Anda di halaman 1dari 12

Pengujian mekanik

Pengujian mekanik adalah jenis


pengujian sifat mekanik pada suatu
material. Sampel atau spesimen yang
digunakan dalam pengujian mekanik
hanya berukuran kecil. Karakteristik
utama dari pengujian mekanik adalah
merusak material uji dengan pemberian
gaya dengan besaran tertentu. Standar
pengujian mekanik berbeda-beda pada
jenis material yang berbeda. Jenis
pengujian mekanik antara lain uji
kekerasan, uji tarik, uji keausan, dan uji
impak. Manfaat dari pengujian mekanik
ialah pengembangan ilmu material dan
perolehan pengetahuan sifat rekayasa.

Sampel atau spesimen


Pengujian mekanik dilakukan dengan
menggunakan sampel atau spesimen
dari material yang diuji. Sampel atau
spesimen yang digunakan hanya
berukuran kecil. Namun sampel atau
spesimen yang jenis, komposisi dan
penerimaan perlakuannya sama dengan
materialnya bersifat mewakili material
aslinya. Ketepatan hasil pengujian
mekanik pada sampel atau spesimen
material hanya diperoleh ketika telah
memenuhi beberapa aspek. Aspek-aspek
ini meliputi ketelitian pembuatan
spesimen, kualitas atau kecacatan
material, ketepatan pengukuran dan
kemampuan mesin ukur.[1]

Sifat
Karakteristik dasar dari pengujian
mekanik adalah merusak material yang
diuji.[2] Kerusakan ini bertujuan untuk
mengetahui sifat mekanik yang
dimilikinya.[3] Pada pengujian yang
bersifat merusak, spesimen dari suatu
material mengalami kerusakan.
Penyebab kerusakan pada jenis
pengujian merusak adalah pemberian
gaya dengan besaran tertentu pada
spesimen dari suatu material. Pemberian
gaya dilakukan dengan ukuran yang
sesuai dengan standar pengujian yang
ditetapkan atas spesimen yang diuji.[4]

Jenis

Uji kekerasan

Kekerasan pada suatu material


merupakan ketahanan material terhadap
gaya hingga mengalami deformasi
plastis.[4] Sifat mekanik yang ingin
diketahui dari pengujian kekerasan ialah
ketahanan terhadap pemakaian mekanis
dan elastisitas material.[5] Ada tiga jenis
pengujian kekerasan yang pemakaiannya
telah dibakukan. Ketiganya yaitu uji
kekerasan penekanan, uji kekerasan
goresan dan uji kekerasan dinamik.[6]
Proses pengujian kekerasan disesuaikan
dengan metode dan prsoedur pengujian
yang diberlakukan pada material yang
diuji. Ketelitian hasil uji ditentukan oleh
pemilihan yang tepat mengenai metode
pengujian.[7] Pengujian kekerasan dapat
dilakukan dengan empat metode
pengukuran yaitu uji kekerasan Brinell, uji
kekerasan Vickers, uji kekerasan
Rockwell, dan uji kekerasan Shore.[8]

Uji tarik
Uji tarik merupakan pengujian mekanik
yang paling umum digunakan untuk
mengetahui sifat mekanik suatu
material.[9] Bentuk sampel uji tarik adalah
batang dengan bagian tengah yang
membagi sisi kiri dan kanan batang.
Tegangan diberikan kepada bagian
tengah sampel dan pengukuran tarikan
dihitung dari panjang hasil
penarikannya.[10] Penarikan dilakukan
dengan menjepit kedua sisi ujung
sampel. Pada salah satu ujung sampel
dipasangi perangkat pengukuran beban
dari mesin uji. Ujung yang satunya
dipasangi perangkat peregang.[11]
Sampel dari suatu material secara umum
diuji tarik dengan cara ditarik hingga
menjadi putus.[12]

Data yang diperoleh dari uji tarik dapat


digambarkan secara umum dengan grafik
beban dan pertambahan panjang.
Namun, grafik ini tidak menampilkan
kemampuan tarik melainkan hanya
menampilkan kemampuan batang uji.
Sifat tarik dari suatu material dapat
diperoleh setelah grafik beban dan
pertambahan panjang diubah menjadi
kurva tegangan-regangan.[13] Kurva ini
menampilkan data yang diperoleh
selama pengujian tarikan pada suatu
material dalam bentuk tegangan dan
regangan.[12] Komposisi material
penyusun beserta perlakuan yang
diterimanya menentukan bentuk dan
besaran dari kurva tegangan-regangan
yang dibuat.[14]

Standar uji tarik yang dapat digunakan


misalnya ASTM E8 yang berlaku di
Amerika Serikat atau Standar Industri
Jepang yang berlaku di Jepang. Kedua
standar ini terutama digunakan pada
bahan logam, tetapi mampu memberikan
pengetahuan kepada peneliti mengenai
reaksi suatu material terhadap tenaga
tarikan.[15] Pada material komposit, uji
tarik dilakukan dengan menggunakan
mesin uji universal.[16]
Uji keausan

Keausan merupakan kondisi permukaan


suatu benda yang kehilangan substansi
progresif akibat gerak relatif dari
permukaannya terhadap benda lain.
Jenis keausan secara umum dibedakan
menjadi keausan abrasif, keausan adesif,
keausan korosif dan kelelahan
permukaan.[17] Pada tahun 1996, Ivan
Bataev memperkenalkan satu metode uji
keausan. Pada pengujiannya, material
padat yang dijadikan sampel digesekkan
pada cakram yang berputar yang telah
dilapisi kertas abrasif. Berkurangnya
massa atau volume sampel ditetapkan
sebagai dasar perhitungan laju keausan
selama gesekan berlangsung.[18]

Uji impak

Uji impak merupakan pengujian material


terhadap ketahanan menerima beban
kejut. Pengujian dilakukan pada sampel
yang memiliki takik atau tanpa takik.
Sampel dijatuhi dengan beban pada
ketinggian tertentu. Data pengujiannya
ialah energi disipasi yang terdapat pada
patahan. Metode pengujian impak dapat
menggunakan metode Izod atau metode
Charpy.[19] Pada metode Izod, spesimen
uji bertumpu pada posisi dan arah
pembebanan yang searah dengan arah
alat penakik. Sedangkan pada metode
Charpy, spesimen uji bertumpu pada
posisi dan arah pembebanan yang
berlawanan arah dengan alat penakik.[20]

Standar pengujian
Material-material memiliki sifat-sifat
yang berbeda satu sama lain. Sifat-sifat
yang bervariasi pada material-material
membuat pengujian mekanik juga
bervariasi. Standar pengujian mekanik
yang diberlakukan pada setiap jenis
material ditetapkan berdasarkan sifat-
sifatnya. Setiap keperluan yang berbeda
memiliki standar pengujian yang berbeda.
Misalnya perbedaan standar uji tarik
antara bahan logam dan bahan
polimer.[21]

Manfaat
Sifat mekanik yang dimiliki oleh suatu
material menjadi faktor penting dalam
pemilihan material dalam suatu
perancangan.[22] Pengujian mekanik
secara umum memberikan dua manfaat,
yaitu pengembangan ilmu material dan
perolehan pengetahuan sifat rekayasa.
Pengetahuan yang diperoleh dari
pengujian mekanik ada dua jenis, yaitu
cacat atomik pada material atau
kesesuaian kualitas produk suatu
material dengan standar yang berlaku.[11]

Anda mungkin juga menyukai