Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi otomotif akhir-akhir ini mengharuskan industri
manufaktur kendaraan untuk berinnovasi dan berimprovisasi dalam
memproduksi jenis kendaraan yang tidak hanya nyaman dan efisien tapi juga
harus ada jaminan keamanan dan keselamatan berkendara dalam segala
kondisi baik normal maupun sifatnya tiba-tiba seperti tertabrak oleh
kendaraan lain dijalan raya. Salah satu faktor yang menentukan kenyamanan
dan jaminan keselamatan suatu kendaraan adalah kemampuan fungsi sistem
pengereman. Kerja rem dipengaruhi oleh jenis rem yang digunakan dan beban
kendaraan termasuk beban roda depan dan belakang saat melaju di jalan raya
disamping faktor kondisi jalan.
Dalam mengurangi dan sekaligus menghentikan laju suatu kendaraan,
maka kemampuan sistem rem sangat dibutuhkan. Ada 2 sistem pengereman
yang terjadi pada motor atau mobil, yaitu pengereman dengan mesin dengan
cara mengurangi kecepatannya (tidak bisa menghentikan kendaraan atau
putaran mesin) dan yang kedua pengereman dengan cara menginjak pedal
rem (rem kaki) yang bisa mengurangi sekaligus menghentikan laju kendaraan
dan atau menarik tuas rem (rem tangan) sebagai rem parkir atau menahan
mobil supaya tidak mundur atau maju pada jalanan berelevasi (Ressang,
1992).
Pada sistem pengereman banyak faktor yang mempengaruhi untuk
mengurangi kecepatan kendaraan sekaligus menghentikan kendaraan antara
lain salah satunya jenis rem yang digunakan. Pada umumnya mobil
menggunakan jenis kaliper rem cakram (caliper disk brakes) untuk roda-roda
depan dan rem drum (drum brakes) pada roda-roda bagian belakang yang
keduanya

dioperasikan

secara

hidrolik

secarakombinasi. Ada beberapa jenis

atau

kendaraan

peneumatis

maupun

roda empat yang

menggunakan jenis rem tersebut. Salah satunya adalah yang terdapat pada

mobil Mitsubishi L300 Pick-up. Pada artikel, Mustofa (2010) melaporkan


hasil perhitungan hubungan antara gaya pedal rem dengan tekanan minyak
rem yang mempengaruhi efektivitas rem mobil Suzuki Katana. Terlihat
bahwa tekanan minyak rem dipengaruhi oleh variabel dan/atau variasi gaya
pengereman. Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang mendorong
efektivitas pengereman baik pada rem cakram maupun jenis tromol, maka
dilakukan penelitian lanjutan pada kendaraan Mitsubishi L300 type pick-up
yang menggunakan rem jenis cakram pada roda depan dan rem tromol (drum)
pada roda belakang seperti nampak pada gambar 1.

Gambar 1. Komponen sistem rem kendaraan pick-up


Sumber: Khurmi & Gupta (2005)

B. Sistem Rem Cakram Kijang Innova


Rem sebagai salah satu sistem dari sebuah kendaraan yang
memegang peranan penting yaitu sebagai alat keselamatan yang berfungsi
untuk mengurangi laju kecepatan kendaraan dan sekaligus menghentikan
laju kendaraan serta juga untuk parkir pada tempat yang menurun.
Pada dasarnya sistem rem mengubah energi kinetik menjafi energi
panas. Kijang innova menggunakan sistem rem hidrolik, yang mana
mempunyai cara kerja dari sistem rem hidrolik, tenaga penekanan pedal
dilakukan oleh seorang pengemudi. Pada saat ini tenaga pengemudi tidak
mampu untuk menghentikan laju kendaraan, oleh karena itu tenaga akan
dilipat gandakan oleh booster rem sehingga daya pengereman akan lebih
2

besar dan penekan pada pedal rem akan terasa ringan. Kemudian booster
rem akan menekan push rod pada master cylinder dan menekan piston
didalamnya dimana piston tersebut akan menekan hidrolik atau minyak
rem ke semua roda melalui pipa-pipa. Minyak rem tersebut akan mengalir
ke wheel cylinder yang mana piston didalamnya akan mengubah tekanan
dari minyak menjadi gerakan piston. Yang mana gerakan piston akan
mengarah keluar sehingga kampas rem atau pad akan bergesekan dengan
tromol rem atau dic akibatnya terjadi pengereman.
Gambar 2. Mekanisme rem kijang innova
(Sumber : Toyota Astra Motor : Step 1: 5-63)

Pada dasarnya prinsip kerja rem hidrolik mengguanakan prinsip


kerja Hukum Pascal, dimana hukum pascal mengindikasikan bahwa jika
pada sebuah bejana diisi dengan cairan dan diberi tekanan maka akan
tejadi tekanan yang sama pada semua bagian bejana tersebut. Kelebihan
dan kekurangan hydraulic brake, dengan menggunakan hukum pascal,
hydraulic brake terdiri dari master cylinder dimana tekanan hydraulic
dihasilkan, wheel cylinder (atau caliper) dimana brake shoe (atau pad)
menekan disc atau drum dengan hydraulic yang dihasilkan dan pipa atau
flexible hose penghubung master cylinder dan wheel cylinder dari
hydraulic circuit.
1. Kelebihan hydraulic brake
a. Gaya pengereman yang dihasilkan sama pada tiap roda
b. Kehilangan
gesekan
sedikit
karena
pelumasnya
menggunakan brake oil
c. Sedikit tenaga pada pengoperasiannya karena menggunakan
brake oil
2. Kekurangan hydraulic brake

a. Performa pengereman akan hilang karena rusaknya hydraulic


system
b. Performa pengereman memburuk karena adanya udara pada
oil line
c. Dapat terjadi vapor lock pada brake line
Tabel 1.1
Fungsi dari komponen rem kijang innova
Nama Komponen
Speed Sensor Depan

Fungsi
Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda

Speed Sensor Belakang

depan.
Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda

Swicth Lampu Rem

belakang.
Mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan

Lampu peringatan Anti-lock


(Anti-Lock Warning Light)
A.B.S Actuator

signal ke komputer ABS


Lampu menyala untuk memberi tanda agar pengemudi
siaga saat Anti-Lock Brake System ada yang tidak
berfungsi
Untuk mengontrol tekanan minyak pada masingmasing silinder disc brake dengan signal dari

A.B.S Computer

komputer ABS
Dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor
ia menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi dan
mengirimkan signal tersebut ke aktuator ke pengontrol
tekanan minyak.

C. Gangguan-gangguan pada sistem rem kijang innova


1. Rem tidak bekerja dengan baik (pedoman reparasi kijang innova-vol 4)
a. Gejala :
Pada saat melakukan pengereman pedal harus diinjak
beberapa kali
Gaya penekanan pad rem yang kurang baik
Waktu pengereman yang lama
Jarak pengereman yang terlalu jauh
2. Timbul bunyi pada saat pengereman (pedoman reparasi kijang innova-vol 4)
a. Gejala :
Pada saat melakukan pengereman terdengar bunyi
Gaya penekanan pad rem yang kurang baik
Waktu pengereman yang relatif lama
4

D. Tipe Rem Depan Kijang innova


Kendaraan kijang innova menggunakan rem cakram pada bagian depan
dengan type floating caliper (single piston).
Gambar 3. Rem cakram Kijang Innova

E. Langkah pemeriksaan :
1. Periksa ketebalan lapisan pad.
a. Menggunakan penggaris, ukur ketebalan pad.
b. Ketebalan standar : 11,0 mm (0,433 inc)
c. Ketebalan minimum : 1,0 mm (0,039 inc)
Gambar 4. Pengukur pad

2. Periksa plat support pad rem cakram depan

a. Periksa 2 plat support. Pastikan bahwa plat dapat memantul dan


tidak berubah bentuk, retak, aus, berkarat dan kotor. Bila perlu
ganti plat support.
3. Periksa ketebalan cakram
a. Menggunakan mikrometer, ukur ketebalan cakram.
b. Ketebalan standar : 28,0 mm (1,102 inc)
c. Ketebalan minimum : 26,0 mm (1,024 inc). Bila ketebalan cakram
kurang dari minimum, ganti cakram.
d. Gambar pengukur cakram\
F. Penyebab dan perbaikan sistem pengereman
Factor-factor penyebab yang sering terjadi pada rem cakram kijang
innova adalah sebagai berikut :
1. Rem bekerja tidak baik (pedal rem harus diinjak berulang-ulang)
a. Faktor penyebab :
Terdapat angin palsu
Minyak rem yang kurang
b. Cara perbaikan :
Lakukanlah pembuangan angin palsu dengan cara,
lakukanlah

penginjakan

pedal

rem

berulang-ulang

kemudian ditahan dan pada bagian roda buka nepel. Pada


saat dibuka oil yang bercampur udara akan keluar dan
segera tutup kembali. Lakukan berulang-ulang untuk
menghilangkan udara palsu pada sistem antara pod dan reta

rem.
Gantilah pad rem dengan yang baru stinerandar ketebalan

kanvas rem baru 10mm.


Tambahkan minyak rem pada reservoir minyak rem dengan
ketentuan minyak rem, tipe DOT 3, (SAE 1703), memiliki
boiling point/titik didih 2050 C setara dengan 4010 F atau
lebih tinggi dari itu wet boiling point 140 0 C setara dengan

2840 F atau lebih tinggi lagi.


2. Timbul bunyi pada saat pengereman
a. Faktor penyebab :
Pad rem yang sudah aus, keadaan pad yang tidak rata

artinya permukaan pada pad rem tebel deblah.


Pad rem kotor
Disc rotor tersapat karat
Perbaikan :

Gad rem yang sudah aus ganti dengan yang baru.


Apabila pad rem yang lama masih digunakan,
bersihkan pad rem yang kotor dengan menggunakan
air gun, setelah itu beeri gemuk pada persinggung
antara pad ren dan setelah itu bersikap dengan
menggunakan air gun
3. Kebocoran pada piton rem
a. Faktor penyebab
Kualitas minyak rem yang leni kampung
Minyak rem yang kurang
Gunakan sialitas minyak rem
b. Perbaikan :
Gunakan kualitas rem yang sesuai dengan yang dila
Ganti seal piston dengan yang baru
Tambahkan minyak rem pada reservoir
G. Data perhitungan sistem rem depan pada kendaraan kijang innova
(Berdasarkan spesifikasi dan hasil pengukuran) :
1. Panjang kendaraan (P) = 4580 mm
2. Lebar kendaraan (L) = 1770 mm
3. Tinggi kendaraan (T) = 1745 mm
4. Berat kosong (W) = 2100 mm
5. Berat bagian depan (WD) = 890 mm
6. Berat bagian belakang (WB) = 1210 mm
7. Kecepatan kendaraan diasumsikan dari rata-rata kecepatan di jalan tol
(v) = 80 km/jam = 13.30 m/s
8. Jarak pedal ke fulctrum (a) = 182 mm
9. Jarak pushrod ke fulctrum (b) = 42 mm
10. Diameter pada piston master silinder = 20.40 mm = 2064 cm
11. Jari-jari dalam disc (R1) = 8.1 mm
12. Jari-jari luar disc (R2) = 13,3 mm
13. Diameter silinder caliper (dC) = 63 mm = 6.3 cm
14. Gaya gravitasi (g) = 9,81
15. Nilai efisiensi rem (e) (0,5-0,8 diambil 0.6
H. Perhitungan rem cakram depan kijang innova
1. Menghitung perbandingan jarak pedal (K) didapat persamaan
K = a/b (Sularso dan Kiyokatsu suga 1997:74)
Keterangan :
K = Perbandingan jarak pedal
a = jarak dari pedal rem ke fulcrum
b = jarak dari pushrod ke fulcrum
Diketahui :
a = 182 mm = 18 cm
b = 42 mm = 4,2 cm
7

Ditanyakan :
K=?
Jawab :
K = a/b
K = 18cm/4,2cm
K =4,28 cm. Jadi perbandingan jarak pedal rem sebesar 4,28 cm
2. Persamaan Yang Digunakan Untuk Mencari Gaya Dari Pedal
Rem (FK)
FK = F . a/b (sularso dan kiyokatsu Suga 1997:74)

Keterangan :
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (kg)
F = Gaya yang menekan pedal (kg)
a/b = perbandingan tuas pedal rem
Diketahui :
F = 11 kg
a = 182 mm = 18,2 cm
b = 42 mm = 4,2 cm
Ditanyakan :
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (kg)
Jawab :
FK = F . a/b
FK = 11 . 18,2/4,2
FK = 47,6 kg
Jadi gaya yang dihasilkan dari pedal rem sebesar 47,6 kg
3. Menghitung Gaya Tekan Rem pada Booster Rem
Dengan diketahui gaya yang dihasilkan pedal sebesar 47,6 maka gaya
tersebut diteruskan dan dilipat gandakan oleh booster.
Gambar 5. Kurva Tekanan Yang Dihasilkan Booster Rem

Dapat dilihat pada kurva booster diatas gaya yang dihasilkan dari pedal
rem akan dilipat gandakan sehingga gaya tekan yang terdapat pada
booster rem dapat diketahui yaitu sebesar 210 kg.
Maka : FKb = 210 kg
FKb = Gaya yang dihasilkan oleh booster rem
4. Persamaan Untuk Menghitung Tekanan Hidrolik (Pe) Pada
Master Silinder

Keterangan :
Pe = Tekanan Hidrolik (kg/cm2)
FKb = Gaya yang dihasilkan oleh booster rem (kg)
Catatan : FKb merupakan bilangan hasil dari tekanan yang dilipat
gandakan oleh booster rem
Dm = diameter silinder pada master silinder (cm)
Diketahui :
FKb =210 kg
Dm = 20,64 mm = 2,064 cm = 2,06 cm
Ditanyakan :
Pe = tekanan hidrolik (kg)

Pe = 210/3,33
Pe = 63,06 kg/cm2
Tekanan hidrolik yang dihasilkan dari master silinder sebesar
63,28 kg/cm2
5. Persamaan Untuk Mencari Gaya Tekan Pad Rem
Fp = Pe x A (Sularso dan Kiyokatsu 1997 : 74)
Keterangan :
Fp = gaya yang menekan pad rem (kg)
Pe = Tekanan minyak rem (kg/cm2)
A = Luas penampang dengan rumus :
/4 . d2
Dc = Diameter silinder caliper (mm)
9

Diketahui :
Fp = Pe . 0,785 (dc2)
Fp = 63,28 x 0,785 (6.32)
Fp = 63,28 x 31,15
Fp = 1971,4 kg
Jadi gaya yang dihasilkan pada pad rem sebesar 1971,4 kg
6. Energi Kinetis Total Kendaraan
Ek = (W/2g)v2 (sularso dan Kiyokatsu Suga 1997 : 89)
Keterangan :
Ek = enegi kinetis (Kg.m)
W = Berat kosong kendaraan (kg)
G = gravitasi (m/s2)
V = kecepatan (m/s)
Diketahui :
W = 2100 kg
G = 9,81 m/s2
V = 13,30 m/s
Ditanyakan :
Ek = Energi kinetis (kg.m)
Jawab :
Ek = (W/2g)v2
Ek = (2100/2 x 9,81) 13,302
Ek = (2100/19,6) 176,8
Ek = 18935,2 kg.m

10

Jadi kinetis total kendaraan sebesar 18935,2 kg.m

7. Waktu Pengereman dan Jarak Pengereman


Untuk menghitung waktu pengereman digunakan rumus :
te = v/a (sularso dan Kiyokatsu suga 1997 : 91)
=e.g
Jadi te = v/e.g
Keterangan :
e = pada titik sinkron biasanya nilai e sebesar (0,5-0,8) diambil 0,7
v = kecepatan kendaraan m/s
g = Gaya gravitasi m/s2
t = waktu pengereman
te = 13,30/0,7x9,81
te = 13,30/6,867
te = 1,93 s
Jadi waktu pengereman kendaraan selama 1,93 s
8. Jarak pengereman dapat dihitung :
S = v2 / 2e.g (sularso dan Kiyokatsu suga 1997:91)
S = 13,302 / 2x0,7x9,81
S = 176,8 / 13,734
S = 12,87 m
Jadi jarak pengereman sebesar 12,87 m
I. Kesimpulan
1. Sistem rem pada kendaraan kijang innova memiliki fitur keselamatan
yang cukup bagus bagi keselamatan pengemudi.
2. Rem kendaraan Kijang innova pada bagian depan jenis cakram apabila
terjadi trouble, sering kali terjadi pada pad aus atau disc yang kotor.
3. Jadi dengan kecepatan 80 km/jam (kecepatan standar di jalan tol)
dengan mengesampingkan sistem ABS, dengan perhitungan kendaraan
kijang innova mampu menghentikan kendaraan dengan jarak 12,87 m
dengan waktu 1,93 s.

11

Daftar Pustaka

1.
2.
3.
4.

Punama Putra D,2012 repsitory.upi.edu


Elemen Mesin (Sularso dan Kiyokatsu Suga 1997)
Toyota Step 1
Elemen mesin vol 5 Khurmi

12

Anda mungkin juga menyukai