Dekripsi Usaha
Cuci motor Fadhilla adalah UMKM penyedia jasa pencucian motor di Jl. Cigadung
Raya, Cikutra, Bandung. Pekerja yang terdapat pada tempat cuci motor ini berjumlah tiga orang
sebagai pencuci motor dan satu orang yang bekerja sebagai administrasi (kasir). Harga
pencucian untuk segala jenis motor adalah sama, yaitu sebesar Rp. 20.000. Tempat usaha cuci
motor ini tidak membuka cabang, hanya ada di satu tempat saja. Selain tempat cuci motor,
usaha ini juga memiliki usaha servis motor. Berikut merupakan foto dari tempat cuci motor
Fadhilla.
Proses Kegiatan
Berikut merupakan proses kegiatan yang dilakukan pada tempat cuci motor Fadhilla.
No Proses Kegiatan Durasi Aktual Gambar
1 Menunggu motor dimasukkan ke 3 menit 28 detik
stasiun pencucian
Adapun hasil cuci motor sebelum dan sesudah motor dicuci. Berikut merupakan foto dari
sebelum dan sesudah motor di cuci.
Sebelum Sesudah
Bagian samping kiri motor
Bagian belakang motor
Proses pertama yang dilakukan yaitu menentukan jadwal antrian untuk motor
pelanggan. Selanjutnya motor akan dipindahkan ke tempat pencucian oleh pekerja. Untuk
proses pencucian motor, tahap pertama yang dilakukan yaitu penyemprotan semua bagian
motor menggunakan mesin penyemprot. Pekerja menyiapkan mesin penyemprot air terlebih
dahulu, kemudian menyiramkan air kepada semua bagian motor. Jika semua bagian motor
sudah disiram maka selanjutnya akan masuk pada tahap pencucian bagian motor dengan sabun.
Namun jika terdapat bagian motor yang belum tersiram, maka proses penyemprotan akan
dilakukan kembali sampai semua bagian motor tersiram dengan air. Pada tahap penggosokan
mesin motor, pekerja akan menggosok bagian mesin motor dengan sabun untuk
menghilangkan noda yang ada pada mesin motor. Jika terdapat bagian mesin motor yang belum
digosok dengan sabun atau masih ada sisa noda pada motor, maka pekerja akan mengulangi
proses penggosokam untuk bagian yang belum bersih.
Selanjutnya pekerja akan menyiapkan mesin steam untuk mengeluarkan sabun cuci
motor. Kemudian bagian atas motor akan digosok sampai bersih. Jika terdapat bagian yang
belum bersih maka proses akan diulang kembali. Proses berikutnya yaitu tahap pembilasan
motor menggunakan mesin penyemprot. Pekerja akan membilas sumua bagian motor yang
sudah digosok dengan sabun. jika motor sudah dibilas maka akan dilakukan proses
pengeringan menggunakan mesin pengering. Jika semua bagian motor sudah kering, pekerja
melakukan pengelapan terhdap bagian atas motor dan memberikan cairan pengkilap untuk ban
motor. Jika semua bagian motor dipastikan sudah bersih, motor akan dikembalikan kepada
pelanggan.
PDCA (Plan-Do-Check-Act)
1. Select topic :
Topik yang dipilih adalah mengenai minimasi kegiatan pencucian motor
keseluruhan. Tim peneliti merasakan bahwa 37 menit 24 detik merupakan durasi yang
kurang efisien untuk sebuah motor. Maka dari itu, disepakati untuk melakukan efisiensi
waktu pencucian.
2. Plan time table :
Time table yang dimaksud adalah penjabaran waktu dari masing-masing tahapan
plan-do-check-act. Berdasarkan perundingan, didapatkan bahwa waktu plan (terdiri
atas select topic, plan time table, established present situation, set target, identify
causes, propose solution) yaitu lima hari, do (try solution) selama tiga hari, check
(check solution) selama satu hari dan action (implement solution & SOP, review)
selama tujuh hari.
3. Established present situation :
Pada situasi eksisting, terdapat beberapa proses yang memakan waktu lebih
banyak. Hal ini dilakukan dengan meninjau bagian proses pencucian motor yang
dilakukan. Beberapa diantaranya adalah proses menunggu, penyemprotan awal,
menggosok bagian bawah, menggosok bagian bodi, pembilasan akhir, mengeringkan
dengan air compressor, mengelap motor dan finishing ban.
4. Set target :
Berikut merupakan target waktu per kasus dan keseluruhan (dengan asumsi rata-
rata pengerjaan berbagai jenis motor adalah sama :
- Proses menunggu (3 menit 28 detik), target : maksimal 1 menit (per pekerja yang
tersedia) supaya meningkatkan kenyamanan konsumen
- Proses penyemprotan awal (3 menit 38 detik), target : maksimal 3 menit, supaya
penggunaan air secukupnya
- Proses menggosok bagian bawah (15 menit 6 detik), target : maksimal 10 menit.
Dirasa proses ini tidak perlu terlalu lama tapi cukup
- Proses penyemprotan sabun steam (51 detik), target : maksimal 1 menit supaya
seluruh bagian bodi motor benar-benar tertutupi
- Proses penggosokan bagian bodi (2 menit 15 detik), target : maksimal 2 menit,
sebab bagian bodi mudah untuk dibersihkan
- Proses pembilasan akhir (3 menit 37 detik), target : maksimal 3 menit, supaya tidak
hambur air tapi tetap membersihkan secara menyeluruh
- Proses pengeringan dengan air compressor (1 menit 46 detik), target : maksimal 1
menit 30 detik untuk efisiensi waktu
- Proses mengelap motor (4 menit 15 detik), target : maksimal 5 menit, untuk
menjamin seluruh bagian motor telah dikeringkan
- Proses finishing ban (1 menit 24 detik), target : 1 menit untuk efisiensi waktu
Maka didapatkan waktu total pencucian setelah direvisi yaitu 28,5 menit.
5. Identify causes :
Pada proses pencucian motor peneliti menilai adanya waktu menunggu yang cukup
lama dan dinilai terlalu lama dan dapat mempengaruhi kenyamanan konsumen. Pada
proses penyemprotan awal dan pembilasan akhir dianggap terlalu menghamburkan air
dalam metode penyiraman sehingga berdampak pada peningkatan biaya tidak
langsung. Proses menggosok bagian bawah dinilai terlalu lama dan tidak terstruktur
pengerjaannya. Proses penyemprotan sabun steam dinilai juga terlalu lama dan dapat
dilakukan lebih maksimal lagi untuk menjamin tertutupnya bagian bodi motor
keseluruhan.
Proses penggosokan bagian bodi juga dinilai terlalu lama dan seharusnya dapat
dilakukan lebih cepat. Proses pengeringan dengan air compressor seharusnya dapat
lebih efektif dalam menyemprot. Proses mengelap motor perlu dilakukan secara lebih
seksama. Proses finishing ban harus dapat mengkilapkan motor supaya memberikan
kesan yang klimis.
6. Check causes :
Proses menunggu yang terlalu lama disebabkan pekerja yang menunggu giliran
pergantian alat (ketersediaan alat terbatas, hanya terdapat satu selang penyemprot air).
Penyemprotan awal dan pembilasan akhir terlalu menghamburkan air karena selang
semprot yang tidak dapat dikendalikan pada handle (air mengalir secara kontinu), harus
menyalakan dan mematikan dari mesin. Selain itu, terdapat air yang tidak mengenai
bagian motor (meleset dari bodi motor).
Proses menggosok bagian terlalu lama karena hanya satu jenis spons (berukuran
sedang) yang dipakai, butuh usaha lebih dalam membersihkan bagian-bagian yang sulit
dijangkau. Tidak ada guide dalam menentukan bagian yang harus dikeringkan dapat
menyebabkan proses pengeringan dengan air compressor menjadi terlalu lama. Pada
proses finishing ban, bulu pada kuas yang digunakan sudah hampir habis sehingga
proses pengkilapan ban menjadi kurang efektif.
7. Propose solution :
Beberapa solusi yang kami ajukan untuk mengatasi permasalah tersebut sebagai
berikut.
- Melakukan penjadwalan terstruktur terhadap penggunalan alat/mesin untuk
mencuci motor
- Memberikan SOP dalam proses penyemprotan dan pembilasan motor dengan
memulai dari bagian mesin dan diakhiri dengan bagian bodi motor sehingga lebih
terstruktur
- Pada selang penyemprot air diberikan handle untuk mengatur kuantitas debit air
yang keluar sehingga dapat menghemat biaya operasional
- Menentukan waktu pergantian spons agar hasil pencucian maksimal
8. Try solution :
Uji coba solusi dilakukan pada beberapa jenis motor yang berbeda (motor bebek,
matic, sport dan trail)
9. Check solution :
Pengecekan dilakukan dengan melaukan uji coba terhadap beberapa jenis motor
berbeda untuk mendapatkan evaluasi dari solsusi yang diberikan. Pengecekan
dilakukan dengan melihat apakah solusi ini dapat diterapkan terhadap beberapa jenis
motor yang berbeda dan melakukan evaluasi jika terdapat kendala baru yang muncul.
10. Obtain approval : pengajuan
Solusi yang ditawarkan kepada pemilik usaha merupakan solusi yang dihasilkan
setalah dilakukan evaluasi terhadap beberapa kendala yang mungkin tidak feasible
dilakukan.
11. Implement solution & SOP :
Dibutuhakan pengajaran kepada pekerja dengan memberikan pengetahuan kepada
pekerja sekaligus mempraktikkan solusi yang diajukan agar pekerja memahami
mengenai SOP yang diberikan dan dalam mengeksekusi solusi dapat dilakukans secara
maksimal.
12. Review :
Melakukan evaluasi hasil solusi yang dijadikan permanen dalam pengerjaan
dengan meninjau feedback yang diberikan oleh pengguna mengenai kualitas hasil cuci
motor. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap pekerja apakah mereka sudah
menerapkan solusi sesuai dengan SOP yang ditentukan.
Pokayoke
Principles :
1. Shut down :
Prinsip ini memiliki mekanisme untuk menghentikan proses yang sedang berjalan serta
efektif untuk prediksi dan deteksi suatu masalah. Pada kasus pencucian motor, beberapa
usulan yang diberikan yaitu memberikan sensor suhu yang dapat mematikan mesin
penyemprot air apabila mesin overheat. Mekanisme ini digunakan supaya mencegah
terjadinya potensi bahaya kebakaran dan mencegah kerusakan pada mesin.
Selanjutnya adalah terdapat sensor yang dapat mematikan mesin sabun steam apabila
kapasitas busa tinggal 10%. Hal ini sebagai indikator bahwa isi dari mesin sabun steam
perlu diisi serta dapat mencegah kerusakan pada mesin sabun steam (mesin dapat saja
rusak bila tidak terdapat sabun untuk dialirkan.
2. Control :
Prinsip ini memiliki mekanisme yang meminimalisir kemungkinan terjadinya eror.
Pada kasus pencucian motor, usulan yang ditawarkan yaitu bagian ujung nozzle mesin
pengering dibuat dengan celah yang kecil supaya udara/angin yang keluar terfokus pada
satu bagian dan bisa masuk ke bagian yang sulit dijangkau. Pengaturan ukuran
penyebaran ujung selang mesin steam cuci dan mesin penyemprot dengan membuat
handle yang dapat mengatur kuantitas debit sabun dan air yang dikeluarkan serta
memudahkan pekerja dalam menyalakan dan mematikan mesin.
3. Warning :
Prinsip ini memiliki mekanisme dengan memberi peringatan apabila suatu masalah
akan terjadi. Beberapa usulan yang dapat dibuat antara lain terdapat penunjuk
temperatur penyemprot, terdapat penunjuk tekanan pada mesin pengering (kompresor)
dan penunjuk kapasitas busa pada mesin sabun steam.
Penunjuk temperatur pada mesin penyemprot berguna untuk mencegah terjadinya
overheating, penunjuk tekanan pada mesin pengering berguna untuk memastikan
bahwa tekanan yang dikeluarkan tidak melebih tekanan yang seharusnya (yang dapat
memberi kerusakan baik pada mesin maupun komponen mesin pengering) dan
penunjuk kapasitas busa pada mesin steam berguna supaya pekerja dapat
terinformasikan mengenai kapasitas sabun yang tersisa pada mesin sabun steam.
Methods :
1. Contacts :
Metode ini digunakan dengan bagian yang mengalami kontak error. Diidentifikasikan
bahwa terdapat error yang terjadi pada mesin sabun steam berupa kebocoran. Berikut
merupakan visualiasi dari kebocoran tersebut.
Oleh sebab itu, usulan yang diberikan adalah untuk mendesain suatu penghubung antara
selang dengan mesin supaya tidak terjadi kebocoran (seperti pipa penghubung). Hal
lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat ukuran yang pas antara selang
dengan pipa tempat sabun steam keluar.
2. Motion step :
Pada bagian ini diperlukan alat pendeteksi pergerakan cairan busa pada mesin steam
saat beroperasi dengan menghidupkan lampu berwarna merah sebagai tanda kapasitas
steam habis.
7 Waste Taiichi Ohno (solusi)
1. Produksi berlebihan (overproduction) :
Teridentifikasi waste yang ada yaitu penggunaan debit air untuk menyemprot secara
berlebihan. Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan ini adalah ditambahkan
handle pengatur keluarnya aliran pada ujung selang penyemprot air dan sabun steam.
Berikut merupakan ilustrasi dari handle tersebut.