Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

STRUKTUR GERAK TARI JARAN PONGGOQ DALAM UPACARA


YONGKOLAN SUKU SASAK DI DESA KARANG SARI
KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

INDRAWATI
180115010

Proposal ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


FAKULTAS BAHASA SENI DAN HUMANIORA (FBSH)
UNIVERSUTAS HAMZANWADI
2023
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal penelitian yang
saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Bahasa Seni dan Humaniora
Universitas Hamzanwadi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam proposal penelitian yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan.
Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Proposal
Penelitian ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat diluar batas
toleransi, saya bersedia menerima sanksipencabutan gelar akademik yang saya
sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Selong, 20 Februari 2023

Indrawati
NPM 1801150010
HALAMAN PERSETUJUAN

STRUKTUR GERAK TARI JARAN PONGGOQ DALAM UPACARA


YONGKOLAN SUKU SASAK DI DESA KARANG SARI
KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

INDRAWATI
NPM 180115010

Menyetujui:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Dharma Satrya HD, M.A. Alwan Hafiz, M.Sn


NIDN. 0828108901 NIDN. 0827118903

Mengetahui:

Koordinator Program Studi

Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik

Alwan Hafiz, M.Sn


NIDN. 0827118903
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
karunia yang telah ia berikan kepada umat manusia terutama yang dalam hal ini
adalah penulis sendiri. Dengan atas karunia dan kasih sayang-Nya, penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Struktur Gerak Tari Jaran
Ponggoq Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak Di Desa Karang Sari Kecamatan
Labuan Haji Kabupaten Lombok Timur”. Tak lupa pula shalawat serta salam atas
junjungan alam Nabi Besar Muhammmad SAW yang atas syafaat beliau dapat
menuntun umat manusia menuju jalan keselamatan yakni Islam.
Kemudian ucapan-ucapan terimakasih juga tak lupa penulis haturkan
kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuannya baik itu berupa materi
maupun nonmateri selama proses pembuatan proposal skripsi ini. Adapun pihak-
pihak yang dimaksud adalah :

1. Rektor Universitas Hamzanwadi yang telah memberikan izin serta fasilitas


dari mulai masa awal perkuliahan hingga penyusunan proposal skripsi ini.
2. Bapak Alwan Hafiz M.Sn. selaku koordinator Program Studi Pendidikan Seni
Drama, Tari dan Musik yang memberikan arahan serta bimbingan selama
proses perkuliahan hingga proses penyusunan proposal skripsi ini.
3. Ibu ................... selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu
ditengah kesibukan beliau untuk dapat memberi arahan, bimbingan serta
motivasi terbaiknya sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Ibu ................... selaku pembimbing 2 yang telah dengan sabar dan penuh
perhatian dalam membantu, membimbing serta memberi motivasi kepada
peneliti sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Kedua orang tua yang sangat peneliti sayangi, cintai serta hormati yang
dengan jerih payah, dukungan berupa moral maupun materi serta do’a yang
tak kenal putus untuk peneliti.
6. Saudata-saudara, keluarga serta para kerabat yang telah memberi kontribusi
baik itu secara langsung maupun tidak langsung, berupa materi maupun moral
selama proses ini.
7. Teman-teman seperjuangan yakni mahasiswa Pendidikan Seni Drama, Tari
dan Musik angkatan 2018 yang menjadi teman diskusi, bertukar pikiran serta
motivator sebaya yang juga pengertian dan sabar.
8. Teman-teman sepermainan yang juga sedang berjuang menyelesaikan tugas
akhir yang menjadi teman diskusi dan pemberi nasihat dan solusi dari
berbagai masalah yang peneliti hadapi.
9. Semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebut satu-persatu yang juga
memiliki andil dalam membantu pengerjaan proposal skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi ini sangat jauh
dari kata sempurna. Dengan itu, kritik dan saran sangatlah dibutuhkan dari
berbagai pihak yang bersifat membangun untuk menjadi bahan evaluasi bagi
peneliti di masa mendatang. Semoga dengan adanya proposal ini dapat membawa
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang khususnya pendidikan seni.
Selong, 20 Februari 2023

Peneliti
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Fokus penelitian..............................................................................................4
C. Rumusan masalah...........................................................................................5
D. Tujuan penelitian............................................................................................5
E. Manfaat penelitian..........................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................7

F. Deskripsi teori...............................................................................................7
G. Penelitian Relevan.......................................................................................12
H. KERANGKA BERFIKIR...........................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................21

A. Metode Penelitian.......................................................................................21
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................22
C. Data Dan Sumber Data...............................................................................22
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................23
E. Prosedur Analisis Data................................................................................25
F. Keabsahan Data...........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pulau Lombok adalah sebuah pulau yang memiliki

keanekaragaman budaya dan tradisi yang menjadi identitas dan ciri dari

masyarakat suku Sasak. Suku Sasak memiliki sistem budaya yang mapan.

Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya dalam menjaga suku Sasak

tetap eksis serta mampu melestarikan tradisinya. Maysarakat suku Sasak

sangat menjunjung tinggi kebudayaan, adat istiadat dan berbagai macam

kesenian tradisional. Keberagaman seni dan budaya ini sudah sepatutnya

dipertahankan. Seperti halnya di setiap daerah mempunyai ragam dan

berbagai bentuk kesenian tradisional diantaranya, seni tari, musik, dan

teater.

Salah satunya di daerah Karang Sari kecamatan Labuhan Haji

Kabupaten Lombok Timur yang masih memelihara serta melestarikan

keseniannya dalam upacara tradisional “Upacara Yongkolan”. Upacara

yang bernuansa sakral ini masih tetap terlaksanakan hingga saat ini. Dalam

upacara Yongkolan ini terdapat kesenian tari yang biasa dikenal dengan

sebutan tari Jaran Ponggoq. Tari Jaran Ponggoq merupakan Kesenian

Tradisional Lombok warisan leluhur yang masih eksis dan berkembang

hingga saat ini. Tari Jaran Ponggoq ini juga merupakan tari yang unik di

dalam budaya sasak, uniknya tari Jaran Ponggoq ini tidak hanya

menyajikan tubuh orang yang menari, tetapi orang menari dengan alat
seperti patung yang berbentuk jaran. Tari Jaran Ponggoq di gunakan

sebagai hiburan masyarakat yang biasanya dihadirkan pada upacara

pernikahan atau Yongkolan, dimana Jaran Ponggoq ini memposisikan

manusia atau sepasang pengantin baru sebagai raje sejelo yang diarak

menuju ruamah mertua menggunakan Jaran Ponggoq dengan iringan

musik rudat tradisional Lombok.

Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui

gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono 1978:17). Tari yang substansi

bakunya adalah gerak, gerak merupakan salah satu media ungkap ekspresi

jiwa manusia yang mempunyai karaktristik struktur tertentu. Gerak

menjadi unsur utama dalam seni tari karena gerak tari sangat berkaitan

dengan unsur anggota badan manusia. gerak dalam tari berfungsi sebagai

media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari

koreografer tari, Gerak dalam tari merupakan unsur pokok atau dasar

dimana tubuh berpindah posisi dari satu posisi ke posisi berikutnya.

Dalam suatu tari memiliki rangkaian-rangkaian gerak dari bagian

terkecil hingga bagian terbesar yang disebut struktur. Struktur adalah

perangkat tata hubungan dan tataran gramatikal didalam kesatuan

keseluruhan. Terlihat dari tataran gramatikal yang meliputi unsur gerak,

motif gerak, frase gerak, kalimat gerak, dan gugus gerak. Sementara tata

hubungan meliputi tupang tindih dan silih berganti. Dimana kedua aspek

tersebut memiliki kaitan yang saling melengkapi untuk mewujudkan

sebuah struktur gerak tari Jaran Ponggoq. (Suharto 1993: 18-19).


Keterkaitan yang merupakan tata hubungan antara bagian dalam bentuk

tari secara menyeluruh ini biasanya disebut dengan struktur. Bentuk dan

struktur merupakan dua hal yang tak terpisahkan.

Begitu pula dengan tari Jaran Ponggoq memiliki struktur-struktur

gerak tertentu. Dimana struktur gerak tari Jaran Ponggoq ini mempunyai

salah satu keunikan yaitu motif gerak. Motif gerak pada tari Jaran

Ponggoq adalah sebagai gerak pembuka dan sebagai gerak penghubung

antara motif yang satu dengan motif berikutnya, serta sebagai

penyampaian informasi kepada penonton bahwa awal gerak dibuka dan

ditutup. Motif gerak ini dapat dilihat dari gerakan anggota tubuh seperti

pada gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan kepala dan gerakan lainnya.

Terlihat dari keunikan gerakan kaki yang khas secara ritmis dan dinamis.

Gerakan tariannya memfokuskan dan menegaskan pada ketajaman gerak

hentakan kaki para penari yang selaras dengan alunan musik. Jika para

penari tidak serentak dan tidak seimbang maka Jaran yang dibawa serta

orang yang menduduki Jaran akan terjatuh, karena gerak kaki adalah

ragam gerak utama dari Tari Jaran Ponggoq. Tari Jaran Ponggoq ini

dibawakan oleh penari laki-laki yang terdiri atas empat orang pemuda

untuk satu buah Jaran.

Fungsi pertunjukan menurut Amaq Rifaah adalah Tari Jaran

Ponggoq tidak hanya mampu menghibur masyarakat tetapi juga berfungsi

untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Menurut Alaan P. Meririam

(dalam Rohendi 2016: 61) “adapun macam-macam fungsi yaitu: fungsi


ritual, fungsi hiburan, dan fungsi integritas”. Tari Jaran Ponggoq juga

dilombakan pada acara tahunan seperti 17 agustus, menyambut tahun baru

dan acara lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah. Prestasi yang

pernah diraih oleh Amaq Rifaah sering mendapatkan juara dalam

mengikuti kesenian budaya tari Jaran Ponggoq salah satunya dalam

upacara 17 agustus.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 5

mei 2022 dengan Amaq Rifaah, selaku ketua dari pemilik tari Jaran

Ponggoq menyatakan bahwa tari Jaran Ponggoq sebagai media hiburan

bertujuan untuk menghibur masyarakat. Selain sebagai hiburan Amaq

Rifaah juga ingin menunjukkan keunikan dari tari Jaran Ponngok yang

terlihat pada setiap keberagaman dan motif gerakan yang dilakukan oleh

para penari. Satuan antar motif gerak tari Jaran Ponggoq mempunyai arti

dan makna tersendiri, maka dari itu peneliti tertarik untuk mempelajari

lebih dalam mengenai strukrtur gerak tari Jaran Ponggoq.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti akan mengupas bentuk tari

Jaran Ponggoq dari segi structural, sehingga peneliti memilih judul “

Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq”.

B. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dikemukakan fokus

masalah sebagai berikut, struktur gerak tari yang terkandung dalam tari

Jaran Ponggoq dalam upacara tradisional suku Sasak di Desa Karang Sari,

Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur.


C. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian adalah bagaimana struktur gerak tari Jaran

Jonggoq di Desa Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur.

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

adalah untuk menganalisis tata hubungan dalam struktur gerak tari Jaran

Ponggoq di Desa Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur.

E. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, diharapka hasil penelitian yang akan

dilakukan dapat dimanfaatkan baik dari segi teoristis maupun praktis,

yakni:

1. Secara teoristis

Peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna

bagi semua kalangan yang memperhatikan kesenian dan dapat

menambah pengetahuan tentang pelestarian tari kepada masyarakat

khususnya kepada generasi muda.

2. Secara praktis

Dapat menambah wawasan tentang analisis struktur tari Jaran

Ponggoq, sekaligus sebagai penerapan ilmu selama menjalani


pendididkan seni tari serta dapat dijadikan acuan untuk menganalisis

tari.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi teori

Untuk dapat menjawab permasalahan permasalahan dalam penelitian

terkait dengan judul yang diangkat, peneliti menggunakan beberapa teori

yang akan dipaparkan yaitu:

1. Struktur Gerak Tari

Struktur merupakan rangkaian atau susunan dari gerak-gerak

tari yang tersusun menjadi satu. Dalam suatu tari memiliki rangkaian-

rangkaian gerak dari bagian terkecil hingga bagian terbesar yang

disebut struktur. struktur memandang tari dari pendekatan bentuk,

setruktur gerak tari dapat dilihat dari beragamnya motif gerak yang

terbentuk dari gerakan kepala, tubuh, tangan, dan kaki hingga

digabungkan menjadi sebuah tari. (y. Sumandiyono Hadi 2007 : 82)

Penganalisan Struktur gerak mengacu pada tata hubungan atau sistem

korelasi diantara bagian-bagian dari sebuah keseluruhan dalam

konstruksi organik bentuk tari yang dimulai dari unsur gerak, motif

gerak, frase gerak, kalimat gerak, dan gugus gerak. (Anya Peterson

Royce 2007 : 68-69). Struktur merupakan tata hubungan antara

bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Berbicara mengenai struktur

orang biasanya menggunakan analogi organis.

Organisme merupakan aktualisasi dari sel-sel dan

pembentukan jaringan yang diatur hubungannya satu dengan yang


lainnya, bukan secara kolektif tetapi sebagai sistem terpadu yang

rumit dari molekul-molekul. Sistem hubungan unit-uninya dijalin

dalam sebuah struktur organik. Istilah-istilah yang digunakan di sini

bukanlah strukturnya sendiri, ini dalah kumpulan dari unut-unit (sel

atau molekul) yang dibatasi oleh sebuah struktur misalnya. dalam

sebuah tata hubungan , organisme memiliki struktur. Jadi struktur ini

didefinisikan sebagai satuan tata hubungan di antara entitas yang ada.

Secara struktural bentuk gerak dapat diamati dari keseluruhan

bentuk tari yang terdiri dari pola-pola gerak, atau ragam gerak yang

didiskripsikan secara verbal serta cara menghasikan tata bahasa dalam

bentuk gaya tari yang memiliki jenis gerak seperti gerak murni dan

maknawi, dan unsur-unsur gerak seperti motif gerak, frase gerak,

kalimat gerak, dan gugus gerak. dan Gerak tubuh tari dapat dilihat dari

bentuk gerakan kepala, tubuh, tangan, dan kaki hingga digabungkan

menjadi sebuah tari.

2. Elemen Elemen Gerak

Diantara elemen-elemen tari akan selalu ada relasi yang

menghubungkan satu elemen dengan elemen lainnya, antara lain :

a. Tubuh

Gerak tubuh adalah bahasa. Tubuh merupakan elemen

utama yang membahasakan gerak tubuh manusia dalam

mengekspresikan perasaan, pikiran, dan imajinasi seseorang

dalam menari. f.x. widaryanto (2007 : 02) menyatakan tubuh


manusia membuat pola gerak dalam ruang dan waktu

menjadiakan tari unik di antara kesenian lainnya. Ada unsur

pokok dalam gerak tari yang meliputi gerak-gerak bagian tubuh,

yakni gerak kepala, gerak badan, gerak tangan, dan gerak kaki.

hal yang harus diperhatikan dalam melihat tubuh sebagai medium

tari, yaitu : bagian-bagian tubuh yang digunakan, terlihat dari dua

sisi yaitu bagian dalam dan bagian luar. Tubuh bagian dalam

meliputi otot, tulang persendian, jantung, dan paru-paru. Adapun

bagian luar tubuh meliputi kepala, leher, bahu, lengan, tangan,

punggung, pinggul, tumit, dan kaki.

Bentuk gerak dapat dilihat dari masing-masing bagian

tubuh seaperti (kepala, tangan, kaki dan lain-lain), misalnya

perbedaan dalam gerakan kaki terlihat dari bagaimana perbedaan

sikap-sikap kaki ketika melangkah seperti berjalan, berlari,

bergeser, melompat, dan menghentak. Gerak tubuh juga dapat

dilihat dari jalannya gerak karena berjalan merupakan pola gerak

yang membangun suatu eskpresi, seperti gerak lurus,

melengkung, melingkar, berputar, mengayun, bergetar, dan

bergoyang. dilihat dari setiap posisi dalam area pertunjukan

merupakan pola gerak membangun suatu ekspresi yang mana

tingkatan ekspresi bisa berbeda antara penari yang satu dengan

yang lainnya.
b. Gerak meruang

Gerak dapat diamati melalui presepsi ruang. Dalam tari,

ruang juga terbentuk oleh gerak, setiap pose atau gerak tubuh

dapat menciptakan ruang sebagai tempat pentas atau tempat

penari memperagakan gerakannya dalam membawakan tarian,.

Ketika seorang menari disuatu halaman yang terbuka, akan

tercipta suatu batasan atau persepsi ruang yang baru, yang belum

tentu menyangkut seluruh area halaman tersebut. Rasa ruang

dibentuk bukan hanya oleh ruang panggung, melainkan gerak

tubuh sendiri dan menghubungkannya dengan gerak tubuh lain.

c. Waktu

Unsur waktu dalam tari berhubungan dengan panjang

pendeknya (durasi) penampilan, seperti cepat atau lambatnya

(tempo), dan pola waktunya (irama). Organisasi waktu dalam tari

berkaitan dengan musik pengiringnya yang mampu

menghubungkan langkah-langkah kaki dalam tari sejalan dengan

ketukan musiknya.

3. Teori Gerak

Teori adalah pernyataan yang sudah terbukti keberadaannya.

Seperti di ketahui dari setiap daerah memiliki jenis-jenis tarian yang

berbagai macam warna dan corak gerak. Dalam sebuah pertunjukan

tari bukan hanya untuk tarian tunggal melainkan juga untuk tarian

kelompok. Gerak tari biasanya terinspirasi dari gerak keseharian yang


memiliki berbagai macam tingkat pengungkapan, yang bisa disebut

gerakan imitatif (menirukan), mimetis (meragakan), stilisasi

(penghalusan), dan distortif (merusak atau menjauhkan). Dalam gerak

tari memiliki dua macam teori yaitu :

a. Gerak Representatif

Refresentatif adalah gerak maknawi, gerakan yang

memiliki makna dan tujuan tertentu seperti menggambarkan

aktivitas keseharian yang memeiliki jenis-jenis gerakan seperti

pose, motif, pola gerak serta ekspresi ungkapan jiwa.

b. Gerak abstrak

Abstrak adalah gerak murni dalam ekspresi gerak, gerkan

yang terlahir secara alamiah dalam menari. Gerak abstrak

sebenarnya memiliki fungsi yang berhubungan dengan

kehidupan, tetapi gerak-gerak yang tidak menggambarkan

aktifitas atau makna yang jelas.

Gerak antara representatif dan abstrak memiliki gerakan

tari yang berbeda. Dalam gerakan tari yang berada di antara

representatif dan abstrak terdapat perubahan gerakan yang

bermacam-macam tingkatannya, seperti gerak realistis

(kenyataan) sampai mendekati abstrak, disebabkan oleh suatu

stilasi (penghalusan), modifikasi (penyesuaian), tranformasi

(perubahan bentuk), karena gerakan yang dilakukan dengan

bahasa tubuh manusia berbeda dengan yang dirgambarkan. Jadi,


suatu tarian yang representatif-pun memiliki banyak gerakan yang

abstrak.

B. Penelitian Relevan

Mengenai tentang struktur gerak tari ada banyak penelitian-

penelitian yang dilakukan oleh peneliti seperti :

1. Feranita, F., Sumiani, S., & Rahma M, R. M. (2020). Tari Pa’Randing

Ditana Toraja: Kajian Struktur Gerak. Penelitian ini termasuk dalam

penelitian kualittif deskriptif. Penelitian ini membahas tentang tradisi

upacara yang berhubungan dengan kematian dan kedudukan. Diamna

tarian ini merupakan tarian perang atau tarian prajurit yang

ditampilkan untuk memuji keberanian orang yang sudah meninggal

semasa hidupnya. Tari pa’randing ini dipertunjukkan pada saat pesta

pemakaman berlangsung untuk memuliakan jenzah dan tarian ini

diperuntukkan hanya untuk laki-laki yang pergi berperang. Penari yang

menarikan tari pa’randing berjumllah 3 atau 4 orang yang memiliki

jiwa pemberani, tangguh, kuat, serta termasuk golongan bangsawan,

hal ini merupakan kriteria utama yang menggambarkan laki-laki

berjiwa pemberani. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data

dan informasi mngenai : 1. Deskripsi gerak tari pa’randing dengan

notasi laban. 2. Deskripsi tata hubungan ragam gerak tari pa’randing di

tana toraja. Berdasarkan hasil penelitian ada tiga ragam gerak yang

berperan penting dalam tari pa’randing yaitu : ragam gerak pemula,

ragam gerak tekka tellu, ragam gerak ma’putara atau gerakan memutar.
2. Melinda, T,. Asriati, A. (2020). Analisis Struktur Gerak Tari Zavin

Siak Di Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riu. Penelitian ini

menjabarkan tentang kemunculan tari zavin siak yang merupakan

tarian trdisional melayu yang berhubungan erat dengan faktor

keagamaan dan keadaan social budaya. Berdasarkan fenomena pada

tari zavin siak ini penting untuk menganalisis ragam gerak tari zavin

siak. Ragam-ragam tersebut di tentukan oleh struktur hubungan antara

tuhan dengan hamba. Seperti setiap ragam gerak secara berurutan yang

di mulai dari segala sesuatu yang diiringi dengan restu dari tuhan dan

diahiri dengan ketulusan hati dan berterimakasih. Maka dari itu

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis setiap ragam gerak baku

dimana tiap ragam geraknya memiliki tata hubungan dan struktur

gerak yang terdiri dari empat tingkatan yaitu kinem,morfokinem, motif

dan tari keseluruhan.

3. Rizki Judenta, M., dan Susmiarti, S. 92020). Strukrur Gerak Tari Lurah

Kincia Di Sanggar Tari Lurah Kincia Nagari Situjuah Batua

Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten 50 Kota. Penelitian ini

termasuk dalam penelitian kulitatif deskriptif. Tehnik pengumpulan

data dilakukan dengan cara studi pustaka dan obsevasi wawancara.

Penelitian ini fokus melestarikan tari kincia yang merupakan hasil

budaya masyarakat yang menggambarkan tentang kebiasaan

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, serta sejarah dalam

penjajahan Indonesia yang mengakibatkan peristiwa berdarah di


situjuah batua bertempat di lurah kincia tersebut. Dengan usaha dan

kegigihan peneliti dalam mengetahui struktur gerak yang meliputi : 1.

Tata hubungan elemen dasar yang menghasilkan bentuk-bentuk yang

silih berganti. 2. Tata hubungan hirarkis gramatikal yang terdapat

dalam Tari lurah terdiri dari 14 motif, 6 frase, 4 kalimat dan 1 gugus. 3.

Tari lurah kincia termasuk tata hubungan sintagmatis,dimana tata

hubunganya seperti sebuah mata rantai tidak dapat dipisahkan atau

dipertukarbalikkan antara yang satu dengan yang lainnya. bentuk

penyajian tari lurah kincia yang memiliki gerak-gerak tari yang lebih

dominan pada gerak maknawi dalan fenomena masyarakat. Sehingga

orang yang menyaksikannya mudah memahami arti dari tari llurah

kincia tersebut.

4. Rianta, I. m., santosa, H., & Sariada, I. K. (2019). Estetika Gerak

Tari Rejang Sakral Lanang Didesa Mayong, Seririt, Buleleng, Bali.

Dari hasil penelitian ini membahas tentang kesenian tari rejang dalam

upacara agama, dimana tarian ini sebagai persembahan kepada tuhan

yang diungkapkan dengan rasa pengapdian kepada leluhur yang

ditampilkan melalui sebuah tari. Pada umumnya tari rejang ditarikan

oleh perempuan suci yang menyimbolkan widyadari turun kedunia

untuk menyambut kebesaran tuhan dengan gerakan sederhana seperti

ngukel, ambil selendng, ngembat ngegol agem dan piles,tapi berbeda

dengan tari rejang sakral yang ditarikan oleh penari laki-laki yang

belum menikah dengan gerakan yang terdiri dari empat gerakan yang
diulang dari awal hingga ahir dan meliputi gerakan yang memiliki nilai

estetika seperti agem, nengkleng, nindak dan tutup.

5. Indrawan, A. A. G. A. I., Sariada, I. K., & Arshiniwati, N. M. (2021).

Bentuk Tari Renteng Di Dusun Seren I, Nusa Panida Klungkung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari renteng secara

umum, dimana tari renteng ini adalah rentetan,untaian, jalinan, atau

runtutan ritual upacara yang dilakukan, maksudnya tari renteng sebagai

penyambung antara ritual sebelumnya dengan ritual selanjutnya.

Tarian ini memiliki keunikan dari bentuk gerak yang sederhana dan

ditarikan secara berulang-ulang, adapun prosesi yang harus dilakukan

oleh penari sebelum dipentaskan harus memiliki ketertarikan dengan

pura penataran dalam ped. hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk

tari renteng ini dilihat dari 1.gerak tari yang terdiri dari tiga gerak

pokok yaitu ngelikas, nguler, dan mentang. 2.struktur pertunjukan.

3.elemen-elemen pertunjukannya. tarian tersebut ditarikan secara

masal oleh sekelompok wanita dewasa yang berjumlah ganjil.

6. Devung, K. (2020). Bentuk Dan Struktur Penyajian Tari Tingang

Nelise Pada Suku Dayak Bahau Busang Sub Suku Long Gelaat Di Ulu

Mahakam. Penelitian ini menjabarkan tentang tarian lama yaitu tari

tinggang mate yang kini telah berkembang dengan nama baru tari

tinggang ngelise. Perubahan nama beralasan tinggang mate berarti

“enggang mati” karena sesuatu yang mati tidak dapat bergerak. Maka

terjadilah perubahan nama tinggang ngelise karena berarti keindahan


dan memiliki makna yang fositif. Tarian ini biasanya dipertunjukkan

pada upacara daur kehidupan seperti nemlaai, acara adat anak,

pernikahan dan dangai. Gerak tari tinggang ngelise menggambarkan

tentang burung enggang dipagi hari dalam membersihkan bulu-

bulunya serta mempercantik dirinya, sehingga terciptalah sebuah tarian

dengan makna dari keseharian burung enggang. Bentuk penyajian tari

tinggang ngelise yaitu tema, penari, gerak tari, properti, tempat dan

waktu pertunjukan, tat arias dan busana, music iringan, pola lantai.

7. Yolanda, N. P., & Susmiarti, S. (2020). Struktur Gerak Tari

Tampuruang Di Nagari Batu Manjulua Kecamatan Kupitan Kabupaten

Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian ini membahas

tentang aktivitas kehidupan penduduk yang memiliki hewan peliharaan

seperti monyet, dimana monyet tersebut di per-alat untuk memanjat

pohon kelapa untuk diambil buahnya dengan imbalan batok kelapa

yang berisi nasi. Saat menyerahkan makanan pemilik mendekti monyet

dengan meniru gerakan melompat-lompat seperti monyet, sehingga

terciptalah sebuah tari dari batok kelapa yang dinamakan tari

tampuruang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur gerak

tari tampuruang yang memiliki tata hubungan elemen dasar, tata

hubungan hirarkis gramatikal, tata hubungan intagmatis, dimana

masing-masing hubungan tersebut memiliki urutan gerak, pola lantai

dan durasi yang telah ditentukan. tari tampuruang di sajikan sebagai

penyambutan tamu yang ditarikan oleh orang-orang tua tetai tidak


dengan anak-anak, di karenakan kurang di minati oleh generasi

milenial dalam mempelajari kesenian tari tampuruang.

8. Hidayat, V. A. (2020). Gerak Dan Rasa Dalam Tari Merak Jawa

Barat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan

kualitatif. Hasil dari penelitian ini untuk menemukan,

mengembangkan, tentang dan dapat digambarkan secara sistematis

gerak pada tari merak, sehingga menimbulkan rasa untuk

melakukannya. Pengalaman pertama dalam tari dialami dengan

beberapa tingkat kecemasan, Terlihat dari penari pemula belum siap

untuk menciptakan dan mendapatkan ketubuhan baru. Melalui

pelatihan yang terarah dan dilakukan secara berulang-ulang dapat

membantu Seorang penari mengatasi rasa takunya dan dapat

mengembangkan potensi kreatifnya.

9. Utami, S., & Utina, U. T. (2019). Tari Angguk Rodat Sebagai Identitas

Budaya Masyarakat Desa Seboto Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali. Hasil penelitian ini adalah untuk membahas tentang

lingkungan, budaya, nilai dan norma dalam masyarakat yang sangat

berkaitan dengan tari angguk rodat. Sehingga peneliti fokus untuk

mengetahui identitas budaya masyarakat melalui tari angguk rodat

yang dapat dilihat pada asfek biologis (faktor keturunan), sosil

(intraksi), kultural (aktivitas), religious (keagamaan), ekonomi

masyarakat (mata pencaharian), serta mengetahui bentuk dari

pertunjukan tari rodat yng meliputi: 1. tari rodat yang bernafaskan


islami dengan tema keagamaan yang memadukan unsur gerak, musik

dan shlawat. 2. Pelaku dalam pertunjukan seperti pelaksna acara,

penari dan pemusik. 3. Gerak pada tari angguk rodat ada dua, yaitu

gerak murni suatu gerakan yang tidak memiliki makna tapi

mengutamakan keindahan pada gerakan, gerak maknawi gerakan yang

memiliki makna tertentu. 4. Iringan atau instrument yang berpaduan

dengan alat musik islami, modern. 5. Tata rias adalah riasan wajah

yang mengubah penampilan fisik, serta tata busana persiapan kostum

sesuai tema. 6. Pola lantai berfungsi untuk membuat posisi dalam

sebuah ruang gerak. 7. Sound system. 8. Tata pentas atau panggung

tempat pertunjukan. 9. Piñata lampu atau pencahayaan. 10. Properti

yaitu alat pelengkap yang digunakan dalam menari.

10. Nurdin, N. (2017). Tari Zapin Dalam Hajatan Pernikahan Masyarakat

Keturunan Arab Di Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif diskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini

membahas tentang peranan tari zavin Dalam menyampaikan suatu

yang dapat mengingatkan semua orang kepada sang pencipta dalam

bentuk pertunjukan yang menarik sehingga keberadaanya dapat

diterima oleh masyarakat.tarian ini tidak lepas dari unsur-unsur

pendukung seperti musik, penari, gerak, kostum, tata rias, busana dan

tata panggung.
C. KERANGKA BERFIKIR

Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq Dalam Upacara


Yongkolan Suku Sasak Di Desa Karang Sari
Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur

Bagaimana struktur gerak tari Jaran Ponggoq di


Desa Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji
Kabupaten Lombok Timur.

Teori Struktur Teori Elemen Teori Gerak


Gerak Gerak

Metode

Kualitatif

Hasil Penelitian

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Keterangan :
Pada penelitian yang berjudul Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq

Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak Di Desa Karang Sari Kecamatan

Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur, terdapat rumusan masalah yang

akan diteliti yaitu Bagaimana struktur gerak tari Jaran Jonggoq di Desa

Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur yang

diselesaikan menggunakan teori Struktur Gerak, teori elemen elemen

gerak dan teori gerak tari. Metode Penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode kualitatif sebagai sarana dalam memenuhi

suatu hasil penelitian ketika terjun di lapangan.


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi berasal dari kata “metode” yang artinya cara untuk

melakukan suatu hal dan “logos” berarti ilmu atau pengetahuan. Penelitian

merupakan usaha dalam mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis

hingga penyusunan laporan atau hasil. Jadi, metodologi penelitian adalah

sebuah ilmu mengenai cara untuk mencari, mencatat, merumuskan dan

menganalisis suatu permasalahan. Selain itu, metode penelitian adalah

langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan

informasi atau data serta melakukan pengkajian pada data yang telah

diperoleh.

Dalam penelitian yang dilakukan dengan judul “Struktur Gerak

Tari Jaran Ponggoq Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak Di Desa

Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur”, jenis

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq

Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak. Metode penelitian kualitatif

deskriptif adalah sebuah metode yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme (Prof. Dr.Sugiyono 2009:9).


B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil pada penelitian tentang Struktur

Gerak Tari Jaran Ponggoq Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak ini

bertempat Di Desa Karang Sari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun Alasan utama

peneliti dalam memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena

lokasi ini merupakan tempat yang masih melestarikan Jaran Ponggoq

hingga saat ini.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang digunakan peneliti berlangsung selama

kurang lebih 3 bulan, terhitung sejak bulan juni hingga waktu yang

ditentukan.

C. Data Dan Sumber Data

Data merupakan sekumpulan keterangan atau fakta yang dibuat

menggunakan kata-kata, kalimat, simbol, angka tabel dan hal lainnya. Data

didapatkan dari proses pencarian dan pengamatan terhadap suatu objek

maupun suatu kejadian. Adapun jumlah data terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Data Primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, artinya data tersebut dikumpulkan oleh

seorang peneliti biasanya dari hasil observasi terhadap objek, data

yang diperoleh dari tangan pertama subjek (informan). Adapun data

primer atau data pokok dari penelitian ini yakni berupa observasi
langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan cara menyaksikan

secara langsung gerakan Tari Jaran Ponggoq pada saat pertunjukan di

lakukan.

2. Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini berupa

vidio mengenai tarian Jaran Ponggoq.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah penelitian dengan

tujuan utama yaitu pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada

penelitian yang berjudul “Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq Dalam

Upacara Yongkolan Suku Sasak Di Desa Karang Sari Kecamatan Labuhan

Haji Kabupaten Lombok Timur” yaitu :

1. Observasi
Observasi ialah pengumpulan data dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik suatu gejala yang sedang diamati atau

diselidiki. Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian (Prof. Dr.Sugiyono

2016:227). Pada penelitian ini, observasi akan dilakukan pada lokasi

penelitian, yaitu di desa karang sari dan kediaman beberapa tokoh

masyarakat yang mengetahui tentang Jaran Ponggoq. Selama proses

observasi, peneliti bertemu dengan pemilik Jaran Ponggoq, penari,

dan beberapa tokoh masyarakat yang ada didesa karang sari.

2. Wawancara (Interview)
Wawancara/interview adalah proses tanya jawab antara dua

orang atau lebih yang sedang berhadapan dan secara langsung. Dalam

teknik wawancara atau interview, narasumber berperan sebagai

informan yang merupakan sumber informasi (Prof. Dr.Sugiyono

2016:231). Pada penelitian ini, ada beberapa pihak yang akan

diwawancarai mengenai Jaran Ponggoq, seperti : pemilik jaran

ponggoq, yaitu Amaq Rifaah dan salah satu penari Jaran Ponggoq

yaitu Dedi Irawan. Selain itu, peneliti juga akan mewancarai beberapa

masyarakat yang ada di desa Karang Sari. Adapun yang di

wawancarakan adalah terkait tema dari apa yang diangkat oleh

peneliti. Wawancara ini dilaksanakan untuk mendapatkan Informasi

mengenai Struktur Gerak Tari Jaran Ponggoq.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang ada. Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, atau karya-

karya dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Hasil data yang ditemukan sebagai dokumentasi dalam

penelitian ini yakni data-data seperti video dan foto di desa Karang

Sari Labuhan Haji.


E. Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses yang dilakukan oleh

pengumpul data (peneliti) yang dilakukan dengan cara menganalisis,

menyusun dan kemudian menarik kesimpulan dari hasil keseluruhan

penelitian tersebut:

1. Analisis struktur

Analisis struktur adalah analisis hubungan antar bagian

dalam keselruhan. Jika menggunakan analogi organ, maka analisis

sttruktur adalah anlisis hubungan antara bagian-bagian data tubuh

manusia seperti kepala, badan, dan kaki. Tari dapat diperlakukan

seperti organ manusia. Analisis tari adalah menganalisis bagian-

bagin yang membangun keselurhan dalam tari yang dimulai dari

awal, tengah dan akhir.

2. Display Data

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang sering

digunakan dalam menyajikan data dalam penelitian kualitatif yaitu

teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah di pahami.Selanjutnya disarankan, dalam melakukan

display data selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,

matrik, network atau jejaring kerja dan chart (Prof. Dr.Sugiyono

2016:249).
Dalam tahap ini, peneliti mencoba Menyusun data-data yang

telah dipilih tersebut menjadi teks naratif yang disusun secara

sistematis dan terperinci guna memudahkan peneliti dalam proses

pemahaman data tersebut. Teks naratif tersebut memuat seluruh data

utama dan data pendukung yang berupa deskripsi tentang Struktur

Gerak Tari Jaran Ponggoq Di Desa Karang Sari.

3. Kesimpulan (Verification)

Menurut Miles dan Huberman dalam (Prof. Dr.Sugiyono

2016:252) menyatakan bahwa langkah terakhir dalam analisis data

yaitu penarikan kesimpulan yang dimana kesimpulan data penelitian

kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal dan interaktif, hipotesis atau teori. Masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

F. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini keabsahan data diperoleh dengan cara

triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada (Prof. Dr.Sugiyono 2016:273). Menurut

(Prof. Dr.Sugiyono 2016:274) ada 3 jenis triangulasi yakni triangulasi


sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber

dilakukan dengan cara mengecek data yang didapatkan melalui beberapa

sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data dari

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu

dilakukan pada waktu dan situasi yang berbeda.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni

triangulasi sumber. yakni membandingkan dan mengecek informasi yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan

beberapa sumber yang berbeda mengenai Tari Jaran Ponggoq. Oleh

karena itu triangulasi sumber dipilih agar peneliti mendapatkan data

sesuai dengan tujuan penelitian mengenai Struktur Gerak Tari Jaran

Ponggoq Dalam Upacara Yongkolan Suku Sasak Di Desa Karang Sari

Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.


DAFTAR PUSTAKA

Feranita, F., Sumiani, S., & Rahma M, R. M. (2020). Tari Pa’randing Di Tana
Toraja: Kajian Struktur Gerak. Jurnal Pakarena, 4(2).
Melinda, T., & Asriati, A. (2020). Analisis Struktur Gerak Tari Zapin Siak Di
Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Sendratasik, 9(2), 1.
Razki Judenta, M., & Susmiarti, S. (2020). Struktur Gerak Tari Lurah Kincia Di
Sanggar Tari Lurah Kincia Nagari Situjuah Batua Kecamatan Situjuah Limo
Nagari Kabupaten 50 Kota. Jurnal Sendratasik, 9(4).

Rianta, I. M., Santosa, H., & Sariada, I. K. (2019). Estetika Gerak Tari Rejang
Sakral Lanang Di Desa Mayong, Seririt, Buleleng, Bali. Mudra Jurnal Seni
Budaya, 34(3).
Indrawan, A. A. G. A. I., Sariada, I. K., & Arshiniwati, N. M. (2021). Bentuk Tari
Renteng Di Dusun Saren I, Nusa Penida, Klungkung. Mudra Jurnal Seni Budaya,
36(1).
Devung, K. (2020). Bentuk Dan Struktur Penyajian Tari Tingang Nelise Pada
Suku Dayak Bahau Busang Sub Suku Long Gelaat Di Ulu Mahakam. Joged,
16(2), 202–214.
Yolanda, N. P., & Susmiarti, S. (2020). Struktur Gerak Tari Tampuruang Di
Nagari Batu Manjulua Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung Provinsi
Sumatera Barat. Jurnal Sendratasik, 10(1).
Hidayat, V. A. (2020). Gerak Dan Rasa Dalam Tari Merak Jawa Barat. Deskovi :
Art And Design Journal, 3(2).
Utami, S., & Utina, U. T. (2019). Tari Angguk Rodat Sebagai Identitas Budaya
Masyarakat Desa Seboto Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Jurnal Seni
Tari, 8(1).
Nurdin, N. (2017). Tari Zapin Dalam Hajatan Pernikahan Masyarakat Keturunan
Arab Di Kota Palembang. Jurnal Sitakara, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai