Anda di halaman 1dari 6

Moralitas dan Tanggung Jawab Profesional:

Pentingnya Etika Dalam Membentuk Praktisi


Beretika

Rose Amadya Berlian

Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Islam Syekh Yusuf, Tangerang


2102010061@students.unis.ac.id

Abstrak
Moralitas dan tanggung jawab professional adalah aspek penting dalam membentuk
praktisi yang beretika didalam pekerjaan. Etika, sebagai landasan nilai dan prinsip
perilaku, memainkan peran kunci dalam menjaga integritas dan kepercayaan dalam
suatu profesi. Etika membantu dalam membangun kepercayaan antara praktisi dan
klien, melindungi hak dan kepentingan klien, serta mejaga reputasi yang baik. Praktisi
yang menjunjung tinggi etika cenderung memberikan pelayanan berkualitas tinggi,
mematuhi hukum, menciptakan lingkungan kerja positif, dan menghindari konsekuensi
hukum dan reputasi yang buruk. Pengembangan etika dalam praktik professional
adalah tanggung jawab yang penting, karena itu tidak hanya memengaruhi keberhasilan
individu dalam profesi, tetapi juga dampaknya pada masyarakat dan kepercayaan publik
dalam suatu profesi.
Kata Kunci: Moralitas, Tanggung Jawab, dan Etika
Abstract
Morality and professional responsibility are important aspects in forming ethical
practitioners at work. Ethics, as a foundation of values and principles of behavior, plays a
key role in maintaining integrity and trust in a profession. Ethics helps in building trust
between practitioners and client, protecting client rights and interests, and maintaining a
good reputation. Practitioners who uphold ethics are more likely to provide high-quality
services, comply with the law, create a positive work environment, and avoid legal
consequences and bad reputations. The development of ethics in professional practice is an
important responsibility, because it not only influences individual success in the profession,
but also the impact on society and public trust in a profession.
Keyword: Morality, Professional Respobility, & Ethics

A. PENDAHULUAN
Etika moral menyangkut kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan fitrah
manusia. Jika moralitas ini dilanggar maka akan timbul kejahatan, yaitu perbuatan yang
buruk (tidak baik) dan jahat (tidak baik). Kebiasaan berperilaku ini berasal dari sifat
manusia yang kita sebut dengan moralitas. Moralitas adalah sesuatu yang berkaitan
dengan apa yang baik buruk seperti manusia. Karena itu Etika adalah seperangkat
standar, nilai, dan sikap moralitas seseorang atau masyarakat. Maka moralitas adalah
kompleksitas moral kehidupan manusia sebagai suatu organisme pribadi dan sosial.
Dalam dunia yang terus berubah dan semakin kompleks, etika memegang peranan yang
semakin penting dalam membentuk perilaku dan tanggung jawab para praktisi
diberbagai profesi. Moralitas dan tanggung jawab professional adalah prinsip – prinsip
yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan tindakan dalam konteks
pekerjaan. Etika dalam praktik professional adalah lebih dari sekadar mengikuti
peraturan, ia mencerminkan nilai – nilai moral yang mendasari tindakan dan keputusan
yang diambil oleh individu dalam posisi professional mereka.
Moral dapat dikatakan sebagai panduan Tanggung Jawab yang dimana seperangkat
nilai, prinsip, dan standar perilaku yang mengatur tindakan individu. Moral dapat
memberikan pedoman etis yang membantu seseorang menentukan tindakan mana yang
dianggap benar atau salah. Dalam hal ini, moral berperan sebagai panduan yang
membantu individu merasa bertanggung jawab terhadap tindakan mereka. Ketika
seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang dianggap moral, mereka
merasa bertanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan nilai – nilai tersebut.
Moralitas dalam konteks professional melibatkan pertimbangan etis dan nilai – nilai
yang membimbing tindakan praktisi dalam menjalankan tugas mereka. Ini mencakup
aspek – aspek seperti integritas kejujuran, keadilan, dan pertimbangan terhadap
kesejahteraan klien atau pelanggan mereka. Sementara itu, tanggung jawab professional
melibatkan pemenuhan kewajiban dan tugas yang ditetapkan dalam profesi tertentu. Di
tengah kompleksitas pekerjaan modern, praktisi seringkali dihadapkan pada berbagai
dilema etika, di mana mereka harus mengakomodasi nilai-nilai pribadi dengan tuntutan
profesional mereka. Hal ini memunculkan pertanyaan seputar sejauh mana praktisi
harus mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan klien,
pasien, atau masyarakat pada umumnya. Selain itu, organisasi dan lembaga profesi
sering mengembangkan dan menerapkan kode etik yang mengikat anggotanya. Ini
bertujuan untuk mempromosikan perilaku yang sesuai dengan standar etika dan
menjaga integritas dan kepercayaan dalam profesi. Pendidikan etika juga memainkan
peran penting dalam membekali praktisi dengan alat yang diperlukan untuk
menghadapi situasi etika yang kompleks.
Pentingnya etika dalam membentuk praktisi beretika dengan moralitas dan tanggung
jawab profesional yang berkontribusi pada keberhasilan individu dalam profesi mereka.
Ini juga membahas konsep etika dalam konteks pekerjaan dan berbagai tantangan dan
pertimbangan yang sering muncul dalam upaya menjaga integritas dan moralitas dalam
praktik profesional. pendidikan etika dan kode etik profesi dapat membantu
membentuk praktisi yang beretika. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
praktisi dapat menghadapi dilema etika, mengintegrasikan nilai-nilai dalam tindakan
mereka, dan berperan sebagai anggota yang bertanggung jawab dalam masyarakat.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip moralitas dan tanggung jawab
profesional, praktisi tidak hanya membangun reputasi yang kuat dalam profesi mereka
tetapi juga turut serta dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil, bermoral, dan
beretika dalam dunia kerja yang terus berubah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam Arikel ini mendiskusikan pentingnya etika dalam praktik professional serta
tantangan dan pertimbangan yang terlibat dalam mencapai tujuan moralitas dan
tanggung jawab profesi dalam membentuk praktisi beretika. Rumusan masalah dalam
artikel ini yaitu :
1. Bagaimana Moralitas dan Tanggung Jawab sangat penting dalam membentuk
praktisi beretika?
Rumusan masalah di atas mencerminkan sejumlah perhatian kunci dalam etika dan
tanggung jawab praktisi hukum yang memainkan peran penting dalam membentuk
perilaku beretika dalam praktik hukum. Penelitan lebih lanjut tentang isu – isu ini dapat
membantu memahami peran etika dalam profesi hukumdan bagaimana praktisi dapat
menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
C. METODELOGI
Dalam penulisan Artikel berjudul “Moralitas dan Tanggung Jawab: Pentingnya ”.
Penulis menggunakan metode analisis isi atau analisis konten dengan penelitian
kualitatif dimana penulis mendapat keterangan pelengkap atau teori yang diterangkan
dalam artikel yang meliputi analisis isi teks dengan menarik garis kesimpulan secara
sistematis dan obyektif. Kerangka teori – teori sebagian besar diambil dari data yang
telah terdokumentasi dibuku dan jejaring internet. Penulisan dalam artikel
menggunakan format akademis yang menggunakan prosedur sesuai aturan dan
cenderung formal atau baku dengan teknik pelaporan seperti dibuku.

D. ANALISA PEMBAHASAN
Etika dan moralitas memainkan peran sentral dalam mengatur perilaku individu
dalam konteks profesional, memandu tindakan mereka, dan membentuk hubungan
mereka dengan klien. Moralitas sebagai dasar perilaku dianggap sebagai seperangkat
nilai, prinsip, dan norma yang mengatur tindakan individu. Ini mencakup konsep seperti
integritas, kejujuran, keadilan, dan pertimbangan terhadap kesejahteraan orang lain.
Moralitas menjadi landasan untuk pengambilan keputusan individu dalam konteks
pekerjaan mereka. Setiap Individu yang melaksanakan tugas dan kewajiban profesinya
harus memiliki rasa tanggung jawab secara profesional dan harus dilaksanakan sesuai
dengan standar dan norma yang berlaku dalam profesi mereka. Ini mencakup kewajiban
kepada klien. Selain tanggung jawab profesional, didalam praktisi juga memiliki
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Mereka harus mempertimbangkan dampak
tindakan mereka terhadap masyarakat dan lingkungan serta berkontribusi pada
keadilan sosial dan tanggung jawab lingkungan.
Di dalam melaksanaan suatu Praktisi seringkali menghadapi konflik etika atau
dilema dalam pekerjaan mereka. Praktisi sering dihadapkan pada konflik antara
kewajiban mereka kepada klien atau pemberi kerja dan kewajiban moral yang lebih luas
kepada masyarakat atau nilai – nilai etis yang dipegang. Ini menciptkan dilemma etika
tentang bagaimana memutuskan tindakan yang benar dalam situasi semacam itu.
Mereka harus memutuskan bagaimana menangani situasi di mana nilai-nilai moral
pribadi mereka bersentuhan dengan tugas profesional. Contoh termasuk konflik antara
kepentingan klien dan kepentingan masyarakat atau dilema tentang bagaimana
mengungkap kebenaran dalam konteks hukum. Praktisi yang menjunjung tinggi etika
memiliki dampak positif yang signifikan pada klien. Mereka dapat membangun
kepercayaan, melindungi hak asasi, dan berperan sebagai teladan dalam profesi mereka.
Menangani permasalahan seputar moralitas dan tanggung jawab profesional, serta
pentingnya etika dalam membentuk praktisi yang beretika, memerlukan pendekatan
yang hati-hati dan holistik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
menangani permasalahan ini:
1. Salah satu langkah pertama adalah memastikan bahwa praktisi menerima
pendidikan dan pelatihan etika yang memadai. Program pendidikan etika dan
pelatihan etika harus disertakan dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan
profesional. Ini akan membantu calon praktisi memahami nilai-nilai moral dan
dilema etika yang mungkin mereka hadapi.
2. Jika belum ada, organisasi atau profesi yang relevan harus mengembangkan atau
memperbarui kode etik yang jelas dan relevan. Kode etik ini harus mencakup
nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh anggota profesi
tersebut. Kode etik ini juga harus mencakup prosedur dan mekanisme
penanganan pelanggaran etika.
3. Dalam kasus pelanggaran etika, mekanisme penanganan yang jelas dan
transparan harus diaktifkan. Ini mencakup penyelidikan yang adil dan tindakan
disipliner yang sesuai. Tujuannya adalah untuk menjaga standar moralitas dalam
profesi dan melindungi kepentingan publik.
4. Praktisi harus memiliki akses ke sumber daya konsultasi etika. Ini bisa berupa
komite etika profesional atau ahli etika yang dapat memberikan panduan tentang
bagaimana menangani dilema etika atau situasi yang membingungkan.
5. Mendorong diskusi dan refleksi etika adalah penting. Praktisi harus diberikan
ruang untuk berdiskusi tentang isu-isu etika yang mereka hadapi dalam praktik
mereka. Ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau forum diskusi.
6. Kesadaran etika adalah kemampuan untuk mengenali dilema etika dan membuat
keputusan yang benar secara moral. Pelatihan ini dapat membantu praktisi
dalam mengembangkan kemampuan ini.
7. Praktisi harus memberdayakan klien, pasien, atau pelanggan dengan informasi
etika yang diperlukan. Mereka harus menjelaskan proses pengambilan
keputusan etika dan memberikan opsi kepada klien/pelanggan untuk membuat
keputusan sesuai dengan nilai-nilai mereka.
8. Organisasi dan profesi harus bekerja untuk mengembangkan budaya etika yang
kuat. Ini mencakup mempromosikan norma-norma etis dalam seluruh organisasi
atau profesi dan menciptakan lingkungan yang mendukung praktisi dalam
menjalankan tanggung jawab etis.
9. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan dari upaya etika dan tanggung jawab
profesional adalah penting. Organisasi dan profesi harus secara teratur
mengevaluasi efektivitas program etika mereka dan berupaya untuk melakukan
perbaikan.
Menangani permasalahan moralitas dan tanggung jawab profesional memerlukan
kerjasama antara individu, organisasi, dan profesi terkait. Dengan pendekatan yang
komprehensif, praktisi dapat membentuk perilaku beretika dan menjalankan tanggung
jawab profesional dengan integritas tinggi. Pembahasan ini menekankan bahwa etika,
moralitas, dan tanggung jawab profesional adalah elemen-elemen yang sangat penting
dalam membentuk perilaku praktisi yang beretika. Kesadaran akan isu-isu etika dan
komitmen untuk menjalankan tanggung jawab moral adalah langkah awal penting
dalam memastikan bahwa praktisi memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan
menjaga tingkat integritas yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan tersebut adalah bahwa etika dan
moralitas memainkan peran yang sangat penting dalam membimbing perilaku individu
dalam konteks profesional. Moralitas, yang mencakup nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan
norma, menjadi landasan untuk pengambilan keputusan individu dalam pekerjaan
mereka. Praktisi memiliki tanggung jawab profesional terhadap klien dan juga tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang memerlukan pertimbangan dampak etis dari tindakan
mereka. Praktisi yang menjunjung tinggi etika dapat membangun kepercayaan,
melindungi hak asasi, dan berperan sebagai teladan dalam profesi mereka.
Untuk menangani permasalahan moralitas dan tanggung jawab profesional,
diperlukan pendekatan yang holistik. Ini mencakup pendidikan etika, pengembangan
kode etik yang jelas, mekanisme penanganan pelanggaran etika, serta dukungan untuk
diskusi dan refleksi etika. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan juga diperlukan untuk
memastikan bahwa praktisi terus menjalankan tanggung jawab etis dengan integritas.
Keseluruhan, pemahaman dan praktik etika, moralitas, dan tanggung jawab
profesional adalah kunci dalam membentuk perilaku praktisi yang beretika dan
memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan lingkungan mereka.
Yang dapat diupayakan adalah enting untuk memastikan bahwa praktisi
menerima pendidikan dan pelatihan etika yang memadai sepanjang karier mereka.
Program pendidikan etika harus diperkuat dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan
professional, Organisasi dan profesi harus mengembangkan atau memperbarui kode
etik yang jelas dan relevan, yang mencakup nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang
harus diikuti oleh anggota profesi, Mekanisme penanganan yang jelas dan transparan
harus tersedia untuk mengatasi pelanggaran etika.
Termasuk penyelidikan adil dan tindakan disipliner yang sesuai, Praktisi harus
memiliki akses ke sumber daya konsultasi etika, seperti komite etika atau ahli etika,
yang dapat memberikan panduan dalam mengatasi dilema etika, Praktisi harus
diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan merenungkan isu-isu etika yang mereka
hadapi dalam praktik mereka, melalui seminar, lokakarya, atau forum diskusi, Pelatihan
harus mencakup pengembangan kesadaran etika, sehingga praktisi dapat mengenali
dan mengatasi dilema etika dengan baik dan terakhir praktisi harus memberdayakan
klien, pasien, atau pelanggan dengan informasi etika yang mereka perlukan, dan
memberikan mereka opsi untuk membuat keputusan sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa praktisi menjalankan tugas
mereka dengan etika yang tinggi, membentuk perilaku beretika, dan memberikan
kontribusi positif pada masyarakat serta lingkungan mereka.

REFERENSI
Aprita, S. (2020). Etika Profesi Hukum. Bandung: PT. Refika Aditama.
BAGIASTRA, I. (2017). Etika dan Tanggung Jawab Profesi. Denpasar.

Marzuki, S. (2017). Etika dan Kode Etik Profesi Hukum. Yogyakarta: FH UII Press.

Shalihah, F. (2019). Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum. Yogyakarta: Kreasi Total Media.

Marwiyah, S. (2015). Penegakan Kode Etik Profesi di Era Malapraktik Profesi Hukum. Madura: UTM
Press.

Sidharta. (2006). Moralitas Profesi Hukum : Suatu Tawaran Kerangka Berpikir . Bandung: Refika
Aditama.

Wajdi, F. (2020). Etika Profesi Hukum. Medan: CV. Pustaka Prima.

Zuhri, S. (2015). Etika Profesi Public Relations. Surabaya: Digital Repository UPN Veteran Jatim.

Anda mungkin juga menyukai