Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAK dan Kewajiaban WARGA NEGARA MENCARI ILMU DALAM


PANDANGAN ISLAM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dengan dosen pengampu: Drs. Eko Budiywono M.H.

Oleh:

Arfin Nur Laili 2213211007

PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

BLOKAGUNG – BANYUWANGI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kaya, yang mencukupi segala rizqi kefakiran
semesta alam raya. Salam sanjungan dan ta’dhim kepada Nabi yang telah mengajari umatnya
menjadi manusia kaya yang bermanfaat, atau menjadi manusia miskin namun bermartabat.
Berkat rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan kajian yang berjudul Kewajiban
Warga Negara Untuk Mencari Ilmu Menurut Pandangan Islam.
Terimakasih kami ucapkan Bapak Drs. Eko Budiywono yang telah memberikan arahan
terkait tugas kajian ini. Tanpa bimbingan dari beliau, kami tidak akan dapat menyelesaikan
tugas ini sesuai dengan format yang telah di tentukan.
Kami menyadari kajian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan kajian untuk kedepannya.
Mudah-mudahan kajian ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki sejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan dan


mempertahankan kemerdekaan yang memiliki nilai nasionalis patriotris dan
sebagainya yang terpatri dalam setiap jiwa warga negaranya, Sudah menjadi kewajiban
bagi warga negara untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya.
Dengan begitu, dapat membentuk suatu negara yang merdeka, stabil, aman, nyaman dan
lain sebgainya. Seperti simbiosis mutualisme, jika warga negara mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan kemerdekaan.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang . Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga
negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkankewajiban merupakan
suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara.

Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan
alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia,sebagaimana sudah
diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah filardh.Potensi yang dimiliki
manusia tidak ada artinya kalau bukan karenabimbingan dan hidayah Allah yang
terhidang di alam ini. Namun manusia tidakpula begitu saja mampu menelan mentah-
mentah apa yang dia lihat, kecualibelajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia
miliki untuk dapat memahamitanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia
setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia
tidakterhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT.Menuntut
ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmumanusia akan tersesat
dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akanmampu merubah suatu peradaban.
Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak dan Kewajiban

Sebagai warga tentu tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial yang
kental dengan nilai dan norma yang mengaturnya. Negara hak dan kewajiban
untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terj Indonesia yang merupakan negara demokratis
dan terbuka tentu mempunyai nilai dan norma seperti mengenai hak dan
kewajiban setiap warganya. Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak
tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa olehnya.

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,


akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan
hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan
diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial
yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu


dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara
harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam
hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat
tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat,
sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya.

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus
bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan
hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia
imana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-
syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa
negara Indonesia bersifat demokrasi.

Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara


dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang
lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban
dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya. Pasal 26
ayat 1 UUD Negara RI 1945 menegaskan bahwa warga negara Indonesia
adalah bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan oleh
undang-undang sebagai warga negara. Dari pasal ini bisa diketahui bahwa
warga negara Indonesia itu adalah orang asli Indonesia dan peranakan
Belanda, peranakan Tionghoa, Peranakan Arab dan lain-lain, yang bertempat
tinggal di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.

B. Pengertian Ilmu
Banyak definisi yang menjelaskan tentang belajar, dari definisi yang
sederhana hingga definisi yang kompleks. Berikut ini, beberapa pendapat para ahli
tentang belajar, yaitu
a) Dalam The Guidance of Learning Activities W.H Burton
(1984)mengemukakan bahwa ilmu adalah proses perubahan tingkah
lakupada diri individu karena adanya interaksi dengan individu yang
laindan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampuberinteraksi dengan lingkungannya.
b) Gage Berlinger mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses dimanasuatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
c) Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology mendefinisikan
ilmu sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan.
Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari
sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut
dapat bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Ilmu dunia berfungsi untuk
memudahkan dalam hidup di dunia, sedangkan untuk ilmu akhirat sendiri dicari agar
manusia dapat memiliki tuntutan serta tidak tersesat dalam sebuah kebatilan. Karena
dalam manusia sejatinya tujuan akhirnya yaitu akhirat, serta untuk bisa mendapatkan
akhirat tentu perlu harus belajar dalam ilmu agama.

Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam


bersabda: “Wahai Abu Dzar, Sesungguhnya pada kepergianmu pagi hari untuk dapat
mempelajari satu ayat dari kitab Allah itu lebih baik untuk mu dari pada kamu Shalat
sebanyak seratus rakaat. Dan sesungguhnya dalam kepergianmu pada pagi hari untuk
mempelajari satu bab dari sebuah ilmu, baik diamalkan maupun tidak, itu akan lebih
baik untukmu daripada shalat seribu rakaat”.

C. Hubungan Antara Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dengan Mencari Imu

Ketika lahir, seseorang secara hakiki telah mempunyai hak dan


kewajiban.Pengertian hak dan kewajiban menjadi dasar pemahaman tentang tatanan
hidup baik individu maupun sosial. Hak dan kewajiban selalu meliputi kehidupan
manusia. Hak dan kewajiban juga biasanya tercantum dalam sebuah perjanjian,
sistem, atau pertanggungjawaban. Pengertian hak dan kewajiban tentunya berkaitan
satu sama lain. Memahami pengertian hak dan kewajiban dapat membantu
mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diperjuangkan. Menurut
KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan,
atau suatu keharusan. Kewajiban juga diartikan sebagai tugas atau pekerjaan. Dalam
ilmu hukum, kewajiban adalah segala sesuatu yang menjadi tugas manusia (membina
kemanusiaan).
Kewajiban ada ketika ada pilihan untuk melakukan apa yang baik secara
moral dan apa yang tidak dapat diterima secara moral. Kewajiban umumnya diberikan
sebagai imbalan atas peningkatan hak atau kekuasaan individu. Kewajiban adalah
bentuk tindakan yang berbeda dari orang ke orang. Misalnya, seseorang yang
memegang jabatan politik umumnya akan memiliki kewajiban yang jauh lebih banyak
daripada orang biasa. Contoh lain, orang dewasa pada umumnya akan memiliki lebih
banyak kewajiban daripada seorang anak.

Hak adalah kebebasan yang dimiliki tiap manusia yang dilindungi oleh hukum
yang berlaku. Menurut KBBI, hak adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu atau
untuk menuntut sesuatu. Hak bisa diartikan sebagai kepemilikan, kewenangan,
kekuasaan, atau derajat serta martabat. Hak adalah fitrah yang ada sejak seseorang
lahir. Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang benar atas sesuatu. Contoh
seorang warga negara memiliki hak untuk hidup, memiliki tempat tinggal, beragama,
dan memiliki pendidikan yang layak. Hak sendiri sering kali dikaitkan dengan HAM
atau Hak Asasi Manusia. HAM merupakan hak dasar atau hak pokok yang dianugerahkan
oleh Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bawaan sejak lahir sehingga orang lain
tak memiliki hak untuk melanggarnya. Manusia terikat dengan hukum. HAM ini
bersifat universal. Di mana hak asasi manusia ini berlaku bagi semua orang dengan
berbagai ras, suku, etnik, agama dan kedudukan.

Kewajiban adalah tindakan yang harus diambil seseorang, baik secara hukum
maupun moral. Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu
yang harus dilaksanakan, atau suatu keharusan. Kewajiban juga diartikan sebagai
tugas atau pekerjaan. Dalam ilmu hukum, kewajiban adalah segala sesuatu yang
menjadi tugas manusia (membina kemanusiaan). Kewajiban ada ketika ada pilihan
untuk melakukan apa yang baik secara moral dan apa yang tidak dapat diterima secara
moral. Kewajiban umumnya diberikan sebagai imbalan atas peningkatan hak atau
kekuasaan individu. Kewajiban adalah bentuk tindakan yang berbeda dari orang ke
orang. Misalnya, seseorang yang memegang jabatan politik umumnya akan memiliki
kewajiban yang jauh lebih banyak daripada orang biasa. Contoh lain, orang dewasa
pada umumnya akan memiliki lebih banyak kewajiban daripada seorang anak.

Hak dan kewajiban adalah kondisi yang sama dilihat dari sudut yang berbeda.
Kewajiban adalah tindakan untuk menuntun orang bertindak dengan cara yang
dianggap dapat diterima oleh masyarakat. Sementara hak adalah sesuatu yang harus
dimiliki oleh setiap orang, yang telah ada sejak ia lahir, bahkan sebelum lahir. Hak
dan kewajiban merupakan dua istilah yang tak bisa terpisahkan. Hak dan kewajiban
terkait satu sama lain. Hak dan kewajiban adalah ibarat dua sisi dari koin yang sama.
Keduanya adalah kondisi yang sama dilihat dari sudut yang berbeda. Hak adalah
segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir
bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan
seseorang. Orang yang menjalankan kewajibannya berhak mendapatkan haknya.
Dengan tidak adanya kewajiban, hak menjadi tidak signifikan dan kewajiban menjadi
sia-sia jika tidak ada hak.
BAB III

KESIMPULAN

Kewajiban adalah tindakan yang harus diambil seseorang, baik secara hukum
maupun moral. Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu
yang harus dilaksanakan, atau suatu keharusan. Kewajiban juga diartikan sebagai
tugas atau pekerjaan. Dalam ilmu hukum, kewajiban adalah segala sesuatu yang
menjadi tugas manusia (membina kemanusiaan). Kewajiban ada ketika ada pilihan
untuk melakukan apa yang baik secara moral dan apa yang tidak dapat diterima secara
moral. Kewajiban umumnya diberikan sebagai imbalan atas peningkatan hak atau
kekuasaan individu. Kewajiban adalah bentuk tindakan yang berbeda dari orang ke
orang. Misalnya, seseorang yang memegang jabatan politik umumnya akan memiliki
kewajiban yang jauh lebih banyak daripada orang biasa. Contoh lain, orang dewasa
pada umumnya akan memiliki lebih banyak kewajiban daripada seorang anak
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyatmi, Sri Harini, dkk.. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Hasanuddin, TB. (2014). Kewajiban Mencri Ilmu, Jakarta: Wahana Semesta


Intermedia.

Winarno, 2006. Paradigma baru pendidikan kewarganegaraan, Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai