untuk maju.
2) Rendahya minat belajar peserta didik, dilihat dari sikap peserta didik
yang tidak serius dalam belajar dan lebih suka berbicara dengan teman-
3) Kurang tertarik terhadap buku ajar yang digunakan, ini terlihat dari sikap
sekolah dimana, peserta didik jarang yang mau membaca buku dengan
serius.
c. media pembelajaan.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di kelas ada beberapa point
yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Yakni media
pembelajaran yang hanya menggunakan buku paket seadanya dan terbatas,
sehingga membuat proses belajar dan mengajar tidak maksimal. Fasilitas
yang digunakan juga sangat sederhana dan tidak memadai, seperti tidak
adanya pengadaan proyektor yang dapat meningkatkan ketertarikan peserta
didik dalam pembelajaran sangat kurang.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan ini meliputi beberapa perencanaan pengembangan
modul ajar geometri sebagai berikut :
a. Melakukan analisis kurikulum merdeka belajar terkait dengan capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran pada materi geometri, selanjutnya
membuat rumusan tujuan pembelajaran yang akan menjadi landasan
modul.
b. Menyusun materi geometri yang akan disajikan dalam modul yang
terintegrasi artefak budaya sasak yang sudah disesuaikan dengan capaian
pembelajaran.
c. Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
modul ajar kurikulum merdeka belajar yang sudah disesuaikan dengan
pembelajaran terintegrasi artefak budaya sasak.
d. Penyusunan tes hasil belajar atau posttest yang disesuaikan dengan capaian
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang sudah terintegrasi artefak
budaya sasak
Gambar 4.1
Capaian Pembelajaran
Gambar 4.2
Cakupan Materi capaian pembelajaran
Gambar 4.3
Alur Tujuan Pembelajaran
b. Rancangan Modul
1) Cover
Gambar 4.4
Sampul Depan Modul
2) Kata Pengantar
Gambar 4.5
Kata Pengantar
3) Daftar Isi
Gambar 4.6
Daftar Isi
4) Peta Konsep
Gambar 4.7
Peta Konsep
5) Pendahuluan
a. Deskripsi
Gambar 4.8
Deskripsi
b. Prasarat
Gambar 4.9
Prasarat
c. Materi Pembelajaran
Gambar 4.10
Materi Pembelajaran
Gambar 4.11
Petunjuk Penggunaan Modul
6) Kegiatan Pembelajaran
Gambar 4.12
Kegiatan Pembelajaran
7) Uraian Materi
Gambar 4.13
Uraian Materi
8) Contoh Soal
Gambar 4.14
Contoh Soal
9) Rangkuman
Gambar 4.15
Rangkuman
10) Latihan
Gambar 4.16
Latihan
11) Penutup
Gambar 4.17
Penutup
terintegrasi artefak budaya sasak, kepada peserta didik kelas VII SMP Tahfidz
Tabel 4.1
artefak budaya sasak ini menggunakan skala lima. Skor penilaian dari guru
mengadaptasi interval nilai pada tabel 7. Banyak item respon untuk bahan
ajar ini yaitu ada 8 item. Skor minimum ideal didapat dari hasil kali
banyak item bahan ajar yaitu 8 item dengan banyak responden yakni 1
untuk skor maksimum ideal didapat dari hasil kali banyak item bahan ajar
yaitu 8 item dengan banyak responden yakni 1 guru, dan penilaian yang
1
5 = 40. Sedangkan untuk nilai mean idealnya yaitu Mi = (40 + 8) = 24,
2
1
kemudian simpangan baku idealnya yaitu Si = (40 – 8 ) = 5,3 , sehingga
6
Tabel 4.7
Interval Kepraktisan Bahan Ajar Oleh Guru
Bahan Ajar Kategori
33,54 < X Sangan Praktis
27,18 < X ≤ 33,54 Praktis
20,82< X ≤ 27,18 Cukup Praktis
14,46 < X ≤ 20,82 Kurang Praktis
X ≤ 14,46 Tidak Praktis
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Bahan Ajar Oleh Guru
No Aspek Skala
Penilaian
1 Kejelasan isi 5
2 Kemenarikan tampilan 5
3 Kemudahan penggunaan 5
4 Kemudaha bahasa untuk 4
dimengerti
5 Kejelasan informasi 4
6 Kejelasan dengan kurikulum 5
merdeka belajar
7 Kebenaran isi materi 5
8 Kebergunaan untuk 5
pembelajaran
38
Berdasarkan data tabel di atas, jumlah skor aktual yang didapat dari
penilaian kepraktisan dari guru sebesar 38. Jumlah skor aktual dari
penilaian guru berada pada interval 33,54 < X dengan kategori sangat
praktis. Oleh karna itu, produk modul ajar geometri terintegrasi artefak
Sf −Si
N-gain (g) = x 100%
100−Si
95−69 , 07
N-gain (g) = x 100%
100−69 , 07
23 ,14
N-gain (g) = x 100%
0 , 75
N-gain (g) = 75,24%
75,24%. Dimana, skor tersebut berada pada interval > 75 yang berarti
pembelajaran.
C. Revisi Produk
Revisi produk merupakan tahap perbaikan berdasarkan usulan dan saran dari
dosen pembimbing, validator, dan guru mata pelajaran. Tahap revisi pada produk
dilakukan pada saat produk masih dalam tahap pengembangan (development) dan
belum diterapkan (implementation) kepada peserta didik. Adapun hasil revisi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Revisi Modul
a. Cover
Berikut Tampilan Modul sebelum dan sesudah revisi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.19
Cover Setelah dan Sebelum Revisi
b. Tujuan pembelajaran
c. Isi
1) Bab I
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.21
Bab 1
d. Cover Belakang
b. Lembar Jawaban
produk.
Tahap awal dalam proses pengembangan modul ajar ini adalah dengan
menganalisis kebutuhan peserta didik dan guru dalam menunjang proses belajar
pengembangan yang sesuai dengan judul yang telah ditetapkan. Sebelum memulai
akan dibuat dengan kurikulum merdeka yakni capaian pembelajaran yang sudah
Rancangan modul yang akan dibuat mencakup cover modul, isi, materi, contoh
soal, rangkuman, latihan dan daftar pustaka. Serangkaian isi daripada modul ajar
geometri ini kemudian dikembangkan menjadi produk yang siap untuk divalidasi
oleh validator-validator ahli yakni ahli materi dan ahlli media untuk mengetahui
Dari hasil penilaian oleh validator ahli materi I dan II, diperoleh skor
220 yang artinya produk berada pada kriteria sangat valid. Sedangkan penilaian
dari validator ahli media, diperoleh skor 142 yang berarti produk berada pada
kriteria valid dan layak digunakan. Setelah bahan ajar valid, kemudian akan
keefektifan bahan ajar. Tahap selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti sebelum
melakukan uji coba produk adalah melakukan revisi produk terkait masukan-
diperbaiki setelah mendapat masukan dari validator adalah cover modul, isi
modul, dan design modul. Setelah produk direvisi atau diperbaiki barulah lanjut
ke tahap implementasi atau tahap uji coba produk untuk mengetahui kepraktisan
ajar geometri terintegrasi artefak budaya sasak telah memenuhi kriteria praktis.
lembar angket respon peserta didik. Hal ini sesuai dengan analisis data
kepraktisan dari hasil penilaian guru yaitu sebesar 38 yang artinya produk berada
pada kriteria sangan praktis. Sedangkan dari hasil penilaian peserta didik
mencapai persentase skor 95,56% yang artinya produk berada pada kriteria sangat
praktis dan siswa merasa senang berminat, tertarik, mengerti, serta jelas terhadap
efektif atau tidak, peneliti memberikan soal tes (posttest) kepada peserta didik.
menggunakan modul ajar geometri terintegrasi artefak budaya sasak yang telah
dikembangkan mencapai kriteria efektif dengan skor 75,24%. Ini bisa diketahui