunan Universitas
;,;;;;r"r".
di kota Bandung, dikaitkan dengan upaya ekonomis mendaur- Jabatan yang dipegangnya
sekarang di antaranya sebagar
Ketua Jurusan Arsitektur
Fakuttas Teknik uNorp
ulangkan sampah menjadi bahan yang bermanfaat bagi a"n *.r.,
,"r*,-r,"i, illJi
Memperoleh gelu. c,_ n p.;
.u. r;;;;;;;;,;,,:rilTlfJf,T i::: H,yi,?l!.
kehidupan. i

Pola mengakar seperti dicontohkan di atas dilandasi


2. PTof.DR.S.BUDHI SANTOSA.
keyakinan bahwa pembangunan yang berhasil adalah yang memperoreh gerar Doktor
Dilahirkan di C tanggar r7 Agusrrrs 1937,
aatam antr.poar, i".,ir,ii"rrt
mampu menumbuhkan rasa harga diri dan percaya diri, 1977' Sejak tahun itu puia..njabat pada tahun
Kelua Jurusan on,"""u'Indonesia
sehingga masyarakat terangsang sendiri untuk aktif berperan sama, sampai dengan tahun
19g2.
ropologi dari Univcrsitas.yang
Semenjak tahun l9g
serta dalam setiap gerak pembangunan.
sejarahdan*u"i'i,#u",I?Tr*li,',..1#?fi
Memang penting sekali artinya dalam perencanaan :..lXXl,ii?iill#,,#,il.*,:j::
anssora i;-;;;,;;,";emasvarakaran
lingkungan binaan, apakah kita melandasinya dengan konsep 3J"Tfi :lT,"L]',i:rl;:'"0' penssunaan

"planning/or the people", "planning with the people" atau . Lebih dari r50 karya turr's terah dihasirkannya, baik daram
skala nasionar nlaupun
"planning by the people". Tetapi yang lebih penting lagi adalah [ji',11]'ili';li[i,T.: masarah e"'"*i"ri, ll',,,*u,,, Ernograri, Kesenian
upaya agar tidak timbul jarak antara arsitek dengan
masyarakatnya. untuk bisa bersenyawa tuntas antara arsitek
dengan masyarakat itulah diperlukan pendalaman dan J. IR. HINDRO TJAHJONO SUMARDJAN.
penghayatan ilmu-ilmu sosial, dan humaniora yang tidak hanya . ^ tober
6 ok r s+s. l,r,,-d,.i
Lahir
menyentuh kulit tapi meresap sampai ketulang-tulang dan
r

Rupa Institut Teknologi


bag ian il;*;;;';;J;.*#-#,:::,*
* X#::Tgff I
Bandung puau ,ui,un ,"r1.
jiwanya.
*.Jfi ",1#',1ff#H'J'-li,Ti.'ffi ilj;*1,,,_:$,,Xlllf
"";# f i,; :ff ;ff l
i. ;,:' ;::fl ::l?::,?,:?, ::","i "*,iL
l
::H A RC H TEN, Konsori um T

224
22s
r
cukup 7. lR. WIRATMAN WANGSADINATA. l-ahir di Jakarta tanggal 25 Februari
nrerancang dalanr bidang arsitektur'
Selain kegiatan merencanakan dan antara lain: 1935, lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Jurusan Konstruksi ITB tahun 1960.
telah.diselesaikannya'
banyak pula hasil srudi tt'"'f"tv"-ii*fufl v'ng Berencana Menrulai kariernya sehagai Insilvur Peretrcana di Jawatan Jalan ilan Jembatan
Perhotelan dalam Pembangttnan
Studi Aspek Fisit< t'engemt'angan D.P.(,I. (1961 1965) untuk kcnrudian nrenjadi [)ilektur PN. lndah Karya (1965
-
0e72).
(1974)'
- 1969).
Studi Perencanaan Kota lnti Jakarta Setelah memperdalarn pcngetahuan tentang cara-cara perencanaan modern selama
Lingkungan BIok M Kebayoran llaru (1977)'
Studi Peremajaan satu tahun di perusahaan Scou Wilson Xirkputrick & Partners di London, tahun 1970
Kecil (1982)'
Studi Perbaikan x"*i'ngi"ngan Potensi
lldu:lti (1982)' diangkat sebagai Insinyur Pengawas urrtuk proyek \fisma Nusantara (30 lantai),
Studi Perumahan M"J;;";;;'; s't'emnecvclinsdi Mangga Dua Jakarta gedung tinggi perlama di Indonesia, sarnpai provek selesai dalam tahun I972.
Union Internationole des Architectes dan Sejak tahun 1972 terjun ke dunia wiraswasta dengan rnendirikan biro konsultan sen-
la adalah juga Council Member dari
er.it.{ lndonesia Periode 1980 1982' diri. Banyak sekali karya-karya yang telah dihasilkan, antara lain gedung Sarana Duta
Xetua - (22 lantau, arsitek PT- Atelicr-6) dan Wisnra Dharmala (22 lantai, arsitek Paul
Rrrdolph).
Selain sebagai stal pcngajar yang aktil'di Jrrrusarr Siprl lfB, banyak juga kegiatan
4.IR.BUDIA.SUXANDAGrrd.Hons.Dlpl.(AA).LahirdiJakarta,tanggal
dari Fakultas Teknik LJniver- lain dalanr organisasi antara lain sebagai Ketua Flirlpunan Ahli Konstruksi Indonesia
oU"gui teknik ariitektur
8 Agustus 195 I . Lulus 'u'i"nu (1974
sitai lndonesia Jakarta, tahun 1978' of - 1980), Ketrra lJmunr lkaran Nasional Konsuitan Indonesia (1980 - 1988),
Wakil Ketua Team Penasihat Konsrruksi Bangunan DKI Jakarra (197?_
pada The Architectural Association' School - sekarang).
Memperoleh pendidikan ou'nt'utt'n Sejumlah lebih dari 50 makalah ilmiah telah dibawakan ata. diprblikasikan
graduate (honours) diploma tahun 1983 dalam
Architecrure, London, o.r;;;;;;.roleh tbrum nasional dan internasional.
FTUI ian ltt- Universitas Tarumanegara' Ikut serta dalam l-em-
Saat ini mengajar di
Tim Perencana <lan Perancang Kampus Ul di
baga Teknologi FTI'll selaku anggota
DePal.
t. IR. JUSWADI SALhIA, M.Arch. Lahir di Bandung tanggal l5 Juni I938,
nrenyelesaikan studi sebagai sarjana teknik arsitekiur di ITB tahun 1966.
Pendidikan Pasca-Sariana (S-2)-nya ditenrpuh di l.lniversity of f{awaii sampai
Probolinggo pada tanggat 2l Januari
5. IR' BASXORO SARDADI' Ditahirkan di l97l' nreraih gelar Master of Archilecture tahun 1975. Sejak lulus lahurt 1966 santpai
Bagian Arsitektur ITB pada tahun
1944, lulus ,ebagai sarjala- i"ttft sekarang menjadi stal pengajar departemen Arsrtektur l-l-8, dan pernah meniabat
SelainmengajarditurusanArsitekturFTUl,jugasebagaiperencanadanperan- Ketua Jurusan sampai tahun 1986.
cang pada biro konsultan PT' Atelier
6
peneli-
tlihasilkannla antara lain mencakup
Karya-karya lrasil penetitian yang telah 9. DR. HIDAYAT. t.ahir di Cirehon tahun 1936, rnenyelesaikan pcndidikan
fUif uf u Utara' Sumba' dan lingkungan desa Naga'
tian arsitektur tradisional At'et', tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Pajajaran Bandurtg pada tahurt 1965.
Mendapat beasiswa RockeJeller Foundation untuk studi Paska Sarjana dalam lhnu
Ekonomi Sumberdaya Manusia di University ol'The Philipines. Sempat rnenggali
tanggal 7 September 1939' pengalarnan ker.ia sebagai Visiting Lecture di A.sian Sociol lnlitute di Manila (1974
6. lR' TJUI( KUSWARTOYO' Dilahirkan rli Ponorogo
ITB tahun 1979' - 975) dan sebagai Reseorch Consultont di Deporlmtnt oJ' Labour di Filipina I 976).
(
Teknik Arsitektur 1

menyelesaikan p"naiaiLunni" it'ogui


Su'i"nu-
tahun 1976 dalam bentuk Awal tahun 1977 kembali ke tanah air dan mendirikan Pusat Penelitian Sumberdaya
Pendidikan lanjutan il;;il iari Negeri Belanda
Manusia dan [,.ingkungan yang bernaung di bawah UNPAD, serta ntenjadi direktur-
gedung Laboratorium' kursus Environmental
Latihan Kerja untuk O"'unt'u,un nya hingga sekarang.
l,Sa, Lhu, 1982; Kursus Lanjutiur Environnrcn'
Monogementdi ERT-Massicfruri,*,
tallmpacl,trssessrnenlOiOuft'outit'f-;ttiversityNovaScotia'Canada'tahunl98'ldan
Reseorch l-e!!ow |)tliversiteit Ber|irt,
Jerman Barat, tahun 1982. 10. IR. ZAENUDIN KARTADiWIRA, M.Arch. Lahir di Jakarta tanggal 20
diri sebagai staf pengajar di Bagian Oktober 1930, lulus sebagai sarjana tcknik arsitektur dari lTtl tahun 1959. Sejak lulus
Sejak lutus ,"*rti
'"1""t, 'ningaUdifan
Lingkungan' I-l'B' di samping itu
juga sebagai
langsung menjacli staf pengajar di tTB. Studi [)asca-Sar3ane (S':)-nva ditempuh <li
Arsitektur Bidang Perencanaan lota dan
Hidup (ppLH) -- I-r-B yang dijabat Univcrsiry oi i\'lichlgan. LJSA, mcmperolch gelar lVl.Arcir tahun 1963. Peruah mert-
Sekretaris pusat penelitian dan Lingkungan
jabat sebagai Ketua Dcparteincn Arsitektur i1'lt pada tahun l9'i-l * l9'17. Ikut rnem-
semenjak tahun 11i79
penelitian yang telah dihasilkannya' khususnya banru sebagai d.rsen luar biasa pada l)eparten:err r\rritektur LJitiversitas Trisakti mulai
Banyak sekali hasil-haril studt dan
pengelcrlaart iingkungan hidup tahun l9l2 sampai sekarang.
dalam bidang

227
226
r
Pada tahun 1962 bertindak sebagai visiting Lecturer pada Depdrtment of Architec- 14. Drs. DARMANTO JATMAN, SU. Lahir di Jakarta tanggal 16 Agustus 1942.
ture University oJ Michigon dan rahun 1969 di University of Kentuckt, Amerika Lutus sebagai Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Serikat.
Yogyakarta tahun 1968. Pendidikan tambahan yang telah ditempuhnya: Psikologi
Pengalaman profesional sebagai arsitek di dalam maupun luar negeri sangat luas. Industri dari Universitas Indonesia (1972), "Basic Humanities" dari East west cen'
ternrasuk sebagai arsilek pada Biro Arsitek risclrer & Elmore, washington DC (1960, Pedesaan dari Universitas Gajah Mada (1977)
l97l/19'72) dan pada volmer Associales, New york, Anrerika Serikat (1972
tre Hawaii (1972
- 1973), Sosiologi
-1972). dan "Development Plannin7" dari (Jniversity College London (1977 - 1978)' Pen-
didikan Pasca Sarjana-nya ditempuh di Universitas Cajah Mada, Yogyakarta'
Tugas utamanya adalah sebagai dosen Fakultas Sosial dan Politik universitas
Diponegoro (sejak tahun 1969), dengan tugas-tugas tambahan sebagai Ketua Badan
I l. Dlpl. Ing. HARISANTO. Direktur dari Bir o Konsulran APARC, memperoleh Konsultasi Mahasiswa, Ketua Subdepartemen llmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya
Satyalencana penghargaan dari pemerintah lewat Menteri Riset dan Teknologi atas
Dasar, Staf Ahli Bidang Minat Universitas Diponegoro, dan dosen pada Akademi
karya-karya arsitekturnya, terutama yang menyangkut kompleks lndustri pesawat
Seni Rupa lndonesia (ASRI) Yogyakarta.
Terbang Nusantara di Bandung. Sering menulis artikel untuk Kompas, Sinar Harapan, Suara Merdeka, Kedaulatan
Rakyat, dan lain-lain, di sela-sela kegiatannya sebagai Pimpinan Redaksi Koran Kam-
pus "Manunggat" dan Redaksi Budaya "Dinamika Baru", "Mimbar/Tribun", serta
"Suara Merdeka".
12. IR. MAURO PURNOMO RAHARDJO, M.S.Ars. Lahir di Tegal tanggal Buku-buku hasil.karyanya yang telah diterbitkan antara lain:
l5 Januari 1954, lulus sebagai sarjana teknik arsitektur dari Universitas Katolik "Kario Iya Bilang Boten", kumpulan sajak.
Parahyangan tahun 1980. Aktif mengikuti seminar-seminar internasional, nasional,
"Ki Blaka Suta Bla Bla", kumpulan sajak.
daerah maupun intern. Perhatiannya ditujukan pada fenomena arsitektur dan kota
di Indonesia dan banyak menuljs arrikel tentang hal itu.
Sejak tahun 1980 menjadi staf pengajar pada Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
UNPAR dan menjabat sebagai koordinaror mata kuliah rekayasa. pendidikan pasca-
15. IR. ANDY SISWANTO, Dilahirkan di Wonosobo, tanggal 5 November l9!4.
sarjana (S-2)-nya ditempuh di departemen Arsitektur ITB, dengan thesis tentang per-
Pernah menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Rupa "ASRI" Sanata Dharma
tumbuhan morfologis ruang pusat kota di bawah bimbingan prof. Ir. Hasan Jurusan lnggris, lulus sebagai sarjana arsitek dari Universitas Cajah Mada,
Poerbo, MC'D. Yogyakarta tahun 1980.
Aktif berperan-serta dalam kegiatan dan pertemuan ilmiah, khususnya di bidang
arsitektur, perumahan/pemukiman, seni dan sosial budaya.
Sejak mahasiswa telah menyelesaikan berpuluh-puluh proyek, seperti rumah ting-
13. DR. IR. R.M. SUGIJANTO. t.ahir di Solo ranggal 5 Marer 1938, menempuh gal, kantor pemerintah dan perdagangan, hotel, laboratorium, rumah sakit, sekolah
pendidikan tingginya di Jurusan Fisika TekniK ITB tahun 1956
Pada tahun 196l - 1961.
1962 ke purdue University, USA dan tahun 1970 ke university
dan kampus perguruan tinggi.
- Kegiatan studi dan penelitian yang telah dilakukan meliputi antara lain Studi Ar-
of New South Wales, Australia, untuk kemudian pada tahun 1975 ke Techische sitektur Tradisional Kudus, Batang, Dieng, Sukoharjo; 'Central Java Integrated Rural
Hocheschul Delft, Nederland Sekolah Pasca-sarjana 53 ditempuhnya di ITB sam-
Settlement Development Slrdl',' Studi Perencanaan Pengembangan dan Disain
pai meraih gelar Doktor pada tahun 1982.
Skematik Benteng Vastenburg Surakarta.
Jabatan-jabatan yang pernah diemban antara lail Ketua Bagian Fisika Teknik
Saat ini sedang memimpin perancangan dan pembangunan rumah-rumah sangat
(1969), Pembanru Dekan I Departemen Fisika Teknik dan Teknologi Kimia (1971
murah dengan sistem aided self-helpbagi tuna wisma berpenghasilan sangat rendah
- 1972) serta Ketua Departemen Fisika Teknik (1973 1977). Selain mengajar di
lTB, juga di Unpar, Trisakti, Unpad dan UI. - dan tidak tetap di pemukiman Mengunhardjo, Semarang, kerja sama dengan Yayasan
Sosial Sugiyapranata (YSS).
Keanggotaan profesinya meliputi antara lain liluminating Engineering society, Jabatan yang diembannya sekarang adalah Direktur Utama Konsultan PT.
Acoustical society of Ameriko dan Ikatan Ahli Fisika Bangunan inaonesia. Wastuwiyawan, Ketua Studi Pemukiman Pusat Penelitian Universitas Katolik
Sugiyapranata dan pcrencana pada YSS.

228 229
v
t6. IR..IOHAN SILAS. Lahir di Samarinda tahun t936, pindah ke Surabaya lE. P E R M A D I, S.H. Lahir di Sernarang tanggal 16 l\{ei ),)40, lulus
sejak awal tahun 1950 da, lulus sebagai Sarjana Teknik Arsitekt,r (lr) dari ITts Sarjana Hukum .lurusan Hukum Internasional Publik iiengan -iudul skr:ip:;i ".4 (Jrrr&,
tahun
1963, rneriilikuti pr"ogram perumahan di lJnivcr.sitos Col/ege London (1976) to Diplomatic I'raclitz" dari Universitas lndonesia, Jakarta pada tirhllr 1965. Ltekerja
dan di
Inslitut.lbr tlou,sins srudie.s Rotterdanr (r9ri0). Masuk dan rnenjadi dosen lrS sejak di Lembaga Pariwisata RI tahun 1966
1967, kini mcniadi l.ektor Kepala pacla mata Kuliah pemukiman dan perumahan. - 1967, kemudian benviraswasta rlan h*rgerak
dalam lingkungan pels tahun 1967 -- 1973.
scjak lgir-5 Selak tahun I973 sampai sekarang aktii' di Yayasan [.einbaga hr*irurncn.
- lr75 'relakukan penelitian terutarra tentang candi-candi dan
nrngumpuikan garnbar relief-relief Aktif dalam seminar di dalarn maupur) di luar negeri, darr banyak ni*nlarrgku
candi. jabatan dalam organisasi, antara lain sebagai Sekretari:l laytsan I,araspikologi
sejak awal 1970 mernpelajari pola-pola runrah desa di Jatim dan pora rumah
karnpungz'desa - kota Surabaya. Semesta" Wakil Ketua Yayasan Javanologi Jakarra, Peugurus l.eurbaga [,engkajian
Ekonomi Pancasila, dan Anggota T'im lnti f)ewan Puriahanan Keanrarral Nasicnai
sejak 1974 terlibal dalanl studi Masarah perunrahan kota dan berbagai program
peruurahan yang dilaksanakan di Surabaya dan Jawa Timur. Indonesia.
AktiI r,enulis hasil peneiitiannya baik untuk papcr serrinar di tralam maupun luar
rregcri sebagai tulisan populer di koran dacrah.
Kcanggotaan Profesi:
.. llatun Ar\itck ln(1,)nc\ta.
19. Dlpl.Ing. SI-IWONDO BISMO SIITF,DJO. Dilahirkan di Pekalorrgau pada
tanggal 2 Juni 1928.
Pcrsatuan lrrsinyur lrrdonesia.
Celar Dipl.lng. diperolehnya dari T'echnishe Hochschule ltannover patla tahun 1961.
lkatan Sarjana Katolik lndonesia.
Tahun 1962
- 1970 mengabdikan dirinya sebagai closen di lnstitut'I'eknologi tsan,
dung, yang kemudian dilanjutkannya sebagai dosen di Liniversitas l;r<.lorresia di ^!akarta
tahun l97l sampai sekarang.
Menjadi Ketua Depanemen Arsrtektur IT[i, tahun l%6 * 1968 dan Keru;r.lurusan
17. llR. uMArt KAJAM. Leitrir di Ngawi leurggal 30 Aprii 1932. Lulus Sarjana Muda
dari l;ak.,itas sastra Pcdagogi dan Filsatat Universitas cajah Mada yogyakarta
Arsitektur Fakultas Teknik Unircrsitas lndonesia tahun 1972 .- lq?6.
tahun Tahun 1974 pula jabatan sebagai l)ekan ['aLr,ltrs I'ekrrjk l.inirer-
1956. celar M.A. diperolelt dari school oJ Education, New york lJniversity
tahun - 1978 menrluduki
sitas Indonesia.
1962, kernudiarr tahun 1965 memperoleh getar: ph.D dari cornell l)niversity,
rthaca, Saal ini selain sebagai D<isen Pengembangan Arritekiur.lan iisrua lliriang -fata
lrsA.
l.ingkungan Jurusan Arsitektur FTUI, juga sc'bagai Kctua"I'irn Pr'irasihat Arrite ktur
Berbagai jabatan pernah didudukinya, antara rain sebagai Direktur Jenderar
Radio, kota DKI dan Penasihat l)irektur Permuseuman Dit.Jen Ket:uri;r1,aan, l)epariemen
Televisi-Filnr l)epartomen Penerangan RI (1966 1969), Ketua I)ewan Kesenia.
pusat Latihan -penelirian Ilrnu-ilmu Sosial (r975
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta (1969
- 1973), Direktu. Karya./Kegiatan ilmiahnya antara lain:
- 1976), Ketua Dewau Filrn Nasional (197g _ 1979). "Rumah Susun sebagai Unsur Perernajaan Kota".
L:lkonomi Pancasila, dan .Anggota'I'im Inri Dewan pertahanan Keamanan Nasional "Tipologi dan Ilentuk Bangunan".
I ndonesia. Jabatan dalam organisasi profesi yang dipegangnyr:ldalah sehitai K(tua
Cukup banyak buku-buku hasil karyanya yang telah diterbitkan: ,,Seribu Nlajelis Ikatan Arsitek Indonesia dan anggota llorking group I{ttbitut Lrtrion lnter-
Kunang_
kunang di Manhattan" (1972) "sri Sumarah dan Bawuk" (1975), "Seni, Tradisi din nolionole des Architectes (UlA\.
Masyarakat".
Aktif mengikuti seminar, menulis makalah pada berbagai pertemuan irmiah
dalam
maupun dr luar negeri, terutama tentang kebudayaan, pendidikan,
dan komunikasi.
Kegiatan lainnya sangat bervariasi, mulai dari menulis di
majalah prisma, sebagai 20. GUNAWAN W. GANDASIIBRATA. Terakhir rercatal sebagai mahasiswa
kolumnis majalah rempo, menuris skenario firm ("yang Muda yang Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Bercinta-,,,
"Frustasi Puncak (iunung,', ,,.lago,,), sampai dengan menjadi pemain Teknologi Bandung.
film 1,,Ka.-
mila", "Kugadaikan Cintamu,',,,pemberontakan C.30.S pKl,).
Saat ini menjabat sebagai Kepala pusat peneritian dan
Studi Kebudayaan Univer-
sitas cajah Mada, di samping tugas utanra sebagai stafpengajar
pada Fakurtas Sastra
dan Xebudayaarr UCM. l

230 1 ?

Anda mungkin juga menyukai