Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

LAB PERKERASAN

OLEH:

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE


NIM : 2005022053
KELAS : SI - 5E
DOSEN PENGAMPU : WIRDATUN NAFIAH PUTRI, S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2022
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

BAB X
PIPIH LONJONG
B. TUJUAN
• Tujuan umum : dapat menentukan % indeks kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang dapat
digunakan dalam campuran beraspal.
• Tujuan Khusus :
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan suatu
agregat.
b. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan suatu
agregat dengan baik dan benar.
c. Dapat melakukan pencatatan data dan analisa yang diperoleh.
Dapat menyimpulkan besarnya nilai indeks kepipihan dan kelonjongan yang diuji berdasarkan standar yang
dipakai untuk perkerasan jalan.

C. REFRENSI

SNI 8287:2016 British Standard, BS 812 tahun 1975


SNI 03-6865-2002

D. TEORI SINGKAT

Bentuk butiran agregat adalah ukuran normal dari sebuah agregat dimana ukuran
nominal ini bergantung kepada besar ukuran agregat dominan pada suatu gradasi tertentu.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji keseragaman agregat pada suatu proyek, agar
memperluas perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada proyek.

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 PIPIH LONJONG


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

Ada 3 macam bentuk agregat dengan pengertian sebagai berikut :


1. Butiran agregat berbentuk lonjong
Butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap lebar lebih besar dari
nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.
2. Butiran agregat berbentuk pipih
Butiran agregat yang mempunyai rasio lebar terhadap tebal besar dari nilai
yang ditntukan dalam spesifikasi.
3. Butiran agregat berbentuk pipih dan lonjong
Butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap tebal besar dari nilai
yang ditentukan dalam spesifikasi.

Dari ketiga bentuk indeks bentuk agregat dapat dibedakan atas :


1. Butir memanjang
Dikatakan seperti ini apabila panjangnya melebihi dua sumbu pokok. Butir ini
juga dikatakan panjang apabila panjangnya lebih besar 3 kali lebarnya.

2. Butir pipih
Dikatakan pipih apabila tebalnya jauh lebih kecil dari 2 dimensi lainnya dan
biasanya tebal agregat kurang dari 1/3 tebal ukuran agrerat rata-rata kepipihan
berpengaruh buruk kepada daya tahan atau keawetan beton aspal karena
agregat ini cenderung berkedudukan pada bidang rata, sehingga terdapat
rongga udara dibawahnya.

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 PIPIH LONJONG


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

3. Butir bulat
Dikatakan bulat apabila rasio permukaan volume kecil, agregat bulat
mempunyai rongga udara minimum 33 %. Hal ini berarti butir pipih
mempunyai rasio luas permukaan volume kecil. Butir bulat ini biasanya
berbentuk bulat penuh atau telur, termasuk jenis ini adalah kerikil, kerikil yang
berasal dari sungai atau pantai.

4. Butir bersudut
Dikatakan butir bersudut apabila permukaan agregat bersudut agak tajam.
Ikatan antara butiran bersudut ini sangat baik, sehingga mempunyai daya lekat
yang lebih baik pula dan butiran bersudut ini mempunyai rongga berkisaran 30
– 40 %. Butiran bersudut biasa diperoleh dari batu pecah.

5. Butir tidak beraturan


Dikatakan butir tidak beraturan karena benuk alaminya memang tidak
beraturan sebagian terjadi karena pengerasan dan mempunyai sisi atau tepi
yang berat. Yang termasuk jenis ini adalah kerikil sungai, kerikil darat yang
berasal dari lahar gunung berapi.

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 PIPIH LONJONG


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id
6. Butir panjang dan pipih
Dikatakan seperti ini karena jenis ini mempunyai panjang yang jauh lebih
besar dari semua tebalnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.
Umumnya butiran ini berjumlah kecil dari 15 % saja, karena akan berpengaruh
terhadap daya tahan atas keawetan beton aspal.
Berdasarkan Spesifikasi Binamarga div. 6 tahun 2018 rev.2, % agregat bentuk
lonjong atau pipih adalah maksimal 10% dengan ketentuan :

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 PIPIH LONJONG


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

Untuk menghitung indeks kepipihan dan kelonjongan dapat dihitung menggunakan


rumus sebagai berikut :
· Indeks kepipihan = M3F / M2 x 100 %
· Indeks kelonjongan = M3E / M2 x 100 %

Dimana : M2 = total berat sampel memiliki persentase besar dari 5 %.


M3E = total berat sampel tertahan alat pengujian kelonjongan
M3F = total berat sampel yang lolos pengujian kepipihan

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 PIPIH LONJONG


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

BAB X
ANGULARITAS KASAR

B. TUJUAN
Tujuan pengujian untuk mengetahui persen agregat kasar yang berbidang pecah (angularitas).
C. REFERENSI
SNI 7619:2012

D. TEORI SINGKAT
Angularitas agregat kasar adalah persentase dari berat partikel lebih besar dari 4,75 mm (No.
4) dengan satu atau lebih bidang pecah. Angularitas merupakan suatu pengukuran
penentuan jumlah agregat berbidang pecah. Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam melakukan pemeriksaan angularitas dari agregat kasar.

A
Angularitas =  100%
B

Dimana :
A = Berat agregat yang mempunyai bidang tidak pecah.
B = Berat total benda uji tertahan saringan

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 ANGULARITAS KASAR


LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No.1 Kampus USU 20155, Medan-Indonesia
Tel. (061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436,
Fax. (061)8215845
http://www.polmed.ac.id e-mail : sipilpolmed@yahoo.co.id

Berdasarkan Spesifikasi Binamarga div. 6 tahun 2018 rev.2, % butir pecah pada
agregat kasar adalah :

NAMA : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE BAB X HAL.

NIM : 2005022053 ANGULARITAS KASAR

Anda mungkin juga menyukai