Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

(research and development), bertujuan menghasilkan produk bahan ajar

multimedia untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar IPA siswa kelas

V SD Muhammadiyah Tempuran.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang dikembangkan

oleh Borg & Gall (1983: 775). Langkah-langkah tersebut yaitu: 1) Research and

information collecting – mengumpulkan informasi dan melakukan penelitian

awal, termasuk studi literatur, dan observasi kelas; 2) Planning – kemahiran

dalam menentukan langkah-langkah penelitian dan ujian yang akan dilaksanakan

dalam penelitian; 3) Develop preliminary form of product – mengembangkan

produk awal, termasuk menyiapkan materi dan perangkat evaluasi; 4) Preliminary

field testing – uji coba awal, termasuk interview, observasi, pengumpulan data dan

analisis data; 5) Main product revision – melakukan revisi untuk menyusun

produk utama, revisi berdasarkan hasil uji coba awal; 6) Main filed testing –

melakukan uji coba di lapangan; 7) Operational product revision – melakukan

revisi untuk menyusun produk operasional berdasarkan hasil uji coba di lapangan;

8) Operational field testing – melakukan uji coba lapangan dan penyempurnaan

produk; 9) Final product revision – melakukan revisi produk akhir; 10)

Dissemination and implementation – menyampaikan dan mengimplementasikan

produk akhir.

47
B. Prosedur Pengembangan

Desain penelitian yang telah dikemukakan tersebut kemudian

dikelompokkan dalam empat tahapan pengembangan. Keempat tahap tersebut

sebagai berikut: a) eksplorasi, yaitu mengumpulkan informasi dan melakukan

penelitian awal melalui studi pustaka, analisis kebutuhan, wawancara, observasi

pembelajaran, dan penyusunan instrument penelitian; b) pengembangan produk

awal dan penilaian ahli, dilakukan oleh ahli materi dan ahli media; c) uji coba

produk dan revisi; dan 4) validasi akhir berupa perbaikan produk hingga

dihasilkan produk akhir berupa bahan ajar struktur bumi berbantuan lectora

inspire dalam pembelajaran.

1. Tahap Eksplorasi

Tahap ini berupa tahap persiapan untuk pengembangan yaitu

mengumpulkan informasi dan penelitian awal. Tahap ini terdiri dari studi pustaka,

observasi pembelajaran dan wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan

dengan tujuan memperoleh data awal tentang kegiatan belajar mengajar yang

terjadi di SD Muhammadiyah Tempuran pada pembelajaran IPA. Studi pustaka

berupa mencari informasi tentang kurikulum yang diterapkan di SD, materi

terkait, buku pegangan guru, buku panduan siswa kelas V, serta kajian terhadap

penggunaan bahan ajar.

2. Tahap Pengembangan Produk

Tahap pengembangan produk merupakan tahapan untuk mendesain produk

bahan ajar multimedia untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu perencanaan dan pengembangan

48
draf produk. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menentukan

tujuan pengembangan produk, memilih cakupan materi, dan menganalisis

kompetensi dasar, dan indikator, serta mengembangkan butir-butir evaluasi.

Pengembangan desain bahan ajar dengan membuat flowchart view dan

storyboard. Selanjutnya mengumpulkan bahan pendukung seperti foto, video,

audio, animasi, clip art, dan image. Pada tahap ini dibuat juga instrumen

penelitian yang akan digunakan, serta melakukan validasi produk oleh ahli materi

dan ahli media sebelum diuji cobakan. Tahapan ini juga melakukan revisi pertama

berdasarkan saran dari ahli materi dan ahli media.

3. Tahap Uji Coba Produk dan Revisi

Uji coba yang dilakukan meliputi tiga tahap yaitu uji coba awal (uji coba

terbatas), uji coba lapangan dan uji coba produk operasional. Pada uji coba

terbatas, uji coba lapangan, dan uji coba produk operasional dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar mutimedia yang dikembangkan

dan telah divalidasi serta dilakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pada tiap

tahapan uji coba dilakukan revisi produk untuk digunakan pada uji coba tahap

berikutnya.

4. Tahap Finalisasi

Hasil uji coba produk operasional digunakan untuk menentukan

keefektivan produk bahan ajar multimedia yang dapat digunakan dalam

pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan revisi keempat, yaitu

penyempurnaan produk.

49
C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

a. Uji Coba lapangan awal (terbatas)

Produk bahan ajar multimedia yang telah divalidasi oleh ahli media dan

ahli materi selanjutnya direvisi dan dilakukan uji coba lapangan awal. Uji coba

lapangan awal (terbatas) dilakukan di kelas V SD Muhammadiyah Tempuran

dengan menggunakan desain one shot case study yaitu suatu kelompok diberi

treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Uji coba terbatas ini

dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar multimedia berdasarkan skala

penilaian.

Langkah-langkah pada uji coba lapangan awal (terbatas) adalah sebagai

berikut:

1) Memilih 3 orang siswa kelas V SD Muhammadiyah Tempuran secara

acak sebagai sampel uji coba awal.

2) Guru menjelaskan tujuan dari pelaksanaan uji coba produk.

3) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar

multimedia sebagai media pembelajaran.

4) Membagikan lembar angket respon kepada siswa dan guru tentang

bahan ajar multimedia.

5) Menganalisis data yang didapatkan dari uji coba terbatas.

6) Melakukan revisi terhadap bahan ajar multimedia.

50
b. Uji Coba Lapangan Diperluas

Tujuan uji coba lapangan adalah untuk menentukan apakah produk bahan

ajar multimedia yang dikembangkan sudah baik ditinjau dari aspek pembelajaran,

materi, maupun aspek tampilan sehingga layak digunakan. Uji coba lapangan

menggunakan one group pretest-postest design. Desain yang dihasilkan lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan

perlakuan.

1) Memilih 9 siswa kelas V SD Muhammadiyah Tempuran yang

sebelumnya belum terlibat dalam uji coba produk awal. Pemilihan

subjek ini berdasarkan pendapat Dick & Carey (2009: 266) mengenai

jumlah subjek uji coba kelompok kecil yaitu 8-20 siswa.

2) Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan bahan ajar

multimedia.

3) Membagikan lembar angket respon kepada siswa dan guru tentang

bahan ajar multimedia.

4) Menganalisis data yang didapat dari uji coba lapangan.

5) Melakukan revisi terhadap bahan ajar multimedia.

c. Uji Coba Lapangan Operasional

Uji coba lapangan operasional dilakukan untuk mengetahui keefektifan

bahan ajar multimedia. Uji pelaksanaan lapangan menggunakan dua kelas yaitu

satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Uji pelaksanaan lapangan ini

menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pretest-

posttest nonequivalent control group design (Weirsma, 1995: 143)

51
Group 1 O1 Xr O2
(Eksperimen)

Group 2 O3 Xc
O4
(Kontrol)

Gambar 4. Desain Quasi Eksperimen

Keterangan:
O1 : Pretest kelompok eksperimen
O2 : Posttest kelompok eksperimen
O3 : Pretest kelompok kontrol
O4 : Posttest kelompok kontrol
Xr :Treatment kelompok eksperimen yaitu pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar multimedia
Xc : Treatment kelompok kontrol yaitu pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dan alat peraga edukatif.

2. Subyek Uji Coba

Subyek uji coba yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

Muhammadiyah Tempuran. Berikut ini adalah adalah subyek uji coba setiap

pelaksanaan uji coba lapangan:

a. Uji lapangan awal/terbatas sebanyak 3 siswa kelas V SD Muhammadiyah

Tempuran.

b. Uji coba diperluas dilakukan pada 9 siswa kelas V SD Muhammadiyah

Tempuran. Pertimbangan pemilihan subjek ini berdasarkan pendapat Dick &

Carey (2009: 266) mengenai jumlah subjek uji coba kelompok kecil yaitu 8-20

siswa.

c. Uji coba lapangan operasional terdiri atas satu kelas eksperimen yaitu kelas

VA dan satu kelas kontrol yaitu kelas VB V SD Muhammadiyah Tempuran.

52
3. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut.


a. Bahan ajar multimedia IPA untuk kelas V SD adalah suatu alat instruksional

pembelajaran berisi muatan materi IPA untuk siswa kelas V SD yang

dilengkapi dengan video, audio, teks, dan animasi yang menarik, memiliki

karakteristik yang menyenangkan, memotivasi, membuat kecanduan,

kolaboratif, membentuk proses kepribadian dan membantu dalam mencapai

perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.

b. Motivasi Belajar adalah dorongan/penggerak dari dalam maupun dari luar diri

dalam proses belajar yang ditunjukkan oleh siswa dengan karakteristik gigih

dalam menghadapi hambatan, tertarik terhadap kegiatan pembelajaran, tekun

dalam mengerjakan tugas, memiliki kemauan belajar yang tinggi, dan adanya

keinginan untuk berhasil.

c. Keaktifan adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang

dilakukan secara terus menerus baik secara fisik, psikis, intelektual dan

emosional yang ditandai dengan interaksi siswa dalam pembelajaran, terlibat

dalam pemecahan masalah, aktif mengungkapkan pendapat, memanfaatkan

sumber belajar yang tersedia, dan menekankan aspek afektif dalam belajar.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini adalah:

53
1) Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi

yang terdiri dari dua tahap yang berbeda. Pada kegiatan studi lapangan,

observer melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan sekolah

yang akan digunakan sebagai tempat implementasi produk media

pembelajaran. Observasi yang digunakan adalah jenis observasi tidak

sistematis. Widoyoko (2016: 49) menjelaskan dalam observasi ini tidak

menggunakan instrumen yang baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu

pengamatan.Keadaan sekolah yang diamati adalah permasalahan yang

muncul di sekolah, kebutuhan media pembelajaran, fasilitas yang dimiliki

sekolah, ketersediaan media pembelajaran di kelas, model pembelajaran

yang digunakan dan karakteristik siswa sebagai subjek penelitian.

Sehingga didapatkan data sebagai bahan pertimbangandalam proses

pengembangan media pembelajaran yang dibutuhkan.

Observasi juga dilakukan untuk mengumpulkan data awal dan data

akhir keaktifan siswa serta melihat ketertarikan bahan ajar multimedia.

Observasi ini menggunakan observasi sistematis, yaitu berpedoman pada

instrumen observasi.

2) Wawancara

Wawancara pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap

pertama pada saat kegiatan studi lapangan. Wawancara dilakukan pada

guru kelas V SD Muhammadiyah Tempuran. Jenis wawancara yang

digunakan adalah jenis wawancara yang lebih bersifat luwes dan terbuka

54
untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar multimedia serta permasalahan

dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara tahap kedua dilakukan setelah

uji coba produk dan uji pelaksanaan lapangan. Wawancara ini bertujuan

untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan bahan ajar multimedia.

3) Skala

Skala merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini. Nana Sudjana (2016: 77) menjelaskan bahwa skala

adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian,dan lain-lain

yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan

hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang

ditentukan. Skala dalam penelitian ini digunan untuk memvalidasi produk

yang dikembangkan berdasarkan ahli materi dan ahli media.

Validasi digunakan untuk memvalidasi produk yang telah

dikembangkan sebelum diujicobakan. Validasi ahli ini dilakukan oleh para

ahli yang membidangi produk yang dikembangkan. Pada penelitian dan

pengembangan ini yang dibutuhkan adalah validasi ahli materi

pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran.

Selain untuk validasi produk, skala juga digunakan untuk mengukur

motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar

multimedia. Respon guru dan siswa terhadap bahan ajar multimedia juga

dibuat dalam bentuk skala.

55
b. Instrumen pengumpulan data

Dalam pengembangan bahan ajar multimedia, diperlukan instrumen yang

mampu memberikan informasi yang diperlukan. Instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Pedoman Observasi Keaktifan Siswa

Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama

proses pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi pedoman observasi aktivitas

belajar siswa.

Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Siswa dalam


Pembelajaran

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Jumlah


Butir Butir
a. Siswa mendengarkan 1,2,3,4 4
dan memperhatikan
penjelasan guru
Interaksi
b. Siswa tidak melakukan 5 1
siswa dalam
kegiatan lain saat guru
pembelajaran
mengajar
c. Siswa mengikuti semua 6 1
kegiatan pembelajaran
a. Siswa bertanya kepada 7 1
guru ketika menemui
kesulitan
b. Siswa bertanya kepada 8 1
Keaktifan Terlibat
siswa yang lebih paham
Siswa dalam
ketika menemui materi
pemecahan
yang belum paham
masalah
c. Siswa memanfaatkan 9 1
buku pelajaran ketika
menemui permaslahan
dalam belajar
a. Siswa berani 10 1
mengungkapkan
Aktif
pendapatnya
mengungkap
b. Siswa berani bertanya 11 1
kan pendapat
kepada guru
c. Siswa merespon 12 1

56
pertanyaan yang diberikan
guru
Memanfaatka a. Siswa memanfaatkan 13 1
n sumber sumber belajar saat
belajar yang pembelajaran
tersedia
a. Siswa disiplin saat 14,15,16 3
mengikuti proses
pembelajaran
Menekankan b. Siswa percaya diri 17,18 2
aspek afektif merespon pertanyaan dari
dalam belajar guru
c. Penerimaan siswa 19,20 2
terhadap mata pelajaran
IPA
Jumlah 20

2) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan dan

kebutuhan yang ada di lapangan. Pada penelitian ini yaitu permasalahan dan

kebutuhan yang ada di SD Muhammadiyah Tempuran. Kisi-kisi pedoman

wawancara dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara (Need Analysis)

No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah


1. Motivasi Motivasi belajar siswa di 1,2 2
Belajar kelas
Cara meningkatkan 3 1
motivasi belajar
2. Keaktifan Keaktifan siswa di kelas 4,5 2
Siswa Upaya meningkatkan 6 1
keaktifan siswa di kelas
3. Media Penggunaan media 7,8 2
Pembelajaran pembelajaran
Ketersediaan sarana dan 9,10 2
bahan ajar multimedia
Jumlah 10

57
3) Skala

a) Skala validasi ahli

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

berupa skala validasi ahli. Skala validasi ini digunakan untuk mengukur

kualitas dan kriteria kevalidan bahan ajar multimedia dari aspek media dan

aspek materi. Instrumen untuk ahli materi dapat dilihat dari kualitas materi dan

kualitas desain. Kualitas materi pembelajaran memiliki berkaitan dengan

konten dari materi yang sajikan meliputi kesesuaian materi dengan silabus,

kecakupan, dan kejelasan materi. Sedangkan kualitas desain berkaitan dengan

penyajian materi pada bahan ajar multimedia. Berikut ini adalah kisi-kisi

penilaian untuk ahli materi.

Tabel 7. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Materi Pembelajaran

Aspek Nomor Jumlah


penilaian Indikator Butir Butir
Ketepatan/keakuratan materi 1,2,3,4,5,6,7 7
Keluasan materi 8,9 2
Kelengkapan materi 11,12 2
Materi
Kejelasan uraian materi 12,13,14 3
Kemutakhiran 15,16 2
Sistematika penyajian materi 17,18 2
Jumlah 18
Instrumen untuk ahli media digunakan untuk mendapatkan data mengenai

pendapat ahli media tentang Bahan ajaredukatif. Kisi-kisi penilaian produk

untuk ahli media seperti yang tercantum pada tabel 8.

Tabel 8. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Media Pembelajaran

Aspek Indikator Jumlah


Penilaian Butir
Daya tarik Bahan ajaredukatif 1
Isi dan Tujuan
Keserasian visual dengan situasi 1
Bahan ajarEdukatif
belajar

58
Kualitas gambar 1
Penggunaan musik 1
Kualitas suara 1
Urutan penyajian bahan ajar 1
Kejelasan petunjuk permainan 1
Kemampuan Bahan ajar dalam 1
Kualitas pembelajaran
Instruksional Kualitas motivasi pada bahan ajar 1
Kualitas interaksi bahan ajar 1
Kualitas mengaktifkan siswa 1
Komposisi warna pada bahan ajar 1
Kemudahan penggunaan 1
Kualitas Teknis
Ketajaman gambar 1
Bahan ajarEdukatif
Penggunaan huruf 1
Kualitas tampilan/layout 1
Jumlah 16

b) Skala Motivasi Belajar

Instrumen skala penilaian motivasi menggunakan skala Likert dengan

rentang 1-4. Keterangan nilai yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai

(STS), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai (SS). Kisi-kisi instrumen motivasi belajar.

Tabel 9. Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar

Variabel Indikator Deskriptor Nomor Butir Jumlah


Favo Unfav
rable orable
Motivasi Gigih dalam Mencari tahu ketika 13 14 2
Belajar menghadapi menghadapi
hambatan hambatan
Terus berusaha 15 16 2
Tertarik Diskusi dengan 5 6 2
terhadap teman
kegiatan Mendengarkan 7 8 2
pembelajaran penjelasan guru
Tekun dalam Tepat waktu 9,10 2
mengerjakan Mengerjakan dengan 11 12 2
tugas sungguh-sungguh
Memiliki Senang belajar 1,2 2
kemauan Memanfaatkan 3 4 2
belajar yang waktu untuk belajar
tinggi
Keinginan Berhasil saat 17 18 2

59
untuk berhasil pembelajaran
Berhasil saat akhir 19 20 2
semester
Jumlah 9 11 20
c) Skala Respon Guru

Skala ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru merespon bahan

ajar multimedia dan memberikan masukan saran terhadap bahan ajar

multimedia. Kisi-kisi skala respon guru disajikan dalam tabel 10.

Tabel 10. Kisi-Kisi Skala Respon Guru Terhadap Bahan ajar

multimedia

No Aspek Nomor Butir Jumlah


Penilaian
1. Media 1,2,3,4 4
2. Materi 5,6,7,8 4
Jumlah 8

d) Skala Respon Siswa

Skala ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan

Bahan ajar edukatif. Kisi-kisi skala respon siswa disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Kisi-Kisi Skala Respon Siswa Terhadap Bahan ajar

multimedia

No Aspek Penilaian Indikator Jumlah


butir
1. Materi Bahan ajarjelas dan mudah 1
dimengerti
Materi Bahan ajardengan materi IPA 1
Bahasa mudah dipahami 1
Huruf yang digunakan jelas 1
2. Penyajian Bahan ajarmembantu siswa 1
Bahan ajardapat memotivasi siswa 1
Bahan ajarmeningkatkan 1
pemahaman
Ketertarikan siswa dalam belajar 1
Gambar yang menarik 1

60
Level permainan menarik 1
Jumlah 10

5. Teknik Analisis Data

a. Data Kelayakan Bahan ajar multimedia

Pada penelitian ini uji kelayakan digunakan untuk mengetahui kelayakan

bahan ajar multimedia sebelum media diujicobakan. Setelah ahli media dan ahli

materi mengisi instrumen validasi maka langkah selanjutnya hasil validasi

tersebut digunakan untuk uji kelayakan. Hasil validasi ahli berupa skor penilaian

yang selanjutnya data dianalisis dengan menghitung persentase jawaban masing-

masing item pernyataan.

Data yang diperoleh dari instrumen tentang tanggapan ahli media, ahli

materi, respon guru dan respon siswa diubah menjadi interval sebagai berikut.

Sangat Kurang : 1
Kurang :2
Cukup :3
Baik :4
Sangat Baik : 5
Dalam instrumen diberikan lima pilihan untuk memberikan tanggapan

tentang produk bahan ajar multimedia yang dikembangkan, yaitu : Sangat

Kurang (1), Kurang (2), Cukup (3), Baik (4) dan Sangat Baik (5).

1) Analisis Kelayakan Oleh Ahli Media dan Materi

Analisis data kuantitatif skor penilaian ahli materi dan ahli media

dianalisis secara deskriptif dengan acuan tabel konversi nilai yang diadaptasi

dari Widoyoko (2009: 238), sehingga menghasilkan pedoman sebagaimana

disajikan dalam Tabel 12 berikut.

61
Tabel 12. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
dengan Skala 5

Nilai Interval skor Kategori


A X > Xi + 1,8 Sbi Sangat baik
B Xi + 0,6 Sbi < X <Xi + 1,8 Sbi Baik
C Xi – 0,6 Sbi < X <Xi + 0,6 Sbi Cukup baik
D Xi – 1,8 Sbi < X <Xi – 0,6 Sbi Kurang
E X < Xi – 1,8 Sbi Sangat Kurang

Keterangan:
Xi : mean/rerata skor ideal = ½ (skor maksimum+skor minimum)
Sbi : simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimum-skor minimum)
X : Skor yang diperoleh

Dalam penelitian ini ditetapkan nilai kelayakan produk yang

dikembangkan minimal mendapatkan nilai “B” dengan kategori “Baik”.

Dengan demikian jika hasil penilaian ahli media dan ahli materi memberi

nilai akhir ”B” atau “Baik” maka produk pengembangan layak digunakan

sebaggai media pembelajaran.

2) Analisis Hasil Respon Guru dan Peserta Didik

Data yang dihasilkan dari respon guru dan siswa selanjutnya

dikelompokkan dengan menggunakan konversi nilai sebagai berikut

Widoyoko (2009: 238).

Tabel 13. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif


dengan Skala 5

Nilai Interval skor Kategori


A X > Xi + 1,8 Sbi Sangat baik
B Xi + 0,6 Sbi < X <Xi + 1,8 Sbi Baik
C Xi – 0,6 Sbi < X <Xi + 0,6 Sbi Cukup baik
D Xi – 1,8 Sbi < X <Xi – 0,6 Sbi Kurang
E X < Xi – 1,8 Sbi Sangat Kurang

62
Keterangan:
Xi : mean/rerata skor ideal = ½ (skor maksimum+skor minimum)
Sbi : simpangan baku ideal =1/6 (skor maksimum-skor minimum)
X : Skor yang diperoleh

Penilaian respon guru dan respon siswa dikatakan memenuhi kriteria jika

kategori minimal angka yang dicapai adalah dengan kategori baik.

b. Analisis Data Kefektifan Produk yang Dikembangkan

Uji keefektivan bahan ajar multimedia bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan bahan ajar multimedia terhadap motivasi belajar dan

keaktifan siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik yaitu

SPSS 22. Uji keefektivan bahan ajar multimedia menggunakan analisis uji-t.

Uji-t digunakan untuk membandingkan antara dua keadaan yang berbeda.

Namun, sebelum dilakukan uji-t harus dilakukan uji prasyarat analisis. Berikut

ini langkah-langkah dalam menguji data penelitian:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data yang akan

digunakan. Data yang layak adalah data yang berdistribusi normal. Uji

normalitas menggunakan program SPSS 22 melalui uji one-sample

Kolmogorof-Smirnov. Data yang berdistribusi normal bila signifikansinya

(α) > 0,05.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui subyek penelitian

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

63
menggunakan uji one way anava pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Perhitungan homogenitas didasarkan pada hipotesis sebagai berikut:

H : Varians pada tiap kelompok sama (homogen)


o

Ha : Varians pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

Sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen pada taraf

signifikansi 5% apabila probabilitas peritungannya ≥ 0,05 atau Ho

diterima jika (α) > 0,05.

3) Uji Keefektivan

a) Uji-t berpasangan (Paired sample t-test)

Uji t sampel berpasangan digunakan untuk menguji ada tidaknya

peningkatan motivasi belajar dan keaktifansiswa sebelum dan sesudah

diberikan bahan ajar multimedia. Pengolahan data yang berupa skor

pre test dan post test menggunakan uji t dua sampel berpasangan

(paired sample test) untuk menguji perbedaan antar skor pre test dan

post test dengan didasarkan pada hipotesis berikut ini:

(1) Motivasi belajar

Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap motivasi

belajar siswa sebelum menggunakan Bahan ajar

multimedia dan sesudah menggunakan Bahan ajaredukatif

Ha : Ada peningkatan yang signifikan terhadap motivasi

belajar siswa sebelum menggunakan Bahan ajar

multimedia dan sesudah menggunakan Bahan ajaredukatif

(2) Keaktifan Siswa

64
Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap keaktifan

siswa sebelum menggunakan Bahan ajar multimedia dan

sesudah menggunakan Bahan ajar multimedia

Ha : Ada peningkatan yang signifikan terhadap keaktifan siswa

sebelum menggunakan Bahan ajar multimedia dan sesudah

menggunakan Bahan ajar multimedia.

Kriteria pengujian dalam uji-t sampel berpasangan adalah sebagai

berikut.

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

b) Uji-t dua sampel bebas (Independent sample t-test)

Uji-t sampel bebas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan motivasi belajar dan keaktifan siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Perhitungan uji-t independen menggunakna program

SPSS 22 dengan hipotesis sebagai berikut.

(1) Motivasi belajar

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap motivasi

belajar siswa yang menggunakan Bahan ajar multimedia

dan tidak menggunakan Bahan ajar multimedia

Ha : Ada perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar

siswa yang menggunakan Bahan ajar multimedia dan

tidak menggunakan Bahan ajar multimedia

65
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap keaktifan

siswa yang menggunakan Bahan ajar multimedia dan tidak

menggunakan Bahan ajar multimedia

Ha : Ada perbedaan yang signifikan terhadap keaktifan siswa

yang menggunakan Bahan ajar multimedia dan tidak

menggunakan Bahan ajar multimedia.

Kriteria pengujian dalam uji-t sampel bebas adalah sebagai

berikut.

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

66

Anda mungkin juga menyukai