Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembukaan Perkembangan lingkungan yang begitu pesat baik dalam bidang


teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan social budaya mengajak kita untuk terus
menempa diri dan meningkatkan kualitas agar mampu berdiri di atas kaki sendiri, terbangun
rasa percaya diri, mengenal akan potensi diri, mengenal akan potensi diri dan
mengembangkannya dalam bentuk karya inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi tantangan
abad 21. Buku Prakarya dan Kewirausahaan ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam
mengasah potensi baik itu potensi yang terdapat pada diri, potensi yang ada di daerah dan
kearifan local disekitar kita untuk dapat di gali, dikembangkan menjadi bentuk karya nyata
yang bermanfaat bagi kehidupan. Industri kreatif yang berkembang saat ini, menjadi arena
untuk berkarya dan bereksplorasi mempersiapkan diri menjadi calon-calon wirausaha pelaku
industry kreatif. Budaya, sebagai sumber daya yang perlu dikembangkan merupakan salah
satu bagian yang berpotensi selain sumber daya alam yang ada. Kerajinan, rekayasa,
budidaya dan pengolahan sebagai bagian dalam menuntun kita untuk mendapatkan
pengetahuan, cara kita bersikap, perilaku, dan keterampilan yang kita ikuti tahap demi tahap
agar mampu proaktif, peka, semangat belajar lebih tinggi dan pada gilirannya kita akan
memilih pengetahuan dan keterampilan yang lebih kaya.
BAB II

PEMBAHASAN

B. Jenis dan Karakteristik Kerajinan Bahan Lunak

Beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan terbagi
menjadi dua jenis sebagai berikut.

1. Bahan Lunak Alam

Bahan lunak alam adalah bahan lunak untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam
sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi
dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur
tisu, dan flour clay.

2. Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur
dengan zat kimia tertentu sehingga menjadi lunak, lembut, empuk, dan mudah dibentuk.
Beragam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang
digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa polymer clay, gips, fiberglass, lilin,
sabun, dan parafin.
Keragaman bahan lunak tentunya memiliki karakteristik yang berbeda satu sama
lainnya. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari bahan lunak yang perlu dikenal dan dimengerti.

1. Bahan Lunak Alam

Bahan lunak alam adalah bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan atau
lapisan bumi yang bersifat lunak.

a. Tanah Liat
- Tanah liat memiliki warna yang beragam, tetapi semuanya merupakan warna natural
tanah, yaitu cokelat. Ada yang berwarna cokelat muda, tua atau cokelat keabu-abuan,
serta cokelat keputihan. Setiap warna bergantung pada kandungan dari masing-masing
tanah tersebut. Tanah yang mengandung kaolin lebih banyak akan berwarna lebih putih,
stoneware lebih kehitam/keabu-abuan, sedangkan earthenware lebih terlihat cokelat
kemerahan.
- Tanah liat stoneware memiliki daya bakar hingga 1300OC, sedangkan earthenware
hanya sampai 900OC.
- Tanah liat mudah hancur jika tidak melalui proses pembakaran. Jika dibakar, jenis
kerajinan ini disebut keramik.
- Campuran tanah liat adalah air.
- Pewarnaan tanah liat dapat dilakukan dengan glasir (pembakaran tinggi hingga 1300OC),
dapat pula hanya dibakar bisquit (900 OC) lalu diberi warna cat langsung.
b. Kulit
- Kulit berasal dari kulit hewan yang sudah tersamak sehingga mudah dibentuk.
- Kulit ada yang berwarna hitam, putih, cokelat ataupun krem, sesuai dengan hewan yang
dikuliti.
- Kulit alami jika terbakar akan berbau sate.
- Kulit tidak tahan air, jika terkena air akan merusak struktur kulit.
c. Getah Nyatu
- Getah nyatu merupakan getah dari pohon nyatu yang berwarna putih.
- Warnanya yang putih memudahkan untuk diberi warna warni. Warna yang digunakan
berasal dari pewarna alam sehinga warnanya pun natural tidak secemerlang warna
buatan.
- Jika ingin dibentuk, getah harus dimasak terlebih dahulu agar lunak dan elastis.
- Jika dipanaskan akan melunak, tetapi lama kelamaan akan mengeras.
d. Flour Clay
- Flour clay berasal dari adonan tepung yang dilumat hingga kalis dan mudah dibentuk.
- Flour clay juga dicampur dengan air.
- Kerajinan dari flour clay tidak tahan air, karena jika terkena air akan mudah rusak.
- Pewarnaan flour clay dapat dilakukan dengan pewarna makanan atau sintetis agar muncul
warna-warna yang cemerlang.
2. Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dari bahan kimia dan
paduannya, bukan asli dari alam dengan maksud mendapatkan efek duplikasi bahan alam
dan bersifat lunak.

a. Polymer Clay dan Plastisin


- Polymer clay dan plastisin memiliki ciri-ciri yang serupa, memiliki aneka warna yang
cerah, dan bertekstur padat lunak.
- Yang membedakan hanya pada polymer clay tidak mengandung minyak, sedangkan
plastisin mengandung minyak.
- Pada saat pengeringan, polymer clay dapat mengeras, sedangkan plastisin tetap seperti
semula.
b. Fiberglass
- Fiberglass memiliki struktur cair, dan jika mengering akan mengeras.
- Fiberglass juga dapat dibentuk ketika setengah mengeras.
- Kerajinan fiberglass dibuat dengan cara dicetak/dicor.
- Campuran fiberglass adalah katalis. Katalis inilah yang membuat fiberglass dapat cepat
mengeras.
- Pewarnaan fiberglass dilakukan saat masih keadaan cair maupun saat bahan mengering.
- Fiberglass tahan lama dan kuat. Wujudnya bening sebening kaca atau air, sehingga dapat
dibentuk kerajinan yang menyerupai air.
c. Lilin dan Parafin
- Lilin dan parafin berwujud padat, namun jika dipanaskan akan mencair.
- Pengolahan kerajinan dengan bahan lilin dan parafin dilakukan dengan cara cetak/cor.
- Pewarnaan dilakukan saat lilin mencair.
- Lilin atau parafin dapat dicampur dengan aroma pewangi tertentu untuk menambah
sensasi saat digunakan.
- Lelehan lilin atau parafin yang terbuang dapat dipanaskan dan dicetak kembali.
d. Gips
- Wujud bahan gips adalah bubuk, dicampur dengan air menjadi adonan yang kental.
Adonan inilah yang akan mengeras jika didiamkan. Oleh karena itu, mengolah gips harus
dengan cara dicor atau dicetak.
- Pewarnaan gips biasanya setelah produk jadi.
- Gips mudah pecah sehingga harus berhati-hati saat berkarya dengan bahan ini.
e. Sabun
- Sabun berwujud padat sehingga dapat langsung diukir saat padat.
- Sabun dapat pula diparut/dihaluskan dan dibentuk seperti flour clay.
- Sabun yang didiamkan akan mengeras.
- Pewarnaan sabun dilakukan dengan mempertahankan warna sabun atau dapat pula
ditambah biang warna saat sabun dibuat adonan.
C. Proses Produksi Kerajinan Bahan Lunak

Beragam benda kerajinan dari bahan lunak alam dan buatan dapat diciptakan dan
dibuat berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan dapat
dipilih berdasarkan jenis dan karakteristik masing-masing seperti yang telah dijelaskan di
atas. Teknik yang digunakan juga sangat bervariasi, di antaranya membentuk mengukir,
mengecor, menempel, melipat, mencetak, dan menggulung. Semua disesuaikan dengan jenis
bahan yang digunakan, kemanfaatan, dan rancangan produk kerajinan.

Sebelum membuat kerajinan, perlu dipahami dahulu seperti apa membuat karya yang
berkualitas, maka proses penciptaannya harus mengacu pada persyaratan.

Adapun syarat-syarat perancangan benda kerajinan sebagai berikut.

1. Kegunaan (Utility)

Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai
dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh: mangkuk untuk wadah sayur.

2. Kenyamanan (Comfortable)

Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi


pemakainya. Contoh: cangkir didesain ada pegangannya.

3. Keluwesan (Flexibility)

Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk danwujud benda dengan
nilai gunanya. Contoh: sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.

4. Keamanan (Safety)

Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh: piring dari


serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis/pewarna yang dipakai tidak
berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
5. Keindahan (Aestetic)

Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih dibanding benda yang biasa-biasa
saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya bentuk, hiasan
atau ornamen, dan bahan bakunya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari alam sekitar dan cara
pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan.

Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah menjadi lunak.
Beragam karya kerajinan dari bahanlunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang
digunakan.

Fungsi produk kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi karya kerajinan
sebagai benda pakai dan fungsi karya kerajinan sebagai benda hias.

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut
disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk
membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun,
dan mengukir.
MAKALAH PRAKARYA
KERAJINAN BAHAN LUNAK
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 1 :
KETUA : ADRIAN
ANGGOTA : NI KADEK JUNITA
NESA AYU PUSPITA
NURUL ANANDITA
MULKI SULAIMAN
SAINAL

SMP NEG. 1 BURAU


TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai