Wa0078. 1
Wa0078. 1
DIFERENSIAL (TURUNAN)
Dosen Pengampu:
Zakky Fathoni, S. P., M.Sc
Disusun oleh:
ANDRIANI AFRILIA SARI (D1B023159)
ERIK SEBASTIAN (D1B023164)
RENI BR NABABAN (D1B023168)
YULITA (D1B023174)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang Diferensial (Turunan) dalam
matematika yang merupakan tugas untuk melengkapi nilai akademik mata kuliah Matematika di
Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Penyusunan laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam laporan matematika Deferensial turunan ini membahas tiga pokok utama yaitu
Deferensial tingkat tinggi, Turunan Implisit dan non parametrik.
Kalkulus merupakan salah satu cabang dari ilmu Matematika yangmempelajari tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pencarian tingkat perubahan (pencarian arah/garis singgung
pada suatu kurva) dan pencarian areayang terletak di bawah kurva. Dan di dalam Kallkulus
terdiri dari beberapamateri, diantaranya adalah konsep Turunan (Derivatif). Turunan
(derivatif)tidak lain merupakan hasil dari suatu proses pendiferensialan atau diferensiasidari
suatu fungsi. Jadi, turunan erat sekali hubungannya dengan diferensial.Jika kita ingin
menentukan turunan dari suatu fungsi, maka yang perludilakukan adalah melakukan
pendiferensialan fungsi tersebut. Dan hasil yangdiperoleh dari proses pendiferensilan itu disebut
turunan (derivatif). Diferensialmembahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan
dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Karena f⁴(x) = 0 maka turunan keempat dan turunan tingkat tinggi selanjutnya dari x akan
bernilai 0.
Contoh:
- GERAK JATUH
BEBAS
Jika suatu benda
dilempar ke atas
dengan ketinggian
awal s0 kaki
dengan laju awal
adalah v0 kaki per
detik. Jika s
merupakan
ketinggian di atas
permukaan tanah,
dalam kaki per detik, maka s = -16t²+ v0t + s0. Dalam hal ini, kecepatan positif menandakan
benda bergerak ke atas.
Contoh:
Dari atas suatu gedung dengan ketinggian 160 kaki, sebuah bola dilemparkan ke atas dengan laju
awal sebesar 64 kaki per detik
(a) Kapankah bola mencapai ketinggian maksimum?
(b) Berapakah ketinggian maksimumnya?
(c) Kapankah bola mencapai dasar gedung?
(d) Dengan laju berapakah bola mencapai dasar gedung?
(e) Berapakah percepatan saat t = 2?
Jawaban:
Dari atas suatu gedung dengan ketinggian 160 kaki, sebuah bola dilemparkan ke atas dengan laju
awal sebesar 64 kaki per detik. Misalkan t = 0 berkorespondensi dengan waktu bola dilemparkan
ke atas. Maka s0 = 160 dan v0 = 64 (v0 bernilai positif karena bola dilempar ke atas), maka
(a) Bola mencapai ketinggian maksimum saat lajunya 0 atau u32t + 64 = 0 atau t = 2 detik
2.2 Turunan
Implisit
Pada
persamaan
y3 + 7y = x3,
kita tak dapat menyelesaikan y dalam fungsi x. Persamaan ini dinamakan persamaan
implisit. Dengan menuliskan y sebagai y(x) kita dapat menuliskan ulang persamaan menjadi
y(x) 3 + 7y(x) = x3. Kita dapat menentukan hubungan antara x, y(x) dan y'(x) dengan
menurunkan kedua ruas terhadap x. Dengan aturan rantai diperoleh
1. TURUNAN
IMPLISIT(LANJUTAN)
Saat x = 2 persamaan menjadi y³+ 7y = x³ =
2³ = 8 atau y³ + 7y = 8 sehingga diperoleh y
= 1. Gradien garis singgung kurva/grafik y³+
7y = x³ di (x, y) = (2, 1) adalah
4.Rasio adalah data yang skalanya memilikisifat membedakan,mengurutkan, serta memiliki nilai
nol mutlak yakni nilai dasar yang tidakdapat diubah. Misalkan seperti pengukuran berat badan,
tinggi badan, danluas areal.
d.Metode Statistika Non Parametrik
Menurut Sundayana (2014), Metode yang digunakan dalam Statistika Non parametrik adalah
sebagai berikut:
1.Data yang digunakan tidak berdistribusi normal atau varians tidak sama, bisa dilakukan
transformasi data ke bentuk logaritmik, akar, dansebagainya yang kemudian dilakukan pengujian
normalitas dan varianssekali lagi.
2.Jika jumlah data terlalu sedikit, bisa diusahakan penambahan datasehingga memenuhi prosedur
parametrik (sekitar 30 data atau lebih),sejauh penambahan data tidak membebani biaya dan
masih relevan dengantujuan penelitian.
3.Untuk data yang bertipe nominal atau ordinal, hal ini tidak bisa
diubah,karena menyangkut ‘nature’ data. Sehingga dapat dikatakan bahwa
metode statistik nonparametrik sangat dianjurkan untuk menggunakan data bertipe nominal dan
ordinal.
Kelebihan penggunaan metode statistik nonparametrik adalah dapatmemanfaatkannya pada data
yang tidak bisa digunakan dengan metode parametrik Metode nonoparametrik dapat dipakai
untuk inferensi pada data dengan distribusinormal ataupun tidak normal, pada data nominal,
ordinal, interval, maupun rasio, pada data berjumlah seratus ataupun sepuluh. Hasil akhir atas
penggunaan metodestatistik nonparametrik merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan data-
datayang ada. Akan tetapi kesimpulan yang dapat diambil dengan prosedur ini akanlebih lemah
dibandingkan jika menggunakan prosedur parametrik sehingga penarikan kesimpulan akan
cenderung bersifat umum (Sugiyono, 2009)
Contoh:
Contoh soal
Sebuah alat pencukur rambut dapat digunakan sebelum dicharge lamanya (jam) adalah : 1.5; 2.2;
0.9; 1.3; 2.0; 1.6; 1.8; 1.5; 2.0; 1.2; dan 1.7. Ujilah hipotesis dengan a = 5% bahwa alat tersebut
rata-rata dapat digunakan 1.8 jam sebelum dicharge
Penyelesaian :
1. H0 : m = 1.8
2. H1 : m ≠ 1.8
3. a = 0.05
4. Wilayah kritik : x ≤ ka/2’; x ≥ ka/2 dengan x menya-takan banyaknya tanda plus
Tabel A2 —- k0.025’ = 1, k0.025 = 9
5. Pengamatan diganti tanda + jika > 1.8, tanda – jika < 1.8, dikeluarkan jika = 1.8; sehingga
diperoleh :
–+––+––+––
n = 10 dan x = 3
6. Keputusan : terima H0
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Statistik non parametrik adalah uji yang tidak membutuhkan asumsi parameter apapun untuk
populasi yang diuji atau dalam bahasa sederhana uji ini tidak bergantung pada populasi.
3.2 SARAN