3516 11197 1 PB
3516 11197 1 PB
TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Abstrak
Insulin merupakan hormon peptida yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme. Percobaan ini
bertujuan untuk mengukur pengaruh pemberian insulin terhadap kondisi, metabolisme dan konsumsi oksigen
ikan mas koki melalui penghitungan frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum. Ikan uji yang
digunakan adalah ikan mas koki dengan bobot rata-rata 5,26 ± 0,27 g dan panjang rata-rata 8,11 ± 1,45 cm.
Penelitian terdiri dari tiga percobaan yang meliputi (1) pergerakan pada ikan yang diberi insulin dilanjutkan
dengan penambahan larutan gula, (2) pergerakan pada ikan yang diberi larutan gula kemudian diinjeksi dengan
atau tanpa insulin, (3) pergerakan pada ikan pada suhu rendah diikuti dengan diinjeksi insulin lalu pemberian
larutan gula. Pemberian insulin baik yang pada media pemeliharaan maupun melalui injeksi meningkatkan
frekuensi gerakan mulut dan operkulum yang mengindikasikan bahwa insulin meningkatkan laju metabolisme
dan konsumsi oksigen ikan. Suhu media yang rendah menurunkan semua pergerakan ikan, namun pemberian
insulin dapat mengembalikan aktivitas ikan menjadi seperti pada suhu normal. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pemberian insulin dan larutan gula berpengaruh secara nyata pada tingkah laku ikan dan laju
metabolisme pada ikan mas koki.
Kata kunci: insulin, larutan gula, frekuensi, gerakan sirip dada, mulut, operkulum, carrasius auratus
Abstract
Insulin, a peptide hormone, that is important in metabolism proccessess. The objectives of this experiment was to
study the effect of insuline on the condition, metabolism and oxygen consumtion of gold fish thorugh the
observation of the frequency of pectoral fin, mouth and operculum movements. Gold fish at an average body
weight of 5.26 ± 0.27 g and average body lenght of 8.11 ± 1.45 cm. This study consisted of three stages of
experiment: (1) fish movement in the medium with insulin followed by sugar solution addition, (2) fish
movement in sugar solution followed by injection with or without insulin, (3) fish movement at low temperature
followed by insuline injection and sugar solution addition. Adding insuline either in the culture medium or by
injection increased the frequency of mouth and operculum movements which may indicate that insuline increase
the rate of metabolism and oxygen consumption. Low temperature reduced fish movement, but insuline resulted
in normal movement which similar to the fish at normal temperature. It can be concluded that insulin and sugar
solution affected fish behavior and metabolisms rate of gold fish.
Keywords: insulin, sugar solution, frequency, pectoral fin movement, mouth, operculum, carrasius auratus
52
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Ormazabal et al., 2018). Insulin menyebabkan sel- Ikan uji yang digunakan dalam penelitian
sel dalam hati, otot dan jaringan lemak menyerap ini adalah ikan mas koki Carrasius auratus yang
glukosa dari dalam darah serta menghentikan berasal dari Balai Budidaya Ikan Hias Depok. Ikan
penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan yang digunakan untuk penelitian dibawa satu hari
menghambat pelepasan glukagon. Pada kondisi sebelum pelaksanaan penelitian dan dipelihara di
yang normal insulin tersedia dalam tubuh pada Laboratorium Pengembangbiakan Ikan,
proporsi yang konstan untuk memfasilitasi Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
penyerapan glukosa dari dalam darah agar dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
konsentrasinya dapat tetap terkontrol dan tidak Selanjutnya ikan uji diambil dan ditempatkan dalam
mencapai level toksik. Ketika kadar glukosa darah wadah akuarium yang diberi aerasi sebelum
menurun hingga di bawah level tertentu, maka digunakan sebagai ikan uji. Ikan yang digunakan
tubuh akan mulai menggunakan simpanan glukosa untuk penelitian ini memiliki bobot rata-rata 5,26 ±
sebagai sumber energi melalui proses 0,27 g dan panjang rata rata 8,11 ± 1,45 cm.
digunakan sebagai sumber energi (Gast et al., 2012; Percobaan ini terdiri dari 4 jenis
Ikan mampu memproduksi hormon insulin perlakuan. Perlakuan dalam percobaan meliputi: (a)
untuk mengontrol metabolisme gula dan protein pengamatan pergerakan bukaan mulut, operkulum
(Hoole et al., 2001). Pengetahuan terkait proses dan sirip dada pada kondisi normal sebagai kontrol;
kerja insulin yang dilihat dari parameter gerakan (b) pergerakan pada ikan yang diberi insulin
tubuh ikan merupakan hal penting untuk dikaji dilanjutkan dengan penambahan larutan gula, (c)
lebih lanjut. Pengetahuan tersebut dapat digunakan pergerakan pada ikan yang diberi larutan gula
sebagai model dalam melihat pergerakan ikan kemudian diinjeksi dengan dan tanpa insulin, (d)
normal dengan ikan yang sedang mengalami stress pergerakan pada ikan pada suhu rendah diikuti
pada waktu yang singkat. Selain itu pengamatan dengan pemberian insulin lalu pemberian larutan
pergerakan organ insang operkulum, mulut dan Pola tingkah laku yang diamati pada percobaan ini
metabolism maupun kondisi keseimbagan (Crear et 1. Buka tutup mulut yang merupakan indikator
al., 2020; Miao et al., 2021) Tujuan dari percobaan metabolisme (Crear et al., 2020)
53
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
2. Pergerakan operkulum, parameter ini Pada tahap berikutnya seekor ikan koki
merupakan indikator konsumsi oksigen (Ihsan baru dimasukkan ke dalam gelas beaker dan diberi
et al., 2021) perlakuan air gula seperti sebelumnya. Setelah
3. Pergerakan sirip dada. Paremeter ini pengamatan pergerakan selama 2 menit, selanjutnya
merupakan indikator keseimbangan dan dilakukan plasebo dan kembali dilakukan
kebugaran ikan (Castaño and Tan, 2021; Miao pengamatan pergerakan mulut, sirip dan operkulum
et al., 2021) selama 2 menit.
Percobaan 3. Ikan yang diberi insulin dan diberi
Ikan normal (Kontrol) larutan gula pada suhu rendah
Ikan mas koki dimasukkan ke dalam gelas Ikan normal pada suhu rendah (15oC)
beaker bervolume 500 mL yang diisi dengan 250 Ikan mas koki dimasukkan ke dalam gelas
mL air lalu dibiarkan selama 5 menit untuk proses beaker bervolume 500 mL yang diisi dengan 250
aklimatisasi. Selanjutnya dilakukan pengamatan mL air yang yang sebelumnya telah diletakkan di
berturut-turut pergerakan buka tutup mulut, atas es selama 10 menit hingga suhunya turun. Ikan
operkulum dan sirip dada selama 2 menit. lalu dibiarkan selama 5 menit untuk proses
Percobaan 1. Ikan diberi insulin diikuti aklimasi. Selanjutnya dilakukan pengamatan
penambahan larutan gula berturut-turut pergerakan buka tutup mulut,
Ikan koki dimasukkan ke dalam gelas operkulum dan sirip dada selama 2 menit.
beaker bervolume 500 mL yang diisi dengan 250 Ikan yang diberi insulin dan diberi larutan gula
mL air lalu dibiarkan selama 5 menit untuk proses pada suhu rendah
aklimasi. Kemudian 1 mL insulin disuntikkan ke Ikan koki dimasukkan ke dalam gelas
sekeliling tubuh ikan dan pergerakan buka tutup beaker bervolume 500 mL yang diisi dengan 250
mulut, operkulum dan sirip dada diamati selama 2 mL air yang sebelumnya telah diletakkan di atas es
menit. Selanjutnya dilakukan penambahan larutan selama 10 menit hingga suhunya turun. Ikan lalu
gula (150 g/L) sebanyak 100 mL yang diikuti dibiarkan selama 5 menit untuk proses aklimasi.
dengan pengamatan pergerakan buka tutup mulut, Selanjutnya dilakukan pengamatan berturut-turut
operkulum dan sirip dada selama 2 menit. pergerakan buka tutup mulut, operkulum dan sirip
Percobaan 2. Ikan direndam dalam larutan gula dada selama 2 menit. Setelah itu ikan diberi dengan
kemudian diinjeksi dengan dan tanpa insulin 1 mL insulin pada media lalu diamati pergerakan
Ikan koki dimasukkan ke dalam gelas mulut, operkulum dan sirip dada selama 2 menit.
beaker bervolume 500 mL yang diisi dengan 250 Selanjutnya 100 mL larutan gula (150 g/L)
mL larutan gula (150 g/L) lalu dibiarkan selama 5 ditambahkan ke dalam gelas beaker dan pergerakan
menit untuk proses aklimasi. Selanjutnya mulut, operkulum dan sirip dada kembali diamati
pergerakan buka tutup mulut, operkulum dan sirip selama 2 menit
dada diamati selama 2 menit. Setelah itu 0,05 mL Analisa data
insulin disuntikkan lalu ikan dibiarkan selama 5 Data-data hasil perhitungan pergerakan
menit untuk kemudian dilakukan pengamatan mulut, operkulum dan sirip dihitung frekuensi
pergerakan kembali. pergerakan organ tersebut setiap menit dengan
rumus sebagai berikut:
54
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Gambar 1. Frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum ikan koki pada kontrol, setelah pemberian
insulin (+insulin) dan setelah penambahan larutan gula setelah penambahan insulin
(+insulin+gula).
55
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
simpanan gula ke dalam darah. Pada saat gula darah beberapa faktor diantaranya jenis insulin dan dosis,
semakin menurun maka tubuh akan mengalami metode pemaparan (injeksi, infus, perendaman),
kekurangan glukosa untuk disuplai ke otak musim, kondisi nutrisional, dan sejarah nutrisi.
sehingga fungsi otak akan terganggu. Sementara Pemberian larutan gula setelah
Ottolenghi et al. (1982) melaporkan bahwa penyuntikan insulin menunjukkan penurunan
penyuntikan insulin pada ikan lele dapat frekuensi gerakan mulut dan operkulum yang
menurunkan glukosa darah, penurunan kadar mengindikasikan bahwa pemberian larutan gula
glikogen dalam hati dan jantung. Pada percobaan mengembalikan laju metabolisme dan konsumsi
ini, kondisi koma tidak sampai terjadi karena oksigen kembali seperti semula dan ikan telah
pengamatan hanya dilakukan selama 2 menit. mencapai kondisi homeostasis glukosa darah.
Namun demikian terlihat bahwa pemberian insulin Munford and Greenwald (1974) menduga bahwa
di sekeliling ikan dapat meningkatkan frekuensi larutan glukosa akan terdifusi melalui insang
gerakan semua organ yang diamati. sehingga dapat meningkatkan konsentrasi glukosa
Adanya peningkatan aktivitas gerakan ikan di plasma darah hingga mencapai tingkat tertentu
diduga karena kondisi hypoglicemia di dalam darah yang dapat mendukung fungsi neural yang normal.
ikan akibat adanya penyerapan glukosa darah
Percobaan 2. Ikan direndam dalam larutan gula
secara berlebihan yang dipicu oleh keberadaan kemudian diinjeksi dengan dan tanpa insulin
insulin yang berlebihan. Kondisi hypoglycemia Perendaman ikan koki dalam larutan gula
kemudian merangsang tubuh untuk melepaskan sedikit menurunkan frekuensi gerakan sirip namun
cadangan glukosa melalui proses glycogenolysis ke tidak signifikan (P>0.05). Sementara frekuensi
dalam darah. Pokalof et al. (2010) juga melaporkan gerakan mulut dan operkulum meningkat secara
bahwa pemberian insulin melalui infus secara akut signifikan setelah ikan dimasukkan ke dalam
menyebabkan kondisi hypoglycemia pada ikan larutan gula (P<0.05). Pemberian insulin melalui
rainbow trout yang selanjutnya menyebabkan injeksi maupun tusukan injeksi tanpa insulin setelah
terjadinya modifikasi pada proses metabolisme perendaman dengan larutan gula tidak memberikan
yang berlangsung di hati dan otot. Aktivitas ini perubahan yang signifikan pada frekuensi gerakan
diduga akan meningkatkan laju metabolisme dan operkulum ikan, namun tetap lebih tinggi daripada
selanjutnya konsumsi oksigen. Sedangkan frekuensi kontrol. Adanya penyuntikan insulin pada saat ikan
gerakan sirip yang terlihat agak naik namun tidak direndam dalam larutan gula meningkatkan gerakan
signifikan diduga karena kondisi ini belum terlalu sirip dan mulut (P<0.05). Plasebo pada ikan koki
mempengaruhi kebugaran ataupun keseimbangan yang direndam dalam larutan gula terlihat
ikan. Polakof et al. (2010) melaporkan bahwa meningkatkan gerakan sirip secara signifikan
kondisi hypoglycemia yang terjadi akibat (P<0,05) namun sebaliknya menurunkan frekuensi
pemaparan ikan terhadap insulin dipengaruhi oleh gerakan mulut namun tidak signifikan (P>0.05).
56
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Gambar 2. Frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum ikan koki pada kontrol, perendaman pada
larutan gula (+gula), perendaman pada larutan gula yang dilanjutkan tusukan injeksi tanpa insulin
(plasebo) dan perendaman pada larutan gula diikuti injeksi insulin (+gula+insulin).
Perendaman ikan dalam larutan gula terlihat sedikit menurun namun tidak signifikan.
belum terlihat memengaruhi kondisi kebugaran Sneddon (2003) melaporkan bahwa ikan terbukti
maupun keseimbangan ikan yang direpresentasikan dapat merasakan sakit yang ditunjukkan oleh
oleh gerakan sirip dada ikan selama masa peningkatan gerakan sirip pektoral. Peningkatan
pengamatan. Sementara peningkatan frekuensi gerakan sirip dada ini diduga merupakan gerakan
gerakan mulut dan operkulum diduga karena untuk menenangkan diri atau tingkah laku untuk
perendaman glukosa memungkinkan adanya mendapatkan kenyamanan setelah terpapar pada
glukosa yang tertelan (Munford and Greenwald, kondisi yang menyakitkan.
1974) dan terserap masuk ke dalam darah. Adanya Penyuntikan insulin pada ikan yang
peningkatan kadar glukosa dalam darah direndam dalam larutan gula akan menyebabkan
menyebabkan kondisi hyperglycemia. Palmer and peningkatan penyerapan gula dalam darah oleh hati
Ryman (1972) melaporkan bahwa pemberian dan otot sehingga menurunkan kadar gula dalam
glukosa secara oral menyebabkan peningkatan darah. Proses ini terlihat dapat meningkatkan laju
glukosa darah yang diikuti dengan penurunan metabolisme seperti yang ditunjukkan oleh
kandungan asam amino, asam lemak bebas dan peningkatan frekuensi gerakan mulut. Sementara
kolesterol dalam darah serta peningkatan cadangan peningkatan frekuensi gerakan sirip dapat
glikogen dalam hati. Sementara Moon (2001) mengindikasikan adanya kondisi yang kurang
menyatakan bahwa peningkatan glukosa darah akan nyaman bagi ikan akibat plasebo seperti yang
meningkatkan laju metabolisme yang selanjutnya ditunjukkan oleh perlakuan +gula+injeksi.
akan diikuti dengan peningkatan konsumsi oksigen.
Percobaan 3. Pemberian insulin dan larutan
Sementara plasebo pada ikan yang
gula pada ikan pada suhu rendah
direndam dalam larutan gula terlihat menaikkan
Gambar 3 menunjukkan bahwa
frekuensi gerakan sirip secara signifikan.
perendaman ikan pada media bersuhu 15oC
Sedangkan frekuensi gerakan mulut dan operkulum
menurunkan frekuensi gerakan semua organ yang
57
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
diamati secara signifikan (P<0.05) kecuali pada semua organ yang diamati (sirip dan mulut) bahkan
gerakan operkulum yang juga terlihat menurun melebihi pada kondisi normal (operkulum).
namun tidak signifikan (P>0.05). Penurunan Sedangkan pemberian larutan gula setelah
frekuensi tertinggi terdapat pada gerakan sirip penambahan insulin pada ikan pada media bersuhu
(85%), berturut-turut diikuti dengan gerakan mulut rendah kembali menurunkan frekuensi gerakan
(43%) dan gerakan operkulum (16%). Penambahan seluruh organ yang diamati, dengan persentase
insulin pada ikan yang berada dalam media bersuhu penurunan tertinggi terjadi pada gerakan
rendah terlihat meningkatkan frekuensi gerakan operkulum (43%).
Gambar 3. Frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum ikan koki pada kontrol, pada suhu rendah, suhu
rendah+insulin dan suhu rendah+insulin+gula.
Penurunan suhu secara langsung akan dapat meredam peningkatan mendadak ini sehingga
menurunkan laju metabolisme ikan dan ini terlihat peningkatan aktivitas terjadi hanya sampai pada
pengaruhnya pada semua organ yang diamati. mengembalikan kondisi menjadi kondisi normal.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan (Stokes
and Fromm, 1964; Person-Le Ruyet et al., 2004; 4. SIMPULAN
Das et al., 2005; Nerici et al., 2012) melaporkan Pemberian insulin dan larutan gula
bahwa temperatur memengaruhi berbagai aktivitas menjadi triger fisiologi yang diperlihatkan pada
metabolisme termasuk di dalamnya penyerapan dan tingkah laku ikan dan laju metabolisme pada ikan
transport glukosa pada ikan dan selanjutnya pada mas koki.
tingkat konsumsi oksigen. Sedangkan peningkatan
frekuensi gerakan semua organ yang diamati
DAFTAR PUSTAKA
setelah penyuntikan dengan insulin dapat dijelaskan
dengan fungsi insulin dalam metabolisme glukosa
Castaño, M.L., Tan, X., 2021. Rapid Maneuvering
seperti yang terlihat pada percobaan pertama.
Control of Pectoral Fin-Actuated Robotic
Kondisi lingkungan yang bersuhu rendah diduga
58
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
Fish, in: 2021 IEEE/ASME International Moon, T.W., 2001. Glucose intolerance in teleost
Conference on Advanced Intelligent fish: fact or fiction? Comp. Biochem. Physiol.
Mechatronics (AIM). IEEE, pp. 705–712. Part B Biochem. Mol. Biol. 129, 243–249.
Crear, D.P., Brill, R.W., Averilla, L.M.L., Meakem, Munford, J., Greenwald, L., 1974. The
S.C., Weng, K.C., 2020. In the face of climate hypoglycemic effects of external insulin on
change and exhaustive exercise: the fish and frogs. J. Exp. Zool. 190, 341–345.
physiological response of an important Nerici, C., Merino, G., Silva, A., 2012. Effects of
recreational fish species. R. Soc. open Sci. 7, two temperatures on the oxygen consumption
200049. rates of Seriolella violacea (palm fish)
Das, T., Pal, A.K., Chakraborty, S.K., Manush, juveniles under rearing conditions. Aquac.
S.M., Sahu, N.P., Mukherjee, S.C., 2005. Eng. 48, 40–46.
Thermal tolerance, growth and oxygen Ormazabal, V., Nair, S., Elfeky, O., Aguayo, C.,
consumption of Labeo rohita fry (Hamilton, Salomon, C., Zuñiga, F.A., 2018. Association
1822) acclimated to four temperatures. J. between insulin resistance and the
Therm. Biol. 30, 378–383. development of cardiovascular disease.
Gast, K.B., Tjeerdema, N., Stijnen, T., Smit, Cardiovasc. Diabetol. 17, 1–14.
J.W.A., Dekkers, O.M., 2012. Insulin Ottolenghi, C., Puviani, A.C., Baruffaldi, A.,
resistance and risk of incident cardiovascular Brighenti, L., 1982. “ In vivo” effects of
events in adults without diabetes: meta- insulin on carbohydrate metabolism of catfish
analysis. PLoS One 7, e52036. (Ictalurus melas). Comp. Biochem. Physiol.
Hoole, D., Bucke, D., Burgess, P., Wellby, I., 2001. A. Comp. Physiol. 72, 35–41.
Diseases of carp and other cyprinid fishes. Palmer, T.N., Ryman, B.E., 1972. Studies on oral
Ihsan, T., Edwin, T., Zupit, J.R., Ananda, S.F., glucose intolerance in fish. J. Fish Biol. 4,
2021. The Sublethal Effects of Tannery 311–319.
Wastewater Exposure on Oxygen Person-Le Ruyet, J., Mahe, K., Le Bayon, N., Le
Consumption Levels and Operculum Delliou, H., 2004. Effects of temperature on
Movement of Indonesia Mahseer Fish, in: growth and metabolism in a Mediterranean
IOP Conference Series: Materials Science population of European sea bass,
and Engineering. IOP Publishing, p. 12036. Dicentrarchus labrax. Aquaculture 237, 269–
Leibson, L., Plisetskaya, E.M., 1968. Effect of 280.
insulin on blood sugar level and glycogen Polakof, S., Skiba-Cassy, S., Choubert, G.,
content in organs of some cyclostomes and Panserat, S., 2010. Insulin-induced
fish. Gen. Comp. Endocrinol. 11, 381–392. hypoglycaemia is co-ordinately regulated by
Miao, F., Peng, L., Wu, J., Shi, T., Gao, Xian, Hu, liver and muscle during acute and chronic
R., Qi, J., Gao, Xinchi, Mei, J., 2021. Bionic insulin stimulation in rainbow trout
fish design with coordinated propulsion of (Oncorhynchus mykiss). J. Exp. Biol. 213,
pectoral and caudal fins, in: Journal of 1443–1452.
Physics: Conference Series. IOP Publishing, Sneddon, L.U., 2003. The evidence for pain in fish:
p. 22007. the use of morphine as an analgesic. Appl.
59
JURNAL RUAYA VOL. 10. NO. 1. TH 2022
FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 – 3155
60