Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI

Vol. 1 No. 1 Juni 2023

JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI


Vol. 1 No. 1 Juni 2023
ISSN: XXXX-XXXX (Print) ISSN: XXXX-XXXX (Electronic)
Open Access: https://jurnalkatharos.ac.id/index.php/katharos

PENGARUH IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN PASCA PANDEMI COVID 19

Yada Putra Gratia1, Suwarno Asmoro2, Elisabeth Mujiyati3


1 STT Bethel Indonesia Jakarta

yosua.gratia@gmail.com
2 STT Bethel Indonesia Jakarta
3 STT Bethel Indonesia Jakarta

ABSTRAK
Info Artikel : Perkembangan Teknologi informasi di era global sekarang membuat dunia
Diterima :
01/05/2023 pendidikan mengalami banyak sekali perubahan yang sangat cepat yaitu
Disetujui : dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada setiap
30/05/2023 aktivitas dan pembelajaran. Perkembangan Teknologi Informasi dan
Dipublikasikan : Komunikasi mengharuskan guru melakukan inovasi baru dalam proses
30/05/2023 pembelajaran. Selain dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi
tetapi juga berdampak kepada kemampuan komunikasi siswa pada saat
pembelajaran. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi kini telah
mengubah cara pandang dan sistem pembelajaran menjadi berbasis
teknologi. Guru Pendidikan Agama Kristen semakin mudah memberikan
materi ajar pada masa pandemi Covid-19, serta dalam peningkatan
kemampuan, siswa siswi semakin maju dalam berteknologi. Metode
digunakan oleh peneliti adalah mix metode, diawali dengan metode kualitatif
dengan metode kepustakaan dan dilanjutkan kuantitatif dengan survei
lapangan kepada mahasiswa prodi PAK 2021 STTBI. Kajian ini dilakukan
dengan mencari informasi dari berbagai sumber dan survei juga dilakukan
untuk mengumpulkan data. Dari hasil survei yang dilakukan kepada
beberapa mahasiswa ditarik kesimpulan bahwa Pendidik memiliki peran
yang sangat penting dalam mengelola kegiatan pembelajaran bagi peserta
didiknya, oleh sebab itu pendidik harus terus mengasah kemampuan dan
ketrampilan dalam menggunakan berbagai macam teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat membantu dalam mengembangkan pembelajaran
yang lebih efektif, efisien dan inovatif.
Kata kunci: Implementasi TIK; Pendidikan Agama Kristen; Pasca Pandemi
Covid-19

70
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

ABSTRACT
The development of information technology in the current global era has
made the world of education experience a lot of very fast changes, namely
the use of information and communication technology in every activity and
learning. The development of Information and Communication Technology
requires teachers to make new innovations in the learning process. Besides
being able to accelerate students' understanding of the material, it also has
an impact on students' communication skills during learning. Advances in
Information and Communication Technology have now changed the
perspective and learning system to be technology-based. Christian
Religious Education teachers find it easier to provide teaching materials
during the Covid-19 pandemic, as well as in improving abilities, students
are increasingly advanced in technology. The method used by the
researchers was a mixed method, starting with a qualitative method with the
library method and continuing quantitatively with a field survey of students
of Prodi PAK 2021 STTBI study program. This study was conducted by
seeking information from various sources and surveys were also conducted
to collect data. From the results of a survey conducted on several students,
it was concluded that educators have a very important role in managing
learning activities for their students, therefore educators must continue to
hone their abilities and skills in using various kinds of information and
communication technologies that can assist in developing effective learning.
more effective, efficient and innovative.
Keywords: ICT Development; Christian Education; Post Covid-19
Pandemic Period

©2023 Penulis. Diterbitkan oleh Jurnal Khataros. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi Creative
Commons Attribution NonCommercial 4.0 International License.
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

71
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

PENDAHULUAN
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam
pendidikan masa sekarang. Teknologi informasi dan komunikasi sering mempunyai
arti sebagai prasarana yang digunakan untuk mengelola data dengan berbagai cara
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Oleh sebab itu pengalaman teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PAK harus benar-benar diterapkan
sesuai dengan ketetapan yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Pandemi Covid-19 mengubah secara revolusioner pembelajaran yang
diselenggarakan oleh kampus. Dalam waktu singkat, lembaga pendidikan terpaksa
menerapkan pembelajaran daring. Sekitar 97% lembaga pendidikan telah
menerapkan pembelajaran daring. Pada saat inilah, media serta teknologi berperan
sangat penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Tentu saja, peserta didik
menghadapi banyak tantangan dan hambatan ketika menerapkan pembelajaran
online. Di masa pandemi covid-19, pendidik harus lebih kreatif dan cerdas agar
peserta didik tidak bosan selama mengikuti proses pembelajaran. Pemerintah
menerapkan metode di mana dosen dan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam
kegiatan belajar mengajar tanpa kontak langsung dengan teknologi yang tersedia saat
ini, seperti ponsel pintar, laptop atau komputer (Murti, 2020).
Selanjutnya, dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi,
strategi pembelajaran yang digunakan harus terstruktur dan sesuai dengan kegiatan
pembelajaran yang ditetapkan termasuk di dalamnya yaitu setiap sarana dan
prasarana yang digunakan baik itu materi pembelajaran dan lain sebagainya (Gratia
& Benyamin, 2020). Dengan demikian dari pembelajaran yang dilakukan diharapkan
agar peserta didik yang ada memiliki pengalaman yang baik agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan (Gratia et al., 2021). Pengembangan TIK dalam
pembelajaran PAK juga harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat dan yang
sesuai dengan media ajar. Untuk itu dalam penelitian pengembangan TIK dalam
pembelajaran PAK ini penulis akan menelusuri media pembelajaran apa saja yang
digunakan oleh seorang guru sebagai usaha untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang baik, dan pembahasan ini akan dimulai dari beberapa penjelasan
perkembangan teori komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktek
pembelajaran yang diterapkan.
METODE PENELITIAN
Metode digunakan oleh peneliti adalah mix metod, diawali dengan metode
kualitatif dengan penelitian kepustakaan dan dilanjutkan kuantitatif dengan survei
lapangan kepada mahasiswa prodi PAK 2021 STTBI. Metode kepustakaan adalah
suatu metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data dengan
bantuan berbagai macam materi dari jurnal, artikel, berita dan lain sebagainya (Astini,
Sari, 2020). Penulis akan memberikan informasi yang relevan dalam pengembangan
TIK pada pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pasca pandemi covid-19 serta
sesuai dengan konsep dan permasalahan dalam kajian ini. Dalam penelitian ini,
penulis juga melakukan survey atau kuesioner melalui google form yang dibagikan ke
mahasiswa-mahasiswi STT Bethel Indonesia, Prodi PAK 2021.

72
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan prasarana yang digunakan
untuk mengelola data atau termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan akurat dan tepat waktu, sehingga bisa
diterima dengan baik oleh penerima informasi tersebut.(Suriansyah, 2018)
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah
mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam
konteks pembelajaran, penggunaan TIK dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses belajar mengajar, serta membuka akses ke berbagai sumber belajar (UNESCO,
2017). Namun, penggunaan TIK dalam pembelajaran harus dipilih dengan hati-hati
dan diintegrasikan dengan baik dalam kurikulum untuk memastikan hasil
pembelajaran yang optimal. Pengembangan TIK dalam pembelajaran juga
memerlukan persiapan dan dukungan yang tepat, seperti memastikan infrastruktur
teknologi yang memadai, memastikan keamanan dan privasi data, dan memberikan
pelatihan yang memadai kepada guru dan siswa.(Top EdTech Trends That Will Rule in
2021, 2021)
Penggunaan teknologi tidak boleh digunakan sebagai pengganti untuk
interaksi manusia dalam pembelajaran, tetapi seharusnya digunakan untuk
mendukung pembelajaran dan meningkatkan pengalaman siswa. Pengembangan TIK
dalam pembelajaran telah menjadi hal yang penting dalam konteks pendidikan
modern.
Dalam pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ada
beberapa media belajar yang dapat digunakan oleh seorang guru seperti: internet,
mobile phone dan komputer yang mampu menyimpan bahan ajar baik dalam bentuk
cetak maupun non cetak (Halidi & Husain, 2018). Internet merupakan media yang
sebenarnya dalam pembelajaran berbasis TIK, karena dengan media ini melahirkan e-
learning, distance learning, web-base learning atau istilah lainnya. Pembelajaran berbasis
komputerisasi memberikan warna yang baru terhadap pendidikan dengan
mempengaruhi motivasi belajar siswa.(Gratia et al., 2021).
Teknologi informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktek kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran berbasis komputer (PBK), pembelajaran berbasis web (e-learning),
Computer Assisted Instruction (CAI), pembelajaran berbasis AVA adalah bentuk
pendayagunaan teknologi pendidikan yang perlu dikembangkan dalam dunia
pendidikan dewasa ini.
1. Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis komputer merupakan solusi metode pembelajaran
untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin pesat dan sangat
berpengaruh dalam dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis komputer adalah
pengelolaan pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat (baik perangkat keras
maupun perangkat lunak) komputer.
Pengertian “pembelajaran berbasis komputer” (Computer-Based
Instructional/CBI) adalah suatu pembelajaran yang dalam pembelajarannya

73
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

menggunakan sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah


diprogramkan langsung dalam komputer kepada pengguna.(Fini, 2018)
Pemanfaatan perangkat komputer juga sering diidentikkan dengan
penggunaan jaringan situs internet, namun sebetulnya komputer tidak terbatas pada
perangkat komputer dan internet melainkan juga meliputi media informasi seperti
televisi, radio, multimedia player, handphone dan beragam piranti komputer lainnya.
Media pembelajaran dalam pembelajaran berbasis komputer dapat berupa : internet,
e-mail, jaringan, desktop publishing, digital scanner, digital camera, software pembelajaran,
CD-ROM sumber informasi, pengolah data, video conference, pengolah kata, sumber
informasi online.
Agar pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer tidak menyimpang
dari tujuan pembelajaran, maka dalam penerapan pembelajaran berbasis komputer
juga perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut (Crista, 2019):
• Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses
pembelajaran yang menarik dan bermakna
• Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke
dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami
makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam
benaknya.
• Kolaboratif: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas
yang saling bekerja sama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati
dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
• Antusiastik : memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias
berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Dialogis: memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu
proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari
proses komunikasi tersebut baik didalam maupun diluar sekolah.
• Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar
yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem-based atau case-
based learning.
• Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari
serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses
belajar itu sendiri.
• Multisensory: memungkinkan Pembelajaran dapat disampaikan untuk
berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual maupun
kinestetik.
• High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan
keputusan, dll) serta secara tidak langsung juga meningkatkan komputer &
media literasi
2. Pembelajaran Berbasis Web (E-learning)
E-Learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan
web untuk menciptakan pengalaman belajar. E-Learning dapat dipandang sebagai
suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebuah desaian media penyampaian
yang baik, terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang
memiliki berbgai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

74
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

Pembelajaran ini memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi digital


dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan terdistribusi
(Situmorang, 2018). Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran e-learning
adalah sebagai berikut :
a. Tahap constructivisme, Siswa diberikan 3 tahapan aktivitas yaitu
pengulangan materi pelajaran sebelumnya, memotivasi siswa untuk
pemanfaatan materi yang akan dipelajari dan membangun pemahaman
materi sejak awal (berguna untuk meluruskan arah pemahaman saat proses
pembelajaran).
b. Tahapan kedua cooperative learning, Siswa diperkenankan melakukan
kegiatan kerjasama dengan teman dalam hal membuka e-learning, log-in,
mempelajari labsheet serta mengerjakan tugas untuk membangun jiwa
sosialnya. Dalam tahapan ini, saling membantu antar siswa dapat
meningkatkan pemahaman akan aktivitas yang sedang siswa lakukan,
karena kegiatan kerjasama yang dilakukan dengan sesama siswa
melibatkan psikologi yang sama.
c. Tahap ketiga inilah guru berperan sebagai fasilitator, Apabila sudah
melalui kedua tahapan diatas, selanjutnya siswa dapat mengakses link-link
sumber belajar tersebut untuk dijadikan referensi individu yakni
optimalisasi fasilitas internet yang selanjutnya akan terbentuk budaya
belajar mandiri pada siswa. Secara keseluruhan, alokasi waktu untuk e-
learning sangat tertata dan terstruktur, sehingga dapat mengotimalkan
proses belajar.
3. Computer Assisted Instruction (CAI)
Computer Assisted Instruction (CAI) merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang menempatkan komputer sebagai piranti sistem pembelajaran individual, di
mana siswa dapat berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja di
rancang atau dimanfaatkan oleh guru (Jong et al., 2018). Ada beberapa model yang
diterapkan dalam Computer Assisted Instruction (CAI) antar lain yaitu :
a. Model Tutorial. Tutorial dalam program pembelajaran berbasis komputer
Ditujukan sebagai pengganti sumber belajar yang proses Pembelajarannya
diberikan lewat grafik, animasi, audio yang Tampak pada monitor yang
menyediakan pengorganisasian materi, soal-soal latihan dan pemecahan
masalah. Jika respon siswa benar, komputer akan terus bergerak pada
pembelajaran berikutnya, namun sebaliknya jika respon siswa salah
komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada
salah satu bagian tertentu tergantung kesalahan yang dibuat.
b. Model Instructional Games. Tujuan instructional games adalah untuk
menyediakan pengalaman belajar yang memberikan fasilitas belajar untuk
menambah kemampuan siswa melalui bentuk permainan yang mendidik.
c. Simulasi. Model simulasi pada dassarnya merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk pengalaman belajar yang lebih konkret
melalui ciptaan tiruan-tiruan untuk pengalaman yang mendekati suasana
sebenarnya dan berlangsung tanpa resiko.

75
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

d. Drills and Practice. Model drills and practice adalah suatu model dalam
pembelajaran dengan jelas melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan. Melalui model drills akan ditanamkan kebiasaan tertentu
dalam bentuk latihan. Dengan latihan yang terus menerus maka akan
tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan.
4. Pembelajaran Berbasis AVA (Audio Visual Aids)
Pada tahun 1920-an, muncul suatu gerakan dalam dunia pendidikan dengan
istilah “Visual Educational” . Ini terkait dengan aliran realisme dalam pendidikan pada
abad 17 yang dipelopori oleh Johan Amos Comenius yang mengarang buku teks
pendidikan pertama dengan judul Orbis Pictus (Dunia dalam gambar). Latar sejarah
penulisan buku tersebut adalah karena kesulitan yang dialami oleh anak-anak di
Eropa (Jerman, Prancis, Rusia dan sebagainya) mempelajari bahasa Latin. Karena
bahasa Latin sangat abstrak. Oleh karena itu, buku Orbis Pictus berisi tiap kata latin
yang harus dipelajari diberikan gambar bendanya di samping kata tersebut. Dengan
demikian bahasa Latin yang dipelajari oleh anak-anak menjadi lebih nyata/konkret
dan mudah diingat. Selanjutnya, aliran realisme inilah yang mendorong timbulnya
aliran/gerakan visual education, dimana gambar-gambar digunakan oleh guru untuk
memperjelas apa yang diajarkannya. (Armalena, 2019)
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1930-an ditemukan radio sebagai alat
komunikasi. Dengan begitu muncullah gerakan dikenal istilah “Audiovisual
Education” yang ditekankan disini adalah pentingnya penggunaan Audiovisual
dalam pembelajaran. Melalui perkembangan ini dikenallah AVA (Audiovisual Aids)
yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untuk memperjelas
apa yang disampaikan oleh seorang guru kepada peserta didiknya. Hal ini disebut
juga “Teaching Aids” (alat untuk membantu guru dalam mengajar). Sejarah singkat
perkembangan media di atas memberikan gambaran tentang dua fungsi dan peran
pokok media pendidikan saat ini disebut dengan media pembelajaran. Fungsi dan
peran itu sebagai berikut:
a. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids). AVA ini difungsikan
memberikan pengalaman yang konkret kepada peserta didik seperti
kepada anak-anak di Eropa pada abad 17 dalam mempelajari bahasa Latin
yang abstrak sifatnya. Keadaan yang sama juga dialami peserta didik saat
ini ketika guru hanya berbicara saja dalam menjelaskan pelajarannya.
b. Fungsi Komunikasi. Media (plural) berasal dari kata medium (singular) yang
artinya “in Between” (di antara). Jadi media berada di tengah (di antara) dua
hal, yaitu yang menulis/membuat media (dalam komunikasi disebut
komunikator atau sumber/source) dan orang yang menerima (membaca,
melihat, mendengar) media (dalam komunikasi disebut receiver, penerima
disebut audience atau komunikan). Media yang dibuat (ditulis dalam bentuk
modul dan Iain-lain, dibuat dalam bentuk film, slide, OHP, dan sebagainya)
memuat pesan (message) yang akan disampaikan (ditransmisikan) kepada
penerima. Komunikasi tatap muka (face to face communication), pembicara
(komunikator) langsung berhadapan dalam menyampaikan pesannya
kepada penerima (audience), tanpa adanya perantara (medium) yang
digunakan. Dengan meletakkan pesan yang hendak disampaikan ke dalam
suatu format media tertentu (buku, film, slide, CAI, dan sebagainya) yang

76
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

dinamakan kegiatan encoding, maka komunikator tidak perlu lagi


berhadapan langsung dengan pihak penerima. Komunikasi masih dapat
berlangsung melalui media tersebut. Si penerima perlu melakukan kegiatan
decoding terhadap media yang dihadapkan kepadanya dengan jalan
membaca, melihat, membuka komputer dan sebagainya), sehingga dapat
menerima, memahami atau mengerti isi pesan yang telah disampaikan dan
terdapat dalam format media tersebut.
Tantangan Pendidikan Agama Kristen
Pengembangan teknologi informasi dan komputer telah memberikan banyak
manfaat bagi dunia pendidikan, termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen. Namun, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga menghadapi
sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Tantangan yang harus dihadapi oleh para
pengajar dan praktisi pendidikan di era digital ini.(Pamungkas & Pramukanto, 2018)
Berikut adalah beberapa tantangan pengembangan teknologi informasi dan
komputer dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen:
1. Keterbatasan infrastruktur dan teknologi yang tidak memadai. Tantangan
pertama yang dihadapi dalam pengembangan teknologi informasi dan
komputer dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah
keterbatasan infrastruktur dan teknologi yang tidak memadai. Masih banyak
sekolah atau institusi pendidikan yang tidak memiliki akses ke teknologi
informasi yang memadai, atau bahkan belum memiliki akses internet yang
stabil. Hal ini dapat menghambat penggunaan teknologi dalam pembelajaran,
terutama bagi siswa yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah.
2. Kesiapan guru dalam menggunakan teknologi. Tantangan kedua adalah
kesiapan guru dalam menggunakan teknologi. Guru Pendidikan Agama
Kristen perlu menguasai teknologi dan memiliki keterampilan dalam
mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, serta menyusun materi
ajar yang sesuai dengan media teknologi yang digunakan. Namun, tidak
semua guru telah siap atau memiliki keterampilan tersebut, sehingga perlu
adanya pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan keterampilan mereka
dalam penggunaan teknologi. (Pratiwi, 2020)
3. Keamanan dan privasi data. Tantangan ketiga adalah keamanan dan privasi
data. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
membutuhkan pengumpulan dan penyimpanan data siswa, termasuk
informasi pribadi mereka. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang jelas dan
sistem yang aman untuk melindungi data siswa dari penyalahgunaan atau
kebocoran.
4. Konten yang tidak sesuai. Tantangan terakhir adalah konten yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Kristen. Dalam pengembangan teknologi informasi dan
komputer dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, diperlukan filter
yang memadai untuk menghindari konten yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan ajaran Kristen. (Alwani & Prihatmoko, 2021)

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perlu adanya kolaborasi


antara institusi pendidikan, pemerintah, dan perusahaan teknologi untuk
memperkuat infrastruktur teknologi, pelatihan guru, keamanan data, dan filter

77
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

konten yang sesuai dengan nilai-nilai Kristen. Tantangan-tantangan dapat diatasi


oleh para pengajar dan praktisi pendidikan dengan melakukan beberapa upaya,
seperti menyediakan infrastruktur dan perangkat yang memadai, sekolah dan
lembaga pendidikan perlu memastikan bahwa infrastruktur dan perangkat yang
dibutuhkan untuk pengembangan TIK dalam pembelajaran PAK tersedia dan
memadai.
Selain itu, penting juga peningkatkan kualitas konten, seperti pengajar perlu
berusaha untuk mengembangkan konten yang berkualitas dan sesuai dengan materi
yang diajarkan. Mereka juga dapat memanfaatkan sumber daya digital yang tersedia
untuk meningkatkan kualitas konten. Pendidik juga ditutut untuk mampu
mengintegrasikan nilai-nilai Kristen, karena pengembangan TIK dalam pembelajaran
PAK perlu memperhatikan kesesuaian konten dan metode pembelajaran dengan
nilai-nilai Kristen (Gratia, 2020). Pengajar dapat memperhatikan prinsip-prinsip
Kristiani dalam memilih dan mengembangkan konten dan metode pembelajaran
yang digunakan. Dan terakhir, pelatihan dan pemahaman juga perlu dilakukan,
pengajar perlu dilatih dan diberikan pemahaman yang memadai mengenai
penggunaan teknologi untuk pembelajaran PAK. Hal ini dapat membantu mereka
untuk mengembangkan dan memanfaatkan TIK secara efektif dalam proses
pembelajaran.
Implementasi TIK dalam Pembelajaran PAK
Implementasi Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen (PAK) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini
adalah contoh implementasi TIK dalam pembelajaran PAK:
1. Penggunaan Aplikasi Edukasi. Aplikasi eduakasi seperti quiz, game, dan
simulasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran PAK.
Contohnya, aplikasi HolyQuiz dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menguji pemahaman siswa tentang konsep-konsep agama Kristen. Selain itu,
aplikasi simulasi seperti Bible Maps and Time Lines dapat membantu siswa
memahami lokasi dan waktu dalam konteks sejarah Alkitab.
2. E-Learning. E-learning adalah pembelajaran yang dilakukan melalui internet
menggunakan platform pembelajaran online. Dalam konteks PAK, e-learning
dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh atau blended learning. Dengan
menggunakan e-learning, siswa dapat memperoleh materi pembelajaran secara
fleksibel dan dapat mempelajari materi pembelajaran kapan saja dan di mana
saja (Susanti & Susanti, 2020). Contohnya, aplikasi Ruang Guru dapat
digunakan sebagai platform pembelajaran online yang menyediakan konten
pembelajaran PAK.
3. Penggunaan Video Pembelajaran. Penggunaan video pembelajaran dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran PAK. Video
pembelajaran dapat dibuat sendiri oleh guru atau menggunakan sumber video
pembelajaran yang sudah tersedia (Gendry & Dewi, 2020). Contohnya, video
pembelajaran yang dibuat oleh Yayasan Kalam Hidup dapat digunakan
sebagai alat bantu pembelajaran PAK.
4. Blog atau Website. Blog atau website dapat digunakan untuk
mempublikasikan materi pembelajaran, tugas, dan hasil karya siswa. Dengan
menggunakan blog atau website, siswa dapat berbagi pengetahuan dan

78
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

memperoleh umpan balik dari guru dan teman sekelas. Contohnya, blog
Agama Kristen dapat digunakan sebagai media publikasi dan diskusi materi
PAK.
5. Pembuatan Konten Digital. Pembuatan konten digital seperti video
pembelajaran atau presentasi multimedia dapat membantu guru dalam
memberikan materi PAK dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Pembuatan konten digital dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak presentasi atau video editing, seperti Microsoft PowerPoint atau Adobe
Premiere. Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan kreativitasnya dalam
menghasilkan materi PAK yang menarik dan interaktif.
6. Simulasi. Penggunaan simulasi dalam pembelajaran PAK dapat membantu
siswa untuk memahami konsep PAK dengan cara yang lebih visual dan
interaktif. Simulasi dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran dan
memungkinkan mereka untuk melakukan eksperimen tanpa harus berada di
laboratorium (Ong & Lai, 2018). Salah satu contoh aplikasi simulasi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran PAK adalah The Virtual Bible. Penggunaan
Aplikasi dan Perangkat Lunak

Implementasi TIK dalam pembelajaran PAK dapat membawa manfaat yang


signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Namun,
tantangan seperti keterbatasan infrastruktur TIK, keterampilan TIK guru, dan
ketersediaan sumber daya dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi TIK
dalam pembelajaran PAK.

Hasil Temuan Lapangan


Penulis melanjutkan metode kuantitatif dengan membuat survei melalui
google from dan tempat penelitian adalah Mahasiswa Mahasiswi PAK 2021 Sekolah
Tinggi Teologi Bethel Indonesia. Jumlah siswa yang mengisi kuesioner ini sekitar 30
orang mencapai target yang diperlukan. Hasil dari setiap pertanyaan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Setiap mahasiswa terbantu dengan adanya perkembangan teknologi.
2. Dimasa pandemi covid-19 peranan Guru PAK sangat dibutuhkan.
3. Beberapa mahasiswa senang dengan dengan pembelajaran jarak jauh dan 40%
mahasiswa tidak suka dan lumayan suka dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
4. TIK mempunyai pengaruh penting dalam proses pembelajaran, hanya 3%
yang merasa bahwa TIK tidak mempunyai pengaruh
Untuk hasil kepuasan mahasiswa, hanya sedikit yang puas kepada pengembangan TIK di masa pasca
Pandemi Covid-19. Berdasarkan skala Beri spasi: “di masa”
5. Likert, kepuasan dengan angka 5 hanya 40%, untuk 4 angka 36.7% dan
selebihnya memilih angka 1, 2 dan 3.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa mahasiswa di STTBI, khususnya
prodi PAK 2021 mereka sangat terbantu oleh adanya perkembangan teknologi dimasa
covid-19 sehingga memudahkan mereka untuk megakses semua kegiatan
pembelajaran dan menunjang kemampuan mereka dalam meningkatkan kapsitas
dirinya. Maka dari itu mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan kemajuan
teknologi ini dengan lebih baik lagi. Dan pengembangan TIK dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam menggunakan Teknologi.

79
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

KESIMPULAN
Teknologi hadir di tengah-tengah pendidikan Agama Kristen sebagai berkat
dan sekaligus sebagai pergumulan, khususnya di masa pasca pandemic covid-19.
Meski teknologi pendidikan banyak memberi contoh negatif bagi pembentukan
perilaku para generasi Kristen terlebih pada tingkat usia anak-anak dan remaja,
namun Pendidikan Agama Kristen tidak dimaksudkan hadir di tengah-tengah
masyarakat Kristen dan masyarakat pada umumnya sebagai “provokator” anti
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Justru pendidikan Kristen ditantang
untuk membenahi dirinya agar lebih bijaksana memanfaatkan segala bentuk alat
teknologi yang disodorkan ke tengah-tengah masyarakat untuk menghantarkan tugas
pendidikan Kristen itu pada tingkat keberhasilan yang sesuai dengan tujuan Allah
dalam pendidikan itu sendiri. Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam
mengelola kegiatan pembelajaran bagi peserta didiknya, oleh sebab itu pendidik
harus terus mengasah kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan berbagai
macam teknologi informasi dan komunikasi yang dapat membantu dalam
mengembangkan pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan inovatif. Demikianlah
dari hasil penelitian mengenai Implementasi TIK dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen.

DAFTAR PUSTAKA

Alwani, A., & Prihatmoko, A. (2021). Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Era Digital:
Tantangan dan Peluang. Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 9(1), 49–62.
Armalena. (2019). Pengaruh Media Terhadap Pembelajaran Bermutu Dan Handal. Jurnal
Kajian Dan Pengembangan Umat 2, 1, 14–22.
Astini, Sari, N. K. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat
Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lembaga Penjaminan Mutu STKIP
Agama Hindu Amlapura, 11(2), 13–25.
Crista, D. (2019). Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK), Model Tutorial Video dan Hasil
Belajar. Jurnal Edutein.
Fini, M. (2018). Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) Model Tutorial Dalam
Mata Pelajaran Fiqih. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Gendry, J., & Dewi, L. P. (2020). Penggunaan Video Pembelajaran dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen. Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 8(1), 1–14.
Gratia, Y. P. (2020). Ulasan Buku Daniela C . Augustine : Pentecost , Hospitality and
Transfiguration-Toward A Spirit-Inspired Vision of Social Transformation. Diegesis :
Jurnal Teologi, 5, Vol 5 No 1. https://doi.org/https://doi.org/10.46933/DGS.vol5i1%p
Gratia, Y. P., & Benyamin, P. I. (2020). Pengembangan Model Pendidikan Agama Kristen Bagi
Anak Korban Kemiskinan. Jurnal Ecodunamika, Vol 3 no 1.
Gratia, Y. P., Mujiyati, E., Paendong, V. A. R., Kathryn, S., & Betakore, Y. (2021). Pendidikan
Agama Kristen bagi Anak Korban Media Sosial di Masa Pandemi. 1(2), 95–102.
Halidi, H. M., & Husain, S. N. (2018). Pengaruh Media Pembelejaran Berbasis TIK Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Model Terpadu Madani Palu. Jurnal
Mitra Sains 3, 1, 53–60.
Jong, I., Prihartini, N., & Tursina, T. (2018). Aplikasi Computer Assisted Instruction (CAI)
Crafting Interior Rumah Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi
(JustIN), 6/1, 1–5.
Murti, S. (2020). Tanggung Jawab Etis Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Pada
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6(3), 295–307.

80
JURNAL KATHAROS : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN TEOLOGI
Vol. 1 No. 1 Juni 2023

https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.5548915
Ong, C. S., & Lai, J. Y. (2018). Augmented Reality for Real-World Learning. Educational
Technology & Society, 21(2), 1–15.
Pamungkas, A., & Pramukanto, W. (2018). Tantangan Penggunaan TIK dalam Pembelajaran
Agama Kristen di Era Digital. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2), 65–73.
Pratiwi, Y. R. (2020). Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen. Jurnal Ilmiah Informasi Dan Teknologi, 3(1), 37–43.
Situmorang, A. S. (2018). Model Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fkip
Universitas HKBP Nommensen. Jurnal Dinamika Pendidikan Suluh Pendidikan FKIP-UHN
3, 1, 1–11. akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Suriansyah, A. (2018). Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK (Proses Dan
Permasalahannya). Jurnal Paradigma, 10/2, 1–6.
Susanti, R., & Susanti, A. (2020). Implementasi E-learning dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen. Jurnal Teknologi Informasi Dan Pendidikan, 13(1), 19–28.
Top EdTech Trends That Will Rule in 2021. (2021). EdTech Review.
https://edtechreview.in/news/4877-top-edtech-trends-that-will-rule-in-2021
UNESCO. (2017). Guidelines for the Use of Information and Communication Technologies in
Education. https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000254829

81

Anda mungkin juga menyukai