Teknologi dan Kejuruan spot.upi.edu Deskripsi mata Kuliah Mempelajari konsep dasar pengukuran, asesmen dan evaluasi pendidikan teknologi kejuruan dan penerapannya, agar mampu menyusun instrumen asesmen, menganalisis asesmen dan evaluasi pada pendidikan teknologi dan kejuruan, membuat instrumen tes uraian, tes pilihan ganda, penilaian keterampilan, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian sikap, penilaian diri, membuat alat evaluasi non tes, mengevaluasi program bidang pendidikan dan pelatihan teknologi dan kejuruan, membuat proposal penelitian evaluasi Konsep dan Asesmen Pendidikan PTK Prosedur pengembangan alat evaluasi Prosedur penilaian dan teknik penilaian Tes pilihan ganda dan tes uraian Penelitian keterampilan/performance Penilaian portofolio Penilaian Sikap UJIAN TENGAH SEMESTER Alat Penilaian non tes Desain Evaluasi program Evaluasi input dana analisis kebutuhan, evaluasi projek Evaluasi proses pembelajaran Tantangan pendidikan vokasi dan technopreneur (seminar) Evaluasi PTK Proposal penelitian evaluasi Tugas • Kajian Jurnal • Presentasi hasil kajian • Pengembangan Instrumen alat penilaian • Book Report Penilaian Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan hasil pengukuran, penilaian juga didefinisikan sebagai kegiatan dengan menggunakan berbagai metode untuk menentukan performasi individu atau kelompok. Dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 khususnya pasal 58 ayat (1) dinyatakan bahwa “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Prinsip sistem penilaian yang berkelanjutan
Menilai semua kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian
dan melakukan tindak lanjut yaitu berupa program perbaikan atau program pengayaan. Penilaian berkelanjutan ini penting agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar secara bertahap. Oleh karena itu asesmen seharusnya lebih dipakai untuk mendorong dan mengupayakan agar proses belajar dapat berlangsung sebaik-baiknya. Kategori penilaian di dalam kelas Penilaian Formatif • Penilaian formatif merupakan bagian integral dari proses pembelajaran peserta didik. Penilaian ini digunakan untuk memperoleh umpan balik dari peserta didik untuk memperkuat proses pembelajaran dan untuk tenaga pendidik menentukan strategi pembelajaran yang lebih tepat. Penilaian formatif dapat dilakukan melalui tugas-tugas, ulangan singkat (kuis), ulangan harian dan tugas kegiatan praktek. Penilaian formatif pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Penilaian Sumatif • Penilaian Sumatif dilakukan pada akhir blok pelajaran untuk memberi indikasi tingkat pencapaian belajar peserta didik atau kompetensi dasar yang dicapai peserta didik. Bentuk soal ulangan sumatif bisa berupa pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, tes praktek, dan lainnya. Pemilihan bentuk soal ulangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik bidang studi, jumlah peserta didik, dan waktu yang tersedia untuk koreksi lembar jawaban peserta didik. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi dasar tiap peserta didik. Tingkat pencapaian peserta didik dikategorikan lulus dan belum lulus untuk tiap mata pelajaran. Bagi yang lulus diberi program pengayaan atau program percepatan sedang bagi yang belum lulus mengikuti program remedial yaitu belajar dan berlatih lagi. Asesmen • Asesmen harus memberikan informasi yang akurat meliputi semua kompetensi yang telah dicapai dan belum dicapai oleh siswa. Apabila peserta didik mengetahui akan kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang telah dimiliki, diharapkan peserta didik dapat menentukan strategi belajar yang lebih tepat. Demikian pula bagi tenaga pendidik, dengan mengetahui hasil penilaian diharapkan akan membangkitkan semangat untuk memilih strategi pembelajaran yang lebih tepat. Apabila motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar tenaga pendidik meningkat, maka diharapkan kinerja lembaga meningkat sehingga kualitas pendidikan meningkat. Jadi sistem penilaian yang diterapkan harus mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Asesmen • Asesmen adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja seseorang yang hasilnya akan digunakan untuk evaluasi. Asesmen dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja atau prestasi seseorang. Informasi tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja atau prestasi seseorang. Informasi tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data pengukuran dan non-pengukuran. Informasi disajikan dalam bentuk profil peserta didik untuk menetapkan apakah peserta didik dinyatakan sudah atau belum menguasai kompetensi yang ditargetkan. Pengukuran • Pengukuran dan non-pengukuran adalah proses untuk memperoleh deskripsi tentang karakteristik seseorang dengan aturan tertentu. Hasil pengukuran berupa data numerik atau kuantitatif, sedangkan hasil non-pengukuran berupa data kualitatif. Contoh pengukuran antara lain memberikan ulangan dan tugas, sedangkan contoh non- pengukuran antara lain observasi terhadap tingkat aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran atau terhadap minat peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. • Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan instrument berupa tes dan/atau nontes. Tes adalah alat ukur berupa satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku, dan jawaban yang diberikan dapat dikategorikan benar dan salah, misalnya kategori positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, atau suka dan tidak suka. Evaluasi • Evaluasi merupakan tindakan untuk menetapkan keberhasilan suatu program pendidikan, termasuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam program pendidikan yang diikuti. Fokus evaluasi adalah keberhasilan program atau kelompok peserta didik. Sebagai contoh guru harus mengevaluasi apakah program pembelajaran yang dirancang sudah menunjukkan hasil yang diharapkan. Demikian pula, suatu program studi harus mengevaluasi apakah seluruh peserta didik yang menempuh suatu program berhasil atau gagal, sehingga dapat untuk dinyatakan tingkat keberhasilan program. Asesmen Berbasis Kompetensi • Asesmen berbasis kompetensi berfokus pada hasil (output), yang dinyatakan dalam standar kompetensi. Asesmen berbasis kompetensi harus dilakukan secara berkelanjutan sampai peserta didik mencapai kompetensi yang ditargetkan. Selama penyelenggaraan mata pelajaran guru bertanggungjawab agar siswa menguasai kompetensi matakuliah yang ditetapkan. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran diberi layananan remedial dan bagi siswa yang telah mencapai kompetensi diberi layanan pengayaan. Apabila diakhir semester ada siswa yang belum lulus, diminta untuk mengulang pada semester berikutnya. • Dengan demikian, assesmen berbasis kompetensi di arahkan untuk menentukan penguasaan setiap peserta didik atas kompetensi yang harus dikuasainya, bukan pada lama waktu pencapaiannya. • Asesmen berbasis kompetensi memiliki rujukan (reference) yang jelas dan pasti, yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh dan menyelesaikan suatu program pembelajaran. Dengan demikian, assesmen berbasis kompetensi membandingkan tingkat kompetensi yang telah dikuasai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh seseorang, bukan membandingkan kemampuan seseorang siswa dengan siswa lain dalam kelompoknya. Dengan kata lain, asesmen berbasis kompetensi bersifat creterion reference, bukan norm reference. Karakteristik Asesmen Berbasis Kompetensi
1. Asesmen berbasis kompetensi berfokus pada hasil
• Asesmen berbasis kompetensi berfokus pada hasil (output), yang dinyatakan dalam standar kompetensi. Asesmen berbasis kompetensi harus dilakukan secara berkelanjutan samapai peserta didik mencapai kompetensi yang ditargetkan. Selama penyelenggaraan mata pelajaran guru bertanggungjawab agar siswa menguasai kompetensi matakuliah yang ditetapkan. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran diberi layananan remedial dan bagi siswa yang telah mencapai kompetensi diberi layanan pengayaan. Apabila diakhir semester ada siswa yang belum lulus, diminta untuk mengulang pada semester berikutnya. • Dengan demikian, assesmen berbasis kompetensi di arahkan untuk menentukan penguasaan setiap peserta didik atas kompetensi yang harus dikuasainya, bukan pada lama waktu pencapaiannya. Karakteristik Asesmen Berbasis Kompetensi
2. Asesmen dilakukan untuk setiap individu
• Asesmen berbasis kompetensi ditujukan untuk menentukan apakah seseorang telah atau belum menguasai kompetensi tertentu. Oleh karena itu, asesmen berbasis kompetensi dilakukan kepada setiap peserta didik. Kegiatan asesmen dapat dilakukan dalam situasi kelompok, misalnya untuk mengases kemampuan kerja sama dalam memecahkan suatu masalah, namun sasarannya tetap pada kemampuan individual. Dengan kata lain, asesmen berbasis kompetensi tidak membandingkan keberhasilan seseorang dengan orang lain tetapi dengan standar. 3. Asesmen berbasis kompetensi mengacu pada kriteria/standar • Asesmen berbasis kompetensi memiliki rujukan (reference) yang jelas dan pasti, yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh dan menyelesaikan suatu program pembelajaran. Dengan demikian, assesmen berbasis kompetensi membandingkan tingkat kompetensi yang telah dikuasai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh seseorang, bukan membandingkan kemampuan seseorang siswa dengan siswa lain dalam kelompoknya. Dengan kata lain, asesmen berbasis kompetensi bersifat creterion reference, bukan norm reference. Karakteristik Asesmen Berbasis Kompetensi
4. Memungkinkan siswa melakukan evaluasi diri
• Asesmen berbasis kompetensi berkemungkinan memberi hasil yang lebih bermakna, baik bagi pendidik, peserta didik, maupun administrator. Kebermaknaan itu dapat diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik. Asesemen berbasis kompetensi diharapkan mampu memotivasi siswa dan guru menjalankan fungsi dan peran masing- masing. Siswa dapat mengevaluasi diri sendiri berkenaan dengan kemajuan belajarnya, sedangkan guru dapat mengevaluasi efektivitas pembelajarannya. 5. Asesmen bersifat autentik, terbuka, holistik dan integratif. • Asesmen yang autentik dapat dimaknai sebagai asesmen yang berfokus pada kemampuan yang didemonstrasikan, dan bermakna bagi perkembangan peserta didik. Asesmen yang terbuka berarti siswa berkemungkinan didorong untuk memunculkan pemikiran dan merespon tugas asesmen secara kreatif, dan mampu berfikir divergen sehingga tidak terpaku pada satu jawaban benar. Asesmen yang holistik dimaksudkan bahwa cakupan asesmen meliputi semua aspek kemampuan yang membentuk suatu kompetensi. Sebagai konsekuensinya, asesmen yang dilakukan harus bersifat integratif, tidak hanya menggunakan satu pendekatan. Karakteristik Asesmen Berbasis Kompetensi
6. Kelulusan diperoleh jika semua kompetensi sudah dicapai
• Dalam kurikulum berbasis kompetensi, seseorang lulusan dituntut untuk menguasai seperangkat kompetensi yang ditetapkan. Tingkat kompetensi yang tuntut seorang calon pendidik ditetapkan berdasarkan kesepakatan asosiasi LPTK dan steakholder lainnya. Sesuai dengan karakteristik program studi, seperangkat kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi kompetensi utama dan kompetensi pendukung. Seseorang dinyatakan lulus jika ia telah menguasai seluruh komepetensi utama, dan boleh tidak lulus pada sebagian kompetensi pendukung. 7. Hasil asesmen adalah lulus dan tidak lulus • Dalam asesmen berbasis kompetensi, seseorang dinyatakan lulus atau tidak lulus berdasarkan pada penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan. Kelulusan masih dapat digradasi lebih lanjut menjadi beberapa kategori. Misalnya lulus dengan pujian, sangat memuaskan, dan memuaskan. Namun demikian, untuk bidang tertentu kelulusan tidak perlu digradasi lebih lanjut.