Anda di halaman 1dari 20

PL6107 - Teori Perencanaan Lanjut

Tradisi
Perencanaan
Modern:
Pragmatism
25422030 - Inggar R. Arbani
25422040 - Jonathan B. W. S.
OUTLINE
• Intro
• Apa itu Pragmatisme?
• Tokoh-Tokoh Pragmatisme
• Planning and Pragmatism
• Diskusi Pragmatisme dan
Perencanaan
• Studi Kasus
• Kesimpulan
• Summary
Intro
• Pragmatisme telah berkembang menjadi sebuah pendekatan terhadap masalah yang
kompleks dan sulit diselesaikan. Salah satu gerakan filosofis utama yang berasal dan
tetap ada -sepenuhnya- di Amerika Serikat
• Pragmatism merupakan pendekatan perencanaan yang sangat praktis. Menekankan
pada tindakan langsung mengenai masalah tertentu (apa yang terbaik dalam situasi
atau keadaan tertentu)
• Relevansi sikap pragmatism dalam perencanaan berorientasi untuk ‘get things done’
dan ‘what counts is what works’.
• Dalam hal ini, pendekatan ini memiliki kemiripan dengan pendekatan kolaboratif.
Namun hal ini juga memiliki kaitan dengan pemikiran postmodern melalui karya
Richard Rorty.
• Walaupun terlihat sederhana di permukaannya, namun pendekatan pragmatism jauh
lebih dalam karena adanya perpaduan antara filsafat, teori dan praktik dalam proses
pengambilan keputusan
Apa itu Pragmatisme?
• Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani "pragma" atau "pragmatikos" yang
berarti tindakan atau aksi.
• Menurut definisinya (kamus), pragmatisme -melibatkan gagasan
pendekatan praktis terhadap masalah. Yang dimaksud dengan praktis disini
yaitu lebih mendasar pada pragmatisme sebagai suatu gerakan atau
filsafat.
• Para tokoh pragmatis seperti John Dewey, Richard Rorty, Charles Peirce atau
William James berpendapat bahwa kita memiliki pandangan dunia yang
bersifat inkremental dan pragmatis.
• Kaum pragmatis menekankan pengaruh budaya atau sosial pada pemikiran.
• Perbedaan besar (dan tumpang tindih) antara pragmatisme dan
postmodernisme adalah penolakan terhadap kebenaran absolut, konsensus,
atau transendental.
• Peran perencana dan filsuf dalam pandangan pragmatisme adalah
membantu memfasilitasi wacana dengan menyarankan cara-cara baru
dalam memandang suatu isu atau dengan bersikap provokatif (dalam
menggunakan cara baru).
Tokoh-Tokoh Pragmatisme
Planning and Pragmatism

• Tokoh yang berpendapat


tentang gagasan
pragmatism terhadap
perencanaan
• Charles Hoch
• John Forester

Charles Hoch John Forester


Planning and Pragmatism:
Pandangan Hoch (1/3)
Pragmatism menekankan
Pemilihan solusi ditentukan
penggunaan pengalaman
secara bersama dan
dibandingkan teori untuk
demokratis
menghadapi permasalahan

Charles Hoch

John Dewey menganggap Ide diuji dan didiskusikan


Interpretasi Hoch
praktik pragmatism lebih secara bersama, dan memilih
terhadap pragmatism
terfasilitasi pada Masyarakat solusi yang dianggap paling
lebih dekat dengan John
dengan idelogi demokrasi- efektif dan yang diterima
Dewey
liberal semua pihak

Inti dari liberalisme -> individual right,


freedom of speech, equality, pluralism
Planning and Pragmatism:
Pandangan Hoch (2/3) • Meskipun ada perbedaan di antara
penulisnya, Hoch berpendapat
bahwa filosofi pragmatism memiliki
Teori Perencanaan Definisi Fokus ikatan konseptual/diacu pada
Middle-range pendekatan strategis untuk mencapai menekankan pentingnya tetap responsif dan beragam teori perencanaan berikut
Planning keseimbangan antara visi jangka relevan dalam menghadapi tantangan yang
panjang dan tujuan jangka pendek terus berkembang sambil tetap o “Middle-range planning” oleh
memperhatikan misi dan tujuan organisasi
yang lebih luas.
Meyerson
Incrementalism pendekatan pengambilan keputusan menekankan pentingnya membangun apa yang o “Incrementalism” oleh
dan kebijakan yang mendukung sudah ada dibandingkan memulai sesuatu yang
perubahan kecil dan bertahap baru, dengan tujuan untuk melakukan proses Lindblom
dibandingkan perubahan besar dan perbaikan secara iteratif dalam tata kelola dan
radikal kebijakan publik o “Advocacy planning” oleh
Advocacy Planning pendekatan partisipatif dan Fitur utamanya adalah mendorong inklusivitas, Davidoff
berorientasi komunitas yang yang memungkinkan beragam masyarakat
menekankan pada pemberdayaan berkontribusi dalam proses pengambilan o “Transactive planning” oleh
kelompok marginal atau kurang keputusan.
beruntung dalam membentuk Friedmann
komunitasnya
Transactive pendekatan kolaboratif dan interaktif bertujuan untuk menjembatani kesenjangan o “Radical planning” oleh Grabow
Planning yang menekankan pentingnya
negosiasi, dialog, dan pengambilan
antara para ahli dan masyarakat, mendorong
partisipasi aktif dan pembelajaran bersama
and Heskin
keputusan bersama di antara berbagai untuk mencapai konsensus mengenai tujuan
pemangku kepentingan. dan strategi perencanaan. • Namun, Hoch tidak secara kritis
Radical Planning pendekatan visioner dan mengatasi akar permasalahan dan menghadapi mengembangkan filosofi
transformative yang berupaya ideologi dominan, yang bertujuan untuk
menantang struktur kekuasaan yang memberdayakan komunitas yang pragmatism menjadi sebuah
ada dan secara mendasar membentuk terpinggirkan dan meningkatkan suara pendekatan perencanaan
kembali norma-norma masyarakat. mereka dalam proses pengambilan
keputusan.
Planning and Pragmatism: Hoch setuju dengan pendapat Foucault tentang
kekuasaan, namun menolak kesimpulannya yang
menihilkan peran Planner
Pandangan Hoch (3/3) Hoch terinspirasi dengan karya Habermas yang
Hoch memadukan pragmatism dengan pemikiran Foucault terkait menekankan perlunya komunikasi antar
kekuasaan (power) dan relasi kekuasaan individu dan kelompok berdasarkan hubungan
kepercayaan, ketulusan, pemahaman dan
Ingat! planning dapat legitimasi, sehingga peran Planner
terbentuknya teori Ilmu perencanaan -> berpotensi membuat
Planner menerapkan teori untuk kesenjangan -> kedok • Perlu terlibat dalam menerapkan pendekatan
penyelesaian masalah penguasa untuk komunikasi untuk mengatasi bentuk-bentuk
menjalankan kapitalisme dominasi dan kekuasaan yang merusak
(Materi Week 8)
• Perlu terlibat secara aktif dan kritis
Keterlibatan profesi Planner dalam berdasarkan konvensi dan norma yang
praktik perencanaan membatasi berlaku di masyarakat
kebebasan dan pilihan langsung individu Hoch berpendapat
perlunya filosofi • Lebih baik meninjau keterbatasan birokrasi
untuk menyelesaikan masalahnya (tata kelola) dan mempertimbangkan
sendiri. pragmatism untuk
perencanaan bersama dengan masyarakat
mengatasi situasi (kolaboratif-komunikatif) daripada melalui
tersebut prosedural keahlian
Faocault mengkritik upaya yang
membenarkan (glorifikasi) perencanaan
sebagai praktik moral dan ilmiah yang
istimewa untuk melayani kepentingan Penyelidikan bersama dan tujuan bersama
public, dan yang menganggap -> dapat dicapai dengan kerjasama
pentingnya peran Planner, serta komunitas dalam berbagi pengalaman dan
menihilkan peran masyarakat nilai, dan dalam rangka membangun
kepercayaan satu sama lain
Planning and Pragmatism:
Pandangan Forester
• Forester juga memadukan gagasan pragmatism-nya dengan karya
Habermas dan menyebutkan sebagai “critical pragmatism”
• Bagi Forester, perencanaan merupakan
• praktik tingkat tinggi untuk memecahkan masalah dan
mewujudkan sesuatu
• aktivitas pragmatis yang dibentuk dan dipengaruhi oleh
kekuasaan. Oleh karena itu, harus mengatasinya melalui upaya
komunikasi (melalui pendekatan ideal Habermas)
• Forester menyadari bahwa ada kekuatan besar yang bisa menyebabkan
praktik perencanaan (berpotensi) memproduksi kesenjangan, sehingga
menganjurkan pendekatan yang lebih terbuka dan demokratis ->
keterbukaan perencanaan terhadap lebih banyak suara dan pendapat
• Dalam menyelesaikan permasalahan dengan banyak kepentingan dan John F. Forester
persepsi, Planner perlu menjelaskan ide, dampak, bahaya, peluang
untuk mendorong tindakan bersama -> perkataan dan argumentasi
Planner menjadi sangat penting
• Meskipun mendorong komunikasi, Forester menolak gagasan
relativisme di dalam praktek perencanaan, sehingga tidak bisa
menyamakan derajat atas semua pendapat/kepentingan. Oleh karena
itu, Planner harus tetap memegang nilai dan kepercayaan (untuk
memfasilitasi) meskipun bersikap pragmatis
Planning and Pragmatism:
Sinonim dengan Incrementalism?
• Satu teori perencanaan yang paling dekat/sinonim dengan pragmatism
ialah Incrementalism yang diusung oleh Charles Lindblom
• Irisan antara pragmatism dan incrementalism adalah fokusnya pada
tindakan dan implementasi, serta penerapannya pada Masyarakat
dengan idelogi demokrasi liberal
• Inti dari pendapat Lindblom melalui Incrementalism ialah pembuat
kebijakan tidak bisa “think big”, dan tidak perlu melakukan hal tersebut,
sebab pengambilan kebijakan berpusat pada kesepakatan dan
konsensus.
• Meski sinonim, namun antara pragmatism dan incrementalism memiliki
perbedaan Charles E. Lindblom
(1917-2018)
Awalnya incrementalism Oleh karena itu, Forester Namun pada
dianggap bersifat pluralis dan pakar perencanaan akhirnya, Lindblom
yang naif, dimana kolaboratif lainnya merespon dan
mengabaikan adanya menolak pendekatan menerima adanya
kesenjangan kekuasaan di normatif dan perspektif kesenjangan
Masyarakat Lindblom. kekuasaan
Planning and Pragmatism:
Karakteristik Pragmatism dalam
kaitannya dengan perencanaan
Pragmatisme Perencanaan tidak Pragmatisme dalam Fokus pragmatism
memberikan para berusaha untuk praktik perencanaan berada pada pilihan
perencana suatu mengungkap realitas, menyebabkan dan kemungkinan
perspektif yang ironis namun untuk mencapai munculnya minat pada daripada fondasi
terhadap praktik tujuan praktis tentang mikro-politik dalam abstrak yang
perencanaan yang realitas. Peran praktik perencanaan, menekankan
dilakukan, sebab perencana untuk sehingga perencana pertimbangan etis
Pragmatism memandang mendorong, terlibat, dan melakukan praktik (benar atau salah).
perencanaan sebagai menengahi antara yang seharusnya Penekanan pada
aktivitas yang perspektif yang beradu dilakukan yaitu fokus tindakan manusia
berkembang dan dengan menggunakan pada implementasi, dibandingkan
tujuannya akan berubah bantuan teori untuk bukan apa yang pemikiran abstrak yang
seiring berjalannya waktu menghadapi realitas, menurut teori harus ditemukan pada
sehingga memunculkan dilakukan. idealism, realisme, dan
pendekatan-pendekatan marxisme.
yang bersifat jangka
pendek/inkremental.
Diskusi Pragmatisme
dan Perencanaan
• Forester (yang berkeyakinan liberal) Hoch mengkritik pragmatisme dan landasan teori
menggambarkan perencanaan perencanaan pragmatis yang dapat diringkas menjadi
sebagai sebuah potensi permainan 3 tema besar yaitu:
yang tidak menghasilkan • Pertama, Hoch menganggap bahwa
keuntungan (non-zero-sum game) ketergantunagn pragmatisme pada pengalaman
dimana semua orang akan menjadi membuat identifikasi masalah menjadi homogen
pemenang karena komunikasi yang
dan tidak memadai. Seringkali dianggap terlalu
terbuka pasti akan menghasilkan
kesepakatan. bergantung pada konteks dan konsekuensi.
Diskusi Pragmatisme
dan Perencanaan

Kedua, Hoch mempertanyakan asumsi bahwa • Ketiga, Hoch mengkritik ketergantungan Dewey.
permasalahan yang ingin diatasi oleh Ketergantungan pada peran Planner padahal
pragmatisme terletak pada hambatan peran Planner terbatas, karena
pembelajaran dan refleksi sosial, sehingga, perencanaan/pengambilan kebijakan lebih
dianggap mereduksi pengetahuan. Pembelajaran dipengaruhi oleh kekuatan politik daripada
dan refleksi sosial tidak cukup menggunakan argumentasi perencana.
pendekatan instrumental dan satu arah.
Studi Kasus: • Desk Musrenbangnas dilaksanakan oleh Bappenas dalam rangka
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahunan dengan
Desk Musrenbangnas mengundang Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait

(1/3) • Fokus pembahasan pada Musrenbangnas adalah penyepakatan


proyek prioritas yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah, namun
merupakan kewenangan pemerintah pusat
Bappenas • Dengan adanya musyawarah, hal ini membuka peluang
Pemerintah Daerah untuk mengusulkan proyek prioritas sesuai
dengan kebutuhannya -> terbuka dan demokratis
• Desk berlangsung dengan membahas tiap usulan (20 usulan) yang
sebelumnya telah melalui proses filtrasi berdasarkan hasil
Pemda K/L pembahasan Rakortekrenbang (20 usulan) dan Rakorgub (10 usulan).
• Walaupun seharusnya usulan Pemda berdasarkan RPJMD,
namun adanya proses Rakorgub membuat usulan dapat bersifat
politis sesuai dengan kebutuhan masyarakat/ kondisi faktual
• Pemerintah Daerah sebagai pihak pengusul akan menjelaskan
justifikasi usulan tersebut, dan pihak K/L terkait akan memberikan
pandangan/tanggapannya (berdasarkan pengalaman) terkait
urgensi usulan tersebut
• Proyek prioritas yang diakomodir ditetapkan secara konsensus dan
dicatat dalam berita acara pembahasan untuk menjadi dasar
pembahasan anggaran (Trilateral Meeting)
Studi Kasus:
Desk Musrenbangnas (2/3)
Alur Tahapan Penyusunan Rancangan RKP Tahun 2023

Bappenas

Pemda K/L

Sumber: Permen PPN/Bappenas 1/2022


Studi Kasus: Contoh Proses Penyusunan
Renja KL untuk Kementerian PUPR (3/3)
Keynote:
• Pada proses penyusunan renja
di Kementerian PUPR, usulan
program prioritas juga melalui
pembahasan Rakorbangwil
dan Konsultasi Regional
(Konreg) sebelum dibahas di
Desk Musrenbangnas
• Tujuan Konreg: meningkatkan
keterpaduan program
pembanguan melalui
koordinasi, sinkronisasi, dan
sinergi antarkegiatan
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah

Sumber: Buku Panduan Konreg KemenPUPR, 2023


Kesimpulan
• Pragmatism merupakan pendekatan perencanaan yang sangat praktis.
Menekankan pada tindakan langsung dalam penyelesaian masalah.
• Kerangka demokrasi liberal sangat tertanam dalam pragmatisme pendekatan
Amerika Serikat, sementara itu pada interpretasi Eropa lebih sensitif terhadap
realitas kelembagaan yang ada dan kemungkinan adanya alternatif. Perbedaaan
tersebut menjadi bagian dari kritik terhadap pendekatan pragmatis.
• Konsepsi Dewey terkait liberalisme melibatkan masyarakat yang aktif dan bukan
masyarakat yang pasif. Individu harus diberikan sarana untuk berpartisipasi
penuh.
• Meskipun ada kritik-kritik ini, pragmatisme telah menjadi bagian dari pendekatan
praktis untuk penyelesaian masalah nyata. Penolakan pragmatisme terhadap
teoritisasi juga telah menjadi dasar bagi pendekatan perencanaan lainnya,
misalnya advokasi planning.
No Poin RINGKASAN
1 Sejarah Pragmatism Pragmatisme berawal di Amerika Serikat sejak akhir abad 19 hingga awal abad 20. Pada masa itu
Amerika mengalami fase industrialisasi yang memicu adanya urbanisasi, sehingga muncul masalah
perkotaan yang semakin kompleks. Pemerintah AS membutuhkan solusi yang menekankan pada
tindakan langsung untuk mengatasi kondisi tersebut.
2 Tokoh-tokoh terkait Charles Hoch, John Forester, John Dewey, Richard Rorty, Charles Peirce, William James
Pragmatism
3 Nilai yang mendasari Pragmatism menekankan penggunaan pengalaman dibandingkan teori untuk menghadapi
Pragmatism permasalahan
4 Masalah • Adanya kekuatan besar yang bisa menyebabkan praktik perencanaan (berpotensi) memproduksi
perencanaan yang kesenjangan, sehingga menganjurkan pendekatan yang lebih terbuka dan demokratis ->
ingin dicapai oleh keterbukaan perencanaan terhadap lebih banyak suara dan pendapat
pendekatan • Tidak bisa dan tidak harus “think big”, sebab pengambilan kebijakan berpusat pada kesepakatan
Pragmatism dan konsensus.
5 Operasionalisasi • Pragmatism memandang perencanaan sebagai aktivitas yang berkembang dengan tujuan yang
Pragmatism akan berubah seiring berjalannya waktu
• Peran perencana sebagai fasilitator, dan fokus pada implementasi
• Penekanan pada tindakan manusia daripada teori

6 Kritik terhadap • Ketergantungan Pragmatisme pada pengalaman membuat identifikasi masalah menjadi homogen
Pragmatism dan tidak memadai
• Pembelajaran dan refleksi social tidak bisa didekati secara instrumental dan satu arah
• Ketergantungannya pada peran Planner, padahal peran Planner terbatas, sebab
perencanaan/pengambilan kebijakan lebih dipengaruhi oleh kekuatan politik daripada argumentasi
perencana
Terima Kasih
Referensi
Allmendinger, P. (2017). Pragmatism. In Y. Rydin &
A. Thornley (Eds.), Planning Theory (Third Edit, pp.
127–144). PALGRAVE.
Kemenpupr. 2023. Buku Panduan Konreg Tahun
2023
Permen PPN/Bappenas No. 1/2022 tentang
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2023
Wasitohadi. (2012). Pragmatisme, Humanisme
Dan Implikasinya. Satya Widya, 28(2), 175–190.

Anda mungkin juga menyukai