Gidion Laporan Lab Uji Perkerasan FIX
Gidion Laporan Lab Uji Perkerasan FIX
LAB PERKERASAN
OLEH:
BAB X
PIPIH LONJONG
B. TUJUAN
• Tujuan umum : dapat menentukan % indeks kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang dapat
digunakan dalam campuran beraspal.
• Tujuan Khusus :
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan suatu
agregat.
b. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan suatu
agregat dengan baik dan benar.
c. Dapat melakukan pencatatan data dan analisa yang diperoleh.
Dapat menyimpulkan besarnya nilai indeks kepipihan dan kelonjongan yang diuji berdasarkan standar yang
dipakai untuk perkerasan jalan.
C. REFRENSI
D. TEORI SINGKAT
Bentuk butiran agregat adalah ukuran normal dari sebuah agregat dimana ukuran
nominal ini bergantung kepada besar ukuran agregat dominan pada suatu gradasi tertentu.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji keseragaman agregat pada suatu proyek, agar
memperluas perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada proyek.
2. Butir pipih
Dikatakan pipih apabila tebalnya jauh lebih kecil dari 2 dimensi lainnya dan
biasanya tebal agregat kurang dari 1/3 tebal ukuran agrerat rata-rata kepipihan
berpengaruh buruk kepada daya tahan atau keawetan beton aspal karena
agregat ini cenderung berkedudukan pada bidang rata, sehingga terdapat
rongga udara dibawahnya.
3. Butir bulat
Dikatakan bulat apabila rasio permukaan volume kecil, agregat bulat
mempunyai rongga udara minimum 33 %. Hal ini berarti butir pipih
mempunyai rasio luas permukaan volume kecil. Butir bulat ini biasanya
berbentuk bulat penuh atau telur, termasuk jenis ini adalah kerikil, kerikil yang
berasal dari sungai atau pantai.
4. Butir bersudut
Dikatakan butir bersudut apabila permukaan agregat bersudut agak tajam.
Ikatan antara butiran bersudut ini sangat baik, sehingga mempunyai daya lekat
yang lebih baik pula dan butiran bersudut ini mempunyai rongga berkisaran 30
– 40 %. Butiran bersudut biasa diperoleh dari batu pecah.
BAB X
ANGULARITAS KASAR
B. TUJUAN
Tujuan pengujian untuk mengetahui persen agregat kasar yang berbidang pecah (angularitas).
C. REFERENSI
SNI 7619:2012
D. TEORI SINGKAT
Angularitas agregat kasar adalah persentase dari berat partikel lebih besar dari 4,75 mm (No.
4) dengan satu atau lebih bidang pecah. Angularitas merupakan suatu pengukuran
penentuan jumlah agregat berbidang pecah. Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam melakukan pemeriksaan angularitas dari agregat kasar.
A
Angularitas = 100%
B
Dimana :
A = Berat agregat yang mempunyai bidang tidak pecah.
B = Berat total benda uji tertahan saringan
Berdasarkan Spesifikasi Binamarga div. 6 tahun 2018 rev.2, % butir pecah pada
agregat kasar adalah :