TINJAUAN PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id
5
http://repository.unimus.ac.id
6
http://repository.unimus.ac.id
7
http://repository.unimus.ac.id
8
http://repository.unimus.ac.id
9
http://repository.unimus.ac.id
10
http://repository.unimus.ac.id
11
http://repository.unimus.ac.id
12
2.2. Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebgian besar pengetahua
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003 (A Wawan &
Dewi, 2011) ).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang
yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non
formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO
(World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu
bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri.
http://repository.unimus.ac.id
13
1. Tahu (Know)
Tahu diartiakan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsngan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu”
ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan
sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Apliksi diartikan sebagai kemampuan untuk meggunkan materi
yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Apikasi disini dapat diartikn aplikasi atau peggunaan hukum hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
http://repository.unimus.ac.id
14
http://repository.unimus.ac.id
15
http://repository.unimus.ac.id
16
http://repository.unimus.ac.id
17
2.3 SIKAP
2.3.1 Pengertian Sikap
Sikap menurut Notoadmojo (2003) adalah reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap menurut Sunaryo (2004) adalah kecenderungan bertindak dari
individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Jadi,
sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.
Dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, anatara lain:
a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memeberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c. Menghargai (valuating), yaitu dapat berupa mengajak orang lain
untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya (Notoatmodjo,2007).
a. Faktor Internal
Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu
menerima, mengolah, dan memilih, segala sesuatu yang datang dari luar,
serta menentukan mana yang akan diterima atautidak diterima. Sehingga
individu merupakan penentu pembentukan sikap yang terdiri dari faktor
motif, faktor psikologi, dan faktir fisiologis.
http://repository.unimus.ac.id
18
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk mengubah
dan membentuk sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung dan tidak
langsung. Faktor eksternal terdiri dari faktor pengalaman, situasi, norma,
hambatan dan pendorong.
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi adalah apa yang telah ada yang sedang kita alami akan
ikut membentuk dan mempengaruhi dalam pembentukan sikap.
Pengalaman pribadi terdiri dari Banyaknya informasi yang dimiliki
seseorang selama perjalanan hidupnya dan kemampuan seseorang untuk
menerapkan.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah orang
tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, guru, dan media massa.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh dalam
memilih. Aspek sosial budaya dalam masyarakat yang berkembang sesuai
dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan dan pendidikan
masyarakat tersebut (Baliwati, 2004).
http://repository.unimus.ac.id
19
Tingkat pendidikan
Kebudayaan
Tingkat
kelompok usia
Pengetahuan
Media massa
Informasi
Lembaga Pendidikan
Sikap
Lingkungan
Emosional
http://repository.unimus.ac.id