Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus: Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut) pada

Kucing Domestik
Case Report: Acute Kidney Injury in Domestic Cats

Ervin Juliet Latupeirissa1, Zuriya1, Masyrif Hidayat Husein1, Siti Raisya Hasanah1,
Fikri Bhirawidha Prasetyo1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Universitas Wijaya Kusuma, Jl. Dukuh Kupang XXV No. 54, Dukuh Kupang, Kec. Dukuh Pakis,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60225
*Corresponding author: ervinjuliet97@gmail.com
Abstrak

Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai kasus Acute Kidney Injury
(Gagal ginjal akut) yang menyerang seekor kucing domestik bernama Simon yang berusia 7
tahun. Diagnosis ditetapkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari anamnesis pemilik
kucing yaitu adanya keluhan bersin, sudah dua hari tidak mau makan, lemas, banyak minum
dan juga banyak urinasi. Sedangkan pemeriksaan fisik didapati bulu rambutnya kotor dan agak
kusam, membrana mukosa pucat, dehidrasi, ada discharge nasal supuratif dan letargi. Pada saat
dipalpasi, ginjal teraba seperti membesar. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan USG dan
juga Radiografi dan ditemukan adanya pembesar pada ginjal kiri maupun kanan, sehingga
didiagnosis sebagai Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut).

Kata kunci: Gagal ginjal akut, kucing

Abstract

This case report aims to explain the case of Acute Kidney Injury (Acute Kidney
Failure) which attacked a 7-year-old domestic cat named Simon. The diagnosis was made
based on information obtained from the history of the cat owner, namely complaints of
sneezing, not wanting to eat for two days, weakness, drinking a lot and also urinating a lot.
While the physical examination found that the hair was dirty and rather dull, the mucous
membranes were pale, dehydrated, there was suppurative nasal discharge and lethargy. On
palpation, the kidneys feel enlarged. Investigations were carried out using ultrasound and
radiography and found enlargement of the left and right kidneys, so that he was diagnosed as
Acute Kidney Injury.

Keywords: Acute kidney injury, cats

1
PENDAHULUAN terserang penyakit sehingga penyakit
Kucing merupakan hewan peliharaan tersebut tidak menular kepada kucing lain
yang telah didomestikasi sejak 3000- 4000 dan pemelihara (Saputro dkk, 2015).
tahun lalu pada zaman mesir kuno, kucing
Ginjal merupakan organ yang dapat
domestikasi (Felis domesticus) adalah
menjaga kesehatan dengan mengatur
hewan domestikasi yang merupakan
keseimbangan air, elektrolit, asam basa dan
keturunan dari kucing eropa (Felis
mengatur tekanan darah. Ginjal juga
sylvestris) dengan kucing hutan Afrika
mengeluarkan sisa metabolisme / racun dan
(Felis lybica). Felis domesticus termasuk
berperan dalam sekresi dan metabolisme
dalam kelas mamalia, ordo karnivora, sub
hormone (Haskey, 2019). Fungsi utama
ordo feliformia, famili felidae (Lesmana,
ginjal adalah sebagai organ eksresi dan non
2008).
eksresi (Price and Wilson, 2005). Fungsi
Kucing merupakan hewan peliharaan eksresi ginjal meliputi pengaturan pH,
sebagai salah satu hobi yang digemari oleh konsentrasi ion mineral, komposisi cairan
masyarakat saat ini. Alasannya kucing darah, eksresi produk akhir nitrogen dari
memang merupakan hewan yang sangat metabolisme protein dan sebagai jalur
lucu, ramah terhadap manusia, mudah eksretori untuk sebagian besar obat (Price
dipelihara, dan bisa menjadi teman bagi and Wilson, 2005). Fungsi non ekskresi
pemelihara. Banyaknya pemelihara kucing adalah pengaturan tekanan darah, produksi
yang kesulitan untuk merawat kucing eritrosit dan konversi vitamin D menjadi
kesayangannya ketika sakit, namun untuk bentuk aktif (D3 atau 1-25-
tetap menjaga agar kucing peliharaan dihydroxycholecalciferol) (Polzin et.al,
memiliki kesehatan yang baik. Pemelihara 2013).
kucing harus memperhatikan perawatan
Gangguan atau cedera akut pada
dan makanan kucing tersebut agar tidak
ginjal dapat menyebabkan kerusakan sel

2
dan nekrosis. Hal ini pada gilirannya dapat Simon normal yaitu 148 kali/menit. Hasil

menyebabkan perubahan fungsi normal pemeriksaan frekuensi nafas didapat 24

ginjal. Dapat terjadi penurunan tiba-tiba kali/menit. Rambut kucing tampak kotor

pada laju filtrasi glomerulus (GFR) yang dan juga kusam. Pemeriksaan membrana

ditandai dengan peningkatan konsentrasi mukosa oral dan konjungtiva tampak pucat.

kreatinin serum / plasma, uremia (gejala Pada saat dibuka mulutnya, tercium bau

yang berhubungan dengan peningkatan mulut yang tidak sedap (halitosis).

urea dan kreatinin), dan perubahan pada Pemeriksaan tugor kulit didapati adanya

keluaran urin (Legatti et.al, 2018). dehidrasi ringan dan juga kucing tampak

lemas. Pemeriksaan fisik berupa palpasi


STUDI KASUS
abdomen, pada bagian ginjal teraba seperti
a. Anamnesis dan Sinyalemen
membesar.

Seorang klien pemilik kucing

domestik bernama Simon berusia 7 tahun

dengn ciri warna bulunya orange dan putih,

berjenis kelamin jantan, datang dengan

keluhan sudah dua hari tidak mau makan,

lemas, bersin, kucing banyak minum dan


Gambar 1: Kucing Simon
juga banyak urinasi.

Berdasarkan anamnesis dan juga


b. Pemeriksaan Fisik dan
pemeriksaan fisik di atas, maka dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan penunjang pada bagian ginjal
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang
yang teraba seperti membesar agar dapat
dilakukan, diperoleh data berupa berat
memastikan ada tidaknya pembesaran
badan kucing 3 kg, suhu tubuhnya 38.3◦C.
ginjal tersebut. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan frekuensi pulsus kucing
yang dilakukan yaitu Ultrasonografi dan

3
Radiografi, pemeriksaan ini dilakukan agar

dapat menegakan diagnosis yang tepat.

A
Hasil USG dan Radiografi (X-Ray) A B
sebagai berikut:
C
a. USG

Gambar 3: USG Left Kidney


Keterangan: A. Medula Renalis
A
B. Korteks Renalis
B A
C. Kapsula Renalis
C
Interpretasi: Ultrasonografi dari ginjal kiri

diambil dengan arah probe di sagittal dan

hewan direbahkan dengan lateral


Gambar 2: USG Right Kidney
recumbency menunjukkan bagian korteks
Keterangan: A. Medula Renalis
ginjal tampak hyperechoic dan tampak
B. Korteks Renalis
C. Kapsula Renalis membesar dengan hasil pengukuran

Interpretasi: USG dari ginjal kanan dengan panjang ginjal kiri yaitu 53.6 mm.

posisi probe berada di arah sagittal dan


b. X-ray
hewan diposisikan dengan rebah lateral

recumbency. Hasil USG ini menunjukkan

pada bagian korteks renalis tampak

hyperechoic dan pada pengukuran ginjal

kanan tampak membesar dengan panjang

57.4 mm.

Gambar 5: X-Ray Right Kidney dengan


posisi Right Lateral

4
Interpretasi: Hasil X-Ray ini menunjukkan kasus ini, dilakukan eliminasi dari

adanya pembesaran ukuran 3x lumbalis diagnosis banding tersebut.

kedua pada ginjal kanan. Pengambilan a. Nephrolithiasis

gambar X-ray ini dengan hewan Merupakan suatu keadaan di mana

diposisikan secara lateral recumbency. terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis

atau kaliks dari ginjal. Secara garis beras

pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh

faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor

intrinsik yaitu umur, jenis kelamin dan

keturunan, sedangkan faktor ekstrinsik

yaitu kebiasaan makan, zat yang

terkandung dalam urin dan sebagainya


Gambar 4: X-ray Left Kidney dengan posisi
Left Lateral (Hanley et al, 2015). Berikut ini adalah
Interpretasi: Hasil X-Ray menunjukkan
contoh dari hasil X-Ray hewan yang
ukuran dari ginjal kiri 3x panjang dari
mengalami Nephrolithiasis:
lumbalis kedua sehingga ginjal kiri

mengalami pembesaran. Hewan A

diposisikan secara lateral recumbency.

c. Diagnosa

Berdasarkan hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan


Gambar 6: A. X-Ray yang menunjukkan
adanya batu pada ginjal.
penunjang, diagnosis banding yang

mendekati dengan temuan yang didapat


Pada gambar di atas menunjukkan
yaitu Acute Kidney Injury, Chronic Kidney
adanya gambaran hyperechoic berbentuk
Disease dan Nephrolithiasis, sehingga
batu pada ginjal. Hal ini berbeda dengan
untuk menegakan diagnosis kerja dalam
5
hasil X-Ray kucing Simon yang tidak nafsu makan, terdapat bau mulut (halitosis),

menunjukkan adanya batu pada bagian urinasi banyak. Hasil USG menunjukkan

ginjal, baik itu ginjal kiri maupun ginjal panjang ginjal kiri 53.6 mm dan ginjal

kanan, sehingga nephrolithiasis dapat kanan 57.4 mm. Menurut (Barr 2011),

dieliminasi sebagai diagnosis kerja. ukuran normal panjang ginjal kucing yaitu

30-45 mm, sehingga hal tersebut


b. Acute Kidney Injury dan Chronic Kidney
menunjukkan bahwa terdapat pembesaran
Disease
pada kedua ginjal kucing Simon. Hal ini
Berikut ini adalah perbedaan antara Acute
juga didukung dengan hasil X-ray yang
Kidney Injury (Gagal ginjal akut) dan
mempelihatkan ukuran ginjal kiri dan
Chronic Kidney Disease (Gagal ginjal
kanan sebesar 3x lumbalis kedua. Menurut
kronik) menurut Polzin (2011):
Noviana (2011), ginjal kucing normal 2x
Karakteristik AKI Karakteristik CKD

Berat badan normal Penurunan berat badan > 3 bulan panjang lumbal kedua.
Penurunan nafsu makan baru-baru ini Penuunan nafsu makan > 3 bulan
PEMBAHASAN
Rambut sehat hingga agak kusam Rambut buruk dan rontok
a. Definisi
Perubahan volume urin baru-baru ini Polyuria-polydipsia > 3 bulan

Halitosis Nafas uremik > 3 bulan Gangguan ginjal akut (GGA) atau
Ginjal membesar/ normal Ukuran ginjal mengecil
Acute kidney injury (AKI) yang
Tabel 1: Perbedaan gagal ginjal akut dan
sebelumnya diknal dengan ARF adalah
gagal ginjal kronis.
penurunan fungsi ginjal yang di tandai
Berdasarkan hasil anamnesis serta
dengan peningkatan kadar kreatinin serum
pemeriksaan fisik dan penunjang pada
dibanding dengan kadar sebelumnya atau
kucing Simon, gejala klinis yang tampak
penurunan urine output (Balqis dkk, 2016).
lebih mengarah pada gagal ginjal akut
Acute kidney injury (AKI) adalah
(Acute Kidney Injury), dengan gejala yang
penurunan cepat (dalam jam hingga
tampak sebagai berikut yaitu rambutnya
minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG)
agak kusam, sudah dua hari kehilangan

6
yang umumnya berlangsung reversible, Neoplasia, adanya sumbatan di dalam

diiikuti kegagalann ginjal untuk ginjal seperti batu.

mengekskresi sisa metabolisme nitrogen b) Penyakit Umum di luar ginjal:

dengan / tanpa gangguan keseimbangan Penyakit sistemik seperti diabetes

cairan dan elektrolit (Umar, 2021). melitus, hipertensi, Dysplidemia,

b. Etiologi Obat-obatan, kehilangan banyak cairan

Secara historis, AKI pada kucing yang mendadak (luka bakar).

paling sering dikaitkan dengan paparan c. Patogenesis

nefrotoksin, yang diperkirakan terjadi pada Umumnya gagal ginjal akut terjadi

lebih dari 50% kasus (Worwag and disebabkan oleh penurunan dan kerusakan

Langston, 2008). Namun, populasi nefron yang mengakibatkan fungsi ginjal

penelitian berasal dari rumah sakit rujukan yang progresif menghilang. Total laju

AS, Obstruksi ureter semakin dikenal filtrasi glomerolus (GFR) dan klirens

sebagai penyebab AKI yang signifikan mengalami penurunan sedangkan terjadi

pada kucing, mempengaruhi hingga 35% peningkatan pada Blood urea nitrogen dan

pada populasi kucing rujukan (Segev et.al, kreatin. Kemudian nefron yang masih ada

2013). menjadi hipertrofi karena fungsinya untuk

Secara umum, penyebab terjadinya menyaring menjadi lebih banyak. Hal ini

gagal ginjal akut menurut Muttaqin dan berakibat pada ginjal, di mana ginjal

Sari (2012) yaitu: kehilangan kemampuan dalam

a) Penyakit yang berasal dari ginjal: mengentalkan urine. Ditahap ekskresi urine

Glomerulonefritis, Pyelonefritis, dikeluarkan dalam jumlah besar sehingga

Ureteritis, Nefrolitiasis, Polcystis pasien mengalami kehilangan cairan.

kidney, Trauma langsung pada ginjal, Tubulus pada akhirnya akan kehilangan

kemampuan dalam menerima elektrolit dan

7
urine yang dibuang mengandung banyak Legatti, S. A. M., Dib, R.E., Legatti, E.,
Botan, A.G., Camargo, S.E.A.,
sodium yang mengakibatkan terjadinya Agarwal, A. 2018. Acute kidney
injury in cats and dogs: A
poliuri (Bayhakki,2013) proportional meta-analysis of case
series studies. PubMed. 13(1).
SIMPULAN
Lesmana, T. 2008. Morfogenetika Kucing
Kucing pada kasus ini didiagnosis suspect (Felis domesticus) di Jakarta Timur.
Departemen Biologi Fakultas
acute kidney injury berdasarkan anamnesis, Matematika dan Ilmu Alam Institut
Pertanian Bogor. Hal 1.
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
Muttaqin dan Sari. (2012). Asuhan
penunjang seperti ultrasonografi dan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Salemba Medika,
radiografi yang menunjukkan adanya Jakarta.

pembesaran pada kedua organ ginjal. Noviana. 2011. Principles of Abdominal


Radiography: Workshop X-ray
2011. Staf Bagian Bedah dan
Radiologi Fakultas Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Hewan IPB. Bogor.

Balqis, L.F., Noormartany, N., Polzin, D.J. 2011. Chronic Kidney Disease
Gondodiputro, R.S., Rita, C. 2016. in Small Animal. Journal Elseveer.
Validitas Kidney Injury Molecule-1 41(1): 15-30.
Urin Metode Mikro Enzyme-
Linked Immunosorbent Assay Polzin, D.J. 2013. Evidence-based step-
Sebagai Penanda Dini Gangguan wise approach to managing chronic
Ginjal Akut pada Sepsis. 48(1): 19- kidney disease in dogs and cats. J
25 Vet Emerg Crit Care (San
Antonio).23(2):205–215.
Barr F, Gaschen L. 2011. BSAVA manual of
Canine and Feline Ultrasonography. Price, S.A., dan Wilson, L. M. 2005.
British Small Animal Veterinary Patofisiologi: Konsep Klinis
Association. Prosesproses Penyakit, Edisi 6, Vol.
2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U.,
Bayhakki. 2013. Seri Asuhan Keperawatan Hartanto, H., Wulansari, p.,
Klien Gagal Ginjal Kronik, Jakarta, Mahanani, D. A.,Penerbit Buku
EGC. Kedokteran EGC, Jakarta.

Hanley JM, Saigal CS, Scales CD, Smith Saputro, D., Lestari, U., Sutanta, E. 2015.
AC. Prevalences of kidney stone in Sistem Pakar Untuk Diagnosis
the United States. Journal European Penyakit Kucing Berbasis Web
Association of Urology. 62(1):162- Menggunakan Framework
165 Codeigniter Web Based Expert
System for Diagnosis Cat Disease
Haskey, E. 2019. Acute Kidney Injury. The Using Codeigniter Framework.
Veterinary Nurse. 10(1): 45-52 Jurnal Script. 3(1): 29-38

8
Segev, G., Palm, C., LeRoy, B., Cowgil,
L.D., Westropp, J.L. 2013.
Evaluation of neutrophil gelatinase-
associated lipocalin as a marker of
kidney injury in dogs. Journal
Vet.Intern. Med. 27(6): 1362-1367.

Umar, N. S. 2021. Kasus Acute Kidney


Injury pada Kucing Mixdomestik-
Persia di Maros Pet Care. FKH
UnHas. Makassar. Hal.3-5.

Worwag, S and Langston, C.E. 2008. Acute


intrinsic renal failure in cats: 32
cases (1997-2004). Journal Am.Vet.
Med. 232(5): 728-732.

Anda mungkin juga menyukai