Anda di halaman 1dari 61

PENERAPAN KEBIJAKAN PSAK 74 SEBAGAI STANDAR

PENGELOLAAN KONTRAK ASURANSI PERUSAHAAN


SALAH SATU TUGAS KONSULTATIF CT PRIMA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi persyaratan


Dalam mencapai gelar Ahli Madya
Pada jurusan D3 Akuntansi

Disusun oleh :
Nama : Rainhart Rayja Priya Putra
NPM : 0203000008

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA


JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam


Ujian Komprehensip Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kusuma Negara

Dosen Pembimbing Materi Dosen Pembimbing Teknik

Pawit Winarto,SE,MM I Nyoman Simpen,SE,M.Ak

Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kusuma Neagara

Dr.Kasbuntoro,SE,MM

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Rainhart Rayja Priya Putra


NPM : 0203000008
Jurusan : Diploma III Akuntansi
Judul : Penerapan Kebijakan PSAK 74 sebagai Standar Pengelolahan Kontrak
Asuransi Perusahaan Salah satu Tugas Konsultatif CT PRIMA

Ketua Penguji Tanggal

(...............................) ..........................................

Sekretaris Tanggal

(...............................) .............................................

Anggota Tanggal

(................................) ..............................................

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam Naskah LTA ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam LTA ini dapat dibuktikan terdapat unsur – unsur
jiplakan, saya bersedia LTA ini dapat dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku (UU No. 12 Tahun 2012 pasal 28
ayat 5 dan pasal 24 ayat 3)

Jakarta, ..................2023

Materai Rp. 10.000,-

(Rainhart Rayja Priya Putra)


NPM 0203000008

iv
PERNYATAAN IJIN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rainhart Rayja Priya Putra


NPM : 0203000008
Judul Jurnal/LTA : Penerapan Kebijakan PSAK 74 sebagai Standar
Pengelolahan Kontrak Asuransi Perusahaan Salah satu
Tugas Konsultatif CT PRIMA
Program Studi : Diploma III Akuntansi

Menyatakan dengan sebenarnya dan memberikan ijin kepada STIE Kusuma Negara
terhadap karya ilmiah saya berupa laporan tugas akhir untuk dipublikasikan oleh
STIE Kusuma Negara dalam bentuk jurnal atau lainnya untuk kepentingan
akademis. Dan saya tidak akan menurut dalam bentuk apapun di kemudian hari.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Jakarta, 2023

Materai Rp.6.000

Rainhart Rayja Priya Putra


0203000008

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
atas cinta dan kebaikanNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Penerapan Kebijakan PSAK 74 Sebagai Standar Pengelolaan
Kontrak Asuransi Perusahaan Salah Satu Tugas Konsultatif CT Prima”,
dengan baik dan berhasil.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu dan membimbing
penulis menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kusuma Negara
Jakarta, yaitu kepada:
1. Dr. Kasbuntoro,SE.MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kusuma Negara Jakarta.
2. Dr. Nendi Juhandi SE,MM selaku Wakil Ketua I, Sari Maemunah,SE,MM
selaku Wakil Ketua II dan Refren Riadi selaku Wakil Ketua III yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran memberikan arahan dan petunjuk, serta
bimbingan selama Penulis mengikuti kegiatan kuliah hingga penyusunan
tugas akhir.
3. Hestin Agus Tantriningsih,SE,Ak,M.Ak,CA,CSRA sabagai Ketua Program
Studi D3 Akuntansi yang dengan penuh kesabaran memberikan perhatihan,
bimbingan dan arahan kepada penulis selama kuliah dan khususnya dalam
penyusunan tugas akhir hingga selesai.
4. Pawit Winarti,S.Pd,MM selaku dosen pembimbing I dan I Nyoman Simpen,
SE,M.Ak. yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis menyusun
dan menyelesaikan tugas akhir.
5. Pimpinan dan staf CT PRIMA, bapak Dr. Lodovicus Sensi
Wondabio,CPA,CA dan Bpk Yohanes Lui, Sak,CA. yang dengan sepenuh
hati menerima Penulis melakukan kerja magang di CT Prima serta
membantu membimbing penulis beradaptasi dengan dunia kerja yang riil
dan mengarahkan penulis membuat laporan tugas akhir hingga selesai.
6. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Crys Bernard Embungganda, S.Fil. dan Ibu
Sampang ate Riana T, SE, M.Si serta adik Dylan Agustino yang telah

vi
memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis sejak awal kuliah
hingga selesai.
7. Teman-teman D3 Akuntansi malam angkatan 2020 yang telah memberikan
dukungan serta semangat selama kuliah hingga lulus.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik
dan saran yang konstuktif dan berguna sangat penulis harapkan demi perbaikan
lebih lanjut.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat baik
untuk penulis, maupun untuk yang membacanya.Semoga Tuhan membalas semua
kebaikan serta melimpahkan berkat yang istimewah bagi kita semua.

Jakarta,......................

Rainhart Rayja Priya Putra

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN AKHIR ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ................... iv
PERNYATAAN IZIN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR .................. v
KATA PENGATAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul .................................................................... 1
1.2. PERMASALAHAN ....................................................................................... 2
1.2.1. Pokok Permasalahan ....................................................................... 2
1.2.2. Pembatasan Masalah ....................................................................... 3
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................................. 3
1.3.1. Tujuan Penelitan.............................................................................. 3
1.3.2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
1.4. METODE PENGUMPULAN DATA ............................................................ 4
1.5. SISTEMATIKA PENELITIAN ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
2.1. DEFINISI DAN TUJUAN KONTRAK ASURANSI ................................... 6
2.1.1. Contoh Kontrak Asuransi ................................................................. 7
2.1.2. Contoh Yang Tidak Termasuk Kontrak Asuransi ............................ 8
2.2. PSAK ............................................................................................................. 9
2.2.1. Tujuan Dan Pentingnya PSAK......................................................... 9
2.2.2. PSAK Tentang Kontrak Asuransi .................................................... 9
BAB III LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................... 13
3.1. PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................ 13
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................... 13
3.1.2. Nilai Dan Filosofi Perusahaan CT PRIMA .................................... 13
3.1.3. Logo Perusahaan ............................................................................ 14

viii
3.1.4. Organisasi Dan Manajemen Perusahaan ........................................ 14
3.1.5. Bidang Usaha Perusahaan .............................................................. 17
3.2. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 19
3.2.1. Alasan CT PRIMA Menerapkan PSAK 74 .................................... 20
3.2.2. Tantangan Perusahaan Asuransi Dalam Memenuhi PSAK 74 ...... 23
3.2.3. Solusi SAS Bantu Perusahaan Asuransi Memenuhi PSAK 74 ...... 23
3.2.4. Manfaat Solusi SAS PSAK 74 Bagi Perusahaan Asuransi ............ 24
3.2.5. Persiapan Sistem Keuangan Untuk PSAK 74 Oleh CT PRIMA ... 24
3.2.6. Kontrak Asuransi Berdasarkan PSAK 74 ...................................... 25
3.2.7. Strategi Pemasaraan Jasa Konsultasi Keuangan CT PRIMA ........ 28
3.2.8. Kontrak Kerja ................................................................................. 34
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 45
4.1. KESIMPULAN ............................................................................................ 45
4.2. SARAN ........................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Logo CT PRIMA ............................................................................... 14
Gambar 3.2 Struktur Organisasi CT PRIMA ........................................................ 14

x
xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

Industri asuransi secara esensial merupakan perusahaan yang


mengumpulkan dana dari masyarakat dengan skala besar yang kemudian dikelola
dan digunakan untuk pemberian pertanggungan. Hal ini membuat industri asuransi
memegang peranan penting bagi perekonomian karena polis asuransi membantu
perusahaan mengelola resiko bisnis melalui proses transfer risiko (Alnajjar &
Rashwan, 2019). Mengingat pentingnya peranan perusahaan asuransi, maka
penetapan standar akuntansi pada laporan keuangan perusahaan asuransi sangat
dibutuhkan untuk menunjang peningkatan tata kelola perusahaan (Alnodel, 2018).
Saat ini, pelaporan keuangan yang digunakan perusahaan asuransi di Indonesia
masih mengikuti regulasi dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 62
tentang Kontrak Asuransi dengan dilengkapi oleh PSAK 28 tentang Akuntansi
Asuransi Kerugian dan PSAK 36 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.
PSAK 62 sendiri merupakan standar yang diadopsi dari International
Financial Reporting Standards (IFRS) 4: Insurance Contract yang diterbitkan oleh
International Accounting Standards Board (IASB). PSAK 62 tentang kontrak
asuransi yang berlaku saat ini merupakan standar yang berlaku sementara, sehingga
dibutuhkan standar baru yang lebih baik. Perbedaan dalam perlakuan akuntansi
antar negara dan produk menyebabkan investor dan analis mengalami kesulitan
untuk memahami dan membandingkan laporan keuangan perusahaan asuransi,
sehingga perlu adanya standar akuntansi yang dapat mengatur kontrak asuransi
yang bersifat global.
PSAK 74: Kontrak Asuransi yang merupakan adopsi dari IFRS 17:
Insurance Contract dan direncanakan secara efektif mulai berlaku bagi
internasional pada 1 Januari 2023. PSAK 74 telah mencakup beberapa ketentuan
yang direlaksasi sebagaimana telah diatur di dalam amandemen IFRS 17,
diantaranya memberikan penambahan pengecualian pada ruang lingkup, adanya
penyajian laporan keuangan yang disesuaikan, opsi mitigasi risiko yang diterapkan,

1
2

dan beberapa ketentuan transisi yang dimodifikasi. Rajala (2020) menyebut laporan
keuangan perusahaan asuransi yang dibuat dengan penerapan IFRS 17 dapat
memiliki “daya banding” (comparable) dan keterbukaan. Selain itu, PSAK 74 juga
menyediakan informasi yang jelas terkait pemisahaan antara pendapatan dari bisnis
asuransi dengan pendapatan dari kegiatan investasi, sehingga diharapkan seluruh
stakeholders dari laporan keuangan, termasuk pemegang polis maupun investor
bisa memiliki informasi atas laporan keuangan perusahaan secara transparan.
Implementasi PSAK 74 di Indonesia direncanakan efektif berjalan pada
pada 1 Januari 2025. Meskipun demikian, para pelaku industri asuransi telah
diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan persiapan sedini
mungkin. Penelitian mengenai persiapan implementasi PSAK 74 pada perusahaan
asuransi terutama di Indonesia masih jarang ditemukan, namun demikian sudah ada
beberapa peneliti terdahulu yang telah membahas hal tersebut. Penelitian Muskita
& Safitri, 2019; Qadri et al.,2022 mengemukakan bahwa terdapat beberapa kendala
dalam penerapan PSAK 74 yaitu adanya kesulitan untuk mengumpulkan dan
menyesuaikan data historis perusahaan yang dibutuhkan dalam perhitungan
restropektif bagi kontraktual jasa marjin (CSM). Kendala lain yaitu minimnya
tenaga aktuaria dan kompetensi akuntan padahal dalam pengimplementasian PSAK
74 perusahaan asuransi dituntut untuk melakukan lebih banyak perhitungan
aktuaria dibandingkan dengan pembuatan laporan keuangan dengan menggunakan
PSAK 62.
Berdasarkan gambaran kondisi tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
menjadikan “ Penerapan Kebijakan PSAK 74 sebagai Standar Pengelolahan
Kontrak Asuransi Perusahaan,Salah satu Tugas Konsultatif CT PRIMA”,
sebagai judul Laporan Tugas Akhir.

1.2. PERMASALAHAN

1.2.1. Pokok Permasalahan

Adapun Pokok permasalahan yang akan dibahas penulis dalam Laporan


tugas akhir sebagai berikut:
3

1. Apakah yang dimaksud PSAK 74 bagi perusahaan asuransi ?

2. Apakah alas an CT PRIMA untuk menerapkan PSAK 74 untuk mengatasi

persoalan mengenai asuransi dan kontrak asuraninya ?

3. Bagaimana persiapan sistem keuangan perusahaan untuk PSAK 74 oleh CT

PRIMA ?

1.2.2. Pembatasan Masalah


Berdasarkan pokok- pokok permasalahan di atas, penulis coba membatasi

permasalahan pada bagaimana penerapan PSAK 74 untuk mengatasi persoalan

asuransi dan sistem keuangan untuk PSAK 74.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manfaat PSAK 74 bagi perusahaan asuransi

2. Untuk mengetahui alas an CT PRIMA menerapkan PSAK 74 untuk


mengatasi persoalan asuransi.

3. Untuk mengetahui persiapan sistem keuangan untuk PSAK 74 oleh CT


PRIMA

1.3.2. Manfaat Penelitian


1. Bagi Penulis
Penulis mendapat pengetahuan yang komprehensif tentang PSAK 74 dan
pengaplikasiannya (kontrak asuransi) di Perusahaan asuransi atau yang
menangani asuransi.
4

2. Bagi CT PRIMA
Dengan laporan ini , Perusahaan akan mendapatkan informasi tambahan
mengenai PSAK 74 untuk efektifitas kerja selanjutnya.

3. Bagi Pihak lain


Hasil penelitiaan ini bisa dijadikan salah satu sumber informasi bagi mereka
yang ingin mendalami PSAK 74

1.4. METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam penulisan laporan akhir ini, Penulis menggunakan beberapa metode,
sebagai berikut:
1. Observasi.
Suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap
situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.

2. Wawancara.
Teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlansung
satu arah,artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan
jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

3. Studi Pustaka.
Metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto,
gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses
penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung
foto-foto atau karya

1.5. SISTEMATIKA PENELITIAN


Sistematika penulisan merupakan sebuah metode atau urutan dalam
menyelesaikan sebuah riset, penelitian, maupun karya tulis dan Sistematika laporan
adalah urutan letak dari bagian - bagian yang ada dalam sebuah laporan.
5

Untuk mempermudah uraian dan pemahaman atas laporan ini, penulis membaginya
menjadi 4 bagian, sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Bagian Pendahuluan berisi latar belakang masalah,tujuan dan manfaat
penelitian,metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

2. Landasan Teori
Landasan teori yaitu pernyataan yang disusun secara sistematis dan
memiliki variabel yang kuat. Landasan teori biasanya memuat teori-teori
dan hasil penelitian, di mana teori dan hasil penelitian digunakan sebagai
kerangka teori peneliti untuk menyelesaikan sebuah penelitian.

3. Laporan hasil penelitian dan pembahasan


Berisikan penjelasan tentang Sejarah singkat CT PRIMA, Visi dan misinya,
Struktur Organisasi CT PRIMA beserta tugas dan tanggung jawab masing-
masing.Pengalaman CT PRIMA sebagai konsultan PSAK 74 di beberapa
perusahaan

4. Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam penelitian atau karya tulis ilmiah ini digunakan untuk
menguatkan penelitian yang dilakukan. Selain itu, landasan teori juga berfungsi
untuk memperjelas masalah yang akan diteliti oleh penulis laporan ilmiah tersebut.
Pada bagian ini, penulis ingin menjelaskan beberapa teori sebagai landasan
untuk memperkuat penelitian penulis dan laporan ilmiah yang dibuat berkaitan
dengan kontrak asuransi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

2.1. DEFINISI DAN TUJUAN KONTRAK ASURANSI


Menurut PSAK 62, Kontrak asuransi adalah kontrak di mana satu pihak
(asuradur) menerima risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis)
dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa
depan tidak pasti tertentu (kejadian yang diasuransikan) berdampak merugikan
pemegang polis. Asuradur disini didefinisikan sebagai pihak yang memiliki
kewajiban dalam kontrak asuransi untuk mengkompensasi pemegang polis jika
terjadi kejadian yang diasuransikan. Sedangkan pemegang polis sendiri adalah
pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi dalam kontrak asuransi
jika terjadi kejadian yang diasuransikan.
Definisi kontrak asuransi mengacu pada dampak yang merugikan pemegang
polis. Definisi tersebut tidak membatasi jumlah pembayaran oleh asuradur dengan
jumlah yang sama untuk dampak keuangan atas kejadian yang merugikan tersebut.
sebagai contoh, definisi tersebut tidak mengeluarkan perlindungan “baru untuk
lama” yang memberikan pembayaran yang mencukupi kepada pemegang polis
untuk mengizinkan penggantian aset tua yang rusak dengan aset baru. Sama halnya,
definisi tersebut juga tidak membatasi jumlah pembayaran berdasarkan syarat
kontrak asuransi jiwa untuk kerugian keuangan yang dialami oleh ahli waris dan
juga definisi tersebut tidak menghalangi pembayaran atas jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya untuk menghitung kerugian yang disebabkan oleh kematian
atau kecelakaan (Morasa, J., & Horman, I., 2016).

6
7

2.1.1. Contoh Kontrak Asuransi


Menurut (Ulil Albab,2022),berikut adalah contoh kontrak yang merupakan
kontrak asuransi, jika pengalihan atas risiko asuransi signifikan:
1. Asuransi atas kehilangan atau kerusakan properti.

2. Asuransi atas liabilitas produk, liabilitas profesional, liabilitas sipil atau


beban hukum.

3. Asuransi jiwa dan rencana pemakaman dibayar di muka (meskipun


kematian adalah pasti, tetap saja tidak pasti kapan kematian itu akan terjadi
atau, untuk beberapa jenis asuransi jiwa, apakah kematian itu akan terjadi
dalam periode yang dilindungi oleh asuransi).

a. Asuransi jiwa anuitas kontijensi dan pensiun (yaitu kontrak yang


menyediakan kompensasi untuk kejadian masa depan yang tidak pasti -
bertahannya para penerima anuitas atau pensiunan - untuk membantu
penerima anuitas atau pensiunan dalam memelihara standar hidup
tertentu yang sebaliknya menjadi pengaruh merugikan karena
bertahannya penerima anuitas atau pensiunan).

b. Perlindungan cacat dan medis.

c. Obligasi jaminan, obligasi kesetiaan, obligasi kinerja dan obligasi


penawaran (yaitu kontrak yang menyediakan kompensasi jika pihak lain
gagal melaksanakan kewajiban perjanjian, sebagai contoh kewajiban
untuk membangun sebuah gedung).

d. Asuransi kepemilikan (yaitu asuransi terhadap penemuan cacat dalam


kepemilikan tanah yang tidak terlihat ketika kontrak asuransi
diterbitkan). Dalam kasus ini kejadian yang diasuransikan adalah
penemuan cacat dalam kepemilikan, bukan cacat itu sendiri.

e. Bantuan perjalanan (yaitu kompensasi kas atau dalam bentuk barang


atau jasa kepada pemegang polis atas kerugian yang terjadi ketika
mereka sedang melakukan perjalanan).
8

f. Asuransi swap dan kontrak lain yang mensyaratkan pembayaran


berdasarkan perubahan iklim, geologis, atau variabel fisik lain yang
spesifik untuk suatu pihak dalam kontrak

g. Obligasi katastrofa yang memberikan pengurangan pembayaran pokok,


bunga, atau keduanya jika suatu kejadian tertentu mempengaruhi
kerugian penerbit obligasi (kecuali kejadian tersebut tidak
menimbulkan risiko asuransi signifikan, sebagai contoh jika
kejadiannya adalah perubahan dalam tingkat suku bunga atau kurs
valuta asing).

h. Kontrak reasuransi.

2.1.2. Berikut Adalah Contoh Yang Tidak Termasuk Kontrak Asuransi


Menurut (Ulil Albab,2022) berikut beberapa contoh yang tidak termasuk
kontrak asuransi :
1. Kontrak investasi yang memiliki bentuk hukum kontrak asuransi tetapi tidak
menyebabkan asuradur terekspos risiko asuransi signifikan, sebagai contoh
kontrak asuransi jiwa yang dalam hal ini asuradur terkena risiko mortalitas
yang tidak signifikan.

2. Kontrak yang mensyaratkan pembayaran berdasarkan iklim, geologis, atau


variabel fisik lain yang tidak spesifik untuk suatu pihak dalam kontrak
(umumnya dijelaskan sebagai derivatif cuaca).

3. Obligasi katastrofa yang memberikan pengurangan pembayaran pokok,


bunga, atau keduanya, berdasarkan iklim, geologis atau variabel fisik lain
yang tidak spesifik untuk suatu pihak dalam kontrak.

Asuransi sendiri, dengan kata lain menahan risiko yang dilindungi oleh asuransi
(tidak terdapat kontrak asuransi karena tidak ada kesepakatan dengan pihak lain).
9

2.2. PSAK

Kepanjangan PSAK adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.


Fungsi PSAK adalah sebagai pedoman utama dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan. Dalam penyajian informasi laporan keuangan, seorang akuntan wajib
mengikuti format baku yang terdapat di standar akuntansi keuangan atau PSAK.
Format PSAK selalu mengalami perubahan, khususnya di Indonesia, demi
mengikuti perkembangan zaman dan hukum yang berlaku. Beberapa metode yang
berlaku di Indonesia terkait Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK
adalah PSAK-IFRS, SAK-ETAP, PSAK Syariah, SAP, dan SAK EMKM. ( Owais,
W. O., & Dahiyat, A. A. ,2021)

2.2.1. Tujuan dan Pentingnya PSAK


PSAK adalah format yang dibentuk oleh IAI atau Ikatan Akuntansi
Indonesia melalui Dewan Standar Ikatan Akuntansi Indonesia dan Dewan Standar
Syariah Ikatan Akuntansi Indonesia. Tujuan pembuatan PSAK adalah supaya setiap
laporan keuangan pada seluruh perusahaan di Indonesia memiliki format dan
metode yang seragam. Dengan adanya kesamaan format setiap perusahaan, PSAK
menjadi solusi agar para pengguna laporan keuangan bisa lebih mudah
memahaminya.
Manfaat lainnya dari standar yang ada di PSAK adalah lebih mudah
melakukan perbandingan laporan keuangan pada periode sebelumnya atau dengan
perusahaan lain. Pasalnya, standar penulisan dan pencatatan dari seluruh laporan
keuangan tersebut sama.

2.2.2. PSAK tentang Kontrak Asuransi

Menurut (Ulil Albab,2022), ada beberapa PSAK yang berisikan informasi


tentang kontrak Asuransi, antara lain: PSAK 28,36,62 dan 74.
1. PSAK 28
PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 11 Desember 2012.
10

PSAK 28 ini merevisi PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi


Kerugian yang telah dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2011.
2. PSAK 36
PSAK No.36 adalah standar akuntansi yang mengatur pendapatan, beban,
liabilitas dan aset reasuransi dalam asuransi jiwa.

3. PSAK 62
PSAK 62 merupakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang bersifat
temporer dan tidak dimaksudkan untuk mengubah secara signifikan
pengaturan dan praktik akuntansi yang selama ini dilakukan oleh industri
asuransi. Penerapan PSAK 62 dilengkapi dengan revisi PSAK 28 dan PSAK
36 untuk memberikan panduan yang lebih spesifik terkait pengakuan dan
pengukuran pendapatan, beban dan liabilitas yang timbul dari kontrak
asuransi.
Ruang Lingkup PSAK 62 adalah: 1) Kontrak Asuransi (termasuk kontrak
reasuransi) yang diterbitkan dan kontrak reasuransi yang dimiliki cedant; 2)
instrument keuangan yang diterbitkan entitas dengan fitur partisipasi tidak
mengikat (hak kontraktual untuk menerima. sebagai tambahan dari manfaat
yang dijamin). Pengecualian PSAK 62 adalah : 1) kontrak jaminan
keuangan kecuali pihak penerbit sebelumnya telah menyatakan secara
eksplisit bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak asuransi; 2) tidak
berlaku bagi kontrak asuransi langsung dimana entitas adalah pemegang
polis; 3)asuradur tidak perlu memisahkan dan mengukur pada nilai wajar
suatu opsi pemegang polis untuk menyerahkan kontrak asuransi pada
jumlah tetap bahkan jika harga eksekusi berbeda dengan nilai tercatat dari
liabilitas asuransi utamanya. Untuk pengecualian PSAK 62 dapat
diterapkan PSAK 55 (Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran).

4. PSAK 74
PSAK 74 merupakan adopsi dari IFRS 17 Insurance Contract yang akan
berlaku efektif secara internasional pada 1 Januari 2023. PSAK 74: Kontrak
Asuransi ini telah mencakup relaksasi beberapa ketentuan sebagaimana
11

diatur dalam Amendments to IFRS 17 Insurance Contract. PSAK 74


tentang Kontrak Asuransi diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 26
November 2020 yang akan berlaku aktif pada 1 Januari 2025. PSAK 74
menggantikan PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak dan PSAK 36 tentang
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Perlakuan yang berubah dalam akuntansi
kontrak asuransi di PSAK 74 adalah memberikan informasi paling update
terkait dengan kewajiban, risiko, dan kinerja kontrak asuransi yang diukur
berdasarkan informasi tekini dan tidak bersifat sementara.
Tujuan PSAK 74 adalah untuk memastikan bahwa suatu entitas
memberikan informasi yang relevan dan dengan sebenar-benarnya
menggambarkan kontrak tersebut. PSAK 74 menggantikan PSAK 62, dan
dirancang untuk memberikan pelaporan yang lebih transparan dan
sebanding tentang bagaimana kontrak asuransi memengaruhi kinerja
keuangan dan eksposur risiko entitas. Penanggung perlu melaporkan kinerja
bisnis mereka pada tingkat yang jauh lebih terperinci. Hal tersebut
bentujuan menyediakan accounting model yang lebih berguna dan konsisten
untuk kontrak asuransi yang diterbitkan oleh entitas sehingga dapat
meningkatkan komparabilitas laporan keuangan. PSAK 74 menetapkan
prinsip untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
kontrak asuransi dalam lingkup standar.

Adapun PSAK 74 membawa sejumlah manfaat bagi perusahaan


asuransi ini. di antaranya sebagai berikut:
1. Penghematan Biaya

Penghematan biaya hingga 26% untuk lisensi dan hosting dibandingkan jika
perusahaan asuransi mengimplementasi secara mandiri.

2. Efisiensi
12

Efisiensi waktu dalam mengelola informasi hingga 37%, sehingga


perusahaan bisa mengambil keputusan lebih cepat dengan metode yang
lebih efektif.

3. Konsistensi Data

Konsistensi data dan pemrosesan yang lebih baik di berbagai departemen


dalam organisasi atau perusahaan.

4. Tampilan Komprehensif

Memiliki tampilan komprehensif sehingga PSAK 74 dapat memenuhi


persyaratan akuntansi untuk kontrak asuransi dan menciptakan proses kerja
terstruktur. Solusi ini mengintegrasikan kalkukasi finansial dan risiko.
Dengan demikian memungkinkan perusahaan menyederhanakan alur
informasi dan pelaporan arus kas yang diharapkan dengan arus kas
sesungguhnya untuk seluruh jajaran perusahaan.
BAB III
LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. PROFIL PERUSAHAAN

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan


CT PRIMA atau PT Prima Mitra Edukarya adalah sebuah perusahaan
Consulting dan Training, yang berlokasi di Jl. Matraman Raya 119, Jakarta 13140.
Didirikan pada tahun 2005. CT PRIMA juga menjadi salah satu anggota
independen dari Geneva Consulting Group ( GCG), yang berkedudukan di Swiss,
yang memayungi beberapa perusahaan konsultan yang tersebar di beberapa negara
di dunia. GGI membawahi perusahaan konsultasi yang bergerak di bidang
hukum,perpajakan, manajemen ,strukturisasi aset,keuangan, audit, pelatihan dan
pengembangan.

3.1.2. Nilai dan Filosofi Perusahaan CT PRIMA


Sukses perjalanan bisnis CT PRIMA sangat diinspirasi oleh folisofi yang dianutnya
yang tercermin dalam 5 nilai utamanya, yaitu:
1. Integritas ( Intergity)
Integritas merupakan gambaran diri karyawan dalam organisasi CT
PRIMA yang terlihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. Integritas
menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin
dalam perbuatan sehari-hari. Karena itu,integritas,objektivitas dan
independensi yang dimiliki CT PRIMA akan menumbuhkan kepercayaan
serta dapat membantu setiap klien membuat keputusan bisnisnya secara
cerdas.

2. Respek ( Respect)
CT PRIMA sangat menghormati adanya perbedaan budaya yang dimiliki
setiap klien dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk berinovasi serta
modal untuk memperlakukan klien dengan baik dan benar.

13
14

3. Kompetensi ( Competence)
CT PRIMA secara profesional dan kompeten bekerja memberikan kepuasan
kepada klien serta membantu mengembangkan bisnis perusahaan rekanan
dan pembangunan stafnya.

4. Independen (Independence)
Secara independen CT PRIMA mampu mengatasi banyak tantangan demi
pengembangan pasarnya sesuai standar kualitas yang dimiliki.

5. Hasrat /keinginan yang besar (Passion)


CT PRIMA memiliki hasrat yang besar untuk membangun persahabatan
dengan klien dan internal karyawannya untuk mengembangkan bisnisnya
demi tujuan yang diharapkan.

3.1.3. Logo Perusahaan

Gambar 3.1. Logo CT PRIMA

3.1.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan


1. Struktur Organisasi

Direktur

Technical Technical
Advisor Advisor

Consultans Consultans Consultans

Gambar 3.2. Struktur Organisasi CT PRIMA


15

2. Manajemen Perusahaan
SDM dalam CT PRIMA berkolaborasi sesuai tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Tentunya koordinasi antar unit kerja sangat diperlukan
demi tujuan yang akan dicapai. Berikut tugas dan tanggung jawab dari
masing-masingnya:
1. Director/Direktur
• Direktur bertanggung jawab mengelola Perusahaan mencapai visi
dan misi dengan mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Direktur menjalankan kegiatan
operasi Perusahaan sehari-hari dan memimpin Perusahaan mencapai
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan yang telah
ditetapkan.
• Mengelola bisnis dan menyusun strategi bisnis untuk kemajuan
perusahaan
• Melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan di perusahaan
sehingga seluruh kinerja karyawan bisa ditingkatkan atau
dipertahankan.
• Menentukan dan memilih staf-staf yang membantu dalam
perusahaan.
• Menyetujui anggaran belanja perusahaan.
• Mengirim laporan secara rutin ke para pemegang saham.
• Melakukan pengadaan rapat dengan semua jajaran pada perusahaan
tersebut.
• Menerapkan visi misi perusahaan.

2. Technical Advisor/ Penasehat teknis


• Melakukan pendampingan konsumen.
• Melakukan peningkatan pelayanan konsumen.
• Melakukan promosi kepada konsumen perusahaan.
• Memiliki tugas sebagai purchasing staff yakni staf yang bertugas
menjual jasa.
• Memiliki tanggung jawab dalam menjalin dan mengembangkan
16

relasi yang baik dengan konsumen.


• Menyampaikan informasi mengenai tata cara penggunaan produk
jasa atau layanan perusahaan kepada konsumen.
• Bertugas dalam menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kepada perusahaan.

3. IT Technical Consultant/konsultan teknis IT


• Memeriksa dan memastikan semua komputer yang dipakai user
dapat digunakan.
• Memeriksa dan memastikan semua komputer terhubung ke jaringan.
• Memeriksa dan memastikan bahwa aplikasi yang digunakan user
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
• Memastikan data user di komputer tidak bisa dibaca atau diambil
oleh orang tanpa izin.
• Memperbaiki komputer user yang rusak.
• Melakukan update sistem operasi atau aplikasi secara berkala.
• Melakukan backup data.
• Memastikan sistem pendukung seperti printer dan scanner dapat
beroperasi.
• Membuat atau merangkai jaringan dan kabel data.
• Menginstal dan konfigurasi antivirus demi keamanan komputer.

4. Actuaris
• Mengumpulkan data statistik untuk dianalisis.
• Memperkirakan probabilitas dan kemungkinan biaya untuk suatu
kejadian, misalnya kecelakaan, kematian, bencana alam, atau
penyakit.
• Membuat desain, menguji, dan mengelola kebijakan untuk
meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.
• Menjelaskan proposal dan hasil temuan kepada pihak yang terkait
misalnya eksekutif perusahaan, pemegang saham, klien, atau bahkan
pejabat pemerintah.
17

5. Consultants ( staf konsultan)


• Melakukan pertemuan dengan senior executive untuk kemudian
memberikan masukan selama proses konsultasi.
• Mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan kelemahannya.
• Menilai serta menganalisis praktik dan prosedur bisnis.
• Mengumpulkan informasi dari riset tersebut, lalu mempresentasikan
hasil riset serta memberikan rekomendasi.
• Mengembangkan project plan untuk membantu bisnis melakukan
perubahan dan perbaikan.
• Mengatur dan mengawasi project bisnis.
• Memberikan pertolongan dan arahan ketika bisnis menemui
hambatan atau masalah.
• Memonitor dan menilai bagaimana efektivitas project bisnis yang
dijalankan.

3.1.5. Bidang Usaha Perusahaan


Secara umum, arti bidang usaha adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang
dilakukan untuk menghasilkan barang/jasa dalam kegiatan ekonomi. Berikut
bidang usaha CT Prima yang terbagi atas dua bagian:
1. Konsultan bisnis adalah seorang profesional yang membantu
perusahaan dalam mengatasi masalah dan meningkatkan kinerja bisnis.
Bentuk bantuan yang diberikan bukan sepenuhnya dalam intervensi
langsung, melainkan hanya dalam bentuk saran ataupun rekomendasi.
Yang ditangani adalah:
a. Konsultansi asuransi. Seiring dengan semakin banyaknya
perusahaan dan produk asuransi bermunculan, jasa konsultan di
bidang ini semakin dibutuhkan. Konsultan asuransi memegang
peran penting dalam pengambilan keputusan masyarakat terhadap
produk asuransi yang akan dimiliki.

b. Jasa Akuntans, merupakan jasa untuk membantu perusahaan dalam


18

menjalankan pembukuan harian berupa kompilasi atau menelaah


laporan keuangan untuk merancang SOP akuntansi atau layanan
yang berhubungan dengan akuntansi.

c. Jasa pengurusan merger dan akuisisi perusahaan. Merger adalah


suatu proses penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
perusahaan dan Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh
perusahaan lain.

d. Membantu menyusun SOP perusahaan.

e. Konsultasi pajak, memberikan Jasa Konsultasi pajak umum berupa


pendapat/informasi mengenai aspek perpajakan yang berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari perusahaan, seperti aspek pajak
terhadap pembayaran Gaji Karyawan, pemotongan pajak dalam
pembayaran untuk jasa tertentu, pemungutan PPN, menghitung
jumlah pajak yang terutang, dan lai-lain.

f. Jasa manajemen IT, mengelola sumber daya teknologi informasi


sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

g. Membantu menyelesaikan masalah –masalah sebagai akibat dari


adanya Sarbanes-Oxley Act (SOX) yaitu undang undang paling baru
di Amerika yang disahkan pada tanggal 30 July 2002. SOX lahir
sebagai akibat dari banyaknya skandal seperti Enron, Worldcom
yang mengakibatkan para investor hilang kepercayaanya atas
laporan keuangan dan audit laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor.

h. Jasa pelatihan dan pengembangan. Pelatihan merupakan upaya


peningkatan kemampuan jangka pendek, sedangkan pengembangan
merupakan upaya peningkatan kompetensi karyawan untuk
19

persiapan mengembangan tanggung jawab yang lebih tinggi di masa


mendatang.

2. Jasa Assurance, yaitu jasa profesional yang diberikan oleh pihak


independen/CT PRIMA yang dapat memperbaiki kualitas informasi,
atau suatu makna untuk pengambilan suatu keputusan, meliputi:
a. Financial due diligent yaitu kegiatan pemeriksaan secara saksama
oleh akuntan atau konsultan keuangan pada kondisi finansial dari
sebuah perusahaan,seperti:
• Jasa penilaian saham
• Jasa audit

3.2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perlu dipahami bahwa sebagai sebuah Lembaga usaha konsultatif, CT
PRIMA telah membekali dirinya dengan berbagai kompentensi dan keahlian terkait
bidang kerja yang ditangani. Salah satu bidang usaha yang dikerjakan adalah
memberikan nasihat teknis tentang bentuk pelaporan keuangan perusahaan
Asuransi sesuai Standar Akuntansi up to date yang berlaku , yakni PSAK 74. Inilah
yang menjadi bahan penelitian penulis selama menjalankan praktik magang selama
2 bulan di CT PRIMA.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 74 merupakan adopsi dari
IFRS 17 dan menjadi standar akuntansi baru di Indonesia yang mengatur tentang
kontrak asuransi. Dampak yang cukup besar akan diterima oleh perusahaan asuransi
ketika standar ini diberlakukan secara efektif dan diharapkan dapat mencegah
inkonsistensi dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Oleh sebab itu, penting
untuk melihat ekspektasi dampak implementasi PSAK 74 ini terhadap kualitas
laporan keuangan. Hasil penelitian dari penelitian ini membuktikan bahwa dampak
yang diharapkan dari penerapan PSAK 74 terhadap kualitas laporan keuangan
adalah signifikan atau memiliki dampak yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa
pihak internal perusahaan asuransi mengekspektasikan bahwa penerapan PSAK 74
akan meningkatkan kualitas laporan keuangan, terutama pada representasi tepat,
keterverifikasian dan keterpahaman. Hasil ini diharapkan mampu memberikan
20

pandangan bagi setiap perusahaan asuransi di Indonesia serta para investor terkait
dengan akan diimplementasikannya PSAK 74.
Indonesia saat ini memiliki beberapa standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan digunakan oleh entitas perusahaan. Penggunaan standar akuntansi
keuangan memiliki peran yang penting yaitu untuk mempermudah auditor dan
pembaca laporan keuangan untuk memahami dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda beda. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan pedoman yang digunakan di Indonesia terutama oleh entitas
perusahaan yang membutuhkan akuntabilitas publik untuk membuat laporan
keuangan. Salah satu hal yang diatur dalam PSAK adalah terkait kontrak asuransi.
Dimana kontrak asuransi akan diatur dalam PSAK 74 yang akan menggantikan
PSAK 62. Kontrak asuransi sendiri adalah kontrak dimana satu pihak (perusahaan
asuransi) menerima risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis)
dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa
depan tidak pasti tertentu (kejadian yang diasuransikan) berdampak merugikan
pemegang polis. PSAK 74 akan mengatur cara pencatatan keuangan kontrak
asuransi agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang terstandarisasi.

3.2.1. Alasan CT PRIMA menerapkan PSAK 74


CT PRIMA adalah salah satu perusahaan konsultan yang telah banyak
membantu para klien/perusahaan rekanan mengatasi persoalan mengenai asuransi
dan kontrak asuransinya. Pelbagai pendekatan dan metode diterapkan dengan
menggunakan Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK), antara lain PSAK
36, 28, 62, IFRS 4, IFRS 17 dan yang terbaru saat ini adalah PSAK 74. Setelah
diaplikasikan PSAK-PSAK terkait asuransi tersebut , ternyata masih terdapat
banyak kekurangan pada hasil/output laporan yang dibuat. Karena alasan inilah,
maka CT PRIMA menjadikan PSAK 74 sebagai pedoman terbaru untuk kontrak
asuransi. Pertimbangannya adalah:
1. IFRS 17 dan PSAK 74 dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi dan
keterbandingan dalam pelaporan. PSAK 74 adalah Kontrak Asuransi ini
telah mencakup relaksasi beberapa ketentuan sebagaimana diatur dalam
21

Amendments to IFRS 17 Insurance Contract yang antara lain memberikan


penambahan pengecualian ruang lingkup, penyesuaian penyajian laporan
keuangan, penerapan opsi mitigasi risiko dan beberapa modifikasi pada
ketentuan laporan keuangan dan diharapkan dapat membawa perubahan
yang signifikan di seluruh industri.

2. IFRS-17 atau PSAK 74 adalah pedoman pendekatan akuntansi kontrak


asuransi yang lebih terperinci dan konsisten, yang melibatkan penilaian
risiko, estimasi arus kas masa depan, dan pemisahan kontrak ke dalam
komponen keuangan.

3. Tujuan implementasi IFRS 17 di antaranya untuk meningkatkan


transparansi, konsistensi, dan pemahaman atas informasi keuangan yang
disajikan perusahaan. Namun, pengunaannya memerlukan modal besar.

4. PSAK 74 menggantikan PSAK 62, dan dirancang untuk memberikan


pelaporan yang lebih transparan dan sebanding tentang bagaimana kontrak
asuransi memengaruhi kinerja keuangan dan eksposur risiko entitas.

5. Kasus fraud salah satu asuransi jiwa dilakukan oleh pemilik perusahaan itu
sendiri dengan modus melakukan transaksi aset investasi perusahaan untuk
kepentingan pribadi. PSAK 74 bisa menjadi “obat” untuk mencegah
terulangnya miss-management yang disengaja atau tidak disengaja.

6. Industri asuransi kembali dikejutkan dengan kasus fraud salah satu asuransi
jiwa yang dilakukan oleh pemilik perusahaan itu sendiri dengan modus
melakukan transaksi aset investasi perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Padahal belum kelar kasus produk bleeding dan miss management, serta
fraud asuransi pelat merah, juga masalah klaim nasabah asuransi unit-linked
yang tak kunjung terselesaikan.

7. Mengapa masalah demi masalah terus mendera industri asuransi? Karena


22

masih ada celah di regulasi dan infrastruktur yang dapat menyebabkan miss
management, baik disengaja maupun tidak disengaja. Tentu diperlukan
“obat” untuk mencegah terulangnya masalah tersebut. Salah satunya dengan
regulasi administratif, termasuk pedoman akuntansi untuk menutup celah
jalan masuk penyelewengan, window dressing, dan pengaburan data
keuangan. Caranya dalah menerapkan PSAK 74.

8. PSAK 74 merupakan adopsi dari IFRS17-IASB, menggantikan PSAK 62,


28, dan 36 yang dinilai kurang tepat memberikan informasi cadangan dan
pendapatan perusahaan asuransi, karena asumsi-asumsi yang dipakai tidak
up to date dan kurang mempertimbangkan faktor time value of money
(TVM). Contoh, aktuaris masih memakai return investasi sebagai asumsi
bunga teknis, serta pendapatan premi dan hasil investasi diakui sebagai
pendapatan perusahaan. Hal tersebut menyebabkan pengukuran liabilitas
dan aset dapat diatur secara subjektif, sehingga informasi solvabilitas dan
profitabilitas perusahaan menjadi bias.Selain itu PSAK 62 dianggap tidak
mencerminkan karakteristik ekonomi dan risiko secara tepat waktu di mana
Kontrak jangka panjang diukur dengan menggunakan informasi yang sudah
tidak berlaku. Nilai waktu uang (time value of money) seringkali tidak
tercermin serta Pelaporan pendapatan menghitung komponen investasi.

9. IFRS 17 telah disusun untuk menyelesaikan beberapa masalah tersebut.


IFRS 17 di Indonesia diadopsi menjadi PSAK 74. Secara garis besar
perubahan dalam PSAK 74 akan meliputi pembagian portfolio kontrak,
perubahan penyajian dalam posisi keuangan, dan perubahan laporan laba
rugi. Perubahan tersebut diharapkan akan lebih baik mencerminkan
karakteristik ekonomi dan risiko secara tepat di mana kontrak asuransi akan
mengikuti:
• Perhitungan liabilitas yang diperbaharui setiap kali sehingga asumsi
yang digunakan merefleksikan kondisi ekonomi terkini.
• Perhitungan liabilitas yang memperhitungkan efek nilai waktu uang
(time value of money).
23

• Pendapatan asuransi dan beban jasa asuransi yang disajikan dalam laba
rugi tidak memasukkan komponen investasi.

3.2.2. Tantangan Perusahaan Asuransi dalam Memenuhi PSAK 74.


PSAK 74 merupakan upaya yang sangat unik dari Tokio Marine Asia (TM
Asia), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Tokio Marine & Nichido
Fire Insurance.Tokio Marine Asia (TM Asia) yang berbasis di Singapura,
mengawasi property and casualty (P&C) serta perusahaan asuransi jiwa di delapan
negara Asia Pasifik. Operasional perusahaan harus sepenuhnya konsisten sesuai
dengan aturan PSAK 74. Apabila tidak memenuhi sistem akuntansi perusahaan dan
gagal memberikan standar pelaporan yang diperlukan, ini akan mempengaruhi
kepercayaan investor dan pemangku kepentingan.

3.2.3. Solusi SAS Bantu Perusahaan Asuransi Memenuhi PSAK 74


Tidak adanya kebijakan akuntansi yang seragam menyebabkan investor
atau analis tidak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai alat untuk
membandingkan kinerja keuangan satu perusahaan asuransi dengan perusahaan
lain.Di sinilah SAS menghadirkan solusi untuk membantu perusahaan asuransi
Tokio Marine Asia yang berbasis di Singapura ini untuk bisa memenuhi PSAK 74.
SAS menghasilkan laporan pre-posting yang sejalan dengan sistem akuntansi
perusahaan, di mana mendukung pelaporan multi-GAAP dan multicurrency.
Kemampuan pelaporan ini mencakup pengumpulan data hasil menjadi satu,
sehingga bisa menelusuri detail kontrak atau analitis. SAS PSAK 74 Dibangun
dengan Kerangka Kerja yang Terintegrasi. Solusi SAS PSAK 74 membawa
berbagai fitur out-of-the-box untuk mengurangi waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk implementasi bisnis, khususnya seperti yang dialami perusahaan
asuransi ini. SAS menjalankan solusi PSAK 74 sebagai penawaran layanan
terkelola yang memberikan kesempatan bagi perusahaan asuransi untuk
memanfaatkan kemampuan SAS yang canggih dan hemat biaya.Solusi SAS untuk
PSAK 74 mendukung pemrosesan dalam memori, eksekusi paralel untuk
perhitungan pada tingkat unit akun yang terperinci, seperti yang disyaratkan oleh
PSAK 74. Hal ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk mengambil tindakan
24

dengan cepat seperti monthly runs, consolidation ataupun reporting.Solusinya SAS


memastikan bahwa sumber daya komputasi hanya digunakan saat dibutuhkan
dalam siklus pelaporan. SAS membutuhkan lebih sedikit aset fisik pendukung
dibandingkan dengan mitra lokal (Rajala, M. ,2020).

3.2.4. Manfaat Solusi SAS PSAK 74 Bagi Perusahaan Asuransi


Adapun PSAK 74 membawa sejumlah manfaat bagi perusahaan asuransi
ini. di antaranya sebagai berikut:
1. Penghematan Biaya
Penghematan biaya hingga 26% untuk lisensi dan hosting dibandingkan jika
perusahaan asuransi mengimplementasi secara mandiri.

1. Efisiensi
Efisiensi waktu dalam mengelola informasi hingga 37%, sehingga
perusahaan bisa mengambil keputusan lebih cepat dengan metode yang
lebih efektif.

2. Konsistensi Data
Konsistensi data dan pemrosesan yang lebih baik di berbagai departemen
dalam organisasi atau perusahaan.

3. Tampilan Komprehensif
Memiliki tampilan komprehensif sehingga PSAK 74 dapat memenuhi
persyaratan akuntansi untuk kontrak asuransi dan menciptakan proses kerja
terstruktur. Solusi ini mengintegrasikan kalkukasi finansial dan risiko.
Dengan demikian memungkinkan perusahaan menyederhanakan alur
informasi dan pelaporan arus kas yang diharapkan dengan arus kas
sesungguhnya untuk seluruh jajaran perusahaan.

3.2.5. Persiapan Sistem Keuangan untuk PSAK 74 oleh CT PRIMA


Penerapan PSAK 74 dalam perusahaan akan menghasilkan implikasi pada
sistem keuangan perusahaan. Perusahaan perlu melakukan penyesuaian sistem
25

keuangan perusahaan untuk memastikan laporan keuangan yang dihasilkan sesuai


dengan PSAK 74. Untuk mempersiapkan hal tersebut perusahaan dapat melakukan
tahapan berikut:
• Identifikasi panduan, kebijakan, prosedur, serta proses bisnis yang
terdampak PSAK 74
• Identifikasi kebutuhan sistem TI yang sesuai dengan ketentuan PSAK 74
• Melakukan penilaian proses serta analisa terhadap konfigurasi sistem saat
ini dan memvalidasi ketidaksesuaian yang ada
• Melakukan simulasi perhitungan PSAK 74 pada laporan keuangan saat ini
• Menyusun inisiatif perbaikan beserta peningkatan yang harus dicapai untuk
kesiapan menuju implementasi PSAK 74
Dengan persiapan sistem keuangan perusahaan untuk mengikuti PSAK 74,
perusahaan dapat menerapkan PSAK 74 tanpa menghambat proses bisnis
perusahaan.
CT PRIMA Consulting sebagai penyedia layanan IT Advisory dapat
membantu dalam transisi sistem keuangan perusahaan dalam menerapkan PSAK
74. CT PRIMA menyediakan layanan penyusunan strategi dan roadmap
penyesuaian sistem keuangan, serta pendampingan implementasi dari roadmap
penerapan PSAK 74. Dengan penerapan PSAK 74 yang baik perusahaan akan
mampu meningkatkan efektivitas dan kredibilitas manajemen informasi keuangan
di perusahaan untuk mendukung pengambilan keputusan terbaik. Selain itu, CT
PRIMA juga menawarkan layanan corporate training terkait PSAK 74 yang
komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan setiap klien.

3.2.6. Kontrak Asuransi Berdasarkan PSAK 74


Kontrak Asuransi berisikan:
1. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
Entitas mengakui kelompok kontrak asuransi terbitan pada saat mana yang
paling awal dari pilihan awal periode pertanggungan dari kelompok
kontrak, tanggal ketika pembayaran pertama dari satu pemegang polis
dalam kelompok jatuh tempo, dan pada saat kelompok menjadi merugi
untuk kelompok kontrak yang merugi. Jika tidak ada tanggal jatuh tempo
26

kontraktual, pembayaran pertama dari pemegang polis dianggap telah jatuh


tempo pada saat pembayaran diterima.
a. Aset atau Liabilitas
Entitas mengakui aset atau liabilitas untuk arus kas akuisisi asuransi
(insurance acquisition cash flows) terkait sekelompok kontrak asuransi
terbitan dimana entitas membayar atau menerima arus kas ini sebelum
kelompok kontrak tersebut diakui, kecuali entitas memilih untuk
mengakui arus kas ini sebagai beban atau penghasilan dengan
menerapkan paragraf 59(a): “Dalam menerapkan pendekatan alokasi
premi, entitas: dapat memilih untuk mengakui arus kas akuisisi asuransi
sebagai beban ketika entitas mengeluarkan biaya tersebut, selama masa
pertanggungan setiap kontrak dalam kelompok pada pengakuan awal
tidak lebih dari satu tahun.” Entitas menghentikan pengakuan aset dan
liabilitas yang berasal dari arus kas akuisisi asuransi ketika entitas
mengakui kelompok kontrak asuransi yang mana arus kas tersebut
dialokasikan (Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi
Indonesia,IAI., 2018).

b. Kontrak Asuransi
Saat mengakui kelompok kontrak asuransi dalam suatu periode
pelaporan, entitas hanya dapat memasukan kontrak yang diterbitkan
sampai dengan akhir periode pelaporan tersebut dan membuat estimasi
untuk tingkat diskonto pada tanggal pengakuan awal dan unit
pertanggungan yang diberikan dalam periode pelaporan. Entitas
menambahkan kontrak tersebut kepada kelompok kontrak dalam
periode pelaporan saat kontrak diterbitkan. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan dalam penentuan tingkat diskonto pada tanggal pengakuan
awal sesuai paragraf PP73. (Jika modifikasi kontrak tidak memenuhi
salah satu kondisi dalam paragraf 72, entitas memperlakukan perubahan
arus kas dari modifikasi tersebut sebagai perubahan estimasi atas arus
kas pemenuhan). Entitas menerapkan tingkat diskonto revisian sejak
27

dimulainya periode pelaporan saat kontrak baru ditambahkan ke dalam


kelompok. ( Ulil Albab, 2022)

2. Pengukuran saat Pengakuan Awal


Pada pengakuan awal, entitas mengukur kelompok kontrak asuransi pada
nilai total dari:
a. Arus kas pemenuhan, yang meliputi estimasi atas arus kas masa depan,
penyesuaian untuk merefleksikan nilai waktu atas uang dan risiko
keuangan terkait arus kas masa depan (sepanjang risiko keuangan tidak
dimasukkan dalam estimasi arus kas masa depan), dan penyesuaian
risiko nonkeuangan
b. Marjin jasa kontraktual

3. Pengukuran Selanjutnya
Jumlah tercatat atas sekelompok kontrak asuransi pada setiap akhir periode
pelaporan merupakan penjumlahan dari:
a. Liabilitas atas sisa masa pertanggungan yang terdiri dari arus kas
pemenuhan terkait jasa masa depan yang dialokasikan untuk kelompok
pada tanggal pelaporan dan marjin jasa kontraktual atas kelompok pada
tanggal pelaporan.

b. Liabilitas atas kejadian klaim, terdiri atas arus kas pemenuhan terkait
jasa masa lalu yang dialokasikan untuk kelompok pada tanggal
pelaporan.

4. Penyajian pada Laporan Posisi Keuangan


Entitas menyajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan jumlah
tercatat kelompok berikut:
a. Kontrak asuransi terbitan yang merupakan aset.
b. Kontrak asuransi terbitan yang merupakan liabilitas.
3. Kontrak reasuransi milikan yang merupakan aset.
4. Kontrak reasuransi milikan yang merupakan liabilitas.
28

5. Pengakuan dan Penyajian dalam Laporan Kinerja Keuangan


Menerapkan paragraf 41 dan 42:” entitas memisahkan jumlah yang diakui
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain” (selanjutnya
disebut sebagai laporan kinerja keuangan) ke dalam:
a. Hasil jasa asuransi terdiri dari pendapatan asuransi dan beban jasa
asuransi
b. Penghasilan atau beban keuangan asuransi

6. Pengungkapan
Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan
informasi dalam catatan atas laporan keuangan yang, bersama informasi
didalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan dan laporan arus
kas, memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
dampak yang ditimbulkan kontrak asuransi terhadap laporan posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas. Untuk mencapai tujuan
tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif
mengenai:
a. Jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk kontrak yang
tercakup dalam ruang lingkup DE PSAK (DE=Draft Exposure)
b. Pertimbangan signifikan, dan perubahan dalam pertimbangan tersebut,
yang dibuat ketika menerapkan DE PSAK 74
c. Sifat dan tingkat risiko dari kontrak asuransi yang berada dalam ruang
lingkup DE PSAK 74

3.2.7. Strategi Pemasaran Jasa Konsultasi Keuangan CT PRIMA


Menurut Fina Pratiwi (2023), Strategi pemasaran jasa bertujuan untuk
mempertemukan hasil produknya dengan pelanggan, sehingga kebutuhan dan
keinginan pelanggan nantinya akan terpenuhi.
29

Secara umum diketahui bahwa karakteristik strategi pemasaran jasa bersifat


tidak berwujud dan tidak dapat menjadi sebuah kepemilikan. Namun
dalam perusahaan jasa strategi promosi ini menawarkan pelayanan seperti
konsultasi pajak, keuangan, akuntansi, pelatihan dan pengembangan dan
sebagainya.
Strategi pemasaran jasa ini juga mencakup kegiatan yang bisa dirasakan
oleh konsumen. Sehingga kegiatan pemasaran ini juga mempengaruhi biaya
pengeluaran ataupun pemasukan, dan menambah manfaat suatu usaha jasa karena
dapat menimbulkan keuntungan dimasa mendatang. Strategi pemasaran jasa
bertujuan untuk memberikan pelayanan secara efisien, meningkatkan kinerja
karyawan, dan memanfaatkan teknologi. Dengan menciptakan strategi pemasaran
jasa pada suatu perusahaan, bertujuan supaya produk yang ditawarkan kepada
konsumen dapat tersampaikan dengan baik.
Maka dari itu alasan mengapa strategi pemasaran usaha jasa itu penting
karena pebisnis dapat mengetahui target konsumen yang dituju, produk yang
digunakan, serta kisaran anggaran yang dikeluarkan konsumen. Adapun beberapa
contoh pemasaran jasa dalam penilaian konsumen meliputi:
a. Membangun Kepercayaan
Anda perlu menjadikan diri konsumen itu penting. Karena dengan begitu,
jasa pelayanan Anda akan digunakan dalam waktu yang lama. Jika
konsumen sudah menunjukkan kepuasannya maka di situlah Anda
mendapatkan kepercayaan konumen. Bantulah dengan tulus dan berikanlah
manfaat yang konsumen harapkan. Itu sebuah kunci dalam membangun
kepercayaan.

b. Menciptakan Pengalaman Bagi Konsumen


Setelah meningkatkan penilaian konsumen, selanjutnya kegiatan pemasaran
usaha jasa ini akan efektif apabila dapat menciptakan pengalaman yang baik
bagi konsumen. Sehingga adanya pengalaman inilah dapat membantu Anda
untuk meraih nilai pelayanan terbaik dan menimalisir risiko yang tidak
diinginkan. Berikut klasifikasi penilaian pelanggan:
• Value as A Low Price
30

Pada penilaian ini merupakan pengorbanan sedikit demi sedikit yang


dilakukan konsumen, untuk mencapai kepuasan sebesar mungkin.

• Value as Wether Consumer Wants In a Product


Penilaian konsumen ini terfokus pada apa yang diterima dalam
pelayanan yang diberikan perusahaan.

• Value as The Quality Consumer Gets For The Price They Pay
Lain hal dengan penilaian konsumen yang membandingkan kualitas
yang didapatkan dengan apa yang dibayarkan.

• Value as What The Consumer Get For What They Give


Penilaian ini juga dapat mempertimbangkan konsumen dalam menilai
kualitas produk atau pelayanan yang dikeluarkan.

1. Apa Saja Pendukung Keberhasilan Strategi Pemasaran Jasa?


Melakukan pemasaran dalam usaha jasa, maka Anda perlu mengingat apa
saja ide yang pendukung strategi pemasaran jasa. Seperti harga, produk,
tempat, dan strategi promosi. Selain itu ada tiga ide tambahan yang
pendukung lainnya yaitu:
1. Prosedur Yang Tertib Diikuti
Salah satu yang menjadi pendukung adalah prosedur. Cara ini dilakukan
agar promosi dapat berjalan secara lancar dan tidak terjadi kendala. Hal
ini dilakukan supaya menjaga kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan.

1. Tenaga Profesional
Kegiatan pemasaran ini tentu akan membutuhkan tenaga yang terlibat
langsung kepada konsumen sebagai customer service atau penawaran
jasa. Sehingga adanya tenaga ini berfungsi menjual jasa atau atau
produk pemasaran yang menjadi branding pada usaha jasa Anda.
31

Tentunya kompeten menjadi sebuah syarat utama dalam memiliki


tenaga profesional.

2. Feedback Konsumen
Ketika Anda menawarkan jasa yang ditawarkan secara baik dan benar,
akan menciptakan kenyamanan dan kepuasan pelanggan. Sehingga
Anda dapat menerima penilaian positif yang membangun citra
perusahaan, berupa feedback konsumen melalui komunikasi atau
dokumentasi secara fisik

2. Apa Saja Karakteristik Strategi Pemasaran Jasa?


Menjalankan promosi yang perlu Anda ketahui apa saja karakteristik dalam
contoh pemasaran jasa yaitu:
a. Segmentasi Market
Melakukan kegiatan ini harus berfokus pada konsumen yang potensial,
agar pelayanan ini dilakukan secara baik dan menarik minat konsumen
dikarenakan citra perusahaan dan kinerja karyawan yang baik. Sehingga
harga yang ditawarkan juga harus disesuaikan dengan manfaat yang
konsumen terima.

b. Positioning Market
Menentukan positioning secara spesifik akan membuat Anda semakin
tepat untuk mendapatkan konsumen, cara ini ditujukan supaya Anda
mendapatkan posisi pemasaran yang kuat dalam lingkup pasar.

c. Market Entry Strategy


Strategi ini dilakukan seperti membeli perusahaan lain, bekerjasama
dengan perusahaan lain atau internal development. Hal ini dilakukan
supaya usaha jasa Anda bisa masuk pada segmen pasar yang tertentu.
32

d. Marketing Mix Strategy


Dengan mempengaruhi tanggapan konsumen, sebaikanya memiliki
banyak variabel pemasaran yang digunakan. Seperti contoh pemasaran
jasa mix yaitu Price, Product, Place, Participant, Promotion, Process,
serta People Physical Eviden

e. Timing strategy
Melakukan strategi pemasaran sebaiknya memilih waktu yang tepat
sehingga produk yang ditawarkan kepada konsumen juga meningkat.

3. Cara Menjalankan Strategi Pemasaran Jasa


Adapun berbagai cara untuk menjalankan strategi pemasaran jasa dalam
meningkatkan penjualan yaitu:
a. Menjalin Hubungan Baik Kepada Pelanggan
Melakukan promosi dan mengenalkan produk Anda secara langsung
kepada pelanggan juga dapat menghemat biaya iklan yang
mempengaruhi laporan perubahan modal usaha Anda. Selain itu untuk
memiliki loyalitas konsumen sebaiknya Anda menjalin hubungan secara
baik kepada pelanggan, agar nantinya di masa mendatang konsumen
Anda tetap memakai jasa Anda.

b. Mengetahui Target Market Konsumen


Jika Anda sudah tahu target market konsumen dengan pelayanan yang
diberikan secara cepat dan tepat, maka akan membuat konsumen untuk
berlangganan kembali. Karena pada dasarnya konsumen tidak suka
menunggu lama dan pastinya akan membutuhkan pelayanan yang
ditawarkan.

c. Melakukan Promosi Internet Marketing


33

Pada dasarnya teknologi sekarang yang digunakan semakin canggih,


maka dari itu promosi yang dilakukan melalui internet marketing akan
membuat pelanggan puas atas pelayanan yang diberikan. Contoh
strategi pemasaran internet ini berupa Instagram, Facebook, ataupun
sebagainya.

d. Memutuskan Lokasi Secara Tepat dan Strategis


Melalui pertimbangan pemasaran dan memutuskan lokasi secara tepat
dan strategis, akan membuat Anda mendapatkan konsumen yang sesuai
dengan target penjualan produk Anda.

e. Tetap Menjalankan Promosi Secara Offline


Bekerja sama di acara pameran atau seminar yang sesuai dengan usaha jasa
Anda, dapat memberikan kemudahan untuk mempromosikan produk dan
menambah kepercayaan konsumen. Anda juga bisa melakukan strategi
promosi ini secara rutin dan kreatif agar konsumen tertarik atapun tidak
bosan. Seperti itulah pembahasan mengenai strategi pemasaran jasa,
sehingga Anda sebagai pebisnis juga akan mengambil langkah dalam
menghemat biaya pemasaran ataupun biaya lainnya. Untuk Anda yang ingin
mendapatkan laporan keuangan secara cepat, sekarang bisa Anda
gunakan jasa profesional. Layanan jasa ini juga bisa membantu menghitung
dan melaporkan pajak Anda.

Bukan hanya itu pembukuan bisnis Anda pun dapat dibereskan secara
teknologi dengan layanan profesional ini. Apa saja teknologi yang digunakan?.
Harmony software akuntansi adalah solusi pembukuan berbasis teknologi yang bisa
membantu Anda. Harmony telah membantu ribuan pebisnis untuk mendapatkan
laporan keuangan realtime dan menyelesaikan transaksi penjualan dan pengeluaran
dengan mudah.
34

3.2.8. Kontrak Kerja


Tujuan pembuatan perjanjian kerja bersama adalah untuk mempertegas dan
memperjelas hak dan kewajiban,menetapkan secara bersama mengenai syarat-
syarat kerja yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan sehingga dapat mendorong terciptanya hubungan industrial yang
harmonis.
Beberapa manfaat tersebut meliputi: Mempertegas dan memperjelas hak
serta kewajiban perusahaan dan pekerja. Menciptakan hubungan industrial yang
harmonis sehingga dapat meminimalisir konflik atau perselisihan. Menjaga
kelancaran proses produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

1. Pengertian dan Manfaat Konsultan Asuransi


Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan dan produk asuransi
bermunculan, jasa konsultan di bidang ini semakin dibutuhkan. Konsultan
asuransi memegang peran penting dalam pengambilan keputusan
masyarakat terhadap produk asuransi yang akan dimiliki. Mari berkenalan
lebih jauh dengan jasa konsultan ini dan apa manfaat yang diberikan kepada
masyarakat.

2. Pengertian Jasa Konsultan Asuransi


Jasa konsultan akan menjalankan tugasnya dalam memberikan konsultasi di
bidang tertentu. Konsultan asuransi atau insurance advisor merupakan
seorang profesional yang akan memberikan layanan konsultasi kepada klien
baik yang sudah memiliki asuransi atau calon pengguna asuransi. Konsultan
ini akan bekerja atas nama klien baik perorangan maupun perusahaan.
Asuransi memiliki lingkup yang cukup luas. Masyarakat awam mungkin
akan sulit untuk memahami produk asuransi yang ingin dibeli hanya melalui
brosur maupun penjelasan singkat. Insurance advisor akan membantu
masyarakat untuk memahami lebih dekat tentang produk asuransi yang
ingin dimiliki. Profesi ini harus memiliki integritas yang tinggi terhadap
35

tugas atau tanggung jawab yang dijalankan. Ia harus punya integritas


terhadap klien yang sudah memberikan kepercayaan sekaligus terhadap
perusahaan tempat dirinya bekerja. Selain itu insurance advisor juga harus
punya integritas terhadap rekan sejawat di industri ini dengan saling
menjaga kode etik profesinya. Insurance advisor ini bisa bekerja sebagai
bagian dari perusahaan asuransi atau bisa juga berasal dari pihak eksternal.
Perannya adalah memberikan nasihat dan konsultasi mengenai kebijakan
asuransi. Selain itu insurance advisor juga akan mengelola hubungan antara
klien dan perusahaan asuransi. Bagi perusahaan, konsultan ini juga menjadi
salah satu kunci dalam perekrutan klien.

3. Tugas terhadap Klien


Dari penjelasan tadi bisa dipahami bahwa insurance advisor ini akan
memiliki jalinan hubungan dengan dua pihak yaitu klien dan perusahaan
asuransi. Oleh sebab itu tugasnya pun dibagi menjadi dua yaitu tugas
terhadap klien dan tugas terhadap perusahaan. Berikut adalah tugas seorang
konsultan asuransi terhadap klien:
1. Mempelajari Profil Klien
Tugas pertama yang harus dijalankan adalah mempelajari profil klien.
Saat ini ada banyak tipe produk asuransi yang ditawarkan oleh sebuah
perusahaan. Tentunya setiap orang memiliki kebutuhan produk asuransi
yang berbeda sesuai profilnya. Agar bisa memberikan saran dan nasihat
yang tepat mengenai produk asuransi maka insurance advisor harus
mengenal profil kliennya dengan sebaik mungkin.

2. Melakukan Analisis Keuangan


Konsultan di bidang asuransi juga perlu melakukan analisis keuangan
dari kliennya. Pembelian produk asuransi ini berhubungan erat dengan
kondisi keuangan klien. Tentunya pilihan asuransi yang sebaiknya
dibeli harus disesuaikan dengan keuangan klien saat ini. Dengan begitu
36

klien tidak akan merasa keberatan dengan premi asuransi yang


dibebankan. Analisis keuangan ini juga mencakup penelusuran tujuan
keuangan klien. Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda-
beda. Produk asuransi yang dibeli sebaiknya disesuaikan dengan tujuan
keuangan klien. Dengan begitu asuransi ini bisa membantu klien untuk
mencapai tujuan finansialnya secara optimal.

3. Menganalisis Risiko Klien


Insurance advisor juga perlu melakukan analisis risiko yang dimiliki
oleh klien. Analisis risiko ini sangat penting untuk dilakukan sehingga
bisa diketahui produk asuransi seperti apa yang paling cocok dan
menguntungkan. Tentunya analisis risiko ini memang penuh dengan
prediksi namun bisa dibuat seakurat mungkin berdasarkan profil yang
dimiliki oleh klien.

4. Memberi Saran kepada Klien


Sesuai dengan namanya, konsultan tentu saja akan memberikan saran
dan nasihat kepada klien. Nantinya insurance advisor akan memberikan
saran kepada klien mengenai produk asuransi apa yang layak untuk
dibeli. Saran ini diberikan berdasarkan analisis yang sudah dilakukan
oleh konsultan tadi. Saran yang disampaikan kepada klien harus sudah
melalui pemikiran yang matang.

5. Menjawab Pertanyaan Klien


Salah satu alasan klien menggunakan jasa konsultan ini adalah untuk
menjawab semua pertanyaan yang ingin diajukan terkait layanan
asuransi. Insurance advisor harus bisa menjawab semua pertanyaan
klien secara spesifik. Tentunya semua jawaban ini akan mengarahkan
klien untuk membeli produk asuransi yang tepat. Bagi masyarakat,
keberadaan insurance advisor ini sangatlah penting. Tugasnya dalam
menjawab semua pertanyaan klien mengenai produk asuransi sangatlah
bermanfaat. Calon pengguna asuransi dapat memahami dengan baik apa
37

itu asuransi dan produk apa yang cocok untuk digunakan. Dengan begitu
tidak akan terjadi kesalahan pembelian produk karena sudah sesuai
dengan apa yang dibutuhkan. Untuk menjalankan tugas ini dengan baik
maka insurance advisor harus memahami dunia asuransi secara
menyeluruh. Ia harus bisa menguasai semua hal terkait penggunaan
layanan asuransi. Dengan begitu berbagai jenis pertanyaan dari klien
dapat dijawab secara optimal dan lengkap.

6. Membantu Klien Membeli Asuransi


Insurance advisor akan membantu klien dalam melakukan pembelian
asuransi. Jika klien sudah merasa yakin dengan produk asuransi yang
akan dibeli maka proses pembelian dapat dibantu oleh konsultan
tersebut. Proses pembelian asuransi memang seringkali terasa
membingungkan terutama bagi masyarakat awam yang belum pernah
punya pengalaman. Jasa konsultan ini akan mempermudah proses
pembelian sehingga klien dapat segera terdaftar sebagai pengguna
asuransi. Ini sangat menguntungkan bagi klien karena bisa lebih mudah
menyelesaikan proses pembelian. Selain itu klien juga tak perlu ribet
dan bisa lebih hemat waktu. Berikut contoh jurnalnya :
Dari sisi pembeli asuransi :
Jurnal umum saat pembayaran
Asuransi dibayar dimuka xxx
Kas xxx
Jurnal penyesuaian asuransi dibayar di muka akhir periode
Biaya asuransi xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx
Dari sisi penjual asuransi :
Piutang asuransi xxx
Pendapatan premi asuransi xxx

7. Membantu Klien Mengajukan Klaim


38

Jasa insurance advisor ini tidak hanya membantu klien yang akan
membeli produk asuransi. Mereka juga akan membantu klien yang
sudah memakai produk asuransi tertentu. Jika ada masalah terkait
penggunaan produk asuransi tersebut maka jasa konsultan ini bisa
membantu klien untuk mengatasinya. Termasuk membantu klien dalam
mengajukan klaim asuransi. Urusan asuransi ini memang seringkali sulit
untuk dipahami oleh pengguna asuransi itu sendiri. Jadi akan jauh lebih
efektif jika ada jasa profesional yang membantu klien. Insurance advisor
ini akan memastikan bahwa klien mengikuti prosedur pengajuan klaim
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi pengajuan klaim juga bisa
lebih hemat waktu dan tenaga. Berikut contoh jurnalnya :
Dari sisi pembeli asuransi :
Jurnal mengajukan kliem
Beban klaim xxx
Utang klaim xxx
Dari sisi penjual asuransi :
Beban klaim asuransi xxx
Kas xxx

8. Tugas terhadap Perusahaan


Lalu seperti apa tugas konsultan asuransi terhadap perusahaan tempat ia
bekerja? Jika insurance advisor tidak bekerja secara mandiri maka ia
akan bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan dari perusahaan.
Berikut adalah tugas-tugas yang harus dijalankan oleh jasa konsultan
ini:

9. Output kerja CT PRIMA


a. Konsep Dasar Penilaian Kinerja Penyedia
Dalam iklim persaingan usaha di era modern ini sebagai akibat
globalisasi, keterlibatan positif para pelaku usaha dalam memenuhi
kebutuhan barang/jasa untuk melaksanakan tugas dan fungsi
39

pelayanan kepada masyarakat sangat diharapkan. Hal ini


menyebabkan tuntutan agar para pelaku usaha secara kompetitif
memperlihatkan daya saing dalam memberikan performance baik
dari sisi kemampuan maupun motivasi dalam memberikan layanan
yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi penilaian
kinerja penyedia barang/jasa adalah proses mengukur, menganalisis,
dan mengelola kinerja penyedia yang bertujuan mengurangi biaya,
mengurangi risiko, dan mengarahkan perbaikan berkelanjutan
dalam nilai dan operasional. Manajemen yang efektif dari penyedia
mengharuskan perusahaannya untuk selalu menjaga agar kinerjanya
utamanya pada bidang bidang tersebut diatas selalu baik, bila ingin
berhubungan dengan mitra kerja. Kriteria evaluasi kinerja penyedia
perlu dipertimbangkan sebelum melakukan komunikasi dengan
penyedia pada suatu kontrak tertentu ( M.Syarif ,2020).

b. Definisi Penilaian Kinerja Penyedia Barang/Jasa


Kinerja adalah perbandingan realisasi dan target pada keluaran
(output), hasil (outcome) dan manfaat/dampak (benefit/impact).
Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
dan tujuan program dan kebijakan. Hasil (outcome) adalah segala
sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program. Manfaat (benefit) dan Dampak
(impact) adalah segala sesuatu yang mencerminkan kemanfaatan
secara langsung dan tidak langsung setelah hasil (outcome) suatu
program dapat dicapai. Penilaian kinerja penyedia adalah:
• Cara menentukan apakah penyedia akan berkinerja seperti yang
diharapkan

• Dasar mengembangkan daftar penyedia yang disetujui

• Dasar mengembangkan program perbaikan bagi penyedia

• Dasar Mengembangkan Sistem Penilaian Penyedia


40

Apa yang ingin dinilai dari penyedia bergantung dari apa yang ingin
dicapai oleh pengguna barang/jasa, juga bergantung seberapa
kompleks pekerjaan dan tipe hubungan bisnis yang diharapkan
dengan penyedia. Hal ini akan menentukan penyedia terbaik yang
sesuai dalam merespon persyaratan yang dibutuhkan pengguna.
Penilaian penyedia juga dapat dilakukan jika terdapat penyedia
potensial baru. Jika penilaian bagi suatu penyedia adalah positif,
maka penyedia tersebut dapat dimasukkan pada “daftar penyedia
yang disetujui atau sah”, dan penyedia dapat dimasukkan sebagai
penyedia terundang untuk pekerjaan atau kontrak yang baru.

c. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Penyedia Barang/Jasa


Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam
menetapkan standar dan target, sarana untuk kemajuan, memotivasi,
mengkomunikasikan strategi dan organisasi serta mempengaruhi
perubahan perilaku. Pengukuran kinerja bertujuan:
• Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka
menjamin kaulitas barang/jasa pekerjaan penyedia

• Memperoleh profil Penyedia berdasarkan kinerja dalam


pelaksanaan kontrak;

• Melaksanakan mitigasi risiko pelaksanaan pekerjaan;

• Menghasilkan umpan balik bagi Penyedia untuk dapat


meningkatkan kinerjanya berdasarkan pada hasil kinerja sesuai
kontrak; dan

• Memberikan indikator peningkatan kapasitas yang dibutuhkan


oleh Penyedia

Menurut Gordon,2008, manfaat yang didapatkan dari pengukuran


kinerja penyedia adalah :
• Mengidentifikasi apakah penyedia dapat memenuhi persyaratan
pengguna.
41

• Untuk mengetahui dimana perbaikan dibutuhkan

• Mengetahui apakah perbaikan telah terjadi

• Untuk memahami proses yang telah dilakukan penyedia

• Memperbaiki pembuatan keputusan

• Mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan penyedia

• Identifikasi sumber-sumber yang perlu diperbaiki

• Memotivasi orang melakukan pekerjaan terbaik

• Mengenal apakah tim bekerja dengan kinerja tinggi atau rendah

Menurut Sudarto, Dr. Ir. (2011) dalam buku Meningkatkan Kinerja


Perusahaan Jasa Konstruksi, Pengukuran kinerja diperlukan agar
setiap proses dapat dikontrol. Jika sebuah kegiatan tidak dapat
diukur, artinya tidak dapat dikontrol. Jika tidak dapat dikontrol,
maka tidak dapat dikelola dengan baik. Tanpa pengukuran yang
dapat diandalkan, keputusan cerdas tidak dapat dilakukan. Oleh
karenanya, pengukuran kinerja dilakukan untuk:
• Kontrol atau pengendalian; sehingga pengukuran kinerja dapat
mengurangi variasi

• Penilaian sendiri; pengukuran dilakukan untuk memastikan


seberapa baik proses berjalan, termasuk perbaikan yang telah
dibuat

• Perbaikan berkelanjutan; pengukuran ini dilakukan untuk


mengidentifikasi sumber cacat, tren proses, dan pencegahan
cacat dan menentukan efisiensi dan keefektifan sebuah proses

• Penilaian manajemen; Tanpa pengukuran tidak ada cara untuk


memastikan dalam pemenuhan tujuan, nilai tambah atau menilai
apakah proses dilakukan secara efektif dan efisien
42

4. Area Kinerja Utama Penyedia


Pada umumnya perusahaan/instansi akan menetapkan target kinerja sendiri
untuk penyedianya terkait dengan:
a. Kuantitas
Aspek yang dievaluasi adalah kesempurnaan dalam memenuhi jumlah
order yang tertuang dalam kontrak. Idealnya jumlah pasokan yang
akurat adalah 100% dari kuantitas yang disebutkan dalam kontrak, tidak
lebih dan tidak kurang.

b. Kualitas
Beberapa hal yang dapat dijadikan kriteria evaluasi dalam aspek kualitas
adalah:
• spesifikasi,

• Fleksibilitas dan kapasitas,

• laju penolakan barang,

• interval perawatan,

• Konsumsi suku cadang,

• keandalan,

• waktu rata-rata kerusakan,

• umur barang, dan

• garansi

c. Ketersediaan
Ketersediaan adalah tentang kemampuan penyedia untuk dapat
menawarkan apa yang dibutuhkan di lokasi dan saat yang diinginkan
43

oleh organisasi. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan untuk


mengevaluasi kinerja penyedia adalah:
• penyerahan tepat waktu,

• daftar pengiriman yang terlambat,

• segmen pasar yang dilayani,

• kapasitas,

• stok barang,

• pengalaman ekspor,

• keandalan dalam penyerahan,

• sistem pelacakan (tracking system).

d. Daya tanggap
Daya tanggap berkaitan langsung dengan pelayanan penyedia kepada
organisasi pembeli. Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam
mengevaluasi penyedia dalam aspek ini seperti:
• pengukuran respon dalam menyelesaikan permasalahan,

• pengukuran respon dalam menanggapi permintaan,

• ketepatan waktu dalam mengajukan penawaran.

e. Biaya
Biaya adalah aspek yang sangat menentukan dalam kriteria evaluasi
penyedia. Secara keseluruhan aspek biaya tidak hanya ditentukan oleh
harga produk tetapi total biaya kepemilikan. Beberapa kriteria yang
dapat digunakan dalam melakukan evaluasi penyedia seperti:
• daftar atau harga standar atau tarif,

• tingkat diskon, ketentuan pembayaran,


44

• biaya pendanaan (kredit penyedia),

• penggunaan formula harga, mata uang , biaya pengiriman.

Penetapan target kinerja suatu organisasi disesuaikan dengan kategori


dan karakteristik barang/jasa menentukan rancangan kriteria yang akan
dibuat sehingga area kinerja utama penyedia akan berbeda berdasarkan
jenis barang/jasa. Daftar harapan (wish list) dari penyedia barang jasa
disusun sedemikian rupa mencerminkan karakteristik kebutuhan
barang/jasa itu sendiri. Daftar Keinginan dibuat bukan karena organisasi
benar-benar harus memiliki atau dapat memperoleh semua informasi
untuk penyedia tertentu. Sebaliknya, Daftar Keinginan dibuat untuk
melihat bahwa pada waktu yang berbeda, akan diperlukan berbagai jenis
informasi yang berbeda pula. Sebagai contoh, pada saat membeli
peralatan suku cadang, daftar keinginan kita akan lebih menekankan
pada kualitas dan keandalan. Sedangkan dalam pemenuhan barang-
barang kantor, kita mungkin akan melihat pada harga dan tanggapan dari
penyedia sebagai faktor utama. Alternatif lain bagi pembeli dalam
mengevaluasi kinerja penyedia adalah dengan menggunakan Supply
Positioning Model.

5. Penilaian Kinerja Penyedia


Kinerja pengadaan adalah hasil dari dua kombinasi Efektifitas dan
Efisiensi. Efektivitas merupakan rasio dari Hasil Aktual / Hasil
perencanaan. Kriteria Kinerja dalam kelompok ini berupa : Kualitas,
Ketersediaan , Layanan dan Daya Tanggap. Efisiensi merupakan
rasio Biaya Aktual / Biaya perencanaan. Kriteria Kinerja dalam kelompok
ini berupa : Kuantitas dan Biaya
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui pendapat ahli, wawancara
langsung, diskusi, pengisian kuesioner pembobotan kriteria evaluasi
penyedia dan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan kriteria
evaluasi kinerja tersebut. Data sekunder dapat diperoleh dari pihak-pihak
terkait, seperti klien masa lalu penyedia berdasarkan hasil kontrak
45

sebelumnya, website organisasi penyedia, pihak ketiga, serta data lain yang
harus diverifikasi dan divalidasi. Data yang digunakan untuk evaluasi
adalah data dalam rentang yang ditentukan oleh sistem melalui
kebijakan/ketentuan Organisasi, misalnya data 1 (satu) tahun terakhir pada
saat dilakukan evaluasi kinerja.
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Perkembangan usaha dalam dunia perasuransian saat ini semakin pesat dan
kompleks. Kondisi ini menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pada setiap perusahaan untuk seragam dan dapat diterima secara umum sehingga
perusahaan perlu menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi yang
berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal.
Sistem akuntansi yang mengatur kontrak asuransi diantaranya yaitu PSAK 74,
PSAK 28, PSAK 36, IFRS 4, dan IFRS 17. Yang berlaku saat ini dengan tingkat
kualitas yang baik adalah PSAK 74 atau IFRS 17.
Pengakuan kontrak asuransi diakui entitas pada saat mana yang paling awal
dari pilihan awal periode pertanggungan dari kelompok kontrak, tanggal ketika
pembayaran pertama dari satu pemegang polis dalam kelompok jatuh tempo, dan
pada saat kelompok menjadi merugi untuk kelompok kontrak yang merugi. Entitas
melakukan pengakuan dan penyajian kontrak dengan memisahkan jumlah yang
diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (selanjutnya
disebut sebagai laporan kinerja keuangan) ke dalam hasil jasa asuransi dan
penghasilan atau beban keuangan asuransi. Selanjutnya, untuk menilai dampak
yang ditimbulkan kontrak asuransi terhadap laporan posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas, entitas melakukan pengungkapan. Entitas mengungkapkan
informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan untuk kontrak, pertimbangan signifikan dan perubahan dalam
pertimbangan tersebut, sifat dan tingkat risiko dari kontrak asuransi.

4.2. SARAN
Pembahasan penelitian telah memberikan hasil-hasil penelitian yang dapat
disimpulkan oleh peneliti untuk memberikan beberapa saran yaitu:
1. Penerapan perlakuan akuntasi untuk kontrak asuransi diharapkan terus
konsisten sebagaimana PSAK 74 dan IFRS 17 yang berlaku.

45
46

2. Dengan adanya penjelasan serta pembahasan terkait kontrak asuransi, maka


diharapkan dapat membantu para pembaca agar lebih mudah dalam
memahami lebih lanjut terkait kontrak asuransi (PSAK 74), sehingga dapat
diterapkan dan dimanfaatkan dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Albab,Ulil:” Jurnal Ilmiah Multidisiplin Volume 1, N0.8 Juli 2022,


“Kontrak Asuransi ,”Universitas Telkom Bandung”.

Alnajjar, Mohd & Rashwan Abd. El Rahman (2019), The Effect of


Disclousure on Risk Arising from Insurance Contracts According to The
International, Vol. 22, Issue published in June of 2022.

CT PRIMA, “Our Credentials”,Geneva Consulting Group, Independent


Member, Jakarta: 2005

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia,IAI.


(2018). Draf Eksposur PSAK 74: Kontrak Asuransi. 170.

Morasa, J., & Horman, I. (2016). Analisis Penerapan Psak No.36 Tentang
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa Pada Pt. Asuransi Jiwasraya (Persero) Cabang
Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(1), 2963.

Gordon (2018), The Impacts of IFRS Adoption of Value Relevance of


Accounting Information Evidence from The Insurance, Canadian Center of Scince
and Education, vol 13, no.8 ,Sept. 2023

Owais, W. O., & Dahiyat, A. A. (2021). “Readiness and Challenges for


Applying IFRS 17 (Insurance Contracts): The Case of Jordanian Insurance
Companies”. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(3) 8.no3.0277

Pratiwi, Fina.,”Marketing: Strategi Pemasaran Jasa”, 5 Maret 2023, diakses


pada 16 September 2023, dari https://www. Harmony.co.id

48
Qadri, R. A., Sari, Y. M., Andriani, A. F., & Kusumawati, R. (2022).
Contextualizing the Universe of PSAK 74 [IFRS 17] in Indonesia and Insurance
Industry Vigilance Through the Cosmology of Yoga“

Rajala, M. (2020). Expected Effects Of IFRS 17 On The Transparency And


Comparability Of Insurance

Sudarto, (2011). Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di


Indonesia. Jakarta: PT. Ghassan

Sunyoto, D., & Putri, W. H. (2017). Manajemen Risiko dan Asuransi:


Tinjauan Teoritis dan Implementasinya. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic
Publishing Service).

Syarif, M.,” Penilaian Kinerja Dalam Pengadaan Barang/Jasa,”,17 Januari


2020.Diakses dari https://www.msarif.id, 16 September 2023.

48

Anda mungkin juga menyukai