Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019

Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

UPAYA MEREDUKSI KONFLIK DENGAN MEMBANGUN KELOMPK UNTUK


MELESTARIKAN DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI AJARAN PERGURUAN
SILAT SETIA HATI TERATE (PSHT) DAN PERGURUAN SILAT SETIA HATI TUNAS
MUDA WINONGO (PSHW) DI MADIUN

Retno Iswati1), Agus Wiyaka2), Saraswati Budi Utami3)


1)
Ilmu Administrasi Negara, Universitas Merdeka Madiun
2)
FISIP Universitas Merdeka Madiun
3)
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun
Email: retnoiswati@unmer-madiun.ac.id1), wiyaka@gmail.com2), saraswati1956@yahoo.com3)

Abstrak
Persaudaraan SH Terate (PSHT) dan Persaudaraan SH Tunas Muda Winongo ( PSHTW )
merupakan Kelompok Sosial seni beladiri dengan nilai-nilai ajaran adiluhung yang
berasal dari warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan, dan
untuk mencetak kader yang berkualitas, untuk mengantasi adanya permasalahan atau
konflik kedua Perguruan membentuk lembaga sosial atau pranata sosial sesuai
pendapat Koentjaraningrat mengatakan dengan pranata sosial diharapkan lebih
responsif dan mampu mengantisipasi berbagai permasalahan sosial. Secara khusus
pranata sosial dengan kekuatan modal sosialnya, akan mendorong berkembangnya respon
komunitas lokal terhadap masalah-masalah yang muncul dari perkembangan perubahan
sosial yang semakin kompleks. Pendapat ini diperkuat oleh Nuryana bahwa modal sosial
(social capital) mampu memberikan berbagai outcomes positif bagi kepentingan lembaga
dan kelompok Sosial. Didukung dengan solidaritas dan sosialisasi dalam
pembentukan kepribadian serta optimalisasi komunikasi terhadap kelompok
sosial PSH Terate dan PSHT Winongo diharapkan tujuan memperkuat
ketahanan sosial masyarakat melalui pembinaan Ke-SH-an untuk menciptakan
keharmonisan serta komitmen bersama guyub rukun ,aman ,nyaman, tentram dan
damai dalam HARKATIBMAS. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan,
Kabupaten Madiun dan Kota Madiun sedangkan pengambilan sample diambil dengan
metode purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan metode
Interaktif melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Penelitian Terapan
Perguruan Tinggi berbasis renstra ini menghasilkan terbangunnya kelompok sosial
untuk mereduksi konflik melalui sosialisasi, komunikasi, dan solidaritas sosial dalam
penerapan nilai-nilai Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia
Hati Winongo.
Kata kunci: Kelompok Sosial,Sosialisasi, Solidaritas,Komunikasi,Ketahanan
Sosial

Abstract
Persaudaraan SH Terate (PSHT) and Persaudaraan SH Tunas Muda Winongo
(PSHTW) are Martial Arts Social Groups with valuable teaching values derived
from the heritage of Indonesian ancestors that we must preserve, and to produce
quality cadres, to overcome the problems or the second conflict Universities form
social institutions or social institutions according to Koentjaraningrat's opinion
that social institutions are expected to be more responsive and able to anticipate
various social problems. In particular social institutions with the strength of
social capital, will encourage the development of local community responses to
the problems that arise from the increasingly complex development of social
change. This opinion is reinforced by Nuryana that social capital (social capital)
is able to provide various positive outcomes for the interests of institutions and
social groups. Supported by solidarity and socialization in shaping personalities
and optimizing communication with PSH Terate and PSHT Winongo social
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1804
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

groups, it is hoped that the goal is to strengthen the social security of the
community through the formation of SH to create harmony and commitment
together with harmony, safety, comfort, peace and peace in HARKATIBMAS .
This research was conducted in Magetan Regency, Madiun Regency and Madiun
City while the sample collection was taken by purposive sampling method. The
data obtained were analyzed using the Interactive method through data
reduction, data presentation and data verification. This Renstra-based Higher
Education Research resulted in the establishment of social groups to reduce
conflict through socialization, communication, and social solidarity in the
application of the values of the Setia Hati Terate Brotherhood and the Setia Hati
Winongo Brotherhood.
Keywords: Social Groups, Socialization, Solidarity, Communication, Social
Resilience

I. PENDAHULUAN diganti dengan nama Perguruan Setia Hati


Madiun merupakan daerah yang Terate (PSHT) .Persaudaraan Setia Hati
berada di Propinsi Jawa Timur, di daerah Tunas Muda Winongo dibentuk pada
ini ada pelestarian budaya tradisional yang Tahun 1965 oleh R.Djimat Hendro
terkenal sampai manca Negara, budaya Soewarno dengan ajaran luhur Ilmu Setia
tersebut terkenal dengan nama Penca Silat. Hati dengan tujuan mengolah raga dan
Pencak Silat ini adalah budaya seni bela mengolah batin untuk mencapai keluhuran
diri tradisional yang telah berkembang budi guna mendapatkan kesempurnaan
sejak zaman kerajaan untuk hidup dan kesejahteraan lahir bathin di
mempertahankan kerajaannya dan dunia dan di akherat. Kegiatan yang
merupakan alat pemersatu bangsa, di dilakukan oleh PSH Terate dan PSH
Indonesia yang harus dilestarikan. Winongo adalah latihan bela diri, yang
Perguruan Pencak Silat yang berkembang terdiri dari latihan fisik dan kerohanian (ke
di Madiun yang sangat terkenal baik secara SH an ) dan kegiatan yang sifatnya sosial
Nasional maupun Internasional adalah seperti donor darah, gotong royong,
Perguruan Pencak Silat Setia Hati Terate mengunjungi panti asuhan, menjenguk
dan Perguruan Pencak Silat Setia Hati orang sakit, kerja bakti dan kegiatan sosial
Tunas Muda Winongo. Kedua Perguruan lainnya.Kehidupan Komunitas PSH Terate
ini menurut sejarahnya berasal dari satu dan PSH Winongo di masyarakat seperti
Perguruan yang didirikan oleh Ki Ageng kehidupan masyarakat pada umumnya
Soerodiwiryo pada tahun 1903 di Surabaya yaitu melakukan interaksi sosial dengan
dengan nama Sedulur Tunggal Kecer .Pada sesama anggota masyarakat sehingga
tahun 1915 setelah Ki Ageng timbul rasa saling membutuhkan satu sama
Soerodiwiryo pindah ke kota Madiun , lain , dan menimbulkan solidaritas gotong
beliau mendirikan Perguruan Djojo royong atau kerja sama diantara
Gendilo Tjipto Mulyo yang kemudian masyarakat dan perguruan Pencak silat itu
diganti dengan nama Persaudaraan Setia se diri. Serta selalu memberikan sosialisasi
Hati yang disingkat SH inilah merupakan mengenai nilai-nilai luhur ajaran PSH
cikal bakal berdirinya Persaudaraan Setia Terate dan PSH Winongo yang amat bagus
Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati untuk diterapkan di masyarakat sebagai
Tunas Muda Winongo.Persaudaraan Setia bentuk interaksi sosial masyarakat dan
Hati Terate merupakan Organisasi komunitas agar tercipta pola komunikasi
didirikan pada tahun 1922 oleh ki Hadjar yang baik antar masyarakat dengan warga
Hardjo Oetomo dengan nama Pencak Sport PSH Terate dan Saudara PSH Winongo,
Club (PSC) yang mengajarkan olah generasi berkarakter sehingga dapat
kanuragan, dengan perkembangnya waktu meresolusi konflik.
dan perguruan nama Pencak Sport Club
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1805
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

II. KAJIAN LITERATUR memaknai persaudaraan secara hakiki


Pandangan masyarakat terhadap konflik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
antar oknum perguruan silat, studi dalam interaksi sosial yang mendarah
fenomenologi mengenai konflik antar daging berakibat solidaritas kuat inilah
oknum perguruan silat di kabupaten akar konflik bermula. Oleh karena itu
Madiun hasil penelitian Ali Firmansyah mengaplikasikan nilai-nilai luhur pencak
2016 disimpulkan bahwa konflik yang silat sebagai sarana membentuk moral
melibatkan oknum dari perguruan pencak bangsa sangat diperlukan (Nur cholis
silat persaudaraan setia hati terate dan 2016) agar krisis moral yang melanda
persaudaraan setia hati tunas muda Indonesia menyebabkan munculnya krisis
winongo di kabupaten Madiun kepercayaan masyarakat pada pemerintah
memunculkan persepsi yang beragam dari dan berdampak pada dekadensi moral para
masyarakat baik itu negatif maupun positif. generasi penerus bangsa yakni pemuda,
Terbaginya persepsi masyarakat ini maka empat aspek Pencak silat yaitu:
disebabkan oleh faktor komunikasi yang Aspek mental spiritual, aspek seni budaya,
belum berjalan selaras.Kuranglengkapnya aspek beladiri, dan aspek olahraga harus
informasi yang diperoleh masyarakat diajarkan secara optimal karena secara
menimbulkan prasangka (Ketidaktahuan) keseluruhan pencak silat mengajarkan
yang berbuah desas-desus dan kecurigaan sifatdan sikap taqwa, tanggap, tangguh,
sehingga pelabelan terhadap kelompok tanggon dan trengginas untuk meciptakan
yang sering melakukan konflik belum solidaritas sosial Komunitas Pencak silat
sepenuhnya hilang. Perasaan was-was, dan yang kuat karena Solidaritas sosial mampu
tidak nyaman masih dirasakan masyarakat memberikan makna tersendiri menjaga dan
sebagai dampak dari konflik. Keadaan menjalin hubungan timbal balik antar
antagonistic pun masih kuat terasa pada anggota dalam setiap kegiatan (Sarah
masyarakat di tataran bawah, terutama Rinanty Ferbi)
ketika agenda masing-masing perguruan Menurut Retno Iswati dan Agus
pencak silat ini tiba di bulan Suro. Wiyaka(2017) bahwa Konflik pesilat di
Penafsiran Nilai-nilai luhur ajaran Madiun merupakan fenomena sosial yang
perguruan yang berbeda oleh sejumlah menarik sebagai perwujudan interaksi
oknum mengindikasikan belum social yang menyimpang oleh actor sosial
berhasilnya upaya pembinaan yang dari perguruan silat, karena salah dalam
dilakukan. Lemahnya sistem sanksi dan memaknai persaudaraan. Persaudaran
kontrol masyarakat juga menjadi kendala merupakan inti dasar interaksi sosial pada
sulitnya aparat dalam mengusut perguruan silat di Madiun, karena
permasalahan dari konflik sehingga hakekatnya seluruh silat adalah saudara
perlanggaran cenderung diulang. satu guru, satu perguruan. Untuk itu
Hal ini menurut Agus Prasetyo dalam adanya Lembaga sosial atau Pranata sosial
penelitian berjudul fenomena sosial sebagai norma yang saling berhubungan
konflik antar pesilat dalam memaknai dan membentuk jaringan norma atau
Persaudaraan (2014) bahwa (1) konfik disebut sistem norma , dimana sistem
yang terjadi konflik identitas yang mana norma tersebut akan membantu warga
keduanya saling mengklaim kebenaran PSHTerate dan saudara PSH Tunas Muda
masing-masing. (2) Klaim kebenaran Winongo serta masyarakat dalam
tersebut terus direproduksi sehingga memenuhi kebutuhannya dan sebagai
membentuk praktek-praktek diskursif yang pedoman atau petunjuk kepada masyarakat
saling menyalahkan satu sama lain. (3) tentang bagaimana mereka harus
Kasus-kasus konflik pesilat di Madiun bertingkah laku sesuai dengan yang
tidak terlepas dari rasa persaudaraan yang diharapkan masyarakat.
kuat diantara pesilat di Madiun. (4) Pesilat
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1806
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

Dengan berfungsi dan bertumbuhnya tindakan yang sedang berlangsung (dimana


pranata sosial atau lembaga sosial menjadi pengalaman mereka sendiri sebagai
sebuah norma dalam masyarakat dan persoalan) dalam rangka melakukan
menjadi sebuah nilai yang menjadi cita- perubahan dan perbaikan ke arah yang
cita masyarakat dan terinternalisasi dalam lebih baik. Jadi untuk menginventaris
perilaku warga PSH Terate dan saudara penyebab dan mereduksi konflik dalam
PSH Tunas Muda Winongo maka tubuh perguruan silat SHT dan SHW harus
terbentuklah norma atau pranata sosial melibatkan secara aktiv stakholders yang
yang dapat mereduksi konflik. relevan dan terkait dengan pengalaman
sendiri sehingga dapat melakukan
III. METODE PENELITIAN perubahan dan perbaikan yang lebih baik.
Lokasi dan Objek Penelitian Untuk itu mereka harus melakukan refleksi
Lokasi dan objek penelitian di wilayah terhadap sejarah, budaya, politik,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun ekonomi,geografis maupun konteks lain
dan Kota Madiun sebagai Pusat Setia Hati yang terkait.
Terate maupun Setia Hati Winongo Menurut Matthew B. Miles dan Michael
Madiun. Huberman dalam Moleong (2000),
Sampel dan Informan Penelitian menjelaskan bahwa dalam melakukan
Pengambilan sampel menggunakan proses analisis komponen utama yang
tehnik multi stage sampling, dan subyek perlu diperhatikan setelah pengumpulan
penelitiannya adalah Pengurus, warga data adalah:
Setia Hati Terate dan Setia Hati Winongo a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan,
yang berada di wilayah Kabupaten penyederhanaan, pengabstrakan dan
Magetan, Kabupaten Madiun dan Kota transformasi data kasar dari catatan-
Madiun.Selanjutnya diambil sebagian catatan tertulis di lapangan hingga
untuk dijadikan sampel/informan laporan akhir lengkap tersusun.
penelitian secara ”Purposive Sampling”. b. Penyajian data, yaitu sekumpulan
(Sugiyono 2002 ) informasi yang tersusun agar dapat
Teknik Pengumpulan Data. memberi kemungkinan dapat menarik
Teknik pengumpulan data yang kesimpulan. Dalam penyajian data ini
digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan setelahmelakukan reduksi
interview (wawancara), observasi data yang akan dipergunakan sebagai
(pengamatan), dan document bahan laporan.
(dokumentasi). Sedangkan untuk menguji c. Menarik kesimpulan atau verifikasi,
keabsahan data adalah menggunakan yaitu berupa intisari dari penyajian data
Triangulasi sumber data. Untuk itu, dalam yang merupakan hasil dari analisis yang
pemeriksaan keabsahan data dilakukan dilakukan dalam penelitian.
dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan data hasil wawancara dari Eksistensi Perguruan Setia Hati Terate
beberapa sumber data, dan Perguruan Silat SeHati Tunas Muda
b. Membandingkan hasil wawancara Winongo sebagai Perguruan Pencak Silat
dengan isi suatu dokumen di wilayah Madiun yang sangat terkenal
yangberkaitan. dikancah Nasional maupun Internasional
Metode Analisis Penelitian telah dapat mereduksi konflik. Hal ini
Penelitian menggunakan metode dikarenakan Pencak Silat adalah hasil
Participatory Action Research (PAR) budaya manusia Indonesia untuk membela
merupakan penelitian yang melibatkan manusia Indonesia, untuk membela atau
secara aktif semua pihak –pihak yang mempertahankan eksistensi (kemandirian)
relevan (stakeholders) dalam mengkaji dan integritas (manunggalnya) terhadap
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1807
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

lingkungan hidup atau alam sekitarnya Dalam dunia pencak silat sikap dan sifat
untuk mencapai keselarasan hidup guna solidaritas sosial, untuk menjalin
meningkatkan iman dan taqwa kepada kerjasama antar perguruan Pencak silat,
Tuhan Yang Maha Esa, disamping itu pemerintah daerah dan pihak keamanan
pencak silat adalah seni beladiri sebagai merupakan suatu keharusan. Oleh karena
unsure –unsur kepribadian bangsa itu PSH Terate dan PSHT Winongo
Indonesia yang dimiliki dari hasil budi sebagai perguruan pencak silat yang
daya yang turun temurun. terbesar dan terkenal di dalam negeri
Solidaritas antara Perguruan maupun di luar negeri harus berperan aktif
Persaudaraan Setia Hati Terate dan membantu tugas Polri sebagai pendekat
Persaudaraan Tunas Muda Winongo Kamtibmas yang berkarakter dan menjadi
dengan masyarakat. Selama ini pandangan suri teladan dalam masyarakat serta
masyarakat tentang pencak silat di Madiun sanggup dan menjunjung tinggi
adalah suatu yang identik dengan tawuran kehormatan diri serta Perguruan Beladiri
dan perkelahian massal yang terjadi setiap masing-masing dengan tidak melakukan
tahun pada perayan suro, kejadian perbuatan maupun kegiatan yang
padatahun 2012 dipengaruhi oleh melanggar normal sosial maupun
dinamika kegiatan masyarakat serta ketentuan hukum dan Perundang-
kondisi sosial adanya perseteruan dua undangan yang berlaku saling
perguruan pencak silat antara PSH Terate menghormati organisasi Perguruan Pencak
dan PSHT Winongo, sejak tahun 2002 silat yang melakukan kegiatan .dan dalam
secara periodik pada kegiatan Hal Bi halal, pembuatan Tugu harus meminta ijin
Suran Agung oleh PSHT Winongo dan /berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah,
pengesahan Warga baru PSH Terate lingkungan sebagai Legalitas Pendirian
kondisi tersebut dikarenakan fanatisme Tugu.
dan ego sektoral berlebihan, namun tahun Sosialisasi Ketentuan dan Peraturan
2015 sudah mulai berangsur-angsur reda Perundang-undangan yang berlaku untuk
,dan perayaan suran agung tahun 2016 saling menghormati organisasi Perguruan
kondisi Madiun sangat kondusif suasana Pencak silat Persaudaraan Setia Hati
seperti inilah yang dicita citakan oleh Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia
masyarakat Madiun. Solidaritas antara Hati Tunas Muda Winongo (PSHTW)
Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate dalam mereduksi konflik harus selalu
dan Persaudaraan Tunas Muda Winongo dilakukakan, karena Persaudaraan Setia
dengan Masyarakat dalam perayaan suran Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan
agung yang rutin digelar setiap tahun Setia Hati Tunas Muda Winongo
digelar akan menjadi perayaan yang (PSHTW) sebagai kelompok dalam
ditunggu–tunggu oleh wisatawan masyarakat yang hidup bersama
Domestik maupun Manca Negara. sedemikian rupa mereka merasakan
Perayaan suroan pengesahan warga baru, bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kenaikan tingkat perguruan pencak silat kepentingan hidup utama dan menjalin
yang ada di Madiun menjadi daya tarik hubungan sosial, agar dalam menjalin
wisatawan dan akan menaikkan hubungan tidak terjadi konflik perlu di
Pendapatan Asli Daerah, kesejahteraan sosialisasikan peraturan perundang-
masyarakat, peningkatan pendapatan undangan yang mengatur dalam hubungan
masyarakat, dan lapangan pekerjaan., sosial tersebut agar masing-masing
bukan sesuatu kegiatan yang menakutkan Perguruan Pencak silat paham terhadap
masyarakat. peraturan Perundang-undangan yang
Solidaritas antara Perguruan mengaturnya, karena setiap Perguruan
Persaudaraan Setia Hati Terate dan Silat mempunyai peraturan sendiri-sendiri
Persaudaraan Tunas Muda Winongo. baik Perguruan Silat PSHTerate maupun
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1808
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

PSHTWinongo oleh karena itu setiap saling bersatu,memahami dan mengerti


warga dan saudara di masimg Perguruan demi tercipta guyub rukun.
pencak silat harus saling mentaati
peraturan perundang-undangan yang V. KESIMPULAN DAN SARAN
mengaturnya, baik peraturan yang sifatnya KESIMPULAN
lokal, regional dan Internasional, karena Dari uraian diatas dapat disimpulkan
potensi konflik tetap ada maka tertib membangun kelompok untuk mereduksi
hukum, ketaatan individu terhadap hukum, konflik dalam melestarikan dan
serta kesadaran untuk menjaga ketertiban mengembangkan nilai-nilai ajaran perguruan
secara keseluruhan harus ditanamkan. silat setia hati terate (PSHT) dan perguruan silat
Komunikasi terjadi dalam suatu setia hati tunas muda winongo (PSHW) di
organisasi baik organisasi formal maupun madiun apabila:
informal yang bertujuan sebagai saluran 1. Eksistensi dan integritas terhadap
untuk melakukan dan menerima pengaruh lingkungan untuk meresolusi konflik
mekanisme perubahan, sebagai alat untuk dalam Perguruan Silat Hati Terate dan
mendorong motivasi dan sarana untuk Perguruan Silat SeHati Tunas Muda
mencapai tujuan yang diinginkan harus Winongo yang sangat terkenal
selalu dilakukan karena dengan dikancah Nasional maupun
komuninasi konflik tidak mudah terjadi. Internasional
karena pentingnya komunikasi Perguruan 2. Solidaritas antara Perguruan
Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Persaudaraan Setia Hati Terate dan
Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Persaudaraan Tunas Muda Winongo
Hati Tunas Muda Winongo (PSHTW) dengan Masyarakat sangat bagus
telah membuka komunikasi terhadap terlihat dari suasana yang kondusif saat
perguruan Pencak silat lainnya dengan digelar perayayan suran agung dan halal
membentuk lembaga komite informasi bi halal.
untuk merosolusi konflik, terbentuknya 3. Solidaritas antara Perguruan
komite informas berpengaruh besar Persaudaraan Setia Hati Terate dan
terhadap perkembangan pencak silat yang Persaudaraan Tunas Muda Winongo,
ditandai dengan bergabungnya para sangat bagus terlihat dari sikap dan sifat
pengelola dan petinggi pencak silat dalam dalam menjalin kerjasama antar
komite informasi ini . Dengan adanya perguruan Pencak silat, pemerintah
wadah menyampaikan. Eksistensi pencak daerah dan pihak keamanan
silat sekarang tidak bicara masalah 4. Sosialisasi Ketentuan dan Peraturan
perbedaan yang ada, tetapi bicara Perundang-undangan yang berlaku
bagaimana gerakan paguyuban pencak harus dilakukan agar dalam menjalin
silat yang merupakan wadah dari semua hubungan tidak terjadi konflik
perguruan silat dapat menciptakan suasana 5. Terciptanya komunikasi dan suasana
yang guyup rukun, sehingga semua guyup rukun antar perguruan Pencak
anggota perguruan silat merasa satu Silat
keluarga atau sedulur. Setiap bulan 6. Belum terbentuk Forum Komunikasi
petinggi ataupun pengelola selalu dengan Masyarakat.
berkumpul, bergabung untuk SARAN
mendiskusikan mengenai program 1. Eksistensi dan Integritas dengan
kegiatan atau permasalahan yang dihadapi masyarakat harus selalu dijaga demi
oleh masing perguruan untuk dicari kepercayaan masyarakat terhadap
solusinya.Keputusan yang disepakati para Perguruan Pencak silat
petinggi atau pengelola disampaikan ke 2. Solidaritas Perguruan Pencak Silat
warga atau sasudara dengan harapan untuk PSHT antar Perguruan Pencak Silat
PSHTW antar Aparat Pemerintah dan
Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076
1809
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019, 19 September 2019
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang

Masyarakat harus terus terus Maryati Kun,Juju Suryawati 2006,


ditingkatkan untuk menjaga keteriban Sosiologi,Erlangga
dan keamanan dalam masyarakat Noor, Juliansyah,2011,Metodologi Penelitian
3. Perlu dibentuk forum komukasi Pencak : Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
silat untuk media komunikasi antar Ilmiah,Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,
perguruan pencak silat, aparat Nur Kholis,M ,Weda,2015,Implementasi
pemerintah,masyarakat maupun Nilai-Nilai Pembentukan Sikap
Perguruan Tinggi. dalam Pencak silat terhadap
Perilaku Mahasiswa Prodi
REFERENSI PENJASKESREK UNP,Jurnal
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah SPORTIV, Vol 2, No 2,
Tangga Persaudraan “Setia-Hati” Nur Kholis,M,2016,Aplikasi Nilai-Nilai Luhur
Winongo Pencak SilatSarana Membentuk
Buku Ke-SH-an Persaudaraan Setia Hati Moralitas Bangsa,Jurnal
Terate,2016 SPORTIV,Vol 2, No 2,
Elfindri,2011,Beberapa Tehnik Monitoring O’ong Maryono.(1999). Pedoman Latihan
dan Evaluasi,Jurnal Kesehatan Pencak Silat Prasetya. Jakarta: PB.
Komunitas, IPSI.
Vol 1, No 3 Pusaka Pencak Silat Dalam Tiga Zaman
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Persaudaraan “Setia-Hati” Winongo
Methods for Business and. Tunas Muda
Management, MacMillan Publishing Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, Santos
Company, New York H. Hernandez. 1994. The Integration
Harsono, Tarmaji Budi. 2003. Kumpulan of Social Work Practice. California:
sambutan Setia Hati Terate: Ghalia Wadsworth, In
Surabaya.2003. SinggihJoyohusodho S. Wignyomijoyo
Kepolisian Daerah Jawa Timur,2013,,Hasil Rakhmad. 1963.Panitya Penyusun
Saresehan dan Rembug Pencak Silat Buku Peringatan Persaudaraan
Se Jawa Timur , Madiun, Setia Hati, Jakarta,
Lestari Stevenin, 1994, Strategi Menang/Menang
Endang,2018,ppjp,unlam.ac.id/journ dalam Menghadapi Konflik, Penerbit
al/index.php/jp/article/download/32 Prenhallindo, Jakarta.
81/2837 Soekanto,Soerjono, Budi
Iswati, Retno dan Agus Wiyaka . 2015. Sulistyowati,2014,Sosiologi Suatu
“Peranan Perguruan Pencak Silat Pengantar,Jakarta,PT Raja Grafindo
dalam Mendukung Persada.
KarakterManusia”dalam Laporan Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Penelitian. Kualitatif”. Bandung :Alfabeta.
J.Moleong, Lexy. 2000. Qualitative Research Sulistiyono,Rindra,2014 Laporan
Methods. Youth Rosdakarya; Penelitian,Surakarta.
Bandung. Https://dimaskayon89.wordpress.com/2014/12/03/
Maksum, Ali. (2009). Metodologi Penelitian menejemen-konflik-pencak-silat.
Dalam Olahraga.Surabaya : Http://www.latarbelakang.com/2014/04/hubu
Universitas Negeri Surabaya. ngan-antara-konflik-dan-terjadinya

Copyright © SENASIF 2019 ISSN : 2598-0076


1810

Anda mungkin juga menyukai