PENDAHULUAN
Mata kuliah kalkulus diperguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu
realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memeliki
visi intelektual, religius, berkeadapan, berkemanusian, dan cinta tanah air dan bangsanya.
Kalkulus adalah mata kuliah yang berguna untuk membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar matematika untuk
menerapkan, mengembangkan bakat dan keahlian (skil), karna ilmu ini bisa membawa kita
menuju masa depan yang cerah dan mempunyai rasa tanggung jawab dan bermoral.
Kalkulus 1 Page | 1
BAB 2
PEMBAHASAN
1
skup menit di dalam hari kecil sekali bandingkan , kecil sekali. Apa lagi di
1.440
1
dalam 1 minggu, ada 10.080 menit, yang artinya menit dalam satu minggu
10.080
sangat kecil sekali. Jadi bisa kita lihat disini derajat menit di dalam hari dan minggu
itu kecil, makanaya kita aabaikan saja. Begitu jugak kalau kita misalkan
membandingkan uang, 1 milliar dengan 100 rupiah tentungan 100 rupiah sangat kecil
sekali dri 1 miliar.
Didalam belajar diferensial, itu sering kali melihat notasi huruf d berdampingan
dengan nama variabel seperti dx, dy, dy. didalam bahasa matematika d berarti elemen.
Sehinga cra bacanya adalah dx (elemen dari x), dy (elemen dari y) dan du (elemen
dari u). Bahasa mudahnya d ini kita baca bagian. Jadi bisa kita baca bagian keci dri x,
bagian kecil dari y, bagian kecil dari u
Kita misalkan dx diman x adalah minggu maka dibaca bagian dari minggu, seperti
hari, jam, menit dan detik. Bisa jugak misalnya dy dimana y adalah triliun, berarti
bagian dari triliun bisa satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya dibawah triliun.
Sebelum belajar diferensial, kita harus pahami dulu Kalkulus itu membahas tentang
apa. Diferensila adalah bagian dari kalkulus yang mana kalkulus membahas tentang
pertumbuhan. Dari diferensial kita bisa menghitunag pertumbuhan suatu bidang yang
bergantung pada nilai beberapa variabel.
Kalkulus 1 Page | 2
dX
X
X
.
X X
dX
Gambar.2.1
Pertanyaannya adalah berapa luas dari daereah yang diarsir? maka dengan diferensial
kita bisa tau.
y= x2 dan,
y+dy = (x+dx)2
(x+dx)(x+dx) = x2+x.dx+x.dx+dx2
y+dy = x2+2x.dx
dy =2x.dx
dy
= 2x
dx
y+dy = (x+dx)3
= x3+3x2.dx+3x(dx)2+(dx)3
y+dy = x3+3x2.dx
dy = 3x2.dx
dy
= 3x2
dx
x4 = 4x3
x5 = 5x4
x6 = 6x5
dy
= (xn) = nxn-1 Rumus (1)
dx
Sebuah fungsi (z) yang bergantung pada dua jenis peubah, yaitu x dan y, bisa ditulis z =
Kalkulus 1 Page | 4
f(x,y). Sebelumnya, kita telah mengenal fungsi y yang hanya bergantung pada x dan biasa
ditulis y=f(x) dan grafiknya merupakan garis lengkung yang berada dibidang (x,y).
Pengertian dari y=f(x) berguna untuk menginterpretasikan persamaan z=f(x,y) secara
geometrik. Jika x,y,z merupakan sumbu-sumbu pada koordinat cartesius, setiap nilai x,y
tertentu memberikan nilai z yang tertentu pula sehingga dapat ditentukan titik (x,y,z)
diruang 3 dimensi tersebut. Semua titik yang memenuhi persamaan z membentuk
permukaan dalam ruang 3 dimensi.
dz
sehingga slope-nya di tulis . Terbukti bahwa z bergantung pada x dan sekaligus y. Jika
dy
dz dz
slope diambil pada x tetap, slope akan ditulis dalam notasi ( ¿ dan disebut
dy dy
diferensial ( turunan )parsial z terhadap y.
Gambar 2.3
Kalkulus 1 Page | 5
Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan ketinggian h dinyatakan oleh V=πr 2h
Yakni V bergantung kepada dua be-saran, yaitu r dan h. Jika r kita jaga tetap dan
ketinggian h kita tambah, maka volume V akan bertambah. Dalam hal ini kita dapat
mencari koefisien diferensial V terhadap h tetapi hanya jika r dijaga konstan.
dV ðV
Yaitu r konstan dan dituliskan sebagai
dh ðh
Misalnya,
u = x 2+ xy + y 2
∂u
Untuk memperoleh , kita anggap y konstan
∂x
Diferensiasi parsial x 2 terhadap x=2x
Diferensiasi parsial xy terhadap x = y (y adalah faktor konstan)
Diferensiasi parsial y 2 terhadap x = ( y 2 adalah suku konstan)
∂u
= 2x + y
∂x
∂u
Untuk memperoleh , kita anggap x konstan
∂y
Diferensiasi parsial x 2 terhadap y = 0 ( x 2adalah suku konstan )
Diferensiasi parsial xy terhadap y = x (x adalah faktor konstan)
Diferensiasi parsial y 2 terhadap y = 2y
∂u
= x +2 y
∂y
z= (2x – y) (x+3y)
Bentuk ini merupakan bentuk perkalian ; aturan perkalian yang biasa dapat diterapkan
∂z
disini dengan mengingat bahwa dalam mencari , y dijaga konstan, dan dalam mencari
∂x
∂z
, x dijaga konstan.
∂x
∂z
= (2x-y) (1+0)+(x+3y) (2-0)
∂x
= 2x-y+2x+6y = 4x+5y
∂z
= (2x-y) (0+3)+(x+3y) (0-1)
∂y
Kalkulus 1 Page | 6
= 6x-3y - x -3y= 5x-6y
∂z ∂z
Jika z = (4x-2y) (3x+5y), tentukanlah dan
∂x ∂y
Karena z = (4x-2y) (3x+5y) yakni bentuk perkalian.
∂z
= (4x-2y) (3+0) + (3x+5y)(4-0)
∂x
= 12x - 6y +12x +20y = 24+14y
δy dy
Perhatikan simnbol ‘delta’ yang baru. Kita telah mengetahui arti dan sekarang kita
δx dx
∂V ∂V
menjumpai yang baru, . Bentuk ini disebut koefisien diferensial parsial V
∂h ∂h
terhadap h dan dalam kaitannya dengan contoh di atas tersirat pengertian bahwa harga r
dijaga konstan.
∂V
V=πr 2h. Untuk memperoleh , kita diferensialkan persamaan yang diberikan terhadap
∂h
h dengan menganggap semua simbol, selain V dan h, konstan.
∂V
=πr 2 .1=πr 2 Rumus (2)
∂h
Tentu saja kita dapat juga meninjau persoalan dengan h dijaga tetap, perubahan r akan
∂V
menyebabkan juga perubahan V. Di sini kita mempunyai yang berarti bahwa
∂h
sekarang kita mendiferensialkan V=πr 2h terhadap r dengan menganggap semua
simbol,selain V dan r,konstan.
∂V
= π2rh= π2rh Rumus (3)
∂h
Dalam pernyataan V= π2rh, V dinyatakan sebgai fungsi dua variable r dan h, karena itu
kita mempunyai dua koefisien diferensial parsial, yaitu satu terhadap r dan satu yang lain
terhadap h.
Kalkulus 1 Page | 7
Diferensial parsial juga terjadi pada fungsi yang mengandung lebih dari 2 peubah,
walaupun hal itu secara interpretasi geometri sukar dijelaskan. Sebagai contoh suhu udara
dalam ruang (T) bergantung pada 4 peubah yaitu tiga peubah koordinat (x,y,z) dan satu
peubah waktu (t). Ini berarti T merupakan fungsi (z,y,z,t) atau T = T (x,y,z). Kita dapat
menentukan laju perubahan T terhadap y ( pada x dan z tetap serta terjadi pada t tertentu
dt
pula ), yaitu .
dy
Kita barangkali telah terbiasa mendengar istilah tangen alfa (=tg a) pada sebuah grafik,
namun jarang mendengar istilah slope. Lantas,apa perbedaan antara tg a dengan slop?
Keduanya bermakna kemiringan garis pada sebuah grafik. Namun perbedaannya, tg a
tidak bersatuan dan biasa dipakai dalam matematika murni, sedangkan slope mempunyai
satuan dan biasa digunakan dalam ilmu fisika dan teknik. Misalnya saja. Sumbu x adalah
besaran panjang dan sumbu y merupakan besaran waktu berpangkat 2, maka slope-nya
∆y dy
(berlambang S= atau ) bersatuan ( s2/m).
∆x dx
dy
Jika y =f(x), maka merupakan slope pada lengkung y =f(x).
dx
Artinya, slope merupakan fraksi perubahan (rate) dari y terhadap x.Pengertian fraksi
perubahan biasa digunakan pada fisika dan teknik.
Misalnya fraksi perubahan posisi terhadap waktu (=laju perubahan posisi) yang bisa
disebut kecepatan, laju perubahan kecepatan (disebut percepatan),serta laju pendingan
benda panas. Selain itu, dikenal pula laju perubahan yang lain: fraksi perubahan volume
gas terhadap tekanan, dan fraksi pemerosotan volume bensin (didalam tangki bahan bakar
mobil) terhadap jarak yang ditempuh mobil itu. Persamaan yang memuat laju perubahan
(baca: persamaan diferensial) biasa digunakan untuk menyelesaikan beragam persoalan
pada ilmu terapan.
dy
Lantas, apa itu diferensial (yang disebut juga turunan)? Peryataan slope S = dapat
dx
dimaknai sebagai hasil diferensial y terhadap x.
Kalkulus 1 Page | 8
Diferensial itu dapat digunakan untuk memperoleh titik maksimum dan minimum pada
sebuah lengkung. Selainn itu, diferensial juga dapat digunakan untuk memperoleh bentuk
deret dari sebuah fungsi. Kita bisa memamfaatkan persamaan diferensial jika dapat
mengetahui fungsi dan semua peubah (variable) yang dikandungnya. Sebuah fungsi bisa
bergantung pada lebih dari satu peubah. Misalnya saja, benda mengalami gerak jatuh
bebas. Besar gaya resultannya bergantung pada peubah kecepatan dan massa benda.
Bab ini memaparkan keberadaan diferensial parsial yang melibatkan berbagai peubah. Bab
ini juga memaparkan deret peubah ganda, diferensial total, bentuk pendekatan, dan
turunan fungsi terhadap fungsi. Disamping itu, didalam bab ini dimuat juga pemaparan
tentang cara menentukan nilai maksimum dan minimum pada sebuah lengkung,
pemaparan faktor pengali Langrange, masalah bersyarat batas, perubahan peubah, serta
diferensial pada integral.
Kalkulus 1 Page | 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diferensila adalah bagian dari kalkulus yang mana kalkulus membahas tentang pertumbuhan.
Dari diferensial kita bisa menghitunag pertumbuhan suatu bidang yang bergantung pada nilai
beberapa variabel.
Kalkulus 1 Page | 10
DAFTAR PUSTAKA
Priyambodo,Tri Kuntorodan Bambang Murdaka Eka Jati. 2011. Matematikauntuk Ilmu Fisika
Kalkulus 1 Page | 11
SOAL DAN JAWABAN
1) z= x 3+ y 3 – 2 x 2y
∂z
= 3 x 2+ 0 – 4xy = 3 x 2-4xy
∂x
∂z
=0 + 3 y 2 – 2 x 2= 3 y 2-2 x 2
∂y
∂z
= (4x-2y) (0+5) + (3x+5y) (0-2)
∂x
= 20x - 10y - 6x -10y = 14-20y
2 x− y ∂z ∂z
2) Jika z = , tentukanlah dan
x+ y ∂x ∂y
∂ z ( x+ y ) ( 2−0 )−( 2 x− y ) (1+0 ) 3y
= =
∂x ( x+ y)² (x + y )²
∂ z ( x+ y ) ( 0−1 )−( 2 x− y )( 0+ 1 ) −3 x
= =
∂y (x+ y )² (x + y )²
5x+ y ∂z ∂z
3) Jika z = , tentukanlah dan
x−2 y ∂x ∂y
∂z
Untuk memperoleh , kita anggap y konstan.
∂x
∂ z ( x−2 y ) ( 5+0 )−( 5 x+ y ) ( 1−0 )
=
∂x (x−2 y)²
5 x−10 y −5 x − y −11 y
= =
(x−2 y)² (x−2 y )²
∂z
Untuk memperoleh , kita anggap x konstan.
∂y
∂ z ( x−2 y ) ( 0+1 )−( 5 x+ y ) ( 0−2 )
=
∂y ( x−2 y )²
x−2 y +10 x +2 y 11 x
= =
( x−2 y )² (x−2 y )²
∂z ∂z
4) Jika z = 4x² + 3xy + 5y², tentukanlah dan
∂x ∂y
∂z ∂z
= 8x + 3y = 3x + 10y
∂x ∂y
∂z ∂z
5) Jika z = (3x + 2y (4x – 5y , tentukanlah dan
∂x ∂y
Kalkulus 1 Page | 12
∂z ∂z
= 24x - 7y = -7
∂x ∂y
Kalkulus 1 Page | 13