Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 2
C. Prioritas Penyelesaian Masalah ................................................................... 3
D. Aspek Peningkatan Kemampuan ................................................................ 3
E. Luaran Kegiatan .......................................................................................... 3
F. Penyetaraan SKS Mata Kuliah .................................................................... 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA ................................... 3
A. Profil Mitra .................................................................................................. 3
B. Kondisi Existing Mitra dan Potensi Wilayah .............................................. 4
C. Hubungan Masalah dengan Rencana Solusi ............................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 5
A. Base-line Kegiatan ...................................................................................... 5
B. Langkah Mengukur Permasalahan .............................................................. 5
C. Langkah Strategis ........................................................................................ 5
D. Rencana Mengukur dan Mengevaluasi Kegiatan ........................................ 6
E. Solusi Kegiatan ........................................................................................... 6
F. Kontribusi Pihak yang Mendukung............................................................. 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 7
A. Anggaran Biaya ........................................................................................... 7
B. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing .... Error!
Bookmark not defined.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ..... Error!
Bookmark not defined.
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana . Error! Bookmark not defined.
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra ............ Error!
Bookmark not defined.
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Program ............ Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 7. Rekognisi Mata Kuliah .................. Error! Bookmark not defined.

i
i
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang ditemukan dari Dinas Kesehatan Sleman tahun 2020,
bahwa prevalensi anemia remaja tertinggi ada di wilayah kerja Puskesmas
Prambanan Sleman, yaitu sekitar 23% (Dinkes Sleman, 2020). Berdasarkan data
yang diperoleh dari Puskesmas Prambanan, prevalensi anemia remaja yang tinggi
salah satunya di SMA N 1 Prambanan. SMA N 1 Prambanan terletak di wilayah
kerja Puskesmas Prambanan Sleman. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-
R) Vigara merupakan salah satu organisasi siswa SMA Negeri 1 Prambanan, yang
berlokasi di Jl. Prambanan - Piyungan KM.4, Madu Rejo, Kec. Prambanan, Kab.
Sleman, D.I. Yogyakarta. Ekstrakulikuler PIK-R ini merupakan salah satu
kelompok remaja yang dikader untuk memfasilitasi pelayanan kepada teman sebaya
terkait dengan kesehatan reproduksi dan masalah perilaku remaja lain. Selain itu,
PIK-R juga menyediakan informasi tentang generasi berencana yang
mempersiapkan remaja ke kehidupan keluarga yang lebih berkualitas.

Gambar 1. Dokumentasi Interaksi Tim dengan Mitra


Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, distribusi Tablet Tambah Darah
(TTD) dari Puskesmas ke siswa sudah dilakukan. Namun, sekolah kesulitan
mengukur tingkat kepatuhan konsumsi TTD pada siswi. Padahal, tingkat kepatuhan
siswi ini merupakan salah satu indikator penting keberhasilan dari program
distribusi TTD. Banyak siswa yang mengeluh tidak menyukai TTD karena
membuat mual. Untuk itu, pihak sekolah mengharapkan siswa bisa turut bergerak
untuk keberhasilan program ini. Hasil wawancara dengan ketua PIK-R, diketahui
bahwa kegiatan PIK-R berhenti selama pandemi COVID-19 karena pembelajaran

i
jarak jauh. Karena PIK-R ini masih tergolong baru, belum banyak program kerja
yang dibentuk dan terlaksana. Kegiatan yang pernah terlaksana yaitu hanya berupa
sosialisasi PIK-R ke siswa melalui webinar. Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan
open rekruitmen anggota PIK-R baru. Namun, setelah itu belum ada kegiatan tindak
lanjut lagi. Anggota PIK-R juga belum pernah ada yang dilatih secara khusus
mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi maupun keterampilan
menangani permasalahan remaja. Anggota PIK-R juga kesulitan memanfaatkan
media digital untuk menjalankan aktivitas mereka dan tidak mengetahui jenis
materi apa saja untuk meng-upgrade kemampuan mereka sebagai anggota PIK-R.
Organisasi ini juga belum pernah melakukan kegiatan yang berhubungan untuk
menangani anemia. Bahkan, mereka tidak menyadari bahwa prevalensi anemia di
lingkungan sekolah mereka masih cukup tinggi. PIK-R sangat mengharapkan
organisasinya bisa hidup kembali, lebih dikenal oleh siswa, dan manfaat kegiatan
PIK-R bisa dirasakan oleh siswa. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian
sebelumnya, bahwa penggunaan media digital masih tergolong cukup, begitu juga
tingkat aktivitas fisik siswa juga tergolong cukup (Prabowo, 2020).
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri (Rematri)
merupakan salah satu pelayanan gizi untuk mengatasi anemia yang harus tetap
dilakukan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 (Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, 2020). Untuk merespon permasalahan remaja, BKKBN
mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja dan keluarga
yang memiliki remaja (Direktorat Bina Ketahanan Remaja, 2012).

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat disimpulkan berdasarkan penjabaran latar belakang, yaitu
sebagai berikut:
1. Anemia remaja putri di SMAN 1 Prambanan masih tinggi.
2. Motivasi konsumsi TTD rendah dan distribusi TTD tidak terpantau.
3. Tidak ada fungsi informasi dan konseling dari PIK-R, serta keterampilan dan
kemampuan anggota PIK-R kurang.
4. Kegiatan PIK-R tidak berjalan

Gambar 2. Kerangka Masalah Mitra

i
C. Prioritas Penyelesaian Masalah
Dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya (biaya, sarana
prasarana, waktu, kemampuan anggota), dukungan kebijakan, dukungan
masyarakat, kelayakan, serta keberlangsungan, maka penyelesaian masalah
diprioritaskan yaitu pelatihan dan implementasi peer group support oleh PIK-R
dengan isi kegiatan berupa motivasi konsumsi TTD dan peningkatan asupan zat
besi berbasis kombinasi makanan. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan
keterampilan dan kemampuan anggota PIK-Renjalankan fungsi informasi dan
konseling.

D. Aspek Peningkatan Kemampuan


1. Pengetahuan anggota PIK-R tentang anemia dan tablet tambah darah.
2. Keterampilan anggota PIK-R untuk melakukan kegiatan edukasi ke
siswa/teman sebaya dengan pendekatan peer group support.

E. Luaran Kegiatan
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Buku Pedoman Mitra

F. Penyetaraan SKS Mata Kuliah


Kegiatan ini dapat disetarakan ke mata kuliah Manajemen Program Gizi,
Review Program Gizi, dan Skripsi dengan total 6 sks dari lolos penilaian tahap 1
hingga lolos PIMNAS.

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

A. Profil Mitra
PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Vigara merupakan PIK-R
di SMA Negeri 1 Prambanan, Sleman. Ekstrakulikuler siswa ini bertujuan untuk
mengedukasi teman-teman sekolah untuk menjadi remaja yang sehat, cerdas, dan
ceria. Sehat secara jasmani maupun rohani, cerdas dalam menyelesaikan berbagai
masalah, dan ceria dalam kondisi apapun. PIK-R Vigara beranggotakan 18 orang.
Pengorganisasian PIK-R Vigara terdiri dari seorang ketua dan 6 divisi yaitu
sekretaris, bendahara, humas, media komunikasi, SDM dan konselor sebaya.
Program kerja PIK-R Vigara meliputi sosialisasi organisasi, penyebaran informasi
kesehatan remaja ke siswa, melakukan konseling masalah remaja dan pembentukan
konselor sebaya. PIK-R memiliki sosial media Instagram sebagai salah satu media
penyebaran informasi. Sedangkan untuk SMAN 1 Prambanan sebagai induk PIK-
R Vigara, pada semester genap 2021-2022 ini memiliki siswa sejumlah 740 orang
dan guru 41 orang.

i
B. Kondisi Existing Mitra dan Potensi Wilayah
SMA N 1 Prambanan merupakan salah satu SMA yang mempunyai kasus
anemia yang tinggi. Fasilitas yang dimiliki yaitu 20 ruangan kelas, 4 laboratorium,
1 perpustakaan, dan 15 fasililitas sanitasi (termasuk kamar mandi dan tempat cuci
tangan). Halaman sekolah cukup luas dan sejuk untuk mendukung proses belajar.
Ekstrakurikuler PIK-R Vigara sudah hampir tidak aktif lagi karena adanya pandemi
covid 19. Sebagian besar anggota berasal dari siswa kelas 12 dimana mereka sudah
mulai fokus dengan berbagai ujian. PIK-R mendapatkan dukungan dari sekolah
untuk mengaktifkan kembali kegiatannya. Sekolah menyediakan fasilitas termasuk
jaringan internet untuk pelaksanaan kegiatan PIK-R secara daring.
Di sekitar lingkungan sekolah merupakan perumahan warga, namun juga
dekat dengan persawahan dan lokasi wisata. Layanan kesehatan terdekat yaitu
Puskesmas Prambanan. Potensi hasil alam sekitar yaitu ubi jalar dan ikan gurami.
Potensi yang dimiliki dan di sekitar SMAN 1 Prambanan sangat mendukung
terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini.

C. Hubungan Masalah dengan Rencana Solusi


Tabel 1. Hubungan Masalah dan Solusi
No Masalah Ruang Lingkup Solusi
1 Tidak ada fungsi informasi Pembekalan edukasi berupa konsumsi
dan konseling oleh PIK-R TTD dan asupan tinggi zat besi
karena kegiatan tidak berjalan
2 Kurangnya keterampilan dan Pelatihan dan pendampingan untuk
kemampuan anggota PIK-R menghidupkan konselor sebaya
dengan pendekatan peer group
support
Hubungan yang dapat ditarik dari masalah dengan ruang lingkup solusi
berawal dari tujuan utama dalam jangka panjang yaitu menurunkan prevalensi
anemia remaja putri. Tujuan jangka menengah kegiatan yaitu peningkatan
kepatuhan konsumsi TTD dan asupan zat besi. Luaran kegiatan terukur berupa
peningkatan keterampilan dan pengetahuan anggota PIK-R. Akar masalah kegiatan
berupa tidak aktifnya PIK-R karena pandemi Covid-19. Salah satu fungsi PIK-R
menjadi wadah siswa untuk mengembangkan soft-skill sebagai edukator teman
sebaya dan hard-skill sebagai penyedia informasi kesehatan remaja. Disinilah peer
group support masuk sebagai jembatan penghubung antara kebutuhan PIK-R dan
masalah kesehatan di sekolah. Peer group support memberikan dukungan
emosional dan tindakan yang memunculkan hubungan komunikasi sosial dan
integrasi antar-teman. Namun, pembekalan materi difokuskan pada tujuan jangka
menengah dan jangka panjang.

i
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

A. Base-line Kegiatan
Survei lapangan dilakukan di Puskesmas Pariwisata Prambanan untuk
mengumpulkan data kasus anemia tertinggi di daerah tersebut. Dari data hasil survei,
SMAN 1 Prambanan merupakan sekolah dengan kasus anemia tertinggi. Survei
lapangan berlanjut ke SMAN 1 Prambanan untuk mangklarifikasi masalah dengan
penyebab. Sehingga, dari hasil wawancara dengan beberapa pihak, ditemukan
sasaran potensial yaitu PIK-R Vigara dengan akar masalah kegiatan yang tidak aktif.

B. Langkah Mengukur Permasalahan


Akar masalah berupa kegiatan PIK-R yang tidak aktif diukur melalui (1)
perbandingan jumlah dan jenis kegiatan terlaksana dengan target kegiatan yang
seharusnya, dan (2) perhitungan jumlah anggota yang pernah dilatih. Penyebab
masalah tidak langsung berupa motivasi konsumsi TTD rendah dan distribusi TTD
tidak terpantau, diukur melalui pengumpulan informasi pernyataan siswa dan guru.
Masalah utama yaitu anemia diukur dari data Puskesmas dan dibandingkan dengan
prevalensi daerah lain.

C. Langkah Strategis
1. Focus group discussion
Kegiatan berupa diskusi dengan anggota PIK-R dan sekolah untuk menggali
komitmen dan keterampilan atau kemampuan dasar yang telah dimiliki terkait
konselor sebaya dan anemia. Serta, menyepakati timeline program kerja PIK-R
sebagai langkah inisiasi untuk menghidupkan kegiatan PIK-R. Dalam kegiatan ini
juga dilakukan pre-test.
2. Pelatihan peer group support
Kegiatan berupa ceramah dan diskusi tentang pelaksanaan peer group
support, dan kompetensi yang harus dikuasi konselor sebaya, kepada anggota PIKR.
3. Pembekalan materi anemia dan tablet tambah darah
Memberikan penjelasan materi kepada anggota PIK-R dengan metode
ceramah dan diskusi tentang anemia beserta cara mengatasinya dengan peningkatan
asupan zat besi dari makanan kombinasi dan konsumsi TTD.
4. Demonstrasi kombinasi makanan
Pembuatan salah satu contoh produk inovasi pangan berupa jelly
menggunakan bahan dasar bayam dan jeruk yang kaya akan Fe. Dimana bahan
produk ini nantinya akan dibagikan kepada peserta supaya dapat dikonsumsi dan
dapat dipraktikkan cara membuatnya. Peserta juga mendapatkan video tutorial dan
contoh menu yang lain.
5. Simulasi implementasi peer group support
Mempraktekkan kompetensi, keterampilan dasar dan alur peer group
support berdasarkan studi contoh kasus.

i
6. Pendampingan implementasi peer group support
Anggota PIK-R terlatih melakukan sosialisasi dan launching program peer
group support ke siswa. Kemudian melakukan pemetaan kelompok, membagi
fasilitator, menggali masalah anemia kelompok, menyampaikan materi edukasi
tablet tambah darah dan kombinasi makanan tinggi Fe, membagikan media edukasi,
serta menjadwalkan reminder TTD dan konseling kelompok.
7. Video challenge
Video challenge merupakan kompetisi untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa peserta peer group support dalam pembuatan kreasi pangan
tinggi Fe dan kepatuhan minum TTD, dengan memanfaatkan media sosial
instagram yang dimiliki PIK-R.
8. Terminasi
Kegiatan berupa pembagian buku pedoman program, post-test, dan
penggalian testimoni tentang pelaksanaan kegiatan PKM.

D. Rencana Mengukur dan Mengevaluasi Kegiatan


1. Peningkatan pengetahuan anggota PIK-R diukur dengan pre dan post test.
2. Penguasaan keterampilan diukur dengan observasi menggunakan daftar tilik
capaian kemampuan.
3. Motivasi dan antusiasme siswa diukur melalui observasi partisipasi saat
pelaksaan peer group support dan keterlibatan dalam video challenge.
4. Evaluasi kegiatan juga dilakukan dari aspek input seperti ketersediaan
anggaran, waktu, kemampuan tim pelaksana, ketersediaan sarana prasarana,
dukungan pihak terkait. Serta aspek proses dinilai dari testimoni anggota PIK-
R dan siswa, dan kesesuian dengan timeline.

E. Solusi Kegiatan
Dukungan teman sebaya (peer group support) berhubungan dengan
kesehatan mental dan berguna untuk mengatasi masalah kesehatan remaja dan
mendukung gaya hidup sehat. Komunikasi menggunakan aplikasi memungkinkan
akses yang lebih besar kepada mereka yang tidak dapat bertemu langsung (Tolley
et al., 2020). Peran protektif teman sebaya memberikan dukungan emosional dan
mengirimkan pengingat tentang aspek perawatan. Kombinasi peran yang
dimainkan teman dan kelompok sebaya terhadap anemia akan menentukan tingkat
sosialisasi dan integrasi remaja dengan anemia (Núñez-Baila et al., 2021). Kegiatan
peer group support diawali dengan pemetaan masalah terkait anemia dan konsumsi
TTD dari siswa oleh PIK-R. Kemudian membagi kelompok berdasarkan kriteria
masalah. Anggota PIK-R yang telah dilatih menjadi fasilitator kelompok bertugas
menyampaikan materi edukasi, membuka sesi konseling, menjadwalkan reminder
TTD, dan menyampaikan rujukan untuk masalah yang tidak bisa diatasi.
Selain dukungan, diperlukan peningkatan asupan zat besi dengan
memanfaatkan efek enhancher dan menurunkan efek inhibitor. Mengkombinasikan

i
bahan dan mengatur waktu makan berhubungan dengan peningkatan penyerapan
dan availabilitas zat besi. Intervensi menggunakan beragam diet lebih efektif
daripada pendekatan diet yang berfokus pada makanan tunggal (Beck et al., 2014).
Kepatuhan konsumsi TTD dapat ditingkatkan dengan penjadwalan konsumsi
bersama di sekolah, peningkatan motivasi dan pemberian edukasi (Apriningsih et
al., 2020).

F. Kontribusi Pihak yang Mendukung


Tabel 2. Kontribusi Pihak yang Mendukung
Nama Pihak Bentuk Kontribusi
Sekolah Menyediakan fasilitas, sarana, dan prasarana
Guru Mengajak siswa untuk berpartisipasi.
Ikut memantau jalannya kegiatan.
Orang Tua/Wali Siswa Mengajak siswa untuk berpartisipasi.
Puskesmas Mengintegrasikan program Puskesmas yang terkait
dengan kegiatan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Tabel 3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana
(Rp)
1 Bahan habis pakai Belmawa 3570000
Perguruan Tinggi 625000
Instansi lain -
2 Sewa dan jasa Belmawa 500000
Perguruan Tinggi 525000
Instansi lain -
3 Transportasi lokal Belmawa 1350000
Perguruan Tinggi -
Instansi lain -
4 Lain-lain Belmawa 736000
Perguruan Tinggi -
Instansi lain -
Jumlah
Belmawa 6156000
Perguruan Tinggi 1150000
Rekap Sumber Dana
Instansi lain -
Jumlah 7306000

i
B. Jadwal Kegiatan
Tabel 4. Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Bulan Penanggung Jawab
1 2 3 4
1 Persiapan alat bahan
2 Koordinasi sekolah dan
PIK-R
3 Focus group discussion
4 Pelatihan peer group
support
5 Pembekalan materi anemia
dan tablet tambah darah
6 Demonstrasi kombinasi
makanan
7 Simulasi implementasi
peer group support
8 Pendampingan
implementasi peer group
support
9 Video challenge
10 Terminasi
11 Laporan kemajuan, luaran,
laporan akhir

DAFTAR PUSTAKA

Apriningsih, Madanijah, S., Dwiriani, C. M., & Kolopaking, R. (2020).


Determinant of Highschool Girl Adolescent’ Adherence to Consume Iron
Folic Acid Supplementation in Kota Depok. Journal of Nutritional Science
and Vitaminology, 66(Supplement), S369–S375.
Beck, K. L., Conlon, C. A., Kruger, R., & Coad, J. (2014). Dietary Determinants of
and Possible Solutions to Iron Deficiency for Young Women Living in
Industrialized Countries: A Review. Nutrients, 6(9), 3747.
Dinkes Sleman. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Sleman.
Direktorat Bina Ketahanan Remaja. (2012). Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi
Dan Konseling Remaja Dan Mahasiswa (Pik Remaja/Mahasiswa). Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional.
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. (2020). Pedoman pemberian Tablet
Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri pada masa pandemi COVID-19 bagi
tenaga kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.

i
Núñez-Baila, M. de los Á., Gómez-Aragón, A., & González-López, J. R. (2021).
Social Support and Peer Group Integration of Adolescents with Diabetes.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(4),
1–14.
Prabowo, T. S. (2020). Hubungan Antara Penggunaan Media Digital Dengan
Aktivitas Jasmani Peserta Didik Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Prambanan
Kabupaten Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta.
Tolley, J. A., Michel, M. A., Williams, A. E., & Renschler, J. S. (2020). Peer
Support in the Treatment of Chronic Pain in Adolescents: A Review of the
Literature and Available Resources. Children, 7(9).

Anda mungkin juga menyukai