Anda di halaman 1dari 2

Raina Adisya Ayumarsha

NPM : 2206036051

Resume Pertemuan Ke Empat

Mekah merupakan kota yang menyimpan banyak sejarah islam karena di sanalah Muhammad
pertama kali diangkat sebagai nabi. Mekah berasal dari bahasa Saba Makuraba, yang artinya
“tempat suci,” disebabkan jauh sebelum islam, Mekah dan Ka’bah dianggap sebagai “rumah
tuhan.” Kota Mekah digambarkan di dalam Al-Quran lembah gersang dan berbukit yang
tidak bisa ditanami (Waidin ghairi dzi zar’in).

Nabi Muhammad Saw. dalam melakukan penyebaran wahyu awalnya hanya dianggap
sebagai pengalaman spiritual pribadi. Beliau berbagi pengalaman spiritualnya dengan
keluarganya, terutama istrinya, Khadijah. Sampai wahyu selanjutnya yang diutus untuk Nabi
Muhammad memerintahkan beliau untuk menyampaikannya ke khayalak luas. Namun,
dalam menyampaikan informasi beliau mengalami rintangan, tidak semua khayalak dapat
menerima, banyak penduduk yang menentang ajaran Nabi Muhammad.

Setelah Nabi berdakwah selama dua belas tahun di Mekah, membuahkan hasil yang
tidak menggembirakan, masyarakat Mekah yang memeluk islam masih hanya sedikit.
Masyarakat Mekah tidak hanya menolak agama islam bahkan mereka melakukan intimidasi
dan tindak kekerasan pada umat yang memeluk agama islam pada saat itu, bahkan mereka
mendapat tekanan hingga pemboikotan.

Nabi Muhammad melanjutkan dakwahnya ke Madinah. Kehadiran beliau di sana


disambut dengan hangat oleh masyarakat umum. Salah satu keputusan politik Nabi Saw.
yang brilian adalah dengan menetapkan perjanjian politik yang dikenal dengan “Piagam
Madinah”. Piagam Madinah berisikan uraian system hubungan suku-suku Madinah yang
bertikai, serta upaya untuk menemukan titik temu di antara mereka tanpa menghapus
keberadaan kelompot atau etnis lain. Piagam Madinah berisikan 47 pasal. Piagam Madinah
tidak bertahan lama karena beberapa kelompok Madinah termasuk Bani Nadhir, Bani
Qainuqa, dan Bani Quraidhah, melanggar pasal-pasal tersebut. Akibatnya, kota Madinah
yang awalnya dihuni berbagai komunitas agama, lambat laun menjadi kota yang mayoritas
beragama islam.

Pertemuan agama islam dengan berbagai budaya menyebabkan islam mengalami


kemajuan, tak hanya dari kuantitas umat islam yang kian hari bertambah namun juga capaian
peradaban islam yang gemilang. Seperti pada masa dinasti umayyah dan abbasiyah, islam
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada dinasti ummayah terjadi perluasan wilayah
islam yang luar biasa, mengubah mata uang yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai
islam, dan adzan sudah berkumandang lima kali sehari di seluruh Eropa Barat, Afrika Utara,
serta Asia barat dan tengah.

Pada masa dinasti abbasiyah kejayaan peradaban islam terus berlanjut. Kejayaan ini
dicapai pada masa khalifah al-mahdi, Harun Al Rasyid, dan Al Makmun. Ketiga khalifah
tersebut berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kebebasan beragama, dan
peningkatan kemakmuran rakyat. Seperti, Baitul hikmah yang dibangun berfungsi sebagai
markas penerjemahan, pengembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu kedokteran,
matematika, geografi, fisika, astronomi, sejarah, dan filsafaft. Para cendikiawan island saat
itu tak hanya dikenal sebagai intelektual agama saja, namun mereke juga mendalami ilmu-
ilmu di luar ilmu agama lainnya.

Anda mungkin juga menyukai