Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

OLAHRAGA ADAPTIF

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022

Nama : Ricat andreas pandiangan


Nim : 6213210006
Kelas : ikor c 21
Dosen pengampu : Dr Nurhayati simatupang, M.Kes
Matakuliah : olahraga adaptif
REVIEW JURNAL
1. IDENTITAS JURNAL
Judul JOURNAL A
Pengembangan Model Permainan Olahraga Freeball pada
Pembelajaran Penjas Adaptif Anak Tunagrahita di SLB
Se-Kabupaten Kendal
JOURNAL B
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI ADAPTIF BAGI ANAK DENGAN
HAMBATAN FISIK DAN MOTORIK

JOURNAL C

PEMASYARAKATAN DAN PELATIHAN


OLAHRAGA ADAPTIF PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

JOURNAL D

Learning Adaptive Physical Education in Special Schools


during a Pandemic
JOURNAL E

Pengaruh modifikasi bermain bola bocce terhadap


kemampuan melempar pada siswa Tunagrahita sedang

JOURNAL F

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL


ANGKA MELALUI BERMAIN PANCING ANGKA
BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
JOURNAL G
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK
KASARANAK TUNAGRAHITA RINGAN

JOURNAL H
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS III DI SLB SABILUNA PARIAMAN

JOURNAL I
UPAYA MENINGKATKAN KOSA KATA MELALUI
METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN (PTK Kelas DV di SLB
Kartini Batam)

JOURNAL J
Efektivitas Penggunaan Teknik Token Economy Untuk
Mengurangi Perilaku Agresif Pada Tunagrahita Ringan di
SLB Lumin Alisa Padang

Nama Jurnal JOURNAL A


Journal of Sport Coaching and Physical Education

JOURNAL B
Jurnal Pendidikan Kebutuhan KhususJur

JOURNAL C
Jurnal Layanan Masyaraka

JOURNAL D
Jurnal ilmiah Bidang Pendidikan Olahraga

JOURNAL E
Jurnal porkes

JOURNAL F
Jurnal ilmiah pendidikan khusus

JOURNAL G
Jurnal ilmu keolahragaan

JOURNAL H
Jurnal ilmiah pendidkan khusus

JOURNAL I
Jurnal ilmiah pendidikan khusus

JOURNAL J
Jurnal penelitian pendidikan kebutuhsn khusus

Volume dan JOURNAL A

Halaman 5 (2). Hal 68-75


JOURNAL B
Volume 2 Nomor 2
JOURNAL C
vol 4 no 1 , halaman 134-140
JOURNAL D
Volume 6, Nomor 2, Hal: 210 – 218
JOURNAL E
Volume 5, no 1, hal 231-244
JOURNAL F
Volume 1, no 1, hal 478-488
JOURNAL G
Volume 2, no 2, hal 119-129
JOURNAL H
Volume 1, no 3, hal 95-109
JOURNAL I
Volume 1, no 2, hal 109-121
JOURNAL J
Volume 9, no 1, hal 145-150

Tahun JOURNAL A
2020

JOURNAL B
2018

JOURNAL C
2020

JOURNAL D
2021

JOURNAL E
JOURNAL F
2013

JOURNAL G
2014
JOURNAL H
2012

JOURNAL I
2013

JOURNAL J
2021

Penulis JOURNAL A
Yoga Lilo Anung Anindhito

JOURNAL B
Johandri Taufan, Ardisal, Damri, Arise

JOURNAL C
Purwo Sri Rejeki, Irfiansyah Irwadi, Misbakhul Munir,
Hayuris Kinandita, Eka Arum Cahyaning Putri, Soffil
Yudha Mulyadi, Septyaningrum Putri Purwoto

JOURNAL D
Dimas Duta Putra Utama, Riky Fernando, Lungit
Wicaksono

JOURNAL E
Mecca puspitaningsari, luky nawil, Novita nur synt

JOURNAL F
Afnita usti
JOURNAL G
Asep ardiyanto, Pamuji sukoco

JOURNAL H
Desni humahira

JOURNAL I
Nurliya febrisma

JOURNAL J
Rani zastia, martias

Reviewer Ricat andreas pandiangan

Tanggal 07 Oktober 2023

2. ISI JURNAL
Analisis Berdasarkan hasil observasi disekolah, ditemukan

Data/Temuan permasalahan kurangnya aktivitas olahraga dan kesulitan


anak tunagrahita dalam melakukan aktivitas permainan
bola besar dikarenakan dalam permainan bola besar
membutuhkan kemampuan motorik yang komplek serta
anak tunagrahita sulit memahami berbagai macam teknik
dasar yang meliputi passing, dribbling maupun
pemahaman peraturan permainan bola besar. Kebanyakan
mereka hanya melakukan aktivitas olahraga bola besar
dengan melempar bola tanpa adanya permainan kompetisi
atau kerjasama tim. Padahal olahraga yang membutuhkan
kerjasama antar tim akan membentuk suatu karakter yang
baik pada anak. seperti, saling menghargai satu sama lain,
kerjasama, kepercayaan diri, kedisiplinan, serta aktivitas
gerak aktif dalam permainan yang akan melatih
kemampuan motorik pada anak tersebut. Bahkan, dalam
kurun waktu satu minggu pernah tidak melakukan
aktivitas olahraga sama sekali dikarenakan tidak adanya
guru penjas yang khusus mengajar pendidikan jasmani
adaptif.

Berdasarkan grandtour yang penulis lakukan di SDN


X Penyelenggara Pendidikan Inklusif, penulis melihat
sekolah yang didesain berbentuk leter U ini memiliki
lapangan upacara yang cukup luas sekaligus di jadikan
sebagai tempat berolahraga bagi siswa setiap harinya. di
SDN X tersebut. Terdapat 1 (satu) orang anak dengan
hambatan fisik dan motorik yang duduk di bangku kelas
V. Anak ini termasuk anak yang pintar dan aktif
dikelasnya. Tidak ada hambatan yang berarti baginya
dalam mengikuti pembelajaran di kelas secara akademik
namun dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang
membutuhkan kegiatan fisik maka penulis berasumsi
akan ada modifikasi dalam mata pelajaran ini.
Berdasarkan fakta diatas, mendorong penulis untuk
mendalaminya. Penulis ingin mengetahui bagaimanakah
pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
bagi anak hambatan fisik dan motorik (X) di SD X
Kecamatan Pauh.
ABK mempunyai kemampuan motorik yang
menurun dan lebih rendah dibandingkan anak seusianya.
Untuk itulah, dibutuhkan adaptasi gerakan yang kita sebut
sebagai Olahraga Adaptif NCSE, 2014). Untuk itu
diperlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
olahraga adaptif pada pengelola yayasan, tenaga sukarela
di yayasan ini, orang tua maupun pelatihan olahraga
adaptif pada ABK yang diharapkan dapat meningkatkan
fungsi motorik dan sensoriknya. Peningkatan
pengetahuan dilakukan seminar dari pakar sedangkan
peningkatan ketrampilan stimulasi fungsi motorik dan
sensorik dengan pelatihan.
Berdasarkan penelitian (Dwi et al., 2020) dikatakan
bahwa pembelajaran daring dinilai kurang efektif
diterapkan yang menjadi faktornya karena kurangnya
fasilitas yang ada serta belumm siap edukasi teknologi.
(Handayani et al., 2020) yang menyimpulkan bahwa
tingkat efektifitas pembelajaran dari 8 indikator yang
diteliti sekitar 66,97 %.

Hasil Penelitian Hasil analisis uji coba skala kecil yang dilakukan oleh
siswa tunagrahita di SLB Abc Swadaya Kendal berjumlah
10 siswa, dari hasil uji coba yang dilakukan oleh 10
responden tersebut mempraktekkan permainan olahraga
freeball dapat disimpulkan, bahwa penelitian pada uji
coba skala kecil yang dilakukan 10 siswa anak
tunagrahita di sekolah pertama yaitu SLB ABC Swadaya
mempraktekkan permainan olahraga freeball diperoleh
hasil dari 10 responden 90% (9 siswa) menyatakan layak.
Sedangkan 10 % sisanya atau (1 siswa) menyatakan
cukup layak. Dari hasil penelitian atau uji coba skala
kecil di SLB ABC SwadayaKendal Pengembangan
Model Permainan Olahraga Freeball pada pembelajaran
penjas adaptif anak tunagrahita bisa dikatakan layak.
Pada uji coba skala besar yang dilakukan oleh 20
siswa tunagrahita di SLB Negeri Kendal dalam
melakukan permainan olahraga freeball diperoleh hasil 18
responden dengan persentase 90 % (18 siswa tunagrahita)
menyatakan layak dan 2 responden 10 % (2 siswa
tunagrahita) menyatakan cukup layak. Dari hasil uji coba
skala besar dapat disimpulkan bahwa 90 % siswa
tunagrhita menyatakan layak dan 10 % siswa tunagrahita
menyatakan cukup layak yang berarti bahwa permainan
olahraga freeball pada pembelajaran penjas adaptif anak
tunagrahita dinyatakan layak.

Hasil penelitian ini dibahas berdasarkan kajian teori,


sehingga akan nampak bagaimana keterkaitan teori
denganpelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani
adaptif bagi anak Hambata Fisik dan Motorik X kelas V
yang ada dilapangan. Adapun pembahasannya adalah
sebagai berikut:Menurut Samsudin (2008: 2) pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidupsehat dan aktif,
sikap sportif dan kecerdasan emosi.Anak Hambatan Fisik
dan Motorik merupakan anak Menurut Buku Pedoman
Pendidikan Inklusif Direktorat PLB, (dalam Bilqis
2012:2) tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan
atau cacat menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot)
sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus untuk mencapai kemampuan yang
optimal. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif di SDN X Kecamatan Pauh.
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan dalam perencanaan pembelajaran sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan hanya saja tidak
adaya perencanaan khusus yang dibuatkan untuk anak
hambatan fiisk dan motorik X. , hal ini berlandaskan
dengan yang dikemukakan oleh Dini ( 2013 : 53) yang
meliputi: memerhatikan perbedaan individu
masingmasing pesera didik, rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun dengan memperhatikan perbedaan
jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat inteektual,
minat, motivasi belajar, kebutuhan khusus lingkungan
peserta didik dan lain sebaginya. Karena hal ini lah yang
mendasari peneliti masih kurang sesuainya dalam
perencanaan di SDN X Kecamatan Pauh.

Kelainan motorik akan menentukan kualitas gerakan.


Sedangkan Cerebral Palsy merupakan kata umum yang
berlaku untuk sejumlah kondisi neurologis yang
mempengaruhi gerakan dan koordinasi. Dari tabel 3, bisa
dilihat bahwa persentase terbesar kelainan motorik di
Yayasan ini ditegakkan sebagai cerebral palsy. Urutan
persentase tersering kelainan berdasarkan pola
motoriknya pada cerebral palsy adalah spastik, diskinetik
dan ataksik. Gerakan yang dihasilkan mengikuti pola
motorik diskinetik dan fungsi motorik yang jelek (Rice
dkk., 2016). Dan kelainan ini yang didapatkan pada ABK
di kegiatan pengabdian masyarakat ini. Evaluasi
keberhasilan kegiatan dilakukan dengan kuesioner untuk
melihat peningkatan pengetahuan. Kegiatan dihadiri oleh
31 orang tua dan 31 ABK, dengan rentang usia orang tua
terbanyak di 31-40 tahun yaitu ibu 38,7%; ayah 41,9%.
Usia ibu mengandung ABK terbanyak di rentang 31-40
tahun (35,5%). Peningkatan pengetahuan pada materi
tumbuh kembang anak sebesar 31% (pretest 68, posttest
91,8) dan peningkatan pengetahuan materi olahraga
adaptif sebesar 72,18% (pretest 49,6, posttest 85,4).

Pendidikan jasmani adaptif meliputi seluruh potensi


kemampuan, keterampilan jasmani, intelek, jasmani,
sosial, budaya, emosi, dan estetis yang menyesuaikan
dengan kemampuan dan keterbatasan anak (Widiyanto &
Galuh, 2021). Sistem pendidikan jasmani adaptif yang
dibahas dalam literatur berfungsi terutama sebagai
simulator, sedangkan tugas bimbingan dilakukan oleh
tutor manusia. Selain itu, sistem ini terbatas pada aspek
anak berkebutuhan khusus tertentu dan menawarkan
serangkaian latihan tetap yang sama untuk setiap
pengguna. Menurut (Ivanova, 2020). Pendidikan jasmani
pada masa pandemi saat kita membatasi kontak fisik,
siswa berkebutuhan khusus juga tidak boleh secara
refleks meninggalkan kegiatan setelah sekolah dan
pendidikan jasmani adaptif. Hal ini akan memperburuk
pandemi yang bergerak lebih lambat dari ketidakaktifan
fisik dan obesitas pada masa kanak-kanak sementara juga
menyangkal manfaat kegiatan ekstrakurikuler yang
memperkaya kesehatan fisik dan mental.

Kesimpulan JOURNAL A
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan
model permainan olahraga freeball pada pembelajaran
penjas adaptif anak tunagrahita di SLB se-kabupaten
kendal terdapat beberapa kesimpulan, yaitu siswa anak
berkebutuhan khusus tunagrahita sangat antusias
mengikuti permainan olahraga freeball, mereka juga
memberi nilai permainan dalam angket yang disebarkan
pada tahap skala kecil dengan kelayakan 90% dari 10
siswa menjawab layak sedangkan pada skala besar 90 %
dari 20 siswa menjawab layak. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pengembangan model permainan
olahraga freeball pada pembelajaran penjas adaptif anak
tunagrahita di SLB sekabupaten kendal yang ternyata
layak untuk digunakan setelah dilakukan dua tahap uji
coba berupa uji coba skala kecil dan uji coba skala besar.

JOURNAL B
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari sebelumnya
mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
adaptif bagi anak hambatan fisik dan motorik X dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :Siswa hambatan
fisik dan motorik X yang berada di SDN X Kec Pauh
dalam segi perencanaan pembelajaran tidak hal khusus
yang diberikan kepada X. X disamaratakan dengan siswa-
siswa lainya karena guru berpandangan bahwa X adalah
anak yang pintar yang menjadi pembeda X memilki
kekurangan dalam segi fisiknya. Hal tersebut tidak
berpengaruh terhadap kemampuan akademik lainya X
adalah juara dikelas dengan perlakukan sistem penilaian
yang sama dengan siswa lainya. Titik beda antara X
dengan yang lainya terlihat pada saat pembelajaran
olahraga dalam segi praktek berlangsung X pada saat
kegiatan awal pemanasan X melakukan pemanasan
dengan semangat semampunya saja. Ketika kegiatan inti
berlangsung pembelajaran bermain tardisional contohnya
X bapak Z akan menyampaiakan teori terlebih dahulu
kepada seluruh siswanya. Ketika X tidak memungkinkan
untuk diikutsertakan dalam kegiatan tersebut maka bapak
Z akan melakukan modifikasi terhadap kegiatan tersebut
sesuai dengan kemampuan X.
JOURNAL C
Pada orang tua ABK yang berpartisipasi aktif
didapatkan usia terbanyak adalah 31-40 tahun dengan
tingkat pendidikan terbanyak adalah perguruan tinggi.
Peningkatan pengetahuan bisa dicapai dengan kegiatan
seminar dan pelatihan.
JOURNAL D
Temuan dalam penelitian ini adalah sebagian besar dalam
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif dalam
prosesnya sudah baik, namun ketika menhadapi situasi
pandemi memiliki sedikit kendala karena pembelajaran
beralih ke daring. Guru pendidikan jasmani belum
dibekali dengan pengetahuan kemampuan dalam proses
pembelajaran daring dan juga anak berkebutuhan khusus
juga harus mampu menangkap pembelajaran yang
diberikan guru dengan kemampuan yang terbatas dan
berbeda. Efektivitas kebijakan yang dilakukan pemerintah
dalam pendidikan di masa pandemic dalam pendidikan
secara daring harus mampu mendorong guru untuk
menciptakan inovasi baru selama pandemi Meskipun
demikian, situasi tersebut memberikan guru pendidikan
jasmani kesempatan mengembangkan kemampuan diri
mereka.

JOURNAL E
Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pengaruh
jumlah dari fase baseline ke fase intervensi yang
mengindikasikan penurunan jumlah sebesar (-25%),
sedangkan jumlah intervensi (B) ke tahap baseline A2
sebesar (+8%) dan 0% overlapping data. Berdasarkan
hasil tersebut terbukti bahwa terdapat pengaruh
modifikasi bermain bola bocce terhadap kemampuan
melempar pada siswa tunagrahita sedang di SLB
Paedagogia Maospati sebesar 91 %.

JOURNAL F
Dari hasil penilaian para ahli materi dan guru terhadap
model pembelajaran yang dikembangkan dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak tunagrahita ringan ini sangat baik dan
efektif.

JOURNAL G
seorang guru yang dapat melaksanakan pembelajaran
matematika semaksimal mungkin sesuai dengan
langkah-langkah yang telah dilaksanakan bersama yaitu:
memberikan latihan dalam menunjukkan angka 1-10
dengan menggunakan pancing angka yang telah
disediakan serta menuliskan banyak bilangan. Hasil dari
usaha tersebut ternyata sangat bagus sekali dimana
berdasarkan analisis tentang kualitas tindakan diketahui
bahwa selalu ada peningkatan kualitas tindakan dan hasil
belajar dari siklus I dan siklus II. Hal ini jelas karena
adanya upaya perbaikan disetiap siklus.

JOURNAL H
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia di SLB Sabiluna
Pariaman adalah
sebagai berikut:
1. Penyusunan program disesuaikan dengan karakteristik
dan kemampuan dari masing –
masing siswa.
2. Penyajian materi bepedoman pada kurikulum yang ada
dengan menggunaka metode,
media, dan memberikan penguatan kepada siswa agar
siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran.
3. Kendala – kendala yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia meliputi empat aspek diantaranya perencanaan,
pelaksanaan, penilaian hasil dan tindak lanjut.

JOURNAL I
Metode bermain peran (role play) adalah “Suatu aktifitas
pembelajaran yang terencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik”.
Melalui penggunaan metode pengajaran diharapkan dapat
mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar
siswa.

JOURNAL J
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk
mengurangi perilaku agresif yaitu mengganggu teman,
dapat dibuktikan bahwa token economy efektif untuk
mengurangi perilaku agresif yaitu mengganggu teman
pada anak tunagrahita ringan kelas VI SD di SLB Lumin
Alisa Padang mengalami pengurangan atau penurunan
setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan token
economy. Hal ini dapat dilihat dari hasil kondisi baseline
(A1) sebelum diberikan perlakuan perilaku mengganggu
teman yang muncul sebanyak 13 kali. Sedangkan pada
kondisi baseline (A2) setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan teknik token economy perilaku
mengganggu teman pada anak mengalami penurunan
hingga 5 kali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
teknik economy efektif mengurangi perilaku agresif.

Anda mungkin juga menyukai