Anda di halaman 1dari 52

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan

Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, terdapat hasil

yang diperoleh yaitu: (1) modul pembelajaran berbasis model pembelajaran GOLD

berbantuan teknologi augmented reality pada materi bangun ruang sisi lengkung

untuk kelas IX, (2) penilaian materi modul oleh ahli materi dengan memberikan

angket validasi materi, (3) penilaian desain modul oleh ahli desain dengan

memberikan angket validasi desain, (4) penilaian oleh guru matematika mengenai

kepraktisan modul dengan memberikan angket praktikalitas, (5) penilaian oleh

peserta didik mengenai kepraktikalitas dan keefektifan modul dengan memberikan

angket praktikalitas dan efektivitas, (7) hasil belajar peserta didik dari tes yang

diberikan setelah belajar menggunakan modul yang telah dikembangkan.

4.1.1 Proses Pengambangan Modul

Modul berbasis model pembelajaran guided, organizing, leaflet, discovery

(GOLD) berbantuan teknologi augmented reality pada materi bangun ruang sisi

lengkung dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE.

Dimana tahapan model pengembangan ADDIE pada penelitian ini adalah:

4.1.1.1 Tahap Analisis (Analyze)

Pada tahap analisis dilakukan beberapa tahapan. Adapun pembagian

tahapan analisis sebagai berikut:

1. Tahap menganalisis kesenjangan kinerja atau permasalahan yang ada

72
Berlandaskan hasil wawancara terbuka yang peneliti lakukan bersama guru

mata pelajaran matematika di SMPN 7 Muaro Jambi, didapatkan informasi dari

guru bahwa materi pelajaran yang berhubungan dengan geometri merupakan salah

satu permasalahan siswa dalam pembelajaran matematika dikarenakan pemahaman

konsep siswa dalam masalah geometri masih lemah, salah satu faktor terjadinya

masalah tersebut adalah sumber belajar yang diandalkan guru dan siswa hanya

Lembar Kerja Siswa (LKS) saja.

Kemudian diperoleh informasi bahwa di SMP Negeri 7 Muaro Jambi sudah

menerapkan kurikulum 2013 dimana pembelajaran bukan lagi berfokus pada guru

melainkan pembelajaran harus berpusat pada siswa. Maka dituntut partisipasi aktif

siswa dalam membangun pengetahuan. Salah satu upaya agar hal ini dapat tercapai

adalah dengan penggunaan sumber belajar yang tepat dan inovatif.

Maka solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan diatas

adalah dengan adanya peningkatan kualitas belajar siswa dengan penggunaan

sumber belajar yang berisi kegiatan-kegiatan yang dikerjakan oleh siswa untuk

membantu pemahaman konsep terkait materi geometri yang memungkinkan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah geometri

2. Menetapkan Tujuan Instruksional

Berdasarkan analisis permasalahan di SMP N 7 Muaro Jambi, maka peneliti

bergagasan untuk mendesain modul pembelajaran berbasis model pembelajaran

guided, organizing, leaflet, discovery (GOLD) untuk membantu siswa memahami

materi geometri. Dengan modul pembelajaran ini diharapkan dapat menjawab

permasalahan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran. Sehingga dengan modul pembelajaran berbasis model

73
pembelajaran GOLD ini diharapkan dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi

untuk belajar.

3. Analisis Peserta Didik

Dalam suatu kegiatan pembelajaran akan lebih menarik dan materi akan

mudah untuk dipahami apabila bahan ajar yang digunakan menarik dan

memberikan langkah kerja yang jelas serta dapat menuntun peserta didik dalam

menemukan konsep. Maka salah satu upaya yang dapat menarik minat peserta didik

adalah dengan mengaplikasikan suatu teknologi sebagai alat bantu proses belajar

sekaligus dapat memperkenalkan teknologi dalam pembelajaran pada peserta didik.

Tekonologi yang dapat digunakan adalah augmented reality yang dapat membantu

visual siswa pada materi geometri terutama geomerti ruang.

4. Identifikasi sumber daya yang diperlukan

Sumber daya yang diperlukan untuk mendesain modul pembelajaran

meliputi sumber daya isi dan sumber daya manusia. Pertama, sumber daya isi.

Sumber daya isi dalam penelitian ini adalah buku matematika guru dan siswa kelas

IX SMP yang digunakan oleh SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

Kemudian sumber daya manusia meliputi peneliti, guru mata pelajaran

matematika, ahli materi, ahli desain, dan ahli instrumen untuk memvalidasi modul

pembelajaran berbasis model pembelajaran GOLD serta siswa kelas IX SMP

Negeri 7 Muaro Jambi yang diteliti.

5. Analisis Materi

Sebelum mengembangkan modul pembelajaran, peneliti berdiskusi bersama

guru matematika tentang materi yang akan digunakan dalam modul pembelajaran.

Materi yang akan digunakan peneliti dalam modul pembelajaran berbasis model

74
pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality adalah materi bangun ruang sisi

lengkung. Materi ini dipilih karena bagian dari geometri bangun ruang yang masih

dianggap cukup sulit bagi siswa. Kemudian materi ini erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari sehingga penting untuk siswa mendapatkan soal-soal yang

kontekstual melalui materi tersebut.

Maka dari itu materi bangun ruang sisi lengkung penting untuk dikuasai

peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendesain

modul pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam belajar serta

membuat peserta didik termotivasi dalam mempelajari materi tersebut.

Untuk mendesain modul pembelajaran maka terlebih dahulu mengetahui

kurikulum yang digunakan SMP Negeri 7 Muaro Jambi dan diketahui bahwa

kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Adapun kompetensi inti dan

kompetensi dasar dari materi bangun ruang sisi lengkung berdasarkan kurikulum

2013 adalah sebagai berikut:

a) Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif degan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan dri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

75
KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

b) Kompetensi Dasar

3.7 Membuat generalisasi luas permukaan dan volume berbagai bangun ruang

sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola).

4.7 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas permukaan

dan volume bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola), serta

gabungan beberapa bangun ruang sisi lengkung.

c) Indikator Pembelajaran

3.7.1 Menemukan definisi tabung, kerucut dan bola.


3.7.2 Mendeskripsikan jaring-jaring tabung dan kerucut.
3.7.3 Menemukan rumus luas permukaan tabung, kerucut, dan bola.
3.7.4 Menemukan rumus volume tabung, kerucut dan bola.

4.7.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang


berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung
serta gabungan beberapa bangun ruang sisi lengkung.

76
4.1.1.2 Tahap Desain (Design)

Tahap berikutnya yaitu tahap desain. Pada tahap ini mulai merancang

produk yang dikembangkan, yakni modul pembelajaran berbasis GOLD berbantuan

augmented reality pada materi bangun ruang sisi lengkung. Modul ini ditujukan

untuk siswa kelas IX. Namun, rancangan ini masih bersifat sementara, karena

kedepannya akan mengalami pengembangan lebih lanjut sesuai dengan saran dan

komentar dari tim ahli. Pada tahap ini juga semua hal yang telah dipersiapkan pada

tahap analisis mulai direalisasikan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan

bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pembuatan modul ini menggunakan beberapa aplikasi. Aplikasi utama

yang digunakan peneliti adalah Microsoft word, dengan aplikasi tambahan yaitu

canva sebagai pendukung desain dan warna modul. Serta aplikasi Assemblr EDU

sebagai aplikasi pendukung teknologi augmented reality pada modul.

Berdasarkan struktur dari modul pembelajaran yang dikembangkan, maka

berikut merupakan rancangannya:

a) Cover Modul

Gambar 4. 1 Cover Modul

77
Dapat dilihat dari gambar 4.1 yaitu cover modul pembelajaran yang telah

dikembangkan. Halaman cover didesain semenarik mungkin. Warna dasar yang

digunakan adalah krem muda dengan perpaduan warna tambahan yaitu kuning dan

hijau agar warna lebih kontras sehingga menarik bagi siswa Cover dilengkapi

dengan judul modul, logo kurikulum 2013 dan logo universitas, identitas kelas

peserta didik, serta gambar dan keterangan modul pembelajaran

Untuk penulisan judul penulis menggunakan font cooper hewitt dengan

ukuran font 60 pt. Lalu logo diletakkan di sudut kanan atas pada cover. Kemudian

identitas kelas peserta didik diletakkan bagian bawah cover. Serta gambar pada

cover menggambarkan materi bangun ruang sisi lengkung yaitu tabung, kerucut,

dan bola.

Gambar 4. 2 Cover bagian dalam Modul

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa warna dasar halaman adalah warna putih

dengan diberikan watermark kertas yang menggambarkan materi modul yaitu

bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, bola). Watermark didesain

menggunakan aplikasi Canva, dan seluruh halaman kecuali cover pada modul akan

menggunakan watermark yang sama. Pada halaman ini bertuliskan nama penulis

dan pembimbing, serta terdapat asal instansi penulis. Font yang digunakan adalah

78
berlin sans fb dengan ukuran 12 pt. Font berlin sans fb akan menjadi font utama

yang digunakana pada modul dikarenakan font ini tidak kaku sehingga dapat

membuat siswa lebih tertarik untuk membaca modul.

b) Kata Pengantar

Gambar 4. 3 Halaman Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan bagian yang berisi tentang ungkapan rasa syukur

terhadap produk yang telah dihasilkan. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada gambar

4.3. Halaman pada kata pengantar menggunakan desain yang sama dengan halaman

sebelumnya pada halaman cover dalam modul. Halaman ini dirancang menggunakan

Canva dan Microsoft Word 2016. Pada tulisan “Kata Pengantar” dibuat menggunakan font

peace sans dengan ukuran 12 pt. Untuk isi halaman ini menggunakan font Berlin Sans FB

dengan ukuran 12 pt.

79
c) Daftar Isi

Gambar 4. 4 Halaman Daftar Isi

Halaman daftar isi dirancang dengan menggunakan Microsoft Word dan

desain latar belakangnya menggunakan Canva. Desain dari daftar isi ini

menggunakan kombinasi warna yang sama seperti pada halaman sebelumnya yaitu

halaman kata pengantar. Untuk isi dari halaman daftar isi ini menggunakan jenis

huruf berlin sans fb dengan ukuran 12 pt. Isi dari daftar isi ini berupa judul sub bab

materi sesuai dengan judul halaman kegiatan pembelajaran. Tampilan daftar isi

dapat dilihat pada gambar 4.4.

d) Petunjuk Penggunaan Modul

Gambar 4. 5 Halaman Petunjuk Penggunaan Modul

80
Pada halaman ini berisikan petunjuk penggunaan dari modul. Informasi

penting yang diberikan berupa pemberitahuan bahwa modul ini dapat digunakan

secara mandiri oleh siswa, serta modul menggunakan bantuan aplikasi Assembler

EDU untuk penggunaan teknologi augmented reality dalam membantu siswa

memvisualisasikan bangun ruang sisi lengkung. Tampilan halaman ini dapat dilihat

pada gambar 4.5, desain dari halaman ini sama seperti halaman sebelum-

sebelumnya, yaitu dengan menggunakan watermark yang sama. Ukuran tulisan

yang digunakan yaitu 12 pt dengan font berlin sans fb.

e) Peta Konsep

Gambar 4. 6 Halaman Peta Konsep

Pada halaman ini berisikan cakupan materi yang disajikan, sehingga

menjadi batasan dari materi agar pembaca tau bahwa modul ini hanya akan

membahas materi pokok bangun ruang sisi lengkung dengan submateri yaitu

tabung, kerucut dan bola, dimana pada materi ini mencakup jari-jari, luas

permukaan dan volume dari bangun ruang sisi lengkung. Desain dari halaman peta

konsep sama seperti halaman sebelums-ebelumnya. Ukuran tulisan yang digunakan

yaitu 14 pt dengan font berlin sans fb. Tampilan halaman ini dapat dilihat pada

gambar 4.6

81
f) Kompetensi yang Akan Dicapai

Gambar 4. 7 Halaman Kompetensi yang Akan Dicapai

Halaman ini berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar materi bangun

ruang sisi lengkung dengan berdasarkan kepada kurikulum 2013, serta indikator

pencapaian siswa dalam mempelajari modul, tampilan dapat dilihat pada gambar

4.7. Desain menggunakan watermark yang sama, pada tulisan “Kompetensi yang akan

dicapai” dibuat menggunakan font peace sans dengan ukuran 12 pt. Untuk isi halaman ini

menggunakan font Mangal (Body CS) dengan ukuran 12 pt.

g) Bagian Isi Modul

Pada bagian isi memuat halaman kegiatan belajar (KB) yang menyampaikan

penjelasan mengenai materi bangun ruang sisi lengkung, susunan materi pada

halaman kegiatan belajar disusun berdasarkan kerangka kerja model pembelajaran

GOLD dan terdapat penggunaan teknologi augmented reality menggunakan

aplikasi Assembler EDU. Berikut penjabaran mengenai tampilan dari setiap bagian

halaman kegiatan belajar.

Pertama, halaman pembatas setiap kegiatan belajar. Halaman ini berisikan

judul kegiatan belajar serta pendahuluan sub materi. Desain halaman ini

82
menggunakan aplikasi Microsoft word 2016 dengan isi modul menggunakan font

Berlin Sans FB berukuran 11 sampai 12 pt. berikut tampilannya pada gambar 4.8

Gambar 4. 8 Halaman Pembatas Setiap Kegiatan Belajar

Selanjutnya, halaman uraian materi. Pada halaman ini disajikan berdasarkan

pada sintak model pembelajaran GOLD dengan panggunaan teknologi augmented

reality. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah dalam memahami materi

dan tertap terfokus pada inti dari materi yang akan disampaikan pada modul yaitu

bangun ruang sisi lengkung. Berikut merupakan uraian materi yang disusun pada

modul.

1. Bagian Model Pembelajaran GOLD

i. Guided Discovery

Pemaparan materi pada tahap guided discovery (penemuan terbimbing)

dapat merangsang keaktifan belajar siswa dengan cara siswa dibimbing untuk

menemukan suatu konsep, disajikan dengan diberikan instruksi dan juga langkah

percobaan yang dapat membimbing siswa untuk menemukan rumus luas

permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung. Berikut tampilan tahap guided

discovery pada modul.

83
Gambar 4. 9 Bagian Guided Discovery pada KB 1 Materi Tabung

Gambar 4. 10 Bagian Guided Discovery pada KB 2 Materi Kerucut

Gambar 4. 11 Bagian Guided Discovery pada KB 3 Materi Bola

84
ii. Organizing

Tahap ini adalah tahap lanjutan dari guided discovery, dimana peserta didik

diarahkan untuk mengorganisasikan instruksi yang telah diberikan hingga

didapatkan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung. Berikut

tampilan tahap organizing pada modul.

Gambar 4. 12 Bagian Organizing pada KB 1 Materi Tabung

Gambar 4. 13 Bagian Organizing pada KB 2 Materi Kerucut

85
Gambar 4. 14 Bagian Organizing pada KB 3 Materi Bola

iii. Leaflet

Pada bagian ini diberikan instruksi yang jelas untuk peserta didik membuat

leaflet (lembar balik) sederhana seperti brosur. Leaflet yang dibuat berisikan

pengulangan tahap penemuan rumus yang ditulis oleh peserta didik sendiri agar

terjadi proses siswa mengulang konsep penemuan. Selain mengulang penemuan

rumus, bagian leaflet juga diberikan pada setiap Kasus dalam modul sehingga siswa

dapat mengulang kembali tahap penyelesaian kasus. Berikut tampilan tahap leaflet

pada modul.

Gambar 4. 15 Bagian Leaflet pada Materi Tabung

86
Gambar 4. 16 Bagian Leaflet pada Materi Kerucut

Gambar 4. 17 Bagian Leaflet pada Materi Bola

2. Bagian Augmented Reality (AR)

Pada bagian AR, diberikan marker yang dapat siswa scan untuk

memunculkan benda 3D. Bagian ini diletakkan pada awal dan akhir KB. Pada awal

KB penggunaan AR untuk melihat apakah peserta didik mengetahui bentuk bangun

ruang sisi lengkung yang sebenarnya. Serta pada akhir KB, pengunaan AR untuk

mengingat kembali definisi serta rumus yang telah siswa pelajari. Penggunaan AR

ini juga sebagai bentuk pengenalan teknologi dalam pembelajaran menggunakan

smartphone. Berikut tampilan bagian AR pada modul.

87
Gambar 4. 18 Bagian Augmented Reality pada Materi Tabung

Gambar 4. 19 Bagian Augmented Reality pada Materi Kerucut

Gambar 4. 20 Bagian Augmented Reality pada Materi Bola

88
3. Bagian Contoh Soal

Pada bagian contoh soal didalam modul disebut sebagai Kasus. Kasus yang

diberikan berupa masalah kontekstual, dimana peserta didik diarahkan untuk dapat

menafsirkan, merumuskan dan menyelesaikan permasalahan. Berikut tampilan

bagian contoh soal pada modul.

Gambar 4. 21 Bagian Contoh Soal (Kasus)

h) Halaman Evaluasi

Halaman evaluasi merupakan halaman yang berisikan soal-soal latihan guna

melihat sejauh mana kemampuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi

yang disajikan. Halaman ini dibuat berdasarkan materi yang disajikan dan

disesuaikan dengan indikator pencapaian yang diinginkan. Untuk desain halaman

ini tetap menggunakan watermark yang sama seperti halaman sebelumnya, namun

berbeda pada warna tema setiap KB. Mulai dari KB 1 dengan tema warna hijau,

KB 2 dengan tema warna kuning, dan KB 3 dengan tema warna merah. Pada setiap

tema warna dikegiatan belajar juga dikombinasikan dengan warna lainnya yang

selaras, untuk membuat tampilan menjadi lebih menarik. Lalu isi dari halaman ini

didesain menggunaan Microsost word 2016 dengan font Berlin Sans FB ukuran 11

sampai 14 pt. Berikut tampilan bagian evaliasi pada modul.

89
Gambar 4. 22 Halaman Evaluasi KB 1, 2, 3

Gambar 4. 23 Halaman Evaluasi Akhir

90
i) Halaman Rangkuman

Halaman ini berisikan ringkasan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan

belajar. Halaman rangkuman didesain dengan menggunakan Microsost word 2016.

Bagian isi rangkuman menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12 dan bagian

judul rangkuman menggunakan font Bauhaus 93 ukuran 16 pt. Berikut tampilan

bagian rangkuman pada modul.

Gambar 4. 24 Halaman Rangkuman

j) Halaman Glosarium

Pada halaman Glosarium berisi daftar alfabetis istilah yang dapat

membantu untuk menemukan arti dari kata-kata pada modul. Desain halaman ini

menggunakan watermark yang sama dengan sebelumnya dan memakai font Berlin

Sans FB ukuran 12 pt dan divariasikan dengan tulisan berwarna hijau. Berikut

tampilan bagian glosarium pada modul.

91
Gambar 4. 25 Halaman Glosarium

k) Halaman Daftar Pustaka

Pada halaman daftar pustaka ini memberikan informasi kepada pembaca

mengenai referensi yang digunakan oleh peneliti dalam membuat dan menjadikan

sumber referensi untuk materi yang disajikan dalam modul ini. Bagian isi halaman

ini menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12 dan bagian judul rangkuman

menggunakan font Bauhaus 93 ukuran 16 pt. Berikut tampilan bagian daftar

pustaka pada modul.

Gambar 4. 26 Halaman Daftar Pustaka

92
l) Halaman Kunci Jawaban

Halaman kunci jawaban berisikan jawaban dari setiap evaluasi atau soal

latihan dari masing-masing kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar 1,2 dan 3.

Halaman ini bertujuan agar siswa dapat memeriksa jawaban setelah mengerjakan

soal latihan, sehingga peserta didik dapat memberikan penilaian sendiri dari hasil

pengerjaannya. Desain halaman ini sama seperti yang sebelumnya dan bagian isi

halaman ini menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12. Berikut tampilan bagian

kunci jawaban pada modul.

Gambar 4. 27 Halaman Kunci Jawaban

4.1.1.3 Tahap Pengembangan (Develop)

Setelah dilakukan desain terhadap modul pembelajaran yang telah dibuat,

maka selanjutnya dilakukan tahap pengembangan. Pada tahap pengembangan ini

dilakukan validasi uji kualitas modul. Didalam validasi uji kualitas modul terbagai

lagi kedalam beberapa tahapan, yaitu uji validitas, uji praktikalitas dan uji

efektivitas. Tujuan dari langkah-langkah tersebut adalah untuk mengukur tingkat

validitas, praktikalitas dan efektivitas dari modul yang dikembangkan, kemudian

93
perlu dilakukan beberapa penilaian seperti penilaian oleh tim ahli dan uji coba, agar

menghasilkan modul berbasis model pembelajaran GOLD berbantuan augmented

reality yang berkualitas baik dari segi valid, praktis, dan efektif. Adapun langkah-

langkah pada tahap pengembangan sebagai berikut:

1. Validasi Uji Kualitas Modul

a. Uji Validitas

Pada langkah ini dilakukan penilaian oleh tim ahli yang berguna untuk

mengetahui validitas modul pembelajaran yang dikembangkan. Tim ahli yang

menilai diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran sebagai bahan

perbaikan modul pembelajaran sebelum diujicobakan. Adapun tim ahli yang

menjadi validator pada penelitian ini adalah dosen pendidikan matematika

universitas jambi, yaitu Ibu Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd. sebagai ahli

instrumen, kemudian Ibu Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc. sebagai ahli materi sekaligus

ahli desain.

Adapun instrumen yang digunakan untuk memberikan penilaian dan

masukan tersebut yakni menggunakan angket tertutup, namun validator diminta

untuk memberikan komentar dan saran secara bebas mengenai modul yang

dikembangkan.

Pertama, dilakukan validasi materi oleh ahli materi. Ahli materi yakni Ibu

Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc. yang merupakan dosen pendidikan matematika di

Universitas Jambi. Penilaian materi memperhatikan aspek kelayakan komponen,

isi, kebahasaan, dan karakteristik model pembelajaran GOLD. Hasil validasi materi

modul pembelajaran oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 8.

94
Setelah validator membaca modul pembelajaran, kemudian validator

menilai modul berdasarkan angket validasi materi serta memberi komentar dan

saran terhadap modul yang telah dikembangkan, kemudian modul direvisi

berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Adapun komentar dan

saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait modul pembelajaran

sebagai berikut:

i. Pada evaluasi belajar 1 untuk soal nomor 3, permisalan bentuk tabung menjadi

jerigen tidak logis. Maka soal diubah dari jerigen minyak menjadi drum

minyak.

Gambar (a) Gambar (b)


Gambar 4. 28 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

Setelah selesai validasi materi, diperolehlah nilai dari validator berdasarkan

angket yang diisi oleh validator. Adapun hasil validasi tersebut disajikan pada tabel

4.1.

Tabel 4. 1 Data Hasil Validasi oleh Ahli Materi


Penilaian
No Butir Penilaian X
SS S CS TS STS
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Sistematika penyajian pada modul disajikan 4 4
secara sistematis.
2. Pada modul disajikan contoh soal yang 4 4
membantu peserta didik dalam pemahaman
konsep

95
Lanjutan Tabel 4.1
3. Pada modul disajikan latihan soal yang 4 4
membantu peserta didik dalam pemahaman
konsep
4. Pada modul disajikan kunci jawaban dari 4 4
soal-soal Latihan
5. Pada modul terdapat penggunaan teknologi 4 4
augmented reality (AR) untuk membantu
peserta didik dalam memahami materi
6. Materi yang disajikan pada modul mencakup 5 5
semua materi pokok (tabung, kerucut, dan
bola) yang terkandung dalam KD
7. Konsep materi yang disajikan sesuai dengan 4 4
keterbutuhan materi pokok (tabung, kerucut,
dan bola) yang mendukung ketercapaian KD
8. Materi yang disajikan pada modul dalam 4 4
bentuk penyajian yang mudah untuk
dipahami dan dipelajari oleh siswa
9. Konsep dari materi yang disajikan pada 4 4
modul tidak menimbulkan banyak tafsir
10. Fakta yang disajikan pada setiap kegiatan 4 4
belajar sesuai dengan kenyataan pada
kehidupan sehari-hari sehingga efisien untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik
11. Gambar yang disajikan pada modul sesuai 4 4
dengan kenyataan pada kehidupan sehari-hari
dan efisien dalam mempermudah
pemahaman peserta didik
12. Bahasa yang digunakan pada modul menarik, 5 5
jelas, dan mudah untuk dipahami
13. Bahasa yang digunakan pada modul tidak 4 4
menimbulkan multitafsir
14. Bahasa yang digunakan sesuai dengan 4 4
karakteristik peserta didik tingkat SMP
sehingga mempermudah dalam pemahaman
konsep materi bangun ruang sisi lengkung
15. Bahasa yang digunakan pada modul mengacu 4 4
pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia)
16. Bahasa yang digunakan sesuai dengan 4 4
karakteristik peserta didik tingkat SMP
sehingga mempermudah dalam pemahaman
konsep materi bangun ruang sisi lengkung
17. Terdapat tahap siswa mengorganisasikan 5 5
rumus sehingga mendapatkan suatu konsep
18. Terdapat tahap siswa mengorganisasikan 5 5
rumus sehingga mendapatkan suatu konsep
19. Terdapat proses siswa manyusun leaflet 5 5
sederhana sebagai proses siswa mengulang
konsep
∑𝑋 81

∑𝑛 95

𝑉 85,26%

96
Setelah dilakukan validasi oleh ahli materi, selanjutnya dilakukan validasi

modul kepada ahli desain. Ahli desain yakni Ibu Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc. yang

merupakan dosen pendidikan matematika di Universitas Jambi. Penilaian modul

pembelajaran dari segi desain memperhatikan aspek tampilan tulisan dan tampilan

fisik. Hasil validasi desain modul pembelajaran oleh validator dapat dilihat pada

Lampiran 9.

Setelah validator membaca modul pembelajaran, kemudian validator

menilai modul berdasarkan angket validasi desain serta memberi komentar dan

saran terhadap modul yang telah dikembangkan, kemudian modul direvisi

berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Adapun komentar dan

saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait modul pembelajaran

sebagai berikut:

i. Pada bagian awal kegiatan belajar sebaiknya diberikan bacaan “Kegiatan

Belajar” yang menandakan perbedaan sub materi yang akan dipelajari.

Gambar (a)

97
Gambar (b)
Gambar 4. 29 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

ii. Pada bagian judul materi dalam KB sebaiknya diberikan penomoran.

Sehingga bagian definisi, jaring-jaring, luas permukaan, dan volume

memiliki nomor.

Gambar (a)

Gambar (b)
Gambar 4. 30 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

98
iii. Pada bagian Rangkuman, jenis dan warna huruf membuat silau sehingga

tidak enak dilihat. Maka dari itu diubah dengan jenis dan warna tulisan yang

lebih enak dilihat. Tampilan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar (a) Gambar (b)


Gambar 4. 31 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

Setelah selesai validasi desain, diperolehlah nilai dari validator berdasarkan

angket yang diisi oleh validator. Adapun hasil validasi tersebut disajikan pada tabel

4.2.

Tabel 4. 2 Data Hasil Validasi oleh Ahli Desain


Penilaian
No Butir Penilaian SS S CS TS ST X
S
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pada bagian cover menggunakan jenis huruf 4
4
yang mudah dibaca
2. Pada bagian cover ukuran huruf yang digunakan 4
sesuai dengan ukuran untuk cover
4
3. Warna judul kontras dengan warna latar 4
4
belakang sehingga terbaca dengan jelas
4. Ukuran margins pada modul sudah sesuai 4
dengan aturan pengembangan modul yang baik 5
yaitu atas 3 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm, kanan 2
5. Penggunaan jenis huruf pada modul tidak 4
mengganggu isi informasi yang ingin 4
disampaikan
6. Penempatan judul kegiatan belajar, contoh, soal 5
Latihan dan keterangan gambar tidak 4
mengganggu pemahaman
7. Penampilan unsur tata letak pada cover disusun 4
dengan baik dan menarik
5

99
Lanjutan Tabel 4.2
8. Cover pada modul mencantumkan judul, logo 4
instansi, dan jenjang pendidikan
4
9. Ilustrasi pada sampul modul menggambarkan isi 4
atau materi ajar yaitu bangun ruang sisi 4
lengkung
10. Ilustrasi yang digunakan menarik dan 4
komunikatif
5
11. Ukuran gambar pada bagian materi tidak 4
mengganggu isi materi yang disampaikan
4
12. Warna background tidak mengganggu siswa 5
membaca materi
4
13. Tata letak gambar dan tulisan seimbang 4 4
∑𝑋 55

∑𝑛 65

𝑉𝑠 84,61%

Dari hasil validasi oleh tim ahli pada tabel 4.7 dan 4.8, diperoleh tingkat

kevalidan dari modul yang dikembangkan adalah 85,26% dari segi materi dengan

kriteria sangat valid dan 84,61% dari segi desain dengan kategori sangat valid juga.

Sehingga modul sudah bisa untuk diuji cobakan kedalam penelitian.

c. Uji Praktikalitas

i. Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal dan

bagaimana kepraktisan dari modul sebelum diujikan pada kelas penelitian, uji coba

ini dilakukan terhadap satu orang guru matematika yang berpengalaman dan

kompeten pada bidangnya. Guru matematika yang dipilih untuk menilai modul

yakni Ibu Dini Adriani, S.Pd, yang merupakan salah satu guru matematika kelas IX

SMP Negeri 7 Muaro Jambi. Uji coba perorangan ini menggunakan angket tertutup,

adapun aspek yang dinilai dari angket ini adalah kelayakan isi, kebahasaan,

penyajian, dan penggunaan modul. Namun guru juga diminta untuk memberikan

komentar dan saran secara bebas terhadap modul yang dikembangkan.

100
Kemudian instrument angket dan modul yang telah diuji kevalidannya

diberikan kepada guru untuk dibaca dan diberikan penilaian. Hasil angket

praktikalitas modul pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada Lampiran 10.

Adapun komentar dan saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait

modul pembelajaran sebagai berikut:

i. Pertama, guru memberi saran untuk mengganti contoh soal (kasus 1) pada

kegiatan belajar 2 yaitu materi Kerucut dengan soal yang menggunakan triple

phytagoras agar siswa mudah menoperasikan bilangannya tanpa perlu

menggunakan kalkulator.

Gambar (a)

Gambar (b)

Gambar 4. 32 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

101
ii. Pada rangkuman sebaiknya ditambahkan rumus mencari luas selimut kerucut

karena itu salah satu rumus penting dalam mengerjakan soal kedepannya.

Gambar (a)

Gambar (b)
Gambar 4. 33 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi

Setelah selesai uji coba perorangan, diperolehlah nilai dari guru berdasarkan

angket yang diisi. Adapun hasil angket tersebut disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4. 3 Data Hasil Angket Praktikalitas oleh Guru


Penilaian
No Butir Penilaian SS S CS TS ST X
S
1 2 3 4 5 6 7 8
1.Materi yang disajikan pada modul mencakup 4 4
semua materi pokok (tabung, kerucut, dan bola)
yang terkandung dalam KD
2. Materi yang disajikan pada modul sesuai dengan 4 4
indikator pembelajaran bangun ruang sisi
lengkung, yaitu: mengetahui definisi dan jaring-
jaring serta dapat menentukan luas permukaan,
dan volume serta dapat menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari

102
Lanjutan Tabel 4.3
3. Materi yang disajikan pada modul mulai dari 5 5
pendahuluan, definisi, dan Latihan sesuai
dengan tingkat Pendidikan di SMP
4. Modul dengan materi bangun ruang sisi 4 4
lengkung yang dikaitkan dengan model
pembelajaran GOLD baik untuk dikembangkan
sebagai bahan ajar tambahan yang
memanfaatkan penggunaan augmented reality
agar membantu siswa dalam visual materi.
5. Bahasa yang digunakan dalam modul 5 5
memdahkan untuk memahami materi yang
disajikan
6. Kalimat yang digunakan pada modul mewakili 4 4
isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan
7. Ejaan pada modul yang digunakan mengacu 3 3
pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia)
8. Modul memanfaatkan pengembangan teknologi 4 4
sehingga lebih mempermudah dalam
pemahaman konsep
9. Pada modul terdapat gambar atau ilustrasi yang 4 4
memudahkan peserta didik memahami butir-
butir penting yang disajikan
10. Pada modul terdapat contoh soal yang 4 4
membantu peserta didik dalam pemahaman
konsep
11. Pada modul terdapat soal latihan yang dapat 4 4
dikerjakan peserta didik dilengkapi dengan
kunci jawabannya
12. Pengembangan modul dirancang dengan 4 4
menarik dan mudah dipelajari agar dapat
menimbulkan motivasi belajar peserta didik
13. Modul dapat digunakan peserta didik secara 3 3
mandiri
14. Modul dapat melatih keterampilan peserta didik 5 5
dalam mengkonstruksi ulang konsep melalui
leaflet sederhana
∑𝑋 57

∑𝑛 70

𝑃 81,42%
Dari hasil angket praktikalitas oleh guru pada tabel 4.9, diperoleh tingkat

kepraktisan dari modul yang dikembangkan adalah 81,42% dengan kategori sangat praktis

ii. Uji Coba Kemlompok Kecil

Setelah melakukan uji coba perorangan, pada tahap selanjutnya peneliti

melakukan uji coba kelompok kecil, yang mana uji coba kelompok kecil ini

dilakukan dengan meminta pendapat dari responden terkait modul pembelajaran.

103
Adapun responden yang dipilih berjumlah 9 orang, responden yang digunakan

peneliti adalah peserta didik kelas IX G dengan kemampuan yang berbeda-beda,

yakni 3 orang dari kategori kemampuan tinggi, 3 orang dari kategori kemampuan

sedang, 3 orang dari kategori kemampuan rendah. Hal ini dilihat dari hasil belajar

sebelumnya yang telah dilakukan oleh guru dikelas yang bersangkutan.

Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan meminta pendapat dari

peserta didik berdasarkan instrumen yang telah disiapkan, adapun instrumen yang

digunakan pada uji coba kelompok kecil ini adalah angket tertutup. Aspek yang

dinilai pada uji coba kelompok kecil ini adalah aspek tampilan isi, kebahasaan, dan

fungsi modul. Disamping itu, peserta didik juga dapat dengan bebas mengeluarkan

pendapatnya terhadap modul yang dikembangkan pada kolom komentar. Hasil dari

angket uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada lampiran 11. Setelah selesai uji

coba kelompok kecil dilaksanakan, diperolehlah hasil uji coba kelompok kecil

berdasarkan angket yang diisi oleh peserta didik. Adapun hasil dari angket tersebut

disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Data Hasil Angket Praktikalitas oleh Peserta Didik


Penilaian
N
Butir Penilaian SS S CS TS ST X
o
S
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Materi yang disajikan pada modul mudah untuk 10 28 38
dipahami
2. Penggunaan ilustrasi dan gambar mendukung 20 20 40
pemahaman materi bangun ruang sisi lengkung
3. Contoh-contoh yang disajikan dalam modul 36 36
dapat membantu pemahaman konsep materi
bangun ruang sisi lengkung
4. Latihan soal dan kunci jawaban yang disajikan 30 12 42
dapat membantu pemahaman konsep materi
bangun ruang sisi lengkung
5. Pemanfaatan teknologi augmented reality dapat 25 12 3 40
mendukung pemahaman materi bangun ruang
sisi lengkung
6. Pemanfaatan leaflet sederhana dapat 10 24 3 37
mendukung pemahaman konsep materi bangun
ruang sisi lengkung

104
Lanjutan Tabel 4.4
7. Bahasa yang digunakan pada modul mudah 25 12 3 40
dipahami
8. Keterangan pada setiap gambar memperjelas 35 8 43
pemahaman konsep materii bangun ruang sisi
lengkung
9. Bahan ajar modul efektif untuk meningkatkan 15 20 3 38
pemahaman materi
10. Bahan ajar modul dapat dipelajari secara 20 12 6 38
mandiri di rumah maupun di sekolah
11. Pengembangan modul dirancang dengan 30 12 42
menarik dan mudah dipelajari agar dapat
menimbulkan motivasi belajar peserta didik
12. Teknologi augmented reality dapat diakses 35 8 43
berbantuan smartphone
∑𝑋 477

∑𝑛 540

𝑃 88,33%

Dari hasil angket praktikalitas oleh peserta didik pada tabel 4.10, diperoleh

tingkat kepraktisan dari modul yang dikembangkan adalah 88,33% dengan kategori

sangat praktis

d. Uji Efektivitas

i. Uji Coba Lapangan

Tahapan selanjutnya adalah uji coba lapangan yaitu dengan menguji

cobakan modul kepada salah satu kelas yaitu kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro

Jambi. Uji coba lapangan ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat keefektifan

modul pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji coba lapangan atau disebut juga

dengan uji coba kelompok besar, pada penelitian ini dilakukan pada peserta didik

kelas IX H dalam kelas yang berjumlah 27 orang peserta didik. Pada masa pandemi

Covid-19 ini, maka siswa dibagi dalam dua shift yaitu shift ganjil dan genap. Jumlah

siswa shift ganjil adalah 16 siswa dan shift genap adalah 11 siswa. Lalu kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran dilakukan sebanyak

105
delapan kali pertemuan dimana dalam satu minggu dilakukan dua pertemuan yaitu

pertemuan dengan siswa shift ganjil dan siswa shifht genap, sehingga dalam satu

minggu peneliti melakukan skenario pembelajaran yang sama pada kedua shift.

Adapun tahapan yang peneliti lakukan pada uji coba lapangan adalah sebagai

berikut.

 Pertemuan Pertama dan Kedua

Pada pertemuan pertama bersama shift genap dan pertemuan kedua bersama

shift ganjil, peneliti melakukan skenario pembelajaran yang sama. Setelah

mendapat persetujuan dari guru matematika peneliti masuk ke kelas dan

memperkenalkan diri serta menyampaikan tujuan untuk melakukan penelitian

dikelas IX H. Lalu peneliti mempersiapkan peserta didik untuk belajar dengan

berdo’a bersama terlebih dahulu, kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan

mengarahkan peserta didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan

dalam kegiatan belajar.

Pada kegiatan pendahuluan diawali peneliti dengan memusatkan perhatian

peserta didik dengan menyampaikan judul materi yang akan dipelajari terdiri dari

3 sub bab materi yakni belah tabung, kerucut, dan bola. Dimana pada pertemuan

pertama ini dimulai dengan mempelajari kegiatan belajar 1 yakni bangun ruang

tabung, dimana kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 2 jam pelajaran.

Setelah itu peneliti membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, yang mana

pembentukan kelompok ini dibuat agar peserta didik dapat saling bekerja sama

dalam mempelajari modul.

106
 Pada shift genap yang berjumlah 11 orang dibagi dalam 3 kelompok dengan

jumlah masing-masing kelompok 3-4 siswa

 Pada shift ganjil yang berjumlah 16 orang dibagi dalam 3 kelompok dengan

jumlah masing-masing kelompok 5-6 siswa

Kemudian peneliti membagikan modul pembelajaran kepada masing-

masing kelompok dan mengarahkan peserta didik untuk membaca petunjuk

penggunaan modul terlebih dahulu agar peserta didik dapat secara sistematis

mengikuti semua langkah-langkah kegiatan belajar pada modul. Lalu peneliti

memberikan arahan kepada pesera didik dengan memperkenalkan produk tersebut

dan menugaskan kepada peserta didik untuk membaca modul tersebut terlebih

dahulu.

Setelah itu, peneliti memberikan tiap kelompok satu smartphone yang telah

terinstal aplikasi Assemblr EDU didalamnya, smartphone tersebut dapat peserta

didik gunakan untuk mengakses fitur augmented reality dengan pengawasan dari

peneliti. Kemudian peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi dan

jaring-jaring tabung. Pada definisi, terdapat pengapikasian AR, maka peneliti

mengawasi peserta didik menggunakan smartphone dalam pengaplikasian AR.

Lalu peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian luas permukaan tabung,

peneliti meminta peserta didik Bersama kelompok mengikuti dan memahami

Langkah-langkah penemuan rumus luas permukaan tabung dan mengerjakan leaflet

1 bersama kelompok dengan mengikuti instruksi pada modul. Kemudian salah satu

kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja leaflet sederhana yang

telah dibuat.

107
Gambar 4. 34 Siswa mengaplikasikan AR dan mengerjakan leaflet sederhana

Lalu untuk memahami materi volume tabung, peneliti meminta siswa

membaca modul di rumah dan mengerjakan leaflet 3 yang dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya. Peneliti juga mengatakan bahwa jika ada kesulitan dalam

memahami modul, peserta didik dapat bertanya pada guru lewat grup WhatsApp.

 Pertemuan Ketiga dan Keempat

Pada pertemuan ketiga bersama shift ganjil dan pertemuan keempat bersama

shift genap, peneliti melakukan scenario pembelajaran yang sama. Pertama, peneliti

mempersiapkan peserta didik untuk belajar dengan berdo’a bersama terlebih

dahulu, kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan mengarahkan peserta

didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam kegiatan

belajar.

Dimana pada pertemuan ini dilanjutkan dengan mempelajari kegiatan

belajar 2 yakni bangun ruang kerucut, dengan kegiatan pembelajaran yang

berlangsung selama 2 jam pelajaran. Setelah itu peneliti mengarahkan peserta didik

untuk kembali duduk bersama kelompoknya. Kemudian peneliti membagikan satu

smartphone untuk pengaplikasian AR dan modul pembelajaran kepada masing-

masing kelompok dan mengarahkan peserta didik untuk membuka modul kegiatan

belajar 2 yaitu materi kerucut.

108
Setelah itu, peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi dan

jaring-jaring kerucut. Pada definisi, terdapat pengapikasian AR, maka peneliti

mengawasi peserta didik menggunakan smartphone yang telah terinstal aplikasi

Assemblr EDU didalamnya dalam pengaplikasian AR. Lalu peneliti mengarahkan

peserta didik pada bagian luas permukaan kerucut, peneliti meminta peserta didik

Bersama kelompok mengikuti dan memahami Langkah-langkah penemuan luas

permukaan kerucut dan mengerjakan leaflet 1 bersama kelompok dengan mengikuti

instruksi pada modul. Kemudian salah satu kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan hasil kerja leaflet sederhana yang telah dibuat.

Gambar 4. 35 Siswa mengerjakan leaflet sederhana bersama kelompok belajar

Lalu untuk memahami materi volume kerucut, peneliti meminta siswa

membaca modul di rumah dan mengerjakan leaflet 3 yang dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya. Peneliti juga mengatakan bahwa dalam memahami

percobaan yang dilakukan pada penemuan volume kerucut, peserta didik dapat

memanfaatkan aplikas YouTube untuk menonton percobaan tersebut.

 Pertemua Kelima dan Keenam

Pada pertemuan kelima bersama shift genap dan pertemuan keenam bersama

shift ganjil, peneliti melakukan scenario pembelajaran yang sama. Pertama, peneliti

mempersiapkan peserta didik untuk belajar dengan berdo’a bersama terlebih

109
dahulu, kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan mengarahkan peserta

didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam kegiatan

belajar.

Dimana pada pertemuan ini dilanjutkan dengan mempelajari kegiatan

belajar 3 yakni bangun ruang bola, dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung

selama 2 jam pelajaran. Setelah itu peneliti mengarahkan peserta didik untuk

kembali duduk bersama kelompoknya. Kemudian peneliti membagikan satu

smartphone untuk pengaplikasian AR dan modul pembelajaran kepada masing-

masing kelompok dan mengarahkan peserta didik untuk membuka modul kegiatan

belajar 3 yaitu materi bola.

Setelah itu, peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi bola.

Pada definisi, terdapat pengapikasian AR, maka peneliti mengawasi peserta didik

menggunakan smartphone yang telah terinstal aplikasi Assemblr EDU didalamnya

dalam pengaplikasian AR. Lalu peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian

luas permukaan bola, peneliti meminta peserta didik Bersama kelompok mengikuti

dan memahami Langkah-langkah penemuan luas permukaan bola dan mengerjakan

leaflet 1 bersama kelompok dengan mengikuti instruksi pada modul. Lalu unruk

kelompok yang telah selesai mengerjakan leaflet 1, peneliti mengarahkan untuk

mengerjakan leaflet 2 dengan peserta didik memahami terlebih dahulu proses

pengerjaan Kasus 1. Kemudian salah satu kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan hasil kerja leaflet sederhana yang telah dibuat.

110
Gambar 4. 36 Siswa mengaplikasikan AR dan mengerjakan leaflet sederhana

Kemudian untuk memahami materi volume bola, peneliti meminta siswa

membaca modul di rumah dan mengerjakan leaflet 3 dan leaflet 4 yang

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Peneliti juga mengatakan bahwa dalam

memahami percobaan yang dilakukan pada penemuan volume bola, peserta didik

dapat memanfaatkan aplikas YouTube untuk menonton percobaan tersebut.

 Pertemuan Ketujuh dan Kedelapan

Pada pertemuan ketujuh dan kedelapan ini peneliti memberikan angket

respon peserta didik terkait efektivitas modul pembelajaran serta melakukan tes

hasil belajar. Untuk angket respon peserta didik, aspek yang dinilai adalah aspek

isi, tujuan pembelajaran, kebahasaan dan fungsi modul, serta peserta didik dapat

dengan bebas menyampaikan pendapatnya terhadap modul pembelajaran pada

kolom komentar pada angket. Adapun hasil angket yang diperoleh dari angket

tersebut disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik


Penilaian
No Butir Penilaian SS S CS TS ST X
S
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Materi pada modul membuat saya 30 56 21 107
tertarik mempelajari materi bangun ruang
sisi lengkung

111
Lanjutan Tabel 4.4
2. Penggunaan ilustrasi, gambar, dan 80 36 6 122
contoh sangat mendukung saya dalam
memahami materi bangun ruang sisi
lengkung
3. Informasi yang terdapat didalam modul 50 56 9 115
menambah pengetahuan
4. Keseluruhan konsep dalam modul sesuai 50 64 9 123
dengan tujuan pembelajaran
5. Materi yang disajikan dalam modul 60 48 9 117
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
6. Istilah dan simbol yang ada dalam modul 40 52 18 110
sudah tepat
7. Keberadaaan modul penting bagi saya 55 28 24 107
untuk menguasai pembelajaran
8. Modul berbasis model pembelajaran 35 56 18 109
GOLD dapat membuat saya lebih aktif
dalam pembelajaran
9. Bantuan teknologi AR membuat saya 65 32 18 115
lebih tertarik mempelajari materi pada
modul
∑𝑋 1024

∑𝑛 1215

𝐸 84,3%

Dari hasil angket respon peserta didik pada tabel 4.11, diperoleh tingkat

keefektifanan dari modul yang dikembangkan adalah 84.3% dengan kategori sangat

efektif. Pada kolom komentar angket respon, terdapat beberapa dari peserta didik

yang berkomentar bahwa dengan adanya modul pembelajaran berbantuan

augmented reality (AR) membuatnya tertarik mempelajari modul, kemudian ada

juga yang berkomentar dengan bantuan AR peserta didik menjadi lebih gampang

mengenal bangun ruang sisi lengkung. Hal tersebut dituliskan oleh peserta didik

pada kolom komentar angket respom peserta didik. Adapun hasil dari angket respon

peserta didik dapat dilihat pada lampiran 12.

Kemudian pada pertemuan ini peneliti juga melakukan tes hasil belajar

kepada peserta didik. Tes hasil belajar berisikan 5 buah soal yang telah divalidasi

oleh ahli, waktu pengerjaan tes hasil belajar adalah 2 jam pelajaran. Untuk soal tes

112
hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 13. Adapun hasil nilai yang diperoleh oleh

peserta didik setelah mengerjakan soal tes hasil belajar disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Data Nilai Tes Hasil Belajar


NO NAMA NILAI KRITRIA
1 2 3 4
1. MS 78 TUNTAS
2. RS 76 TUNTAS
3. IL 76 TUNTAS
4. IAS 75 TUNTAS
5. DHP 79 TUNTAS
6. MFA 76 TUNTAS
7. DD 79 TUNTAS
8. DPT 75 TUNTAS
9. AY 80 TUNTAS
10. JS 77 TUNTAS
11. EY 79 TUNTAS
12. DI 79 TUNTAS
13. HP 80 TUNTAS
14. MAS 75 TUNTAS
15. ND 75 TUNTAS
16. MHA 77 TUNTAS
17. MZR 77 TUNTAS
18. NH 77 TUNTAS
19. MRA 76 TUNTAS
20. K 78 TUNTAS
21. FA 70 TIDAK TUNTAS
22. YA 50 TIDAK TUNTAS
23. OS 76 TUNTAS
24. YP 76 TUNTAS
25. AN 75 TUNTAS
26. AP 52 TIDAK TUNTAS
27. HJ 63 TIDAK TUNTAS

Setelah melakukan tes hasil belajar kepada peserta didik, didapatlah bahwa

dari 37 anggota kelas IX H, terdapat 4 peserta didik yang dinyatakan tidak tuntas

tes hasil belajar dan 23 peserta didik dinyatakan tuntas. Hal tersebut dilihat dari

KKM <75. Dari hasil tes hasil belajar yang dilakukan diperolehlah persentase

ketuntasan adalah 85,2%. Maka modul dinyatakan efektif.

4.1.1.4 Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap implementasi yaitu dimana produk berupa modul pembelajaran

yang telah dikembangkan diimplementasikan pada situasi nyata, yaitu kelas.

113
Kemudian selama implementasi, modul pembelajaran diterapkan pada kondisi yang

sebenarnya yaitu kegiatan pembelajaran. Produk diimplementasikan pada uji

lapangan yaitu pada kelas IX H SMPN 7 Muaro Jambi. Namun, tahap ini terbatas

hanya pada satu kelas dikarenakan peneliti sudah memperoleh data yang akan

dibutuhkan untuk melihat kelayakan dari modul yang dikembangkan.

4.1.1.5 Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi dilakukan dengan tujuan menghasilkan sebuah produk

modul yang memiliki kriteria valid, praktis dan efektif. Tahap ini dilakukan pada

setiap tahapan, yang mana hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas modul pada

setiap tahapnya. Hasil evaluasi pada setiap tahap adalah: (1) tahap analisis yakni

analisis karakteristik peserta didik, dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan

lanjutan untuk mengetahui masalah yang dialami peserta didik dari dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga akan diketahui karakteristik peserta didik serta

keterbutuhan peserta didik untuk proses pembelajaran. (2) tahap desain yakni

membuat rancangan awal dari produk yang akan dibuat, berupa modul berbasis

model pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality. Dalam hal ini peneliti

mendapat banyak masukan dari dosen pembimbing mengenai rancangan dari

produk tersebut, yakni terdapat beberapa aspek yang perlu ditambahkan agar

menghasilkan rancangan modul yang sesuai dengan yang diinginkan. (3) tahap

pengembangan, pada tahap ini tentu peneliti mulai mengembangkan produk berupa

modul berbasis model pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality dan

kemudian dilakukan validasi oleh tim ahli, dari tahap validasi yang dilakukan

114
terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki mulai dari desain hingga muatan

materi pada modul.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan teori Nieveen (dalam Purboningsih, 2015) diketahui bahwa

untuk melihat kualitas suatu produk maka dapat dilihat dengan memenuhi kriteria

valid, praktis, dan efektif. Produk yang telah dikembangkan yakni modul

pembelajaran berbasis model pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality

dinilai telah memenuhi tiga kriteria tersebut.

4.2.1 Validitas Modul

Modul dapat dikatakan valid dilihat dari angket materi dan angket desain.

Sebelum melakukan validasi materi dan desain, terlebih dahulu instrumen angket

validasi materi dan desain divalidasi oleh ahli instrumen yaitu ibu Feri Tiona

Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrument angket divalidasi dan direvisi sesuai

masukan ahli intrumen, maka angket validasi materi dan desain siap digunakan.

Angket validasi materi dan desain akan dinilai oleh validator yaitu ibu Yelli

Ramalisa, S.Pd., M.Sc.

i. Validasi Materi

Adapun validasi materi modul pembelajaran berbasis model pembelajaran

GOLD berbantuan AR ditinjau dari aspek kelayakan komponen, kelayakan isi,

aspek kebahasaan, serta karakteristik GOLD. Setelah modul pembelajaran dibaca

oleh validator, kemudian validator mengisi angket validasi materi yang disertai

komentar dan saran terhadap modul tersebut. Adapun hasil validasi oleh ahli materi

diperoleh persentase yaitu 85,26% yang artinya sangat valid berdasarkan kriteria

115
persentase validitas modul pembelajaran. Meskipun hasil validasi dari ahli materi

modul pembelajaran mencapai kriteria sangat valid, namun validator tetap

memberikan komentar dan saran terhadap modul pembelajaran sehingga peneliti

melakukan revisi sesuai saran dan komentar tersebut.

Berdasarkan hasil validasi materi, diketahui bahwa dari aspek kelayakan

komponen dapat dikatakan penyajian modul sistematis, contoh soal serta soal

latihan dapat membantu pemahaman konsep, dan penerapan AR membantu

memehami materi. Dari aspek kelayakan isi dapat dikatakan bahwa pada modul

telah mencakup semua materi pokok yang mendukung tercapainya KD, serta soal

kontekstual dan gambar sesuai dengan kenyataan. Dari aspek kebahasaan dapat

dikatakan bahwa bahasa yang digunakan pada modul mudah dipahami, tidak

multitafsir, mewakili informasi yang ingin disampaikan, serta sesuai dengan

karakteristik peserta didik tingkat SMP. Dari aspek karakteristik GOLD dapat

dikatakan bahwa modul telah memenuhi tahap guided discovery dimana peserta

didik dapat mengikuti langkah penemuan konsep, tahap organizing dimana peserta

didik mengorganisasikan rumus hingga menemukan konsep serta diperjelas saat

kegiatan belajar dimana peserta didik bersama kelompok membuat lembar balik

sederhana, kemudian tahap leaflet dimana peserta didik memuat lembar balik

sederhana sebagai proses mengulang konsep. Maka modul pembelajaran sesuai

dengan aspek kevalidan materi yang diadaptasi dari Akbar (2013) yaitu kelayakan

komponen, kelayakan isi, kebahasaan, dan karakteristik GOLD sehingga

dinyatakan sangat valid dari aspek materi sesuai dengan hasil yang diperoleh dan

teori yang ada.

116
ii. Validasi Desain

Adapun validasi desain modul pembelajaran berbasis model pembelajaran

GOLD berbantuan AR ditinjau dari aspek tampilan tulisan dan desain/tampilan

fisik. Setelah modul pembelajaran dilihat oleh validator, kemudian validator

mengisi angket validasi desain yang disertai komentar dan saran terhadap modul

tersebut. Adapun hasil validasi oleh ahli desain diperoleh persentase yaitu 84,61%

yang artinya sangat valid berdasarkan kriteria persentase validitas modul

pembelajaran. Meskipun hasil validasi dari ahli desain modul pembelajaran

mencapai kriteria sangat valid, namun validator tetap memberikan komentar dan

saran terhadap modul pembelajaran sehingga peneliti melakukan revisi sesuai saran

dan komentar tersebut.

Berdasarkan hasil validasi desain, diketahui bahwa dari aspek tampilan

tulisan dapat dikatakan bahwa penulisan pada cover menggunakan jenis huruf,

ukuran dan warna yang sudah tepat, kemudain penulisan pada isi tidak menggagu

informasi lainnya pada modul serta margins modul sudah tepat. Dari aspek

desain/tampilan fisik dikatakan bahwa pada desain cover penampilan sudah

menarik serta ilustrasi yang digunakan mewakili materi dan komunikatif, lalu pada

desain isi dapat dikatakan letak gambar dan tulis seimbang serta warna background

tidak menggagu informasi pada modul. Maka modul pembelajaran sesuai dengan

aspek kevalidan desain yang diadaptasi dari Akbar (2013) yaitu aspek tampilan

tulisan dan desain/tampilan fisik sehingga dinyatakan sangat valid dari aspek desain

sesuai dengan hasil yang diperoleh dan teori yang ada.

117
4.2.2 Praktikalitas Modul

Modul dapat dikatakan praktis dilihat dari angket praktikalitas oleh guru dan

peserta didik melalui angket respon. Sebelum angket praktikalitas diberikan pada

guru dan peserta didik, terlebih dahulu angket praktikalitas divalidasi oleh ahli

instrumen yaitu ibu Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrumen angket

divalidasi dan direvisi sesuai masukan dari ahli intrumen, maka angket praktikalitas

siap digunakan. Angket praktikalitas oleh guru digunakan pada tahap uji

perorangan yaitu oleh guru mata pelajaran matematika yaitu ibu Dini Adriani, S.Pd.

dan angket praktikalitas oleh peserta didik digunakan pada tahap uji kelompok kecil

yaitiu oleh 9 peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

i. Praktikalitas Guru

Adapun penilaian praktikalitas modul pembelajaran berbasis model

pembelajaran GOLD berbantuan AR oleh guru ditinjau dari aspek kelayakan isi,

kebahasaan, penyajian, serta penggunaan modul. Setelah modul pembelajaran

dibaca oleh guru, kemudian guru mengisi angket praktikalitas yang disertai

komentar dan saran terhadap modul tersebut. Adapun hasil penilaian praktikalitas

modul oleh guru adalah 81,42% yang artinya sangat praktis berdasarkan kriteria

persentase praktikalitas modul pembelajaran. Meskipun hasil praktikalitas oleh

guru mencapai kriteria sangat praktis, namun guru tetap memberikan komentar dan

saran terhadap modul pembelajaran sehingga peneliti mempertimbangkan dan

melakukan revisi sesuai saran dan komentar tersebut.

Berdasarkan hasil penilaian praktikalitas oleh guru, diketahui bahwa dari

aspek kelayakan isi dapat dikatakan materi pada modul mencakup seluruh materi

118
pokok dan sesuai denga indicator pencapaian serta telah menerapkan karakteristik

model pembelajjaran GOLD. Dari aspek kebahasaan dapat dikatakan bahwa bahasa

yang digunakan pada modul komunikatif. Dari aspek penyajian dapat dikatakan

modul memnfaatkan teknologi yaitu AR, contoh soal yang diberikan dapat

membantu pemahaman peserta didik, serta terdapata soal Latihan dan kunci

jawaban yang dapat membantu peserta didik. Dari aspek penggunaan modul dapat

dikatakan bahwa rancangan modul menarik modul dapat dipelajarai mandiri. Maka

modul pembelajaran sesuai dengan aspek kepraktisan yang diadaptasi dari Akbar

(2013) yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, serta penggunaan modul

dinyatakan sangat praktis dari hasil yang diperoleh dan teori yang ada.

ii. Praktikalitas Peserta Didik

Selanjutnya penilaian praktikalitas modul pembelajaran oleh pesrta didik

ditinjau dari aspek tampilan isi, kebahasaan, serta fungsi modul. Sebelum

memberikan angket praktikalitas kepada peserta didik, peneliti bersama 9 peserta

didik membahas secara singkat satu kegiatan belajar (KB) pada modul yaitu KB 1

materi Tabung. Setelah mempelajari satu KB, peneliti memberikan angket

praktikalitas kepada peserta didik untuk diisi serta memberikan komentar dan saran

terkait modul pembelajaran. Adapun hasil penilaian praktikalitas modul oleh

peserta didik adalah 88,33% yang artinya sangat praktis berdasarkan kriteria

persentase praktikalitas modul pembelajaran.

Berdasarkan hasil penilaian praktikalitas oleh guru, diketahui bahwa dari

aspek tampilan isi dikatakan bahwa materi pada modul mudah dipahami, kemudian

dengan adanya contoh soal, soal latihan, kunci jawaban, pemanfaatan AR serta

leaflet sederhana dapat membantu dalam memahami konsep materi. Dari aspek

119
kebahasaan dapat dikatakan bahwa bahasa pada modul mudh dipahami. Dari aspek

fungsi modul dapat dikatakan bahwa modul dapat dipelajari mandiri di rumah

maupun sekolah serta pemanfaatan teknologi pada modul dapat menimbulkan

motivas belajar. Maka modul pembelajaran sesuai dengan aspek kepraktisan yang

diadaptasi dari Lestari (2013) yaitu aspek tampilan isi, kebahasaan, serta fungsi

modul dinyatakan sangat praktis dari hasil yang diperoleh dan teori yang ada.

4.2.3 Efektivitas Modul

Modul dapat dikatakan efektif dilihat dari angket respon peserta didik dan

instrument tes hasil belajar. Sebelum melakukan uji efektivitas, angket respon dan

tes hasil belajar divalidasi terlebih dahulu oleh ahli instrument yaitu ibu Feri Tiona

Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrument angket dan tes hasil belajar divalidasi dan

direvisi sesuai masukan dari ahli intrumen, maka angket respon dan soal tes hasil

belajar siap digunakan. Angket respon peserta didik dan tes hasil belajar digunakan

pada tahap uji lapangan yaitu kepada satu kelas yakni kelas IX H SMP Negeri 7

Muaro Jambi.

i. Berdasarkan Angket Respon Siswa

Adapun penilaian efektivitas modul pembelajaran berbasis model

pembelajaran GOLD berbantuan AR oleh peseta didik ditinjau dari aspek isi, tujuan

pembelajaran, kebahasaan, serta fungsi modul. Setelah modul pembelajaran

digunakan oleh peserta didik selama uji lapangan, kemudian peserta didik mengisi

angket efektivitas yang disertai komentar dan saran terhadap modul tersebut.

Adapun hasil penilaian efektivitas modul oleh peserta didik adalah 84,3% yang

120
artinya sangat efektif berdasarkan kriteria persentase efektivitas modul

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penilaian angket efektivitas oleh peserta didik, dari aspek

isi dapat dikatakan bahwa materi bangun ruang sisi lengkung yang disajikan pada

modul menarik untuk dipelajari peserta didik, serta penggunaan ilustrasi pada

modul dapat mendukung dalam memahami materi. Dari aspek tujuan pembelajaran

diketahui bahwa konsep materi pada modul telah sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Dari aspek kebahasaan diketahui bahwa bahasa yang digunakan pada

modul mudah dipahami siswa serta penggunaan simbol-simbol sudah tepat. Dari

aspek fungsi modul diketahui bahwa peserta didik merasa keberadaan modul

penting untuk mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung, kemudian peserta

didik merasa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini dikarenakan modul

pembelajaran yang berbasis model pembelajaran GOLD, sesuai dengan yang

dikatakan oleh Asfar (2020:60) bahwa model pembelajaran GOLD merupakan

model pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah model pembelajaran

guided discovery (penemuan terbimbing) dan organizing (pengorganisasian) yang

berarti model pembelajaran dapat merangsang keaktifan belajar siswa. Berikut

evaluasi tahapan GOLD yang peneliti temukan.

 Guided discovery

Pada tahap ini kendala yang peneliti temui adalah keterbatasan siswa dalam

menyelesaikan tahapan guided discovery yang menggunakan percobaan yaitu

pada KB 2 Kerucut dan KB 3 Bola. Maka peneliti mengatasi masalah tersebut

dengan memanfaatkan teknologi seperti YouTube yang dapat siswa gunakan

untuk melihat percobaan tersebut tanpa harus siswa yang melakukan percobaan

121
tersebut. Lalu peneliti juga memberikan tahap organizing setelah percobaan

tersebut sebagai tahapan kesimpulan yang didapatkan dari percobaan tersebut.

Kemudian juga pada proses pembelajaran saat penerapan AR, kendala yang

ditemukan adalah saat AR diaplikasikan perlu diperhatkan spesifikasi

smartphone yang digunakan. Karena beberapa smartphone yang kurang

mendukung akan lambat dalam mengaplikasikan AR.

 Organizing

Pada tahap organizing, kendala yang peneliti temui adalah ketika siswa

menelaah Kasus (contoh soal) pada modul pembelajaran bersama kelompok,

masih terdapat siswa yang mempertanyakan bagaimana interpretasi dari soal

menjadi langkah penyelesaian dan menyakan beberapa langkah pada

penyelesaiannya. Maka peneliti membantu kelompok siswa memahami

beberapa langkah penyelesaian agar memudahkan siswa memahami langkah

penyelesaian berikutnya.

 Leaflet

Pada tahap ini kendala yang peneliti temui adalah masih terdapat siswa yang

membuat leaflet kurang kreatif sehingga tidak memanfaatkan bagian-bagian

pada kertas leaflet secara maksimal. Upaya yang peneliti lakukan adalah dengan

siswa mempresentasikan hasil leaflet nya dan meminta pendapat siswa lain

terkait leaflet tersebut. Sehingga siswa termotivasi untuk membuat leaflet yang

lebih kreatif dan dapat bermakna bagi siswa.

122
Kemudian bantuan teknologi dapat membuat peserta didik lebih tertarik

belajar menggunakan modul. Maka modul pembelajaran sesuai dengan aspek

keefektifan yang diadaptasi dari Lestari (2013) yaitu aspek isi, tujuan pembelajaran,

kebahasaan, serta fungsi modul dinyatakan sangat efektif dari hasil yang diperoleh

dan teori yang ada.

ii. Berdasarkan Tes Hasil Belajar

Selanjutnya penilaian efektivitas modul pembelajaran dengan tes hasil

belajar peserta didik dan diperoleh persentase ketuntasan yaitu 85,2%. Tes hasil

belajar tesebut berbentuk urain, lalu sebelum digunakan terlebih dulu dilakukan uji

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk melakukan uji

tersebut maka dibutuhkan data nilai tes hasil belajar yang telah dikerjakan oleh

siswa yang sudah mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung. Lalu

dikarenakan materi bangun ruang sisi lengkung adalah materi kelas IX semester

genap. Maka siswa yang telah mempelajari materi tersebut adalah siswa kelas X,

sehingga terpilih siswa kelas X 6 SMA Negeri 10 Kota Jambi untuk mengerjakan

soal tes hasil belajar sehingga data nilai tersebut dapat digunakan untuk melakukan

uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes hasil belajar.

Lalu dikarenakan perolehan persentase ketuntasan tes hasil belajar pada kelas

penelitian lebih dari 75% yakni 85,2% maka modul dapat dinyatakan efektif.

123

Anda mungkin juga menyukai