yang diperoleh yaitu: (1) modul pembelajaran berbasis model pembelajaran GOLD
berbantuan teknologi augmented reality pada materi bangun ruang sisi lengkung
untuk kelas IX, (2) penilaian materi modul oleh ahli materi dengan memberikan
angket validasi materi, (3) penilaian desain modul oleh ahli desain dengan
memberikan angket validasi desain, (4) penilaian oleh guru matematika mengenai
angket praktikalitas dan efektivitas, (7) hasil belajar peserta didik dari tes yang
(GOLD) berbantuan teknologi augmented reality pada materi bangun ruang sisi
72
Berlandaskan hasil wawancara terbuka yang peneliti lakukan bersama guru
guru bahwa materi pelajaran yang berhubungan dengan geometri merupakan salah
konsep siswa dalam masalah geometri masih lemah, salah satu faktor terjadinya
masalah tersebut adalah sumber belajar yang diandalkan guru dan siswa hanya
menerapkan kurikulum 2013 dimana pembelajaran bukan lagi berfokus pada guru
melainkan pembelajaran harus berpusat pada siswa. Maka dituntut partisipasi aktif
siswa dalam membangun pengetahuan. Salah satu upaya agar hal ini dapat tercapai
sumber belajar yang berisi kegiatan-kegiatan yang dikerjakan oleh siswa untuk
permasalahan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran dan dapat mencapai
73
pembelajaran GOLD ini diharapkan dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi
untuk belajar.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran akan lebih menarik dan materi akan
mudah untuk dipahami apabila bahan ajar yang digunakan menarik dan
memberikan langkah kerja yang jelas serta dapat menuntun peserta didik dalam
menemukan konsep. Maka salah satu upaya yang dapat menarik minat peserta didik
adalah dengan mengaplikasikan suatu teknologi sebagai alat bantu proses belajar
Tekonologi yang dapat digunakan adalah augmented reality yang dapat membantu
meliputi sumber daya isi dan sumber daya manusia. Pertama, sumber daya isi.
Sumber daya isi dalam penelitian ini adalah buku matematika guru dan siswa kelas
matematika, ahli materi, ahli desain, dan ahli instrumen untuk memvalidasi modul
5. Analisis Materi
guru matematika tentang materi yang akan digunakan dalam modul pembelajaran.
Materi yang akan digunakan peneliti dalam modul pembelajaran berbasis model
74
pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality adalah materi bangun ruang sisi
lengkung. Materi ini dipilih karena bagian dari geometri bangun ruang yang masih
dianggap cukup sulit bagi siswa. Kemudian materi ini erat kaitannya dengan
Maka dari itu materi bangun ruang sisi lengkung penting untuk dikuasai
peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendesain
modul pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam belajar serta
kurikulum yang digunakan SMP Negeri 7 Muaro Jambi dan diketahui bahwa
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Adapun kompetensi inti dan
kompetensi dasar dari materi bangun ruang sisi lengkung berdasarkan kurikulum
a) Kompetensi Inti
alam serta dalam menempatkan dri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
75
KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
b) Kompetensi Dasar
3.7 Membuat generalisasi luas permukaan dan volume berbagai bangun ruang
dan volume bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola), serta
c) Indikator Pembelajaran
76
4.1.1.2 Tahap Desain (Design)
Tahap berikutnya yaitu tahap desain. Pada tahap ini mulai merancang
augmented reality pada materi bangun ruang sisi lengkung. Modul ini ditujukan
untuk siswa kelas IX. Namun, rancangan ini masih bersifat sementara, karena
kedepannya akan mengalami pengembangan lebih lanjut sesuai dengan saran dan
komentar dari tim ahli. Pada tahap ini juga semua hal yang telah dipersiapkan pada
tahap analisis mulai direalisasikan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan
yang digunakan peneliti adalah Microsoft word, dengan aplikasi tambahan yaitu
canva sebagai pendukung desain dan warna modul. Serta aplikasi Assemblr EDU
a) Cover Modul
77
Dapat dilihat dari gambar 4.1 yaitu cover modul pembelajaran yang telah
digunakan adalah krem muda dengan perpaduan warna tambahan yaitu kuning dan
hijau agar warna lebih kontras sehingga menarik bagi siswa Cover dilengkapi
dengan judul modul, logo kurikulum 2013 dan logo universitas, identitas kelas
ukuran font 60 pt. Lalu logo diletakkan di sudut kanan atas pada cover. Kemudian
identitas kelas peserta didik diletakkan bagian bawah cover. Serta gambar pada
cover menggambarkan materi bangun ruang sisi lengkung yaitu tabung, kerucut,
dan bola.
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa warna dasar halaman adalah warna putih
menggunakan aplikasi Canva, dan seluruh halaman kecuali cover pada modul akan
menggunakan watermark yang sama. Pada halaman ini bertuliskan nama penulis
dan pembimbing, serta terdapat asal instansi penulis. Font yang digunakan adalah
78
berlin sans fb dengan ukuran 12 pt. Font berlin sans fb akan menjadi font utama
yang digunakana pada modul dikarenakan font ini tidak kaku sehingga dapat
b) Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian yang berisi tentang ungkapan rasa syukur
terhadap produk yang telah dihasilkan. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada gambar
4.3. Halaman pada kata pengantar menggunakan desain yang sama dengan halaman
sebelumnya pada halaman cover dalam modul. Halaman ini dirancang menggunakan
Canva dan Microsoft Word 2016. Pada tulisan “Kata Pengantar” dibuat menggunakan font
peace sans dengan ukuran 12 pt. Untuk isi halaman ini menggunakan font Berlin Sans FB
79
c) Daftar Isi
desain latar belakangnya menggunakan Canva. Desain dari daftar isi ini
menggunakan kombinasi warna yang sama seperti pada halaman sebelumnya yaitu
halaman kata pengantar. Untuk isi dari halaman daftar isi ini menggunakan jenis
huruf berlin sans fb dengan ukuran 12 pt. Isi dari daftar isi ini berupa judul sub bab
materi sesuai dengan judul halaman kegiatan pembelajaran. Tampilan daftar isi
80
Pada halaman ini berisikan petunjuk penggunaan dari modul. Informasi
penting yang diberikan berupa pemberitahuan bahwa modul ini dapat digunakan
secara mandiri oleh siswa, serta modul menggunakan bantuan aplikasi Assembler
memvisualisasikan bangun ruang sisi lengkung. Tampilan halaman ini dapat dilihat
pada gambar 4.5, desain dari halaman ini sama seperti halaman sebelum-
e) Peta Konsep
menjadi batasan dari materi agar pembaca tau bahwa modul ini hanya akan
membahas materi pokok bangun ruang sisi lengkung dengan submateri yaitu
tabung, kerucut dan bola, dimana pada materi ini mencakup jari-jari, luas
permukaan dan volume dari bangun ruang sisi lengkung. Desain dari halaman peta
yaitu 14 pt dengan font berlin sans fb. Tampilan halaman ini dapat dilihat pada
gambar 4.6
81
f) Kompetensi yang Akan Dicapai
Halaman ini berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar materi bangun
ruang sisi lengkung dengan berdasarkan kepada kurikulum 2013, serta indikator
pencapaian siswa dalam mempelajari modul, tampilan dapat dilihat pada gambar
4.7. Desain menggunakan watermark yang sama, pada tulisan “Kompetensi yang akan
dicapai” dibuat menggunakan font peace sans dengan ukuran 12 pt. Untuk isi halaman ini
Pada bagian isi memuat halaman kegiatan belajar (KB) yang menyampaikan
penjelasan mengenai materi bangun ruang sisi lengkung, susunan materi pada
aplikasi Assembler EDU. Berikut penjabaran mengenai tampilan dari setiap bagian
judul kegiatan belajar serta pendahuluan sub materi. Desain halaman ini
82
menggunakan aplikasi Microsoft word 2016 dengan isi modul menggunakan font
Berlin Sans FB berukuran 11 sampai 12 pt. berikut tampilannya pada gambar 4.8
reality. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah dalam memahami materi
dan tertap terfokus pada inti dari materi yang akan disampaikan pada modul yaitu
bangun ruang sisi lengkung. Berikut merupakan uraian materi yang disusun pada
modul.
i. Guided Discovery
dapat merangsang keaktifan belajar siswa dengan cara siswa dibimbing untuk
menemukan suatu konsep, disajikan dengan diberikan instruksi dan juga langkah
permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung. Berikut tampilan tahap guided
83
Gambar 4. 9 Bagian Guided Discovery pada KB 1 Materi Tabung
84
ii. Organizing
Tahap ini adalah tahap lanjutan dari guided discovery, dimana peserta didik
didapatkan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung. Berikut
85
Gambar 4. 14 Bagian Organizing pada KB 3 Materi Bola
iii. Leaflet
Pada bagian ini diberikan instruksi yang jelas untuk peserta didik membuat
leaflet (lembar balik) sederhana seperti brosur. Leaflet yang dibuat berisikan
pengulangan tahap penemuan rumus yang ditulis oleh peserta didik sendiri agar
rumus, bagian leaflet juga diberikan pada setiap Kasus dalam modul sehingga siswa
dapat mengulang kembali tahap penyelesaian kasus. Berikut tampilan tahap leaflet
pada modul.
86
Gambar 4. 16 Bagian Leaflet pada Materi Kerucut
Pada bagian AR, diberikan marker yang dapat siswa scan untuk
memunculkan benda 3D. Bagian ini diletakkan pada awal dan akhir KB. Pada awal
ruang sisi lengkung yang sebenarnya. Serta pada akhir KB, pengunaan AR untuk
mengingat kembali definisi serta rumus yang telah siswa pelajari. Penggunaan AR
87
Gambar 4. 18 Bagian Augmented Reality pada Materi Tabung
88
3. Bagian Contoh Soal
Pada bagian contoh soal didalam modul disebut sebagai Kasus. Kasus yang
diberikan berupa masalah kontekstual, dimana peserta didik diarahkan untuk dapat
h) Halaman Evaluasi
melihat sejauh mana kemampuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi
yang disajikan. Halaman ini dibuat berdasarkan materi yang disajikan dan
ini tetap menggunakan watermark yang sama seperti halaman sebelumnya, namun
berbeda pada warna tema setiap KB. Mulai dari KB 1 dengan tema warna hijau,
KB 2 dengan tema warna kuning, dan KB 3 dengan tema warna merah. Pada setiap
tema warna dikegiatan belajar juga dikombinasikan dengan warna lainnya yang
selaras, untuk membuat tampilan menjadi lebih menarik. Lalu isi dari halaman ini
didesain menggunaan Microsost word 2016 dengan font Berlin Sans FB ukuran 11
89
Gambar 4. 22 Halaman Evaluasi KB 1, 2, 3
90
i) Halaman Rangkuman
Bagian isi rangkuman menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12 dan bagian
j) Halaman Glosarium
membantu untuk menemukan arti dari kata-kata pada modul. Desain halaman ini
menggunakan watermark yang sama dengan sebelumnya dan memakai font Berlin
91
Gambar 4. 25 Halaman Glosarium
mengenai referensi yang digunakan oleh peneliti dalam membuat dan menjadikan
sumber referensi untuk materi yang disajikan dalam modul ini. Bagian isi halaman
ini menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12 dan bagian judul rangkuman
92
l) Halaman Kunci Jawaban
Halaman kunci jawaban berisikan jawaban dari setiap evaluasi atau soal
latihan dari masing-masing kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar 1,2 dan 3.
Halaman ini bertujuan agar siswa dapat memeriksa jawaban setelah mengerjakan
soal latihan, sehingga peserta didik dapat memberikan penilaian sendiri dari hasil
pengerjaannya. Desain halaman ini sama seperti yang sebelumnya dan bagian isi
halaman ini menggunakan font Berlin Sans FB ukuran 12. Berikut tampilan bagian
dilakukan validasi uji kualitas modul. Didalam validasi uji kualitas modul terbagai
lagi kedalam beberapa tahapan, yaitu uji validitas, uji praktikalitas dan uji
93
perlu dilakukan beberapa penilaian seperti penilaian oleh tim ahli dan uji coba, agar
reality yang berkualitas baik dari segi valid, praktis, dan efektif. Adapun langkah-
a. Uji Validitas
Pada langkah ini dilakukan penilaian oleh tim ahli yang berguna untuk
menilai diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran sebagai bahan
universitas jambi, yaitu Ibu Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd. sebagai ahli
instrumen, kemudian Ibu Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc. sebagai ahli materi sekaligus
ahli desain.
untuk memberikan komentar dan saran secara bebas mengenai modul yang
dikembangkan.
Pertama, dilakukan validasi materi oleh ahli materi. Ahli materi yakni Ibu
isi, kebahasaan, dan karakteristik model pembelajaran GOLD. Hasil validasi materi
94
Setelah validator membaca modul pembelajaran, kemudian validator
menilai modul berdasarkan angket validasi materi serta memberi komentar dan
berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Adapun komentar dan
saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait modul pembelajaran
sebagai berikut:
i. Pada evaluasi belajar 1 untuk soal nomor 3, permisalan bentuk tabung menjadi
jerigen tidak logis. Maka soal diubah dari jerigen minyak menjadi drum
minyak.
angket yang diisi oleh validator. Adapun hasil validasi tersebut disajikan pada tabel
4.1.
95
Lanjutan Tabel 4.1
3. Pada modul disajikan latihan soal yang 4 4
membantu peserta didik dalam pemahaman
konsep
4. Pada modul disajikan kunci jawaban dari 4 4
soal-soal Latihan
5. Pada modul terdapat penggunaan teknologi 4 4
augmented reality (AR) untuk membantu
peserta didik dalam memahami materi
6. Materi yang disajikan pada modul mencakup 5 5
semua materi pokok (tabung, kerucut, dan
bola) yang terkandung dalam KD
7. Konsep materi yang disajikan sesuai dengan 4 4
keterbutuhan materi pokok (tabung, kerucut,
dan bola) yang mendukung ketercapaian KD
8. Materi yang disajikan pada modul dalam 4 4
bentuk penyajian yang mudah untuk
dipahami dan dipelajari oleh siswa
9. Konsep dari materi yang disajikan pada 4 4
modul tidak menimbulkan banyak tafsir
10. Fakta yang disajikan pada setiap kegiatan 4 4
belajar sesuai dengan kenyataan pada
kehidupan sehari-hari sehingga efisien untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik
11. Gambar yang disajikan pada modul sesuai 4 4
dengan kenyataan pada kehidupan sehari-hari
dan efisien dalam mempermudah
pemahaman peserta didik
12. Bahasa yang digunakan pada modul menarik, 5 5
jelas, dan mudah untuk dipahami
13. Bahasa yang digunakan pada modul tidak 4 4
menimbulkan multitafsir
14. Bahasa yang digunakan sesuai dengan 4 4
karakteristik peserta didik tingkat SMP
sehingga mempermudah dalam pemahaman
konsep materi bangun ruang sisi lengkung
15. Bahasa yang digunakan pada modul mengacu 4 4
pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia)
16. Bahasa yang digunakan sesuai dengan 4 4
karakteristik peserta didik tingkat SMP
sehingga mempermudah dalam pemahaman
konsep materi bangun ruang sisi lengkung
17. Terdapat tahap siswa mengorganisasikan 5 5
rumus sehingga mendapatkan suatu konsep
18. Terdapat tahap siswa mengorganisasikan 5 5
rumus sehingga mendapatkan suatu konsep
19. Terdapat proses siswa manyusun leaflet 5 5
sederhana sebagai proses siswa mengulang
konsep
∑𝑋 81
∑𝑛 95
𝑉 85,26%
96
Setelah dilakukan validasi oleh ahli materi, selanjutnya dilakukan validasi
modul kepada ahli desain. Ahli desain yakni Ibu Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc. yang
pembelajaran dari segi desain memperhatikan aspek tampilan tulisan dan tampilan
fisik. Hasil validasi desain modul pembelajaran oleh validator dapat dilihat pada
Lampiran 9.
menilai modul berdasarkan angket validasi desain serta memberi komentar dan
berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Adapun komentar dan
saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait modul pembelajaran
sebagai berikut:
Gambar (a)
97
Gambar (b)
Gambar 4. 29 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi
memiliki nomor.
Gambar (a)
Gambar (b)
Gambar 4. 30 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi
98
iii. Pada bagian Rangkuman, jenis dan warna huruf membuat silau sehingga
tidak enak dilihat. Maka dari itu diubah dengan jenis dan warna tulisan yang
angket yang diisi oleh validator. Adapun hasil validasi tersebut disajikan pada tabel
4.2.
99
Lanjutan Tabel 4.2
8. Cover pada modul mencantumkan judul, logo 4
instansi, dan jenjang pendidikan
4
9. Ilustrasi pada sampul modul menggambarkan isi 4
atau materi ajar yaitu bangun ruang sisi 4
lengkung
10. Ilustrasi yang digunakan menarik dan 4
komunikatif
5
11. Ukuran gambar pada bagian materi tidak 4
mengganggu isi materi yang disampaikan
4
12. Warna background tidak mengganggu siswa 5
membaca materi
4
13. Tata letak gambar dan tulisan seimbang 4 4
∑𝑋 55
∑𝑛 65
𝑉𝑠 84,61%
Dari hasil validasi oleh tim ahli pada tabel 4.7 dan 4.8, diperoleh tingkat
kevalidan dari modul yang dikembangkan adalah 85,26% dari segi materi dengan
kriteria sangat valid dan 84,61% dari segi desain dengan kategori sangat valid juga.
c. Uji Praktikalitas
Uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal dan
bagaimana kepraktisan dari modul sebelum diujikan pada kelas penelitian, uji coba
ini dilakukan terhadap satu orang guru matematika yang berpengalaman dan
kompeten pada bidangnya. Guru matematika yang dipilih untuk menilai modul
yakni Ibu Dini Adriani, S.Pd, yang merupakan salah satu guru matematika kelas IX
SMP Negeri 7 Muaro Jambi. Uji coba perorangan ini menggunakan angket tertutup,
adapun aspek yang dinilai dari angket ini adalah kelayakan isi, kebahasaan,
penyajian, dan penggunaan modul. Namun guru juga diminta untuk memberikan
100
Kemudian instrument angket dan modul yang telah diuji kevalidannya
diberikan kepada guru untuk dibaca dan diberikan penilaian. Hasil angket
praktikalitas modul pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada Lampiran 10.
Adapun komentar dan saran yang diberikan serta hasil revisi yang dilakukan terkait
i. Pertama, guru memberi saran untuk mengganti contoh soal (kasus 1) pada
kegiatan belajar 2 yaitu materi Kerucut dengan soal yang menggunakan triple
menggunakan kalkulator.
Gambar (a)
Gambar (b)
101
ii. Pada rangkuman sebaiknya ditambahkan rumus mencari luas selimut kerucut
karena itu salah satu rumus penting dalam mengerjakan soal kedepannya.
Gambar (a)
Gambar (b)
Gambar 4. 33 (a) sebelum direvisi dan (b) sesudah direvisi
Setelah selesai uji coba perorangan, diperolehlah nilai dari guru berdasarkan
angket yang diisi. Adapun hasil angket tersebut disajikan pada tabel 4.3
102
Lanjutan Tabel 4.3
3. Materi yang disajikan pada modul mulai dari 5 5
pendahuluan, definisi, dan Latihan sesuai
dengan tingkat Pendidikan di SMP
4. Modul dengan materi bangun ruang sisi 4 4
lengkung yang dikaitkan dengan model
pembelajaran GOLD baik untuk dikembangkan
sebagai bahan ajar tambahan yang
memanfaatkan penggunaan augmented reality
agar membantu siswa dalam visual materi.
5. Bahasa yang digunakan dalam modul 5 5
memdahkan untuk memahami materi yang
disajikan
6. Kalimat yang digunakan pada modul mewakili 4 4
isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan
7. Ejaan pada modul yang digunakan mengacu 3 3
pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia)
8. Modul memanfaatkan pengembangan teknologi 4 4
sehingga lebih mempermudah dalam
pemahaman konsep
9. Pada modul terdapat gambar atau ilustrasi yang 4 4
memudahkan peserta didik memahami butir-
butir penting yang disajikan
10. Pada modul terdapat contoh soal yang 4 4
membantu peserta didik dalam pemahaman
konsep
11. Pada modul terdapat soal latihan yang dapat 4 4
dikerjakan peserta didik dilengkapi dengan
kunci jawabannya
12. Pengembangan modul dirancang dengan 4 4
menarik dan mudah dipelajari agar dapat
menimbulkan motivasi belajar peserta didik
13. Modul dapat digunakan peserta didik secara 3 3
mandiri
14. Modul dapat melatih keterampilan peserta didik 5 5
dalam mengkonstruksi ulang konsep melalui
leaflet sederhana
∑𝑋 57
∑𝑛 70
𝑃 81,42%
Dari hasil angket praktikalitas oleh guru pada tabel 4.9, diperoleh tingkat
kepraktisan dari modul yang dikembangkan adalah 81,42% dengan kategori sangat praktis
melakukan uji coba kelompok kecil, yang mana uji coba kelompok kecil ini
103
Adapun responden yang dipilih berjumlah 9 orang, responden yang digunakan
yakni 3 orang dari kategori kemampuan tinggi, 3 orang dari kategori kemampuan
sedang, 3 orang dari kategori kemampuan rendah. Hal ini dilihat dari hasil belajar
Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan meminta pendapat dari
peserta didik berdasarkan instrumen yang telah disiapkan, adapun instrumen yang
digunakan pada uji coba kelompok kecil ini adalah angket tertutup. Aspek yang
dinilai pada uji coba kelompok kecil ini adalah aspek tampilan isi, kebahasaan, dan
fungsi modul. Disamping itu, peserta didik juga dapat dengan bebas mengeluarkan
pendapatnya terhadap modul yang dikembangkan pada kolom komentar. Hasil dari
angket uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada lampiran 11. Setelah selesai uji
coba kelompok kecil dilaksanakan, diperolehlah hasil uji coba kelompok kecil
berdasarkan angket yang diisi oleh peserta didik. Adapun hasil dari angket tersebut
104
Lanjutan Tabel 4.4
7. Bahasa yang digunakan pada modul mudah 25 12 3 40
dipahami
8. Keterangan pada setiap gambar memperjelas 35 8 43
pemahaman konsep materii bangun ruang sisi
lengkung
9. Bahan ajar modul efektif untuk meningkatkan 15 20 3 38
pemahaman materi
10. Bahan ajar modul dapat dipelajari secara 20 12 6 38
mandiri di rumah maupun di sekolah
11. Pengembangan modul dirancang dengan 30 12 42
menarik dan mudah dipelajari agar dapat
menimbulkan motivasi belajar peserta didik
12. Teknologi augmented reality dapat diakses 35 8 43
berbantuan smartphone
∑𝑋 477
∑𝑛 540
𝑃 88,33%
Dari hasil angket praktikalitas oleh peserta didik pada tabel 4.10, diperoleh
tingkat kepraktisan dari modul yang dikembangkan adalah 88,33% dengan kategori
sangat praktis
d. Uji Efektivitas
cobakan modul kepada salah satu kelas yaitu kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro
Jambi. Uji coba lapangan ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat keefektifan
modul pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji coba lapangan atau disebut juga
dengan uji coba kelompok besar, pada penelitian ini dilakukan pada peserta didik
kelas IX H dalam kelas yang berjumlah 27 orang peserta didik. Pada masa pandemi
Covid-19 ini, maka siswa dibagi dalam dua shift yaitu shift ganjil dan genap. Jumlah
siswa shift ganjil adalah 16 siswa dan shift genap adalah 11 siswa. Lalu kegiatan
105
delapan kali pertemuan dimana dalam satu minggu dilakukan dua pertemuan yaitu
pertemuan dengan siswa shift ganjil dan siswa shifht genap, sehingga dalam satu
minggu peneliti melakukan skenario pembelajaran yang sama pada kedua shift.
Adapun tahapan yang peneliti lakukan pada uji coba lapangan adalah sebagai
berikut.
Pada pertemuan pertama bersama shift genap dan pertemuan kedua bersama
berdo’a bersama terlebih dahulu, kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan
mengarahkan peserta didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan
peserta didik dengan menyampaikan judul materi yang akan dipelajari terdiri dari
3 sub bab materi yakni belah tabung, kerucut, dan bola. Dimana pada pertemuan
pertama ini dimulai dengan mempelajari kegiatan belajar 1 yakni bangun ruang
Setelah itu peneliti membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, yang mana
pembentukan kelompok ini dibuat agar peserta didik dapat saling bekerja sama
106
Pada shift genap yang berjumlah 11 orang dibagi dalam 3 kelompok dengan
Pada shift ganjil yang berjumlah 16 orang dibagi dalam 3 kelompok dengan
penggunaan modul terlebih dahulu agar peserta didik dapat secara sistematis
dan menugaskan kepada peserta didik untuk membaca modul tersebut terlebih
dahulu.
Setelah itu, peneliti memberikan tiap kelompok satu smartphone yang telah
didik gunakan untuk mengakses fitur augmented reality dengan pengawasan dari
peneliti. Kemudian peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi dan
Lalu peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian luas permukaan tabung,
1 bersama kelompok dengan mengikuti instruksi pada modul. Kemudian salah satu
kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja leaflet sederhana yang
telah dibuat.
107
Gambar 4. 34 Siswa mengaplikasikan AR dan mengerjakan leaflet sederhana
pertemuan berikutnya. Peneliti juga mengatakan bahwa jika ada kesulitan dalam
memahami modul, peserta didik dapat bertanya pada guru lewat grup WhatsApp.
Pada pertemuan ketiga bersama shift ganjil dan pertemuan keempat bersama
shift genap, peneliti melakukan scenario pembelajaran yang sama. Pertama, peneliti
didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam kegiatan
belajar.
berlangsung selama 2 jam pelajaran. Setelah itu peneliti mengarahkan peserta didik
masing kelompok dan mengarahkan peserta didik untuk membuka modul kegiatan
108
Setelah itu, peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi dan
peserta didik pada bagian luas permukaan kerucut, peneliti meminta peserta didik
instruksi pada modul. Kemudian salah satu kelompok maju kedepan untuk
percobaan yang dilakukan pada penemuan volume kerucut, peserta didik dapat
Pada pertemuan kelima bersama shift genap dan pertemuan keenam bersama
shift ganjil, peneliti melakukan scenario pembelajaran yang sama. Pertama, peneliti
109
dahulu, kemudian mengecek kehadiran peserta didik dan mengarahkan peserta
didik untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam kegiatan
belajar.
belajar 3 yakni bangun ruang bola, dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung
selama 2 jam pelajaran. Setelah itu peneliti mengarahkan peserta didik untuk
masing kelompok dan mengarahkan peserta didik untuk membuka modul kegiatan
Setelah itu, peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian definisi bola.
Pada definisi, terdapat pengapikasian AR, maka peneliti mengawasi peserta didik
dalam pengaplikasian AR. Lalu peneliti mengarahkan peserta didik pada bagian
luas permukaan bola, peneliti meminta peserta didik Bersama kelompok mengikuti
leaflet 1 bersama kelompok dengan mengikuti instruksi pada modul. Lalu unruk
110
Gambar 4. 36 Siswa mengaplikasikan AR dan mengerjakan leaflet sederhana
memahami percobaan yang dilakukan pada penemuan volume bola, peserta didik
respon peserta didik terkait efektivitas modul pembelajaran serta melakukan tes
hasil belajar. Untuk angket respon peserta didik, aspek yang dinilai adalah aspek
isi, tujuan pembelajaran, kebahasaan dan fungsi modul, serta peserta didik dapat
kolom komentar pada angket. Adapun hasil angket yang diperoleh dari angket
111
Lanjutan Tabel 4.4
2. Penggunaan ilustrasi, gambar, dan 80 36 6 122
contoh sangat mendukung saya dalam
memahami materi bangun ruang sisi
lengkung
3. Informasi yang terdapat didalam modul 50 56 9 115
menambah pengetahuan
4. Keseluruhan konsep dalam modul sesuai 50 64 9 123
dengan tujuan pembelajaran
5. Materi yang disajikan dalam modul 60 48 9 117
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
6. Istilah dan simbol yang ada dalam modul 40 52 18 110
sudah tepat
7. Keberadaaan modul penting bagi saya 55 28 24 107
untuk menguasai pembelajaran
8. Modul berbasis model pembelajaran 35 56 18 109
GOLD dapat membuat saya lebih aktif
dalam pembelajaran
9. Bantuan teknologi AR membuat saya 65 32 18 115
lebih tertarik mempelajari materi pada
modul
∑𝑋 1024
∑𝑛 1215
𝐸 84,3%
Dari hasil angket respon peserta didik pada tabel 4.11, diperoleh tingkat
keefektifanan dari modul yang dikembangkan adalah 84.3% dengan kategori sangat
efektif. Pada kolom komentar angket respon, terdapat beberapa dari peserta didik
juga yang berkomentar dengan bantuan AR peserta didik menjadi lebih gampang
mengenal bangun ruang sisi lengkung. Hal tersebut dituliskan oleh peserta didik
pada kolom komentar angket respom peserta didik. Adapun hasil dari angket respon
Kemudian pada pertemuan ini peneliti juga melakukan tes hasil belajar
kepada peserta didik. Tes hasil belajar berisikan 5 buah soal yang telah divalidasi
oleh ahli, waktu pengerjaan tes hasil belajar adalah 2 jam pelajaran. Untuk soal tes
112
hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 13. Adapun hasil nilai yang diperoleh oleh
peserta didik setelah mengerjakan soal tes hasil belajar disajikan pada tabel 4.6.
Setelah melakukan tes hasil belajar kepada peserta didik, didapatlah bahwa
dari 37 anggota kelas IX H, terdapat 4 peserta didik yang dinyatakan tidak tuntas
tes hasil belajar dan 23 peserta didik dinyatakan tuntas. Hal tersebut dilihat dari
KKM <75. Dari hasil tes hasil belajar yang dilakukan diperolehlah persentase
113
Kemudian selama implementasi, modul pembelajaran diterapkan pada kondisi yang
lapangan yaitu pada kelas IX H SMPN 7 Muaro Jambi. Namun, tahap ini terbatas
hanya pada satu kelas dikarenakan peneliti sudah memperoleh data yang akan
modul yang memiliki kriteria valid, praktis dan efektif. Tahap ini dilakukan pada
setiap tahapan, yang mana hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas modul pada
setiap tahapnya. Hasil evaluasi pada setiap tahap adalah: (1) tahap analisis yakni
analisis karakteristik peserta didik, dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan
lanjutan untuk mengetahui masalah yang dialami peserta didik dari dalam kegiatan
keterbutuhan peserta didik untuk proses pembelajaran. (2) tahap desain yakni
membuat rancangan awal dari produk yang akan dibuat, berupa modul berbasis
model pembelajaran GOLD berbantuan augmented reality. Dalam hal ini peneliti
produk tersebut, yakni terdapat beberapa aspek yang perlu ditambahkan agar
menghasilkan rancangan modul yang sesuai dengan yang diinginkan. (3) tahap
pengembangan, pada tahap ini tentu peneliti mulai mengembangkan produk berupa
kemudian dilakukan validasi oleh tim ahli, dari tahap validasi yang dilakukan
114
terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki mulai dari desain hingga muatan
4.2 Pembahasan
untuk melihat kualitas suatu produk maka dapat dilihat dengan memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif. Produk yang telah dikembangkan yakni modul
Modul dapat dikatakan valid dilihat dari angket materi dan angket desain.
Sebelum melakukan validasi materi dan desain, terlebih dahulu instrumen angket
validasi materi dan desain divalidasi oleh ahli instrumen yaitu ibu Feri Tiona
Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrument angket divalidasi dan direvisi sesuai
masukan ahli intrumen, maka angket validasi materi dan desain siap digunakan.
Angket validasi materi dan desain akan dinilai oleh validator yaitu ibu Yelli
i. Validasi Materi
oleh validator, kemudian validator mengisi angket validasi materi yang disertai
komentar dan saran terhadap modul tersebut. Adapun hasil validasi oleh ahli materi
diperoleh persentase yaitu 85,26% yang artinya sangat valid berdasarkan kriteria
115
persentase validitas modul pembelajaran. Meskipun hasil validasi dari ahli materi
komponen dapat dikatakan penyajian modul sistematis, contoh soal serta soal
memehami materi. Dari aspek kelayakan isi dapat dikatakan bahwa pada modul
telah mencakup semua materi pokok yang mendukung tercapainya KD, serta soal
kontekstual dan gambar sesuai dengan kenyataan. Dari aspek kebahasaan dapat
dikatakan bahwa bahasa yang digunakan pada modul mudah dipahami, tidak
karakteristik peserta didik tingkat SMP. Dari aspek karakteristik GOLD dapat
dikatakan bahwa modul telah memenuhi tahap guided discovery dimana peserta
didik dapat mengikuti langkah penemuan konsep, tahap organizing dimana peserta
kegiatan belajar dimana peserta didik bersama kelompok membuat lembar balik
sederhana, kemudian tahap leaflet dimana peserta didik memuat lembar balik
dengan aspek kevalidan materi yang diadaptasi dari Akbar (2013) yaitu kelayakan
dinyatakan sangat valid dari aspek materi sesuai dengan hasil yang diperoleh dan
116
ii. Validasi Desain
mengisi angket validasi desain yang disertai komentar dan saran terhadap modul
tersebut. Adapun hasil validasi oleh ahli desain diperoleh persentase yaitu 84,61%
mencapai kriteria sangat valid, namun validator tetap memberikan komentar dan
saran terhadap modul pembelajaran sehingga peneliti melakukan revisi sesuai saran
tulisan dapat dikatakan bahwa penulisan pada cover menggunakan jenis huruf,
ukuran dan warna yang sudah tepat, kemudain penulisan pada isi tidak menggagu
informasi lainnya pada modul serta margins modul sudah tepat. Dari aspek
menarik serta ilustrasi yang digunakan mewakili materi dan komunikatif, lalu pada
desain isi dapat dikatakan letak gambar dan tulis seimbang serta warna background
tidak menggagu informasi pada modul. Maka modul pembelajaran sesuai dengan
aspek kevalidan desain yang diadaptasi dari Akbar (2013) yaitu aspek tampilan
tulisan dan desain/tampilan fisik sehingga dinyatakan sangat valid dari aspek desain
117
4.2.2 Praktikalitas Modul
Modul dapat dikatakan praktis dilihat dari angket praktikalitas oleh guru dan
peserta didik melalui angket respon. Sebelum angket praktikalitas diberikan pada
guru dan peserta didik, terlebih dahulu angket praktikalitas divalidasi oleh ahli
instrumen yaitu ibu Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrumen angket
divalidasi dan direvisi sesuai masukan dari ahli intrumen, maka angket praktikalitas
siap digunakan. Angket praktikalitas oleh guru digunakan pada tahap uji
perorangan yaitu oleh guru mata pelajaran matematika yaitu ibu Dini Adriani, S.Pd.
dan angket praktikalitas oleh peserta didik digunakan pada tahap uji kelompok kecil
yaitiu oleh 9 peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
i. Praktikalitas Guru
pembelajaran GOLD berbantuan AR oleh guru ditinjau dari aspek kelayakan isi,
dibaca oleh guru, kemudian guru mengisi angket praktikalitas yang disertai
komentar dan saran terhadap modul tersebut. Adapun hasil penilaian praktikalitas
modul oleh guru adalah 81,42% yang artinya sangat praktis berdasarkan kriteria
guru mencapai kriteria sangat praktis, namun guru tetap memberikan komentar dan
aspek kelayakan isi dapat dikatakan materi pada modul mencakup seluruh materi
118
pokok dan sesuai denga indicator pencapaian serta telah menerapkan karakteristik
model pembelajjaran GOLD. Dari aspek kebahasaan dapat dikatakan bahwa bahasa
yang digunakan pada modul komunikatif. Dari aspek penyajian dapat dikatakan
modul memnfaatkan teknologi yaitu AR, contoh soal yang diberikan dapat
membantu pemahaman peserta didik, serta terdapata soal Latihan dan kunci
jawaban yang dapat membantu peserta didik. Dari aspek penggunaan modul dapat
dikatakan bahwa rancangan modul menarik modul dapat dipelajarai mandiri. Maka
modul pembelajaran sesuai dengan aspek kepraktisan yang diadaptasi dari Akbar
(2013) yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, serta penggunaan modul
dinyatakan sangat praktis dari hasil yang diperoleh dan teori yang ada.
ditinjau dari aspek tampilan isi, kebahasaan, serta fungsi modul. Sebelum
didik membahas secara singkat satu kegiatan belajar (KB) pada modul yaitu KB 1
praktikalitas kepada peserta didik untuk diisi serta memberikan komentar dan saran
peserta didik adalah 88,33% yang artinya sangat praktis berdasarkan kriteria
aspek tampilan isi dikatakan bahwa materi pada modul mudah dipahami, kemudian
dengan adanya contoh soal, soal latihan, kunci jawaban, pemanfaatan AR serta
leaflet sederhana dapat membantu dalam memahami konsep materi. Dari aspek
119
kebahasaan dapat dikatakan bahwa bahasa pada modul mudh dipahami. Dari aspek
fungsi modul dapat dikatakan bahwa modul dapat dipelajari mandiri di rumah
motivas belajar. Maka modul pembelajaran sesuai dengan aspek kepraktisan yang
diadaptasi dari Lestari (2013) yaitu aspek tampilan isi, kebahasaan, serta fungsi
modul dinyatakan sangat praktis dari hasil yang diperoleh dan teori yang ada.
Modul dapat dikatakan efektif dilihat dari angket respon peserta didik dan
instrument tes hasil belajar. Sebelum melakukan uji efektivitas, angket respon dan
tes hasil belajar divalidasi terlebih dahulu oleh ahli instrument yaitu ibu Feri Tiona
Pasaribu, S.Pd., M.Pd. Setelah instrument angket dan tes hasil belajar divalidasi dan
direvisi sesuai masukan dari ahli intrumen, maka angket respon dan soal tes hasil
belajar siap digunakan. Angket respon peserta didik dan tes hasil belajar digunakan
pada tahap uji lapangan yaitu kepada satu kelas yakni kelas IX H SMP Negeri 7
Muaro Jambi.
pembelajaran GOLD berbantuan AR oleh peseta didik ditinjau dari aspek isi, tujuan
digunakan oleh peserta didik selama uji lapangan, kemudian peserta didik mengisi
angket efektivitas yang disertai komentar dan saran terhadap modul tersebut.
Adapun hasil penilaian efektivitas modul oleh peserta didik adalah 84,3% yang
120
artinya sangat efektif berdasarkan kriteria persentase efektivitas modul
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penilaian angket efektivitas oleh peserta didik, dari aspek
isi dapat dikatakan bahwa materi bangun ruang sisi lengkung yang disajikan pada
modul menarik untuk dipelajari peserta didik, serta penggunaan ilustrasi pada
modul dapat mendukung dalam memahami materi. Dari aspek tujuan pembelajaran
diketahui bahwa konsep materi pada modul telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dari aspek kebahasaan diketahui bahwa bahasa yang digunakan pada
modul mudah dipahami siswa serta penggunaan simbol-simbol sudah tepat. Dari
aspek fungsi modul diketahui bahwa peserta didik merasa keberadaan modul
penting untuk mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung, kemudian peserta
didik merasa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini dikarenakan modul
Guided discovery
Pada tahap ini kendala yang peneliti temui adalah keterbatasan siswa dalam
untuk melihat percobaan tersebut tanpa harus siswa yang melakukan percobaan
121
tersebut. Lalu peneliti juga memberikan tahap organizing setelah percobaan
Kemudian juga pada proses pembelajaran saat penerapan AR, kendala yang
Organizing
Pada tahap organizing, kendala yang peneliti temui adalah ketika siswa
penyelesaian berikutnya.
Leaflet
Pada tahap ini kendala yang peneliti temui adalah masih terdapat siswa yang
pada kertas leaflet secara maksimal. Upaya yang peneliti lakukan adalah dengan
siswa mempresentasikan hasil leaflet nya dan meminta pendapat siswa lain
terkait leaflet tersebut. Sehingga siswa termotivasi untuk membuat leaflet yang
122
Kemudian bantuan teknologi dapat membuat peserta didik lebih tertarik
keefektifan yang diadaptasi dari Lestari (2013) yaitu aspek isi, tujuan pembelajaran,
kebahasaan, serta fungsi modul dinyatakan sangat efektif dari hasil yang diperoleh
belajar peserta didik dan diperoleh persentase ketuntasan yaitu 85,2%. Tes hasil
belajar tesebut berbentuk urain, lalu sebelum digunakan terlebih dulu dilakukan uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk melakukan uji
tersebut maka dibutuhkan data nilai tes hasil belajar yang telah dikerjakan oleh
siswa yang sudah mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung. Lalu
dikarenakan materi bangun ruang sisi lengkung adalah materi kelas IX semester
genap. Maka siswa yang telah mempelajari materi tersebut adalah siswa kelas X,
sehingga terpilih siswa kelas X 6 SMA Negeri 10 Kota Jambi untuk mengerjakan
soal tes hasil belajar sehingga data nilai tersebut dapat digunakan untuk melakukan
uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes hasil belajar.
Lalu dikarenakan perolehan persentase ketuntasan tes hasil belajar pada kelas
penelitian lebih dari 75% yakni 85,2% maka modul dapat dinyatakan efektif.
123