Disusun Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikam
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam menerapkan teori belajar untuk kehidupan sehari-hari.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami dalam pembuatan
makalah dengan benar masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada Rika Mellyaning
Khoiriyah, M.Pd., selaku pembimbing kami dapat memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak dan Bahan Keras
2.2 Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
2.3 Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kerajinan dari bahan lunak dan bahan keras
2. Untuk mengetahui aneka produk dari bahan lunak dan bahan keras
3. Untuk mengetahui teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak dan bahan
keras
BAB II
PEMBAHASAN
3. Kerajinan Kulit
Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah di samak, kulit
mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit
yang dihasilkan dari hewan seperti: sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat
dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan.
Berikut merupakan contoh karya kerajinan dari kulit binatang.
4. Kerajinan Gips
Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air dalam waktu yang
lama jika sudah menjadi padat. Kandungan gips terdiri atas jenis zat hidrat
kalsium sulfat dan beberapa mineral seperti: karbonat, borat, nitrat, dan sulfat
yang dapat terlepas sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa panas.
Prosesnya harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk seperti yang diinginkan, harus
dibuat cetakan. Jika akan diproduksi dalam jumlah banyak, harus dibuat model
terlebih dahulu. Secara umum, untuk semua produk gips diperlukan cetakan.
Bahan utama pembuatan cetakan adalah silicone rubber, tetapi yang paling
gampang dan mudah dicari adalah plastisin atau tanah liat.
Berikut merupakan contoh karya kerajinan dari gips.
5. Kerajinan Lilin
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah, dapat
dilakukan oleh semua orang. Jika kita akan mengubah bentuknya menjadi benda
kerajinan yang unik, tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas
api/kompor. Berikut contoh kerajinan dari bahan lilin.
2.2.2 produk kerajinan dari bahan keras.
1. Kerajinan Logam
Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas,
perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor,
ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak
dibuat sebagai perhiasan atau aksesoris, kemudian berkembang pula sebagai benda
hias dan benda fungsional lainnya, seperti: gelas, kap lampu, perhiasan, wadah
serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol kejuaraan. Logam memiliki sifat
keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah,
seperti diolah dengan teknik bakar/ pemanasan dan tempa.
Berikut merupakan contoh karya kerajinan dari logam.
2. Kerajinan Kayu
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar wilayahnya
diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di Indonesia
tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya kerajinan ukir kayu
adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dan kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran memang lebih banyak
menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang biasanya
digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
Berikut merupakan contoh karya kerajinan dari kayu.
3. Kerajinan Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilal estetis dan
ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah menggunakan
bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dan yang paling sederhana sampai yang
rumit. Sampal saat mi, bambu masih digunakan untuk keperluan tersebut. Bahkan
saat mi, produk kerajinan bambu tampil dengan desain Iebih menarik dan artistik.
Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan alam dan bambu adalah teknik
anyaman dan teknik tempel atau sambung. Anyaman Indonesia sangat dikenal di
mancanegara dengan berbagai motif dan bentuk yang menarik.
Berikut contoh kerajinan dari bambu.
4. Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia. Pulau
yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan. Tumbuhan rotan
bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda kerajinan dengan
teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dan bahan rotan banyak digunakan pada
meja kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain.
Berikut contoh kerajinan dari rotan.
5. Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya beraneka ragam. Daerah
Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai sangat unik. Banyak daerah
di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan seperti: aksesoris
pelengkap busana, juga sebagai penghias benda. Batu hitam yang keras dan batu
padas berwarna putih/cokelat yang lunak banyak dimanfaatkan untuk produk
kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu hitam dan batu padas banyak menggunakan
teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior
dan eksterior.
Berikut contoh kerajinan dari batu.
2.3 Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak dan Bahan Keras
2.3.1 Teknik pembuatan bahan lunak
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik
tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat
digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk,
menganyam, menenun, dan mengukir.
a. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari
tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
1) Teknik Coil (Lilit Pilin) Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil,
lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas
untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris.
Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
2) Teknik Putar. Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan
banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan
dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar
kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-
bentuk yang sama seperti gentong dan guci.
3) Teknik Cetak. Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak
yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah
teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak.
Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi
karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan
padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan
pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah
tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
b. Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari
bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk
membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai
tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan,
serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik
menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.
c. Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam,
perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup
melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu,
sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin
dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik
namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu
daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari
Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali,
Kalimantan dan Sumbawa.
d. Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain
mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan
aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan
kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif
atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir
merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan
bordir adalah sulam.
2. Teknik Pembuatan Kerajinan bahan keras
Beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti
berikut.
a. Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia,
bangsa Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa
benda kerajinan dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana,
dan perhiasan.
b. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman, yaitu etch yang berarti
memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etching berarti mengetsa. Benda-benda
dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa (larutan asam). Untuk
melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh pengikisan larutan asam ini,
seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak asam, yaitu resist (bahan
pelindung). Sementara itu, bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan
desain dibiarkan terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan,
asam akan melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat
yang diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan aslinya.
Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa larutan atau
bahan kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna, dan melarutkan
logam, sangat bergantung pada jenis logam yang akan dietsa. Larutan pengetsa ini
terdiri atas larutan asam organik, asam mineral anorganik, atau campuran dari
keduanya. Sebagian asam mempunyai daya kikis yang sangat baik untuk logam
logam tertentu, sedangkan sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan
tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya.
Kombinasi dari keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan
tersebut. Sukses tidaknya mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang sangat
hati-hati terhadap kekuatan larutan asam pengetsa. Penerapan bahan penolak asam
pada logamnya, cara dan keterampilan dalam membuat desainnya agar tetap
terbuka melalui penggunaan resist (bahan pelindung), serta perhitungan waktu
untuk pengukuran dan pengikisan asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa
muncul di permukaan logam dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang
diinginkan.
c. Teknik Ukir
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda. Pada masa
itu, banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan
benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif
geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga.
Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis
dan religius. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran
tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
d. Teknik Ukir Tekan
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat
logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat
logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir
tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai
kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu.
Cara menggunakan alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda
kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
e. Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang berfungsi
untuk mengiris, menyayat/ menggaruk dan membentuk benda ialah pahat bubut.
Teknik bubut ini akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat dan rapi.
Contoh karya kerajinan dengan teknik bubut adalah asbak kayu, vas bunga dari
kayu, benda-benda mainan.
f. Teknik Anyam
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat
dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi
suatu karya anyaman. Bahan keras dari karya kerajinan yang dapat menggunakan
teknik anyaman, antara lain: bambu, rotan, dan plastik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan
dasar yang bersifat lunak, sedangkan kerajinan dari bahan keras menggunakan bahan dasar
yang bersifat keras. Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang
menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak. Ada beberapa teknik pembuatan produk
kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak
antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan membordir. Teknik yang dapat
digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain Teknik Cor (cetak
tuang), teknik esta, ukir, ukir tekan, bubut, dan anyam.
DAFTAR PUSTAKA
http://ksrmasaro.blogspot.com/p/kerajinan-bahan-lunak-sandal-1.html
http://berbagiartikel2.blogspot.com/2015/03/kerajinan-bahan-lunak-dan-